Anda di halaman 1dari 4

KAJIAN HUKUM ATAS RENCANA PELEPASAN LAHAN UNTUK

PEMBANGUNAN TOL TEBING TINGGI-PARAPAT

A. Isu Masalah

1. Bahwa direncanakan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera rute Tebing Tinggi
-Parapat.
2. Jalan Tol rute Tebing Tinggi- Parapat tersebut melewati lahan PTPN IV yaitu
beberapa lahan di kebun PTPN IV salah satunya Lahan di Kebun Pabatu dan
Lahan di Kebun Marjandi.
3. Sesuai dengan uraiaan di atas, maka perlu dilakukan proses pelepasan aset tetap
PTPN IV dengan mekanisme yang akan dijelaskan dalam Kajian ini.

B. Kajian Hukum

1. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi


Pembangunan dan Kepentingan Umum, dijelaskan hal sebagai berikut:

Pasal 1 angka 11 dan 14


11. Penilai Pertanahan, yang selanjutnya disebut Penilai, adalah orang
perseorangan yang melakukan penilaian secara independen dan profesional
yang telah mendapat lzin praktik penilaian dari Menteri Keuangan dan telah
mendapat lisensi dari Lembaga Pertanahan untuk menghitung nilai/harga
objek pengadaan tanah.

14. Lembaga Pertanahan adalah Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia,


lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pertanahan.

Pasal 5
Pihak yang Berhak wajib melepaskan tanahnya pada saat pelaksanaan Pengadaan
Tanah untuk Kepentingan Umum setelah pemberian Ganti Kerugian atau
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 6
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan oleh Pemerintah.

Pasal 7
(1) Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan sesuai
dengan:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah;
b. Rencana Pembangunan Nasional/Daerah;
c. Rencana Strategis; dan
d. Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah.
(2) Dalam hal Pengadaan Tanah dilakukan untuk infrastruktur minyak, gas, dan
panas bumi, pengadaannya diselenggarakan berdasarkan Rencana Strategis
dan Rencana Kerja Instansi yang memerlukan tanah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c dan huruf d.
(3) Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan melalui
perencanaan dengan melibatkan semua pengampu dan pemangku
kepentingan.

Pasal 31
(1) Lembaga Pertanahan menetapkan Penilai sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Lembaga Pertanahan mengumumkan Penilai yang telah ditetapkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk melaksanakan penilaian Objek
Pengadaan Tanah.

Pasal 32
(1) Penilai yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1)
wajib bertanggung jawab terhadap penilaian yang telah dilaksanakan.
(2) Pelanggaran terhadap kewajiban Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1) dikenakan sanksi administratif dan/ atau pidana sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

2. Sedangkan dalam Peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/2010 tanggal 23


Juli 2010 tentang Tata Cara Penghapusbukuan dan Pemindahtanganan Aktiva
Tetap Badan Usaha Milik Negara Jo Peraturan Menteri BUMN No PER- 22
/MBU/ 12 /2014 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-02/MBU/2010 Tentang Tata Cara
Penghapusbukuan Dan Pemindahtanganan Aktiva Tetap Badan Usaha Milik
Negara, menjelaskan hal-hal sebagai berikut :

Pasal 4
Pemindahtanganan dilakukan dengan cara:
a. Penjualan
b. Tukar Menukar
c. Ganti Rugi
d. Aktiva Tetap Dijadikan Penyertaan Modal
e. Cara lain
Pasal 11
Ganti Rugi hanya dapat dilakukan untuk Pemindahtanganan Aktiva Tetap dalam
rangka Kepentingan Umum

Pasal 15
Direksi BUMN wajib memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas BUMN atau RUPS/Menteri untuk melakukan
pemindahtanganan aktiva tetap sesuai dengan ketentuan anggaran dasar BUMN.

Pasal 28 ayat (1)


(1) Dalam rangka menetapkan harga jual, nilai tukar, dan nilai ganti rugi
minimum atas aktiva tetap BUMN, RUPS/Menteri atau Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas sesuai dengan kewenangan pemberian
persetujuan, dapat menetapkan agar Direksi membentuk Tim Penaksir Harga
atau menggunakan jasa perusahaan penilai.

Pasal 28A
Pemindahtanganan Aktiva Tetap berupa tanah kepada lembaga negara,
kementerian dan lembaga pemerintah nonkementerian, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik
Negara yang mendapat penugasan khusus Pemerintah dalam rangka kepentingan
umum, penilaian ganti kerugiannya dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan dan ketentuan mengenai pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum.

3. Sedangkan sesuai dengan Ketentuan Anggaran Dasar PTPN IV Pasal 11 ayat 10


huruf g dijelaskan : Perbuatan-perbuatan di bawah ini hanya dapat dilakukan oleh
Direksi setelah mendapat tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan
persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham untuk:

g. Mengalihkan aset tetap Perseroaan, Kecuali aset tetap bergerak dengan umur
ekonomis yang lazim berlaku dalm industri pada umumnya sampai dengan 5
(lima) Tahun.

C. Kesimpulan

1. Sesuai dengan uraiaan diatas, bahwa sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun
2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan dan Kepentingan Umum,
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan Tanah untuk Kepntingan Umum dilakukan berdasarkan Ganti
Rugi.
b. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan sesuai
dengan:
 Rencana Tata Ruang Wilayah;
 Rencana Pembangunan Nasional/Daerah;
 Rencana Strategis; dan
 Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah.
c. Nilai ganti rugi dinilai oleh Penilai, Penilai adalah orang perseorangan yang
melakukan penilaian secara independen dan profesional yang telah mendapat
lzin praktik penilaian dari Menteri Keuangan dan telah mendapat lisensi dari
Lembaga Pertanahan untuk menghitung nilai/harga objek pengadaan tanah.
2. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PTPN IV, mekanisme yang berlaku
adalah :
a. Bahwa Pemindahtanganan Aktiva Tetap dalam rangka Kepentingan Umum
dapat dilakukan dalam bentuk ganti rugi
b. Bahwa untuk penilaiaan ganti rugi untuk kepentingan umum berlaku
ketentuan UU No 2 tahun 2012 yaitu Penilai, Penilai adalah orang
perseorangan yang melakukan penilaian secara independen dan profesional
yang telah mendapat lzin praktik penilaian dari Menteri Keuangan dan telah
mendapat lisensi dari Lembaga Pertanahan untuk menghitung nilai/harga
objek pengadaan tanah. (hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri BUMN
yang dapat menentikan harga ganti rugi salah satunya penilaiaan lembaga
Appraisal Independen)
c. Sesuai ketentuan Pasal 11 ayat 10 huruf g Anggaran Dasar PTPN IV, atas
rencana penghapusbukuan dan pemindahtanganan aset tetap PTPN IV
tersebut, Direksi harus meminta tanggapan tertulis Dewan Komisaris dan
persetujuan RUPS.

Anda mungkin juga menyukai