Anda di halaman 1dari 5

MATA KULIAH KEBIJAKAN PUBLIK

Dosen Pengajar: Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, MT

Analisis Kebijakan Publik


Dalam Penanggulangan COVID-19

Oleh

MUHAMMAD LUTHFI GHASSAN


1904204010002

PROGRAM STUDI MAGISTER ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2020

Kebijakan Publik Penanggulangan COVID-19


Kasus Covid-19 di Indonesia pertama sekali terdiaknosa pada pertengahan Februari
dengan korban positif dua orang yaitu ibu dan anak. Kebijakan penanggulangan Covid-19
berawal pada 15 Maret 2019 yaitu kebijakan Work from Home, yaitu kebijakan agar semua
aktivitas bekerja, belajar, ibadah dilakukan dirumah. Pada perkembangannya terdapat
beberapa kebijakan dalam percepatan penanganan Covid-19 yang menuai pro dan kontra.
Perkembangan kebijakan pemerintah tersebut telah dilakukan mulai dari Social Distancing,
Work from Home, Darurat Sipil, kemudian Darurat kesehatan, dan yang terbaru adalah
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diundangkan pada 3 April 2020.

Permenkes 9 tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam rangka Percepatan Penanganan
COVID-19 adalah kelanjutan dari Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19). Pemerintah Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11
Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) telah menyatakan COVID-19 sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang
wajib dilakukan upaya penanggulangan.

PSBB adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga
terinfeksi (COVID-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-I9). Pembatasan Sosial Berskala Besar merupakan strategi
pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona dengan beberapa kriteria jumlah kasus
Covid19 meningkat dan menyebar secara cepat ke beberapa wilayah Pelaksanaan Pembatasan
Sosial Berskala Besar dilakukan selama masa inkubasi terpanjang (14 hari) dan dapat
diperpanjang apabila ditemukan kasus baru selama 14 hari sejak ditemukannya kasus terakhir.
PSBB dilakukan dengan beberapa hal, yaitu:

 Membatasi aktivitas sekolah dan tempat kerja, kecuali kantor atau instansi
strategi yang memberikan pelayanan ketahanan atau keamanan, ketertiban
umum, kebutuhan pangan, bahan bakar minyak atau gas, kesehatan,
perekonomian, keuangan, dan kebutuhan dasar lainnya.
 Kegiatan keagamaan harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan
serta fatwa atau pandangan lembaga keagamaan resmi yang diakui oleh
pemerintah
 Kegiatan yang diselenggarakan di tempat atau fasilitas umum harus
dilaksanakan dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak
 Pembatasan kegiatan sosial dan budaya harus diadakan dalam bentuk
pelarangan kerumunan orang
 Selama masa PSBB, transportasi umum masih beroperasi seperti biasa. Hanya
saja, pembatasan dilakukan dengan memperhatikan jumlah penumpang yang
naik serta menjaga jarak antar penumpang.

Jakarta merupakan salah satu wilayah yang menerapkan PSBB dan dalam
penerapannya terjadi pro dan kontra terhadap kebijakan PSBB tersebut. Diharapkan dengan
adanya PSBB dapat mengurangi kontak antara individu masyarakat dan dapat menjaga jarak
agar terhindar dari rantai penyebaran virus SARS-Coronavirus Tipe 2.

Namun dalam perkembangannya kebijakan PSBB dirasa banyak kekurangan juga


menuai pro dan kontra. Kebijakan PSBB dirasa ambigu karena juga berbenturan dengan
beberapa peraturan lainnya dan terjadi kebingunangan dalam penerapannya. Dalam kebijakan
PSBB melarang perusahan-perushaan industri kecuali 8 sektor perusahan yang diizinkan,
namun Menteri Perindustrian melalu surat edaran No.7 Tahun 2020 mengizinkan perusahan
industri diluar perusahaan yang diizinkan untuk beroperasi dalam PSBB. Peratutran Mentri
Perindustrian tidak mendukung kebijakan PSBB karena banyaknya jumlah pegawai perusahan
yang harus bekerja dapat memicu cepatnya penyebaran virus SARS-Coronavirus Tipe 2
karena meningkatkan kontak dan aktivitas antar pegawai. Kementrian Perhubungan juga
melegalkan kendaraan bermotor dan tidak memberhentikan pengoperasian KRL (kereta api
listrik) saat PSBB. Motor sebagai alat transportasi masyarakat tidak ada jaminan kesterilan dan
pengendara tidak menggunakan masker yang baik. KRL digunakan oleh pekerja menuju
perusahan sehingga didalam KRL tertumpuk penumpang dan rawan penyebaran virus SARS-
Coronavirus Tipe 2. Pemberhentian pengoperasian KRL oleh pemerintah sementara sangat
diperlukan karena memiliki resiko yang tinggi menyebarkan Covid-19.

Dalam penerapan PSBB juga tidak memberikan sanksi bagi pelanggarnya. Sehingga
PSBB dinilai hanya seperti himbauan belaka dan dihiraukan masyarakat. Masyarakat masih
sepele dengan Covid-19. Kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjalankan
kebijakan pemerintah. Pemerintah wajib mengedukasi masyarakat perihal pentingnya
penanganan Covid-19. Masyarakat harus peduli menjaga dirinya dan orang lain dengan
pembatasan kontak fisik dan jarak. Masyarakat yang berada di daerah wabah tidak boleh keluar
dari daerah tersebut, dan begitu sebaliknya agar daerah yang tidak terkena wabah terhindar dari
penyebarannya.

PSBB mewajibkan setiap masyarakat berada di rumah dan tidak bekerja ke kantir untuk
menghindari aktifitas diluar ruangan, sehingga berdampak sebagian dari masyarakat
kehilangan mata pencahariannya dan membutuhkan pasokan bahan pokok makanan. Sebagian
masyarakat yang kelihangan mata pencaharian bahkan tidak punya persediaan makanan dan
kelaparan. Peran pemerintah sangat penting untuk dapat memberikan bantuan. Kenyataannya
mereka tidak mendapatkan pasokan bahan makan. Seharusnya dalam pelaksanaan PSBB
pemerintah harus sudah mempersiapkan pasokan bahan pokok bagi masyarakat.

Kebijakan PSBB diharapkan dapat memutus rantai penyebaran Covid-19. Di setiap


kebijakan harus dilakukan dengan kompleks dan tidak tumpeng tindih. Pemerintah harus
membuat kebijakan yang melindungi dan berpihak kepada masyarakat. Hal ini juga sesuai
himbauan Majelis Ulama Indonesia. Pemerintah dalam penerapan PSBB ini juga harus
mengontrol dan mengawasi bantuan sosial yang akan diberikan kepada masyrakat agar tepat
sasaran dan baik pengelolaannya supaya terhindar dari penyelewengan. Bantuan sosial
langsung sangat dibutuhkan oleh masyarakat

Wabah virus SARS-Coronavirus Tipe 2 yang menyebabkan Covid-19 ini juga


bertepatan akan memasuki bulan Ramadhan yang sakaral di Indonesia. Bulan Ramadhan di
Indonesia identik dengan tradisi mudik untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Mudik
dilakukan oleh masyarakat yang berada diluar daerahnya (perantauan) pulang ke kampungnya.
Pada kondisi wabah Covid-19 saat ini sangat berbahaya apabila tradisi mudik tetap dilakukan
oleh masyarakat karena dapat menyebarkan Covid-19. Berdasarkan survey Kementrian
Perhubungan, 1 jutaan orang mendahului melakukan mudik sehingga pemerintah perlu
melakukan kebijakan pelarangan mudik. Pemerintah melarang kegiatan mudik dan kegiatan
pergi atau datang keluar daerah melalui Permenhub Nomor 25 Tahun 2020 tentang
Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 H. Pemerintah melarang
kendaraan umum dan pribadi melintas ke luar daerah dan hanya mengizinkan bagi kendaraan
pendistribusi logistik dan bahan pokok juga kendaraan berkepentingan khusus (pemerintah,
ambulance, militer, dll). Pemerintah juga melarang penggunaan sementara sarana transportasi
darat, laut dan udara. Dalam penerapannya pemerintah harus benar-benar melakukannnya
dengan optimal dengan benar-benar menutup semua fasilitas kendaraan umum dan
pengawasan lalu lintas kendaraan pribadi agar mudik tidak dapat dilakukan masyrakat sehingga
terhindar menyebarnya Covid-19.

Semua kebijakan yang di ambil pemerintah harus berkoordinasi dengan baik dari
jajaran tertingggi hingga terendah berkolaborasi dengan masyarakat. Masyarakat juga harus
ikut berpartisipasi dalam setiap kebijakan dan penanganan penyebaran Covid-19. Semua
kebijakan harus terbebas dari kepentingan kelompok dan unsur poilitik. Perlu juga dilakukan
pengawasan terhadap setiap kebijakan dan melakukan peningkatan kualitas kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai