Oleh :
Anggi Dwi Rahayu (20105520051)
“Saya sudah ingatkan pemerintah harus serius tapi pemerintah sepele karena bilang
Indonesia tidak akan kena karena iklim tropis, makan nasi kucing. Saya juga bilang ke
Kementerian Perhubungan untuk close border namun tidak dijalankan,” jelas Agus dalam
webinar Perkembangan, Peluang dan Tantangan Vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan
Asian Law Student’s Association.
Alhasil, keterlambatan penanganan tersebut menyebabkan penyebaran Covid-19 tidak
terdeteksi dengan optimal. Dia juga menilai kebijakan pemerintah untuk mengatasi Covid-19
dengan menerapkan penghentian aktivitas sosial secara parsial seperti Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak
efektif sejak awal. Seharusnya, pemerintah mengambil penghentian total atau lockdown.
(Baca: Tips Kuliah Hukum Online Ala Presiden ALSA Indonesia)
“Ini masalah kesehatan yang berkembang jadi dampak ekonomi, kemudian bisa
berkembang jadi dampak keamanan dan kalau tidak ditangani malah jadi dampak politis,”
jelas Sambodo.
Data-data pendukung :
Sudah satu tahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia. Pandemi telah banyak
menimbulkan dampak dan perubahan dunia. Di Indonesia sendiri, pagebluk telah
memberikan dampak signifikan dalam semua sektor kehidupan bangsa Indonesia. Mulai dari
sektor kesehatan, sektor ekonomi, sektor pendidikan, sektor keagamaan, dan sektor lain
terkana imbasnya.
Pemerintah pusat telah melakukan berbagai upaya untuk menangani pandemi Covid-19. Di
sektor kesehatan, pemerintah telah berupaya mempercepat pelaksanaan tracing, testing, dan
treatment (3T), memenuhi obat antiviral untuk pengobatan pasien Covid-19, pemenuhan
kebutuhan oksigen, percepatan vaksinasi untuk seluruh penduduk Indonesia.
Di sektor ekonomi, pemerintah telah melakukan percepatan dalam penyaluran ragam bantuan
sosial (bansos) untuk masyarakat. Serta di sektor lainnya, pemerintah telah mengeluarkan
skema-skema kebijakan untuk meminimalisir dampak pandemi. Semuanya dilakukan semata-
mata untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)
Muhadjir Effendy mengatakan, penanganan pandemi Covid-19 ini bukan hanya tugas dari
pemerintah pusat.
Menurutnya, butuh kolaborasi dan gotong royong seluruh elemen masyarakat untuk
menyelesaikan permasalahan pandemi di Indonesia.
"Kita berupaya bagaimana keterlibatan elemen masyarakat betul-betul optimal. Sehingga
jangan sampai penanganan pandemi ini hanya ditangani negara saja," ujar Menko PMK
dalam Rapat Koordinasi Solidaritas Nasional Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia,
secara daring, pada Jumat (6/8).
Lebih lanjut, Muhadjir menjelaskan, pemerintah telah mengaktifkan "Klaster Nasional
Penanggulangan Bencana" untuk perkuat penanganan pandemi Covid-19. Klaster ini terdiri
dari Klaster Kesehatan, Klaster Logistik, Klaster Perlindungan dan Pengungsian, Klaster
Pendidikan, dan Klaster Pemulihan Dini.
Muhadjir mengatakan, aktivasi klaster nasional ini akan menjadi dasar pelibatan aktor
multipihak secara terkoordinasi dan terarah. Mulai dari pelibatan pihak kementerian dan
lembaga dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak swasta, organisasi non pemerintah,
dan melibatkan masyarakat luas.
"Kolaborasi multipihak dengan prinsip gotong royong melalui klaster nasional
penanggulangan bencana dan lembaga pendukung dibidang kemanusiaan ini sangat
diperlukan," tuturnya.
Muhadjir mengarahkan agar kalster nasional bisa meningkatkan peranannya dalam
membantu penanganan Covid-19.
Untuk kaster kesehatan, terang Menko Muhadjir, bisa membantu percepatan vaksinasi dan
optimalisasi 3T dan sosialisasi protokol kesehatan 5M, dan membantu antisipasi kelangkaan
obat, alat kesehatan, serta peningkatan kapasitas tempat isolasi.
Untuk klaster logistik, bisa membantu memenuhi kebutuhan logistik dan mengawal distribusi
logistik penanganan Covid-19. Untuk klaster pendidikan, bisa mengawal kebijakan
pendidikan seperti pembelajaran tatap muka di masa PPKM, dan membantu pelaksanaan
percepatan vaksinasi bagi pelajar dan tenaga pendidikan.
Kemudian klaster pengungsian dan perlindungan membantu penguatan manajemen
pengungsian di masa pandemi dan tempat isolasi mandiri. Klaster pemulihan dini bisa
membantu pemerintah daerah untuk mengaktivasi posko satgas Covid-19 di hingga level
terendah di RT/RW, dan membantu pemulihan dampak Covid-19 di daerah.
"Peranan dan andil dari masyarakat dari seluruh komponen bangsa harus kita galakkan terus
dan tidak kalah pentingnya dengan peran negara," pungkas Menko PMK.
Sebagai informasi, rapat koordinasi turut dihadiri oleh perwakilan masing-masing klaster
nasional dari kementerian dan lembaga, serta organisasi non pemerintah dan pihak swasta.