Anda di halaman 1dari 11

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Administrasi Pendidikan


(Volume 5 Tahun 2014)

STUDI EVALUASI MANAJEMEN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI


BERBASIS AGAMA PADA UNIVERSITAS KRISTEN TENTENA DI
GEREJA KRISTEN SULAWESI TENGAH

Oktavianus Barusu, I Made Candiasa, I.G.K. Arya Sunu

Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {oktavianus.barusu, made.candiasa, arya.sunu}@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis, mengkaji, dan mengevaluasi
pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis agama di Universitas Kristen Tentena
(UNKRIT), Gereja Kristen Sulawesi Tengah. Penelitian ini termasuk penelitian ex-
post facto dengan menggunakan model Context, Input, Process and Product (CIPP).
Variabel-variabel yang digunakan adalah konteks, input, proses, dan produk. Sampel
populasi berjumlah 41 orang yang merupakan pegawai struktural organisasi. Teknik
pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data
dilakukan melalui observasi, wawancara dengan teknik terstruktur, dan angket
dengan skala Likert. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Analisis Kriteria
Ideal dan juga analisis dengan menggunakan Kuadran Glickman dengan Skor T.
Hasil yang didapatkan dari analisis data pada pelaksanaan manajemen pendidikan
berbasis agama di UNKRIT yaitu: (1) variabel konteks tergolong dalam kategori
positif (+) dengan persentase 68,29%, (2) variabel input tergolong dalam kategori
positif (+) dengan persentase 58,53%, (3) variabel proses tergolong dalam kategori
negatif (-) dengan persentase 43,90%, dan (4) variabel produk tergolong dalam
kategori negatif (-) dengan persentase 48,78%, sehingga hasil secara umum adalah
CIPP = + + - -. Tingkat efektivitas manajemen pendidikan di UNKRIT berada pada
level ketiga pada kuadran tingkat efektivitas berdasarkan model Glickman.
Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa manajemen pendidikan di Universitas
Kristen Tentena sudah berada pada kategori cukup baik dalam pengelolaan
manajemen berbasis agama.

Kata kunci: studi evaluasi, manajemen pendidikan, berbasis agama, model CIPP,
model Glickman

Abstract
The purpose of this study was to analyze, assess, and evaluate the implementation of
religion-based education management at Universitas Kristen Tentena (UNKRIT) in
Central Sulawesi Christian Church. This research was ex-post facto type by using a
model of Context, Input, Process, and Product (CIPP). The variables were context,
input, process, and product. The sample population were 41 people from the
structural organization. The sample selection techniques was done by using
purposive sampling method. The data collected through observation, interviews with
structured technique, and questionnaires with Likert Scale. Data analysis was
performed by using the Ideal Criteria Analysis and also Glickman Quadrant Analysis
using T score. The results which obtained from the data analysis on the
implementation of religion-based education management at UNKRIT are as follows:
(1) context variable falls into positive category (+) with the percentage of 68,29%, (2)
input variable falls into positive category (+) with the percentage of 58,23%, (3)
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 5 Tahun 2014)

process variable falls into negative category (-) with the percentage of 43,90%, and
(4) product variable falls into negative category (-) with the percentage of 48,78%, so
the result in general is CIPP = + + - -. The level of education management
effectiveness in UNKRIT is at third level of Glickman Quadrant. Based on these
results, it can be concluded that the religion-based education management
effectiveness in UNKRIT is already quite well.

Keywords: evaluation study, education management, religion-based, CIPP model,


Glickman model

PENDAHULUAN pekerti baik dan berilmu pengetahuan


Pendidikan merupakan salah satu yang pada akhirnya dapat di andalkan
pranata sosial yang sangat penting dalam dalam membangun kehidupan berbangsa
upaya mencerdaskan bangsa bagi dan bernegara. Sumber daya manusia
terciptanya kehidupan masyarakat yang merupakan bagian dari suatu kemajuan
maju, demokratis, mandiri, dan sejahtera. ilmu, pembangunan, dan teknologi. Oleh
Undang-undang 20 tahun 2003 karena itu, dalam era sekarang ini dimana
menyebutkan pengertian pendidikan teknologi dan peradaban sudah sangat
adalah usaha sadar dan terencana untuk maju.
mewujudkan suasana belajar dan proses Berdasarkan hal tersebut di atas,
pembelajaran agar peserta didik secara maka perguruan tinggi sebagai lembaga
aktif mengembangkan potensi dirinya masyarakat mengemban amanat
untuk memiliki kekuatan spiritual masyarakat untuk membantu menciptakan
keagamaan, pengendalian diri, sumber daya manusia yang memiliki
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, kualitas yang diandalkan. Hal ini sesuai
serta keahlian yang diperlukan oleh dengan visi pendidikan nasional tahun
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 2020: Terwujudnya bangsa, masyarakat
Indonesia merupakan negara dan manusia Indonesia yang berkualitas
dunia ketiga yang sedang melakukan tinggi, maju dan mandiri (Depdiknas 2003
pembangunan pendidikan sebagaimana : 3).
yang diamanatkan Undang-Undang Pemerintah daerah selaku
Dasar 1945, namun dalam perjalanannya pemegang kebijakan dalam hal ini perlu
timbul berbagai penyimpangan dan melihat serta mengawasi berjalannya
masalah-masalah didalam proses perguruan tinggi swasta, melihat dari sisi
perealisasiannya. Kualitas pendidikan di manajemen edukatif yang belum
Indonesia saat ini dapat dikatakan masih mencerminkan tujuan dari pendidikan
sangat rendah, hal ini dibuktikan dengan tinggi secara standaritas yang sudah
data UNESCO (2000) tentang peringkat ditentukan secara nasional dan sudah
Indeks Pengembangan Manusia (Human diterapkan dalam regulasi pemerintah
Development Index), yaitu komposisi dari tentang penyelenggara pendidikan tinggi
peringkat pencapaian pendidikan, swasta. Penyelenggaraan pendidikan
kesehatan, dan penghasilan per kapita yang telah diatur dalam peraturan
yang menunjukkan, bahwa indeks pemerintah no 17 tahun 2010 tentang
pengembangan manusia Indonesia pengelolaan dan penyelenggaraan
semakin menurun. pendidikan menjelaskan bahwa
Salah satu upaya pemerintah pengelolaan pendidikan adalah
dibidang pendidikan antara lain dengan pengaturan kewenangan dalam
menyediakan sarana-sarana penyelenggaraan sistem pendidikan
pembelajaran melalui lembaga pendidikan nasioanal oleh pemerintah, pemerintah
baik negeri maupun swasta. Adanya provinsi, pemerintah kabupaten/kota,
lembaga pendidikan ini tentu saja harus penyelenggaraan pendidikan yang
dibarengi dengan adanya pengelolaan diselenggarakan oleh masyarakat, dan
pendidikan secara maksimal demi satuan pendidikan agar proses pendidikan
terciptanya generasi bangsa yang berbudi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 5 Tahun 2014)

dapat berlangsung sesuai dengan tujuan akhirnya menurunkan kredibilitas


pendidikan nasional. perguruan tinggi swasta tersebut. Otonomi
Peningkatan mutu dan relevansi perguruan tinggi ini juga sering disalah-
dalam rangka meningkatkan daya saing artikan pemberian wewenang seluas-
lulusan perguruan tinggi sudah merupakan luasnya pada perguruan tinggi untuk
suatu keharusan. Kegagalan lulusan meluluskan ijazahnya tanpa
perguruan tinggi memasuki dunia kerja memperhatikan peraturan-peraturan yang
adalah karena masih rendahnya mutu dan berlaku yang melindungi kepentingan
tidak relevannya kompetensi lulusan publik dan mempertahankan kepentingan
dengan dunia kerja. Kesadaran Perguruan nasional mencerdaskan kehidupan
Tinggi dalam upaya menaikkan mutu dan bangsa.
relevansi ini masih terkendala oleh Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
sumberdaya manusia (dosen) dan memiliki karakteristik yang sedikit
sumberdaya finansial (terutama PTS). berbeda, khususnya dalam pengadaan
Untuk mengatasi kendala itu, sering dan pengelolaan aspek dana, dibanding
kemudian terjadi trade-off antara dengan PTN; ini berimplikasi luas pada
peningkatan jumlah mahasiswa, biaya optimalisasi aspek lain, yaitu: aspek
SPP dan kualitas pendidikan. Apabila hal sumber daya manusia maupun aspek
ini terjadi, dikuatirkan akan berakibat pada perangkat dan aspek proses. Sehingga
semakin terpuruknya pendidikan di upaya perbaikan mutu harus sejauh
Indonesia. mungkin direncanakan berdasarkan skala
Untuk menunjang tumbuh dan prioritas. Maka sehubungan dengan itu
berkembang kreativitas, inovasi, mutu, memikirkan upaya optimalisasi variabel
fleksibilitas, dan mobilitas Perguruan vital dengan strategi yang tepat, dengan
Tinggi yang merupakan prasyarat agar mempertimbangkan konsep normatif
ilmu, teknologi, dan seni dapat maupun konsep teknis, adalah langkah
berkembang secara paripurna, otonomi penting untuk pengayaan mutu
telah diberikan kepada Perguruan Tinggi manajemen pendidikan tinggi.
seperti yang telah diamanatkan oleh Evaluasi program adalah suatu
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 rangkaian kegiatan yang dilakukan
tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan sengaja untuk melihat tingkat
Dalam konteks reformasi pendidikan tinggi keberhasilan program (Suharsimi,
di Indonesia, isu sentral dalam hal otonomi 2005:290).” Sebetulnya yang menjadi titik
adalah pengelolaan sumber daya dan awal dari kegiatan evaluasi program
program. Dengan otonomi, Perguruan adalah keingintahuan penyusun program
Tinggi diharapkan mampu mengelola untuk melihat apakah tujuan program
secara mandiri lembaganya serta dapat sudah tercapai atau belum. Dari
mengelola dana secara mandiri untuk pengertian tersebut dapat dijelaskan
memajukan satuan pendidikan. bahwa, evaluasi program pada dasarnya
Bagi perguruan tinggi swasta, adalah proses pengumpulan data atau
pemberian otonomi telah mulai diberikan memberikan gambaran atau informasi
sejak tidak diselenggarakannya lagi ujian tentang seberapa tinggi tingkat
Negara. Setiap perguruan tinggi swasta keberhasilan suatu kegiatan atau program
berhak menerbitkan ijazah bagi lulusannya yang direncanakan. Selanjutnya informasi
sendiri. Perguruan tinggi bertanggung tersebut dapat digunakan sebagai
jawab sepenuhnya terhadap kualitas hasil pertimbangan untuk pengambilan
pendidikannya. Namun pada realisasinya, keputusan dalam perencanaan, serta
pemberian otonomi ini terkadang tidak berfungsi sebagai pengontrol pelaksanaan
berjalan sebagaimana mestinya karena program, agar dapat diketahui tindaklanjut
adanya yayasan yang cenderung dari pelaksanaan program tersebut.
intervensi terhadap kegiatan pengelolaan Hasil evaluasi program dapat
perguruan tinggi sering menimbulkan dipergunakan untuk menentukan nilai atau
berbagai persoalan dan perselisihan yang tingkat keberhasilan suatu program dilihat
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 5 Tahun 2014)

dari efektivitas maupun efisiensinya. penelitian deskriptif, yaitu membuat


Evaluasi program dilakukan untuk pencandraan secara sistematis, faktual
mempertimbangkan apakah program dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat
dilanjutkan, dimodifikasi atau dihentikan. populasi atau daerah tertentu (Suryabrata,
Pada evaluasi program menuntut adanya 2001:18).
kriteria tertentu untuk menentukan mutu Evaluasi program pembelajaran
kegiatan yang sedang berlangsung. dilakukan dengan dituan untuk melihat
Menurut Suharsimi (2004:13), ada sejauh mana hasil belajar telah tercapai
dua macam tujuan evaluasi, yaitu tujuan dengan optimal sesuai dengan target dan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum tujuan pembelajaran itu sediri. Model
diarahkan pada program secara evaluasi yang digunakan pada penelitian
keseluruhan, sedangkan tujuan khusus ini adalah model Context, Input, Process,
diarahkan pada masing-masing Product (CIPP).
komponen. Agar dapat melakukan Model evaluasi CIPP dalam
tugasnya, evaluator program dituntut pelaksanaannya lebih banyak digunakan
untuk mampu mengenali komponen- oleh para evaluator, hal ini dikarenakan
komponen programnya. Sasaran evaluasi model evaluasi ini lebih komprehensif jika
program sangat berkaitan dengan tujuan dibandingkan dengan model evaluasi
umum dan tujuan khusus. Sasaran lainnya. CIPP merupakan singkatan dari,
evaluasi program lebih mengarah pada context evaluation: evaluasi terhadap
tujuan program dan kondisi harapan setiap konteks, input evaluation: evaluasi
komponen programnya. terhadap masukan, process evaluation:
Hamalik (2003:212) mengemukakan evaluasi terhadap proses, dan product
bahwa model atau jenis evaluasi program evaluation: evaluasi terhadap hasil.
tersebut adalah: (1) evaluasi perencanaan Keempat singkatan dari CIPP tersebut
dan pengembangan, (2) evaluasi itulah yang menjadi komponen evaluasi.
monitoring, (3) evaluasi dampak, (4) Model CIPP berorientasi pada suatu
evaluasi efisiensi, dan (5) evaluasi keputusan (a decision oriented evaluation
program komprehensiif. Jenis program approach structured).
dibagi lagi menjadi tiga, yaitu: (1) program Stufflebeam (1983:128) dalam
pemrosesan, (2) program layanan, dan (3) Hamid Hasan menyebutkan, tujuan
program umum. Evaluasi terhadap evaluasi konteks yang utama adalah untuk
pelaksanaan program peningkatan mutu mengetahui kekutan dan kelemahan yang
dan relevansi lulusan UNKRIT Tentena dimilki evaluan. Suharsimi Arikunto dan
termasuk dalam penelitian evaluasi Cepi Safrudin menjelaskan bahwa,
komprehensif. Tujuan evaluasi ini adalah evaluasi konteks adalah upaya untuk
untuk memperoleh informasi yang akurat menggambarkan dan merinci lingkungan
tentang program peningkatan mutu kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi
pendidikan di UNKRIT Tentena dan dan sampel yang dilayani, dan tujuan
kelancaran pelaksanaannya, dan pada proyek.
gilirannya bertujuan untuk mengetahui Tahap kedua dari model CIPP
seberapa jauh relevansinya dengan adalah evaluasi input, atau evaluasi
perencanaan program dan relevansinya masukan. Menurut Eko Putro Widoyoko,
dengan lulusan yang diharapkan setelah evaluasi masukan membantu mengatur
program dilaksanakan. keputusan, menentukan sumber-sumber
Penelitian evaluasi terhadap yang ada, alternative apa yang diambil,
program peningkatan mutu dan relevansi apa rencana dan strategi untuk mencapai
ini menggunakan metode penelitian tujuan, dan bagaimana prosedur kerja
deskriptif. Secara harafiah penelitian untuk mencapainya. Komponen evaluasi
deskriptif adalah penelitian yang masukan meliputi: (1) Sumber daya
bermaksud untuk membuat pencandraan manusia, (2) sarana dan peralatan
(deskripsi) mengenai situasi-situasi atau pendukung, (3) dana atau anggaran, dan
kejadian-kejadian. Dilihat dari tujuan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 5 Tahun 2014)

(4) berbagai prosedur dan aturan yang perguruan, (2) misi perguruan, (3) tujuan
diperlukan. perguruan, (4) program perguruan, (5)
Evaluasi proses digunakan untuk kurikulum, dan (6) kemandirian.
menditeksi atau memprediksi rancangan Komponen proses mencakup (1)
prosedur atau rancangan implementasi pengelolaan kelembagaan, (2)
selama tahap implementasi, menyediakan pengelolaan program, (3) kerja sama dan
informasi untuk keputusan program dan partisipasi, (4) akuntabilitas, (5)
sebagai rekaman atau arsip prosedur keterbukaan, (6) proses berkelanjutan, (7)
yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi pengambilan keputusan, (8) proses
koleksi data penilaian yang telah perkuliahan, (9) keuangan. Komponen
ditentukan dan diterapkan dalam praktik produk mencakup (1) prestasi akademik
pelaksanaan program. dan (2) prestasi non akademik.
Evaluasi produk diharapkan dapat Populasi penelitian ini adalah
membantu pimpinan proyek atau guru semua pegawai struktural UNKRIT yang
untuk membuat keputusan yang mencakup Rektor, Dewan Dosen,
berkenaan dengan kelanjutan, akhir, Pegawai, Senat mahasiswa, dan staf Tata
maupun modifikasi program. Sementara Usaha. Sampel populasi penelitian yang
menurut Farida Yusuf Tayibnapis digunakan adalah sejumlah 41 orang.
(2000:14) dalam Eko Putro Widoyoko Pengambilan sampel menggunakan teknik
menerangkan, evaluasi produk untuk purposive sampling. Teknik purposive
membantu membuat keputusan sampling ini digunakan dengan tujuan
selanjutnya, baik mengenai hasil yang apabila anggota sampel yang dipilih
telah dicapai maupun apa yang dilakukan secara khusus. Berdasarkan tujuan yang
setelah program itu berjalan. dimaksud oleh peneliti. Pertimbangan
yang dipikirkan dalam pemilihan subyek
METODE penelitian adalah berdasarkan
Penelitian ini termasuk penelitian pertimbangan praktis seperti
evaluatif atau studi evaluatif yang bersifat penghematan biaya, waktu, tenaga,
penelitian deskriptif dan studi kasus. kemampuan serta jarak tempat studi dan
Penelitian ini termasuk dalam penelitian tempat penelitian.
evaluatif karena adanya proses analisis Pengumpulan data kualitatif
informasi pelaksanaan manajemen dilakukan dengan metode observasi atau
pendidikan berbasis agama dengan pengamatan langsung ke lapangan dan
menggunakan pendekatan evaluatif. wawancara. Pengumpulan data dengan
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian observasi dilakukan dengan mengamati
ex-post facto dengan menggunakan model individu atau kelompok yang terlibat
Context, Input, Process, and Product secara langsung pada manajemen
(CIPP). pendidikan di UNKRIT dan teknik
Penelitian ini dilakukan di Universitas wawancara yang digunakan adalah teknik
Kristen Tentena (UNKRIT), Gereja Kristen terstruktur dimana pertanyaan sudah
Sulawesi Tengah. Obyek penelitian ini dipersiapkan sebelum dilaksanakannya
mencakup komponen konteks, input, wawancara tersebut. Pengumpulan data
proses, dan produk manajemen kuantitatif dilakukan dengan angket
pendidikan yang ada di UNKRIT. Variabel (kuesioner). Penilaian terhadap angket
yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model
mengikuti model CIPP tersebut, yaitu yang Skala Likert. Kuesioner ini digunakan
terdiri dari variabel konteks, input, proses, untuk mengukur efektivitas pelaksanaan
dan produk. manajemen pendidikan berbasis agama.
Komponen konteks mencakup (1) Kedua jenis data, yaitu data primer
kondisi geografis, (2) dukungan dan data sekunder yang telah
masyarakat, (3) kebijakan pemerintah, (4) dikumpulkan sebelumnya lalu dianalisis
permintaan masyarakat, dan (5) status dengan menggunakan Analisis Kriteria
sosial. Komponen input mencakup (1) visi Ideal dan Analisis dengan Menggunakan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 5 Tahun 2014)

Kuadran Glickman dengan Skor T. (3) menentukan nilai efektivitas kinerja


Analisis ini dilakukan dengan pemberian perguruan tinggi dengan menggunakan
bobot sesuai dengan yang telah rumus sebagai berikut:
ditentukan oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Pemberian bobot ke seluruh
variabel atau aspek terkait yaitu konteks, (3)
input, proses, dan input. Keseluruhan
aspek ini diberi bobot yang sama, yaitu 5. Ne adalah Nilai efektivitas/kinerja
Teknik tabulasi data yang digunakan perguruan tinggi, NK adalah Nilai
untuk mencari nilai efektifitas atau kinerja Komponen, dan BK adalah Bobot
perguruan tinggi terdiri dari tiga langkah, Komponen.
yaitu sebagai berikut (1) mencari Nilai Penentuan tingkat efektivitas
Aspek. Rumus yang digunakan adalah pelaksanaan manajemen pendidikan
perguruan tinggi berbasis agama pada
UNKRIT digunakan kategori berdasarkan
(1) pada daerah kurva normal dengan
menggunakan kriteria ideal. Langkah-
Nas adalah Nilai Aspek, Sik adalah skor langkah yang digunakan dalam penentuan
indikator pendukung, dan Bik adalah bobot kriteria ideal tersebut dijabarkan sebagai
indikator, (2) penghitungan Nilai berikut: (1) menghitung rata-rata ideal dan
Komponen dengan menggunakan rumus standar deviasi ideal. Analisis ini
berikut ini: digunakan untuk menentukan kualifikasi
kesiapan pelaksanaan manajemen
pendidikan perguruan tinggi berbasis
agama pada universitas Kristen Tentena.
(2)
Kriteria Ideal Teoritik yang digunakan
ditunjukkan pada Tabel 1.
NK adalah Nilai Komponen, Nas adalah
Nilai Aspek, Bas adalah Bobot aspek, dan
BK adalah Bobot Komponen, selanjutnya

Tabel 1. Kategori Kualifikasi Kesiapan Berdasarkan Kriteria Ideal Teoritik


Kategori Interval Skor
Sangat Baik Mi + 1,5 Sdi ≤

Baik Mi + 0,5 Sdi ≤ < Mi + 1,5 Sdi

Cukup Baik Mi – 0,5 Sdi ≤ < Mi + 0,5 Sdi

Kurang Baik Mi – 1,5 Sdi ≤ < Mi - 0,5 Sdi

Sangat Kurang Baik < Mi - 1,5 Sdi

(2) Mengubah skor mentah ke dalam T (3) Menentukan arah T-Skor. Kualitas skor
Skor. Data yang telah diolah atau diproses pada masing-masing variabel adalah
kemudian dianalisis dengan T skor. T skor positif dan negatif yang dihitung
merupakan angka skala yang menggunakan T – skor. Jika T > 50
menggunakan mean dan standar deviasi. adalah positif (+), dan bila T ≤ 50 adalah
Rumus yang digunakan adalah sebagai negatif (-), lalu (4) kategori arah T-skor.
berikut: Untuk mengetahui hasil dari masing-
masing variabel, dihitung dengan
T- skor = 50 +10 (Z) (4) menjumlahkan skor positif (+) dan skor
negatif (-). Jika jumlah skor positifnya lebih
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 5 Tahun 2014)

banyak atau sama dengan skor negatifnya jawaban responden pada kuesioner yang
berarti hasilnya positif (+). Jika jumlah skor telah disebar ke 41 orang responden.
positifnya lebih kecil daripada skor Deskripsi konteks, deskripsi input,
negatifnya maka hasilnya adalah negatif (- deskripsi proses, dan deskripsi produk
) atau ∑ + > ∑- = + (positif), bila ∑ + ≤ didapatkan dari perhitungan statistik pada
∑- = - (negatif). data yang telah dikumpulkan sebelumnya
tersebut. Hasil rangkuman statistik
HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut ditunjukkan pada Tabel 2.
Data yang dianalisis berasal dari
hasil pengumpulan data sebelumnya yaitu

Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Statistik Masing-masing Variabel


Konteks Input Proses Produk
Minimum 75 155 182 41

Maksimum 95 244 253 68

Median 90,00 204,00 216,00 57,00

Rata-rata 86,63 201,88 220,17 57,80

Mode 76,00 205,00 212,00 55,00

Std. Deviation 7,56 25,43 20,37 5,91

Variance 57,188 646,710 414,995 34,961

Rentangan 20 89 71 27

Jumlah 3552 8277 9027 2370

Hasil distribusi frekuensi respon komponen konteks dalam pelaksanaan


responden terhadap variabel konteks manajemen pendidikan perguruan tinggi
dapat ditunjukkan pada Gambar 1 di berbasis agama pada UNKRIT termasuk
bawah ini. dalam kategori baik, yaitu berada pada
rentangan 83,33 ≤ < 86,66.
Hasil distribusi frekuensi respon
responden terhadap variabel input dapat
ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 1. Histogram Variabel Konteks

Secara umum rata-rata skor variabel


konteks adalah sebesar 86,63. Hasil ini
Gambar 2. Histogram Variabel Input
menunjukkan bahwa kecenderungan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 5 Tahun 2014)

Secara umum rata-rata skor variabel input Hasil distribusi frekuensi respon
adalah 201,88. Hasil ini menunjukan responden terhadap variabel produk dapat
bahwa kencenderungan komponen input ditunjukkan pada Gambar 4 di bawah ini.
dalam pelaksanaan manajemen
pendidikan perguruan tinggi berbasis
agama pada universitas Kristen Tentena
dalam kategori cukup baik yaitu berada
pada rentangan 192,08 ≤ < 206,92.
Hasil distribusi frekuensi respon
responden terhadap variabel proses dapat
ditunjukkan pada Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 4. Histogram Variabel Produk

Secara umum rata-rata skor variabel


produk sebesar 57,8. Hasil ini menunjukan
bahwa kencenderungan komponen produk
dalam pelaksanaan manajemen
pendidikan perguruan tinggi berbasis
Gambar 3. Histogram Variabel Proses agama pada universitas Kristen Tentena
dalam kategori baik yaitu berada pada
Secara umum rata-rata skor variabel rentangan 56,75 ≤ < 61,25.
proses sebesar 220,17. Hasil ini Selain analisis kriteria ideal, data
menunjukan bahwa kencenderungan yang dikumpulkan juga dianalisis dengan
komponen proses dalam pelaksanaan menggunakan kuadran Glickman dengan
manajemen pendidikan perguruan tinggi menggunakan skor standar T. Setiap skor
berbasis agama pada universitas Kristen pervariabel diubah menjadi skor T dengan
Tentena dalam kategori cukup baik yaitu ketentuan bahwa T > 50 = + dan T ≤ 50 =
berada pada rentangan 211,59 ≤ < -. Hasil rekapitulasi perhitungan skor T
223,42. pada masing-masing variabel ditunjukkan
pada Tabel 3.

Tabel 3. Rekapitulasi Perhitungan Skor T pada Masing-masing Variabel


Frekuensi Prosentase
Variabel Keterangan
F+ F- Hasil Positif (+)
Konteks 28 23 + 68,29 Positif
Input 24 17 + 58,53 Positif
Proses 18 23 - 43,90 Negatif
Produk 20 21 - 48,78 Negatif
Positif, Postif,
Hasil ++--
Negatif, Negatif

Dari hasil perihitungan didapatkan hasilnya negatif (CIPP = + + - -). Dari hasil
variabel konteks hasilnya positif, variabel analisis tersebut dapat dikatakan bahwa
input hasilnya positif, variabel proses manajemen pendidikan perguruan tinggi
hasilnya negatif, dan variabel produk berbasis agama pada perguruan tinggi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 5 Tahun 2014)

Universitas Kristen Tentena berada dalam terhadap manajemen pendidikan berbasis


kategori cukup baik dalam pengelolaan agama di UNKRIT.
manajemen pendidikan berbasis agama. Ada 2 aspek yang ikut dinilai dari
Dengan demikian tingkat efektivitasnya variabel produk. Berdasarkan pedoman
berada ada pada level ketiga dari level dapat dilihat bahwa komponen produk
tertinggi sangat baik pada kuadran tingkat menghasilkan kategori negatif (-)
efektivitas model Glickman. sebanyak 21 orang atau sebesar 51,22%.
Ada lima aspek yang ikut dinilai dari Berdasarkan hasil analisis data
variabel konteks. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa pelaksanaan
rekapitulasi yang ditunjukkan pada Tabel 3 manajemen pendidikan perguruan tinggi
diatas dapat dilihat bahwa variabel berbasis agama pada UNKRIT ditinjau
konteks menghasilkan kategori positif (+) dari variabel produk masih kurang efektif.
sebanyak 28 orang atau 68,29%. Hal ini
membuktikan bahwa komponen konteks PENUTUP
tergolong positif atau efektif terhadap Manajemen pendidikan khususnya di
manajemen pendidikan berbasis agama di perguruan tinggi sangat penting untuk
UNKRIT. Hal ini dapat melahirkan dilaksanakan dengan baik untuk
partisipasi masyarakat serta diperkuat meningkatkan mutu dan mencapain tujuan
dengan regulasi yang dikeluarkan oleh pendidikan itu sendiri. Sesuai dengan
pemerintah. Secara geografis dan fungsi dari pendidikan nasional yaitu untuk
demografis keberadaan UNKRIT selaku mengembangkan kemampuan dan
Universitas Kristen di pusat Sinode Gereja meningkatkan mutu kehidupan dan
Kristen Sulawesi Tengah memiliki nilai martabat manusia Indonesia dalam rangka
strategis berupa dukungan langsung mewujudkan tujuan nasional. Tujuan
maupun tidak langsung atas kehadiran pendidikan lainnya yaitu membentuk insan
perguruan tinggi tersebut. Selain itu, yang beriman dan bertakwa kepada
kehadiran UNKRIT sebagai salah satu Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia.
kebijakan pemerintah pusat untuk Untuk itulah pendidikan berbasis agama
membangun rekonsiliasi dan perdamaian menjadi suatu yang relevan untuk
di Kabupaten Poso menjadi Universitas ini dibentuk dan diselenggarakan. Salah satu
mendapat beberapa kebijakan yang lembaga tersebut adalah Universitas
tertuang dalam regulasi-regulasi Kristen Tentena yang dikelola oleh
pemerintah di pusat dan di daerah. Yayasan Perguruan Tinggi Kristen tempat
Ada 10 aspek yang ikut dinilai dari penelitian ini dilaksanakan.
variabel input. Berdasarkan hasil Untuk mendapatkan gambaran
rekapitulasi ditunjukkan bahwa variabel tersebut di atas, maka secara teoritis perlu
input menghasilkan kategori positif (+) dilakukan evaluasi terhadapa proses-
sebanyak 24 orang atau 58,53%. Hal ini proses manajemen yang dilakukan di
membuktikan bahwa komponen input UNKRIT. Secara teoritis, model evaluasi
tergolong positif atau efektif terhadap yang bisa dilakukan, salah satunya adalah
manajemen pendidikan berbasis agama di model CIPP (Context, Input, Process,
UNKRIT. Product) yang dikembangkan oleh Daniel
Ada 10 proses yang ikut dinilai dari Stufflebeam.
variabel proses. Berdasarkan hasil Sesuai dengan model CIPP, tujuan
rekapitulasi dapat dilihat bahwa variabel dari penelitian ini adalah untuk
proses menghasilkan kategori negatif (-) mengevaluasi aspek-aspek yang
sebanyak 23 orang atau 56,10%. Hal ini mempengaruhi manajemen pendidikan di
menunjukkan bahwa persepsi responden UNKRIT. Aspek-aspek tersebut meliputi
terhadap keefektifan manajemen konteks, input, proses, produk. Variabel
pendidikan ditinjau dari proses itu sendiri konteks meliputi 23 item pernyataan,
masih tergolong rendah. Hal ini juga variabel input meliputi 64 pernyataan,
membuktikan bahwa komponen proses variabel proses meliputi 65 item
tergolong negatif atau kurang efektif pernyataan, dan variabel produk meliputi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 5 Tahun 2014)

17 pernyataan, dengan subjek penelitian studi evaluasi terhadap pelaksanaan


berjumlah 41 orang pegawai struktural manajemen pendidikan di UNKRIT adalah
Universitas Kristen Tentena. sebagai berikut: (1) peningkatan
Berdasarkan hasil analisis data yang kemampuan profesional dan kemampuan
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: terhadap tanggung jawab tugas untuk
(1) Perguruan Tinggi Berbasis Agama semua pegawai struktural organisasi, (2)
pada Universitas Kristen Tentena efektif Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi
melaksanakan manajemen pendidikan Tengah melalui Yayasan Pendidikan
berbasis agama. Pelaksanaan manajemen Perguruan Tinggi Kristen (YPPK) agar
pendidikan berbasis agama terletak pada dapat memfasilitasi dan memediasi
variabel konteks, input, proses, dan Universitas Kristen Tentena menyusun
variabel produk, (2) tingkat efektivitas rencana pengembangan pendidikan, dan
pelaksanaan manajemen pendidikan (3) Rektor senantiasa harus bekerjasama
berbasis agama pada Universitas Kristen dengan pemerintah, pihak swasta untuk
Tentena sudah cukup baik,. penyediaan dan penambahan
Ada pula beberapa implikasi terkait fasilitas/sarana dan prasarana penunjang
hasil temuan yang perlu dikembangkan, pendidikan, khususnya yang mendukung
yaitu (1) Temuan penelitian pada variabel pelaksanaan manajemen pendidikan
konteks dan input menunjukan hasil positif perguruan tinggi berbasis agama.
(+), hendaknya selalu dipertahankan dan
ditingkatkan kualitasnya, dengan terus
menjaga serta memelihara hubungan DAFTAR RUJUKAN
yang baik dengan masyarakat sekitar Abbas, S. 2008. Manajemen Perguruan
serta terus memelihara lingkungan yang Tinggi. Jakarta: Prenada Media
mendukung berlangsungnya pelaksanaan Group
manajemen pendidikan berbasis agama,
Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi
(2) pada aspek variabel input yang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
tergolong positif agar dipertahankan dan
terus ditingkatkan kualitasnya secara Arikunto, S., & Cepi, S. 2004. Evaluasi
berkelanjutan, (3) pada aspek variabel Program Pendidikan. Jakarta: Bumi
proses, secara umum kesiapan Aksara
pelaksanaan manajemen pendidikan Atmodiwirjo, S. 2000. Manajemen
berbasis agama menunjukan hasil negatif Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT
(-). Kelemahan pada aspek variabel ini Ardadlzya
hendaknya diperbaiki dengan melakukan
review secara serius dan berkelanjutan Candiasa. 2007. Statistik Multivariat
dengan melibatkan peran serta semua Disertai Petunjuk Analisis SPSS.
warga perguruan tinggi, dan peran serta Singaraja: Program Pascasarjana
semua stakeholder perguruan tinggi, dan Universitas Pendidikan Ganesha
(4) upaya untuk meningkatkan hasil Dantes. 2012. Metodologi Penelitian.
pelaksanaan manajemen pendidikan Jogyakarta: CV Andi Offset
perguruan tinggi berbasis agama dilihat
dari penelitian variabel produk Emzir. 2012. Metodologi Penelitian
menunjukan hasil negatif (-). Untuk Pendidikan. Jakarta: PT Raja
meningkatkan kualitas manajemen Grafindo Persada
pendidikan perguruan tinggi berbasis Fernandes. 1984. Evaluation of
agama, perlu adanya pemberdayaan Educational Program, Educational,
semua komponen pendukung secara and Curriculum, Development.
intensif dan berkelanjutan untuk bisa Jakarta
memperoleh hasil sesuai dengan harapan.
Beberapa saran yang dapat Ghafur, S. 2008. Manajemen Penjaminan
diberikan untuk pihak universitas dan Mutu Perguruan Tinggi Indonesia.
yayasan terkait temuan dan hasil analisis Jakarta: PT Bumi Aksara
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 5 Tahun 2014)

Mahmud, M. 2002. Manajemen Sumber Sugiarto dan Siagian. 2003. Teknik


Daya Manusia. Jakarta: PT Raja Sampling. Jakarta: Gramedia
Grafindo Persada Pustaka Utama
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Susilo, M. 2000. Prosedur Penelitian:
Sekolah: Konsep, Strategi, dan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Implementasi. Bandung: PT Remaja PT Rineka Cipta
Rosdakarya
Syafarudin, A. 2011. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Anda mungkin juga menyukai