Anda di halaman 1dari 11

lOMoARcPSD|23077535

RESUME MOOC PPPK

Nama : Andri Widodo, Amd. Kep

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 10/01/1991

NIP : 199101102023211001
Golongan : VII

Jabatan : Terampil - Perawat

Instansi : Pemerintah Kabupaten Karawang


lOMoARcPSD|23077535

Massive Open Online Course (MOOC) merupakan pembelajaran pertama di


kegiatan latsar PPPK. Adapun tema yg di angkat pada pembelajaran MOOC ini yaitu
Berakhlak dan Smart ASN.

Agenda ke I dengan judul materi sikap perilaku Bela Negara mempunyai 3 sub
materi, yang pertama Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara yang kedua
Analisis isu kontemporer yang ketiga Kesiapsiagaan Bela Negara. Pada Agenda ke II
dengan materi Nilai-nilai dasar PNS terdapat 7 sub materi yakni: Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Agenda ke III dengan
materi Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI, memiliki 2 sub materi yaitu Smart ASN
dan Manajemen ASN.

AGENDA I
SIKAP PRILAKU BELA NEGARA

MODUL WAWASAN KEBANGSAAN

Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi
akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara

1
lOMoARcPSD|23077535

MODUL NILAI BELA NEGARA

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber


Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi
:

a. Cinta tanah air;

b. Sadar berbangsa dan bernegara;

c. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;

d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan

e. Kemampuan awal Bela Negara

MODUL ANALISIS ISU KONTEMPORER

Aparatur Sipil Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga
internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila,
UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara

A. KORUPSI
tindakan korupsi diancam dengan sanksi sebagaimana diatur di dalam UU No. 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU No. 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi

B. NARKOBA

Tindak Pidana Narkotika adalah kejahatan induk atau kejahatan permulaan dan
tidak berdiri sendiri, artinya Kejahatan narkotika biasanya diikuti dengan kejahatan lainnya
atau mempunyai kejahatan turunan. Kejahatan narkotika bisa terkait dengan kejahatan
Terorisme, Kejahatan Pencucian Uang, Kejahatan Korupsi atau Gratifikasi, dan lain-lain.

2
lOMoARcPSD|23077535

C. TERORISME DAN RADIKALISME

Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan
kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik, dalam
skala lebih kecil dari pada perang. Dari segi bahasa, istilah teroris berasal dari Perancis
pada abad 18. Kata Terorisme yang artinya dalam keadaan teror (under the terror), berasal
dari bahasa latin ”terrere” yang berarti gemetaran dan ”detererre” yang berarti takut. Istilah
terorisme pada awalnya digunakan untuk menunjuk suatu musuh dari sengketa teritorial
atau kultural melawan ideologi atau agama yang melakukan aksi kekerasan terhadap publik.
orang atau negara sebagai alternatif dari pernyataan perang secara terbuka.

MODUL KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Perilaku kesiapsiagaan akan muncul bila tumbuh keinginan ASN untuk memiliki
kemampuan dalam menyikapi setiap perubahan dengan baik. Berdasarkan teori Psikologi
medan yang dikemukakan oleh Kurt Lewin (1943) kemampuan menyikapi perubahan
adalah hasil interaksi faktor-faktor biologis-psikologis individu ASN, dengan faktor
perubahan lingkungan (perubahan masyarakat, birokrasi, tatanan dunia dalam berbagai
dimensi). ASN yang siap siaga adalah ASN yang mampu meminimalisir terjadinya hal- hal
yang tidak diinginkan terkait dengan pelaksanaan kerja.
Untuk pelatihan kesiapasiagaan bela negara bagi ASN ada beberapa hal yang dapat
dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan mau tahu terkait dengan kejadian- kejadian
permasalahan yang dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan barita gosip yang belum jelas asal usulnya, tidak terpengaruh
dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan permasalahan bangsa lainnya, dan yang
lebih penting lagi ada mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.

3
lOMoARcPSD|23077535

AGENDA II
NILAI NILAI DASAR ASN

MODUL BERORIENTASI PELAYANAN

Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan kepuasan


pengguna layanan. Apabila dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani masyarakat,
pelayanan yang berorientasi pada customer satisfaction adalah wujud pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat atau dikenal dengan sebutan pelayanan prima. Budaya
pelayanan oleh ASN akan sangat menentukan kualitas pemberian layanan kepada
masyarakat. Menurut Djamaluddin Ancok dkk. (2014), budaya pelayanan yang baik juga
tentu akan berdampak positif terhadap kinerja organisasi dengan mekanisme sebagai
berikut:
a. Budaya pelayanan akan berjalan dengan baik apabila terbangun kerja tim di dalam
internal organisasi.
b. Faktor lain adalah pemahaman tentang pelayanan prima. Pelayanan Prima adalah
memberikan pelayanan sesuai atau melebihi harapan pengguna layanan.
c. Pemberian pelayanan yang prima akan berimplikasi pada kemajuan organisasi,
apabila pelayanan yang diberikan prima (baik), maka organisasi akan menjadi
semakin maju.

MODUL AKUNTABEL
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang
ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core
Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
• Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi
• Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung

4
lOMoARcPSD|23077535

jawab, efektif, dan efisien.


• Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi

Aspek-Aspek Akuntabilitas
• Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship) Hubungan
yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi
dengan negara dan masyarakat.
• Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented) Hasil yang
diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung
jawab, adil dan inovatif

MODUL KOMPETEN
Karakter lain yang diperlukan dari ASN untuk beradapatasi dengan dinamika
lingkungan strategis, yaitu: inovatif dan kreatif, agility dan flexibility, persistence dan
perseverance serta teamwork dan cooperation (Bima Haria Wibisana, Kepala BKN, 2020).
ASN yang gesit (agile) diperlukan sesuai dinamika lingkungan strategis dan VUCA.
Terdapat kecenderungan organisasi pemerintahan mulai mengarah dari organisasi hirakhis,
dengan pembagian bidang-bidang yang rijit sektoral (silo). Kini keadaannya mulai berubah
ke arah organisasi yang lebih dinamis, dengan jenjang hirakhi pendek. Kebijakan ini
ditandai dengan pengalihan dua jenjang jabatan struktural, jabatan administrator dan
pengawas menjadi jabatan fungsional (PermenRB Nomor 28 Tahun 2019 Tentang
Penyetaraan Jabatan Administrasi ke Jabatan Fungsional).
Kompeten:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu
berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

MODUL HARMONIS
Negara diharapkan mampu memberikan kebaikan bersama bagi warganya tanpa memandang
siapa dan dari etnis mana, apa agamanya. Semangat gotong royong juga dapat diperkuat

5
lOMoARcPSD|23077535

dalam kehidupan masyarakat sipil dan politik dengan terus menerus mengembangkan
Pendidikan kewarganegaraan dan multikulturalisme yang dapat membangun rasa keadilan
dan kebersamaan dilandasi dengan prinsip prinsip kehidupan public yang lebih partisipatif
dan non diskriminatif.
Harmonis:
a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain;
b. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Dengan demikian, model pendidikan pluralitas dan multikultur tidak sekadar
menanamkan nilai-nilai keberagaman budaya, namun juga memperkuat nilai-nilai bersama
yang dapat dijadikan dasar dan pandangan hidup bersama. Sebagai pelayan publik, setiap
pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas dalam
memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka,
tetapi pelayanan harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat, menciptakan
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu integritas menjadi penting bagi setiap
pegawai ASN. Senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak
korupsi,transparan, akuntabel, dan memuaskan publik. Dalam menjalankan tugas pelayanan
kepada masyarakat ASN dituntut dapat mengatasi permasalahan keberagaman, bahkan
menjadi unsur perekat bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Itulah sebabnya mengapa peran dan upaya selalu mewujudkan situasi dan
kondisi yang harmonis dalam lingkungan bekerja ASN dan kehidupan bermasyarakat
sangat diperlukan.

MODUL LOYAL

Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk ASN terhadap
bangsa dan negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai
Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya. Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI
Tahun 1945 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.

Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


6
lOMoARcPSD|23077535

Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam
memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila menunjukkan kemampuan ASN
tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang
merupakan bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari
anggota masyarakat.

MODUL ADAFTIF
Dalam KBBI diuraikan definisi adaptif adalah mudah menyesuaikan (diri)
dengan keadaan. Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di
mana ASN memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan
organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal
yang berkesinambungan.
Dalam konteks budaya organisasi, maka nilai adaptif tercermin dari kemampuan
respon organisasi dalam mengadaptasi perubahan. Mengutip dari Management
Advisory Service UK4, maka “An Adaptive (Corporate) Culture is one that enables the
organisation to adapt quickly and effectively to internal and external pressures for
change”. Ini menjelaskan bahwa budaya adaptif bisa menjadi penggerak organisasi
dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan-perubahan internal maupun eksternal.
Budaya menjadi faktor yang memampukan organisasi dalam berkinerja secara cepat
dan efektif. Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam
pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan
lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan
iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya.

MODUL KOLABORATIF

Kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and Singh (1998, dalam Celik et
al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “value generated from an alliance
between two or more firms aiming to become more competitive by veloping shared
routines”.

Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)

7
lOMoARcPSD|23077535

Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:

1) Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;

2) Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;

3) Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya

'‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik;

4) Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;

5) Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan consensus (bahkan jika
konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan
6) Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.

AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

MODUL SMART ASN


1. Literasi Digital
Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media
digital (digital skills) saja, namun juga budaya menggunakan digital (digital culture), etis
menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digital
safety).
2. Pilar Literasi Digital

Terdapat 4 pilar dalam literasi digital diantaranya yaitu :


a. Etika bermedia digital adalah panduan etis dan kontrol diri dalam menggunakan
media digital.
b. Cakap Bermedia digital yaitu kemampuan individu dalam memahami dan
menggunakan perangkat keras dan lunak serta system operasi digital dalam
kehidupan sehari - hari.
c. Aman bermedia digital yaitu kecakapan untuk melakukan perlindungan identitas
digital dan data diri.
d. Budaya bermedia digital yaitu tiap individu memiliki tanggung jawab untuk

8
lOMoARcPSD|23077535

melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan pada nilai – nilai


kebangsaan.
3. Implementasi Literasi Digital dan Implikasinya

Lanskap Digital yaitu sebutan kolektif untuk jaringan sosial, surel, situs daring,
perangkat seluler, dan lain sebagainya.

4. Transaksi elektronik

Jenis pembayaran transaksi elektronik atau daring ini diantaranya adalah transfer
bank, dompet digital, COD atau pembayaran ditempat, pembayaran luring, kartu debit, dan
kartu kredit.

MODUL MANAJEMEN ASN

Menurut UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, disebutkan bahwa berdasarkan jenisnya,
pegawai ASN terdiri dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK (Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja).

Peran dan Tugas ASN terdiri dari 3 peranan yaitu :

1. Pelaksana Kebijakan Publik yang tugasnya melaksanakan kebijakan yang dibuat


oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Pelayan Publik yang tugasnya memberikan pelayanan public yang professional
dan berkualitas.
3. Perekat dan pemersatu bangsa yang tugasnya mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonsia.
Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Adapun fungsi dari kode etik ASN adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pedoman, panduan birokrasi publik / Aparatur Sipil Negara dalam
menjalankan tugas dan kewenangan agar Tindakannya dinilai baik.
2. Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan Tindakan birokrasi publik / Aparatur
Sipil Negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.
9
lOMoARcPSD|23077535

3. Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam
menjalankan tugas pelayananan pada masyarakat dan menempatkan kepentingan
public diatas kepentingan pribadi kelompok ataupun organisasinya.

10

Anda mungkin juga menyukai