Anda di halaman 1dari 12

PERBUATAN MELAWAN HUKUM

KASUS KORUPSI DANA BANSOS COVID - 19


OLEH JULIARI .P. BATUBARA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. Shandiky . Israel . Afasendanya ( 2020021014028 )
2. Alvaro . Delsan Yohanis Hamadi ( 2020021014094 )
3. Maria .Rista. Arisoy ( 2020021014061 )
4. Excellent Algha. Jeremi ( 2020022014021 )
5. Damaris Hengel Kereway ( 2020021014350 )
6. Dessyana N.L. Ohee ( 2020021014382 )
7. Petrus Rumingguv Marlin ( 2020021014396 )
8. Zulfa Zahrah N.A.Rahman ( 2020021014041 )
9. Ferdi Imanuel . Souisa ( 2020021014081 )
10 . Calvin .F. Mampioper ( 2020021014090 )

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan begitu
banyak nikmat dan karunianya yang tak terhingga kepada penulis, sehingga penulis
senantiasa diberikan kemudahan, kesabaran, kekuatan, dan keikhlasan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makala yang berjudul: “ Kasus Korupsi Dana Bansos Covid - 19
Oleh Juliari .P. Batubara.
Adapun tujuan penulisan makala ini adalah untuk memenuhi nilai tugas dari Mata kuliah
Perbuatan Melawan Hukum dari Dosen Pengampu Mata kuliah Johan
Rongalaha,SH,.M.HUM
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan saran dan dukungan selesai

Jayapura , 3 april
2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................


A. Latar Belakang ................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan Penulisan..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................
1. Bagaimana Peran Pemerintah Dalam Menaggani Kronologi Dari Dana Bansos Covid
– 19 .........................................................................................................
2. Apa dampak korupsi dana bansos covid – 19 bagi masyarkat ....
3. Bagaimana penerapan sanksi pidana terhadap terdakwa juliari batubara para kasus
korupsi dana bantuan sosial dalam kementerian sosial republik indonesia sudah sesuai
dengan tujuan pemindanaan................................................................
BAB III PENUTUP ..............................................................................
Kesimpulan ...........................................................................................
Saran ......................................................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi covid -19 membawa dampak besar terhadap berbagai sektor kehidupan. Hal ini
selaras dengan apa yang disampaikan oleh Saiful, seorang pengamat kebijakan publik dan
pelaku bisnis, bahwa ada tiga dampak besar pandemi covid - 19 bagi perekonomian nasional,
yaitu: melemahnya konsumsi rumah tangga atau melemahnya daya beli melemahnya bidang
investasi dan berimplikasi terhadap berhentinya berbagai bidang usaha; pelemahan ekonomi
sehingga menyebabkan harga komoditas turun. Pemerintah Indonesia telah melakukan
tindakan cepat, untuk dapat mengatasi dampak dari pandemi covid -19 diseluruh daerah
Indonesia dengan mengadakan program vaksinasi, program pemulihan ekonomi nasional,
bantuan langsung tunai, bantuan sosial berupa sembako untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari masyarakat Indonesia.
Pemerintah Indonesia juga memberikan bantuan modal usaha untuk pelaku usaha mikro kecil
menengah, yaitu dengan mengeluarkan kebijakan, yaitu Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun
2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease (Covid- 19) dan Pemulihan
Ekonomi Nasional. Namun kebijakan pemerintah tersebut justru disalahgunakan oleh oknum
tertentu, salah satunya aksi korupsi dalam dana bantuan sosial covid - 19 yang dilakukan oleh
menteri sosial Juliari Peter Batubara dengan menetapkan tim khusus untuk menunjuk
langsung pemenang tender dan menetapkan isi paket bansos, kemudian peserta tender
diminta untuk menyerahkan fee minimal 10% untuk satu paket sembako kepada menteri
Juliari Peter Batubara sebagai menteri sosial. Kasus korupsi dana bantuan sosial dapat terjadi
dikarenakan kurangnya pengawasan dari pemerintah dalam proses keberlangsungan aktivitas
dana bantuan sosial covid -19 di Indonesia serta belum diaturnya sistem pelayanan publik
yang transparan dan akuntabel dalam proses distribusi dana bantuan sosial .
Covid -19 kepada masyarakat dari tingkat pusat hingga daerah. Sehingga hal tersebut
membuka peluang baru bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk dapat
melakukan tindak pidana korupsi. Kasus korupsi dana bantuan sosial covid - 19 yang terjadi
di Indonesia saat ini merupakan salah satu kasus yang sangat merugikan masyarakat
Indonesia. Hal ini terlihat dari buruknya regulasi penyaluran bansos covid -19 dan koordinasi
dari pemerintah, juga kacaunya prosespendataan data masyarakat yang berhak untuk
menerima dana bantuan sosial covid - 19. Kasus tersebut dibuktikan dari adanya pengakuan
dari masyarakat serta fakta yang memperlihatkan bahwa paket sembako yang diberikan
sangat tidak sesuai dan jauh dari kata layak dari nominal yang telah ditetapkan oleh
pemerintah yang dimana secara keseluruhan isi paket sembako tersebut seharusnya bernilai
sekitar Rp 300.000,00 dengan biaya potongan Rp 15.000,00 biaya goodie bag, dan potongan
biaya Rp 15.000,00 biaya jasa transportasi.
Artinya secara keseluruhan isi paket sembako tersebut seharusnya bernilai sekitar Rp
270.000,00. Hal tersebut dapat mereka ketahui dari jenis kualitas dan merek dari masing-
masing item barang yang terdapat dalam satu paket sembako. Warga juga mengeluhkan
bahwa isi barang dari paket sembako tersebut sangatlah tidak layak pakai, hal ini terlihat dari
jenis beras yang berkutu, juga sangat kusam, ayam yang busuk, dan jenis-jenis barang lainnya
seperti sarden dan susu yang memiliki kualitas yang rendah atau merek yang bahkan mereka
tidak
pernah melihat sebelumnya di pasaran. Hasil dari penghitungan dan penelitian warga, mereka
menyatakan bahwa isi paket sembako yang mereka terima hanya berkisar antara Rp. 140.000
sampai dengan Rp. 150.0000 saja, tentu nominal tersebut sangatlah jauh dari nilai nominal
satu paket sembako yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kualitas yang rendah atau merek
yang tidak pernah terdengar sebelumnya tersebut menjadi sebuah indikasi untuk
dilakukannya suatu penelusuran oleh badan pengawas keuangan dan pembangunan, yang
dimana badan pengawas keuangan dan pembangunan telah menemukan harga yang tidak
wajar dalam paket bantuan sosial untuk masyarakat saat pandemi, yaitu sebesar Rp
65,88miliar yang membuat adanya suatu indikasi kelebihan dalam pembayaran harga bahan
pokok sembako.
Kemudian, selisih harga untuk transportasi di daerah Jakarta; Bogor; Depok; Tangerang dan
Bekasi senilai Rp 2,97 Miliar, dan kelebihan pembayaran dalam goodie bag paket bantuan
sosial sebesar Rp 6,09 Miliar.Sehingga dari proses penghitungan menurut BADAN
PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (yang selanjutnya disebut dengan
BPKP), anggaran bantuan sosial diduga dikorupsi sebesar Rp 20,8 Miliar. Secara umum
kasus korupsi dana bantuan sosial yang terjadi di Indonesia, dikarenakan adanya pengurangan
jumlah penerima dana bantuan sosial yang seharusnya diberikan kepada masyarakat
Indonesia yang terdampak oleh situasi kondisi pandemi covid-19, bahkan ada beberapa
masyarakat Indonesia yang tidak menerima sama sekali dana bantuan sosial yang telah
diberikan oleh pemerintah pusat kepada kementerian sosial untuk disalurkan.
Pelaku membuat sebuah daftar nama penerima bantuan sosial secara virtual, namun hal
tersebut hanya rekayasa semata, supaya dana bantuan sosial dari pemerintah pusat tetap
disalurkan kepada pihak Kementerian Sosial dan hanya dipakai oleh pelaku-pelaku kasus
korupsi dana bantuan sosial covid -19 yang tidak bertanggung jawab. Kasus korupsi dana
bantuan sosial bagi masyarakat Indonesia yang terdampak covid 19 dapat terjadi, karena
adanya rasa keserakahan di dalam diri pelaku tindak pidana korupsi dana bantuan sosial
covid 19; tidak adanya rasa simpati dan empati di dalam sebuah lembaga kementerian sosial
dalam melihat kesusahan yang dialami oleh masyarakat Indonesia kurangnya pengawasan
yang ketat dan selektif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga hukum terkait kurangnya
kebijakan yang tegas, lugas dan tepat sasaran yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
dalam proses regulasi bantuan dana covid 19 di Indonesia dan tidak adanya suatu data yang
valid mengenai nama-nama masyarakat Indonesia yang layak mendapatkan dana bantuan
sosial tersebut.1 Dengan demikian, sangat dibutuhkan kerjasama antarlembaga dan
pemerintah dalam menciptakan skema sistem yang terintegrasi dan koordinatif, guna
menciptakan sistem pelayanan publik dalam penyaluran dana bantuan sosial covid 19 yang
baik, benar dan tepat sasaran sebagai langkah untuk mencegah terjadinya korupsi.
Negara Indonesia mempunyai lembaga-lembaga negara yang dapat melakukan pengawasan,
memberikan bimbingan dan melakukan pembinaanterhadap kegiatan pengawasan keuangan
dan pembangunan yaitu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ( yang dikenal
dengan istilah BPKP);lembaga negara yang dapat mengawasi penyelenggaraan pelayanan

iii
publik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara serta badan swasta untuk pelayanan
publik tertentu yang dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah yaitu Ombudsman Republik Indonesia. Negara
Indonesia juga mempunyai lembaga negara yang dapat membantu memeriksa pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah
daerah, lembaga negara, badan usaha milik negara, badan layanan umum dan badan usaha
milik daerah yang dapat mengelola keuangan negara.

Negara Indonesia juga mempunyai suatu lembaga negara yang menjadi pelaksana
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian/Provinsi/Kabupaten/Kota dan lembaga negara yang berada di lingkungan
pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannyadidasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas .
Kementerian Sosial Republik Indonesia yang dipimpin oleh seorang Menteri Sosial harus
tunduk dan patuh terhadap suatu kebijakan yang dibuat oleh Presiden Republik Indonesia
dalam menjalankan tugas, wewenang dan fungsi di dalam kementerian sosial, karena sejak
pertama kali dipilih oleh Presiden Joko Widodo, Presiden menekankan bahwa tidak adanya
visi misi di dalam sebuah lembaga kementerian Indonesia, yang ada hanyalah visi misi
presiden republik Indonesia, yang dimana salah satunya adalah Peraturan Presiden Nomor 46
Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial, yaitu yang terdapat di dalam Pasal 2 dan Pasal 3.4
Kementerian Sosial dalam menjalankan tugas, wewenang, fungsi dantanggung jawabnya
dalam membantu presiden adalah untuk mengurangi angka
pengangguran yang ada dan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia dan juga
untuk mengurangi beban masyarakat Indonesia yang terdampak kondisi pandemi covid 19,
harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kementerian sosial yang meliputi: Humanis; Adaptif;
Dedikatif; Inklusif; Responsif. Kementerian Sosial dalam menjalankan tugas, wewenang,
fungsi dan tanggung jawabnya, harus menerima, menjadikan pedoman dan dasar yang kuat
dan teguh serta menerapkan asas-asas umum pemerintahan yang baik sebagai norma hukum
yang harus dijalankan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dalam rangka menjadikan
kementerian sosial republik Indonesia sebagai pelayan publik bagi masyarakat Indonesia
yang terbebas dari kezaliman, terbebas dari tuntutan masyarakat Indonesia yang dianggap
sebagai pelanggar peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia, terbebas dari
penyalahgunaan kewenangan dan terbebas dari tindakan sewenang-wenang.
Kementerian Sosial sebagai pelayan publik yang bertugas membantu pemerintah pusat untuk
dapat menyelesaikan suatu permasalahan sosial yang terjadi ditengah-tengah masyarakat
Indonesia, terkhusus pada masa pandemi covid 19, yang dimana negara Indonesia sebagai
penganut paham welfare state yang artinya pemerintah diberikan kewenangan untuk berperan
aktif danbertanggung jawab dalam aktivitas pemerintah untuk mewujudkan bestuurszorg
(kesejahteraan umum) bagi seluruh rakyat Indonesia, yang dimana dalam bertindak juga
harus berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada dan berlaku di Indonesia sebagai
suatu perwujudan dari asas legalitas, yang menjadi sendi utama negara hukum, dan
pemerintah juga dapat bertindak tanpa berdasarkan peraturan perundang-undangan, tetapi
berdasarkan inisiatif sendiri dan tetap bertindak berdasarkan asas-asas umum pemerintahan
yang baik.
Masyarakat Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dalam hal pelayanan publik dengan sebaik- baiknya dengan selalu
mengedepankan rasa kesejahteraan yang adil dan merata kepada seluruh rakyat Indonesia
sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, tanpa dipungut biaya sepeser pun, tanpa dipersulit oleh birokrasi dan
regulasi-regulasi yang ada, selalu memproses suatu kepentingan masyarakat Indonesia
dengan cepat, tepatdan efektif serta dengan kualitas yang baik dan terjamin.

Asas-asas umum pemerintahan yang baik juga perlu diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan
publik dengan tujuan terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan publik terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan asas-
asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan
publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan terwujudnya perlindungan dan
kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, yang
disebutkan di dalam Pasal 10 menjelaskan bahwa penerapan asas-asas umum pemerintahan
yang baik dalam pelaksanaan pelayanan publik dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
yang adil dan merata kepada seluruh masyarakat Indonesia, yang meliputi asas kepastian
hukum kemanfaatan ketidak berpihaka kecermatan tidak menyalahgunakan kewenangan
keterbukaan kepentingan umum dan pelayanan yang baik. Selain yang telah disebutkan
diatas, ruang lingkup asas-asas umum pemerintahan yang baik yang berlaku di dalam
administrasi pemerintahan, antara lain asas keseimbangan asas tidak mencampuradukkan
kewenangan serta asas keadilan dan kewajaran .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Pemerintah Dalam Menaggani Kronologi Dari Dana Bansos Covid –
19 ?
2. Apa Dampak Korupsi Dana Bansos Covid – 19 Bagi Masyarakat
3. Bagaimana penerapan sanksi pidana terhadap terdakwa Juliari Batubara pada kasus korupsi
dana bantuan sosial dalam Kementerian Sosial Republik Indonesia sudah sesuai dengan
tujuan pemidanaan ?
C. Tujuan Penulisan .
1.Untuk Mengetahui Secara Jelas Kronologi Kasus Korupsi Bansos Covid – 19
2. Untuk Mengetahui Dampak Korupsi Dana Bansos Covid -19 Bagi Ekonomi Indonesia
3. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perbuatan Melawan Hukum

iii
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kronologi korupsi Dana Bansos Covid – 19
Kasus dugaan korupsi yang menjerat Mensos Juliari Batubara ini bermula dari pengadaan
bansos Covid-19 berupa paket sembako di Kemensos dengan nilai sekitar Rp 5,9 triliun untuk
total 272 kontrak. Kontrak ini dilaksanakan dengan dua periode. Menteri Juliari disebut
menerima fee dani tiap-tiap paket bansos tersebut. Fee yang diterima sebesar Rp 10 ribu per
paket sembako senilai Rp 300 ribu.
Pada pelaksanaan paket bansos sembako periode pertama, menteri Juliari diduga telah
menerima fee sebesar Rp 8,2 miliar dari total uang Rp 12 miliar yang diterima oleh Matheus.
Uang untuk menteri Juliari diberikan Matheus (PPK) melalui Adi Wahyono Pemberian uang
tersebut dikelola oleh seseorang bernama Eko dan Shelvy N selaku sekretaris di Kemensos
yang juga orang kepercayaan Juliari. Uang itu digunakan untuk membayar berbagai
keperluan pribadi Juliari
Sementara untuk periode kedua pelaksanaan paket bansos ini terkumpul fee dari Oktober
2020 sampai dengan Desember 2020 sekitar Rp 8,8 milir. Yang diduga Hingga kini Korupsi
yang dilakukan oleh Menteri Sosial Juliari P Batubara ditetapkar sebagai tersangka dalam
kasus suap bantuan sosial di Kementerian Sosial yang melakukan tindak pidana suap senilai
Rp17 milliar
2. Dampak korupsi dana bansos covid - 19 bagi ekonomi Indonesia.
Di masa pandemi sekarang ini, bantuan sosial merupakan salah satu bentuk tanggung jawab
pemerintahan kepada masyarakat untuk membebaskan dari krisis Apalagi sejak wabah virus
corona, banyak orang harus kehilangan mata pencaharian atau pekerjaannya serta ekonomi
melemah. Sehingga kemiskinan atau kelaparan menjadi kekhawatiran sebagian masyarakat.
Itu sebabnya, negara memutuskan untuk membuat program bansos atau bantuan sosial.
Namun terdapat oknum-oknum yang berusaha mengambil keuntungan dari bansos untuk
memperkaya diri sendiri.miliar.
Korupsi yang dilakukan oleh Menteri Sosial Juliari P Batubara ditetapkan sebagai tersangka
dalam kasus suap bantuan sosial di Kementerian Sosial yang melakukan tindak pidana suap
senilai Rp l7 miliar . Di media sosial kasus ini menjadi perhatian dan keprihatinan karena
kasus ini terkait dugaan korupsi terhadap bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat
terdampak pandemi virus corona. Korupsi bansos ini sangat merugikan sekali karena secara
tidak langsung memotong bantuan yang dibutuhkan orang miskin yang sedang terdampak
pandemi Covid-19 dan mengakibatkan kerugian materil keuangan negara yang sangat besar.
Masyarakat mengungkapkan bahwa selama beberapa bulan belakangan ini, isi paket bansos
yang mereka terima tak sama dalam tiap penyaluran. Tak hanya itu, mereka juga menyebut
produk-produk dalam paket bansos itu tidak familiar dan jarang dijumpai di warung
sembako.
Beberapa bulan ini, mereka mengaku hanya mendapatkan paket sembako 10 kilogram beras,
minyak dua liter, dua kaleng sarden kecil, satu toples biskuit, dan susu bubuk sachet. Bahkan
biscuit yang mereka terima sudah hancur dan tidak layak konsumsi selain itu beras yang
mereka terima sudah kuning dan kutuan.
Masyarakat merasa sakit hati atas pengkhianatan yang dilakukan oleh menteri Korupsi yang
dilakukan Menteri Sosial Juliari P Batubara telah mengakibatkan kerugian materil keuangan
negara yang sangat besar, menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi negara serta korupsi
menjadi kendala bagi program-program pembangunan karena terjadi pengalihan sumber daya
untuk kepentingan segelintir orang Terkendalanya program pembangunan tersebut juga
berakibat kepada lambatnya program untuk menuntaskan kemiskinan . sehingga setimpangan
semakin lebar .
3.  Peran Lembaga Negara dalam Penyelesaian Kasus Korupsi Dana Bansos Covid-19
di Indonesia
Peranan pemerintah   sangat  diperlukan dalam proses berlangsungnya bantuan sosial Covid-
19 di Indonesia. Untuk dapat melaksanakan penyaluran bantuan sosial dengan baik, benar,
dan terhindar dari praktek korupsi maka pemerintah harus menyusun petunjuk pelaksanaan
dan menetapkan para pihak serta lembaga yang menjadi sasaran dalam penerimaan bantuan
sosial dana Covid-19 ini. Selanjutnya menentukan bentuk bantuan dapat berupa transfer uang
atau barang maupun jasa yang nantinya akan disalurkan secara langsung melalui bank, pos
atau lembaga penyalur yang telah ditetapkan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
menghindari adanya penyimpangan atau terjadinya praktek korupsi dalam proses
penyalurannya. Peranan dari lembaga- lembaga pemerintahan negara yang bertugas untuk
mencegah dan mengawasi suatu tindakan korupsi dan memeriksa keuangan negara juga
sangat diperlukan. Lembaga- Lembaga tersebut adalah Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).
Peranan utama dari KPK sebagai lembaga negara yang bertugas untuk dapat mengawasi dan
menyelidiki kasus korupsi dana bantuan sosial Covid-19 di Indonesia adalah melakukan
upaya-upaya yang preventif melalui tiga cara yakni, pencegahan, penindakan, dan edukasi.
Hal tersebut diatur dalam pasal 6 dan 7 UU No. 19 Tahun 2019.
Dalam bidang pencegahan KPK melakukan wewenang yang bertugas melakukan fungsi
koordinasi dan monitoring di tingkat pusat dan daerah, dengan cara membentuk 15 satuan
gagas khusus pada Kedeputian Pencegahan, yaitu:

1. Bekerja bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dengan cara tim
melakukan penelitian dan memberikan rekomendasi permasalahan yang bersifat

iii
sistematik dalam pengadaan barang dan jasa dalam penanganan Covid-19. Tim juga
bertugas melakukan kerjasama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk
melakukan pendampingan refocusing.
2. Melakukan kegiatan dan realokasi anggaran dana, serta melakukan proses
pendampingan dalam Pengadaan Barang dan Jasa di masa darurat.
3. Melakukan koordinasi kepada 9 Satgas di tingkat yang bekerjasama dengan instansi
lainnya seperti BPKP, PKPP dan APIP yang bertugas untuk mendampingi pemerintah
daerah dalam proses refocusing dan realokasi APBD untuk penanganan Covid-19.

Pada saat melakukan tugas wewenang koordinasi dan recofusing, KPK juga menemukan
beberapa titik rawan yang dicurigai sebagai tempat yang dapat dimanfaatkan dalam kasus
korupsi dana bantuan sosial Covid-19 di Indonesia yakni, dalam proses pengadaan barang
dan jasa, penyaluran bantuan dan penyelewengan dana hibah, alokasi sumber dana dan
belanja (APBN) dan (APBD), penyelewengan dana di bantuan tingkat pusat dan daerah.
Peran KPK dalam melaksanakan wewenang dalam mengawal pengalokasian dana bantuan
sosial Covid-19 dalam bidang penindakan adalah berhasilnya peran KPK dalam
mengungkapkan kasus suap anggaran dana bantuan sosial Covid-19 yang dilakukan oleh
pejabat kementerian sosial dan sejumlah pihak anggota yang bersangkutan. Langkah tersebut
adalah langkah kebijakan KPK dalam merespons kemudahan akses anggran korupsi dalam
dana bantuan sosial Covid-19 di Indonesia.
Selanjutnya, peran KPK dalam bidang edukasi adalah melakukan peluncuran aplikasi JAGA
Bansos, sebagai respons perintah dalam menangani kasus permasalahan dana bantuan sosial
Covid-19 salah sasaran. JAGA Bansos merupakan aplikasi yang memberikan informasi
mengenai dana bantuan sosial Covid-19, dan juga sebagai aplikasi dimana masyarakat dapat
menyampaikan keluhan atas tindakan penyimpangan atau penyalahgunaan bansos di
lapangan, yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar dapat aktif berpartisipasi
melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi dalam pengalokasian bantuan
sosial Covid-19 di Indonesia.
Selain KPK yang berwenang untuk melaksanakan langkah kebijakan pengawasan dan
penyelidikan dalam kasus penyalahgunaan dana bantuan sosial Covid-19 yang di korupsi, ada
lembaga lain yang ikut turut membantu dalam melakukan tindakan pengawasan dan
pencegahan dalam penyalahgunaan dana bantuan sosial Covid-19 di Indonesia yaitu BPK.
BPK berperan dalam membantu masyarakat untuk dapat turut aktif melakukan pengaduan
dan pengawasan, serta memberikan informasi kepada BPK untuk dapat melakukan
pemeriksaan, kemudian dapat ditindaklanjuti apabila, ditemukan penyelewangan dalam
penyalahgunaan anggaran dana bantuan sosial Covid-19 di Indonesia.
Oleh karena itu, dengan adanya kebijakan- kebijakan langkah regulasi yang telah ditetapkan
oleh pemerintah serta langkah preventif yang telah dilakukan oleh lembaga- lembaga
pemerintahan negara seperti KPK, BPK, dan BPKP diharapkan korupsi dana bantuan sosial
di masa pandemi Covid-19 di Indonesia tidak terulang kembali. Agar masyarakat dapat
menikmati dan menerima hak- haknya sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh
pemerintah. Sehingga tidak ada lagi kasus yang membawa kerugian bagi masyarakat dan
perekonomian negara.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Korupsi yang dilakukan oleh Menteri Sosial Juliari P Batubara ditetapkan sebagai tersangka
dalam kasus suap bantuan sosial di Kementerian Sosial yang melakukan tindak pidana suap
senilai Rp17 miliar. Korupsi bansos ini sangat merugikan sekali karena secara tidak langsung
memotong bantuan yang dibutuhkan orang miskin yang sedang terdampak pandemi Covid-
19. Masyarakat merasa sakit hati atas pengkhianatan berupa korupsi bansos di masa pandemi
seperti sekarang ini
korupsi ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia serta korupsi menjadi
kendala bagi program-program pembangunan karena terjadi pengalihan sumber daya untuk
kepentingan segelintir orang. Terkendalanya program pembangunan tersebut juga berakibat
kepada lambatnya program untuk mengentaskan kemiskinan. Sehingga ketimpangan menjadi
semakin melebar
Adanya korupsi menurunkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, mengakibatkan
kehilangan pendapatan negara serta melemahkan seluruh sendi-sendi perekonomian bangsa.
SARAN
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini. Korupsi tercipta karena
rendahnya kualitas sumber daya manusia. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi
pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya.
Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara negara
menyebabkan terjadinya korupsi.
Menanamkan moral yang baik dalam pribadi masing-masing agar tercipta kondisi lingkungan
sosial masyarakat yang sangat menolak, menentang, dan menghukum perbuatan korupsi dan
akan menerima, mendukung, dan menghargai perilaku anti korupsi.

iii
DAFTAR PUSTAKA
pdf-makalah-korupsi-bansos-covidx2719_compress.pdf
file:///C:/Users/User/Downloads/TINJAUAN-YURIDIS-MENGENAI-KASUS-KORUPSI-
DANA-BANTUAN-SOSIAL-DI-MASA-PANDEMI-COVID-19
Awal Mula Kasus Korupsi Bansos Covid-19 yang Menjerat Juliari hingga Divonis 12 Tahun
Penjara - Kompas.com
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 (Perpres) tentang Penanganan
Penyakit Virus Corona 2019 (Covid-19) dan Panitia Pemulihan Ekonomi Nasional.
Undang-Undang No. 19 Tahun 2019 Tentang KPK Jurnal:
Solihah, R., & Triono, T. (2020). PERAN KPK DALAM MENGAWAL
PENGALOKASIAN DANA BANTUAN SOSIAL DI MASA PANDEMI
COVID-19. Jurnal Tapis: Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam, 16(2), 69-80.
Yamali, F. R., & Putri, R. N. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi
Indonesia. Ekonomis: Journal of Economics and Business, 4(2), 384-388

Anda mungkin juga menyukai