Anda di halaman 1dari 16

Dampak

dari Virus
COVID-19
Dari sudut pandang ;
Politik, Sosial &
Humaniora

Luthfi Taufik S.Sos


14 April – 15 Mei 2020
Semenjak ramainya berita mengenai virus COVID-19 di sosial media dan media massa, sejak
akhir februari hingga maret 2020. Beberapa Instansi negri dan swasta yang meliburkan karyawan-
karyawannya sementara menunggu instruksi dari pemerintahan pusat dan daerah terkait dengan
problema yang sedang terjadi.
Berikut ini adalah protokol yang diberikan oleh pemerintah terkait wabah tersebut; Dalam
melaksanakan tugas, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dibantu oleh Sekretariat yang
berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sekretariat, sebagaimana
dimaksud, mempunyai tugas memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada Gugus Tugas
Percepatan Penanganan COVID-19. Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 terdiri atas:
A. Gugus Tugas Nasional
Pengarah:
1. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan;
2. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
3. Menteri Kesehatan; dan
4. Menteri Keuangan.

Pelaksana: Ketua: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana.


Wakil Ketua: 1. Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia; dan
2. Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Anggota: 1. Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan;
2. Unsur Kementerian Kesehatan;
3. Unsur Kementerian Dalam Negeri;
4. Unsur Kementerian Luar Negeri;
5. Unsur Kementerian Perhubungan;
6. Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika;
7. Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
8. Unsur Kementerian Agama;
9. Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana;
10. Unsur Tentara Nasional Indonesia;
11. Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
12. Unsur Kantor Staf Presiden.“
B. Gugus Tugas Daerah
Gubernur dan Bupati/Wali Kota membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-I9
Daerah berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19,” bunyi Pasal 11 ayat (1) Keppres ini. Pelaksana Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19, menurut Keppres ini, dalam melaksanakan tugasnya dapat melibatkan
dan/atau berkoordinasi dengan kementerian/lembaga Pemerintah non kementerian, instansi
pemerintah baik pusat maupun daerah, swasta, serta pihak lain yang dianggap perlu. Pendanaan yang
diperlukan untuk kegiatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, sebagaimana disebut
dalam Keppres ini, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, dan/ atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Institusi-institusi kesehatan pada semua tingkatan dan tipe harus bertanggung-jawab untuk
deteksi kasus, pelaporan, isolasi, diagnosis, perawatan dan manajemen klinis, serta pengumpulan
spesimen. Melatih staf medis untuk mencegah dan mengendalikan infeksi nosokomial juga merupakan
bagian dari tanggung jawab setiap institusi kesehatan. 1)

Menurut berita dari harian Pikiran Rakyat : Senin, 16 Maret 2020 ;


‘ 30 Petugas Kesehatan Diobservasi Ulang ’. Cianjur, (PR).__
Dinkes Kabupaten Cianjur akan mengobservasi ulang 30 petugas kesehatan dan keluarga
pasien suspek corona yang meninggal di RSDH Cianjur. Hal itu dilakukan menyusul pernyataan
Gubernur Jabar bahwa pasien dan keluarga dari Bekasi positif Corona.
Beberapa waktu lalu, pegawai PT Telkom itu dinyatakan negative saat dirawat dan dinyatakan
meninggal dunia. Namun, Minggu (15/3/2020), fakta baru menyebutkan bahwa pasien tersebut positif
terinfeksi virus corona.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Cianjur Yusman Faisal
menuturkan, sebelumnya 30 tenaga medis dan keluarga pasien itu sudah dipantau serta dirawat di
ruang isolasi rumah sakit Cianjur. Setelah diperiksa, hasilnya negatif. “Tapi, tetap kami akan periksa
ulang untuk memastikan mereka tidak terpapar virus,” ujarnya, Minggu (15/3/2020).
Kepala PKM Sukaluyu Nurul Hadie mengatakan, petugas puskesmas terus memantau kondisi
kesehatan keluarga pasien tersebut. Bahkan, sejak pasien itu masih berstatus suspek dan sempat
dinyatakan negatif, puskesmas tidak mengendorkan pengawasan.
“Kalau lihat masa inkubasi sudah lewat. Kondisi keluarga yang di sukaluyu, sehat. Mereka
masih intens berkomunikasi dengan saya, tetapi akan dicoba untuk dicek lagi kesehatannya walaupun
belum ada indikasi atau gejalamereka terpapar Covid-19,” ujarnya.
Semantara itu, 7 warga Kabupaten Bekasi menjalani isolasi mandiri setelah kontak dengan
D(50), pegawai PT Telkom yang wafat di RSDH Cianjur. Apalagi diketahui bahwa D positif Covid-
19. Selain D, dua keluarga terdekatnya positif Covid-19. “Dua yang positif itu dirawat di rumah sakit
rujukan Jabar. Kondisinya stabil,“ ucap Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19
Kabupaten Bekasi Alamsyah.
Di luar dua pasien positif itu, kata Alamsyah, ada 7 warga yang kontak dengan D dan menjalani
isolasi mandiri dengan tidak keluar rumah. Mereka berkontak saat pemulangan jenazah D beberapa
waktu lalu, dari Cianjur. “Meskipun isolasi mandiri, ketujuh orang ini tetap mendapat pengawasan dan
penangan Dinkes Kabupaten Bekasi serta Balai Besar Teknologi Kesehatan dan Kementerian
Kesehatan. Kami cek kondisi kesehatannya secara berjenjang. Statusnya masih suspek,” tuturnya.
(Shofira Hanan, Tommi Andryandy)*** 2)

’ 58 Perguruan Tinggi Belajar Secara Daring ’ Jakarta, (PR).__


Banyak perguruan tinggi telah mengubah metode pembelajaran, dari tatap muka menjadi jarak
jauh atau melalui daring, sebagai upaya mengantisipasi merebaknya virus corona (Covid-19. Lama
waktu belajar jarak jauh itu umumnya selama dua pekan, dengan mempertimbangkan perkembangan
kondisi yang ada terkait dengan situasi pademi corona. Selain itu, perguruan tinggi pun memutuskan
untuk menunda semua kegiatan yang melibatkan banyak orang. Pendataan Aliansi Penyelenggara
Perguruan Tinggi Indonesia (Apperti) Pusat per 14 Maret 2020 menunjukkan, setidaknya terdapat 58
perguruan tinggi yang telah mengubah metode belajar. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam membenarkan
data Apperti itu seraya menambahkan bahwa semakin banyak kampus yang sementara menggelar
pembelajaran secara daring. “Sudah lebih banyak, tetapi belum semuanya terpantau,” katanya, Minggu
(15/3/2020).
Di Institut Teknologi Bandung (ITB), salah satu kegiatan yang dibatalkan adalah wisuda yang
semula akan dilaksanakan pada April 2020. Selain itu, orasi ilmiah, studium generale, konfrensi,
seminar, kunjungan, serta kegiatan lain yang melibatkan banyak peserta juga dibatalkan sampai akhir
April 2020.
Selain menggelar perkuliahan secara daring, Universitas Padjadjaran (UNPAD) pun
menginstruksikan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa untuk menangguhkan perjalanan ke
luar negri seiring dengan merebaknya virus corona. Rektor UNPAD Rina Indiastuti juga
menginstruksikan penangguhan kedatangan tamu dan mahasiswa dari luar negri sampai batas waktu
yang belum ditentukan.
Institut Pertanian Bogor (IPB) juga mengambil sikap dengan meniadakan kegiatan belajar
mengajar dengan metode tatap muka. Rektor IPB Arif Satria mengatakan, untuk meminimalkan risiko
penyebaran Covid-19, IPB mengganti kegiatan belajar mengajar dengan metode daring, pengajaran
jarak jauh, dan aneka pembelajaran nontatap muka lainnya. IPB juga menunda sementara kegiatan
Ujian Tengah Semester (UTS) yang sedang berlangsung dan masih menyisakan jadwal pada 16 hingga
20 Maret. (Muhammad Ashari, Rani Ummi Fadila, Windiyanti Retno Sumardiyani)*** 3)

‘ Suhu Tubuh Peserta Kongres PD Diperiksa ’ Jakarta, (PR). –


Seluruh peserta kongres V Partai Demokrat (PD) menjalani pemeriksaan suhu tubuh untuk
mengantisipasi penyebaran virus corona di Jakarta Convention Centre (JCC), Minggu (15/3/2020).
Para tenaga medis yang berjaga memindai setiap peserta kongres juga awak media menggunakan
thermal scanner saat memasuki ruangan. Pemeriksaan suhu tubuh dilakukan setidaknya dua kali,
mulai pintu masuk Assembly Hall JCC, kemudian ruangan tempat berlangsungnya Kongres V Partai
Demokrat. Bagi yang memiliki suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celcius tidak diperbolehkan masuk ke
tempat pelaksanaan kongres. Selain pemeriksaan suhu tubuh, para peserta Kongres V Partai Demokrat
juga disemprot tangannya dengan hand sanitizer. Sekretaris Partai Demokrat Hinca Panjaitan
mengatakan, Kongres V Partai Demokrat dirancang dengan mengutamakan langkah pencegahan dan
antisipasi (protokol) terhadap virus mematikan itu. “Dari semua kongres-kongres dan kegiatan-
kegiatan yang pernah kami lakukan, kali ini berbeda. Ada tambahan yang kami masukan dengan
protokol corona yang mengikuti arahan dari Badan Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO),” katanya seperti dilansir Kantor Berita Antara. Hinca mengatakan bahwa semua
protocol kesehatan dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pelaksanaan kongres
yang semula dijadwalkan selama tiga hari, yakni 14-16 Maret 2020 akhirnya dipercepat menjadi satu
hari pada 15 Maret 2020. Hinca mengakui pelaksanaan Kongres V Partai Demokrat dilakukan dalam
waktu yang singkat untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. (SA)*** 3)

(Koran; Pikiran Rakyat: Jum’at 27 Maret 2020).[hal.2;kol.4] ‘ ‘


‘Kodam III Gelar Penyemprotan Massal’ Bandung, (PR). –
Memperkecil ruang penyebaran Covid-19, Kodam III/Siliwangi melaksanakan penyemprotan
disinfektan secara massal. Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan sejumlah instansi di Kota
Bandung. Pangdam III/Siliwangi Mayor Jendral TNI Nugroho Budi Wiryanto melakukan pengecekan
perlengkapan tim di Makodam III/Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung, Kamis (26/3/2020). Pada
kegiatan tersebut perwakilan sejumlah instansi hadir, antara lain dari PT Telkom, Dinas Damkar PB,
BPBD Provinsi Jabar, dan PDAM. Alat-alat yang digunakan sebanyak 200 paket yang terdiri atas alat
semprot, APD, dan masker. “Kami juga didukung dengan satu unit pemadam kebakaran dan tiga unit
ambulans. Terdapat juga satu mobil khusus untuk cuci tangan warga termasuk satu unit kendaraan
yang mengangkut portabel disinfektan,” kata Nugroho di sela-sela persiapan pemberangkatan.

Penyemprotan disinfektan ini, menurut Nugroho, atas perintah KSAD Jendral TNI Andika
Perkasa. “Selama 3 hari terhitung tanggal 26-28 Maret 2020 kita akan lakukan penyemprotan ini.
Namun, penyemprotannya tak hanya di lingkungan Kodam III/Siliwangi,” katanya. Menurut dia,
selain asrama-asrama prajurit, tempat-tempat lainnya pun ikut disemprot. Semisal perkantoran,
perumahan, fasilitas-fasilitas umum, dan lainnya, serta tidak hanya di Kota Bandung. “Jadi tiap-tiap
kodim di jajaran Kodam III/Siliwangi juga melakukan penyemprotan disinfektan ini. Mereka dari
kodim-kodim ini pun deperintahkan juga untuk bekerja sama dengan instansi terkait. Jadi semua di
Jabar dan Banten kebagian penyemprotan,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Nugroho juga menjelaskan beberapa jenis alat-alat yang digunakan,
baik dari alat-alat penyemprotan maupun APD. Namun yang menarik adalah alat penyemprotan yang
bisa menjangkau gang-gang kecil. Alat-alat penyemprotan ke gang ini bantuan dari PT Telkom.
Kegiatan tersebut dihadiri pula Kasdam III/Siliwangi Brigadir Jenderal TNI Dwi Jati Utomo, EVP
Telkom Regional III Mohamad Khamdan, Kapok Sahli Pangdam III/Siliwangi, Irdam III/Siliwangi,
para asisten Kasdam III/Siliwangi, dan para Kabalakdam III/Siliwangi. (Mochamad Iqbal Maulud,
Retno Heriyanto)*** 4)

(Koran; Pikiran Rakyat: Rabu, 8 April 2020).[hal.1;kol.5]


‘ Hibahkan Lahan untuk Pemakaman ’ Tasikmalaya, (PR). –
Yayasan Bakti di Kota Tasikmalaya menghibahkan lahan seluas 1 hektare untuk dijadikan
sebagai tempat pekuburan para korban meninggal dunia lantaran Covid-19. Hal itu didasari oleh
fenomena penolakan warga terhadap pemakaman penderita penyakit tersebut.
Pengurus yayasan yang beranggotakan peranakan Tionghoa tersebut sempat bertemu dengan
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman di Posko Gugus Tugas Covid-19 Kota Tasikmalaya. Mereka
menyampaikan keinginan menghibahkan lahan untuk kuburan para penderita Covid-19. Dalam
pertemuan itu, Yayasan Bakti diwakili langsung oleh ketuanya, Tjandra Tjahjadi, dan anggota
pengurus, Tjong Djun Mien.
Tjahja Wandawa, fasilitator pertemuan sekaligus anggota DPRD Kota Tasikmalaya,
mengungkapkan bahwa niat menghibahkan lahan ke pemkot itu muncul setelah seorang warga
meninggal dunia dan ternyata positif terjangkit corona. Jenazah warga tersebut sulit untuk dikuburkan
karena penolakan masyarakat.
Tiga tempat pemakaman di Gunung Tandala Kawalu, Tamansari, dan Cinehel, sempat
didatangi untuk tempat penguburan. Namun, warga di tiga lokasi itu menolak, bahkan menghadang
ambulans yang membawa jenazah pengidap corona itu. “(Warga) ketakutan, dikira (jenazah) bisa
menularkan (virus),” kata Tjahja melalui telefon, Selasa (7/4/2020).
Pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk melakukan kremasi di Krematorium Cisapi,
Kawalu. Lagi-lagi, kendala muncul lantaran petugas kremasi enggan melaksanakan tugas karena
ketakutan. Tjahja kemudian mencari petugas yang bersedia sehingga kremasi pun bisa dilakukan.
Peristiwa itu memicu keinginan Yayasan untuk menghibahkan lahannya yang berada di dekat
krematorium tersebut di Cisapi, Kawalu, Kota Tasikmalaya. “Jangan sampai terulang lagi,” ujar
Tjahja.
Untuk umum; Dengan luas 1 hektare, lahan untuk pemakaman itu bisa menampung tak kurang
dari 1.000 jenazah. Kini, tutrnya, proses serah terima dari yayasan kepada pemkot sudah dilakukan.
Demikian pula dengan pencatatannya di Bagian Aset Pemkot Tasikmalaya. “Kemarin (lahannya)
sudah di survei,” ucap Tjahja. Proses administratif selanjutnya yang akan segera dilaksanakan adalah
serah terima yang ditandatangani langsung oleh Wali Kota Budi Budiman dan Ketua Yayasan Bakti,
Tjandra Tjahjadi. Tjahja memastikan, siapa pun penderita corona boleh dikebumikan di sana. “Apa
pun agamanya, apa pun sukunya, boleh dimakamkan di situ,” katanya.
Bahkan, menurut dia, jasad orang yang tidak dikenal atau tak memiliki keluarga juga boleh
dikuburkan di lokasi tersebut. Ia berharap, keberadaan tempat pemakaman itu bakal membuat kasus
penolakan atas penguburan jenazah warga positif corona taka da lagi. Selain itu kehadiran pemakaman
hasil hibah yayasan tersebut bisa meng-edukasi masyarakat terkait dengan penanganan jenazah
penderita corona. “Penanganan jenazah (positif Covid-19) ada prosedurnya, jadi jangan takut,”
tuturnya. Ia menambahkan, Budi Budiman mengapresiasi hibah lahan untuk tempat pemakaman itu.
“Sangat senang pak wali kota. Beliau merasa, tak ada (wabah) Covid-19 pun lahan makam sangat
terbatas di kota,” ujarnya. Melalui media sosial Instagramnya, Budi memang menyatakan rasa terima
kasih atas hibah lahan tersebut.
“Tidak hanya memikirkan kehidupan, tapi juga kematian, harus menjadi perhatian kita semua,”
tulis Budi. Berdasarkan data Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tasikmalaya, warga yang positif
corona berjumlah sembilan orang. Dari jumlah positif itu, 7 dalam perawatan, 1 sembuh (observasi),
dan 1 meninggal dunia. Sementara, orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 800 orang dengan 557
orang diantaranya masih dalam pemantauan dan 243 orang selesai pemantauan. Selain itu, pasien
dalam pengawasan (PDP) mencapai 15 orang. Perinciannya, 2 orang masih dalam pengawasan, 12
orang selesai pengawasan, dan 1 orang meninggal dunia.
Siapkan lahan; Pemerintah Kabupaten Majalengka menyiapkan lahan yang diperuntukan
sebagai tempat pemakaman umum, terutama untuk pekuburan para penderita Covid-19. Selain itu,
disiapkan pula gedung yang dapat difungsikan untuk merawat para pasien dalam pengawasan (PDP)
jika kelak jumlahnya membeludak. Ketua Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Majalengka Agus
Permana mengungkapkan bahwa lahan tersebut berlokasi di Blok Cipaku, Kecamatan Kadipaten.
“Lahannya milik pemkab,” katanya, kemarin, sebagaimana dilaporkan wartawan Kabar Cirebon Tati
Purnawati. Sementara gedung beralamat di ruas jalan lingkar, tepatnya di Kelurahan Tarikolot,
Kecamatan Majalengka.
Menurut dia, gedung yang disiapkan tersebut dapat menampung pasien dalam jumlah banyak,
tinggal yang harus dipersiapkan adalah membuat sekat di dalam bangunan tersebut menjadi sebuah
ruang perawatan yang layak. “Bangunan itu sendiri dalam kondisi bagus karena baru didirikan sekitar
tiga tahun yang lalu. Sebagian besar bangunan malah belum pernah dipergunakan sama sekali,”
tuturnya. “Itu adalah langkah antisipasi manakala jumlah pasien membeludak dan ruang perawatan
yang disiapkan di Rumah Sakit Cideres dan Majalengka penuh.”
Agus menuturkan, gedung itu dipilih karena berukuran besar sehingga memungkinkan untuk
menyediakan ruang perawatan dalam jumlah banyak. Selain itu, lokasi gedung jauh dari pemukiman
warga, sepi dari hiruk pikuk keramaian orang dan lalu lintas. Dengan demikian, para pasien akan lebih
nyaman menjalani isolasi dan perawatan di sana. “Demikian juga halnya dengan lokasi pemakaman di
Desa Cipaku. Lokasinya jauh ke pemukiman warga dan tanahnya tersedia luas. Seluruhnya milik
Pemda Majalengka,” ucapnya. “Namun tentu kita semua berharap, penyebaran Covid-19 segera
selesai, masyarakat semua sehat.” (Bambang Arifianto)*** 5)

Bersamaan dengan adanya bencana yang sedang melanda dunia pada dekade ini, masih ada
beberapa masyarakat yang masih mengedepankan tenggang rasa dan toleransi. Di saat situasi yang
sedang sulit berikut ini pemerintah pun membuat peraturan mengenai sosial distancing dan physical
distancing, yaitu Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). Dalam PSBB tersebut aturan yang
diberlakukan di setiap wilayah di Indonesia hampir sama, yang dimana di setiap wilayah diberlakukan
aturan untuk setiap masyarakat yang akan melakukan kunjungan ke kota lainnya dibatasi. Apabila ada
masyarakat yang terpaksa akan ke luar kota diharuskan memiliki surat dinas atau surat pengantar tugas
dari kantor tempat yang bersangkutan bekerja. Dengan adanya PSBB ini diharapkan setiap anggota
masyarakat agar lebih terpantau, pelayanan pada sector-sektor tertentu pun diliburkan dahulu atau
melakukan pekerjaan nya dari rumah.
(Artikel; Koran Pikiran Rakyat : Rabu, 8 April 2020)
‘ Stres Bisa Menurunkan Imunitas ’ Bandung, (PR).__
Ketakutan akan wabah virus corona dapat menimbulkan stres dan kecemasan yang pada
akhirnya menurunkan imunitas. Pasalnya, saat stres dan cemas, tubuh lambat memproduksi antibodi
sehingga malah membuat tubuh lemah dan gampang terkena infeksi, termasuk infeksi virus corona.
Guru Besar Bidang Ilmu Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan UNPAD Suryani mengatakan, stres
dan cemas bisa muncul karena banyaknya pemberitaan virus corona. Pemberitaan tentang angka kasus
positif yang terus meningkat akan meningkatkan stres. Banyak pula informasi simpang siur terkait di
media sosial. Stres dan cemas juga bisa muncul akibat aturan karantina wilayah yang dibelakukan.
Efek stress pada individu bisa berbeda bergantung dari lokasi tempat tinggal. Bagi individu yang
berada di zona merah virus corona, berpotensi lebih stres dari pada yang berada di luar zona merah.
“Kecemasan dan stres yang dialami oleh individu tersebut jika dibiarkan bisa mengakibatkan
dampak yang cukup serius, seperti perasaan curiga yang berlebihan pada orang lain karena takut
tertular, hingga kurangnya empati pada pemerintah yang mungkin dianggap kurang serius menangani
masalah wabah ini. Stres ini bisa menimbulkan kemarahan yang lebih parahnya mengamuk,” kata
Suryani dalam rilis, Senin (6/4/2020). Untuk mengatasi kecemasan dan stress akibat virus corona, ada
beberapa hal yang bisa dilakukan. Suryani mengimbau masyarakat untuk tidak menghabiskan waktu
terus-menerus untuk mencari informasi tentang virus corona. Hal tersebut hanya akan menambah
kecemasan dan stres. Ibarat komputer, terlalu banyak informasi yang diterima dapat menyebabkan
kerja otak kita melambat.
Masyarakat harus lebih selektif dalam menerima informasi, terutama informasi yang berasal
dari sosial media karena informasi itu belum tentu benar. Daripada fokus pada pemberitaan buruk,
lebih baik masyarakat melakukan relaksasi, seperti mendengarkan musik yang disukai dan bergembira
serta belajar bersama anak. Selain itu, tetap turuti imbauan pemerintah untuk diam di rumah,
melakukan pembatasan sosial dan fisik, cuci tangan secara reguler, dan menjaga kebersihan.
Sementara itu, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Dewi Sartika
mengatakan, selalu bersyukur bisa menjadi cara agar terhindar dari rasa jenuh dan bosan menjalani
aktivitas bekerja dari rumah dalam beberapa minggu terakhir ini. Bersyukurlah bahwa anda bisa
berkumpul bersama keluarga. “Hikmah terbesar dari kondisi ini adalah bisa berkumpul bersama
keluarga dan anak-anak. Mendengar dan melihat celoteh anak yang sehat, lincah dan ingin bermain
bersama,” ujarnya. (Rani Ummi Fadila)*** 6)
‘ Pelaku Industri Kecil Perlu Dana Stimulan ’ Bandung, (PR).__
Dinas Perdagangan dan Perindustrian (disdagin) Kota Bandung mendata pelaku Industri kecil
dengan nilai investasi Rp. 50 juta – Rp 1 miliar. Terdapat 2.516 pelaku industri kecil di Kota Bandung,
meliputi 2.058 dari kelompok sentra industri dan 458 non-sentra industri. Disdagin Kota Bandung
sudah menyampaikan jumlah pelaku industri it uke Direktorat Jendral Industri Kecil Menengah dan
Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Elly wasliah menyebutkan,
pendataan beserta penyampaian data jumlah ke Dirjen IKMA merupakan upaya agar pelaku industri
kecil di Kota Bandung beroleh dana stimulan. “Pelaku industri kecil itu terkena dampak kondisi
pandemi Covid-19, perlu beroleh dana stimulus,” katanya di Balai Kota Bandung, baru-baru ini.
Elly menjelaskan,, pelayanan Surat Keterangan Asal (SKA), atau Certificate of Origin bagi
eksportir tetap berjalan di tengah kondisi pandemi Covid-19. Berdasarkan pantauannya, terjadi
penurunan eksport dari pelaku Industri Kota Bandung akibat kondisi pandemic Covid-19.
Produk fashion, tutur dia, mendominasi dari Kota Bandung. Ekspor ikan hias, dan alas kaki
juga cukup banyak, tapi masih di bawah produk fashion. Kebanyakan produk dari Kota Bandung
diekspor ke Amerika Serikat, Jepang, dan Malaysia. “Untuk keperluan eksportir, kami tetap membuka
layanan SKA. Hanya, jumlah pengajuan SKA tengah menurun daripada kondisi normal,”ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M Danial bakal berkoordinasi dengan tiga industri
strategis milik negara di Kota Bandung, PT. DI, PT. Pindad, PT. Len, terkait kemungkinan
memproduksi alat perlengkapan kesehatan, alat pelindung diri bagi para petugas medis.
Langkah Pemkot Bandung berkoordinasi dengan tiga industri strategis milik negara itu,
merupakan respons atas arahan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melalui telekonferensi, Selasa
(7/4/2020). Oded menyebutkan, industri-industri tersebut memiliki kapasitas beserta kapabilitas
mempuni memproduksi alat kesehatan, dan APD. (Satira Yudatama)*** 6)

‘ Terminal 2 Changi Ditutup 18 Bulan ’ Singapura, (PR).__


Operasional Terminal 2 Bandara Changi, Singapura akan ditangguhkan selama 18 bulan atau
1,5 tahun akibat pandemic virus corona. Keputusan ini terhitung 1 mei 2020. Demikian diumumkan
Menteri Transportasi Khaw Boon Wan di Parlemen, Senin (6/4/2020).
Dilansir laman CAN, Selasa (7/4/2020), semua maskapai yang beroperasi di terminal 2 akan
dipindahkan ke tiga terminal lainnya. Singapore Airlines akan mengonsolidasikan operasinya di
terminal 3.
Khaw menambahkan bahwa penangguhan dilakukan untuk menghemat biaya operasional
operator bandara, penyewa ritel, juga maskapai penerbangan.
“Yang terpenting, ini juga memungkinkan kami mempercepat pekerjaan peningkatan di
terminal 2 yang saat ini berjalan dan mempersingkat waktu proyek hingga satu tahun,” ujar Khaw.
Pada Januari lalu, CAG (Changi Airport Group) mengumumkan rencana peningkatan kapasitas
untuk terminal 2 yang dapat menampung tambahan lima juta penumpang per tahun dan dijadwalkan
akan selesai pada 2024.
Dengan adanya penanguhan operasional di terminal 2, perkiraan penyelesaian pekerjaan dapat
dimajukan hingga satu tahun, ujar CAG.
Sementara itu, operasi di terminal 4 telah diperkecil secara signifikan karena selama wabah
corona, sangat sedikit penerbangan di sana.
“Jika maskapai yang tersisa di terminal 4 memilih menangguhkan atau menyesuaikan jadwal
penerbangan mereka, CAG juga akan mempertimbangkan penangguhan operasi di terminal 4
sementara. Akan tetapi, dengan tujuan memulai kembali operasi dengan cepat ketika maskapai
mengonfirmasi dimulainya kembali penerbangan,” ujar operator bandara.
CAG mengatakan, pihaknya sedang mengidentifikasi peluang pelatihan ulang dan penempatan
kembali bagi staf bandara untuk melindungi sebanyak mungkin pekerjaan selama penurunan ini.
“Kita boleh saja menutup satu atau dua terminal, tetapi kita juga harus memikirkan pemulihan
setelah pandemic,” ujarnya. (Humanica Sinaga/FN)*** 7)

Menurut berita dari harian Pikiran Rakyat: Kamis, 9 April 2020 ; [hal.1;kol.5]
‘ Penanganan Corona Diharapkan Lebih Efektif ’ Jakarta, (PR).__
Pemerintah Indonesia membeli 20 alat tes reaksi rantai polimerase (PCR) untuk menguji
sampel yang didapat dari tindakan apus tenggorokan (swab) pasien. Alat itu terdiri atas 2 unit
ekstraktor RNA otomatis dan 18 detektor yang dapat mengetahui ketepatan hasil tes Covid-19 hingga
10.000 per hari.
Staf Khusus Mentri BUMN, Arya Mahendra Sinulingga, mengatakan, alat tersebut diimpor
dari Swiss. Menurut-nya, kedua jenis alat itu memiliki kemampuan tes berbeda secara jumlah. Kendati
demikian, tingkat akurasinya sama, jauh lebih akurat dibandingkan dengan alat untuk tes cepat (rapid
tes).
“Sekitar tiga minggu lalu, kita sudah berhasil membeli alat dari Roche, Swiss, sudah datang ke
Indonesia. Detailnya dua buah Manufacture RNA ini adalah automatic RNA untuk ekstraktor.
Biasanya di Indonesia ada yang manual dan matic juga,” ujarnya pada saat konferensi pers di Graha
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (8/4/2020). Ia menjelaskan,
ekstraktor RNA dapat mengetahui hasil tes RNA hingga 1.000 per hari, sedangkan detector PCR
memiliki kapasitas 500 tes per hari. Apabila semua alat tes telah ter-instal, dalam satu hari dapat
mengetahui 9.000 – 10.000 hasil tes.
Menurut Arya, apabila dalam satu hari bisa dilakukan 5.000 – 10.000 tes, dalam sebulan bisa
mencapai 300.000 hasil tes. “Ini bisa mengejar orang yang bisa ditest. Dengan alat PCR, kepastian
bahwa orang itu terkena virus corona atau tidak bisa diketahui lebih cepat. Alat ini sudah hadir dan
sudah di-set up,” katanya. Arya berharap dengan adanya alat ini, Indonesia akan makin mudah mendata
jumlah penduduk yang positif tertular Covid-19. Dengan demikian, upaya penyembuhan serta
memutus rantai penularan virus tersebut akan makin mudah. “Ini langkah cepat supaya bisa
mengantisipasi kondisi (penyebaran virus) corona yang ada di Indonesia. Semua negara berebutan
karena hampir seluruh dunia terkena corona,” tuturnya. Ia menuturkan, Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 akan segera mendistribusikan 20 alat tersebut ke 12 Provinsi. Saat ini, satu alat
PCR telah dipasang di salah satu rumah sakit di DKI Jakarta. Sebelas provinsi lainnya adalah Jawa
Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatra Selatan, Sumatra Utara,
Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Papua.
“Perakitan alat ini membutuhkan waktu beberapa hari dan dibutuhkan kehati-hatian yang
tinggi. Selain itu, alat ini harus terpasang di ruangan bertekanan negatif. Kalau rumah sakit sudah
punya tempat, namanya negative pressure, maka alat tersebut sudah bisa digunakan. Banyak item lain
yang disesuaikan dengan kriteria sebuah laboratorium, apalagi laboratorium virus seperti ini yang
harus sesuai dengan standar dari Kementerian Kesehatan,” ujar Arya. Sementara itu, hingga kemarin.
Jumlah pasien yang positif terinfeksi Covid-19 bertambah 218 orang menjadi 2.956 kasus. Pasien
sembuh bertambah 18 menjadi 222 orangdan korban meninggal bertambah 19 jadi sebanyak 240
orang.
RS BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, satu alat test swab asal Swiss tersebut telah tiba di
Indonesia pada Selasa (7/4/2020). Alat tersebut akan diberikan ke RS Pertamina Jaya yang difungsikan
sebagai rumah sakit khusus penanganan corona. Sementara itu, 17 alat PCR lainnya, awalnya
dijadwalkan akan tiba pada akhir bulan. “Namun, ternyata alatnya sudah tiba pada hari tersebut,” ujar
Erick dalam keterangan tertulis, Rabu (8/4/2020). Kementerian BUMN akan mendistribusikan 17 PCR
lainnya ke sejumlah RS BUMN yang ada di daerah. “Yang satu ini diuji coba dulu di sini (RS
Pertamina Jaya). Tujuh belas lagi nanti akan di distribusikan bersamaan dengan Gugus Tugas
Penanganan Corona ke sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung,
Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, hingga Papua,” ujarnya.
Erick menilai, keberadaan alat test swab (berbasiskan sampel yang berupa cairan tenggorokan)
sangat penting dalam mendeteksi pasien yang terpapar Covid-19. Saat itu menurutnya, masih banyak
rumah sakit di daerah yang belum memiliki alat tersebut. “Kami juga telah mendapatkan rekomendasi
dari para ahli mengenai kualitas alat test swab dari Swiss. Hal ini untuk mendapatkan kualitas terbaik,”
tuturnya. (Dhita Seftiawan, Tia Dwitiani Komalasari)*** 8)

‘Tunai, Bantuan Warga Terdampak Corona’ Bandung, (PR).__


Bantuan Sosial untuk warga terdampak wabah Covid-19 yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung akan diberikan secara tunai. Hal ini berbeda
dengan bantuan serupa dari Pemprov Jabar yang terbagi dua jenis yakni bentuk tunai dan barang
kebutuhan pokok. “Kami di dewan dan pemkot sepakat agar bantuan diberikan berbentuk uang, bukan
barang. Ini untuk menghindari adanya perbedaan kebutuhan antara penerima dan pengadaan barang,”
ujar Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan seusai rapat paripurna perubahan APBD Kota
Bandung TA 2020 Tahap 1 di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, Rabu (8/4/2020).
Pada rapat paripurna yang tetap mengedepankan prosedur pencegahan Covid-19, yang hadir di
ruang sidang hanya pimpinan DPRD dan para ketua AKD. Itu pun dengan pengaturan jarak. Sisa
anggota lainnya hadir melalui fasilitas teleconference. Pada paripurna tersebut, ditetapkan anggaran
dana penanganan wabah Covid-19 Kota Bandung Rp. 298 miliar yang terbagi atas Rp 75 juta untuk
penanganan Covid-19 di sektor kesehatan, Rp 5 miliar untuk operasional Gugus Tugas Covid-19 dan
Rp 218 miliar untuk bantuan sosial warga terdampak Covid-19.
Rp 5 miliar
DPRD Kota Bandung juga menyumbang Rp 5 miliar. “Kami memotong anggaran perjalanan
dinas dan lainnya, total Rp 5 miliar,” kata Tedy. Wakil Ketua 2 DPRD Kota Bandung, Ahmad Nugraha
menerangkan bahwa bantuan untuk warga terdampak Covid-19 akan disalurkan melalui kantor pos
sehingga pengawasan bisa dilakukan.
Penerimaan bantuan sedang didata oleh Dinas Sosial dan Penanganan Kemiskinan Kota
Bandung. Termasuk warga miskin desil 1,2,3, dan 4. “Kami tidak dapat menilai dari fisik rumah, tapi
kondisi ekonomi, apakah di-PHK dan sebagainya,” ucapnya. Sebelumnya, Wali Kota Oded M Danial
mengatakan, pihaknya melakukan koordinasi dengan DPRD Kota Bandung terkait anggaran dan
langkah penanganan Covid-19. (Dedy Suhaeri)*** 9)

Tetapi wacana tersebut hanya baru perkiraan dan pemantauan sementara pada waktu itu.
Hingga saat ini banyak hal yang tidak bisa diduga akibat dari situasi pandemic yang terjadi di nusantara
ini. Dampak dari physical distancing yang dilakukan beberapa instansi Pusat dan Daerah, bisnis
telekomunikasi semakin gencar dan masal. Sehingga beberapa Vendor dan Provider disibukan dengan
penawaran pelayanan dengan system daring sosial yang bermacam-macam.
Di sisi lain beberapa aspek sosial pun terbantu dengan bentuk layanan yang diberikan oleh
bisnis komersial yang pada akhirnya memberikan promo-promo penambahan layanan dari bonus kuota
hingga paket yang bekerjasama dengan aplikasi media daring lainnya. Dengan adanya sistem daring
tersebut bekerja di rumah dan belajar di rumah semakin ramai di viral kan pada sosial media hampir
di seluruh dunia. Hikmah yang bisa diambil dari situasi ini bukan saja pembatasan hubungan jarak
sosial saja, tetapi juga apabila dilihat dari gencarnya pembatasan penggunaan sarana transportasi juga
menjadi berdampak lenggang nya jalanan dari mobilisasi kendaraan yang biasanya padat.

Berikut ini adalah beberapa sektor yang masih boleh beroperasi pada saat PSBB:
1. Sektor Kesehatan
2. Sektor pangan, makanan dan minuman
3. Sektor Energi
4. Sektor Industri Strategis
5. Sektor Keuangan dan Perbankan
6. Sektor Komunikasi
7. Kebutuhan sehari-hari
8. Kegiatan Logistik distribusi barang
9. Pengantaran barang.
(sumber: https://covid19.bandung.go.id/ ) 10)

Hingga akhir April 2020 diberitakan bahwa PSBB di beberapa wilayah masih sulit untuk
diterapkan. Sehingga kasus yang berkaitan dengan Covid- masih terus bertambah, beberapa kasus
yang menyangkut krisis pandemic ini ada yang bisa tertolong dan tidak. Apabila di lihat dari share
pesan di sosial media banyak yang berharap krisis ini dapat cepat berlalu, Apalagi saat ini bertepatan
dengan bulan Ramadhon, bulan yang dinanti-nantikan oleh umat muslim untuk lebih sering
mengunjungi masjid atau majlis-majelis yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan, untuk
menambah ilmu maupun mengamalkan ilmu-nya di tempat ibadah seperti yang biasa terjadi di setiap
bulan Ramadhon.
Pada dunia Pendidikan pun akhirnya perencanaan yang tadinya sudah di matangkan tanggal
kegiatan-kegiatan nya, akhirnya meleset dari dugaan semula. Untuk siswa-siswa yang sedang
mengenyam pendidikan pada tahun ini, ditiadakan ujian akhir untuk setiap mata pelajaran-nya. Hasil
raport akhir tahun ajaran pun diambil dari nilai sehari-hari ketika proses belajar-mengajar masih
berlangsung. Untuk remedial dan perbaikan nilai dilakukan secara daring di rumah masing-masing.
Sistem penerimaan siswa baru pun dilakukan secara sistem daring yang di mana diperlukan
komunikasi secara aktual agar mengetahui profil siswa dan tenaga pendidik secara langsung.
Berdasarkan asas dari negara Indonesia yang berasaskan demokrasi dan moderat, segala
peraturan pembatasan dapat ditoleransi. Tetapi apabila dilihat lagi dari sudut pandang hukum harus
ada konsekuensi yang diambil. Tetapi peraturan yang di terapkan di negara ini selalu berubah dan tidak
menujukan identitas asli dari bangsa Indonesia itu sendiri yang di mana berbangsa plurarisme.
Sehingga banyak peraturan yang berdasarkan hukum adat, hukum antara manusia dengan manusia itu
sendiri, dan yang terpenting hukum antara manusia dengan Allah sebagai pencipta alam semesta ini.
Dalam peribahasa lama nya lebih dikenal dengan Hablu mina nass dan Hablu mina Ilah.
Dengan beredarnya laporan yang marak mengenai Pandemic Covid-19 di beberapa media
massa. Beberapa aparatur negara pun dibuat kewalahan dengan sistem peradilan yang seharusnya di
jalankan oleh para pelaku tindak perkara pidana, menurut beberapa berita di media massa ada beberapa
tahanan dari lembaga pemasyarakatan dibebaskan tanpa sarat dikarenakan situasi pandemic ini. Ada
juga kabar dari sosial media yang memberitakan bahwa ada 2 orang target pemantau an dari KPK yang
menghilang entah ke mana. Semoga saja keadaan yang sedang terjadi di alam raya ini dapat dijadikan
pelajaran yang berharga oleh kita sendiri untuk direnungi. Kebetulan saat ini adalah bulan Ramadhon,
bulan yang seharus nya menjadi titik ukur sebagaimana seorang muslim beribadah dan bertaqwa
kepada Allah S.W.T.
Dengan adanya sistem otomasi di beberapa aspek sosial pada saat ini seperti sosial media yang
menyediakan beberapa layanan applikasi yang langsung terhubung dengan sistem yang sudah ada
sebelumnya. Baik di sektor perbankan, komunikasi, maupun industri strategis yang sudah ada sejak
jaman orde baru. Di tambah lagi saat ini ada beberapa perusahaan consumer goods nasional maupun
multinasional yang membatu men-suplay kebutuhan makan - minum dan kebutuhan sehari-hari.bagi
masyarakat. Ada pun gerai dan jongko frencise local yang dibantu pengiriman nya oleh Ojol, gerai
frencise tersebut ada yang berbentuk home industri maupun kegiatan yang bergerak di ranah ekonomi
mikro.
Selain dapat membantu dengan adanya sistem otomasi yang dilakukan oleh teknologi tersebut,
ada pula yang menjadi sisi negatif dari kecanggihan media komunikasi digital. Baru-baru ini dikenal
istilah dalam dunia cyber IT dengan istilah social Engineering yang dimana modus operasinya
mengambil (mencuri) uang nasabah dari bank. Dengan cara menyamar menjadi pegawai bank tersebut
dan pelakunya itu bisa memasuki akses ke sistem bank tersebut, serta meretas seluruh data konsumen
bank tersebut dan melakukan transfer pembayaran melalui alat komunikasi oleh konsumen tersebut
yang sebetulnya hanya tipu-an belaka. Semoga segera berakhir situasi krisis seperti ini sehingga
segalanya berjalan normal seperti sedia kala.
DAFTAR REFERENSI TULISAN
(Literacy Resources)

1) ZA, Safrizal, dan Rekan. (2020). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19; Bagi
Pemerintah Daerah. Jakarta: Kementerian Dalam Negri. Hal. 36.

2) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). 30 Petugas Kesehatan Diobservasi Ulang. Cianjur: Harian
Pikiran Rakyat, 16 Maret 2020.

3) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). 58 Perguruan Tinggi Belajar Secara Daring ; Sekilas Politik
(Suhu Tubuh Peserta Kongres PD Diperiksa). Jakarta: Harian Pikiran Rakyat, 16 Maret 2020.

4) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). Kodam III Gelar Penyemprotan Massal. Bandung: Harian Pikiran
Rakyat, 27 Maret 2020; halaman 2, kolom 4.

5) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). Hibahkan Lahan Untuk Pemakaman (Hibahkan Lahan Corona).
Tasikmalaya: Harian Pikiran Rakyat, 8 April 2020; halaman 1, kolom 5.

6) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). Stres Bisa Menurunkan Imunitas ; Pelaku Industri Kecil Perlu
Dana Stimulan. Bandung: Harian Pikiran Rakyat, 8 April 2020.

7) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). Terminal 2 Changi Ditutup 18 Bulan. Singapura: Harian Pikiran
Rakyat, 8 April 2020.

8) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). Penanganan Corona Diharapkan Lebih Efektif. Jakarta: Harian
Pikiran Rakyat, 9 April 2020; halaman 1, kolom 5.

9) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). Tunai, Bantuan Warga Terdampak Corona. Bandung: Harian
Pikiran Rakyat, 9 April 2020.

10) Bandung, Covid-19 (2020). : https://covid19.bandung.go.id/. Websites mengenai Covid-19


terutama di Bandung dan Dunia.

Anda mungkin juga menyukai