Lantaran hingga jilid II dinilai belum efektif, muncul istilah baru lainnya yakni PPKM
Mikro. PPMK Mikro berlangsung mulai 9 Februari – 22 Februari 2021 dan berlaku di
7 Provinsi dengan sejumlah aturan yang lebih lengkap berdasarkan zonasi, bahkan
diawasi mulai RT/RW.
Kini penggunaan istilah PPKM telah diubah Kembali menjadi PPKM darurat.
Kemudian setelah itu istilah ini diganti menjadi PPKM darurat yang berlaku pada 3
Juli – 20 Juli, khususnya di Jawa dan Bali. Kini penggunaan PPKM telah diubah
kembali menjadi PPKM Level 3-4. Sedangkan makna arti dari PPKM Level 3-4 ini
sendiri masih sama dengan PPKM darurat.
Secara umum aturan yang tertuang dalam PPKM leve 3-4 ini sama dengan PPKM
darurat. Adapun penggunaan tingkatan level 3-4 ini berdasarkan rekomendasi WHO
soal situasi corona di sebuah wilayah.
Bukan hanya dari kalangan menengah kebawah saja yang merasakan dampak kurang
baik dari PPKM ini, dari masyarakat menengah keatas juga merasakan dampak yang
sama. Banyak dari mereka yang harus bangkrut atau juga gulung tikar karena tidak
adanya pemasukan dan harus tetap menggaji karyawannya, keresahan ini lah yang
membuat hamper seluruh kalangan menjerit karena kebijakan PPKM ini. Beberapa
hal kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat yakni:
1. Pembatasan kegiatan makan/minum dimana pada usaha sektor ini dari atas,
menengah dan kebawah merasakan kerugian.
2. Persyaratan dalam perjalanan, dimana hal ini dianggap merugikan karena
beberapa persyaratan yang memakan biaya cukup besar seperti PCR dan Swab
test.
3. Pembatasan tempat wisata atau kegiatan seni budaya, dimana kebijakan ini
membuat pekerja dalam bidang ini merasakan kesulitan dalam melakukan
pekerjaannya.
4. Matinya UMKM yang ada dilapangan karena adanya pembatasan ini.
5. Bahkan beberapa masyarakat kebijakan ini tidak efektif sama sekali malahan
membawa bencana baru dalam perokonomian masyarakat.
6. Serta ketakutan masyarakat untuk terkena PHK (Pemberhentian Hak Kerja)
dikarena bangkrutnya perusahan atau pengurangan pegawai oleh perusahan.
Hal tersebut yang menjadi kontra atau ketidaksetujuan akan kebijakan-kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah. Apalagi setelah Tindakan korupsi yang dilakukan oleh salah
satu oknum pejabat dimana dana yang dikorupsi tersebut adalah dana bantuan sosial
yang harusnya bisa membantu masyarakat dalam menghadapi pandemi yang sedang
berlangsung ini. Beberapa masyarakat sudah merasa dikecawakan oleh pemerintah
yang seolah-olah membunuh mereka secara perlahan tanpa ada kepastian yang jelas
akan bagaimana kedepannya.
Sangat banyak sekali pro dan kontra yang terjadi akibat kebijakan-kebijakan yang
pemerintah lakukan ini. Mungkin pemerintah memang terlambat dalam melakukan
penanganan dalam kasus pandemi yang sedang terjadi sekarang dan bahkan beberapa
kebijakannya dianggapkan merugikan masyarakat. Namun, itulah kebenaran yang
terjadi apa adanya. Semoga kedepannya pandemi ini cepat berakhir dan kita bisa
melakukan kegiatan-kegiatan seperti biasa tanpa ada pembatasan seperti ini lagi.