Kebijakan adaptasi kebiasaan baru diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut:
Penerapan protokol kesehatan akan menjaga Indonesia dari ancaman pandemi yang
berkelanjutan. Disiplin protokol kesehatan akan membuat perilaku hidup bersih dan sehat
menjadi budaya di kalangan masyarakat, dengan begitu hal tersebut akan mengurangi
beban penyakit, bukan hanya Covid-19. [ CITATION Kar20 \l 1057 ]
Mendukung keberlangsungan negara dari berbagai sisi dan mencegah berbagai masalah
baru, seperti krisis fiskal, ketahanan pangan, dan masalah sistem pendidikan.
Upaya secara sistemis dan menyeluruh dilakukan oleh pemerintah guna dapat
memulihkan kembali sektor perekonomian, salah satu kebijakan yang diputuskan pemerintah
yaitu memberikan hak kepada pemerintah daerah yang dianggap mampu menanggulangi
Covid-19 untuk melaksanakan kebijakan adaptasi kebiasaan baru atau dikenal dengan istilah
“new normal”.[ CITATION Her20 \l 1057 ] Kebijakan adaptasi kebiasaan baru didasarkan
kepada adanya pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwa
Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu singkat, sementara obat dan vaksin yang ditujukan
untuk penyembuhan infeksi Covid-19 belum diketemukan.[ CITATION Gun20 \l 1057 ]
Merujuk pada aturan Badan Kesehatan Dunia (WHO), maka kebijakan AKB dapat diambil
apabila transmisi Covid-19 telah terkontrol dan masyarakat ikut berperan dan diberdayakan. Namun,
aturan WHO tersebut tidak menjadi dasar acuan penegakkan aturan AKB di Indonesia karena sejak
kasus pertama Covid-19 pada bulan Maret hingga saat ini Indonesia tercatat masih mengalami angka
kenaikan yang tinggi hingga kisaran 4000-5000 per hari. Indonesia tercatat sebagai negara peringkat
pertama di Asia Tenggara dengan total kasus positif pada 5 Desember 2020 sebanyak 569.707 dan
jumlah yang meninggal sebanyak 17.589 orang.[ CITATION Apr20 \l 1057 ]
Selain itu, survei AC Nielsen yang bekerja sama dengan UNICEF pada 6 kota besar di
Indonesia juga menunjukkan bahwa hanya 31,5% masyarakat yang melakukan perilaku 3M
(menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan), 36% melakukan dua dari perilaku 3M, dan
23,2% melakukan satu dari perilaku 3M, serta terdapat 9,3% yang sama sekali tidak melakukan
perilaku 3M. Hal ini menunjukkan bahwa penegakkan aturan (the rule of law) dalam implementasi
kebijakan AKB di Indonesia tidak berdampak signifikan menekan angka penyebaran Covid-19 dan
tidak pula efektif menghasilkan perubahan prilaku masyarakat.[ CITATION Apr20 \l 1057 ]
DAFTAR PUSTAKA
Apriyani, T. (2020). Implementasi Kebijakan Fase Normal Baru di Indonesia dan Thailand. Jakarta:
Suara.com. artikel
Gunia, A. (2020, Juni 2). Will the Coronavirus Ever Go Away? Here's What One of the WHO's Top
Experts Thinks. TIME . artikel
Kartikasari, R. (2020, Juli 11). Manfaat Patuh Protokol Covid-19. (M. Khadafi, Pewawancara) berita
Modjo, M. I. (2020). Mematakan Jalan Penguatan Ekonomi Pasca Pandemi. Jurnal Perencanaan
Pembangunan: The Indonesian Journal of Development Planning , 103-116.
Pardede, J. A., & dkk. (2020). Optimalisasi Koping Perawat Mengatasi Kecemasan Pada Masa
Pandemi Covid-19 Di Era New Normal. Jurnal Peduli Masyarakat , 105-112.
Satgas Penanganan Covid-19. (2020, September 9). Materi Edukasi. Dipetik Desember 6, 2020, dari
Satgas Penanganan Covid-19: https://covid19.go.id/edukasi/pengantar/pengantar-adaptasi-kebiasaan-
baru artikel
Widiastuti, N. K. (2020, Agustus 20). Adaptasi Kebiasaan Baru di Masa Pandemi Covid-19. Dipetik
Desember 6, 2020, dari diskes.baliprov.go.id artikel