dari Virus
COVID-19
Dari sudut pandang ;
Politik, Sosial &
Humaniora
Penyemprotan disinfektan ini, menurut Nugroho, atas perintah KSAD Jendral TNI Andika
Perkasa. “Selama 3 hari terhitung tanggal 26-28 Maret 2020 kita akan lakukan penyemprotan ini.
Namun, penyemprotannya tak hanya di lingkungan Kodam III/Siliwangi,” katanya. Menurut dia,
selain asrama-asrama prajurit, tempat-tempat lainnya pun ikut disemprot. Semisal perkantoran,
perumahan, fasilitas-fasilitas umum, dan lainnya, serta tidak hanya di Kota Bandung. “Jadi tiap-tiap
kodim di jajaran Kodam III/Siliwangi juga melakukan penyemprotan disinfektan ini. Mereka dari
kodim-kodim ini pun deperintahkan juga untuk bekerja sama dengan instansi terkait. Jadi semua di
Jabar dan Banten kebagian penyemprotan,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Nugroho juga menjelaskan beberapa jenis alat-alat yang digunakan,
baik dari alat-alat penyemprotan maupun APD. Namun yang menarik adalah alat penyemprotan yang
bisa menjangkau gang-gang kecil. Alat-alat penyemprotan ke gang ini bantuan dari PT Telkom.
Kegiatan tersebut dihadiri pula Kasdam III/Siliwangi Brigadir Jenderal TNI Dwi Jati Utomo, EVP
Telkom Regional III Mohamad Khamdan, Kapok Sahli Pangdam III/Siliwangi, Irdam III/Siliwangi,
para asisten Kasdam III/Siliwangi, dan para Kabalakdam III/Siliwangi. (Mochamad Iqbal Maulud,
Retno Heriyanto)*** 4)
Bersamaan dengan adanya bencana yang sedang melanda dunia pada dekade ini, masih ada
beberapa masyarakat yang masih mengedepankan tenggang rasa dan toleransi. Di saat situasi yang
sedang sulit berikut ini pemerintah pun membuat peraturan mengenai sosial distancing dan physical
distancing, yaitu Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). Dalam PSBB tersebut aturan yang
diberlakukan di setiap wilayah di Indonesia hampir sama, yang dimana di setiap wilayah diberlakukan
aturan untuk setiap masyarakat yang akan melakukan kunjungan ke kota lainnya dibatasi. Apabila ada
masyarakat yang terpaksa akan ke luar kota diharuskan memiliki surat dinas atau surat pengantar tugas
dari kantor tempat yang bersangkutan bekerja. Dengan adanya PSBB ini diharapkan setiap anggota
masyarakat agar lebih terpantau, pelayanan pada sector-sektor tertentu pun diliburkan dahulu atau
melakukan pekerjaan nya dari rumah.
(Artikel; Koran Pikiran Rakyat : Rabu, 8 April 2020)
‘ Stres Bisa Menurunkan Imunitas ’ Bandung, (PR).__
Ketakutan akan wabah virus corona dapat menimbulkan stres dan kecemasan yang pada
akhirnya menurunkan imunitas. Pasalnya, saat stres dan cemas, tubuh lambat memproduksi antibodi
sehingga malah membuat tubuh lemah dan gampang terkena infeksi, termasuk infeksi virus corona.
Guru Besar Bidang Ilmu Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan UNPAD Suryani mengatakan, stres
dan cemas bisa muncul karena banyaknya pemberitaan virus corona. Pemberitaan tentang angka kasus
positif yang terus meningkat akan meningkatkan stres. Banyak pula informasi simpang siur terkait di
media sosial. Stres dan cemas juga bisa muncul akibat aturan karantina wilayah yang dibelakukan.
Efek stress pada individu bisa berbeda bergantung dari lokasi tempat tinggal. Bagi individu yang
berada di zona merah virus corona, berpotensi lebih stres dari pada yang berada di luar zona merah.
“Kecemasan dan stres yang dialami oleh individu tersebut jika dibiarkan bisa mengakibatkan
dampak yang cukup serius, seperti perasaan curiga yang berlebihan pada orang lain karena takut
tertular, hingga kurangnya empati pada pemerintah yang mungkin dianggap kurang serius menangani
masalah wabah ini. Stres ini bisa menimbulkan kemarahan yang lebih parahnya mengamuk,” kata
Suryani dalam rilis, Senin (6/4/2020). Untuk mengatasi kecemasan dan stress akibat virus corona, ada
beberapa hal yang bisa dilakukan. Suryani mengimbau masyarakat untuk tidak menghabiskan waktu
terus-menerus untuk mencari informasi tentang virus corona. Hal tersebut hanya akan menambah
kecemasan dan stres. Ibarat komputer, terlalu banyak informasi yang diterima dapat menyebabkan
kerja otak kita melambat.
Masyarakat harus lebih selektif dalam menerima informasi, terutama informasi yang berasal
dari sosial media karena informasi itu belum tentu benar. Daripada fokus pada pemberitaan buruk,
lebih baik masyarakat melakukan relaksasi, seperti mendengarkan musik yang disukai dan bergembira
serta belajar bersama anak. Selain itu, tetap turuti imbauan pemerintah untuk diam di rumah,
melakukan pembatasan sosial dan fisik, cuci tangan secara reguler, dan menjaga kebersihan.
Sementara itu, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Dewi Sartika
mengatakan, selalu bersyukur bisa menjadi cara agar terhindar dari rasa jenuh dan bosan menjalani
aktivitas bekerja dari rumah dalam beberapa minggu terakhir ini. Bersyukurlah bahwa anda bisa
berkumpul bersama keluarga. “Hikmah terbesar dari kondisi ini adalah bisa berkumpul bersama
keluarga dan anak-anak. Mendengar dan melihat celoteh anak yang sehat, lincah dan ingin bermain
bersama,” ujarnya. (Rani Ummi Fadila)*** 6)
‘ Pelaku Industri Kecil Perlu Dana Stimulan ’ Bandung, (PR).__
Dinas Perdagangan dan Perindustrian (disdagin) Kota Bandung mendata pelaku Industri kecil
dengan nilai investasi Rp. 50 juta – Rp 1 miliar. Terdapat 2.516 pelaku industri kecil di Kota Bandung,
meliputi 2.058 dari kelompok sentra industri dan 458 non-sentra industri. Disdagin Kota Bandung
sudah menyampaikan jumlah pelaku industri it uke Direktorat Jendral Industri Kecil Menengah dan
Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Elly wasliah menyebutkan,
pendataan beserta penyampaian data jumlah ke Dirjen IKMA merupakan upaya agar pelaku industri
kecil di Kota Bandung beroleh dana stimulan. “Pelaku industri kecil itu terkena dampak kondisi
pandemi Covid-19, perlu beroleh dana stimulus,” katanya di Balai Kota Bandung, baru-baru ini.
Elly menjelaskan,, pelayanan Surat Keterangan Asal (SKA), atau Certificate of Origin bagi
eksportir tetap berjalan di tengah kondisi pandemi Covid-19. Berdasarkan pantauannya, terjadi
penurunan eksport dari pelaku Industri Kota Bandung akibat kondisi pandemic Covid-19.
Produk fashion, tutur dia, mendominasi dari Kota Bandung. Ekspor ikan hias, dan alas kaki
juga cukup banyak, tapi masih di bawah produk fashion. Kebanyakan produk dari Kota Bandung
diekspor ke Amerika Serikat, Jepang, dan Malaysia. “Untuk keperluan eksportir, kami tetap membuka
layanan SKA. Hanya, jumlah pengajuan SKA tengah menurun daripada kondisi normal,”ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M Danial bakal berkoordinasi dengan tiga industri
strategis milik negara di Kota Bandung, PT. DI, PT. Pindad, PT. Len, terkait kemungkinan
memproduksi alat perlengkapan kesehatan, alat pelindung diri bagi para petugas medis.
Langkah Pemkot Bandung berkoordinasi dengan tiga industri strategis milik negara itu,
merupakan respons atas arahan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melalui telekonferensi, Selasa
(7/4/2020). Oded menyebutkan, industri-industri tersebut memiliki kapasitas beserta kapabilitas
mempuni memproduksi alat kesehatan, dan APD. (Satira Yudatama)*** 6)
Menurut berita dari harian Pikiran Rakyat: Kamis, 9 April 2020 ; [hal.1;kol.5]
‘ Penanganan Corona Diharapkan Lebih Efektif ’ Jakarta, (PR).__
Pemerintah Indonesia membeli 20 alat tes reaksi rantai polimerase (PCR) untuk menguji
sampel yang didapat dari tindakan apus tenggorokan (swab) pasien. Alat itu terdiri atas 2 unit
ekstraktor RNA otomatis dan 18 detektor yang dapat mengetahui ketepatan hasil tes Covid-19 hingga
10.000 per hari.
Staf Khusus Mentri BUMN, Arya Mahendra Sinulingga, mengatakan, alat tersebut diimpor
dari Swiss. Menurut-nya, kedua jenis alat itu memiliki kemampuan tes berbeda secara jumlah. Kendati
demikian, tingkat akurasinya sama, jauh lebih akurat dibandingkan dengan alat untuk tes cepat (rapid
tes).
“Sekitar tiga minggu lalu, kita sudah berhasil membeli alat dari Roche, Swiss, sudah datang ke
Indonesia. Detailnya dua buah Manufacture RNA ini adalah automatic RNA untuk ekstraktor.
Biasanya di Indonesia ada yang manual dan matic juga,” ujarnya pada saat konferensi pers di Graha
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (8/4/2020). Ia menjelaskan,
ekstraktor RNA dapat mengetahui hasil tes RNA hingga 1.000 per hari, sedangkan detector PCR
memiliki kapasitas 500 tes per hari. Apabila semua alat tes telah ter-instal, dalam satu hari dapat
mengetahui 9.000 – 10.000 hasil tes.
Menurut Arya, apabila dalam satu hari bisa dilakukan 5.000 – 10.000 tes, dalam sebulan bisa
mencapai 300.000 hasil tes. “Ini bisa mengejar orang yang bisa ditest. Dengan alat PCR, kepastian
bahwa orang itu terkena virus corona atau tidak bisa diketahui lebih cepat. Alat ini sudah hadir dan
sudah di-set up,” katanya. Arya berharap dengan adanya alat ini, Indonesia akan makin mudah mendata
jumlah penduduk yang positif tertular Covid-19. Dengan demikian, upaya penyembuhan serta
memutus rantai penularan virus tersebut akan makin mudah. “Ini langkah cepat supaya bisa
mengantisipasi kondisi (penyebaran virus) corona yang ada di Indonesia. Semua negara berebutan
karena hampir seluruh dunia terkena corona,” tuturnya. Ia menuturkan, Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 akan segera mendistribusikan 20 alat tersebut ke 12 Provinsi. Saat ini, satu alat
PCR telah dipasang di salah satu rumah sakit di DKI Jakarta. Sebelas provinsi lainnya adalah Jawa
Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatra Selatan, Sumatra Utara,
Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Papua.
“Perakitan alat ini membutuhkan waktu beberapa hari dan dibutuhkan kehati-hatian yang
tinggi. Selain itu, alat ini harus terpasang di ruangan bertekanan negatif. Kalau rumah sakit sudah
punya tempat, namanya negative pressure, maka alat tersebut sudah bisa digunakan. Banyak item lain
yang disesuaikan dengan kriteria sebuah laboratorium, apalagi laboratorium virus seperti ini yang
harus sesuai dengan standar dari Kementerian Kesehatan,” ujar Arya. Sementara itu, hingga kemarin.
Jumlah pasien yang positif terinfeksi Covid-19 bertambah 218 orang menjadi 2.956 kasus. Pasien
sembuh bertambah 18 menjadi 222 orangdan korban meninggal bertambah 19 jadi sebanyak 240
orang.
RS BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, satu alat test swab asal Swiss tersebut telah tiba di
Indonesia pada Selasa (7/4/2020). Alat tersebut akan diberikan ke RS Pertamina Jaya yang difungsikan
sebagai rumah sakit khusus penanganan corona. Sementara itu, 17 alat PCR lainnya, awalnya
dijadwalkan akan tiba pada akhir bulan. “Namun, ternyata alatnya sudah tiba pada hari tersebut,” ujar
Erick dalam keterangan tertulis, Rabu (8/4/2020). Kementerian BUMN akan mendistribusikan 17 PCR
lainnya ke sejumlah RS BUMN yang ada di daerah. “Yang satu ini diuji coba dulu di sini (RS
Pertamina Jaya). Tujuh belas lagi nanti akan di distribusikan bersamaan dengan Gugus Tugas
Penanganan Corona ke sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung,
Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, hingga Papua,” ujarnya.
Erick menilai, keberadaan alat test swab (berbasiskan sampel yang berupa cairan tenggorokan)
sangat penting dalam mendeteksi pasien yang terpapar Covid-19. Saat itu menurutnya, masih banyak
rumah sakit di daerah yang belum memiliki alat tersebut. “Kami juga telah mendapatkan rekomendasi
dari para ahli mengenai kualitas alat test swab dari Swiss. Hal ini untuk mendapatkan kualitas terbaik,”
tuturnya. (Dhita Seftiawan, Tia Dwitiani Komalasari)*** 8)
Tetapi wacana tersebut hanya baru perkiraan dan pemantauan sementara pada waktu itu.
Hingga saat ini banyak hal yang tidak bisa diduga akibat dari situasi pandemic yang terjadi di nusantara
ini. Dampak dari physical distancing yang dilakukan beberapa instansi Pusat dan Daerah, bisnis
telekomunikasi semakin gencar dan masal. Sehingga beberapa Vendor dan Provider disibukan dengan
penawaran pelayanan dengan system daring sosial yang bermacam-macam.
Di sisi lain beberapa aspek sosial pun terbantu dengan bentuk layanan yang diberikan oleh
bisnis komersial yang pada akhirnya memberikan promo-promo penambahan layanan dari bonus kuota
hingga paket yang bekerjasama dengan aplikasi media daring lainnya. Dengan adanya sistem daring
tersebut bekerja di rumah dan belajar di rumah semakin ramai di viral kan pada sosial media hampir
di seluruh dunia. Hikmah yang bisa diambil dari situasi ini bukan saja pembatasan hubungan jarak
sosial saja, tetapi juga apabila dilihat dari gencarnya pembatasan penggunaan sarana transportasi juga
menjadi berdampak lenggang nya jalanan dari mobilisasi kendaraan yang biasanya padat.
Berikut ini adalah beberapa sektor yang masih boleh beroperasi pada saat PSBB:
1. Sektor Kesehatan
2. Sektor pangan, makanan dan minuman
3. Sektor Energi
4. Sektor Industri Strategis
5. Sektor Keuangan dan Perbankan
6. Sektor Komunikasi
7. Kebutuhan sehari-hari
8. Kegiatan Logistik distribusi barang
9. Pengantaran barang.
(sumber: https://covid19.bandung.go.id/ ) 10)
Hingga akhir April 2020 diberitakan bahwa PSBB di beberapa wilayah masih sulit untuk
diterapkan. Sehingga kasus yang berkaitan dengan Covid- masih terus bertambah, beberapa kasus
yang menyangkut krisis pandemic ini ada yang bisa tertolong dan tidak. Apabila di lihat dari share
pesan di sosial media banyak yang berharap krisis ini dapat cepat berlalu, Apalagi saat ini bertepatan
dengan bulan Ramadhon, bulan yang dinanti-nantikan oleh umat muslim untuk lebih sering
mengunjungi masjid atau majlis-majelis yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan, untuk
menambah ilmu maupun mengamalkan ilmu-nya di tempat ibadah seperti yang biasa terjadi di setiap
bulan Ramadhon.
Pada dunia Pendidikan pun akhirnya perencanaan yang tadinya sudah di matangkan tanggal
kegiatan-kegiatan nya, akhirnya meleset dari dugaan semula. Untuk siswa-siswa yang sedang
mengenyam pendidikan pada tahun ini, ditiadakan ujian akhir untuk setiap mata pelajaran-nya. Hasil
raport akhir tahun ajaran pun diambil dari nilai sehari-hari ketika proses belajar-mengajar masih
berlangsung. Untuk remedial dan perbaikan nilai dilakukan secara daring di rumah masing-masing.
Sistem penerimaan siswa baru pun dilakukan secara sistem daring yang di mana diperlukan
komunikasi secara aktual agar mengetahui profil siswa dan tenaga pendidik secara langsung.
Berdasarkan asas dari negara Indonesia yang berasaskan demokrasi dan moderat, segala
peraturan pembatasan dapat ditoleransi. Tetapi apabila dilihat lagi dari sudut pandang hukum harus
ada konsekuensi yang diambil. Tetapi peraturan yang di terapkan di negara ini selalu berubah dan tidak
menujukan identitas asli dari bangsa Indonesia itu sendiri yang di mana berbangsa plurarisme.
Sehingga banyak peraturan yang berdasarkan hukum adat, hukum antara manusia dengan manusia itu
sendiri, dan yang terpenting hukum antara manusia dengan Allah sebagai pencipta alam semesta ini.
Dalam peribahasa lama nya lebih dikenal dengan Hablu mina nass dan Hablu mina Ilah.
Dengan beredarnya laporan yang marak mengenai Pandemic Covid-19 di beberapa media
massa. Beberapa aparatur negara pun dibuat kewalahan dengan sistem peradilan yang seharusnya di
jalankan oleh para pelaku tindak perkara pidana, menurut beberapa berita di media massa ada beberapa
tahanan dari lembaga pemasyarakatan dibebaskan tanpa sarat dikarenakan situasi pandemic ini. Ada
juga kabar dari sosial media yang memberitakan bahwa ada 2 orang target pemantau an dari KPK yang
menghilang entah ke mana. Semoga saja keadaan yang sedang terjadi di alam raya ini dapat dijadikan
pelajaran yang berharga oleh kita sendiri untuk direnungi. Kebetulan saat ini adalah bulan Ramadhon,
bulan yang seharus nya menjadi titik ukur sebagaimana seorang muslim beribadah dan bertaqwa
kepada Allah S.W.T.
Dengan adanya sistem otomasi di beberapa aspek sosial pada saat ini seperti sosial media yang
menyediakan beberapa layanan applikasi yang langsung terhubung dengan sistem yang sudah ada
sebelumnya. Baik di sektor perbankan, komunikasi, maupun industri strategis yang sudah ada sejak
jaman orde baru. Di tambah lagi saat ini ada beberapa perusahaan consumer goods nasional maupun
multinasional yang membatu men-suplay kebutuhan makan - minum dan kebutuhan sehari-hari.bagi
masyarakat. Ada pun gerai dan jongko frencise local yang dibantu pengiriman nya oleh Ojol, gerai
frencise tersebut ada yang berbentuk home industri maupun kegiatan yang bergerak di ranah ekonomi
mikro.
Selain dapat membantu dengan adanya sistem otomasi yang dilakukan oleh teknologi tersebut,
ada pula yang menjadi sisi negatif dari kecanggihan media komunikasi digital. Baru-baru ini dikenal
istilah dalam dunia cyber IT dengan istilah social Engineering yang dimana modus operasinya
mengambil (mencuri) uang nasabah dari bank. Dengan cara menyamar menjadi pegawai bank tersebut
dan pelakunya itu bisa memasuki akses ke sistem bank tersebut, serta meretas seluruh data konsumen
bank tersebut dan melakukan transfer pembayaran melalui alat komunikasi oleh konsumen tersebut
yang sebetulnya hanya tipu-an belaka. Semoga segera berakhir situasi krisis seperti ini sehingga
segalanya berjalan normal seperti sedia kala.
DAFTAR REFERENSI TULISAN
(Literacy Resources)
1) ZA, Safrizal, dan Rekan. (2020). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19; Bagi
Pemerintah Daerah. Jakarta: Kementerian Dalam Negri. Hal. 36.
2) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). 30 Petugas Kesehatan Diobservasi Ulang. Cianjur: Harian
Pikiran Rakyat, 16 Maret 2020.
3) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). 58 Perguruan Tinggi Belajar Secara Daring ; Sekilas Politik
(Suhu Tubuh Peserta Kongres PD Diperiksa). Jakarta: Harian Pikiran Rakyat, 16 Maret 2020.
4) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). Kodam III Gelar Penyemprotan Massal. Bandung: Harian Pikiran
Rakyat, 27 Maret 2020; halaman 2, kolom 4.
5) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). Hibahkan Lahan Untuk Pemakaman (Hibahkan Lahan Corona).
Tasikmalaya: Harian Pikiran Rakyat, 8 April 2020; halaman 1, kolom 5.
6) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). Stres Bisa Menurunkan Imunitas ; Pelaku Industri Kecil Perlu
Dana Stimulan. Bandung: Harian Pikiran Rakyat, 8 April 2020.
7) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). Terminal 2 Changi Ditutup 18 Bulan. Singapura: Harian Pikiran
Rakyat, 8 April 2020.
8) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). Penanganan Corona Diharapkan Lebih Efektif. Jakarta: Harian
Pikiran Rakyat, 9 April 2020; halaman 1, kolom 5.
9) Rakyat, Redaksi Pikiran (2020). Tunai, Bantuan Warga Terdampak Corona. Bandung: Harian
Pikiran Rakyat, 9 April 2020.