KELOMPOK IV
Bagus Azhari Tosadapotto
Blenda Lima Wongsonegoro
Trifadila Maharani
Moh. Febrian Ruslan
Muhammad Muqbil
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya dengan harapan bahwa makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan membuka pemikiran para pembaca. Kami juga mengharapkan
terciptanya perubahan baik untuk pembaca.
Penyusun
ii
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...……ii
DAFTAR ISI……………………………………..…………………………………………...iii
1. BAB 1 PENDAHULUAN……………………………...………………………………...1
1.1. LATAR BELAKANG……………………………………….…………………..…..1
1.2. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….…….1
1.3. TUJUAN………………………………………………………………..…………….2
2. BAB 2 PEMBAHASAN………………….….…………/…...…………………………...2
2.1. Integrasi Nasional……..…..……………………...……………………………….…..2
2.2. Peran Masyarakat untuk mengatasi ancaman dan rangka membangun Integrasi
Nasional…………………...……………………………………………….………….3
2.3 Pentingnya Kesadaran Berbangsa dan Bernegara….………………….………..……..3
2.4 Peran serta masyarakat mengatasi ancaman di berbagai bidang………………………5
2.5 Giyoguih;ilhlhuo[houh;ij................................................................................................5
2.6 Giyoguih;ilhlhuo[houh;ij................................................................................................6
2.7 Giyoguih;ilhlhuo[houh;ij................................................................................................6
2.8 Giyoguih;ilhlhuo[houh;ij................................................................................................7
2.9 Giyoguih;ilhlhuo[houh;ij................................................................................................7
3. BAB 3 PENUTUP……………………………………………...…..……………………...…….7
3.1 KESIMPULAN………………………………….……………….………………….....…….7
3.2 SARAN………………………………………….…….………….………………….....…….7
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kaum remaja salah satunya, tentu berperan penting dalam tujuan besar integrasi nasional.
Sejauh ini, remaja Indonesia mencapai 66,7 juta jiwa dari 267 juta jiwa. Jumlah ini terbilang
tidak sedikit. Namun, apakah 66,7 juta manusia tersebut merupakan anugerah ataukah
malapetaka?
Perilaku remaja merupakan cerminan masa depan Indonesia. Di era sekarang, para remaja
pun sudah mulai menunjukan sikap yang berbeda-beda. Ada yang luar biasa terpuji, ada juga
yang sampai membuat geleng kepala. Maka sikap remaja-remaja inilah yang seharusnya
diperhatikan pemerintah dalam usaha mewujudkan persatuan bangsa, yang tentu saja jika
hanya satu yang bergerak, maka usaha tersebut tidaklah berguna.
1
7) Dimana saja integrasi diperlukan?
8) Apa contoh positif dari karakter remaja dan integrasi?
9) Apa contoh negatif dari karakter remaja dan integrasi?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui apa saja hubungan keterkaitan antara remaja dan persatuan.
2) Untuk menggugah semangat kesadaran berbangsa dan bernegara khususnya pada remaja.
3) Untuk mengenal lebih jauh pentingnya peran remaja dalam proses membangun Indonesia
yang satu.
BAB 2
PEMBAHASAN
Ketika kita berbicara tentang persatuan dalam suatu negara, tentu tidak terlepas dari istilah
integrasi nasional. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara integrasi nasional menjadi satu
hal yang penting, terlebih di Indonesia yang mempunyai beragam suku, latar belakang
masyarakat, usia dan sikap yang berbeda.
Secara politis integrasi nasional adalah penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya
dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional. Sementara itu,
secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan yang beranekaragam untuk mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
bermasyarakat.
Agar mencapai kesatuan dan persatuan, Integrasi Nasional mempunyai syarat pokok yaitu
kesadaran. Adanya konsensus bersama atau kesepakatan bersama,dan adanya nilai serta
2
norma yang di patuhi oleh masyarakat juga merupakan hal yang tidak boleh dilupakan dalam
usaha berintegrasi. Kewajiban mematuhi norma ini pun menjadi kewajiban remaja yang
merupakan para pemimpin masa depan.
Remaja merupakan calon penerus bangsa. Diperlukan karakter yang baik untuk menjadi
bekal bagi masa depan. Baik dan buruknya karakter remaja merupakan cerminan bangsa
Indonesia kelak. Saat sedari kecil remaja sudah pandai mencuri, maka tidak mustahil kelak
karakter dan kebiasaan tersebut akan terbawa hingga dewasa. Ketika sejak kecil para remaja
terbiasa peduli terhadap sesama, maka saat dewasa mereka pun akan membawa karakter baik
tersebut.
Sebagai contoh; saat pengambilan suara pemilu, generasi muda pun turut mengambil bagian
dalam memilih pemimpin yang tepat. Satu suara dari mereka merupakan penting bagi masa
depan Indonesia. Contoh lain dapat dilihat dari perkelahian remaja yang sedang marak-
maraknya, kasus Audrey misalnya. Jika para pelaku tidak dapat merubah sikap kriminal
mereka, maka mereka akan menjadi provokator perpecahan di sekitarnya.
Umumnya, generasi Y (milenial) menyukai hidup seimbang. Mereka pekerja keras tapi tetap
mementingkan 'me time'. Generasi Y dikenal dapat diandalkan dalam hal kedisiplinan dan
soal pemanfaatan teknologi (tech-savvy). Dengan kelebihan yang dimilikinya tersebut,
generasi Y punya kepercayaan diri yang baik dan tetap menjunjung tinggi kritik dan saran
dari orang lain.
3
Keseimbangan gaya hidup dan pekerjaan generasi Y membuat mereka cenderung mencari
pekerjaan yang dapat menunjang gaya hidupnya dan tetap bisa melakukan hobi yang mereka
suka. Dikutip dari Forbes, generasi yang lebih dikenal sebagai milenial ini punya passion
yang besar dan sangat kreatif untuk membuat passion mereka menjadi sumber penghidupan.
Mereka suka bekerja, suka berpetualang dan penuh gairah untuk melakukan hobi yang
menjadi bagian penting dan pertumbuhan dan perkembangan pribadi generasi ini.
Para generasi milenial sudah bisa mengambil keputusan yang baik dan bijaksana, meskipun
terkadang ada yang hobi berdemo dan memberontak.
Generasi ini merupakan peralihan dari generasi Y. Dengan perkembangan teknologi yang
semakin berkembang di generasi ini, membuat mereka sangat bergantung pada teknologi,
gadget, dan aktivitas di media sosial. Bahkan mereka lebih memprioritaskan popularitas,
jumlah followers dan like.
Dilansir dari socialmediaweek.org, dalam hal konsumsi media sosial, generasi milenial
menghabiskan rata-rata enam sampai tujuh jam per minggu di media sosial, sedangkan 44
persen dari Gen Z memeriksa media sosial mereka setidaknya setiap jam
Ketergantungan teknologi khususnya sosial media membuat mereka suka dengan hasil instan
dan cepat, cenderung keras kepala, dan selalu terburu-buru. Meski begitu, generasi ini suka
dengan tantangan baru namun haus akan pujian. Aktivitas sosial dan bergaul menjadi favorit
mereka sehingga tak mereka rela mengeluarkan banyak uang untuk bersenang-senang. Gen Z
juga tak jarang membesarkan hal kecil, tidak peduli dengan sesama dan egois.
Lahir di zaman dengan teknologi yang berkembang pesat. Sejak dini mereka sudah familiar
dengan gadget seperti smartphone atau laptop. Anak-anak Alpha akan tumbuh dengan gadget
di tangan sampai-sampai tidak pernah bisa hidup tanpa smartphone. Dilansir dari Business
Insider, situasi ketergantungan teknologi pada generasi Alpha membuat generasi ini menjadi
paling transformatif dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.
Namun di balik kelebihan anak generasi Alpha, mereka sangat membutuhkan peran dan kasih
sayang orang tua. Butuh strategi khusus untuk mendidik anak yang terlahir pada generasi ini
4
agar mereka tumbuh menjadi anak yang mahir dengan teknologi tapi tetap menghargai nilai-
nilai kekeluargaan dan mengikuti norma yang berlaku.
2.4 Sikap penting yang dibutuhkan remaja dalam usaha integrasi nasional
5
2.5 Orang yang berkewajiban menjaga perkembangan generasi muda
2.5.1 Orang Tua dan Keluarga
Perhatian dari orang tua dan keluarga dalam membangun karakter generasi muda tak
kalah penting dari aspek lain. Keluarga adalah lingkungan terdekat bagi yang muda.
Rumah merupakan tempat belajar karakter bagi remaja. Bila orang tua salah
mendidik, maka saat keluar rumah pun sikap anak tak akan baik. Namun sebaliknya,
jika di rumah anak dididik untuk menghormati yang lebih tua, membantu sesama,
peduli dengan sekitar dan menghargai orang lain, maka saat berada di luar rumah anak
akan terbiasa dengan ajaran tersebut.
2.5.2 Guru
Guru adalah orang tua bagi siswa di sekolah. Hampir setengah hari waktu yang
dihabiskan generasi muda adalah di tempat belajar. Jika di lingkungan sekolah saja
murid sudah terbiasa bertikai dengan sesama teman, maka saat berada di luar
lingkungan sekolah sikap mereka pun akan tetap sesama dan bisa jadi menyebarkan
hal negatif tersebut layaknya virus. Namun saat di sekolah mereka terbiasa bersikap
baik, maka sikap baik itu pula yang menjadi cerminan di luar.
2.5.3 Lingkungan
Orang-orang dewasa di lingkungan sekitar juga wajib menjaga proses perkembangan
generasi muda. Bila bertikai maka dilerai. Kepedulian lingkungan terhadap remaja
merupakan hal yang tidak boleh diabaikan.
2.6 Puncak Kesatuan
Suatu negara dapat dikatakan telah bersatu apabila masing masyarakat memiliki
kesamaan tujuan, bukan hanya secara teoritis namun benar-benar dialami olh
masyarakat itu sendiri. Meskipun Indonesia terdiri dari 1.340 suku, ragam bahasa, dan
bermacam usia, namun tujuan mereka tetap satu yakni kemajuan Indonesia. Lalu
bagaimana dengan remaja? Remaja berperan sebagai cermin kehidupan Indonesia
kelak. Bila dari sekarang para remaja mulai bersatu tanpa bertikai, maka kelak
Indonesia akan menjadi negara yang kokoh dan tidak mudah dipecah.
2.7 Tempat Diperlukannya Integrasi
Selain di dalam wilayah Indonesia, di luar wilayah pun perlu adanya integrasi agar
masyarakat Indonesia baik di dalam maupun di luar wilayah tidak mudah
teerpengaruh dengan budaya lain dan akhirnya sulit untuk mencintai Indonesia. Tidak
sedikit remaja Indonesia yang sekarang sedang berada di luar negeri baik itu sekolah,
kuliah, maupun untuk sekedar bepergian. Maka dari itu penting bagi para remaja
6
untuk mengingat pentingnya persatuan baik di dalam maupun di luar wilayah
Indonesia.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa remaja ikut menjadi bagian dari
faktor penting integrasi. Remaja merupakan bibit-bibit cerminan Indonesia kelak. Maka
sebelum menyesal, pemerintah, dan lingkungan masyarakat wajib membimbing para generasi
muda untuk menjadi lebih baik.
3.2 Saran
Menurut Pendapat kami pendidikan karakter sangat penting lewat media masyarakat maka
dari itu, kami menyarankan:
7
DAFTAR PUSTAKA :
https://www.kompasiana.com/banhin/590fc930cf7a61da048b4567/integrasi-nasional-apakah-
penting
https://lifestyle.okezone.com/read/2017/10/25/196/1802143/wow-jumlah-remaja-indonesia-66-3-
juta-jiwa-kekuatan-atau-kelemahan
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/04/jumlah-penduduk-indonesia-2019-
mencapai-267-juta-jiwa
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-integrasi-nasional.html
https://banchien.blogspot.com/2015/04/peran-pemuda-dalam-nkri.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Gotong_royong
https://kumparan.com/@kumparansains/mengenal-karakter-5-generasi-baby-boomers-x-y-z-dan-
alpha-1540826163812714870
https://www.yuksinau.id/nasionalisme-pengertian-ciri-bentuk-tujuan-contoh/