0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan3 halaman
1. Pemerintah telah menggunakan dana besar untuk penanganan Covid-19 selama 1,5 tahun terakhir namun terjadi kasus korupsi oleh beberapa menteri dan pejabat.
2. Lembaga pengawas seperti KPK dan BPK mengawasi penggunaan anggaran Covid-19 untuk mencegah penyelewengan namun korupsi tetap terjadi.
3. Diperlukan sanksi berat bagi pelaku korupsi dan keterlibatan m
1. Pemerintah telah menggunakan dana besar untuk penanganan Covid-19 selama 1,5 tahun terakhir namun terjadi kasus korupsi oleh beberapa menteri dan pejabat.
2. Lembaga pengawas seperti KPK dan BPK mengawasi penggunaan anggaran Covid-19 untuk mencegah penyelewengan namun korupsi tetap terjadi.
3. Diperlukan sanksi berat bagi pelaku korupsi dan keterlibatan m
1. Pemerintah telah menggunakan dana besar untuk penanganan Covid-19 selama 1,5 tahun terakhir namun terjadi kasus korupsi oleh beberapa menteri dan pejabat.
2. Lembaga pengawas seperti KPK dan BPK mengawasi penggunaan anggaran Covid-19 untuk mencegah penyelewengan namun korupsi tetap terjadi.
3. Diperlukan sanksi berat bagi pelaku korupsi dan keterlibatan m
1. Pemerintah pusat telah menggelontorkan dana besar disertai kelonggaran untuk menggunakannya demi penanganan Covid-19 sejak 1,5 tahun terakhir. Hal ini sebagai bukti bahwa Pemerintah memiliki tanggung jawab besar terhadap rakyatnya. 2. Kasus-kasus dugaan penyelewengan bantuan sosial dan suap terkait pengadaan alat pemeriksaan PCR Covid-19 di daerah juga pernah ditangani aparat penegak hukum. Hal ini sebagai bukti tanggung jawab penegak hukum dalam menjalankan tugasnya dengan disiplin. 3. KPK bersama Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Aparat Pengawas Internal Pemerintah mengawal penanganan Covid-19 yang berfokus pada empat aspek, yakni bantuan sosial, penanganan pasien Covid-19, insentif tenaga kesehatan, dan vaksinasi. Hal ini menjadi cerminan kinerja KPK, BPKP dan aparat pengawas internal Pemerintah menjalankan tanggung jawab besar terhadap rakyatnya sebagai implementasi dari nilai-nilai etika public aparatur Negara berupa nilai tanggung jawab dan disiplin dalam menjalankan amanah serta tugas Negara. 4. Salah satu nilai dasar etika publik (UU ASN Pasal 4) adalah perilaku menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama. Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto menginisiasikan pembentukan satuan tugas (satgas) di daerah dan memerintahkan para Kapolda melanjutkan serta meningkatkan kolaborasi dan koordinasi dengan kejaksaan, BPK, dan BPKP di wilayah masing-masing dalam rangka mengawasi penggunaan anggaran penanganan Covid-19. Hal tersebut merupakan bentuk perilaku aparatur Negara dalam menjalankan nilai-nilai etika publik berupa disiplin dan bertanggung jawab serta menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama. 5. Anggota Badan Anggaran DPR Syarief Abdullah Alkadrie turut mengawasi anggaran dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah seperti diantaranya ketersediaan vaksin yang belum merata kepada sasaran masyarakat Indonesia. Hal ini merupakan cerminan perilaku penerapan etika publik oleh wakil rakyat yang bertanggung jawab terhadap tugas dan fungsinya. Cermat 1. Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Misbah Hasan menyarankan dan mendesak pemerintah untuk mempublikasikan rencana kerja dan penggunaan anggaran secara detail demi memastikan anggaran negara digunakan untuk penanganan pandemi secara optimal. Hal ini merupakan bentuk perilaku cermat yang diterapkan oleh Misbah Hasan dalam mengawasi dan memastikan anggaran Covid-19 bebas dari praktek korupsi dan penyelewengan. 2. KPK mengemukakan bahwa mereka juga ikut memastikan sejumlah program di Kementerian Kesehatan, seperti klaim rumah sakit yang menangani pasien Covid-19, insentif dan santunan tenaga kesehatan, serta vaksinasi. Hal tersebut merupakan penerapan nilai-nilai etika publik berupa cermat. 3. Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin juga mengatakan pihaknya mengawasi penggunaan anggaran agar tepat sasaran dan pemulihan ekonomi nasional berjalan lancar. Seluruh jajaran di bidang intelijen dan perdata tata usaha negara diminta memastikan kegiatan itu bebas dari penyelewengan anggaran dan oknum-oknum yang memanfaatkan situasi. Hal tersebut merupakan penerapan nilai-nilai etika publik berupa perilaku cermat dan menjalankan perintah atasan.
Pelanggaran Nilai Etika Publik :
1. Kasus korupsi yang dilakukan oleh Menteri Sosial Juliari P Batubara dan sejumlah pejabat Kemensos mencapai Rp. 32,4 miliar dari 62 perusahaan yang ditunjuk Kemensos sebagai penyedia paket bantuan berupa bahan kebutuhan pokok merupakan salah satu pelanggaran terhadap nilai etika publik seorang pejabat negara. Hal tersebut sungguh sangat menciderai nilai integritas, kejujuran dan nilai tanggung jawab seorang aparatur negara. 2. Begitu halnya dengan kasus korupsi juga dilakukan oleh mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari berupa korupsi pengadaan alat kesehatan untuk mengantisipasi kejadian luar biasa flu burung pada 2005. Hal tersebut sungguh sangat menciderai nilai integritas, kejujuran dan nilai tanggung jawab seorang aparatur negara. Dampak dari tidak diterapkan nilai-nilai etika Publik oleh aparatur Negara diantaranya:
1. Terjadinya penyalahgunaan anggaran (korupsi) yang dilakukan oleh mantan Menteri
Kesehatan dan mantan Menteri Sosial Juliari P Batubara serta sejumlah pejabat Kemensos mencapai 32,4 miliar rupiah. Hal ini menjadi fakta betapa besarnya kerugian yang dialami negara dan rakyat tentunya akibat oknum tersebut tidak menerapkan nilai integritas, kejujuran dan tanggung jawab terhadap amanah jabatan yang diemban. Selain merugikan keuangan negara, para penelikung itu juga melukai kebersamaan sebagai bangsa yang sangat dibutuhkan di tengah pandemi ini. 2. Tidak diterapkannya nilai-nilai dasar etika publik oleh aparatur Negara akan menyebabkan kerentanan penyelewangan anggaran penanganan covid 19 oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus:
1. Kasus korupsi yang terdapat dalam kasus ini merupakan penyelewengan yang terjadi di Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial jelas merugikan Negara dan rakyat. Oleh karena itu hendaknya Pemerintah memberikan hukuman tidak hanya 11 tahun penjara tetapi lebih berat bahkan kurungan seumur hidup kepada pelaku Korupsi dalam kasus ini Juliari Batubara. Hal ini bertujuan memberikan efek jera bagi pelaku dan peringatan keras bagi aparatur Negara lainnya agar menghindari praktek korupsi yang merugikan berbagai pihak. 2. Pihak swasta dan masyarakat sipil hendaknya dilibatkan dalam perencanaan, implementasi, pengawasan, dan evaluasi anggaran.