Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK 2 ANGKATAN VII GELOMBANG 2 2022

AGENDA II

TUTOR : AKBP. FITRI SYOFIANI, SH,M.M,Pd


PESERTA :

1. Selly Wulantriana A.Md.Kep (ketua kelompok)


2. Asep Suhana A.Md.Kep
3. Hani Nurhayati A.Md.Kep
4. Fianolla Putri Rizkytiana, A.Md.Kep
5. Winda Septiani Eka Putri, A.Md.Kep

TUGAS KELOMPOK AKUNTABEL DAN KOMPETEN

A. Kasus Korupsi

1. Bentuk Penyimpangan
Per tahun 2019, ICW menyatakan bahwa dari total 271 kasus korupsi yang
terjadi selama tahun 2019 dan 580 orang yang ditetapkan sebagai tersangka,
sebanyak 213 tersangka merupakan pegawai ASN dengan didominasi kasus suap,
kerugian negara, dan gratifikasi pengadaan barang dan jasa.
Kasus impor bawang putih ini melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah
maupun swasta. Kasus ini bermula dari sebuah PT bernama Cahaya Sakti Agro
(CSA) yang bergerak di bidang pertanian, dimana perusahaan ini diduga menerima
tawaran bekerjasama denganI Nyoman Dhamantra (Anggota Komisi VI DPR RI)
dalam hal mengurusi Surat Persetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan.
Dalam pertemuan tersebut, Dodi Wahyudi menawarkan “jalur lain” kepada Chandry
Suanda dalam mengurus SPI dari Kemendag dimana Dodi Wahyudi memiliki relasi
terhadap I Nyoman Dhamantra yang kebetulan memiliki tugas di bidang
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM, BUMN, Investasi, dan Standarisasi
Nasional. Dari hasil kesepakatan, I Nyoman Dhamantra mendapatkan fee sebesar
3,6 M dari Mirawati Basri serta komitmen fee sebesar Rp1.700 hingga Rp1.800 dari
setiap kilogram bawang putih yang di impor.
LINK ARTIKEL : : https://kumparan.com/amanda-nasha-dito-putri/pelanggaran-
kode-etik-asn-pada-kasus-korupsi-bawang-putih-di-indonesia-2019-
1urQDyppHMu/full

2. Keterkaitan dengan Akuntabilitas


Pada berita korupsi diatas, menurut kelompok kami berkaitan dengan
perspektif perilaku akuntabilitas, itu berdasarkan teori dari Robbert Klitgaard. Korupsi
dapat terjadi karena factor kekuasaan, dan monopoli yang tidak dibarengi dengan
akuntabilitas. Kekuasaan dan monopoli jika tidak diimbangi dengan akuntabilitas
akan memiliki sifat serakah. Sehingga kasus korupsi tersebut sangat ditegaskan
dengan akuntabilitas.

Perbuatan tindak pidana korupsi merupakan pelanggaran terhadap hak – hak


social dan ekonomi yang tidak bisa dikategorikan sebagai tindak pidana biasa,
namun sudah menjadi extra-ordinary crime.Hal ini merupakan masalah yang serius,
karenatindak pidana korupsi telah menyerang secara massif dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam hal ini banyak sekali yang dirugikan
dengan tidak adanya core value ASN BerAKHLAK yaitu masyarakat terutama yang
memiliki lahan pertanian, tidak selalu bisa didatangkan dari luar, masyarakat justru
sangat merasa dirugikan. Akibat dilakukannya impor pangan, pendapatan pertanian
mereka menurun. Salah satu sector pangan yang diberlakukan kebijakan impor
adalah bawang putih.

3. Behavior yang diharapkan

Ada tiga strategi pemberantasan korupsi yang tengah dijalankan di Indonesia,


KPK menyebutnya: Trisula Pemberantasan Korupsi.Layaknya trisula yang memiliki
tiga ujung tajam, Trisula Pemberantasan Korupsi memiliki tiga strategi utama, yaitu
Penindakan, Pencegahan, dan Pendidikan.

1. Sula Penindakan : Sula Penindakan adalah strategi represif KPK dalam


menyeret koruptor ke meja hijau, membacakan tuntutan, serta menghadirkan
saksi-saksi dan alat bukti yang menguatkan. Strategi ini terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu penanganan laporan aduan masyarakat, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, hingga eksekusi.
2. Sula Pencegahan : Harus diakui masih banyak sistem di Indonesia yang
membuka peluang terjadinya korupsi. Misalnya, rumitnya prosedur pelayanan
publik atau berbelitnya proses perizinan sehingga memicu terjadinya
penyuapan dan penyalahgunaan kekuasaan. Sistem dengan celah korupsi
juga kerap terjadi pada proses pengadaan barang dan jasa yang sarat konflik
kepentingan.Sula Pencegahan mencakup perbaikan pada sistem sehingga
meminimalisasi terjadinya tindak pidana korupsi. Pada strategi ini, KPK akan
melakukan berbagai kajian untuk kemudian memberikan rekomendasi kepada
kementerian atau lembaga terkait untuk melakukan langkah perbaikan.Di
antara perbaikan yang bisa dilakukan misalnya, pelayanan publik yang dibuat
transparan melalui sistem berbasis online atau sistem pengawasan
terintegrasi.
3. Sula Pendidikan : Sula Pendidikan digalakkan dengan kampanye dan edukasi
untuk menyamakan pemahaman dan persepsi masyarakat tentang tindak
pidana korupsi, bahwa korupsi berdampak buruk dan harus diperangi
bersama. Harus diakui, masyarakat tidak memiliki pemahaman yang sama
mengenai korupsi. Contoh paling mudah adalah soal memberi "uang terima
kasih" kepada aparat pelayan publik yang masih dianggap hal lumrah.
Padahal uang terima kasih adalah gratifikasi yang dapat mengarah kepada
korupsi. Melalui Sula Pendidikan, KPK ingin membangkitkan kesadaran
masyarakat mengenai dampak korupsi, mengajak masyarakat terlibat dalam
gerakan pemberantasan korupsi, serta membangun perilaku dan budaya
antikorupsi.

B. Lagi-lagi Puluhan PNS Dipecat, Simak Berbagai Pelanggaran beratnya

Bisnis.com, JAKARTA - Mengabdikan diri menjadi pegawai negeri sipil


alias PNS bagi mayoritas masyarakat Indonesia merupakan kebanggaan.
Namun, ketika telah diterima sebagai pelayan masyarakat ini, ada kalanya
sikap pegawai itu tak berbanding lurus dengan sumpah pegawai. Bagaimana
caranya agar status PNS seseorang tidak dicopot oleh negara? Jawaban
klisenya adalah PNS harus bekerja sebaik mungkin. Namun, belajar dari
kesalahan rekan PNS yang lain juga tak kalah penting. Baru-baru ini, Badan
Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK) memberhentikan 36 orang pegawai
negeri sipil (PNS) yang melakukan berbagai pelanggaran. Dari 47 PNS di
berbagai kementerian dan lembaga, 36 di antaranya mendapatkan sanksi
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau DHTAPS.
Kasus PNS yang tidak masuk kerja lebih dari 46 hari masih dominan, selain
kasus-kasus pelanggaran lain. Dari 47 PNS yang disidangkan, 17 orang
diantaranya akibat bolos kerja. Tidak main-main, ada yang bolos kerja hingga
ratusan hari kerja, dan dilakukan sejak beberapa tahun sebelumnya serta
diulangi lagi hingga pada tahun lalu.
Dalam sidang ini juga masih diwarnai dengan adanya 5 orang terjerat
kasus penyalahgunaan narkotika. Terhadap kasus ini, tidak ada toleransi bagi
para abdi negara yang menggunakan barang haram tersebut. Selain itu, ada
8 PNS yang diberhentikan dengan alasan penyalahgunaan wewenang.
Adapun kasus lainnya, ada PNS yang melakukan perzinahan alias kumpul
kebo, menjadi istri kedua, memiliki istri kedua, pemalsuan dokumen, serta
tidak patuh pada ketentuan kerja dan tidak melaksanakan tugas kedinasan.
Dari 47 kasus yang disidangkan, sebanyak 29 diperkuat, 13 kasus
diperingan, dan lima kasus masih ditunda. Dari 13 kasus yang diperingan,
ada 4 PNS yang turun pangkat 3 tahun, dan 9 PNS lainnya diberhentikan
dengan hormat. Namun, tidak ada sanksi yang dibatalkan. Sanksi terhadap
PNS yang bermasalah itu direkomendasikan oleh masing-masing PPK.
Sebelum dibawa dalam sidang ini, sudah dilakukan dua kali prasidang.
Pelanggaran yang berujung pada pemberhentian PNS umumnya tidak masuk
kerja. Seperti diatur dalam PP No. 53/2010 tentang Disiplin PNS, PNS yang
tidak masuk kerja minimal 46 hari atau lebih dapat diberhentikan. Hitungan
jumlah hari tersebut tidak harus berturut-turut seperti aturan sebelumnya,
tetapi merupakan akumulasi dalam setahun

LINKARTIKEL :
https://kabar24.bisnis.com/read/20180222/15/741705/lagi-lagi-puluhan-
pns-dipecat-simak-berbagai-pelanggaran-beratnya
1. Bentuk Penyimpangan

Menurut berita diatas, PNS melakukan penyimpangan terhadap


kedisiplinan yang diatur dalam peraturan pemerintah (PP) No.53 tahun
2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil (PNS)

a). 17 orang PNS diantaranya bolos kerja


b). 5 orang terjerat kasus penyalahgunaan narkotika
c). 8 PNS diberhentikan dengan alasan penyalahgunaan wewenang
d). PNS melakukan perzinahan alias kumpul kebo, menjadi istri kedua,
pemalsuan dokumen

2. Keterkaitan dengan Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi


untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya.
Amanah seorang ASN.menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku
yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab,efektif, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas
tinggi

3. Behavior yang Diharapkan

Perilaku individu (personal behaviour) ASN diharapkan dapat menunjukkan


sikap yang akuntabel, seperti :
a) ASN melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
b) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
c) ASN bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan lembaga dan kode
etik yang berlaku untuk perilaku mereka;
d) ASN tidak mengganggu, menindas, atau diskriminasi terhadap rekan atau
anggota masyarakat;
e) Kebiasaan kerja ASN, perilaku dan tempat kerja pribadi dan profesional
hubungan
berkontribusi harmonis, lingkungan kerja yang aman dan produktif;

Anda mungkin juga menyukai