Anda di halaman 1dari 6

PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI

ERA DIGITAL

Rahma Putri Noviandari


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Universitas PGRI Yogyakarta

ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis problem atau masalah-
masalah yang terjadi dalam menghadapi berbagai tantangan pergeseran karakter
peserta didik yang dihadapi di era digital saat ini. Metode yang digunakan dalam
mencari artikel adalah kajian pustaka yang bersumber dari internet. Pencarian
dilakukan secara elektronik dengan menggunakan beberapa database, antara lain
Google Scholar.
Kata Kunci; problem, peserta didik, era digital, karakter.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha membina dan mengembangkan kepribadian
baik manusia, yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 mengemukakan bahwa pendidikan yakni upaya
yang dilakukan pendidik guna mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar setiap peserta didik dapat
secara aktif mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya secara
maksimal sehingga peserta didik dapat menguasai ketiga aspek kompetensi dalam
pembelajaran yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pendidikan juga merupakan usaha masyarakat dan bangsa dalam
mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik di masa depan (Elihami dan Syahid, 2018).
Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah
dimiliki masyarakat dan Indonesia. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter
bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya (Syarif dan
Rahmat, 2018). Nilai-nilai budaya yang sesuai dengan negara kita harus
ditanamkan dalam jiwa setiap peserta didik sehingga tidak terjadi lost generasion
(generasi yang hilang) dalam hal budaya dan karakter bangsa. Penanaman nilai-
nilai karakter bangsa juga harus ditanamkan melalui lingkup kecil dalam institusi
pendidikan, yakni lingkungan kelas.
Nilai-nilai karakter peserta didik menjadi poin yang sangat penting dari
tugas pendidikan. Istilah karakter (character) berasal dari bahasa Yunani
“charasian” yang berarti “to mark” menandai dan memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Imam al-
Ghazali mendefinisikan karakter sebagai akhlak, yakni spontanitas seorang
manusia dalam bertutur dan bersikap, yang telah menyatu dalam dirinya sehingga
muncul tidak perlu dipikirkan lagi.
Karakter akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang-ulang secara rutin
hingga menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya tidak hanya menjadi suatu
kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter. Pendidikan karakter dapat
diterapkan pada semua mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang berkaitan dengan
norma-norma perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Tujuan dari pendidikan karakter yakni untuk mengembangkan berbagai
kemampuan dan potensi peserta didik dalam memberikan keputusan baik dan
buruk, memelihara nilai-nilai kebaikan dan mewujudkannya dalam kehidupan
sehari-hari baik itu di lingkungan rumah, sekolah, maupun lingkungan masyarakat
(Komara, 2018).
Saat ini arus perkembangan globalisasi telah membawa banyak perubahan
terutama dalam persoalan pendidikan karakter. Di abad 21 ini dikenal dengan abad
teknologi modern, dengan segala fasilitas yang tersedia mulai dari handphone,
komputer dan lainnya yang kini sudah sampai digunakan ke pelosok desa.
Kemunculan teknologi tersebut dinilai mampu memungkinkan manusia untuk lebih
mengoptimalkan fungsi otaknya. Kemajuan teknologi tersebut memberikan
manfaat terhadap kerja manusia lebih efektif, efisien, mudah dan lebih tepat.
Sebaliknya, bagi sumber daya manusia yang tidak mampu menggunakan teknologi
digital dengan baik dan benar, merubah kehidupan menjadi lebih buruk.
Pendidikan menjadi bagian yang harus berubah agar tetap memegang
peranan penting dalam perubahan di era milenial. Perubahan tersebut sangat
penting dalam mempersiapkan peserta didik untuk hidup terhormat dan bermartabat
di masa yang akan datang. Isu pendidikan karakter terkait dengan fenomena global
di era digital akan terus berjalan dan tak dapat seorangpun menghentikannya.
Persoalan besar di pendidikan era digital bagi orang tua maupun guru di era
globalisasi seperti sekarang ini adalah persoalan siapa yang mampu mendidik anak
untuk bertanggung jawab penuh atas pendidikan saat ini. Orang tua adalah guru
moral pertama anak-anak di rumah yang paling berpengaruh dalam pembentukan
karakter anak tersebut. Guru adalah orang tua kedua bagi peserta didik ketika di
sekolah, namun guru setiap tahunnya berganti sehingga kurang terciptanya
chemistery.
Kenyataannya, saat ini pengembangan karakter yang sudah diupayakan
dengan berbagai bentuk belum dapat terlaksana dengan maksimal. Hal itu dapat
dilihat dari maraknya kasus kriminalitas, tawuran, pelanggaran hak asasi dan
lainnya yang menunjukkan bahwa bangsa kita tengah menghadapi krisis moral.
Hal ini terjadi karena pendidikan di era digital saat ini tidak hanya dapat
dinikmati orang dewasa saja, melainkan anak-anak sekolah juga sudah dapat
mengakses apa saja dari perkembangan teknologi tersebut. Bahkan banyak sekolah
yang sudah menjadikan teknologi menjadi hal yang wajib dan sangat diperlukan,
sehingga kasus-kasus di atas marak yang menimpa anak-anak diusia sekolah
(Putri,2018). Oleh karena itu, problematika atau masalah-masalah di atas menjadi
bagian dari hambatan dalam pengembangan pendidikan karakter peserta didik di
era globalisasi.

METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah kajian pustaka
yang bersumber dari internet dengan cara mengumpulkan dari beberapa literatur
yang bersumber dari jurnal dan sumber-sumber lainnya.
PEMBAHASAN
Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam masa
pertumbuhan dan perkembangannya untuk mencapai tingkat kedewasaan dan
bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan, membentuk karakter diri, sehingga
menjadi pribadi yang lebih baik. Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa
Depdiknas ialah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,
personalitas, sifat, tabiat, tempramen, dan watak.
Istilah karakter (character) berasal dari bahasa Yunani yakni “charassian”
yang berati menandai dan memfokuskan bagaimana cara mengaplikasikan nilai-
nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak
jujur, kejam, dan berperilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek.
Sebaliknya, orang yang berperilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan
berkarakter mulia. Karakter sebagai sebuah dimensi yang positif dan konstruktif
artinya karakter anak yang diharapkan adalah kualitas mental dan kekuatan moral
akhlak atau budi pekerti yang merupakan kepribadian khusus yang harus melekat
pada diri anak-anak bangsa ini (Elfindri, 2012).
Pendidikan karakter bertujuan agar peserta didik sebagai penerus bangsa
mempunyai akhlak dan moral yang baik, untuk menciptakan kehidupan berbangsa
yang adil, aman dan makmur. Tujuan Pendidikan dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa mengembangan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang
mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak
peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru
berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai
hal lainnya (Elkind, 2004). Pendidikan karakter bermanfaat agar peserta didik dapat
menanamkan kebiasaan tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi
paham dan mampu menilai tentang mana yang benar dan salah.
Teknologi adalah sesuatu yang bisa membantu seluruh manusia di seluruh
dunia untuk membantu menjadi sarana untuk menjalankan kegiatan harian.
Teknologi secara umum adalah sebuah proses yang meningkatkan nilai tambah,
teknologi merupakan produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan
dan meningkatkan kinerja, struktur atau sistem di mana proses dan produk itu
dikembangkan dan digunakan.
Teknologi bermanfaat sangat besar dalam dunia pendidikan. Pencarian
tentang literasi-literasi untuk penambahan ilmu pendidikan dalam pembelajaran,
bisa dimanfaatkan teknologi. Teknologi dalam menunjang Pendidikan dapat dapat
di harapkan untuk membantu para pelajar dan pendidik dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tuntutan global menuntut dunia pendidikan
untuk selalu memperbarui teknologi dan senantiasa menyesuaikan untuk sekolah
dengan perkembangan teknologi informasi terhadap usaha peningkatan mutu
pendidikan.
Di era teknologi digital mempunyai dampak positif dan negatif bagi semua
orang. Dalam upaya pengembangan karakter peserta didik, guru diharapkan dapat
membimbing, mengarahkan dan mengawasi peserta didik agar lebih dominan
mengambil manfaat positif dari teknologi digital. Menerapkan pendidikan karakter
pada era digital ini sangatlah penting, agar generasi penerus bangsa mempunyai
moral dan berakhlak baik.

KESIMPULAN
Karakter akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang-ulang secara rutin
hingga menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya tidak hanya menjadi suatu
kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter. Pendidikan karakter dapat
diterapkan pada semua mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang berkaitan dengan
norma-norma perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Pendidikan karakter bertujuan agar peserta didik sebagai penerus bangsa
mempunyai akhlak dan moral yang baik, untuk menciptakan kehidupan berbangsa
yang adil, aman dan makmur.
Teknologi adalah sesuatu yang bisa membantu seluruh manusia di seluruh
dunia untuk membantu menjadi sarana untuk menjalankan kegiatan harian.
Teknologi secara umum adalah sebuah proses yang meningkatkan nilai tambah,
teknologi merupakan produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan
dan meningkatkan kinerja, struktur atau sistem di mana proses dan produk itu
dikembangkan dan digunakan.
Di era teknologi digital mempunyai dampak positif dan negatif bagi semua
orang. Dalam upaya pengembangan karakter peserta didik, guru diharapkan dapat
membimbing, mengarahkan dan mengawasi peserta didik agar lebih dominan
mengambil manfaat positif dari teknologi digital. Menerapkan pendidikan karakter
pada era digital ini sangatlah penting, agar generasi penerus bangsa mempunyai
moral dan berakhlak baik.

REFERENSI
Danuri, M. (2019). Perkembangan dan transformasi teknologi digital. Jurnal Ilmiah
Infokam, 15(2).
Hutapea, R. H., & PAK, S. (2020). Peran guru dalam pengembangan peserta didik di era
Digital.
Maritsa, A., Salsabila, U. H., Wafiq, M., Anindya, P. R., & Ma’shum, M. A. (2021). Pengaruh
teknologi dalam dunia pendidikan. Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian
Dan Kajian Sosial Keagamaan, 18(2), 91-100.
Putri, D. P. (2018). Pendidikan karakter pada anak sekolah dasar di era digital. AR-
RIAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 37-50.

Anda mungkin juga menyukai