Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342120384

COVID-19 dan New Normal (Sudut Pandang Sosiologis)

Preprint · June 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.29774.08009

CITATIONS READS

0 14,246

1 author:

Enrico William Bossi Hamonangan Marpaung


University of Indonesia
14 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kajian Sosial Budaya View project

Kajian Masyarakat Informasi View project

All content following this page was uploaded by Enrico William Bossi Hamonangan Marpaung on 12 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


New Normal: Penuh Risiko, Tapi Harus Dilakukan

Enrico William Bossi Hamonangan Marpaung/1706053236

a. Pemahaman Konsep New Normal

New normal merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk


menggambarkan kondisi yang berbeda dengan kondisi sebelumnya yang pada
akhirnya akan menjadi suatu hal lumrah yang baru. New normal hadir untuk
memastikan respons berbagai aspek dalam masyarakat yang dimulai dari
makro, meso, dan mikro dan efisiensi adaptasi terhadap perubahan yang
terjadi. Hal ini akan memastikan kesiapan masyarakat dalam membangun
kembali apa yang telah dibuat rubuh oleh suatu krisis maupun pandemi dengan
kondisi yang lebih kuat (Buheji & Ahmed, 2020). Sebenarnya, new normal
merupakan istilah yang telah digunakan jauh sebelum terjadinya COVID-19,
yang dimana istilah tersebut muncul pada sektor ekonomi setelah terjadinya
krisis ekonomi (Davis, 2009). Kendati begitu, dalam konteks pandemi, new
normal juga diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada perilaku manusia
yang akan terjadi pada pasca pandemi COVID-19, dimana manusia akan
cenderung lebih membatasi sentuhan fisik dan juga akan cenderung lebih
berjauhan dengan sesama (Griffith, 2020).

Di Indonesia, wacana pemberlakuan New Normal diawali lewat rencana


relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB hingga pemberian izin
bagi penduduk berusia dibawah 45 tahun untuk beraktivitas di luar rumah
kembali. Bagi Pemerintah Indonesia, new normal merupakan skenario untuk
memperbaiki keadaan sosial-ekonomi dengan tetap menekankan
pemberlakukan protokol kesehatan secara ketat (Putsanra, 2020). Wiku
Adisasmita selaku Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 menegaskan bahwa masyarakat harus merubah pola hidup serta
perilaku menjadi lebih sehat setiap hari agar dapat meminimalisir transmisi
penyakit COVID-19 sampai ditemukannya vaksin yang tepat (WH, 2020). Hal
ini menunjukkan bahwa bagi Indonesia, new normal diartikan sebagai sebuah
pemberlakuan kebiasaan hidup yang baru dalam kondisi COVID-19 dimana
seluruh penduduk harus menjalani hidup berdampigan dengan COVID-19 agar
kondisi sosial dan ekonomi dapat pulih meskipun perlahan.

b. Kesiapan Rakyat Indonesia Dalam Menyambut New Normal

Dalam segi infrasturktur teknologi informasi dan komunikasi, daerah-


daerah yang memiliki infrastruktur informasi yang lebih maju, akan lebih mudah
dalam mendistribusikan informasi mengenai dampak penyebaran COVID-19
terutama karena adanya media sosial yang sudah disisipkan fitur untuk
memantau perkambangan kasus COVID-19 di dunia dan juga Indonesia
(Sampurno, Kusumandyoko, & Islam, 2020). Namun, bagi beberapa daerah
yang masih memiliki kekurangan dalam teknologi tersebut, distribusi informasi
mengenai risiko COVID-19 secara luas dan cepat akan menemukan hambatan.
Selain itu, penambahan kasus COVID-19 yang semakin melonjak setiap hari
nya juga akan menjadi hambatan pada sektor kesehatan. New normal memang
seiring pula dengan penerapan protokol kesehatan pada kehidupan sehari-hari
penduduk Indonesia, namun ketaatan terhadap protokol tersebut tidak dapat
dijamin, atau dengan kata lain, akan terdapat penduduk Indonesia yang
mengabaikan protoko kesehatan tersebut dan daripadanya akan
menambahkan jumlah kasus COVID-19 dan dapat berpotensi pada timbulnya
second wave. Dalam hal ini, Presiden Jokowi mengingatkan bagi seluruh
penduduk Indonesia untuk benar-benar tunduk terhadap protokol kesehatan
yang berlaku selama new normal untuk menghindari dari terjadinya
“gelombang kedua” pandemi COVID-19 (Asmara, 2020). Namun hal tersebut
juga dapat terhambat karena banyaknya warga Indonesia yang kerap kali
menyebarkan dan mempercayai hoax, seperti halnya ditemukan orang-orang
yang dianggap sebagai “Doktor Virus Korona” yang kerap kali menyebarkan
berita-berita tanpa ditelaah lebih dalam terlebih dahulu di grup-grup media
sosial, yang dimana mereka kerap kali menyebarkan pemberitaan yang tidak
valid mengenai penyembuhan penyakit COVID-19, dan juga hoax mengenai
kebijakan pemerintah untuk mengatasi COVID-19 (Aurizki, 2020). Maka dari
itu, dapat disimpulkan bahwa beberapa bagian dari masyarakat Indonesia
belum siap dalam menyambut new normal secara efisien dan efektif
dikarenakan hal-hal yang telah disebutkan. Meskipun begitu, kesiapan tersebut
harus segera dibangun. Kementerian Ketenagakerjaan lewat Surat Edaran No.
M/7/AS.02.02/V/2020 tentang Pemastian Keberlanjutan Usaha Saat
Menghadap Pandemi COVID-19 dan Protokol untuk Mencegah Penyebaran
Pandemi COVID-19 di Perusahaan yang Telah Beroperasi Kembali
menyebutkan bahwa setiap perusahaan harus mempersiapkan berbagai hal
yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang berisiko
tinggi untuk tersebar kembali secara massal pada kondisi new normal.

Masih terdapat pula berbagai kasus pelanggaran protokol kesehatan


selama pandemi COVID-19, terbukti dari adanya pedagang-pedagang pasar
yang belum menerapkan protokol tersebut bahkan hingga menyebabkan
penularan COVID-19 (Nazaruddin, 2020), masih berkerumunnya pengunjung-
pengunjung restoran tanpa memperhatikan protokol kesehatan di Bali (Kadafi,
2020), serta banyaknya warga yang masih berkerumun untuk mendapatkan
sembako tanpa mengindahkan anjuran social distancing di Sidoarjo (Astuti,
2020). Penjabaran diatas menunjukkan bahwa rakyat Indonesia sendiri belum
begitu siap dalam menyambut new normal secara efisien dan efektif
dikarenakan kasus-kasus ketidaktaatan terhadap protokol kesehatan selama
pandemi COVID-19 yang mungkin akan terjadi pula pada new normal,
meskipun ketaatan terhadap protokol kesehatan sangat diperlukan guna
memmulihkan kondisi sosial dan ekonomi Indonesia sembari menekan laju
kasus COVID-19 di Indonesia.

c. Persiapan Pemerintah Indonesia Dalam Menyambut New Normal

Hal mendasar yang menjadi pertimbangan Pemerintah Indonesia untuk


“berdamai” dengan penyakit COVID-19 lewat pemberlakuan new normal
adalah perihal aktivitas sosial dan ekonomi (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2020). COVID-19 telah menyebabkan perekonomian Indonesia
menjadi kacau balau. Bahkan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia di prediksi
akan turun sebesar 1 hingga 4 persen, serta rasio kemiskinan akan diprediksi
mencapai angka 9.7 hingga angka ekstrim yaitu 12.4 persen, yang berarti
bahwa sekitar 1.5 juta hingga 8.5 juta orang jatuh dalam kemiskinan akibat
pandemi COVID-19 (Suryahadi, Izzati, & Suryadarma, 2020). Kekacauan
tersebut terjadi karena hal yang paling mendasar dari pandemi COVID-19 yaitu
ketakutan akan penularan. Selain itu, Susiwijono Moegiarso selaku Sekretaris
Kementerian Koordinator Perekonomian mengatakan bahwa sekitar 50 hingga
70 juta dari 133 juta tenaga kerja di Indonesia bergerak pada sektor informal,
sehingga mereka sangat terdampak oleh pembatasan-pembatasan yang
terjadi demi menakan angka penularan, dan oleh karenanya pemberlakuan
new normal harus dilakukan (Novika, 2020).
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia merencanakan pemberlakuan
new normal untuk membangun kembali perekonomian yang ambruk karena
COVID-19. Kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pemberlakuan new
normal seperti Peraturan Menteri Perhubungan No.41/2020 tentang
amandemen Peraturan Menteri Perhubungan No.18/2020 tentang
Pengelolaan Transportasi dalam Upaya Mitigasi Penyebaran COVID-19, yang
berisikan rencana pelonggaran berbagai pembatasan yang ditempatkan lewat
peraturan yang telah diamandemen. Bentuk pelonggaran tersebut berupa
peningkatan batas kapasitas moda transportasi publik serta pemberian izin
bagi moda transportasi online untuk beroperasi kembali dengan tetap mentaati
protokol kesehatan dan keselamatan. Peraturan ini telah diberlakukan pada
tanggal 8 Juni 2020 silam. Lalu, kebijakan lainnya datang dari Kementerian
Perdangangan dalam Surat Edaran No.12/2020 tentang Pemulihan Aktivitas
Perdangangan Selama COVID-19 dan New Normal. Surat edaran tersebut
menjelaskan mengenai mengatur penyelenggaraan kegiatan perdagangan
dalam rangka menjaga ketersediaan distribusi barang dan jasa kebutuhan
masyarakat selama masa darurat bencana alam COVID-19 serta menerapkan
protokol kesehatan yang ketat bagi penyelenggara kegiatan perdagangan guna
memutus mata rantai penularan COVID-19. Penerapan protokol kesehatan
tersebut akan diberlakukan pada setiap bentuk-bentuk usaha seperti pasar
rakyat, toko swalayan, tempat usaha makanan (restoran, kafe, warung makan),
toko obat/farmasi, pusat perbelanjaan atau mall, restoran di rest area, tempat
hiburan/pariwisata, salon/spa, dan tempat hiburan tertentu seperti kebun
binatang, museum, galeri seni. Meskipun begitu, laporan WHO mengatakan
bahwa terdapat beberapa institusi dan organisasi yang mengatakan bahwa
penerapan PSBB harus mempertimbangkan pada aspek-aspek lain ketimbang
aspek ekonomi saja, yang dimana Pemerintah Indonesia masih dianggap lalai
dalam menyampaikan data kasus COVID-19 di Indonesia (World Health
Organization, 2020).
Meskipun begitu, skenario new normal tetap diberlakukan pada 102
daerah yang dikategorisasikan sebagai “zona hijau”, yang dimana daerah-
daerah tersebut masuk dalam 23 provinsi (Tim detikcom, 2020). Wilayah DKI
Jakarta tidak termasuk dalam daftar tersebut karena kebijakan dari Anies
Baswedan selaku gubernur DKI Jakarta yang meresmikan perpanjangan PSBB
hingga akhir Juni 2020. Kendati begitu, Anies mengatakan bahwa bulan Juni
akan menjadi masa PSBB terakhir di Jakarta dan menamai kondisi tersebut
sebagai “Masa Transisi” (Kompas.com, 2020).
Pemerintah Indonesia telah membuat kajian mengenai fase-fase
pemulihan ekonomi pada masa new normal di Indonesia. Pada fase pertama
per 1 Juni 2020, industri dan jasa dapat beroperasi dengan protokol kesehatan
yang ketat dan yang diperbolehkan untuk menjalankan usaha adalah toko
penjual masker dan fasilitas kesehatan. Fase kedua per 8 Juni, Mall boleh
beroperasi kembali secara efektif namun tetap mentaati protokol kesehatan,
usaha jasa seperti salon dan spa belum diperbolehkan untuk beroperasi
dikarenakan mengandung kontak fisik secara berdekatan. Fase ke-3 per 15
juni, Mall tetap beroperasi seperti fase ke-2 dan usaha-usaha seperti salon dan
spa sudah dipebolehkan untuk beroperasi dan sekolah kembali dibuka namun
dengan sistem shift. Fase ke-4 per 6 Juli, usaha tempat makan, pusat
kebugaran, penyedia jasa serta tempat wisata diperbolehkan untuk beroperasi
dan kegiatan ibadah diperbolehkan namun dengan jumlah yang dibatasi. Yang
terakhir pada fase ke-5 per 20 hingga 27 Juli, seluruh kegiatan perekonomian
diharapkan dapat beroperasi (Wicaksono, 2020).
Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) berencana
akan menyiapkan kurang lebih 2.000 titik akses Internet di lokasi baru untuk
dapat menunjang para pekerja maupun pelajar yang sekiranya harus tetap
menjalankan bekerja maupun belajar jarak jauh atas kebijakan perusahaan
maupun institusi pendidikan terkait (Sukarno, 2020). Ketua Komisi
Perlindungan Anak (KPAI) juga memberikan rekomendasi kepada Pemerintah
untuk memberikan subsidi terhadap pelajar berupa kuota internet serta fasilitas
penunjang pendidik jarak jauh lainnya, terutama bagi daerah-daerah yang
masih memiliki infrastruktur pendidikan jarak jauh yang rendah kurang
memadai seperti Papua, dimana terdapat 608.000 pelajar yang tidak memiliki
fasilitas tersebut (Halim, 2020).

d. Dampak Kebijakan New Normal terhadap kehidupan penduduk


Indonesia

Penerapan new normal tentunya memungkinkan rakyat Indonesia untuk


dapat beraktivitas diluar rumah kembali. Hal tersebut berpotensi untuk
meningkatkan kembali transmisi dari COVID-19, karena interaksi sosial secara
langsung yang dilakukan oleh rakyat akan menjadi wadah bagi virus penyebab
COVID-19 untuk kembali tertular secara massal. Padahal, penambahan kasus
positif di Indonesia melaju cepat per tanggal 6 April hingga saat ini, dimana
melonjak dari 200-300 hingga 400-1000 kasus per hari pada bulan Juni (BBC
Indonesia, 2020). Maka dari itu, dalam segi kesehatan, hal tersebut dapat
berpotensi untuk membuat fasilitas-fasilitas kesehatan masyarakat menjadi
kewalahan apabila angka penularan COVID-19 kembali melonjak.
Kewalahan tersebut terbukti dari data Bappenas yang mengatakan bahwa
hanya sekitar 33% Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang
memenuhi syarat layanan kesehatan, yang dimana Puskesmas merupakan
fasilitas kesehatan utama untuk daerah pedesaan (Hartomo, 2020). Selain itu,
Indonesia saat ini memiliki 1.827 rumah sakit dan 5.834 ventilator, namun
persebaran tersebut masih terpusat di pulau Jawa. Di pulau Jawa sendiri,
jumlah ventilator mencapai 4.942 unit dan hanya 892 unit di luar pulau
Jawa (Pusparisa, 2020).

Dalam segi kesehatan mental, adanya COVID-19 dapat berpotensi


meningkatkan tingkat stres, rasa takut pada sebagian besar orang dan bahkan
dapat memicu depresi pada orang-orang yang sekiranya terkena dampak dari
pandemi COVID-19 yang bersifat mengancam hidup mereka (Shuja, Aqeel,
Jaffar, & Ahmed, 2020). Pemberlakuan new normal ini tentunya akan menjadi
jawaban sekaligus masalah baru bagi kesehatan mental masyarakat
Indonesia. Stres, rasa takut hingga depresi yang disebabkan oleh pandemi
COVID-19 tidak hanya berasal dari stimulus akan penularan COVID-19 saja,
melainkan juga datang dari adanya stimulus terhadap perekonomian yang
semakin ambruk serta keterbatasan yang terjadi karena berbagai kebijakan-
kebijakan penanggulangan COVID-19 yang harus membatasi aktivitas
keseharian dari masyarakat Indonesia. Penerapan new normal tentunya akan
menjadi polemik bagi masyarakat Indonesia sendiri karena meskipun pada
akhirnya kebebasan sipil serta aktivitas ekonomi dapat berjalan kembali namun
terdapat fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia harus
hidup berdampingan dengan ketakutan akan terjangkit COVID-19 karena
belum ada vaksin yang berhasil dikembangkan untuk menuntaskan pandemi
ini secara mutlak.

Selain itu, masyarakat akan membutuhkan infrastruktur Internet yang


lebih memadai pada masa new normal ini. Internet menjadi sangat penting
dikarenakan pada masa ini masyarakat Indonesia harus lebih fokus
perkembangan kasus COVID-19. Selain itu, new normal juga menyebabkan
beberapa perusahaan hingga institusi pendidikan untuk menerapkan sistem
shift dimana terdapat sebagian dari mereka yang datang ke tempat kerja
maupun belajar secara langsung dan sebagian yang lain harus menerapkan
WFH (Work From Home) maupun SFH (Study From Home). Oleh karena itu,
Arya Sinulingga selaku Staf Khusus Menteri BUMN mengatakan bahwa
infrastruktur Internet di seluruh Indonesia harus segera dioptimalkan untuk
dapat menunjang perolehan kelancaran kerja dan pendidikan (Antara, 2020).
Oleh karena itu,

Kemudian, pada segi politik, Pemerintah Indonesia harus lebih


menunjukkan keseriusan dalam menanggulangi pandemi COVID-19 kepada
masyarakat. Studi mengenai hubungan antara tingkat kepercayaan terhadap
pemerintah dengan pematuhan anjuran pemerintah terhadap kebijakan
penanggulangan Ebola Virus Disease (EVD) di Liberia menunjukkan bahwa
masyarakat yang tidak mematuhi kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah
negara tersebut bukan karena ketidaktahuan mereka mengenai bagaimana
penyakit EVD tersebut menyebar, melainkan akibat ketidakpercayaan mereka
terhadap integritas serta performa pemerintah Liberia dalam menanggulangi
penyebaran penyakit tersebut (Blair, Morse, & Tsai, 2017). Maka dari itu, untuk
membangun ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan yang
diberlakukan pada new normal, Pemerintah harus meningkatkan performa
mereka dalam penanggulangan COVID-19 dengan penyampaian data secara
akurat dan komprehensif sehingga masyarakat tidak merasa sedang
‘dibohongi’ oleh Pemerintah serta meningkatkan fasilitas kesehatan lewat
ekstensifikasi dan intensifikasi alat-alat kesehatan penunjang penyakit COVID-
19.

Kemudian dalam segi ekonomi, berlakunya new normal memang dapat


memulihkan kembali kondisi perekonomian di Indonesia, namun pemulihan
tersebut akan bergerak secara lambat. Selain itu, Bhima Yudhistira selaku
pengamat ekonomi Institute for Developtment of Economics and Finance
mengatakan bahwa new normal yang dilaksanakan terburu-buru akan
membebani UMKM, dikarenakan UMKM harus menghadapi kenaikan biaya
untuk membeli APD, dan benda-benda penunjang protokol kesehatan lainnya
apabila tanpa bantuan pemerintah. Namun meskipun begitu, memang instruksi
pemerintah mengenai pembukaan kembali perekonomian di Indonesia
memang sangat penting dikarenakan akan lebih banyak lagi perusahaan yang
diprediksi akan melakukan PHK pada pekerja-pekerjanya dan tentunya hal
tersebut dapat memperparah kondisi perekonomian (Fajriah, 2020).

e. New Normal Dalam Perspektif Demografi Sosial

Terdapat tiga variabel penting dalam kajian demografi sosial, yaitu


mortalitas, fertilitas, dan mobilitas penduduk atau migrasi. Mobilitas
penduduk atau migrasi dapat diartikan perpindahan penduduk secara
permanen maupun non-permanen. Migrasi permanen didefinisikan
sebagai perindahan penduduk antarprovinsi yang telah tinggal selama 6
bulan atau lebih (Romdiati & Noveria, 2006). Lalu, migrasi non-permanen
atau sirkuler didefinisikan sebagai perpindahan jangka pendek, cenderung
berulang, dan memiliki pola yang teratur tanpa adanya maksud untuk
berpindah tempat secara permanen yang biasanya terjadi pada pekerja-
pekerja yang bekerja pada wilayah commuter (Zelinsky dalam Bryant & Peck,
2006). Selama pemberlakukan PSBB, migrasi permanen maupun non-
permanen tidak diperbolehkan, ditandai dengan banyaknya kebijakan
pemerintah yang melarang adanya kegiatan mudik serta penerapan WFH dan
SFH. Namun dalam new normal kegiatan-kegiatan tersebut akhirnya
diperbolehkan. Dibuka kembalinya migrasi permanen maupun sirkuler tersebut
memang berdiri atas alasan ekonomi bagi Pemerintah Indonesia maupun
masyarakat Indonesia sendiri, meskipun memang sebenarnya kegiatan
tersebut dapat berisiko dalam meningkatkan transmisi COVID-19,
dikarenakan sebenarnya pandemi COVID-19 ini sendiri belum berakhir karena
belum adanya vaksin yang ditemukan. Di satu sisi memang hal tersebut
menyelamatkan perekonomian Indonesia namun di sisi yang lain dapat
membuat kasus COVID-19 semakin banyak, dan berpotensi untuk
meningkatkan jumlah kematian akibat COVID-19. Berbicara mengenai
kematian, mortalitas dapat dibagi menjadi tiga penyebab, yaitu
communicable diseases atau penyakit menular, non-communicable
diseases atau penyakit tidak menular, serta injuries atau luka (World
Health Organization, 2011). Seperti yang dapat kita lihat, dikarenakan pandemi
COVID-19 ini adalah communicable diseases, maka adanya perpindahan
penduduk akan memperparah kondisi Indonesia dalam segi penularan kasus
COVID-19 itu sendiri. Seperti yang telah diketahui, COVID-19 lebih rentan
terhadap kelompok usia 60 tahun keatas dimana persentase kematian karena
COVID-19 pada kelompok usia tersebut mencapai 17,7% dari jumlah kasus
yang menimpa kelompok usia tersebut (Permana, 2020). Dengan new
normal,bertambahnya jumlah kematian pada penduduk yang berada pada
kelompok usia tersebut sangat dikhawatirkan, mengingat bahwa kembalinya
aktifitas kelompok usia produktif 15-49 tahun pada new normal akan
menimbulkan potensi untuk menularkan penyakit COVID-19 di rumah pada
saat kembali bekerja/bersekolah (apabila terdapat anggota keluarga yang
berusia 60 tahun keatas).

Meskipun begitu, new normal ini juga sering dikaitkan dengan konsep
herd immunity. Dalam konteks pandemi COVID-19, konsep tersebut
merupakan kondisi dimana sebagian besar orang pada suatu
masyarakat telah divaksinasi untuk memperoleh kekebalan secara mutlak
atau suatu kondisi dimana sebagian besar masyarakat mengidap suatu
penyakit menular yang pada akhirnya membentuk imunitas secara natural
terhadap COVID-19 (Randolph & Barreiro, 2020). Bagi penulis, herd
immunity yang dilaksanakan lewat pembentukan imun tubuh terhadap COVID-
19 secara natural merupakan contoh dari penerapan Darwinisime sosial
(Social Darwinism) dalam ranah pandemi. Darwinisme sosial diketahui
berangkat dari teori Darwin mengenai seleksi natural, dimana mahkluk yang
lebih dapat beradaptasi akan bertahan pada suatu kondisi (Mogilski, 2016).
Dalam konteks herd immunity pada new normal di Indonesia, Pemerintah
Indonesia menganggap bahwa kelompok usia produktif 15-49 tahun (meskipun
yang dianggap oleh BPNB adalah 45 tahun kebawah) memiliki tingkat
resistensi yang cukup tinggi terhadap COVID-19, meskipun kelompok usia
tersebut dapat menjadi carrier dari COVID-19 (Ihsanuddin, 2020). Hal tersebut
yang pada akhirnya menjadi dasar pertimbangan Pemerintah Indonesia untuk
menyelematkan perekonomian Indonesia dari kematian secara menyeluruh.
Namun mengingat bahwa kelompok usia 60 tahun keatas merupakan usia
rentan, maka yang paling dikhawatirkan adalah kelompok usia tersebut
mendapati lebih banyak kasus kematian dikarenakan COVID-19 yang mungkin
dapat menyebar dalam jumlah yang lebih banyak pada masa pemberlakuan
new normal.

Beranjak dari mobilitas dan migrasi, new normal sebenarnya tidak


memiliki kaitan langsung dengan jumlah fertilitas. Namun, Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memprediksi
bahwa jumlah wanita usia subur yang hamil dan melahirkan akan berada pada
angka 370.000 hingga 500.000 pada selama masa pandemi COVID-19.
Lembaga tersebut mengatakan bahwa kebijakan PSBB memengaruhi hal
tersebut, karena frekuensi suami-istri yang lebih sering dirumah serta dihitung
pula dari akseptor kontrasepsi yang memutus pemakaian. Meskipun prediksi,
namun hal ini harus diantisipasi karena lonjakan kelahiran tentunya akan
menimbulkan masalah baru dalam masa new normal dikarenakan pada masa
ini pengobatan terhadap COVID-19 terus berjalan, dan lonjakan tersebut akan
berpengaruh pada pekerja fasilitas kesehatan yang semakin kewalahan, serta
dapat menimbulkan risiko pula bagi sang ibu hamil karena dapat terkena
penyakit COVID-19 yang tentunya akan berpengaruh pada bayi yang
dikandung (Manafe, 2020). Namun meskipun begitu, bagi penulis, kelahiran
calon-calon bayi tersebut, apabila dapat ditangani secara baik oleh institusi-
institusi kesehatan pada masa new normal ini, akan memiliki dampak positif
jangka panjang, yaitu pada bertambahnya jumlah penduduk berusia produktif
pada masa “Generasi Emas Indonesia” pada tahun 2045 mendatang
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Adanya protokol kesehatan tidak bisa menjamin secara mutlak


dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 karena belum tentu
seluruh masyarakat menaati protokol tersebut. Per 11 Juni 2020 sendiri,
jumlah kasus COVID-19 baru di Indonesia mencapai 979 pasien, dengan total
jumlah kasus positif sebesar 35.295 pasien, total kesembuhan sebesar 12.636
orang, dan jumlah kematian kasus sebesar 2.000 orang (Idhom, 2020). Data
tersebut menunjukkan penambahan kasus COVID-19 setelah diberlakukan nya
new normal di 102 daerah di Indonesia pada awal bulan Juni. Yang menjadi
kekhawatiran bagi Pemerintah maupun masyarakat Indonesia sendiri adalah
new normal dapat menambahkan jumlah kasus harian dengan angka yang
lebih tinggi. Namun meskipun begitu, new normal tetap diberlakukan. Maka dari
itu, pemberlakuan protokol kesehatan dalam new normal ini dapat diartikan
sebagai health transition dari pandemi COVID-19 dimana terjadi
perubahan sosial dalam hal persepsi masyarakat mengenai penentu-
penentu kesehatan (Kahn, 2006). Penjabaran diatas menunjukkan bahwa
dari sudut pandang demografi sosial, adanya new normal memiliki risiko
namun terdapat pula keuntungan yang diambil dari risiko tersebut. Meskipun
begitu, yang harus lebih ditekankan lebih lagi adalah new normal ini
merupakan suatu upaya transisi bagi bangsa Indonesia untuk melawan
‘penindasan’ yang dilakukan oleh COVID-19 terhadap kondisi sosial dan
ekonomi bangsa.
Daftar Pustaka

Blair, R. A., Morse, B. S., & Tsai, L. L. (2017). Public health and public trust: Survey
evidence from the Ebola Virus Disease epidemic in Liberia. Social Science &
Medicine, 89-97.
Bryant, C. D., & Peck, D. L. (2007). 21st Century Sociology: A Reference Handbook,
Volume 1. SAGE.
Buheji, M., & Ahmed, D. (2020). Planning Competency in the New Normal-
Employability Competency in Post-COVID-19 Pandemic. Business Management and
Strategy, 160-179.
Davis, I. (2009, Maret). The new normal. The McKinsley Quarterly. McKinsley &
Company. Kahn, K. (2006). Dying to make a fresh start: Mortality and health transition
in a new South Africa. Umea University Medical Dissertations. Umea, Swedia: Umea
University.
Kahn, K. (2006). Dying to make a fresh start: Mortality and health transition in a new
South Africa. Umea University Medical Dissertations. Umea, Swedia: Umea
University.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2017, Agustus). Peta
Jalan: Generasi Emas Indonesia 2045. Indonesia: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Mogilski, J. K. (2016). Social Darwinism. Encyclopedia of Evolutionary Psychological
Science. Swiss: Springer Interantional Publishing Switzerland.
Omran, A. R. (2005). The Epidemiologic Transition: A Theory of the Epidemiology of
Population Change. The Milbank Quarterly, 731-757.
Randolph, H. E., & Barreiro, L. B. (2020). Herd Immunity: Understanding COVID-19.
Immunity, 737-741.
Peraturan Menteri Perhubungan No.41/2020. (2020). Perubahan Atas Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 18 Tahun 2020 Tentang Pengendalian Transportasi
Dalam Rangka Pencegahan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Menteri
Perhubungan Indonesia.
Romdiati, H., & Noveria, M. (2006). Mobilitas Penduduk Antardaerah Dalam Rangka
Tertib Pengendalian Migrasi Masuk Ke Jakarta. Jurnal Kependudukan Indonesia , 13-
28.
Sampurno, M. B., Kusumandyoko, T. C., & Islam, M. A. (2020). Budaya Media Sosial,
Edukasi Masyarakat, dan Pandemi COVID-19. SALAM; Jurnal Sosial & Budaya Syar-
i, 529-542.
Shuja, K. H., Aqeel, M., Jaffar, A., & Ahmed, A. (2020). COVID-19 Pandemic and
Impending Global Mental Health Implications. Psychiatria Danubina, 32-35.
Suryahadi, A., Izzati, R. A., & Suryadarma, D. (2020). The Impact of COVID-19
Outbreak on Poverty; An Estimation for Indonesia. Jakarta: The SMERU Institute.
Surat Edaran No.12/2020. (2020). Pemulihan Aktivitas Perdagangan Selama COVID-
19 dan New Normal. Indonesia: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
World Health Organization. (2011). Global status report on communicable diseases
2010. Italy: World Health Organization.
World Health Organization. (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Situation
Report-10. World Health Organization.

Sumber Berita Online

Antara. (2020, Mei 19). Infrastruktur ini Paling Dibutuhkan saat New Normal. Retrieved
from Media Indonesia: https://mediaindonesia.com/read/detail/314432-infrastruktur-
ini-paling-dibutuhkan-saat-new-normal (Diakses pada 11 Juni 2020 pukul 22:26 WIB)
Asmara, C. G. (2020, Juni 10). Jokowi Bicara Ancaman Covid-19, Waspada 'Second
Wave'. Retrieved from CNBC Indonesia:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200610120651-4-164347/jokowi-bicara-
ancaman-covid-19-waspada-second-wave (Diakses pada 10 Juni 2020 pukul 21:49
WIB)
Astuti, R. S. (2020, Juni 11). Pencairan Bansos Kemensos di Sidoarjo Langgar
Protokol Kesehatan. Retrieved from Kompas:
https://kompas.id/baca/nusantara/2020/06/11/pencairan-bansos-kemensos-di-
sidoarjo-langgar-protokol-kesehatan/ (Diakses pada 11 Juni 2020 pukul 21:33 WIB)
Aurizki, G. E. (2020, April 17). Distribusi Informasi di Masa Pandemi. Retrieved from
detiknews: https://news.detik.com/kolom/d-4980500/distribusi-informasi-di-masa-
pandemi (Diakses pada 11 Juni 2020 pukul 17:42 WIB)
BBC Indonesia. (2020, Juni 10). Covid-19 di Indonesia tembus rekor baru tambahan
kasus harian terbanyak, 'penularan masih terjadi, orang sakit belum isolasi diri'.
Retrieved from BBC Indonesia: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51850113
(Diakses pada 10 Juni 2020 pukul 18:26 WIB)
Fajriah, W. (2020, Juni 1). Dampak New Normal, Ekonomi Bergerak Tapi Lambat
hingga Protokol yang Ketat. Retrieved from Okezone.com:
https://economy.okezone.com/read/2020/05/31/20/2222530/dampak-new-normal-
ekonomi-bergerak-tapi-lambat-hingga-protokol-yang-ketat (Diakses pada 10 Juni
2020 pukul 18:44 WIB)
Griffith, K. (2020, May 1). The 'new normal' after coronavirus. Retrieved from ksn.com:
https://www.ksn.com/news/capitol-bureau/the-new-normal-after-coronavirus/
(Diakses pada 11 Juni 2020 pukul 19:22 WIB)
Halim, D. (2020, Juni 7). Jelang New Normal, KPAI Minta Pemerintah Subsidi Kuota
Internet dan Fasilitas Pembelajaran Daring. Retrieved from Kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/07/15093601/jelang-new-normal-kpai-
minta-pemerintah-subsidi-kuota-internet-dan-fasilitas (Diakses pada 12 Juni 2020
pukul 03:36 WIB)
Hartomo, G. (2020, Mei 12). Lawan Covid-19, Bappenas: Hanya 33% Puskesmas
Penuhi Syarat Layanan Kesehatan. Retrieved from Okezone:
https://economy.okezone.com/read/2020/05/12/320/2212835/lawan-covid-19-
bappenas-hanya-33-puskesmas-penuhi-syarat-layanan-kesehatan (Diakses pada 12
Juni 2020 pukul 00:37 WIB)
Idhom, A. M. (2020, Juni 11). Update Corona 11 Juni 2020 Indonesia & Dunia: Data
Terbaru Hari Ini. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/update-corona-11-juni-2020-
indonesia-dunia-data-terbaru-hari-ini-fGNK (Diakses pada 12 Juni 2020 pukul 01:24
WIB)
Ihsanuddin. (2020, Mei 12). Doni Monardo Sadar Warga 45 Tahun ke Bawah Bisa
Jadi "Carrier" Covid-19. Retrieved from Kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/12/20502941/doni-monardo-sadar-
warga-45-tahun-ke-bawah-bisa-jadi-carrier-covid-19 (Diakses pada 12 Juni 2020
pukul 02:47 WIB)
Kadafi, M. (2020, Juni 11). Langgar Protokol Kesehatan, Bule Berkerumun di Restoran
Gara-Gara Promo Minuman. Retrieved from merdeka.com:
https://www.merdeka.com/peristiwa/langgar-protokol-kesehatan-bule-berkerumun-di-
restoran-gara-gara-promo-minuman.html (Diakses pada 11 Juni 2020 pukul 23:56
WIB)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020, Mei 28). Vaksin COVID-19 Belum
Ditemukan, Pemerintah Siapkan Skenario New Normal. Retrieved from Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia :
https://www.kemkes.go.id/article/view/20052900001/vaksin-covid-19-belum-
ditemukan-pemerintah-siapkan-skenario-new-normal.html (Diakses pada 11 Juni
2020 pukul 18:54 WIB)
Kompas.com. (2020, Juni 4). PSBB DKI Jakarta Kembali Diperpanjang, Bulan Juni
Jadi Masa Transisi. Retrieved from Kompas.com:
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/04/12430011/psbb-dki-jakarta-
kembali-diperpanjang-bulan-juni-jadi-masa-transisi (Diakses pada 11 Juni 2020 pukul
22:15 WIB)
Manafe, D. (2020, Mei 28). Gara-gara Covid-19, Angka Kelahiran Diprediksi
Bertambah Hingga 500.000. Retrieved from Berita Satu:
https://www.beritasatu.com/kesehatan/638403-garagara-covid19-angka-kelahiran-
diprediksi-bertambah-hingga-500000 (Diakses pada 11 Juni 2020 pukul 22:24 WIB)
Nazaruddin, A. (2020, Juni 10). Pasar di Kudus yang melanggar protokol kesehatan
bakal ditutup sepekan. Retrieved from ANTARANEWS.com:
https://www.antaranews.com/berita/1545880/pasar-di-kudus-yang-melanggar-
protokol-kesehatan-bakal-ditutup-sepekan (Diakses pada 11 Juni 2020 pukul 20:31
WIB)
Novika, S. (2020, Juni 3). Sederat Alasan Pemerintah Terapkan New Normal.
Retrieved from detikfinance: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
5039532/sederet-alasan-pemerintah-terapkan-new-normal (Diakses pada 11 Juni
2020 pukul 20:19 WIB)
Permana, R. H. (2020, Mei 25). Begini Tingkat Kematian Corona di RI Berdasarkan
Kelompok Usia. Retrieved from detiknews: https://news.detik.com/berita/d-
5027541/begini-tingkat-kematian-corona-di-ri-berdasarkan-kelompok-usia/1 (Diakses
pada 11 Juni 2020 pukul 19:33 WIB)
Pusparisa, Y. (2020, April 8). Hadapi Covid-19, Fasilitas Kesehatan Masih Terpusat
di Jawa. Retrieved from Katadata:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/04/08/hadapi-covid-19-fasilitas-
kesehatan-masih-terpusat-di-jawa (Diakses pada 11 Juni 2020 pukul 19:23 WIB)
Putsanra, D. V. (2020, Mei 26). Apa Itu New Normal dan Bagaimana Penerapannya
Saat Pandemi Corona? Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/apa-itu-new-normal-dan-
bagaimana-penerapannya-saat-pandemi-corona-fCSg (Diakses pada 11 Juni 2020
pukul 17:55 WIB)
Sukarno, P. A. (2020, Juni 5). Bakti Siapkan 2.000 Titik Akses Internet Hadapi New
Normal. Retrieved from Bisnis.com:
https://teknologi.bisnis.com/read/20200605/101/1249070/bakti-siapkan-2.000-titik-
akses-internet-hadapi-new-normal (Diakses pada 11 Juni 2020 pukul 18:45 WIB)
Tim detikcom. (2020, Mei 31). 102 Daerah Diizinkan Terapkan New Normal Ini
Daftarnya. Retrieved from detiknews: https://news.detik.com/berita/d-5035293/102-
daerah-diizinkan-terapkan-new-normal-ini-daftarnya (Diakses pada 12 Juni 2020
pukul 00:42 WIB)
WH, F. (2020, Mei 31). Mengenal Konsep New Normal. Retrieved from
Indonesia.go.id: https://indonesia.go.id/ragam/komoditas/ekonomi/mengenal-konsep-
new-normal (Diakses pada 10 Juni 2020 pukul 17:36 WIB))
Wicaksono, P. E. (2020, Mei 12). Cek Fakta: Viral Infografis Tahap Pemulihan
Ekonomi Akibat COVID-19, Simak Faktanya. Retrieved from Liputan6: Cek Fakta:
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4251841/cek-fakta-viral-infografis-tahap-
pemulihan-ekonomi-akibat-covid-19-simak-faktanya (Diakses pada 10 Juni 2020
pukul 17:31 WIB)

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai