Anda di halaman 1dari 7

KORUPSI BANSOS COVID-19

PENGANTAR ILMU HUBUNGAN


INTERNASIONAL UK 3
HI REGULER 2022

Daffa Arya Widyarta


(20220510018)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga artikel yang berjudul, “Korupsi Bansos Covid-19” dapat saya
selesaikan tepat pada waktunya. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada saya sehingga artikel ini dapat saya susun melalui beberapa
sumber yakni melalui kajian pustaka maupun literatur dari media internet. Saya berharap
artikel ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang Korupsi
Bansos Covid-19.

Pada kesempatan ini pula, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas artikel ini. Kepada kedua
orang tua kami, dan dosen pembimbing kami Bapak Dr. Sugeng Riyanto. Saya menyadari
bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan artikel ini,baik dari segi EBI, kosakata,
tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang kemudian akan saya jadikan sebagai evaluasi.

Pada artikel ini saya akan memaparkan pembahasan tentang korupsi bansos covid-19. Di
penghujung tahun 2020 yang lalu, dimana masyarakat Indonesia dihadapkan pada dua
kenyataan yang pahit. Di satu sisi, jumlah kasus penularan virus COVID-19 meningkat
semakin tajam.Di sisi lain, ironisnya, ada dugaan bahwa bantuan sosial (bansos) yang
ditujukan untuk meringankan derita masyarakat akibat pandemi justru dikorupsi, dan salah
satu tersangkanya menteri sosial saat itu, Juliari Batubara. Berbagai laporan dugaan
penyelewengan bansos pandemi juga telah diterima oleh aparat penegak hukum di berbagai
daerah di Indonesia. Karena adanya korupsi bansos ini keuangan negara semakin menyempit
dan krisis. Di tambah masalah segi kesehatan yang menimpa Indonesia yaitu (covid-19),
untuk segi fasilitas kesehatan yang satu ini sangat mahal biaya perobatan nya dan alat bantu
untuk memudahkan pasien terhadap penyakit covid-19.
PEMBAHASAN

Secara garis besar Indonesia sedang menghadapi pandemi Covid – 19. Pandemi Covid – 19
menyebabkan masyarakat Indonesia kehilangan pekerjaan. Karena hal tersebut, pemerintah
memberikan bantuan sosial kepada masyarakat berupa paket sembako. Setelah masyarakat
menerima bansos selama beberapa bulan, Menteri Sosial Bapak Juliari Batubara melakukan
korupsi atas dugaan suap pengadaan barang atau jasa terkait bansos penanganan Covid-19
dengan nilai penyimpangan sekitar Rp 17 miliar. Karena hal tersebut, Negara mengalami
kerugian yang sangat besar akibat dari kasus korupsi ini. Kasus korupsi ini mencerminkan
bahwa masih lemahnya pengendalian pada pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan keuangan
negara dan para pejabat yang lemah dalam mengawasi dan mengendalikan atas pelaksanaan
program atau kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam IHPS juga disebutkan bahwa
Pejabat dan atau pelaksana yang bertanggung jawab belum optimal dalam melakukan
perencanaan, pengawasan dan pengendalian, pengamanan, tidak menaati ketentuan dan
prosedur, serta tidak optimal dalam melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Hal ini
menunjukkan bahwa peran audit internal belum berjalan secara efektif dan pengelolaan
keuangan negara tidak transparan, audit internal merupakan suatu rangkaian proses dan teknis
dimana karyawan suatu perusahaan mencari kepastian atas keakuratan informasi keuangan
dan jalannya operasi sesuai dengan yang ditetapkan aparat pengawas yang bertanggung jawab
atas pengawasan dan pengendalian intern pemerintah yaitu Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan ( BPKP ). Faktor pertama yang dapat mempengaruhi efektivitas audit internal
adalah kompetensi auditor internal. Kompetensi auditor internal adalah kemampuan, keahlian
dan pengalaman serta keterampilan yang dimiliki oleh seorang auditor internal untuk
mempermudah auditor dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya. Faktor kedua
yang dapat mempengaruhi efektivitas audit internal adalah hubungan antara auditor internal
dan auditor eksternal . Hubungan antara auditor internal dan auditor eksternal adalah
koordinasi dan kerjasama antar auditor internal dan eksternal agar pekerjaannya dapat
dijalankan secara efektif dan efisien. Hasil penelitian (Sari & Haryanto, 2016) menunjukkan
bahwa hubungan antara auditor internal dan auditor eksternal tidak berpengaruh terhadap
efektivitas audit internal. Sedangkan penelitian (Rahmayanti & Utomo, 2019) menunjukkan
bahwa hubungan antara auditor internal dan auditor eksternal berpengaruh terhadap
efektivitas audit internal.
Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi efektivitas audit internal adalah dukungan
manajemen. Dukungan manajemen adalah dukungan yang diberikan oleh manajemen kepada
auditor internal dalam melaksanakan audit. Jadi, fenomena yang terjadi dalam penelitian ini
adalah kasus korupsi yang dilakukan oleh menteri sosial juliari peter batubara dan empat
orang lainnya terkait bantuan sosial dalam rangka penanganan covid-19. Awal mula kasus
tersebut terjadi karena diadakannya bansos penanganan covid-19 berupa paket sembako di
kementerian sosial RI tahun 2020. Pengadaan tersebut bernilai sekitar Rp5,9 triliun, dengan
total 272 kontrak dan dilaksanakan dua periode. Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono
ditunjuk oleh menteri sosial juliari Peter Batubara sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK)
dalam pelaksanaan proyek tersebut dengan cara penunjukan langsung para rekanan. Adanya
fee dari tiap-tiap paket pekerjaan yang harus disetorkan para rekanan kepada kementerian
sosial melalui matheus diduga telah disepakati sebagai upaya dari pelaksanaan proyek
tersebut (CNN Indonesia, 2020). Selain itu, sistem pengendalian intern masih mengalami
kelemahan yang cukup besar. Peranan pemerintah sangat diperlukan dalam proses
berlangsungnya bantuan social covid-19 di Indonesia. Untuk dapat melaksanakan penyaluran
bantuan sosial dengan baik, benar, dan terhindar dari praktek korupsi maka pemerintah harus
menyusun petunjuk pelaksanaan dan menetapkan para pihak serta lembaga yang menjadi
sasaran dalam penerimaan bantuan sosial dana covid-19 ini. Selanjutnya menentukan bentuk
bantuan dapat berupa transfer uang atau barang maupun jasa yang nantinya akan disalurkan
secara langsung melalui bank, pos atau lembaga penyalur yang telah ditetapkan. hal tersebut
dilakukan dengan tujuan untuk menghindari adanya penyimpangan atau terjadinya praktek
korupsi dalam proses penyalurannya. Peranan dari lembaga- lembaga pemerintahan negara
yang bertugas untuk mencegah dan mengawasi suatu tindakan korupsi dan memeriksa
keuangan negara juga sangat diperlukan. Lembaga- Lembaga tersebut adalah Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Ketika KPK melakukan tugas wewenang koordinasi
dan recofusing, KPK juga menemukan beberapa titik rawan yang dicurigai sebagai tempat
yang dapat dimanfaatkan dalam kasus korupsi dana bantuan sosial Covid-19 di Indonesia
yakni, dalam proses pengadaan barang dan jasa, penyaluran bantuan dan penyelewengan dana
hibah, alokasi sumber dana dan belanja (APBN) dan (APBD), penyelewengan dana di
bantuan tingkat pusat dan daerah. Peran KPK dalam melaksanakan wewenang dalam
mengawal pengalokasian dana bantuan sosial Covid 19 dalam bidang penindakan adalah
berhasilnya peran KPK dalam mengungkapkan kasus suap anggaran dana bantuan sosial
Covid-19 yang dilakukan oleh pejabat kementerian sosial dan sejumlah pihak anggota yang
bersangkutan. Langkah tersebut adalah langkah kebijakan KPK dalam merespons kemudahan
akses anggran korupsi dalam dana bantuan sosial Covid19 di Indonesia. Selanjutnya, peran
KPK dalam bidang edukasi adalah melakukan peluncuran aplikasi jaga bansos, sebagai
respons perintah dalam menangani kasus permasalahan dana bantuan sosial Covid-19 salah
sasaran4. Jaga bansos merupakan aplikasi yang memberikan informasi mengenai dana
bantuan sosial Covid-19, dan juga sebagai aplikasi dimana masyarakat dapat menyampaikan
keluhan atas tindakan penyimpangan atau penyalahgunaan bansos di lapangan, yang bertujuan
untuk mengedukasi masyarakat agar dapat aktif berpartisipasi melakukan upaya pencegahan
dan pemberantasan korupsi dalam pengalokasian bantuan sosial Covid-19 di Indonesia.

KESIMPULAN

Kasus korupsi dana bantuan sosial Covid-19 yang dilakukan oleh para pihak yang tidak
bertanggung jawab banyak membawa dampak kerugian bagi masyarakat dan juga
perekonomian di Indonesia. Kasus korupsi tersebut terjadi karena kacaunya system pendataan
penerima bansos dan proses penyaluran dana bansos, serta kurangnya pengawasan dan
kebijakan tegas yang dilakukan oleh pemerintah dalam proses regulasi bantuan dana Covid-19
di Indonesia. Dengan demikian, adanya kebijakan- kebijakan langkah regulasi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, serta langkah preventif yang telah dilakukan oleh lembaga-
lembaga pemerintahan negara seperti KPK, BPK, dan BPKP diharapkan dapat mengatasi
korupsi di Indonesia, khususnya bagi korupsi dana bantuan sosial di masa pandemi Covid-19
di Indonesia ini. Agar masyarakat dapat menikmati dan menerima hak- haknya sesuai dengan
apa yang telah diberikan oleh pemerintah. Sehingga, tidak ada lagi kasus yang membawa
kerugian bagi masyarakat dan perekonomian negara. Karena ini merupakan hak rakyat yang
sudah diberikan oleh negara, saya percaya pemerintah dan jajarannya serta penegak hukum,
masih banyak yang baik dan mau menjalankan peraturannya untuk memberikan perhatian dan
membenahi sistem yang sudah ada dan dijalankan dengan penuh amanah, pemerintah juga
disarankan memperkuat edukasi ke masyarakat, terkait besaran atau apa saja dari setiap
bansos yang diterima. Karena kurangnya sosialisasi dan informasi untuk masyarakat kelas
bawah yang menjadi target jaring pengaman sosial dari pemerintah, yang mungkin saja
disengaja oleh sekelompok oknum yang diberi kewenangan untuk melampiaskan hasrat
korupnya. Dan memang harus kita akui bahwa data kependudukan kita masih jauh dari yang
kita harapkan, di sinilah kenapa edukasi tersebut termasuk masalah sistem keuangan menjadi
penting, yaitu agar setiap warga mengetahui bahwa pin ATM pada perbankan itu adalah hal
yang rahasia dan bansos itu sepenuhnya merupakan milik rakyat. Adanya campur tangan
politik, membuat penegakan hukum menjadi tumpul, termasuk dalam menindak
penyelewengan bansos. Sehingga, hukum menjadi barang dagangan untuk kepentingan
pribadi oknum aparat, dan aksi kejahatan terhadap dana atau bahan pokok bansos pun
berulang kali terjadi. Pada akhirnya, hak atas keadilan hajat hidup rakyat menjadi terabaikan,
dan ujungnya mereka menjadi tidak percaya dengan 'pemerintahan yang ada. Dan hal, hukum
seberat-beratnya koruptor dalam segala bentuk, pada saat rakyat dan negara sedang susah.
Dan terakhir di kesimpulan saya ada saran sedikit mengenai korupsi bansos Covid-19, untuk
memastikan data valid maka data penerima bansos dari program-program lainnya atau data
hasil pengumpulan di lapangan agar dipadankan data NIK dengan data Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil setempat," tuturnya. Lalu kementerian atau lembaga dan pemda
menjamin keterbukaan akses data tentang penerima bantuan, realisasi bantuan, dan anggaran
yang tersedia kepada masyarakat sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas. Sekian artikel
dari tema yang saya bahas mohon maaf jika ada kesalahan dari segi tutur kata.

Anda mungkin juga menyukai