Anda di halaman 1dari 4

2.

Adaptasi Kebiasaan Baru

2.1 Definisi Adaptasi Kebiasaan Baru


Adaptasi kebiasaan baru (AKB) merupakan perubahan perilaku untuk tetap menjalankan
aktifitas normal namun dengan menerapkan sejumlah tindakan pencegahan yang sesuai
dengan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan covid-19.
Adapun tindakan pencegahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Menggunakan masker secara benar. Masker sekali pakai, seperti masker medis, hanya
digunakan sekali. Masker kain harus dicuci sebelum digunakan kembali. Pastikan
face shield digunakan bersamaan dengan pemakaian masker.
 Selalu menjaga jarak minimal 1 meter dengan siapapun di luar rumah dan hindari
kerumunan.
 Cuci tangan memakai sabun dengan air mengalir selama minimal 20 detik.[ CITATION
Sat20 \l 1057 ]

Dalam konteks Indonesia, pemerintah mengumumkan rencana untuk pengimplementasian


kebijakan new normal dengan mempertimbangkan analisis pada studi epidemiologis dan
kesiapan masing-masing wilayah. Prinsip utama dari rencana new normal yang akan
diterapkan ini adalah adaptasi kebiasaan baru dengan pola hidup yang akan menuntun pada
terciptanya kehidupan dan perilaku baru masyarakat hingga vaksin COVID-19 ditemukan.
Lebih lanjut, implementasi kebijakan new normal akan dikawal oleh penerapan protokol
kesehatan secara ketat.[ CITATION Din20 \l 1057 ]

2.2 Manfaat Adaptasi Kebiasaan Baru

Kebijakan adaptasi kebiasaan baru diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut:

 Penerapan protokol kesehatan akan menjaga Indonesia dari ancaman pandemi yang
berkelanjutan. Disiplin protokol kesehatan akan membuat perilaku hidup bersih dan sehat
menjadi budaya di kalangan masyarakat, dengan begitu hal tersebut akan mengurangi
beban penyakit, bukan hanya Covid-19. [ CITATION Kar20 \l 1057 ]
 Mendukung keberlangsungan negara dari berbagai sisi dan mencegah berbagai masalah
baru, seperti krisis fiskal, ketahanan pangan, dan masalah sistem pendidikan.

2.3 Alasan Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan menurunnya perekonomian dan aktivitas di


berbagai sektor dan wilayah di Indonesia. Pada saat yang bersamaan, penyebaran virus covid-
19 juga belum menunjukkan tanda-tanda berakhir seiring dengan masih meningkatnya tren
kasus dan kematian terkonfirmasi. Di sisi lain, tuntutan untuk memulai kembali berbagai
aktivitas sosial dan ekonomi juga kian menguat.[ CITATION Mod20 \l 1057 ]

Upaya secara sistemis dan menyeluruh dilakukan oleh pemerintah guna dapat
memulihkan kembali sektor perekonomian, salah satu kebijakan yang diputuskan pemerintah
yaitu memberikan hak kepada pemerintah daerah yang dianggap mampu menanggulangi
Covid-19 untuk melaksanakan kebijakan adaptasi kebiasaan baru atau dikenal dengan istilah
“new normal”.[ CITATION Her20 \l 1057 ] Kebijakan adaptasi kebiasaan baru didasarkan
kepada adanya pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwa
Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu singkat, sementara obat dan vaksin yang ditujukan
untuk penyembuhan infeksi Covid-19 belum diketemukan.[ CITATION Gun20 \l 1057 ]

Kondisi tersebut mendorong pemerintah untuk dapat memberikan pemahaman


kepada masyarakat untuk tetap bisa beraktivitas sebagaimana kondisi sebelum adanya Covid-
19 dengan tetap melakukan kesiap-siagaan terhadap potensi penularan Covid-19. Di sisi lain
pemerintah tidak bisa membiarkan masyarakat untuk tetap berada di rumah dikarenakan
dampak ekonomi dan sosial yang akan muncul memiliki potensi untuk memperbesar angka
kemiskinan dan pengangguran yang selama penanggulangan Covid-19 telah banyak
berdampak kepada masyarakat, khususnya terhadap peningkatan angka kemiskinan baru dan
pengangguran baru.[ CITATION Her20 \l 1057 ]

Pemahaman untuk menerapkan kebijakan adaptasi kebiasaan baru adalah bentuk


respons realistis terhadap eksistensi Covid-19 yang diperkuat dengan estimasi penemuan
vaksin sebagai satu-satunya senjata untuk menanggulangi Covid-19 yang belum bisa
ditemukan dalam waktu singkat karena masih dalam tahap pengembangan dan membutuhkan
waktu untuk uji coba. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kebijakan adaptasi kebiasaan baru
muncul sebagai kalkulasi rasional terhadap prakiraan kondisi ekonomi nasional, jalan tengah
terhadap rentang waktu yang cukup lama hingga vaksin ditemukan, serta pemahaman realistis
bahwa kemungkinan Covid-19 tidak akan hilang dari muka bumi, sehingga masyarakat harus
menjajaki kemungkinan untuk hidup berdamingan secara damai.[ CITATION Din20 \l 1057 ]

3. Implementasi Kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)

Implementasi kebijakan AKB di Indonesia tertuang dalam KMK nomor


HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) di Tempat Kerja, Perkantoran, dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan
Usaha pada Situasi Pandemi. Pada tahap implementasinya, kebijakan AKB sejatinya menimbulkan
banyak polemik di kalangan masyarakat karena, di satu sisi dianggap akan meningkatkan jumlah
kasus covid-19 dan di sisi lain dapat menyelamatkan kerentanan sosial dan ekonomi masyarakat.
[ CITATION Apr20 \l 1057 ]

Merujuk pada aturan Badan Kesehatan Dunia (WHO), maka kebijakan AKB dapat diambil
apabila transmisi Covid-19 telah terkontrol dan masyarakat ikut berperan dan diberdayakan. Namun,
aturan WHO tersebut tidak menjadi dasar acuan penegakkan aturan AKB di Indonesia karena sejak
kasus pertama Covid-19 pada bulan Maret hingga saat ini Indonesia tercatat masih mengalami angka
kenaikan yang tinggi hingga kisaran 4000-5000 per hari. Indonesia tercatat sebagai negara peringkat
pertama di Asia Tenggara dengan total kasus positif pada 5 Desember 2020 sebanyak 569.707 dan
jumlah yang meninggal sebanyak 17.589 orang.[ CITATION Apr20 \l 1057 ]

Kondisi tersebut mendorong sejumlah daerah melakukan upaya penindakan dengan


pemberian sanksi baik secara fisik, sosial, maupun material. Selanjutnya, penegakan hukum kebijakan
AKB di Indonesia dilakukan melalui operasi yustisi yang melibatkan kesatuan TNI dan Polri untuk
mendisiplinkan perubahan perilaku masyarakat. Namun, operasi yustisi ini hanya mampu untuk
menjaring pelanggaran hukum namun tidak berhasil mempengharui perubahan perilaku masyarakat
yang partisipatif dan kolektif. Dapat dilihat dari operasi yustisi yang digelar di seluruh Indonesia pada
14 -18 Oktober 2020 terjaring pelanggaran protokol kesehatan yang tinggi sebanyak 7.5 juta kali
dengan denda mencapai Rp 4 miliar. [ CITATION Apr20 \l 1057 ]

Selain itu, survei AC Nielsen yang bekerja sama dengan UNICEF pada 6 kota besar di
Indonesia juga menunjukkan bahwa hanya 31,5% masyarakat yang melakukan perilaku 3M
(menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan), 36% melakukan dua dari perilaku 3M, dan
23,2% melakukan satu dari perilaku 3M, serta terdapat 9,3% yang sama sekali tidak melakukan
perilaku 3M. Hal ini menunjukkan bahwa penegakkan aturan (the rule of law) dalam implementasi
kebijakan AKB di Indonesia tidak berdampak signifikan menekan angka penyebaran Covid-19 dan
tidak pula efektif menghasilkan perubahan prilaku masyarakat.[ CITATION Apr20 \l 1057 ]
DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, T. (2020). Implementasi Kebijakan Fase Normal Baru di Indonesia dan Thailand. Jakarta:
Suara.com. artikel

Gunia, A. (2020, Juni 2). Will the Coronavirus Ever Go Away? Here's What One of the WHO's Top
Experts Thinks. TIME . artikel

Herdiana, D. (2020). Penanggulangan Covid-19 Tingkat Lokal Melalui Kebijakan Adaptasi


Kebiasaan Baru (AKB) di Provinsi Jawa Barat. Journal of Governance Innovation , 131-156.

Kartikasari, R. (2020, Juli 11). Manfaat Patuh Protokol Covid-19. (M. Khadafi, Pewawancara) berita

Modjo, M. I. (2020). Mematakan Jalan Penguatan Ekonomi Pasca Pandemi. Jurnal Perencanaan
Pembangunan: The Indonesian Journal of Development Planning , 103-116.

Pardede, J. A., & dkk. (2020). Optimalisasi Koping Perawat Mengatasi Kecemasan Pada Masa
Pandemi Covid-19 Di Era New Normal. Jurnal Peduli Masyarakat , 105-112.

Satgas Penanganan Covid-19. (2020, September 9). Materi Edukasi. Dipetik Desember 6, 2020, dari
Satgas Penanganan Covid-19: https://covid19.go.id/edukasi/pengantar/pengantar-adaptasi-kebiasaan-
baru artikel

Widiastuti, N. K. (2020, Agustus 20). Adaptasi Kebiasaan Baru di Masa Pandemi Covid-19. Dipetik
Desember 6, 2020, dari diskes.baliprov.go.id artikel

Anda mungkin juga menyukai