Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI NILAI – NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TARUNA

DI ERA DIGITALISASI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh

ALVAREZ ARIF BUDIMAN ARDAN FAUZI ACHFAN


551811316708 K 551811316710 K

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


TATA LAKSANA ANGKUTAN LAUT DAN KEPELABUHAN
POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG
TAHUN 2022
Implementasi Nilai – Nilai Pendidikan Karakter Taruna
di Era Digitalisasi
Prasetyo, A.Na, Hariyanti, Rb, Budiman, A.Ac, Achfan, A.Fd
a
Dosen Program Studi Nautika Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, bDosen Program Studi Tata Laksana Angkutan Laut
dan Kepelabuhan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, cTaruna (NIT. 551811316708 K) Program Studi Tata Laksana
Angkutan Laut dan Kepelabuhan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, dTaruna (NIT. 551811316710 K) Program Studi
Tata Laksana Angkutan Laut dan Kepelabuhan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Abstraksi - Pendidikan karakter memiliki tujuan untuk Dalam penyelenggaraan kegiatan transportasi,
menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada para pemerintah memerlukan adanya sumber daya manusia yang
taruna, dimana di dalamnya terdapat komponen berkualitas dan andal di bidang transportasi untuk
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan menunjang kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik, dan
untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Tujuan penelitian ini pertahanan keamanan. Terwujudnya pelayanan transportasi
adalah untuk mengetahui apa saja kelebihan dan yang baik harus di dukung dengan adanya kualitas dan
kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran di kampus kuantitas sumber daya manusia sebagai pelaksananya. Oleh
maupun di rumah, dan untuk mengetahui bagaimana karena itu pemerintah mengatur melalui Peraturan
penerapan nilai – nilai pendidikan karakter taruna, serta Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya
untuk mengetahui apa saja dampak positif dan negatif era Manusia di Bidang Transportasi. Pendidikan dan Pelatihan di
digitalisasi dalam penerapan pendidikan karakter. Bidang Transportasi yang selanjutnya disebut Diklat
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Transportasi adalah penyelenggaraan proses pembelajaran
metode deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan hasil dan pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan,
dari wawancara dengan narasumber. Teknik pengumpulan keahlian, keterampilan, dan pembentukan sikap perilaku
data dilakukan dengan cara melakukan penggabungan dari sumber daya manusia yang diperlukan dalam
wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. penyelenggaraan transportasi. Yang selanjutnya dijelaskan
Wawancara peneliti lakukan untuk mendapatkan informasi bahwa taruna adalah peserta pada Lembaga Diklat
lebih mendalam mengenai penerapan hingga dampak positif Transportasi di lingkugan Badan Pengembangan Sumber
dan negatif dari pendidikan karakter di era digitalisasi. Daya Manusia Perhubungan.
Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam penerapan Di dalam Lembaga Diklat Transportasi di Lingkungan
pembelajaran di kampus dan di rumah. Ada perbedaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan
diantara keduanya yang kemudian berdampak pada hasil perlu disusun pedoman pola pengasuhan bagi taruna.
atau output dari penerapan nilai – nilai karakter taruna Maksud dari disusunnya pedoman pola pengasuhan taruna
yang melaksanakan pembelajaran di kampus maupun di guna memperoleh hasil pengasuhan yang optimal dan
rumah. Adapun dampak dari penerapan nilai – nilai diperoleh keseragaman aturan pada Lembaga Diklat
karakter taruna yang melakukan pembelajaran di kampus Transportasi di Lingkungan BPSDM Perhubungan. Tujuan
dan di rumah. Kemudian perkembangan era digitalisasi disusunya pedoman pola pengasuhan taruna pada Lembaga.
untuk mendukung pemberian materi pengasuhan atau Tujuan pengasuhan adalah tercapainya tujuan pendidikan
pembelajaran memiliki dampak positif dan dampak negatif dan pelatihan melalui penyelenggaraan yang efektif dan
yang ditimbulkan. efisien dengan mengoptimalkan kemampuan taruna
Lembaga Diklat Transportasi di lingkungan BPSDMP untuk
Kata kunci: Karakter, Taruna, Era Digitalisasi mengembangkan aspek sikap dan perilaku, pengetahuan, dan
keterampilan, serta jasmani selama mengikuti pelatihan.
A. PENDAHULUAN Selain itu juga untuk pembentukan soft skill, competency
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang meliputi integritas, etos kerja, inisiatif, komunikasi,
yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga kerjasama, hubungan interpersonal dan adaptasi.
pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan berfungsi Dalam pola pengasuhan taruna di Lembaga Diklat
meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam Transportasi lingkungan BPSDMP, terdapat beberapa
pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon tahapan pengasuhan pada taruna. Tahapan tersebut dilakukan
pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah oleh pengasuh mulai dari taruna masuk ke Lembaga Diklat
nondepartemen. Pendidikan kedinasan diselenggarakan Transportasi lingkungan BPSDMP hingga taruna lulus dari
melalui jalur pendidikan formal dan nonformal. Hal tersebut pendidikan. Adapun beberapa tahapan pengasuhan taruna
merupakan penjelasan dari Undang – Undang Nomor 20 yang diatur pada Peraturan Kepala Badan Pengembangan
Tahun 2003 bagian kedelapan tentang Pendidikan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor PK
Kedinasan. Kemudian ketentuan mengenai pendidikan 2/BPSDMP-2018 tentang Pedoman Pengasuhan Taruna Pada
kedinasan sebagaimana yang dimaksud diatur lebih lanjut Lembaga Diklat Transportasi Di Lingkungan Badan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, yaitu
Pendidikan Kedinasan. sebagai berikut:
Tujuan pendidikan kedinasan sesuai dengan tujuan 1. Tahap Orientasi
pendidikan nasional yakni mewujudkan suasana belajar dan Tahap ini merupakan langkah awal pengasuhan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif taruna pada Lembaga Diklat Transportasi di lingkungan
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan BPSDMP, yang menitikberatkan pada pengenalan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, maksud, tujuan dan kegiatan pembangunan karakter
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang (character building) sumber daya manusia transportasi,
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara dalam rangka mempersiapkan taruna untuk mampu
khususnya keterampilan yang diperlukan oleh Departemen beradaptasi dengan kehidupan di dalam asrama dan
atau Lembaga pemerintah nondepartemen yang memiliki gambaran utuh tentang tujuan kegiatan
bersangkutan (Prof. Dr. Hamid Darmadi M.Pd., 2019). dikaitkan dengan berbagai tugas, tanggung jawab dan

1
tantangan yang akan dihadapi di dunia kerja. Pada tahap mempraktikkan dan mengajarkan nilai – nilai moral dan
orientasi dilaksanakan kurang lebih 6 bulan. pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan
2. Tahap Pembentukan dengan sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan
Tahap ini dimulai dari selesainya tahap orientasi tuhannya (Dr. Sukatin, 2021).
dengan menitikberatkan pada pembangunan dan Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk bangsa
pembentukan karakter dan mental taruna pada Lembaga yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
Diklat Transportasi di lingkungan BPSDMP melalui bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang
pengawasan dan pengasuhan agar Taruna memahami dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan teknologi yang
dengan baik, memiliki kesadaran untuk berperilaku semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang
sesuai dengan ketentuan atau aturan di dalam Lembaga Maha Esa berdasarkan Pancasila (Rozi, 2012).
Diklat Transportasi guna terwujudnya suasana yang Ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan
kondusif. Tahap pembentukan taruna dilaksanakan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Diknas. Mulai
kurang lebih 12 bulan. tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia
3. Tahap Pendewasaan harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam
Pada tahap ini titik beratnya adalah membentuk proses pendidikannya. 18 nilai-nilai dalam pendidikan
karakter taruna melalui pengawasan dan pengasuhan karakter menurut Diknas adalah:
minimal serta memberi tugas dan tanggung jawab untuk 1. Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam
membantu pengasuh dalam pelaksanaan kegiatan melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
ketarunaan dan melakukan pengawasan terhadap taruna terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
pada masa tahap orientasi dan pembentukan. Pada tahap rukun dengan pemeluk agama lain.
pendewasaan dilaksanakan kurang lebih 18 bulan untuk 2. Jujur. Perilaku yang di akademis yang dapatkan pada
Diploma Empat. upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
4. Tahap Pematangan dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
Tahap Pematangan, merupakan tahap akhir pekerjaan.
pengasuhan, pada tahap ini pengasuhan lebih bersifat 3. Toleransi. Sikap dan tindakan yang menghargai
kemitraan dengan mengembangkan kedewasaan yang perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
melahirkan sifat kepemimpinan. Pada masa ini, taruna tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
disebut Taruna Dewasa, dan dilaksanakan kurang lebih 4. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
12 bulan. patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
Dalam pendidikan di sekolah kedinasan, para siswa atau dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
taruna melaksanakan pendidikan di asrama atau dapat 6. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
disebut boarding school. Boarding school merupakan kata menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
yang berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata, dimiliki.
yaitu boarding dan school. Boarding berarti asrama dan 7. Mandiri. Sikap perilaku yang tidak mudah tergantung
school berarti sekolah (Echols, 2003). pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Menurut Oxford Dictionary “Boarding School is school 8. Demokratis. Cara herpikir, bersikap, dan bertindak yang
where pupils live during the term.” Artinya adalah: sekolah menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
berasrama adalah lembaga pendidikan yang mana siswanya 9. Rasa Ingin Tahu. Sikap dan tindakan yang selalu
belajar dan tinggal bersama selama kegiatan pembelajaran berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas
(Bull, 2001). dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Boarding school adalah sistem Sekolah berasrama, 10. Semangat Kebangsaan. Cara berpikir, bertindak, dan
dimana peserta didik dan juga para guru dan pengelola berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
sekolah tinggal di asrama yang berbeda dalam lingkungan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
sekolah dalam kurun waktu tertentu. Boarding school adalah 11. Cinta Tanah Air. Cara berpikir, bertindak, dan
sekolah yang memiliki asrama, dimana para siswa hidup berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
belajar secara total di lingkungan sekolah. Karena itu segala negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
jenis kebutuhan hidup dan kebutuhan belajar disediakan oleh 12. Menghargai Prestasi. Sikap dan tindakan yang
sekolah (Deksa Ira Lindriyati, 2020). mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
Pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan menghormati keberhasilan orang lain.
potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya 13. Bersahabat/Komunikatif. Sikap dan tindakan yang
sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
sendiri dan lingkungannya (Aidah, 2021). berguna bai masyarakat, dan mengakui, serta
Dalam pengertian yang sederhana, pendidikan karakter menghormati keberhasilan orang lain.
adalah hal positif apa saja yang dilakukan oleh guru dan 14. Cinta Damai. Sikap dan tindakan yang mendorong
berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
Pendidikan karakter telah menjadi pergerakan yang masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
mendukung pengembangan sosial, pengembangan keberhasilan orang lain.
emosional, dan pengembangan etik para siswa. Merupakan 15. Gemar Membaca. Kebiasaan menyediakan waktu untuk
suatu upaya proaktif yang dilakukan baik oleh sekolah membaca berhagai bacaan yang memberikan kebajikan
maupun pemerintah untuk membantu siswa mengembangkan bagi dirinya.
inti pokok dari nilai – nilai etik dan nilai – nilai kinerja, 16. Peduli Lingkungan. Sikap dan tindakan yang selalu
seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, keuletan dan berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
ketabahan, tanggung jawab, menghargai diri sendiri dan sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
orang lain. Pendidikan karakter juga dapat didefinisikan memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter yang 17. Peduli Sosial. Sikap dan tindakan yang selalu ingin
mulia (good character) dari peserta didik dengan memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.

2
18. Tanggung Jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk untuk penyesuaian dengan perubahan kondisi, tuntutan
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya tugas yang beragam, atau setelah melalui hambatan.
dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran
Yang Maha Esa. di kampus Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang maupun di
rumah, dan untuk mengetahui bagaimana penerapan nilai –
Pada sekolah kedinasan, pendidikan karakter memiliki nilai pendidikan karakter Taruna, serta untuk mengetahui apa
tujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu saja dampak positif dan negatif era digitalisasi dalam
kepada para taruna, dimana di dalamnya terdapat komponen penerapan pendidikan karakter.
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk
melakukan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter sangat B. METODE
erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana Metode yang digunakan dalam penelitian ini
tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Jenis penelitian
individu secara terus - menerus guna penyempurnaan diri ke kualitatif ini biasanya bersifat analitis dan deskriptif. Dalam
arah hidup yang lebih baik. penelitian semacam ini, metode dan signifikansinya
Sekolah tinggi kedinasan banyak memiliki nilai – nilai ditekankan dengan landasan teori sebagai pedoman agar
pendidikan karakter yang ditanamkan pada tarunanya, fokus penelitian sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
seperti kedisiplinan, kerapian, menghargai, menghormati, Temuan penelitian kualitatif harus dianalisis secara
dan tanggung jawab. Dalam upaya meningkatkan menyeluruh oleh peneliti. Biasanya, penelitian kualitatif
peningkatan kualitas pendidikan dalam menanamkan nilai – menggunakan observasi dan wawancara untuk
nilai pendidikan karakter tersebut, sekolah tinggi kedinasan mengumpulkan sebagian besar datanya (Dr. Muhammad
yang diupayakan bersama pemerintah, satuan pendidikan, Ramdhan, 2021).
dan masyarakat yang dilakukan secara terus menerus agar Tempat penelitian dilaksanakan di Politeknik Ilmu
mutu dan kualitas dari sekolah tinggi kedinasan dapat Pelayaran Semarang. Yaitu merupakan salah satu institusi
berkembang dan bersaing dengan sekolah maupun Perguruan Tinggi Kedinasan di bidang Pelayaran dan
universitas lain. Upaya tersebut dilakukan dengan tujuan Kepelabuhanan. Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang ini
untuk mengurangi bahkan menghilangkan nilai – nilai atau berada di bawah Kementrian Perhubungan Republik
perilaku – perilaku menyimpang yang sering terjadi di Indonesia khususnya BPSDM Perhubungan. Waktu
kalangan taruna sekolah kedinasan dikarenakan nilai-nilai penelitian dilakukan terhitung dari tanggal 01 Desember
pendidikan karakter yang belum tertanam dalam diri taruna 2021 hingga 31 Agustus 2022.
sekolah tinggi kedinasan. Setiap penelitian melibatkan sejumlah proses dan
Selain itu terdapat beberapa kompetensi yang harus metodologi yang harus diikuti agar peneliti dapat
Taruna kuasai berdasarkan Peraturan Kepala BPSDMP No. mendukung validitas penelitian, yang disusun secara metodis
PK. 2/BPSDMP-2018 tentang Pedoman Pengasuhan Taruna dan sejalan dengan hasil yang ingin dicapai. Berbagai
pada Lembaga Diklat Transportasi di Lingkungan BPSDMP, prosedur atau pendekatan diperlukan untuk mengumpulkan
diantaranya yaitu: data penelitian agar data memenuhi kriteria penelitian dan
1. Integritas adalah bertindak dan berperilaku profesional, akurat sesuai dengan sumber yang digunakan dalam
jujur, dan mematuhi peraturan Lembaga Diklat penelitian. Berikut ini peneliti akan uraikan beberapa metode
Transportasi; atau teknik pengumpulan data dalam penelitian, yaitu
2. Etos Kerja adalah kemampuan untuk bekerja/belajar sebagai berikut:
dengan baik tanpa adanya pengawasan, bertanggung 1. Observasi
jawab dan dapat menjamin tugas yang diberikan dapat Penerapan metode atau teknik observasi lapangan
terselesaikan dengan tepat waktu, dengan kesalahan yang terhadap penelitian ini yaitu peneliti berperan secara
seminimal mungkin, dan sesuai dengan kualitas yang langsung meninjau tempat penelitian terhadap kegiatan
diminta; taruna di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Beberapa
3. Inisiatif adalah kemampuan untuk melakukan kreasi dan kegiatan diantaranya yaitu apel pagi taruna, kegiatan
inovasi dalam bekerja dan belajar, berusaha untuk makan taruna, kegiatan olahraga taruna, pembelajaran di
mencapai kualitas hasil kerja/studi melebihi standar kelas, dan kegiatan lainnya sesuai Kegiatan Harian Tetap
umum, dan menemukan ide serta metode baru dalam (KHT).
bekerja atau belajar; 2. Wawancara
4. Komunikasi adalah kemampuan untuk dapat Wawancara umumnya dilakukan untuk
berkomunikasi secara personal dan atau kelompok mengumpulkan informasi yang akurat dari informan
dengan efektif, yang meliputi kemampuan untuk dengan mengajukan pertanyaan yang ditargetkan kepada
mendengarkan dengan baik, menunjukkan pemahaman mereka. Selain itu, untuk menambah informasi atau data
dan pengertian, serta mampu memberikan umpan balik yang dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data
yang konstruktif; lainnya dan untuk mengkonfirmasi temuan dengan
5. Kerjasama adalah kemampuan dan kemauan untuk menguji hasil dari teknik ini. Wawancara ini dilakukan
bekerja di dalam suatu kelompok. Bekerja sesuai dengan dengan empat (4) responden atau narasumber untuk
tujuan dan sasaran kelompok, aktif berpartisipasi dalam memperoleh data serta untuk memenuhi kriteria dalam
setiap pengambilan keputusan, bekerjasama, dan keabsahan data penelitian yang peneliti susun. Empat (4)
menawarkan bantuan jika diperlukan; responden atau narasumber dalam wawancara yang
6. Hubungan interpersonal adalah kemampuan untuk peneliti lakukan yaitu:
mengolah dan mengantisipasi persepsi orang lain atas a. Romanda Annas Amrullah, S.ST., M.M. Selaku
ucapan dan tindakan yang kita lakukan. Peka terhadap Sekretaris Prodi TALK
perbedaan latar belakang budaya dan memahami b. Dhadang Tri Sudarmoyo S.Psi. Selaku Konselor
perbedaan perspektif/pandangan orang lain; Pusbangkatarsis.
7. Adaptasi adalah kemampuan dan kemauan untuk c. M. Syarif Al Imam. Selaku Taruna angkatan 56.
mengubah pelaksanaan, prioritas atau prosedur kerja d. Afin Satriyo Nursyifa. Selaku Taruna angkatan 58.

3
3. Dokumentasi Organization tahun 2000. Mengemban tugas
Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mendidik dan melatih pemuda-pemudi lulusan
mengumpulkan data dan bahan yang dapat digunakan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di bidang
untuk mendukung penelitian dalam bentuk buku, arsip, pelayaran dan pelabuhan menjadi Perwira Pelayaran
makalah, angka tertulis, dan gambar, serta catatan Bear dan Tenaga Ahli Angkutan Laut/
peristiwa yang berhubungan dengan topik dan Kepelabuhanan guna memenuhi kebutuhan armada
pembahasan serta pokok permasalahan penelitian yang angkutan laut nasional maupun internasional.
ditinjau penyelesaiannya sebagai keterangan dan Terdapat tiga Program Studi Diklat Pembentukan
petunjuk dari suatu sumber penghasil data atau (D-IV) di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang yaitu
pembentuk informasi nantinya. Metode atau teknik Prodi Nautika, Prodi Teknika, dan Prodi Tata
dokumentasi dalam penelitian ini merujuk pada sumber Laksana Angkutan Laut dan Kepelabuhan.
data yang berupa kumpulan foto kegiatan taruna sesuai b. Taruna
dengan KHT (Kegiatan Harian Tetap). Taruna adalah peserta pada Lembaga Diklat
4. Studi pustaka Transportasi di lingkungan Badan Pengembangan
Studi pustaka memiliki peran sebagai pendukung Sumber Daya Manusia Perhubungan. Taruna bisa
dengan mencari, meneliti, mengutip, dan mengumpulkan juga diartikan sebagai mahasiswa yang menuntut
data dan informasi dari berbagai buku, jurnal, literatur, ilmu di sekolah kedinasan khususnya Politeknik Ilmu
dan referensi lain yang relevan dengan pembahasan Pelayaran Semarang. Taruna melaksanakan
penelitian yang disusun. pendidikan selama 4 (empat) tahun di Politeknik
Ilmu Pelayaran Semarang.
Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan c. Kegiatan Harian Tetap
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil Kegiatan harian tetap adalah kegiatan yang
wawancara, catatan di lapangan dan dokumentasi, dengan dilakukan setiap hari pada saat taruna berada di
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, dalam lingkungan kampus. Mulai dari taruna bangun
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, tidur, olahraga, apel, makan, pembelajaran, kegiatan
menyusun ke dalam pola-pola memilih mana yang penting ekstrakurikuler hingga taruna kembali tidur.
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga Kegiatan harian tetap harus dilakukan oleh semua
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik taruna dengan tepat waktu.
analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu: 2. Temuan
1. Reduksi data Diklat pembentukan di Politeknik Ilmu Pelayaran
Dalam hal ini, peneliti mendapatkan data yang tidak Semarang dilaksanakan selama kurang lebih 4 (empat)
sedikit. Artinya data yang didapatkan di lapangan cukup tahun. Diawali dengan calon taruna yang sudah behasil
banyak, sehingga peneliti melakukan reduksi data sesuai melewati seleksi masuk yang diselenggarakan oleh
dengan fokus penelitian yang diambil yaitu data – data BPSDM Perhubungan secara terpadu dan terpilih sebagai
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di rumah atau calon taruna Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, wajib
di asrama, penerapan nilai – nilai pendidikan karakter melaksanakan kegiatan Masa Dasar Pembentukan
Taruna, serta dampak positif dan negatif yang Karakter Taruna Transportasi (MADATUKAR) yang
mempengaruhi nilai – nilai pendidikan karakter dalam pada umumnya diselenggarakan secara terpadu oleh
era digitalisasi. BPSDM Perhubungan serta calon taruna juga
2. Penyajian Data melaksanakan kegiatan Madabintal di Politeknik Ilmu
Melalui narasi, yang terdiri dari penyajian informasi Pelayaran Semarang.
sebagai deskripsi atau kalimat dari temuan penelitian Kegiatan MADATUKAR ini diwajibkan bagi para
yang telah dilakukan untuk menjawab rumusan masalah, calon taruna yang akan memasuki lembaga pendidikan di
disajikan data dari metode kualitatif. Pada titik ini, lingkungan BPSDM Perhubungan seluruh Indonesia.
peneliti dapat dengan mudah memahami dan Kegiatan ini merupakan metode yang efektif dalam
menganalisis peristiwa yang terjadi, dan mereka upaya menghilangkan kekerasan taruna senior terhadap
kemudian dapat mengatur kegiatan di masa yang akan juniornya, yang pada umumnya menjadi permasalahan
datang berdasarkan apa yang telah dipelajari. pada sekolah – sekolah yang menerapkan boarding
3. Penarikan Simpulan/Verifikasi school. Kegiatan ini melibatkan Tentara Nasional
Menarik kesimpulan atau memvalidasi data adalah Indonesia (TNI) dalam pendidikan dan latihan sumber
langkah ketiga dalam proses analisis data. Tujuannya daya manusia (SDM) di bidang transportasi yang
pada titik ini adalah untuk menafsirkan data dengan dilakukan untuk membina kedisiplinan dan mental calon
mencari koneksi, paralel, atau perbedaan untuk taruna. Sedangkan untuk kegiatan Madabintal,
mendapatkan kesimpulan yang akan menjadi solusi dilaksanakan di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.
untuk masalah yang sedang dihadapi. Akibatnya, hasil Kegiatan ini juga memiliki tujuan untuk membentuk
awal masih tentatif dan dapat direvisi jika diperoleh kedisiplinan dan mental calon taruna, memberikan
bukti yang mendukung untuk pengumpulan data putaran pengenalan terhadap kehidupan di asrama, sikap hormat
berikutnya. Proses untuk mendapatkan data-data tersebut menghormati terhadap Perwira, Dosen, ataupun senior
dapat diartikan sebagai verifikasi data. dan junior. Setelah melewati kegiatan MADATUKAR
dan Madabintal selama kurang lebih 3 bulan, calon
C. HASIL DAN PEMBAHASAN taruna dilantik menjadi Taruna Muda.
1. Gambaran Umum Objek yang Diteliti Kehidupan di dalam asrama diikuti oleh Taruna
a. Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang Muda (Batalyon 1) sampai Taruna Madya (Batalyon 2).
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang berdiri pada Terdapat 5 (lima) kompi atau asrama yang digunakan
tahun 1951 dengan nama Sekolah Pelayaran oleh taruna batalyon 1 & 2 sebagai tempat tinggal di
Semarang atau yang disingkat SPS. Politeknik Ilmu dalam kampus. Tinggal di dalam asrama dilaksanakan
Pelayaran Semarang adalah pendidikan tinggi negeri kurang lebih 2 tahun oleh taruna. Di setiap asrama
milk Kementerian Perhubungan Republik Indonesia terdapat 4 (empat) Staff taruna yang ditugaskan untuk
dan telah masuk White List di International Maritime membantu setiap kegiatan harian taruna, dan juga

4
kedudukan di atasnya terdapat Perwira yang bertanggung pengajar, atau perwira dapat memantau langsung kondisi
jawab terhadap kegiatan taruna di dalam asrama. taruna melalui media tersebut.
Taruna melaksanakan kegiatan pembelajaran dan Dalam waktu yang bersamaan, pada saat pandemi
tinggal di dalam asrama selama 2 tahun, selanjutnya Covid-19, calon taruna angkatan 58 yang baru
Taruna melaksanakan kegiatan Praktik Laut untuk Prodi dinyatakan lulus seleksi masuk dan melaksanakan
Nautika dan Teknika, serta Praktek Darat untuk Prodi pendidikan MADATUKAR dan Madabintal di dalam
Tata Laksana Angkutan Laut dan Kepelabuhan. Praktik kampus Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.
ini wajib dilaksanakan selama kurang lebih 12 bulan bagi Pelaksanaan kegiatan tersebut sedikit berbeda dengan
setiap taruna. Kegiatan ini bertujuan untuk belajar dan biasanya, karena pada saat kegiatan MADATUKAR dan
mengenalkan Taruna terhadap dunia kerja kedepannya Madabintal, untuk kegiatan di lapangan menjadi terbatas
setelah taruna lulus menjadi Perwira Muda. dan ada beberapa kegiatan juga dilaksanakan secara
Setelah melaksanakan Praktik Laut maupun Praktik daring bagi masing – masing taruna di dalam asrama.
Darat, masing – masing taruna, kembali lagi ke kampus Sehingga penyampaian materi secara teori dan praktik
untuk melaksanakan pembelajaran di semester 7 & 8, menjadi kurang maksimal. MADATUKAR dan
serta wajib menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh Madabintal dilaksanakan kurang lebih 3 bulan. Setelah
gelar Sarjana Terapan Pelayaran (S.Tr.Pel). Berbeda selesai kegiatan tersebut, Taruna angkatan 58 dilantik
dengan taruna batalyon 1 & 2, taruna batalyon 3 tinggal menjadi Taruna Muda. Dan selanjutnya, taruna diberikan
di luar asrama di sekitar kampus Politeknik Ilmu izin untuk melaksanakan pembelajaran secara daring di
Pelayaran Semarang. rumah masing – masing.
Dalam kegiatan pembelajaran dilaksanakan pukul Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara
07.00 WIB, setelah apel pagi selesai dilaksanakan. daring di rumah masing – masing maupun pembelajaran
Kegiatan pembelajaran taruna dilaksanakan di kelas di kelas, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan
ataupun ruang diklat lainnya, serta dapat dilakukan pada keduanya. Tidak hanya dalam pembelajaran, dalam
secara daring atau online. Pembelajaran dilaksanakan penerapan nilai – nilai karakter taruna pada saat di
sesuai jadwal yang sudah dibagikan per kelasnya. asrama maupun di rumah juga memiliki perbedaan. Serta
Umumnya, pembelajaran dilaksanakan pukul 07.00- era digitalisasi memiliki dampak positif dan negatif
15.00 WIB sesuai dengan jadwal. Pembelajaran tidak dalam penerapan pendidikan karakter Taruna.
hanya dilaksanakan di dalam kelas saja, tetapi dapat 3. Pembahasan Hasil Penelitian
dilaksanakan di luar kelas, seperti diklat, ataupun a. Kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan
kunjungan ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pembelajaran di kampus Politeknik Ilmu Pelayaran
biasanya. Sehingga, taruna tidak hanya belajar secara Semarang maupun di rumah
teori di kelas, tetapi memperoleh juga ilmu praktik di Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam
lapangan. pelaksanaan pembelajaran di kampus Politeknik Ilmu
Pandemi Covid-19 menyebabkan hampir semua Pelayaran Semarang, beberapa kelebihan diantaranya
kegiatan dimanapun menjadi terbatas. Covid-19 adalah yaitu:
penyakit menular yang disebabkan oleh jenis 1). Dosen atau pengajar dapat memantau taruna
coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan secara langsung pada saat pembelajaran di kelas,
penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum sehingga materi dapat tersampaikan secara
mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember maksimal kepada taruna.
2019. Covid-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi 2). Apabila terdapat koreksi maupun evaluasi dari
yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Hal ini Dosen atau pengajar tentang materi yang
juga memberikan dampak terhadap taruna yang tinggal diberikan, Dosen dapat dengan mudah
di dalam asrama. Hampir seluruh kegiatan taruna di menyampaikannya secara langsung kepada
asrama juga terbatasi, seperti olahraga, apel taruna, taruna.
makan bersama taruna, hingga memberikan dampak 3). Pembelajaran secara praktik lebih mudah
terhadap pembelajaran taruna di kelas. disampaikan oleh Dosen atau pengajar, karena
Pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia yang para taruna diberikan contoh secara langsung di
memaksa aktivitas belajar mengajar tatap muka di lapangan.
sekolah harus dihentikan. Karena tidak ingin virus ini Adapun kekurangan dalam pelaksanaan
terus menyebar, pemerintah melalui kementerian pembelajaran di kampus Politeknik Ilmu Pelayaran
pendidikan dan kebudayaan memutuskan untuk Semarang, diantaranya yaitu:
memindahkan ruang belajar ke dunia maya atau (online). 1). Konsentrasi dalam pembelajaran di ruang kelas
Program ini disebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh kurang, hal ini dikarenakan taruna fokus pada
(PJJ) (Alifia, 2021). kegiatan lain yang menyebabkan taruna tidak
Pada akhirnya, seluruh taruna diberikan izin untuk fokus dalam pembelajaran.
melaksanakan pembelajaran di rumah-masing secara 2). Waktu istirahat di asrama yang kurang, sehingga
daring atau online. Jadi, dalam melaksanakan setiap pada saat pembelajaran di kelas sering merasa
pembelajaran, dapat menggunakan laptop, komputer, lelah dan kantuk.
atau HP, serta alat komunikasi lainnya yang menunjang Selain pembelajaran di kampus, pada saat para
untuk pembelajaran. Era digitalisasi yang berperan taruna melaksanakan pembelajaran di rumah masing
penting dalam berkomunikasi saat ini, karena hampir – masing terdapat kelebihan maupun kekurangan
semua interaksi ataupun kegiatan serba menggunakan dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut. Adapun
teknologi. Dalam pembelajaran daring ini, materi yang kelebihan dari pembelajaran yang dilaksanakan di
disampaikan oleh dosen, ataupun perwira dapat rumah masing – masing yaitu:
dilaksanakan menggunakan berbagai aplikasi seperti E- 1). Penyampaian materi yang diberikan oleh Dosen
Learning yang disediakan kampus Politeknik Ilmu atau pengajar dapat diterima dan mudah
Pelayaran Semarang itu sendiri, dan juga aplikasi dipahami oleh para taruna. Hal ini sebabkan
platform lainnya seperti Zoom Meeting, sehingga dosen, karena taruna hanya terfokus oleh kegiatan
pembelajaran saja.

5
2). Penggunaan teknologi komunikasi yaitu laptop, Apabila terdapat kesalahan yang dilakukan,
komputer dan HP, memudahkan taruna dalam taruna harus berani menanggung konsekuensi
kegiatan pembelajaran. Dan juga waktu yang yang telah diperbuatnya. Hal tersebut
luas pada saat pembelajaran daring memberikan membentuk tanggung jawab terhadap Taruna.
kelebihan pada taruna yaitu memiliki waktu yang Masih banyak penerapan nilai – nilai pendidikan
lebih banyak dalam belajar materi yang di karakter lainnya pada taruna di asrama.
sampaikan oleh Dosen atau materi lainnya dari 2). Pada saat Taruna berada di rumah, pembentukan
penggunaan internet. nilai – nilai pendidikan karakter sulit diberikan
Selain kelebihan, pembelajaran secara daring di dan dilaksanakan, karena Perwira, Pengasuh,
rumah juga memiliki kekurangan, diantaranya yaitu: maupun Senior tidak bisa memberikannya secara
1). Tidak semua taruna memiliki alat teknologi langsung kepada para taruna. Seperti contoh
komunikasi yang baik dan mendukung untuk yaitu pelaksanaan apel pagi taruna dan kegiatan
kegiatan pembelajaran, karena beberapa faktor olahraga yang dilaksanakan secara virtual.
yang disebabkan salah satunya latar belakang Pelaksanaan kegiatan tersebut terdapat
ekonomi keluarga. kekurangan karena rendahnya pengawasan dari
2). Jaringan sinyal yang tidak menentu pada setiap Perwira ataupun Pengasuh taruna karena sulitnya
tempat tinggal taruna, sehingga dapat dalam pengawasan pada setiap taruna.
mempengaruhi pelaksanaan kegiatan Oleh karena itu, terdapat perbedaan pada sikap
pembelajaran secara daring. masing – masing taruna yang tinggal di dalam
3). Dalam pemahaman materi yang diberikan oleh asrama dengan taruna yang tinggal di rumah. Taruna
Dosen, apabila terdapat kesulitan pada materi yang tinggal di dalam asrama memiliki nilai – nilai
tersebut, tidak semua orang tua memahami dan karakter dan sikap yang lebih baik. Karena mereka
dapat memberikan materi kepada para taruna. menerapkan nilai – nilai tersebut setiap hari secara
b. Penerapan nilai – nilai pendidikan karakter taruna berulang – ulang, sehingga terbentuk nilai – nilai
Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan karakter yang baik. Sebaliknya, bagi taruna yang
yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai tinggal di rumah, kurang memiliki nilai – nilai
karakter tertentu kepada para taruna, dimana di karakter dan sikap sebagai taruna seperti di dalam
dalamnya terdapat komponen pengetahuan, asrama, karena mereka terbiasa dengan
kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk kehidupannya di rumah.
melakukan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter c. Dampak positif dan negatif era digitalisasi dalam
sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral penerapan pendidikan karakter
dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan Perkembangan era digitalisasi seperti sekarang ini
melatih kemampuan individu secara terus - menerus memberikan kemudahan bagi semua orang untuk
guna penyempurnaan diri ke arah hidup yang lebih saling mencari informasi dan berkomunikasi satu
baik. Contoh nilai – nilai pendidikan karakter yang sama lain. Hal tersebut juga berlaku bagi kehidupan
ditanamkan pada tarunanya, seperti kedisiplinan, sehari – hari taruna di dalam asrama maupun di luar
kerapian, menghargai, menghormati, dan tanggung asrama. Beberapa dampak positif dari perkembangan
jawab. Pendidikan karakter yang ditanamkan pada era digitalisasi dalam penerapan nilai – nilai
taruna dilaksanakan dalam kegiatan sehari – hari di pendidikan karakter yaitu:
dalam asrama maupun di luar asrama. 1). Semua informasi, intruksi, dan lainnya dapat
1). Pada saat taruna di dalam asrama, pembentukan dilakukan secara jarak jauh dan tidak terikat oleh
sikap dan nilai – nilai yang bertujuan untuk ruang dan waktu.
membentuk pendidikan karakter taruna, dapat 2). Memudahkan taruna dengan Dosen, Perwira,
diberikan dengan mudah, karena para Dosen, atau pengasuh dalam menjalin komunikasi.
Perwira, Pengasuh, maupun Senior dapat 3). Taruna dapat mempermudah literasi, referensi,
bertatap langsung dengan para taruna. Penerapan atau informasi lainnya dengan mudah.
kedisiplinan taruna salah satunya pada Adapun dampak negatif dari perkembangan era
pelaksanaan Kegiatan Harian Tetap (KHT). digitalisasi dalam penerapan nilai – nilai pendidikan
Mulai dari bangun pagi, ibadah, makan taruna, karakter yaitu:
apel taruna, kegiatan pembelajaran, olahraga, dan 1). Taruna kurang disiplin dalam melakukan
kegiatan lainnya sampai taruna tidur yang kegiatan. Hal ini dikarenakan terlalu berlebihnya
dilaksanakan taruna setiap hari secara terus penggunaan teknologi dan media sosial sehingga
menerus dapat membentuk kedisiplinan taruna. taruna cenderung malas melakukan kegiatan di
Keterbiasaan pelaksanaan KHT tersebut sangat luar ruangan.
membantu taruna dalam kedisiplinannya. 2). Waktu istirahat terganggu. Penggunaan fasilitas
Ciri khas dari seorang taruna dilihat dari dan teknologi yang diberikan menyebabkan
kerapiannya dalam berpakaian ataupun dalam taruna terlalu sering menggunakannya bahkan
setiap pergerakan kemanapun taruna. Dalam hal hingga larut malam, sehingga waktu istirahat
berpakaian, taruna memakai PDH (Pakaian taruna kurang dan mengakibatkan tidak
Dinas Harian). Hal tersebut diatur pada Peraturan maksimalnya dalam melaksanakan kegiatan hari
Kepala BPSDM Perhubungan Nomor PK. selanjutnya.
06/BPSDMP-2016. Tidak hanya pakaian saja, 3). Salah dalam penggunaan teknologi. Contohnya
dari kamar dan tempat tidur taruna juga harus laptop yang seharusnya dipergunakan untuk
terlihat rapi. belajar, tetapi digunakan untuk menonton film
Para taruna juga dibentuk sikap saling hingga bermain permainan yang tidak perlu. Dan
menghormati dan menghargai kepada siapapun juga tindak kecurangan seperti plagiarisme yang
orang yang memiliki kedudukan diatasnya berdampak pada karakter taruna.
maupun dibawahnya. Sehingga terbentuk sikap
pada diri taruna untuk bekal kedepannya.

6
D. KESIMPULAN PK. 2/BPSDMP Tahun 2018 tentang Pedoman Pengasuhan
Berdasarkan penjelasan dari pembahasan hasil penelitian Taruna Pada Lembaga Diklat Transportasi Di Lingkungan
menghasilkan beberapa kesimpulan yang didapat, maka Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan.
diperoleh kesimpulan dengan uraian sebagai berikut: Jakarta: Kementrian Perhubungan Republik Indonesia.
1. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam
pelaksanaan pembelajaran di kampus, seperti dosen [11] Prof. Dr. Hamid Darmadi M.Pd., M. (2019). PENGANTAR
dapat memantau secara langsung, dapat mengevaluasi PENDIDIKAN ERA GLOBALISASI. Tangerang: An1mage.
tentang materi, serta pembelajaran secara praktik lebih
mudah disampaikan sedangkan kekurangannya tidak [12] Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik
fokus terhadap pembelajaran, dan waktu istirahat yang Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
kurang. Nasional. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
2. Pembelajaran di rumah memiliki beberapa kelebihan Republik Indonesia.
seperti halnya taruna fokus terhadap materi yang [13] Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang Republik
disampaikan, lebih banyak waktu dalam belajar, akan Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Jakarta:
tetapi juga memiliki kekurangan seperti tidak semua Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
taruna memiliki alat teknologi, jaringan yang stabil, serta Indonesia.
terdapat kesulitan terhadap pemahaman materi.
3. Terdapat perbedaan penerapan nilai - nilai pendidikan [14] Republik Indonesia (2010). Peraturan Pemerintah Republik
karakter taruna yang melakukan pembinaan di kampus Indonesia Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pendidikan Kedinasan,
dan di rumah, hal ini berdampak pada nilai - nilai Jakarta: Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
karakter taruna, seperti kedisiplinan, kerapian, Indonesia.
menghargai, menghormati, dan tanggung jawab. pada
saat di rumah sulit dilaksanakan penerapan nilai - nilai [15] Republik Indonesia (2010). Bahan Pelatihan Penguatan
tersebut karena dilaksanakan secara virtual dan para Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk
pengasuh tidak dapat melakukan pengawasan secara Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, Jakarta: Pusat
langsung. Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional.
4. Dampak positif dari era digitalisasi dalam penerapan
pendidikan karakter sangat banyak mulai dari menjalin [16] Republik Indonesia (2012). Peraturan Pemerintah Republik
komunikasi jarak jauh tanpa terikat ruang dan waktu, Indonesia Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya Manusia
mempermudah literasi, referensi atau lainnya dengan di Bidang Transportasi, Jakarta: Kementrian Hukum dan Hak
mudah, akan tetapi juga memiliki dampak negatif seperti Asasi Manusia Republik Indonesia.
taruna kurang disiplin dalam melakukan kegiatan, waktu
istirahat yang terganggu, serta penyalahgunaan dalam [17] Republik Indonesia (2016). Peraturan Kepala Badan
teknologi. Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor
PK. 06/BPSDMP-2016 tentang Pakaian Seragam Bagi Taruna
DAFTAR PUSTAKA dan Taruni serta Peserta Diklat di Lingkungan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan, Jakarta: Kementrian
[1] Aidah, S. N. (2021). Pembelajaran Pendidikan Karakter. Perhubungan Republik Indonesia.
Yogyakarta: PENERBIT KBM INDONESIA.
[18] Republik Indonesia (2016). Peraturan Kepala Badan
[2] Alifia, H. N. (2021). Dampak Pembelajaran Jarak Jauh Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor
Terhadap Psikologis Anak. Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan, PK. 08/BPSDMP-2017 tentang Pola Pengasuhan Taruna/I
hlm 182. Diklat Pembentukan Pada Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan,
[3] Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Jakarta: Kementrian Perhubungan Republik Indonesia.
Kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher).
[19] Rozi, F. (2012). Model Pendidikan Karakter dan Moralitas
[4] Bull, V. (2001). Oxford : Learner’s Pocket Dictionary. New Siswa di Sekolah Islam Modern; Studi pada SMP Pondok
York: Oxford University Press. Pesantren Selamat Kendal. Hlm 44.

[5] Deksa Ira Lindriyati, S. (2020). Evaluasi Program Boarding [20] Sugiyono. (2017). Metode Penelitian. Bandung.Alfabeta.
School Model Goal Free Evaluation. Jakarta: GUEPEDIA.

[6] Dr. Muhammad Ramdhan, S. M. (2021). Metode Penelitian.


Surabaya: Cipta Media Nusantara.

[7] Dr. Sukatin, S. M. (2021). Pendidikan Karakter. Yogyakarta:


Deepublish.

[8] Echols, J. M. (2003). Kamus Inggris Indonesia,. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

[9] Iwan Hermawan, S. Ag., M. Pd. I. (2019). Metodologi


Penelitian Pendidikan (Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed
Method). Hidayatul Quran.

[10] Kementerian Perhubungan (Badan Pengembangan Sumber


Daya Manusia Perhubungan). (2018). Peraturan Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor

Anda mungkin juga menyukai