Anda di halaman 1dari 14

5 Kasus Korupsi Yang Berhubungan

Dengan Kesehatan
Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi
Dosen Pengampu: Arif Nuriman, M,kes
Anggota Kelompok:
1. Anisa Salsabila P. (2019007)
2. 3. Devani Rizqia Azizah (2019011)
3. Doni Saputra (2019013)
4. Evi Puji Lestari (2019015)
1.
2.
Latar Belakang
Kesehatan merupakan sektor dasaryang menjamin hak kesehtan sehat warga.
Anggaran kesehatan (APBN dan APBD) selalu meningkat setip tahun.
3. Pengeolaan angaran kesehtan masih kurang efisien dan rawan korupsi.
4. Program kesehatan pemerintah menjadi tidak efektif.
5. Derajat kesehatan rakyat Indonesia masih belum menunjukan performa yang baik.

Tujuan
1. Secara umum laporan ini bertujuan untuk mendorong perbaikan sistem penganggaran dan
pengellaan anggaran kesehatan disema jenjang pemerintah mulai dari pusat dan daerah.
2. Secara khuss lapran bertujuan untuk :
- Memberikan gambaran titik rawan (pelaku, obyek korupsi, kerugian negara, modus, institusi
dan lokasi).
- Mengunkap kinerja penegak hukum dalam menindak korupsi disektor kesehatan.
- menyediakan bahan untuk perbaikan sistem perencanaan dan pengeolaan anggarn kesehatan
diseluruh jenjang pemerintah pusat dan daerah.
Metodolgi
01 02
Definisi Sumber Data
Kasus korupsi yang terjadi disektor Kasus korupsi kesehatan yang telah
kesehatan telah masuk tahap serta telah diungkap pada publik baik mealui media
memiliki tersangka. cetak dan elektrinik oleh penegak hukum.

03
Kelemahan
• Belum semua praktek korupsi kesehatan berhasil dijerat penegak hukum.
• Beum semua kasus korupsi kesehatan terutama yang sudah masuk tahap penyidikan
diungkap pada publik oleh penegk hukum.
• Dengan kelemahan ini maka tren korupsi kesehatan terbatas mengungkap potret
korupsi disektor kesehatan.
5 Contoh Kasus Korupsi Kesehatan Di
Indonesia
No. Objek Koruptor Kerugian Tahun
korupsi
1. Dana alkes Ratu atut 79 miliar 2017

2. Dana bpjs Onnie Habie 7,7 miliar 2017-2018


kesehatan
3. dana bantuan Ernawati 13,4 miliar 2020
operasional
kesehatan
(BOK)

4. Dana Maya metissa 2,1 miliar 2020


kesehatan
5. Dana jaminan Solihin Rp238,6 juta 2019
keshatan
nasional (JKN)
1. Kasus Korupsi Dana Alkes
Mantan Gubernur Provinsi Banten Ratu Atut Chosiyah divonis 5 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp 250 juta
subsider 3 bulan. Ratu Atut terbukti melakukan tindak pidana korupsi proses pengadaan alat kesehatan di
Provinsi Banten.

"Ratu Atut Chosiyah terbukti secara sah dan bersalah melakukan tindak pidana korupsi," kata ketua majelis
hakim, Masud, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis, 20 Juli 2017.

Ratu Atut mendapat vonis yang lebih ringan dibanding tuntutan jaksa, yaitu 8 tahun bui. Vonis ringan tersebut
karena kontribusi dan pengakuan yang dilakukan oleh Ratu Atut dalam kasus ini.
"Hal yang meringankan terdakwa adalah sopan selama proses persidangan, terdakwa mengakui perbuatannya,
dan telah kembalikan uang negara sebesar Rp 3,895 miliar," kata Masud.

Adapun hal yang memberatkan terdakwa adalah tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas
tindak pidana korupsi serta memperkaya diri sendiri sebesar Rp 3,895 miliar dan merugikan negara Rp 79 miliar.

Ratu Atut terbukti melakukan tindak pidana korupsi terhadap APBD 2012 dan ABPD-P 2012 atas pengadaan alat
kesehatan di Provinsi Banten. Adik Ratu, Tubagus Chaeri Wardana, divonis 1 tahun penjara juga atas perkara
tindak pidana korupsi pengadaan alat kesehatan.

Ada bukti yang menyatakan bahwa Ratu Atut meminta sejumlah orang untuk menandatangani surat loyalitas
dengan imbalan jabatan atau uang. Salah satunya adalah mantan Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Banten,
Djadja Buddy Suhardja.
2. Kasus Dana bpjs kesehatan
Kasus korupsi anggaran klaim BPJS di RSUD Lembang senilai Rp 7,7 miliar memasuki babak baru. Kejaksaan
Tinggi (Kejati) Jawa Barat telah melimpahkan perkara itu ke Pengadilan Tipikor untuk segera disidangkan.

"Perkara korupsi RSUD Lembang sudah dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Bandung
siang tadi," ucap Kasipenkum Kejati Jabar Abdul Muis Ali, Kamis (22/8/2019).

Abdul mengatakan pihak jaksa telah menyiapkan dakwaan untuk mendakwa dua tersangka, yaitu OH dan MS.
Terkait jadwal persidangan, pihaknya akan menunggu penetapan dari PN Tipikor Bandung.

"Jadwal sidang menunggu penetapan pengadilan. Perkiraan seminggu ke depan sudah sidang. Untuk jaksanya,
kita menunjuk jaksa dari Kejati Jabar dan Kejari Kabupaten Bandung," kata Abdul

Abdul menuturkan, saat dilimpahkan oleh Polda Jabar ke Kejati Jabar beberapa waktu lalu, penyidik Kejati
menelaah berkas dari mantan pejabat RSUD Lembang itu. Berdasarkan hasil penyidikan, tak ada tersangka baru
yang ikut terseret.

"Penyidikan oleh Polda kalau RSUD Lembang. Kewenangan menetapkan tersangka ada pada penyidik Polda,"
tutur Abdul.

Kedua terdakwa dijerat Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
3. Kasus Korupsi Dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK)
Penyidik tindak pidana korupsi (tipikor) Polres Bulukumba, menahan Kasubag Keuangan Dinas Kesehatan
Bulukumba Ernawati (42) atas kasus korupsi dana bantuan operasional kesehatan (BOK) tahun anggaran 2019.

"Tersangka ditahan di Rutan Polres Bulukumba. Penahanan dilakukan sampai 20 hari ke depan," kata Kanit
Tipikor Polres Bulukumba Ipda Muhammad Ali kepada Kompas.com, Rabu (10/3/2021).

Berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), kata dia, ditemukan kerugian
negara sebesar Rp13,4 miliar dari total anggaran kurang lebih Rp17 miliar.

Ali menambahkan, Ernawati telah ditetapkan sebagai tersangka sejak 2 Maret 2021 lalu, setelah penyidik
melakukan gelar perkara di Polda Sulsel.

"Ernawati ditetapkan sebagai tersangka karena perannya sangat sentral karena semua dana keluar melalui dia
(Kasubag Keuangan)," ujarnya.

Pihaknya juga menyita alat bukti berupa rekening koran, buku catatan keluar masuk uang dan surat
pertanggungjawaban keuangan dari 20 Puskesmas dan Dinas Kesehatan Bulukumba.
Next ...
Ali mengaku tidak menutup kemungkinan adanya tersangka baru dalam kasus ini. Dalam kasus tersebut, polisi
sedikitnya telah memeriksa 400 orang saksi.

"Mudah-mudahan tersangka lebih kooperatif dan bisa membuka karena beliau yang lebih tahu aliran dana
kemana," tuturnya.

Ernawati dikenakan Pasal 2 subsider Pasal 3 dan Pasal 1 ayat KUHP dengan ancaman penjara 4 tahun

Diberitakan sebelumnya, pihak kepolisian telah memeriksa Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten
Bulukumba dr Wahyuni dalam kasus dugaan korupsi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tahun
anggaran 2019.

Kanit Tipikor Polres Bulukumba Ipda Muhammad Ali mengatakan, total sudah puluhan saksi yang telah diperiksa.

Pemeriksaan itu dilakukan mulai bulan Mei sampai September 2020.

"Sudah ada 71 orang yang sudah diperiksa termasuk Kadis Dinkes Kabupaten Bulukumba, dr Wahyuni dan
mantan Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Kesehatan, Andi Ade Aryadi," kata Ali, Senin 5 Oktober 2020.
Next...
Dikatakan Ali, pihaknya akan melakukan gelar perkara kasus tersebut di Polda
Sulawesi Selatan.

"Insya Allah minggu depan, kami sedang menunggu jadwal dari Direktorat Kriminal
Khusus Polda Sulsel," ungkap Ali.

Dia menambahkan, pihaknya masih fokus mendalami kasus tersebut.

"Tersangka itu dicari setelah perkara sudah proses penyidikan. Apalagi sekarang
masih tahap penyelidikan jadi tidak bisa kita berspekulasi," jelasnya.

Sebelumnya, BPK RI sudah melakukan ekspos yang kedua pada tanggal 25


September.

Dari total anggaran Rp 17,5 miliar, ditemukan indikasi kerugian negara sebesar Rp
6,8 Miliar.
4. Kasus Korupsi Dana kesehatan
Kejaksaan Negeri Lampung Utara resmi menahan Maya Metissa Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Lampung Utara.

Maya Metissa ditahan sebagai tersangka kasus korupsi dana alokasi khusus atau DAK non fisik bantuan
operasional kesehatan pada tahun 2017 – 2018 lalu.
Total anggaran senilai lebih kurang 32 miliar rupiah, dengan rincian 15 miliar ditahun 2017 dan 16 miliar pada
tahun 2018.

Tindak pidana korupsi ini terungkap pasca Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan atau BPKP
Provinsi Lampung melakukan audit terhadap lembaga publik tersebut.

Akibat tindakan korupsi ini, negara mengalami kerugian yang ditaksir mencapai 2,1 miliar rupiah.
Kepala Kejaksaan Negeri Lampung Utara, Atik Rosmiati Ambarsari mengatakan tersangka Maya Metissa
melakukan pemotongan hingga 10 persen atas anggaran bantuan operasional kesehatan yang bersumber
dari APBN tahun 2017 dan 2018.

Sejak ditahan, kini tersangka Maya Metissa mendekam di Rumah Tahanan Kelas II B Kotabumi, Kabupaten
Lampung Utara.
5. Dana jaminan keshatan nasional (JKN)
Diduga melakukan tindak pidana korupsi, mantan Kepala Puskesmas Ngulak, Kecamatan Sanga Desa,
Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Solihin (43) dijebloskan ke penjara. Akibat perbuatannya, keuangan
negara merugi sebesar Rp238,6 juta.

Paur Subbag Humas Polres Musi Banyuasin Iptu Nazaruddin mengungkapkan, tersangka diduga
melakukan penyalahgunaan wewenang penggunaan dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Kesehatan anggaran 2018.

Dana itu semestinya digunakan untuk pelayanan kesehatan sebesar 70 persen dan sisanya belanja
operasional. Namun dalam praktiknya terjadi korupsi untuk kepentingan sendiri sehingga ada kerugian
negara sebesar Rp238,6 juta.

"Seorang aparatur sipil negara fungsional umum bernama Solihin diduga melakukan tipikor hingga ada
kerugian negara Rp238,6 juta," ungkap Nazaruddin, Kamis (13/8).
Next...
Dikatakannya, kasus tersebut diungkap tahun 2019 dan Solihin ditetapkan sebagai tersangka 11
November 2019. Kemudian pada 8 Januari 2020 dilakukan pengiriman berkas perkara tahap satu
dan akhirnya dinyatakan lengkap atau P21.

"Sudah ditetapkan sebagai tersangka dan hari ini dilimpahkan ke kejaksaan," ujarnya.

Menurut dia, dalam kasus ini penyidik menggunakan Pasal 2, 3, 8, 9 Undang-undang RI Nomor 20
Tahun 2001 juncto UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Penyidik akan mengikuti perkembangan fakta-fakta persidangan dan akan menindaklanjuti jika ada
temuan baru.

"Sejauh ini baru satu tersangka, tetapi tidak menutup kemungkinan ada tersangka lain. Kita lihat
fakta persidangan nanti," pungkasnya.
Kesimpulan
1. Anggaran kesehatan masih sangat rawan korupsi. Titik rawan terutama terjdi
padapengadaan alke dan jaminan kesehatan. Pengadaan alkes rawan karena memiliki
nilai anggaran yang tinggi dan memiliki spesifikasi tenis unik. Jaminan kesehatan juga
rawan dikorupsi karena meningkatnya anggaran kesehatan untuk jaminan kesehatan
pasca diberlakukannya program JKN (jaminan kesehatan nasional).
2. Terjadi pergeseran obyek korupsi kesehatan terutama korupsi dana obat-obatan pada
korupsi jaminan kesehatan. Dua penyebab diduga pemicu hal ini terjadi yakni,
pemberlakuan e-katalog dalam pengadaan obat dengan produsen obat dan kedua
pemberlakuan INA-CBG’s dalam BPJS Kesehatan. Pergeseran korupsi obat menjadi
penyelewengan dana jaminan kesehatan.
3. Modus korupsi paling banyak masih penggelembungan harga. Hal ini terjadi karena
sebagian besar korupsi yang ditindak penega hukum adalah korupsi dalam BPJS dimana
keuntungan diperoleh melalui penggelembungan harga.
Daftar Pustaka
https://nasional.tempo.co/read/893004/kasus-korupsi-alat-kesehatan-ratu-atut-divonis-5-tahun-6
-bulan

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4676778/kasus-korupsi-bpjs-rsud-lembang-rp-77-m-s
egera-disidang?_ga=2.47729455.982053365.1630738798-1058261395.1630738798

https://regional.kompas.com/read/2021/03/10/102857078/korupsi-dana-bok-rp-134-miliar-kasub
ag-keuangan-dinkes-bulukumba-ditahan?page=all

https://www.kompas.tv/article/104344/korupsi-dana-
kesehatan-kepala-dinas-kesehatan-lampung-utara-ditahan

https://www.merdeka.com/peristiwa/diduga-korupsi-dana-jkn-eks-kepala-puskesmas-di-musi-ba
nyuasin-ditahan.html

Anda mungkin juga menyukai