Anda di halaman 1dari 3

PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMPROVSU, MEDAN DAN

PEMATANGSIANTAR

Dalam perkembangannya, Pandemi Covid-19 tidak lagi dianggap sebagai hal yang sangat
berbahaya. Hal ini dibuktikan dengan terbitnya Inmendagri No. 58 Tahun 2021 Tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level 2, Dan Level 1 Serta
Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 Di Tingkat Desa Dan
Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 Di Wilayah Sumatera,
Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Dan Papua. Selain dilihat dari sisi kesehatan
yang mulai membaik, penurunan level PPKM di wilayah Sumatera Utara dirasa perlu untuk
menunjang kembali roda perekonomian dengan memperluas ruang gerak masyarakat untuk
beraktivitas. Tapi tidak itu saja yang menjadi acuannya, karena dalam melihat perubahan
mendasar seperti ini kita harus melihat perkembangan peraturan/kebijakan yang dimulai saat
hingga setelah krisis di dua daerah yakni: Kota Medan dan Pematangsiantar. Berikut penjelasan
perkembangan kebijakan di Kota Medan dan Pematangsiantar:
Kota Medan
Pada Kota Medan sendiri, krisis telah mempengaruhi perkembangan kebijakan/peraturan
PEMKO Medan demi keberlangsungan penanganan Covid-19 ataupun kehidupan masyarakat di
tengah-tengah Krisis pandemic Covid-19. Adapun kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan akan
dirincikan ke beberapa sector yakni: Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi dan Sosial-Budaya.
1. Kesehatan
Perwali Kota Medan No. 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan
Peraturan ini keluar dan dilaksanakan sejak 1 Mei 2020. Perwali ini mengatur pemberlakuan
klaster isolasi melalui karantina rumah dan karantina rumah sakit serta kewajiban mengenakan
masker, khususnya saat berada di luar rumah. Pada masa ini, lockdown di beberapa tempat
dilaksanakan dengan sangat ketat, pemberhentian aktivitas fisik di Sekolah, Kampus, Kantor
hingga tempat ibadah. Hal ini juga didukung atau sejalan dengan PP No. 21 Tahun 2020 Tentang
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mulai diterapkan sejak 31 Maret 2020.
Melalui hasil survey yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2020 kemarin menunjukkan bahwa
isolasi mandiri atau karantina terbukti cukup efektif ‘memperlambat’ penyebaran virus Covid-
19. Karena hanya mampu memperlambat penyebaran Virus Covid-19, maka kebijakan
pemerintah untuk melakukan lockdown di beberapa jalan/wilayah di Kota Medan yang
berlangsung pada tanggal 28 Mei 2020, namun tidak full time dikarenakan pemerintah juga
melihat bahwa Lockdown total akan mengakibatkan terganggunya beberapa aktivitas sector
penting dan vital, sehingga diberlakukan pembagian jadwal pelaksanaan Lockdown.
Perwali Kota Medan No. 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada
Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan
Kebijakan ini hadir untuk merevisi Perwali Kota Medan No. 11 Tahun 2020 yang semula
berbicara mengenai Karantina sebagai bentuk percepatan penanganan Covid-19. Tidak
dijabarkan secara terperinci didalamnya yang mengatur tentang aktivitas masyarakat pada
masa Pandemi Covid-19. Maka dari itu, lahirlah konsep New Normal yang digagas pertama kali
oleh WHO dalam upaya seluruh Negara untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, namun di
satu sisi tidak mengancam aktivitas masyarakat. Dengan perkembangan teknologi yang semakin
maju (demi menyusung Society 5.0) maka New Normal juga akan menjadi cita-cita masyarakat
di masa depan. Hanya saja kita berbicara lebih pelik kepada permasalahan kesehatan. Konsep
New Normal telah membawa masyarakat kepada pola interaksi, baik itu komunikasi maupun
kontak verbal maupun fisik secara baru. Menggunakan masker saat keluar rumah, mencuci
tangan setiap melakukan kontak dengan apapun/siapapun, menjaga jarak (yang juga diatur
intervalnya baik secara regional, nasional maupun universal) yang saat ini ada di angka 1,5
meter, menjaga pola hidup agar imunitas lebih terjaga, serta berolahraga secara rutin untuk
memperkuat stamina. Kebiasaan baik seperti ini dirasa penting dan harus dilakukan agar tubuh
kita dapat berdampingan dengan Covid-19 tanpa terganggu dan mempengaruhi secara
signifikan aktivitas kita. Pada akhirnya, Covid-19 tidak akan bisa lepas dan hilang dari
keberadaan manusia. Kegiatan-kegiatan baik yang kita lakukan pada akhirnya membawa
manusia kepada kebiasaan yang lebih baik (Better Normal).
Pada akhirnya, kedua kebijakan ini telah membawa perubahan secara signifikan pada masalah
kesehatan di Kota Medan, khususnya masalah Pandemi Covid-19. Akan ada pro-kontra yang
timbul akibat kedua peraturan ini, mulai dari pemberlakuan refocusing anggaran untuk
mempercepat penanganan Covid-19 di bidang Kesehatan, penutupan tempat-tempat padat
pengunjung dan rawan Covid-19, pelarangan pelaksanaan kerumunan di beberapa daerah
melihat status zona dan level PPKM-nya, serta beberapa peraturan yang memaksa masyarakat
untuk menggocek uang lebih banyak dan tidak sebanding jika melihat cost-benefitnya
(Kebijakan pelaksanaan SWAB Antigen dan PCR saat ingin bepergian ke luar Kota). Beberapa
peraturan selanjutnya akan lebih dijelaskan dalam perkembangan Peraturan dan Kebijakan di
Pemprovsu.

2. Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai