Anda di halaman 1dari 3

Penerapan Nilai Etika Publik :

 Tanggung Jawab dan Disiplin


1. Pemerintah pusat telah menggelontorkan dana besar disertai kelonggaran untuk
menggunakannya demi penanganan Covid-19 sejak 1,5 tahun terakhir. Hal ini sebagai
bukti bahwa Pemerintah memiliki tanggung jawab besar terhadap rakyatnya.
2. Kasus-kasus dugaan penyelewengan bantuan sosial dan suap terkait pengadaan alat
pemeriksaan PCR Covid-19 di daerah juga pernah ditangani aparat penegak hukum. Hal
ini sebagai bukti tanggung jawab penegak hukum dalam menjalankan tugasnya dengan
disiplin.
3. KPK bersama Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Aparat
Pengawas Internal Pemerintah mengawal penanganan Covid-19 yang berfokus pada
empat aspek, yakni bantuan sosial, penanganan pasien Covid-19, insentif tenaga
kesehatan, dan vaksinasi. Hal ini menjadi cerminan kinerja KPK, BPKP dan aparat
pengawas internal Pemerintah menjalankan tanggung jawab besar terhadap rakyatnya
sebagai implementasi dari nilai-nilai etika public aparatur Negara berupa nilai tanggung
jawab dan disiplin dalam menjalankan amanah serta tugas Negara.
4. Salah satu nilai dasar etika publik (UU ASN Pasal 4) adalah perilaku menghargai
komunikasi, konsultasi dan kerjasama. Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris
Jenderal Agus Andrianto menginisiasikan pembentukan satuan tugas (satgas) di daerah
dan memerintahkan para Kapolda melanjutkan serta meningkatkan kolaborasi dan
koordinasi dengan kejaksaan, BPK, dan BPKP di wilayah masing-masing dalam rangka
mengawasi penggunaan anggaran penanganan Covid-19. Hal tersebut merupakan bentuk
perilaku aparatur Negara dalam menjalankan nilai-nilai etika publik berupa disiplin dan
bertanggung jawab serta menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
5. Anggota Badan Anggaran DPR Syarief Abdullah Alkadrie turut mengawasi anggaran dan
kebijakan yang ditetapkan pemerintah seperti diantaranya ketersediaan vaksin yang belum
merata kepada sasaran masyarakat Indonesia. Hal ini merupakan cerminan perilaku
penerapan etika publik oleh wakil rakyat yang bertanggung jawab terhadap tugas dan
fungsinya.
 Cermat
1. Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Misbah Hasan
menyarankan dan mendesak pemerintah untuk mempublikasikan rencana kerja dan
penggunaan anggaran secara detail demi memastikan anggaran negara digunakan untuk
penanganan pandemi secara optimal. Hal ini merupakan bentuk perilaku cermat yang
diterapkan oleh Misbah Hasan dalam mengawasi dan memastikan anggaran Covid-19
bebas dari praktek korupsi dan penyelewengan.
2. KPK mengemukakan bahwa mereka juga ikut memastikan sejumlah program di
Kementerian Kesehatan, seperti klaim rumah sakit yang menangani pasien Covid-19,
insentif dan santunan tenaga kesehatan, serta vaksinasi. Hal tersebut merupakan
penerapan nilai-nilai etika publik berupa cermat.
3. Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin juga mengatakan pihaknya mengawasi penggunaan
anggaran agar tepat sasaran dan pemulihan ekonomi nasional berjalan lancar. Seluruh
jajaran di bidang intelijen dan perdata tata usaha negara diminta memastikan kegiatan itu
bebas dari penyelewengan anggaran dan oknum-oknum yang memanfaatkan situasi. Hal
tersebut merupakan penerapan nilai-nilai etika publik berupa perilaku cermat dan
menjalankan perintah atasan.

Pelanggaran Nilai Etika Publik :


1. Kasus korupsi yang dilakukan oleh Menteri Sosial Juliari P Batubara dan sejumlah
pejabat Kemensos mencapai Rp. 32,4 miliar dari 62 perusahaan yang ditunjuk Kemensos
sebagai penyedia paket bantuan berupa bahan kebutuhan pokok merupakan salah satu
pelanggaran terhadap nilai etika publik seorang pejabat negara. Hal tersebut sungguh
sangat menciderai nilai integritas, kejujuran dan nilai tanggung jawab seorang aparatur
negara.
2. Begitu halnya dengan kasus korupsi juga dilakukan oleh mantan Menteri Kesehatan Siti
Fadilah Supari berupa korupsi pengadaan alat kesehatan untuk mengantisipasi kejadian
luar biasa flu burung pada 2005. Hal tersebut sungguh sangat menciderai nilai integritas,
kejujuran dan nilai tanggung jawab seorang aparatur negara.
Dampak dari tidak diterapkan nilai-nilai etika Publik oleh aparatur Negara diantaranya:

1. Terjadinya penyalahgunaan anggaran (korupsi) yang dilakukan oleh mantan Menteri


Kesehatan dan mantan Menteri Sosial Juliari P Batubara serta sejumlah pejabat
Kemensos mencapai 32,4 miliar rupiah. Hal ini menjadi fakta betapa besarnya kerugian
yang dialami negara dan rakyat tentunya akibat oknum tersebut tidak menerapkan nilai
integritas, kejujuran dan tanggung jawab terhadap amanah jabatan yang diemban. Selain
merugikan keuangan negara, para penelikung itu juga melukai kebersamaan sebagai
bangsa yang sangat dibutuhkan di tengah pandemi ini.
2. Tidak diterapkannya nilai-nilai dasar etika publik oleh aparatur Negara akan
menyebabkan kerentanan penyelewangan anggaran penanganan covid 19 oleh oknum
yang tidak bertanggung jawab.

Gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus:


1. Kasus korupsi yang terdapat dalam kasus ini merupakan penyelewengan yang terjadi
di Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial jelas merugikan Negara dan
rakyat. Oleh karena itu hendaknya Pemerintah memberikan hukuman tidak hanya 11
tahun penjara tetapi lebih berat bahkan kurungan seumur hidup kepada pelaku
Korupsi dalam kasus ini Juliari Batubara. Hal ini bertujuan memberikan efek jera
bagi pelaku dan peringatan keras bagi aparatur Negara lainnya agar menghindari
praktek korupsi yang merugikan berbagai pihak.
2. Pihak swasta dan masyarakat sipil hendaknya dilibatkan dalam perencanaan,
implementasi, pengawasan, dan evaluasi anggaran.

Anda mungkin juga menyukai