Anda di halaman 1dari 12

“GENERASI MUDA DAN INTEGRITAS NASIONAL”

KELOMPOK IV
Bagus Azhari Tosadapotto
Blenda Lima Wongsonegoro
Trifadila Maharani
Moh. Febrian Ruslan
Muhammad Muqbil
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya dengan harapan bahwa makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan membuka pemikiran para pembaca. Kami juga mengharapkan
terciptanya perubahan baik untuk pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 11 April 2019

Penyusun

ii
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………..i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...……ii

DAFTAR ISI……………………………………..…………………………………………...iii

1. BAB 1 PENDAHULUAN……………………………...………………………………...1
1.1. LATAR BELAKANG……………………………………….…………………..…..1
1.2. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….…….1
1.3. TUJUAN………………………………………………………………..…………….2

2. BAB 2 PEMBAHASAN………………….….…………/…...…………………………...2
2.1. Integrasi Nasional……..…..……………………...……………………………….…..2
2.2. Peran Masyarakat untuk mengatasi ancaman dan rangka membangun Integrasi
Nasional…………………...……………………………………………….………….3
2.3 Pentingnya Kesadaran Berbangsa dan Bernegara….………………….………..……..3
2.4 Peran serta masyarakat mengatasi ancaman di berbagai bidang………………………5
2.5 Giyoguih;ilhlhuo[houh;ij................................................................................................5
2.6 Giyoguih;ilhlhuo[houh;ij................................................................................................6
2.7 Giyoguih;ilhlhuo[houh;ij................................................................................................6
2.8 Giyoguih;ilhlhuo[houh;ij................................................................................................7
2.9 Giyoguih;ilhlhuo[houh;ij................................................................................................7

3. BAB 3 PENUTUP……………………………………………...…..……………………...…….7
3.1 KESIMPULAN………………………………….……………….………………….....…….7
3.2 SARAN………………………………………….…….………….………………….....…….7

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk memperkokoh pertahanan negara dalam menghadapi tantangan, ancaman dan


hambatan dari berbagai aspek, maka dibutuhkanlah integrasi nasional. Mempersatukan
perbedaan dan keberagaman dalam negara yang multikultural tidaklah mudah. Perlu kerja
sama antar seluruh warga negara untuk mewujudkan cita-cita bangsa ini.

Kaum remaja salah satunya, tentu berperan penting dalam tujuan besar integrasi nasional.
Sejauh ini, remaja Indonesia mencapai 66,7 juta jiwa dari 267 juta jiwa. Jumlah ini terbilang
tidak sedikit. Namun, apakah 66,7 juta manusia tersebut merupakan anugerah ataukah
malapetaka?

Perilaku remaja merupakan cerminan masa depan Indonesia. Di era sekarang, para remaja
pun sudah mulai menunjukan sikap yang berbeda-beda. Ada yang luar biasa terpuji, ada juga
yang sampai membuat geleng kepala. Maka sikap remaja-remaja inilah yang seharusnya
diperhatikan pemerintah dalam usaha mewujudkan persatuan bangsa, yang tentu saja jika
hanya satu yang bergerak, maka usaha tersebut tidaklah berguna.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1) Apa yang di maksud dengan integrasi nasional?


2) Mengapa kaum muda mengambil tempat penting dalam integrasi nasional?
3) Siapa saja kah rakyat Indonesia yang dapat dikatakan remaja?
4) Apa saja sikap penting yang dibutuhkan remaja dalam usaha integrasi nasional?
5) Siapa yang bertugas mengawal remaja dan perilakunya?
6) Kapan suatu negara dapat dikatakan telah mencapai puncak kesatuan?

1
7) Dimana saja integrasi diperlukan?
8) Apa contoh positif dari karakter remaja dan integrasi?
9) Apa contoh negatif dari karakter remaja dan integrasi?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui apa saja hubungan keterkaitan antara remaja dan persatuan.
2) Untuk menggugah semangat kesadaran berbangsa dan bernegara khususnya pada remaja.
3) Untuk mengenal lebih jauh pentingnya peran remaja dalam proses membangun Indonesia
yang satu.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Integrasi Nasional

Ketika kita berbicara tentang persatuan dalam suatu negara, tentu tidak terlepas dari istilah
integrasi nasional. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara integrasi nasional menjadi satu
hal yang penting, terlebih di Indonesia yang mempunyai beragam suku, latar belakang
masyarakat, usia dan sikap yang berbeda.

Integrasi nasional harus diterapkan dengan baik di Indonesia untuk mempertahankan


kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Selain itu juga menjaga nilai persatuan juga
kesatuan bangsa melalui empat pilar yaitu Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, dan UUD
1945.

Secara politis integrasi nasional adalah penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya
dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional. Sementara itu,
secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan yang beranekaragam untuk mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
bermasyarakat.

Agar mencapai kesatuan dan persatuan, Integrasi Nasional mempunyai syarat pokok yaitu
kesadaran. Adanya konsensus bersama atau kesepakatan bersama,dan adanya nilai serta

2
norma yang di patuhi oleh masyarakat juga merupakan hal yang tidak boleh dilupakan dalam
usaha berintegrasi. Kewajiban mematuhi norma ini pun menjadi kewajiban remaja yang
merupakan para pemimpin masa depan.

2.2 Penyebab kaum muda berperan penting dalam integrasi nasional

Negara Indonesia adalah Negara keempat terbanyak jumlah penduduknya. Berdasarkan


Badan Pusat Statistik memproyeksikan penduduk pada tahun 2014 terdapat balita dan anak
usia 0-9 tahun jumlahnya mencapai 47,2 juta, remaja 10-24 tahun 65,7 juta serta lansia (usia
60 tahun ke atas) berjumlah 20,8 juta jiwa. Jadi kesimpulannya adalah Jumlah pemuda di
Indonesia dari usia 10-24 tahun mencapai 27% dari jumlah penduduk Indonesia . Itu
menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai bibit-bibit unggul yang harus diperhatikan
dengan baik.

Remaja merupakan calon penerus bangsa. Diperlukan karakter yang baik untuk menjadi
bekal bagi masa depan. Baik dan buruknya karakter remaja merupakan cerminan bangsa
Indonesia kelak. Saat sedari kecil remaja sudah pandai mencuri, maka tidak mustahil kelak
karakter dan kebiasaan tersebut akan terbawa hingga dewasa. Ketika sejak kecil para remaja
terbiasa peduli terhadap sesama, maka saat dewasa mereka pun akan membawa karakter baik
tersebut.

Sebagai contoh; saat pengambilan suara pemilu, generasi muda pun turut mengambil bagian
dalam memilih pemimpin yang tepat. Satu suara dari mereka merupakan penting bagi masa
depan Indonesia. Contoh lain dapat dilihat dari perkelahian remaja yang sedang marak-
maraknya, kasus Audrey misalnya. Jika para pelaku tidak dapat merubah sikap kriminal
mereka, maka mereka akan menjadi provokator perpecahan di sekitarnya.

2.3 Penggolongan remaja

2.3.1 Generasi Y (1981-1994)

Umumnya, generasi Y (milenial) menyukai hidup seimbang. Mereka pekerja keras tapi tetap
mementingkan 'me time'. Generasi Y dikenal dapat diandalkan dalam hal kedisiplinan dan
soal pemanfaatan teknologi (tech-savvy). Dengan kelebihan yang dimilikinya tersebut,
generasi Y punya kepercayaan diri yang baik dan tetap menjunjung tinggi kritik dan saran
dari orang lain.

3
Keseimbangan gaya hidup dan pekerjaan generasi Y membuat mereka cenderung mencari
pekerjaan yang dapat menunjang gaya hidupnya dan tetap bisa melakukan hobi yang mereka
suka. Dikutip dari Forbes, generasi yang lebih dikenal sebagai milenial ini punya passion
yang besar dan sangat kreatif untuk membuat passion mereka menjadi sumber penghidupan.
Mereka suka bekerja, suka berpetualang dan penuh gairah untuk melakukan hobi yang
menjadi bagian penting dan pertumbuhan dan perkembangan pribadi generasi ini.

Para generasi milenial sudah bisa mengambil keputusan yang baik dan bijaksana, meskipun
terkadang ada yang hobi berdemo dan memberontak.

2.3.2 Generasi Z (1995-2010)

Generasi ini merupakan peralihan dari generasi Y. Dengan perkembangan teknologi yang
semakin berkembang di generasi ini, membuat mereka sangat bergantung pada teknologi,
gadget, dan aktivitas di media sosial. Bahkan mereka lebih memprioritaskan popularitas,
jumlah followers dan like.

Dilansir dari socialmediaweek.org, dalam hal konsumsi media sosial, generasi milenial
menghabiskan rata-rata enam sampai tujuh jam per minggu di media sosial, sedangkan 44
persen dari Gen Z memeriksa media sosial mereka setidaknya setiap jam

Ketergantungan teknologi khususnya sosial media membuat mereka suka dengan hasil instan
dan cepat, cenderung keras kepala, dan selalu terburu-buru. Meski begitu, generasi ini suka
dengan tantangan baru namun haus akan pujian. Aktivitas sosial dan bergaul menjadi favorit
mereka sehingga tak mereka rela mengeluarkan banyak uang untuk bersenang-senang. Gen Z
juga tak jarang membesarkan hal kecil, tidak peduli dengan sesama dan egois.

2.3.3 Generasi Alpha (2011-Sekarang)

Lahir di zaman dengan teknologi yang berkembang pesat. Sejak dini mereka sudah familiar
dengan gadget seperti smartphone atau laptop. Anak-anak Alpha akan tumbuh dengan gadget
di tangan sampai-sampai tidak pernah bisa hidup tanpa smartphone. Dilansir dari Business
Insider, situasi ketergantungan teknologi pada generasi Alpha membuat generasi ini menjadi
paling transformatif dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.
Namun di balik kelebihan anak generasi Alpha, mereka sangat membutuhkan peran dan kasih
sayang orang tua. Butuh strategi khusus untuk mendidik anak yang terlahir pada generasi ini

4
agar mereka tumbuh menjadi anak yang mahir dengan teknologi tapi tetap menghargai nilai-
nilai kekeluargaan dan mengikuti norma yang berlaku.

2.4 Sikap penting yang dibutuhkan remaja dalam usaha integrasi nasional

2.4.1 Sikap Nasionalisme

Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang


mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan,
dengan itu masyarakat suatu bangsa akan merasakan adanya kesetiaan yang
mendalam kepada bangsa itu sendiri. Dengan adanya sikap nasionalisme, remaja akan
sadar bahwa mereka berpijak pada di atas tanah Indonesia, maka mimpi dan tujuan
berbangsa mereka harus selaras dengan masyarakat Indonesia sesuai dengan empat
pilar kebangsaan.
2.4.2 Rasa Peduli Terhadap Sesama
Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan,
keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita. Orang-orang peduli adalah mereka
yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka memberi inspirasi, perubahan,
kebaikan kepada lingkungan di sekitarnya. Remaja harus bersikap peduli terhadap
sekitar dan tidak bersikap masa bodoh agar dapat bersatu.
2.4.3 Budaya Gotong Royong
Gotong royong merupakan istilah Indonesia untuk bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu hasil yang didambakan. Istilah ini berasal dari kata gotong yang
berarti "bekerja" dan royong yang berarti "bersama". Dengan budaya gotong royong,
remaja dapat menyadari indahnya persatuan dalam mencapai tujuan bersama.
2.4.4 Saling menghargai dan menghormati
Ketika remaja dapat saling menghargai dan menghormati, maka perpecahan akan sulit
terjadi. Menghargai dan menghormati adalah sikap mendasar bagi setiap warga
negara. Dengan menghargai, tidak akan timbul perkelahian. Dengan menghormati,
tidak akan timbul perselisihan.

5
2.5 Orang yang berkewajiban menjaga perkembangan generasi muda
2.5.1 Orang Tua dan Keluarga
Perhatian dari orang tua dan keluarga dalam membangun karakter generasi muda tak
kalah penting dari aspek lain. Keluarga adalah lingkungan terdekat bagi yang muda.
Rumah merupakan tempat belajar karakter bagi remaja. Bila orang tua salah
mendidik, maka saat keluar rumah pun sikap anak tak akan baik. Namun sebaliknya,
jika di rumah anak dididik untuk menghormati yang lebih tua, membantu sesama,
peduli dengan sekitar dan menghargai orang lain, maka saat berada di luar rumah anak
akan terbiasa dengan ajaran tersebut.
2.5.2 Guru
Guru adalah orang tua bagi siswa di sekolah. Hampir setengah hari waktu yang
dihabiskan generasi muda adalah di tempat belajar. Jika di lingkungan sekolah saja
murid sudah terbiasa bertikai dengan sesama teman, maka saat berada di luar
lingkungan sekolah sikap mereka pun akan tetap sesama dan bisa jadi menyebarkan
hal negatif tersebut layaknya virus. Namun saat di sekolah mereka terbiasa bersikap
baik, maka sikap baik itu pula yang menjadi cerminan di luar.
2.5.3 Lingkungan
Orang-orang dewasa di lingkungan sekitar juga wajib menjaga proses perkembangan
generasi muda. Bila bertikai maka dilerai. Kepedulian lingkungan terhadap remaja
merupakan hal yang tidak boleh diabaikan.
2.6 Puncak Kesatuan
Suatu negara dapat dikatakan telah bersatu apabila masing masyarakat memiliki
kesamaan tujuan, bukan hanya secara teoritis namun benar-benar dialami olh
masyarakat itu sendiri. Meskipun Indonesia terdiri dari 1.340 suku, ragam bahasa, dan
bermacam usia, namun tujuan mereka tetap satu yakni kemajuan Indonesia. Lalu
bagaimana dengan remaja? Remaja berperan sebagai cermin kehidupan Indonesia
kelak. Bila dari sekarang para remaja mulai bersatu tanpa bertikai, maka kelak
Indonesia akan menjadi negara yang kokoh dan tidak mudah dipecah.
2.7 Tempat Diperlukannya Integrasi
Selain di dalam wilayah Indonesia, di luar wilayah pun perlu adanya integrasi agar
masyarakat Indonesia baik di dalam maupun di luar wilayah tidak mudah
teerpengaruh dengan budaya lain dan akhirnya sulit untuk mencintai Indonesia. Tidak
sedikit remaja Indonesia yang sekarang sedang berada di luar negeri baik itu sekolah,
kuliah, maupun untuk sekedar bepergian. Maka dari itu penting bagi para remaja

6
untuk mengingat pentingnya persatuan baik di dalam maupun di luar wilayah
Indonesia.

2.8 Contoh Positif Remaja dan Integrasi


Saat bencana gempa dan tsunami melanda Kota Palu, tidak sedikit remaja-remaja Indonesia
yang siap menjadi relawan dan memberikan donasi. Mereka bersatu di tengah-tengah para
korban bencana dan menghibur masyarakat yang terkena musibah. Awkarin dan Andien
contohnya.
2.9 Contoh Negatif Remaja dan Integrasi
Tagar #justiceforaudrey kini membanjiri media sosial. 12 remaja membully seorang gadis
bernama Audrey dan menggemparkan masyarakat Indonesia. Akhirnya masyarakat ada yang
mencemooh mereka, dan ada pula yang membela mati-matian. Disinilah perpecahan remaja
Indonesia dapat dilihat.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa remaja ikut menjadi bagian dari
faktor penting integrasi. Remaja merupakan bibit-bibit cerminan Indonesia kelak. Maka
sebelum menyesal, pemerintah, dan lingkungan masyarakat wajib membimbing para generasi
muda untuk menjadi lebih baik.

3.2 Saran

Menurut Pendapat kami pendidikan karakter sangat penting lewat media masyarakat maka
dari itu, kami menyarankan:

 Pembelajaran pendidikan karakter sedini mungkin agar timbul kesadaran berbangsa


dan bernegara
 Dengan pendidikan karakter remaja akan belajar bersatu dan membentuk integrasi
nasional

7
DAFTAR PUSTAKA :

https://www.kompasiana.com/banhin/590fc930cf7a61da048b4567/integrasi-nasional-apakah-
penting

https://lifestyle.okezone.com/read/2017/10/25/196/1802143/wow-jumlah-remaja-indonesia-66-3-
juta-jiwa-kekuatan-atau-kelemahan

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/04/jumlah-penduduk-indonesia-2019-
mencapai-267-juta-jiwa

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-integrasi-nasional.html

https://banchien.blogspot.com/2015/04/peran-pemuda-dalam-nkri.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Gotong_royong

https://kumparan.com/@kumparansains/mengenal-karakter-5-generasi-baby-boomers-x-y-z-dan-
alpha-1540826163812714870

https://www.yuksinau.id/nasionalisme-pengertian-ciri-bentuk-tujuan-contoh/

Anda mungkin juga menyukai