DISUSUN OLEH
P1337420216052
3B
2019
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel dengan
pertumbuhan yang terbatas dan lonjong. (E. Oswari, 2011).
Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-
beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh
secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut
berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini
mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi
ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan
menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya (E. Oswari,
2011).
Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain, Tumor hepar, Tumor limpa /
lien, Tumor lambung / usus halus, Tumor colon, Tumor ginjal (hipernefroma),
Tumor pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi Tumor wilms (ginjal). Yang akan
dibahaskan di sini adalah yang terutama tumor di flexura hepatica.
3. Etiologi
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.
Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan
fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan
menyebabkan metastasis. Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya
tumor antara lain:
a. Karsinogen
b. Hormone
c. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan
yang kurang berserat.
d. Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler.
e. Genetic
f. Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obet-obatan.
4. Manifestasi Klinis
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk dideteksi.
Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai mendesak
jaringan di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor abdomen yang
longgar dan sangat fleksibel. Tumor abdomen bila telah terdeteksi harus mendapat
penanganan khusus. Bahkan, bila perlu dilakukan pemantauan disertai dukungan
pemeriksaan secara intensif. Bila demikian, pengangkatan dapat dilakukan sedini
mungkin.
Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut tampak
membuncit dan mengeras. Jika positif, harus dilakukan pemeriksaan fisik dengan
hati-hati dan lembut untuk menghindari trauma berlebihan yang dapat
mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun metastasis. Dengan demikian
mudah ditentukan pula apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal.
Tumor yang terlalu besar sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian pula
bila tumor yang berasal dari rongga pelvis yang telah mendesak ke rongga
abdomen.
Tanda dan gejala :
a. Hiperplasia.
b. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras.
c. Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila tumor
berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat elastis kenyal
atau lunak.
d. Kadang tampak Hipervaskulari di sekitar tumor.
e. Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi.
f. Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa.
g. Konstipasi.
h. Nyeri.
i. Anoreksia, mual, lesu.
j. Penurunan berat badan.
k. Pendarahan.
5. Patofisiologi
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh
mutasi ganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi
secar abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar
sel tersebut.
Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kemampuan
sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk
oksidasi.
Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak
yang membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang
menghasilkan energi dengan jalan katabolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma dan
energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal
dalm mendapatkan bahan-bahan tersebut.
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan
memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah
tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase
(penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.
Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah
digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal :
tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase,
pengobatan dan prognosa yang berbeda.
6. Pathway
7. Pemeriksaan Penunjang
Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi malignansi
meliputi:
a. Marker tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang tumor atau
oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
b. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan
gambaran berbagai struktur tubuh.
c. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan
jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
d. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar
jaringan; dap[at ,mencakup penggunaan bahan kontras.
e. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima,
digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh.
f. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu
ke dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya
biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
g. Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang
diikuti dengan pencitraan yang menjadi tempat berkumpulnya radioisotope.
8. Penatalaksanaan
a. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni
subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi.
b. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh
harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan
apakah pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang
berkaitan dengan tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran
anastomoisis.(Smeltzer, Suzanne C. 2001)
Laparatomi
Laparatomi adalah salah satu jenis operasi yang di lakukan pada daerah
abdomen. Operasi laparatomy di lakukan apabila terjadi masalah
kesehatan yang berat pada area abdomen, misalnya trauma abdomen.
Perawatan post laparatomi adalah bentuk pelayanan perawatan yang
diberikan kepada pasien-pasien yang telah menjalani operasi
pembedahan perut.
Ada 4 cara, yaitu;
1. Midline incision
2. Paramedian, yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5 cm),
panjang (12,5 cm).
3. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas,
misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy.
4. Transverse lower abdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian
bawah ± 4 cm di atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi
appendictomy.
Indikasi
1. Trauma abdomen (tumpul atau tajam)
2. Peritonitis
3. Perdarahan saluran pencernaan.
4. Sumbatan pada usus halus dan usus besar.
5. Masa pada abdomen
Komplikasi
1. Ventilasi paru tidak adekuat
2. Gangguan kardiovaskuler : hipertensi, aritmia jantung.
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan
c. Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam
pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel
tumor. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi
yaitu energy tertinggi dalam spektrum elektromagnetik.
d. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi
tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi
dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor
dengan fraksi pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan
kemoterapi.
e. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatankeempat untuk
kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM)
berupa antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon,
interleukin.(Danielle Gale. 2000).
9. Komplikasi
a. Metastase
Penyebaran kanker dari suatu organ tubuh ke organ tubuh lain seperti ke otak,
tulang, paru-paru atau hati. Sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor utama,
masuk ke aliran darah, ikut bersirkulasi dalam aliran darah dan tumbuh di
jaringan normal yang jauh dari tumor asalnya
b. Prognosis buruk
2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan tumor
intraabdomen antara lain :
Post operasi
a. Nyeri b/d agens cedera fisik
b. Resti infeksi b/d prosedur invasi
3. Perencanaan
DX NOC NIC
4. Evaluasi
a. Masalah nyeri akut teratasi
b. Tidak terjadi infeksi pada pasien
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Doenges, ME. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: EGC.