Anda di halaman 1dari 12

EPIDEMIOLOGI KERUSUHAN

10.08 |
http://herman-mamank.blogspot.co.id/2013/11/epidemiologi-kerusuhan_24.html

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerusuhan atau Konflik Sosial adalah suatu kondisi dimana terjadi huruhara/kerusuhan atau perang atau keadaan yang tidak aman di suatu daerah tertentu yang
melibatkan lapisan masyarakat, golongan, suku, ataupun organisasi tertentu.
Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung potensi
kerawanan akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras dan etnis golongan, hal
tersebut merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik. Dengan semakin marak dan
meluasnya konflik akhir-akhir ini, merupakan suatu pertanda menurunnya rasa nasionalisme
di dalam masyarakat.
Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik yang bernuansa suku,
agama, dan ras (SARA), serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan.
Apabila kondisi ini tidak dikelola dengan baik akhirnya akan berdampak pada disintegrasi
bangsa. Permasalahan ini sangat kompleks sebagai akibat akumulasi permasalahan ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan yang saling tumpang tindih, apabila tidak
cepat dilakukan tindakan-tindakan bijaksana untuk menanggulangi sampai pada akar
permasalahannya maka akan menjadi problem yang berkepanjangan.
Kekhawatiran tentang perpecahan (disintegrasi) bangsa di tanah air dewasa ini yang
dapat digambarkan sebagai penuh konflik dan pertikaian, gelombang reformasi yang tengah
berjalan menimbulkan berbagai kecenderungan dan realitas baru. Segala hal yang terkait
dengan Orde Baru termasuk format politik dan paradigmanya dihujat dan dibongkar.
Bermunculan pula aliansi ideologi dan politik yang ditandai dengan menjamurnya partaipartai politik baru. Seiring dengan itu lahir sejumlah tuntutan daerah-daerah diluar Jawa agar
mendapatkan otonomi yang lebih luas atau merdeka yang dengan sendirinya makin
menambah problem, manakala diwarnai terjadinya konflik dan benturan antar etnik dengan
segala permasalahannya.

Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena perlakuan yang
tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah khususnya pada daerah-daerah
yang memiliki potensi sumber daya/kekayaan alamnya berlimpah/ berlebih, sehingga daerah
tersebut mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang tinggi.
Selain itu disintegrasi bangsa juga dipengaruhi oleh perkembangan politik dewasa ini.
Dalam kehidupan politik sangat terasa adanya pengaruh dari statemen politik para elit
maupun pimpinan nasional, yang sering mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa,
sebagai akibat masih kentalnya bentuk-bentuk primodialisme sempit dari kelompok,
golongan, kedaerahan bahkan agama. Hal ini menunjukkan bahwa para elit politik secara
sadar maupun tidak sadar telah memprovokasi masyarakat. Keterbatasan tingkat intelektual
sebagian besar masyarakat Indonesia sangat mudah terpengaruh oleh ucapan-ucapan para
elitnya sehingga dengan mudah terpicu untuk bertindak yang menjurus ke arah terjadinya
kerusuhan maupun konflik antar kelompok atau golongan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kerusuhan?
2. Bagaimana epidemiologi tawuran?
3. Bagaimana epidemiologi sabotase?
4. Bagaimana epidemiologi terorisme?
5. Bagaimana epidemiologi kekacauan?
6. Bagaimana epidemiologi revolusi sosial?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis kerusuhan.
2. Mengetahui epidemiologi tawuran.
3. Mengetahui epidemiologi sabotase.
4. Mengetahui epidemiologi terorisme.
5. Mengetahui epidemiologi kekacauan.
6. Mengetahui epidemiologi revolusi sosial.

II. PEMBAHASAN
EPIDEMIOLOGI KERUSUHAN
Kerusuhan merupakan suatu gangguan stabilitas kehidupan masyarakat akibat
tindakan seseorang atau sekelompok masyarakat. Kerusuhan atau huru-hara terjadi kala
sekelompok orang berkumpul bersama untuk melakukan tindak kekerasan, biasanya sebagai
tindak balas terhadap perlakuan yang dianggap tidak adil ataupun sebagai upaya penentangan
terhadap sesuatu. Alasan yang sering menjadi penyebab kerusuhan termasuk kondisi hidup
yang buruk, penindasan pemerintah terhadap rakyat, konflik agama atau etnis, serta hasil
sebuah pertandingan olahraga.
Berbagai bentuk kerusuhan yang meilbatkan orang banyak, baik yang ringan sampai yang
besar dapat berupa:
A. Tawuran
B. Sabotase/embargo
C. Terorisme
D. Kekacauan
E. Revolusi sosial
A. TAWURAN
Perkelahian antar kelompok remaja atau pelajar atau yang kemudian terkenal dengan
sebutan tawuran terdengar semakin merajalela. Tidak hanya pelajar SMP/SMU tetapi remaja
pada umumnya, termasuk mahasiswa dan bahkan seluruh anggota suatu kelompok
masyarakat dengan lainnya. Tawuran dapat terjadi antar RW, antar kampung atau antar desa.
Tawuran terdengar juga antar agama dan suku.
Selain itu, bentuk perkelahian dalam tawuran semakin brutal. Yang biasa cukup
dengan lempar batu, berubah dengan memakai senjata tertentu seperti ketapel, panah, atau
senajat-senjata tajam tradisional atau buatan lainnya. Korbannyapun makin berjatuhan. Yang
semula hanya benjol-benjol atau luka ringan menjadi luka berat dan sampai kematian.
Modifikasi sarana tawuran pun merebak. Semula hanya antar murid di sekolah,
menjalar ke jalanan dan ke bus-bus kota. Korban hartapun tidak dapat terhindarkan. Pada
akhirnya tawuran dapat berkembang menjadi masalah publik, masalah kesehatan masyarakat.
Pihak-pihak yang terkait dalam tawuran :
1. Pihak yang bersengketa yaitu : murid/pelajar/mahasiswa, kelompok masyarakat.
2. Pihak-pihak yang tidak terlibat secara langsung tetapi termasuk kelompok beresiko seperti :
penumpang bus (jika tawuran melibatkan bus-bus umum).
3. Korban harta; bus-bus, jalan raya dengan fasilitas umum yang ada di jalan raya, gedunggedung (misalnya kaca-kaca jendela) tmepat tawuran.

4.
5.

1.
a.

Keluarga kelompok yang tawuran.


Polisi, petugas keamanan dan petugas pemerintah setempat.
Faktor deskriptif epidemiologi tawuran
Faktor person :
Umur
Umur remaja khususnya pelajar usia 15-19 tahun.
b. Jenis kelamin
Hampir seluruhnya terjadi di kalangan kaum lelaki.
2. Faktor tempat
- Sekolah, terutama antar sekolah yang berdekatan.
- Kota
- Kumuh
3. Faktor waktu
Umumnya terjadi siang, pada waktu jam-jam istirahat sekolah.

1.

Faktor pencetus
Faktor internal sekolah seperti tingginya absensi/bolos, masuk terlambat, kelas kosong,

kurang kegiatan ekstrakurikuler.


2. Emosi pelajar yang masih labil, misalnya tawuran hanya karena masalah senggolan, dendam
3.

lama atau berkelanjutan dari senior/ kakak kelas.


Psikologis remaja seperti solidaritas yang salah tempat, rebut pacaran, menunjukkan

4.

kehebatan, jaga gengsi, tidak mau disebut banci/ perempuan kalau tidak mau berkelahi.
Ekonomi : dari golongan sosial ekonomi tinggi dengan anak yang tidak terhiraukan oleh

1.
2.
3.
4.

otang tuanya atau dari kelompok ekonomi rendah dengan kekurangan uang jajan.
Dampak negatif tawuran :
Peningkatan kenakalan remaja
Terbentuknya moral berkelahi/kekerasan di kalangan remaja
Hilangnya rasa solidaritas dan persahabatan atau persaudaraan.
Makin labil/fragil remaja terhadap pengaruh luar seperti penggunaan ekstasi, narkotik, dan

lain-lain.
5. Terganggunya aktivitas sekolah/ proses belajar mengajar
Upaya pencegahan
Upaya-upaya yang dapat dilakukan bisa berbentuk :
1. Pihak sekolah, dengan peningkatan kepedulian pendidikan, bimbingan konseling.
2. Pihak orang tua, dengan penegakan disiplin rumah tangga dan senantiasa mengontrol
pergaulan anak-anak.
3. Pihak masyarakat, yaitu dengan pendidikan agama, displin, dan kepatuhan hukum.
4. Pihak pemerintah yaitu dengan peningkatan keamanan

B. SABOTASE
Sabotase adalah tindakan pengrusakan yang dilakukan secara terencana, disengaja dan
tersembunyi terhadap fasilitas (equipment), orang(personil), dan aktivitas (actifity) dari

bidang sasaran yang ingin dihancurkan yang berada ditengah-tengah masyarakat atau
penghalangan kelancaran pekerjaan yang berakibat turunnya nilai suatu pekerjaan, yang
dilakukan usaha mencapai suatu tujuan.
Kata "SABOT" berasal dari perancis yg artinya sepatu kayu, populer pd abad 19 masa
industri perancis yang menimbulkan pengangguran dan pemutusan hubungan kerja hingga
terjadi pengrusakan mesin industri dengan memasukan sepatu kayu ke dalam mesin-mesin
industri yang ada, sejak saat itu sabotase digunakan seperti pengertuan yang sekarang ini.
Dalam perang, istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas individu atau
grup yang tidak berhubungan dengan militer, tetapi dengan spionase. Sabotase dapat
dilakukan terhadap beberapa struktur penting, seperti infrastruktur, struktur ekonomi, dan
lain-lain.
Sabotase pada tingkat atau level yang kecil merupakan bentuk aksi perhentian kerja
atau kegiatan lainnya. Bentuk paling sederhana adalah dengan mogok kerja para buruh yang
menyebabkan aktifitas pabrik/usaha atau kantor berhenti. Sabotase biasanya dikaitkan dengan
tingkat yang lebih luas/level besar (antar negara ) dan bidang politik. Sabotase dapat
merupakan penghadangan aktifitas sehingga kegiatan suatu negara atau pemerintahan tidak
bisa berlangsung.
Dari segi ekonomi bentuk sabotase berbentuk suatu embargo. Misalnya embargo
minyak, dimana suatu negara produsen minyak tidak mengirimkan minyaknya kepada negara
lain yang membutuhkannya.

C. TERORISME
Teror adalah memberikan ketakutan, mengancam atau intimidasi hingga pembunuhan
terhadap korban terorisme (sandera) untuk mencapai tujuan dengan memakai orang lain
sebagai sasaran. Misalnya untuk mencapai suatu tujuan

maka dilakukan penyanderaan

penumpang pesawat sebagai tawanan.


Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku
yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan
angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan
teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh
karena itu para pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan yang kejam.
Serangan teroris dikategorikan sebagai bencana karena peristiwa ini bisa
menimbulkan banyak korban baik harta maupun jiwa. Tujuan serangan teroris adalah untuk
menyebarkan ketakutan pada masyarakat agar tuntutannya dipenuhi. Bentuknya bermacam-

macam, namun yang sering dilakukan adalah serangan bom. Jenis serangan lainnya seperti
serangan gas beracun yang terjadi di Jepang atau sabotase sarana penting seperti sarana air

bersih, listrik dan lainnya.


Penyebab
Serangan teroris dapat dilatarbelakangi berbagai alasan misalnya ketika orang atau kelompok
tertentu merasa tertekan dan dikucilkan. Namun cara penyampaian pesannya berupa serangan

berbentuk kekerasan, penculikan atau sabotase.


Sasaran serangan teroris
- Teroris menyerang lokasi-lokasi strategis
- Kantor pemerintahan
- Industri penting
- Sarana utama transportasi
- Sarana umum
- Tempat keramaian
Faktor Person terorisme :
- Teroris
- Sandera
- Pasukan antiteroris
Dampak yang ditimbulkan terorisme :
Terkena serpihan ledakan bom, pecahan kaca
Kebakaran gedung, gas, listrik, dll.
Tertimpa reruntuhan bangunan
Keracunan
Trauma dan stres berkepanjangan
Panik
Tindakan kesiapsiagaan
Dalam melakukan tindakan kesiapsiagaan ini dibutuhkan kewaspadaan seluruh pihak baik
-

masyarakat, pemerintah maupun perorangan dalam:


Menjaga keamanan lingkungan (siskamling, penjagaan keamanan).
Melaporkan kepada aparat terdekat jika menemukan orang, kelompok orang atau sesuatu

yang mencurigakan.
Memperketat penjagaan keamanan dengan melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang
yang mencurigakan; memasang palang pada jalan masuk untuk memeriksa kendaraan

bermotor di wilayah bangunan penting (kantor, hotel, dan lain-lain).


Memasang sistem pencegahan dan pemadam kebakaran pada bangunan penting
Untuk pelayanan darurat dan keamanan
Memasang alat pendeteksi, kaca cermin untuk memantau bagian bawah mobil, dan alat
pelacak bahan peledak.
Membuat rencana transportasi korban ke rumah sakit
Mempersiapkan pemadam kebakaran
Membangun pusat penerangan dan komunikasi
Pasukan khusus antiteroris :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Detasemen Khusus 88 (Densus 88) dari Indonesia


Grezschutzgruppe 9 (GSG-9) Jerman
Delta force dari Amerika Serikat
Enzien dari Swiss
SAS (Inggris)
Cobra (Austria)
BS (Belanda)
Bentuk kerusuhan yang disebakan oleh terorisme ini sangat bervariasi dengan tuntutan
kelompok teroris dan tempat kejadian teror. Seorang teroris pesawat terbang mengancam
pilot dan penumpang untuk membawanya ke suatu bandara tertentu dan mengancam akan
membunuh penumpang. Diperlukan tindakan khusus untuk mampu menyelamatkan pesawat
dengan seluruh isinya dengan resiko minimal.

D. KEKACAUAN
Kekacauan ataupun

kerusuhan

merupakan

bentuk

abnormalitas

kehidupan

bermasyarakat. Kekacauan bisa dalam batas daerah tertentu namun dapat merebak ke antero
negara. Karena itu kekacauan bisa saja mengakibatkan cidera dan kemtian tetapi juga dapat
mengganggu stabilitas negara. Kekacauan yang luas sangat berhubungan dengan faktor
politik dan selanjutnya memberikan dampak politik. Kekacauan suatu negara yang tidak
terkendali dapat menyebabkan keruntuhan negara atau kudeta.
Untuk pencegahannya pada tingkat negara maka diperlukan suatu aturan hukum atau

1.
2.
3.

1.
2.
3.

perundang-undangan.
Faktor person
Orang-orang yang terlibat dalam suatu kekacauan adalah ;
Korban
Provokator
Mediator
Faktor Pemicu
Kesenjangan sosial atau kecemburuan sosial
Kepentingan politik
Suku, Ras, dan Agama
Beberapa contoh kekacauan :
Kekacauan antar ras kulit hitam dan kulit putih di Amerika Serikat.
Kekacauan regional seperti di Ketapang (Jakarta), Kupang (Nusa Tenggar Timur), Ambon
(Maluku), dan Banyuwangi (Jawa Timur).

E. REVOLUSI SOSIAL
Gerakan massal yang sangat brutal yang bersumber dari kesenjangan sosial-politik,
ketimpangan ekonomi yang sangat tinggi. Revolusi sosial bahkan bisa sampai pada derajat
perubahan total suatu negara (revolusi) atau hancurnya suatu negara.
Revolusi sosial berlangsung secara besar-besaran dan tiba-tiba dengan menggunakan
kekerasan. Pemberontakan yang ditandai oleh perubahan penguasa tanpa ada perubahan

sistem kelas sosial atau distribusi kekuasaan dan pendapatan di kalangan kelompok
masyarakat tidak termasuk ke dalam revolusi sosial. Para orang revolusioner menentang
pengikut gerakan reformasi, karena orang-orang ini berkeyakinan bahwa reformasi yang
berarti tidak mungkin tercipta bilamana sistem sosial yang ada tetap berlaku. Mereka
berpandangan bahwa perubahan mendasar hanya mungkin terlaksana bila sistem sosial yang
berlangsung dapat diganti dan kaum elit disingkirkan. Penyingkiran kaum elit seringkali
dilaksanakan dengan cara menghukum atau mengasingkan mereka. Pada kebanyakan
revolusi, beberapa kelompok bersatu untuk meruntuhkan rezim penguasa. Setelah itu
terjadilah persaingan sengit antar-kelompok untuk memperebutkan kekuasaan.
Salah satu bentuk tindakan revolusi sosial yang dilakukan adalah terorisme. Terorisme
termasuk ke dalam pergerakan revolusi yang menggunakan taktik pengeboman. penculikan,
penyekapan, pembajakan dan pembunuhan.

Penyebab revolusi sosial

Skopcol (1979), Taylor (1984), dan Goldstone (1986) merumuskan alasan-alasan terjadinya
sebuah revolusi sosial.
-

Pertama, dikarenakan adanya kekuatan politik yang sangat terpusat pada negara, maka para
bermunculan kaum petinggi pemerintahan yang sentralistis, misalnya sistem monarki
Perancis sebelum tahun 1789, masa kekuasaan Tsar Rusia sebelum 1917 dan rezim
Kuomintang di Cina sebelum 1949. Sistem ini menimbulkan kemarahan dan serangan
kolektif.

Kedua, aliansi militer dengan rezim yang mapan diperlemah, sehingga militer tidak lagi
dapat menjadi sarana yang diandalkan untuk menghancurkan kekacauan domestik.

Ketiga, krisis politik terjadi dan membuat rezim yang ada menjadi tidak berdaya sehingga
berujung pada kejatuhannya. Krisis ini diakibatkan lagi akan jatuhnnya militer. Contohnya
adalah kekalahan Cina oleh Jepang dalam Perang Dunia II.

Keempat, lapisan penting masyarakat dikerahkan untuk melakukan pemberontakan yang


membawa kaum elit baru naik ke atas kursi kekuasaan. Revolusi kaum petani biasanya
berasal dari pengambilalihan tanah oleh tuan tanah, peningkatan secara mencolok pajak atau
sewa tanah atau karena masalah kelaparan. Pemberontakan-pemberontakan masyarakat urban
umumnya dipicu oleh naiknya harga bahan-bahan konsumsi dan tingginya angka
pengangguran.

Aspek Kriminal

Perkembangan pembangunan yang tidak adil dan merata akan menyebabkan gangguan
ketentraman masyarakat yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat tertentu. Sekelompok
masyarakat tertentu dapat mengganggu masyarakat yang lain dalam berbagai bentuk
perbuatan kriminal. Perbuatan ini yang merupakan tindak pidana yang mengganggu
ketentraman kehidupan manusia.
Walaupun kriminal berkaitan dengan aspek hukum, namun akibatnya dapat
menimbulkan masalah kesehatan darurat. Pencurian dapat memberikan perasaan stress,
perampokan bisa menyebabkan cidera, penjarahan bisa menyebabkan pemerkosaan ataupun
kematian.
Bentuk-bentuk perbuatan kriminal yang bisa memberikan dampak kesehatan darurat
adalah :
Pencurian
Perampokan
Penjarahan/perampasan/perampokan
Bentuk-bentuk kriminal terkadang menyebabkan keadaan darurat karena pada
keadaan itu terjadi gangguan fisik, mental maupun keamanan yang mendadak yang perlu
tindakan atau pertolongan segera. Misalnya perampokan yang mendapat perlawanan sehingga
terjadi perkelahian antara perampok dan yang dirampok dapat menyebabkan perlukaan
sampai pembunuhan. Keadaan seperti ini bisa tunggal tetapi dapat saja terjadi pada suatu
kelompok masyarakat tertentu maupun yang lebih luas.

Faktor person
Orang-orang yang terlibat dalam peristiwa kriminal dapat berupa :
Korban kriminal
Perusuh
Pencuri
Penjarah
Perampok
Upaya pencegahan
Berbagai upaya pencegahan yang dapat dilakukan dalam melindungi diri, rumah atau
keluarga dari kemungkinan intervensi kriminal adalah :
Upaya proteksi terhadap pencurian : misalnya dengan mengunci rumah atau tidak
mengosongkan rumah dalam waktu lama.
Pemakaian sistem alarm pada rumah yang dapat menolong untuk waspada jika ada gangguan
yang dapat terdeteksi dengan sistem alarm.
Tidak gegabah dalam penampilandan penempatan barang-barang yang dapat menarik
perhatian, misalnya memakai perhiasan emas yang berlebihan.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika
berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai dua hal, yaitu konflik dan kerjasama.
Dengan demikian konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia. Konflik biasanya diberi
pengertian sebagai satu bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, faham dan
kepentingan di antara dua pihak atau lebih. Pertentangan ini bisa berbentuk pertentangan fisik
dan non-fisik, yang pada umumnya berkembang dari pertentangan non-fisik menjadi
benturan fisik, yang bisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan (violent), bisa juga berkadar
rendah yang tidak menggunakan kekerasan (non-violent). Konflik sosial atau kerusuhan
merupakan suatu gangguan stabilitas kehidupan masyarakat akibat tindakan seseorang atau
sekelompok masyarakat.
Kerusuhan atau huru-hara terjadi kala sekelompok orang berkumpul bersama untuk
melakukan tindak kekerasan, biasanya sebagai tindak balas terhadap perlakuan yang
dianggap tidak adil ataupun sebagai upaya penentangan terhadap sesuatu.
B. Saran
Pada kesempatan ini penyusun memberi saran bahwa kita sebagai bangsa Indonesia
dengan keanekaragaman budaya hendaknya :
1. Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk
bersatu.
2. Menciptakan kondisi yang mendukung komitmen, kesadaran dan kehendak untuk
bersatu dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus.
3. Membangun kelembagaan (Pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang
menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek
kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak,
semua wilayah.
5. Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang
arif dan efektif.

Dengan hal tersebut diharapkan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia jauh
dari segala konflik dan kerusuhan.

DAFTAR PUSTAKA
.........Menghindari menjadi korban kejahatan, Majalah Amanna Gappa No.2 Thn I Juli-Agustus
1992; hlm.62-65
http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_sosial (Diakses pada tanggal 8 Mei 2011)
http://id.wikipedia.org/wiki/Terorisme. (Diakses pada tanggal 8 Mei 2011)
http://tagana.wordpress.com/2007/09/13/kerusuhan-atau-konflik-sosial/ (Diakses pada tanggal 8
Mei 2011)
http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_6_KONFLIK_SOSIAL (Diakses pada tanggal 8 Mei
2011)
http://www.bpbd.nttprov.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=17&Itemid=54 (Diakses pada tanggal 8 Mei 2011)

Anda mungkin juga menyukai