Anda di halaman 1dari 56

ANALISIS KARAKTER DISIPLIN DAN KREATIF DIGITAL

PADA SISWA MI MAZRO'ATUL ULUM


DI KOTA TANGERANG
PROPOSAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah................................................................................8
C. Pembatasan Masalah...............................................................................9
D. Rumusan Masalah...................................................................................9
E. Tujuan Penelitian.....................................................................................9
F. Kegunaan Penelitian................................................................................9
BAB II....................................................................................................................11
LANDASAN TEORI.............................................................................................11
A. Landasan Teoretis..................................................................................11
1. Konsep Karakter Disiplin...............................................................11
2. Kreatif Digital Siswa MI................................................................22
B. Kerangka Berpikir.................................................................................33
C. Hasil Penelitian yang Relevan...............................................................34
BAB III..................................................................................................................37
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................37
A. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................37
B. Metode dan Desain Penelitian...............................................................37
C. Subjek Penelitian...................................................................................39
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................39
E. Teknik Analisis Data...............................................................................41
F. Validitas Data..........................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Analisis Matriks Dari Miles Dan Huberman....................................44


BAB I

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk
mencapai kemajuan hidup yang lebih baik. Menurut Hamalik 1 pendidikan
merupakan siklus untuk mempengaruhi siswa untuk memiliki pilihan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan siswa saat ini untuk menyebabkan
perubahan dalam diri siswa yang memungkinkan siswa untuk bekerja cukup
dalam kehidupan lokal. Pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku,
penambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup agar peserta didik
menjadi lebih dewasa dalam pemikiran dan sikap.2

Pendidikan di era digital saat ini sangatlah pesat, kemajuan dalam bidang
teknologi tidak hanya dinikmati oleh orang dewasa saja, anak-anak usia
sekolah dasar juga sudah bisa menikmati dari hasil perkembangan teknologi
saat ini. Teknologi banyak dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, sebagai
sarana dan prasarana interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Perkembangan teknologi saat ini mempunyai dampak positif dan damapak
negatif, sebaiknya dampak positif lebih dominan dimanfaatkan oleh pengguna
teknologi.

Perkembangan teknologi telah berkontribusi dalam membantu


membentuk karakter sedari dini akan menumbuhkan budaya karakter bangsa
yang baik dan kunci utama dalam membangun bangsa. Pendidikan karakter
bertujuan agar peserta didik sebagai penerus bangsa mempunyai akhak dan
moral yang baik, untuk menciptakan kehiupan berbangsan yang adil, aman dan
makmur. Tujuan Pendidikan dalam UndangUndang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa “Pendidikan

1
Suprayitno, Adi, and Wahid Wahyudi. Pendidikan karakter di era milenial. (Deepublish,
2020), hlm.52
2
Efendi, Rinja, and Asih Ria Ningsih. Pendidikan Karakter di Sekolah. (Penerbit Qiara
Media, 2022)
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.

Oleh karena itu tujuan pendidikan adalah untuk mencetak generasi


bangsa yang beriman dan bertakwa, berbudi luhur, cerdas dan kreatif. hal ini
menjelaskan bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mencetak
generasi bangsa yang kreatif. Siswa juga dituntut untuk mengutamakan
pemikiran yang kritis, kreatif, dan reflektif sehingga apa yang dipahami dan
dikuasai menjadi lebih mantap, dan dapat menjadi panduan yang menuntun
tingkah lakunya. Inilah tugas dari seorang guru dan untuk menciptakan kondisi
belajar yang kondusif dan menyenangkan.

Landasan pendidikan karakter disebut di dalam Alqur’an Q.S 31:17 “Hai


anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan
cegahlah siswa dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan oleh Allah”. Al-qur’an menjelaskan dengan tegas agar manusia
menyerukan dan menegakkan kebenaran dan menjauhkan perbuatan yang
munkar. Pendidikan karakter yang diberikan seorang ayah kepada anaknya
untuk selalu mengerjakan sholat, dan selalu bersabar.

Dewasa ini pemerintah memperkenalkan program pemerintah yang


namanya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), PPK merupakan usaha untuk
membudayakan pendidikan karakter di sekolah.3 Program PPK akan
dilaksanakan dengan bertahap dan sesuai kebutuhan. Program PPK bertujuan
untuk mendorong pendidikan berkualitas dan bermoral yang merata di seluruh
bangsa.

3
Annisa, Miftah Nurul, Ade Wiliah, and Nia Rahmawati. "Pentingnya pendidikan karakter
pada anak sekolah dasar di zaman serba digital." BINTANG 2.1 (2020) hlm 35-48.
Pada zaman digital, anak usia sekolah dasar sudah bisa mengoperasikan
barang-barang teknologi seperti Ponsel, komputer, video game dan lain-lain.
Keterampilan ini merupakan bentuk dari kreatif digital yang dimiliki seorang
anak generasi alpha yang lahir sejak tahun 2010. Kondisi ini terjadi karena
anak-anak ini lebih banyak menghabiskan waktu bermain games online,
berinteraksi dengan media gadget, seperti telepon seluler, laptop dan Video
Games. Aktivitas yang bersentuhan dengan teknologi lebih mewarnai
kehidupan anak, daripada berinteraksi dengan teman sebaya di lingkungan
rumah, bermain sepak bola, bersepeda dan aktivitas bermain lainnya. 4 Aktivitas
anak usia sekolah dasar harus diawasi oleh keluarga, pendidik maupun
masyarakat sekitar, agar anak tidak terkena dampak negatif dari teknologi
digital.

Pada periode anak sekolah dasar, metode yang dilakukan guru untuk
mengembangkan karakter adalah pengarahan, pembiasaan, keteladanan,
penguatan, hukuman. Nilai-nilai karakter yang bisa digali dalam pembelajaran
seperti religius, jujur, kerja keras, disiplin, rasa tanggung jawab, kreatif, cinta
tanah air, peduli terhadap lingkungan sekitar, jiwa sosial yang kuat.

Teknologi membantu memudahkan segala aktifitas manusia, pencarian


informasi, penyampaian informasi. Teknologi bermanfaat sangat besar dalam
dunia pendidikan. Pencarian tentang literasi-literasi untuk penambahan ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran, bisa dimanfaatkan teknologi. Peserta didik
bisa menulusuri google atau yahoo dan situs lainnya dalam mencari jurnal,
makalah, dan buku elektronik. Meskipun demikian, bukan berarti pembelajaran
tidak menggunakan buku paket yang tersedia, penggunaan literasi dari Google
atau situs lainnya hanya bertujuan untuk menambah pengetahuan dan bahan
dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran saat ini telah terbiasa dengan sistem pembelajaran daring


tanpa tatap muka langsung dengan berbantuan perangkat digital dan jaringan
4
Taufik, Muhammad. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter
Siswa Pada Era Digital Di SMAN 5 Jember. (Diss. UIN KH Achmad Siddiq Jember, 2022), hlm
28.
internet dengan tetap memastikan tercapainya tujuan dari pembelajaran dengan
baik. Pembelajaran daring merupakan sebuah inovasi dalam pendidikan untuk
menyediakan sumber belajar yang bervariatif. Akan tetapi, masalah-masalah
baru muncul akibat dari kemajuan teknologi yang ada.

Seorang pendidik harus mengawasi peserta didik dalam memanfaatkan


teknologi. Keluarga sebagai orang terdekat peserta didik, juga berpartisipasi
dalam mengawasi dan membimbing peserta didik dalam memanfaatkan
teknologi. Keluarga juga berhak mengawasi si anak dalam bergaul dengan
siapa di lingkungan sekitar.

Timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di kalangan siswa,


seperti siswa yang kurang memiliki karakter disiplin akibat tidak dapat focus
apabila tidak bermain gadget, walaupun jaringan internet yang ada cukup
terbatas. Selain itu, siswa memiliki sikap ketergantungan akan internet seperti
mencari jawaban dari tugas yang diberikan melalui google. Tingkat kreatif
digital yang dimiliki oleh siswa saat ini akan semakin menyimpang apabila
minimnya pengawasan dari guru dan orang tua siswa, serta siswa tidak
diarahkan oleh guru dan orang tua secara bijak. Jika hal tersebut dilakukan
terus menerus, kemampuan kognitif maupun nilai-nilai karakter siswa akan
mengalami degradasi moral dalam bersikap.

Diluar daripada permasalahan didalam proses pembelajaran, era digital


saat ini, jarang sekali terlihat anak-anak bermain dengan permainan tradisional.
Permainan tradisional memupuk rasa persaudaraan dan keakraban, anak-anak
jadi lebih kreatif dengan menggunakan permainan tradisonal. Anak-anak
zaman ini banyak berintegrasi dengan teknologi, seperti gadget dan vidoe
games. Kini, waktu yang dihabiskan anak-anak dengan media setiap hari lebih
banyak. Waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi 1-2 jam di hari
sekolah dan 3 jam pada hari libur, waktu bermain internet rata-rata 7 jam.5

5
Alia, Tesa, and Irwansyah Irwansyah. "Pendampingan orang tua pada anak usia dini
dalam penggunaan teknologi digital [parent mentoring of young children in the use of digital
technology]." (Polyglot: Jurnal Ilmiah 14.1, 2018), hlm 65-78.
Era digital mengakibatkan setiap orang termasuk anak-anak dapat
mengakses vidoe yang berbau pornografi sangat susah untuk dibatasi oleh
pemerintah, betapa situs-situs porno mengakar dimana-mana dalam internet.
Untuk itu harus ada pengawasan yang ketat kepada anak saat menggunakan
ponsel. Sebaiknya anak usia sekolah dasar tidak usah diberi fasilitas seperti
gadget agar anak fokus menjalani masa kanak-kanaknya dengan bersosialisasi
dengan alam dan dunia luar. Menerapkan pendidikan karakter pada era digital
ini sangatlah penting, agar generasi penerus bangsa mempunyai moral yang
baik. Generasi penerus mencerminkan kualitas bangsa. Apabila generasi
penerusnya baik dalam kognitif dan moral maka baik pula suatu bangsa
tersebut. Untuk itu keluarga, sekolah dan masyarakat mempunyai tanggung
jawab untuk menciptakan generasi yang bermoral dan berakhlak baik.

Adapun yang harus dilakukan orang tua terhadap anak dalam pengasuhan
digital atau digital parenting adalah (1) Meningkatkan dan memperbarui
wawasan tentang internet dan gadget. Orang tua tidak bisa mengawasi anak-
anak apabila orang tua gagap teknologi. (2) Jika di rumah ada internet,
posisikan di ruang keluarga dan siapa yang dapat melihat apa yang dilakukan
anak dalam mengakses internet. (3) Membatasi waktu pada anak dalam
menggunakan gadget dan internet. (4) Memberikan pemahaman dan kesadaran
bersama akan dampak negative dari internet atau gadget. (5) Secara tegas
melarang sesegera mungkin jika ada yang tidak pantas ditonton (6) Menjalin
komunikasi yang terbuka dua arah dengan anak-anak.6

Anak-anak era digital telah banyak dimanjakan dengan teknologi yang


serba canggih, seperti mencari bahan pembelajaran melalui situs Google,
permainan tradisional sudah banyak ditinggalkan. Ciri-ciri Generasi Digital
diantaranya (1) Generasi digital ramai-ramai membuat akun di media sosial
untuk membuktikan kepada dunia bahwa siswa ada. (2) Generasi digital
cenderung lebih terbuka, blak-blakan, dan berfikit lebih agresif. (3) Generasi
digital cenderung ingin memperoleh kebebasan. Siswa tidak suka diatur dan

6
Annisa, op. cit., hlm 52
dikekang. Siswa ingin memegang kontrol dan internet menawarkan kebebasan
berekspresi. (4) Generasi digital selalu mengakses dengan Google, Yahoo, atau
sits lainnya. Kemampuan belajar siswa jauh lebih cepat karena segala
informasi ada di ujung jari siswa.

Teknologi digital mempunyai dampak positif dan negatif, kita sebagai


orang yang dewasa harus membimbing, mengarahkan dan mengawasi agar
anak lebih dominan mengambil manfaat positif dari teknologi digital ini.
Dampak positif teknologi digital yaitu (1) sarana penyampaian informasi,
informasi suatu kejadia secara cepat, tepat dan akurat (2) mempermudah akses
terhadap informasi baru, memperoleh informasi kapanpun dan dimanapun. (3)
Media sosial, mempertemukan individu dengan orang yang baru,
mempertemukan individu dengan teman lama yang jarang sekali bertemu,
saran berbisnis. (4) Membantu dalam mencari informasi bahan pelajaran bagi
peserta didik. (5) Media hiburan, seperti games online (6) Mempermudah
komunikasi7

Adapun dampak negatif dari teknologi digital yaitu (1) Anak bersifat
Individual, berkurangnya tingkat pertemuan langsung atau interksi antar
sesama manusia. (2) Temperamen, kebiasaan bersosialisasi dengan media
sosial, maka anak akan beranggapan bahwa dunia luar adalah ancaman. (3)
Berita tanpa tanggung jawab, berita Hoax, Bulying. (4) Rentannya kesehatan
mata, terutama mengalami rabun jauh atau rabun dekat. (5) Tak bisa menikmati
hidup. Ketika menghadiri sebuah acara pesta, kita malah asik berfoto, tanpa
menimati acara pesta dan musik. (6) Radiasi alat hasil teknologi
membahayakan kesehatan otak anak. (7) Maraknya kasus penipuan lewat sms,
telepon dan internet. (8) Mudahnya mengakses video porno. (9) Anak lupa
akan pekerjaan rumah yang ditugaskan oleh guru dan lupa melaksanakan
ibadah, seperti sholat dan mengaji. (10) Anak menjadi sasaran kejahatan,
seperti penculikan anak dan pemerkosaan anak. Baru-baru ini banyak
diberitakan tentang kasus bullying pada anak sekolah dasar.8
7
Ibid hlm 53
8
Ibid
Materi pendidikan karakter yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
religius, disiplin, tanggung jawab, jujur, mandiri, toleransi, kerja keras,
demokratis, keatif, semangat kebangsaan, rasa ingin tahu, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli sosial, peduli lingkungan.9 Tujuan dari pendidikan karakter
diharapkan dapat meguatkan, mengembangkan, memfasilitasi perilaku-perilaku
positif dan meminimalisir perilaku-perilaku negatif peserta didik.

Karakter disiplin dan kreatif digital merupakan nilai karakter yang


dianggap penting dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran. Karakter siswa
dapat diperkuat dengan kedisiplinan, bukan hanya mengontrol perilaku siswa
semata. Disiplin adalah suatu kegiatan yang menunjukkan ketundukan dan
ketaatan karena kesadaran dorongan diri terhadap aturan dan tidak
melanggarnya. Menurut Ningrum, disiplin adalah perilaku kepatuhan
seseorang terhadap suatu aturan yang berlaku.10 Dapat disimpulkan bahwa
disiplin merupakan sebuah sikap atau perilaku yang dimiliki seseorang dalam
mematuhi nilai, norma dan aturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak
tertulis pada lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Begitupula dengan karakter kreatif digital, kreatif digital merupakan


sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang digunakan untuk
menciptakan suatu hal yang baru, baik itu berupa gagasan atau karya yang
cenderung berbeda dengan karya-karya yang berkaitan dengan teknologi yang
telah ada. Pada anak, Kreatif digital yaitu kemampuan anak untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Kreatif
digital anak merupakan kemampuan mengembangkan imajinasi anak dalam
pengembangan motorik halus sehingga tercipta hal-hal baru. Anak yang kreatif
cenderung memiliki hasrat untuk mengubah hal - hal disekelilingnya menjadi
lebih baik, memiliki kepekaan berupa kecenderungan lebih terbuka dan

9
Wijaya, Dharma. "Nilai pendidikan karakter dalam Film Hayya." (Seminar Nasional
Pendidikan Bahasa dan Sastra. 2019), hlm 72-77
10
Rohman, Fatkhur. "Peran Pendidik dalam Pembinaan Disiplin Siswa di
Sekolah/Madrasah." (Ihya Al-Arabiyah: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Arab 4.1, 2018),
hlm 43
tanggap terhadap sesuatu, memiliki minat untuk menggali lebih dalam apa
yang tampak dipermukaan, dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi.

Proses pembelajaran yang semula dilakukan secara daring selama lebih


dari 1 tahun dan mengalami perubahan menjadi pembelajaran tatap muka
sangat mempengaruhi kedisiplinan dan kreatif anak. Hal tersebut diperkuat
dengan hasil observasi pembelajaran, catatan harian guru, presensi siswa, serta
catatan guru mengenai ketertiban siswa dalam mengumpulkan tugas-tugas
sekolah. Siswa belum sepenuhnya mampu menerapkan kedisiplinan di sekolah.
Siswa mampu datang ke sekolah tepat waktu, mengerjakan tugas sekolah
secara mandiri, memakai seragam yang sesuai dengan ketentuan sekolah.

Namun, siswa belum mampu menjaga kebersihan lingkungan sekolah,


mengumpulkan tugas tepat waktu dan belum mampu merencanakan segala
sesuatu sebelum pembelajaran di mulai. Sehingga masih diperlukan
pemeriksaan kepribadian disiplin terhadap anak.11 Bagaimanapun, dari kasus
penelitian yang diarahkan oleh Yulianingrum, belum menjelaskan kedisiplinan
dan kreatif digital anak. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terkait Karakter Disiplin dan Kreatif Digital Pada Siswa
Mi Mazro'atul Ulum dI Kota Tangerang.

b. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Identifikasi masalah pada
penelitian ini diantaranya yaitu:

1. Siswa kurang kreatif memanfaatkan perangkat digital


2. Siswa kurang memanfaatkan perangkat digital untuk menjadi sumber
belajar
3. Siswa kurang berkarakter disiplin dalam pembelajaran
4. Sekolah kurang memfasilitasi akses digital untuk belajar

11
Yulianingrum, Titrin. Analisis Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa Pada
Pembelajaran Tatap Muka Pasca Pandemi Di Sd Negeri Girirejo. Diss. (Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Magelang, 2022), hlm 61.
5. Siswa kurang mendapatkan bimbingan guru dalam mengakses perangkat
digital
6. Siswa malas belajar dengan buku cetak sebagai sumber belajar karena sulit
untuk pencarian informasi.

c. Pembatasan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah yang telah di paparkan di atas, maka
pembatasan masalah pada penelitian ini diantaranya yaitu:

1. Karakter disiplin dalam penelitian ini adalah disiplin dalam belajar


2. Kreatifitas digital pada penelitian ini adalah siswa yang menggunakan
perangkat digital sebagai sumber pembelajaran dan membuat karya kreatif
3. Siswa MI pada penelitian ini adalah Siswa Kelas IV MI Mazro'atul Ulum di
kota tangerang

d. Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah dan Batasan masalah yang telah di
paparkan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu,
“bagaimanakah bentuk karakter disiplin dan kreatif digital pada Siswa Kelas
IV MI Mazro'atul Ulum di Kota Tangerang?”

e. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian pada
penelitian ini yaitu untuk menganalisis karakter disiplin dan kreatif digital pada
Siswa Kelas IV MI Mazro'atul Ulum di Kota Tangerang.

f. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi
pembaharuan kurikulum di Sekolah Dasar mengenai karakter disiplin dan
kreatif digital pada Siswa Kelas IV.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat menjadi sumber refrensi bagi penelitian selanjutnya yang
membahas mengenai karakter disiplin dan kreatif pada Siswa.
b. Bagi Guru MI Mazro'atul Ulum
1) Sebagai bahan mengajar Guru MI Mazro'atul Ulum untuk menilai
karakter disiplin dan kreatif siswa
2) Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran
c. Bagi Siswa MI Mazro'atul Ulum
Siswa akan lebih memahami karakter dirinya, sehingga dapat
membedakan baik buruknya suatu karakter
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Landasan Teoretis
g. Konsep Karakter Disiplin
h. Pengertian Karakter Disiplin
Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak
atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang
menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan
individu lain.12 Sedangkan menurut Suyanto (2011) karakter merupakan
cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
karakter merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas
masing-masing individu untuk menunjukkan kualitas moral dan budi
pekerti yang dijadikan pendorong dan penggerak dalam berperilaku
dalam lingkup keluarga hingga negara.
Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.13 Sedangkan menurut
Daryanto dan Darmiatun, disiplin adalah cara berperilaku sosial yang
cakap dan fungsi kemandirian yang optimal dalam hubungan sosial yang
tercipta berdasarkan kemampuan untuk membuat hak/kontrol,
membangkitkan, dan otonomi diri.14 Dari pengertian diatas, disimpulkan
bahwa disiplin adalah cara berperilaku yang tepat dan sesuai dengan
standar yang dapat menumbuhkan pengendalian diri dan menumbuhkan
ketenangan.

12
Munfa’ati, Kusnul. "Peran Keteladanan Guru Madrasah Ibtidaiyah Dalam Membentuk
Karakter Peserta Didik." (Journal Of Islamic Elementary School (JIES) 3.2, 2018), hlm 22-26.
13
Akmaluddin, Akmaluddin, and Boy Haqqi. "Kedisiplinan belajar siswa di sekolah dasar
(sd) negeri cot keu eung kabupaten aceh besar (studi kasus)." (Journal Of Education Science 5.2,
2019), hlm 1-12.
14
Yulianingrum, op. cit., hlm 73
Disiplin berperan penting dalam menentukan kesuksesan belajar
peserta didik dan banyak manfaat lain apabila peserta didik menerapkan
sikap kedisiplinan. Dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan sebuah
sikap atau perilaku yang dimiliki oleh seorang individu yang
menunjukkan adanya kepatuhan, ketaatan, dan ketertibatan terhadap
aturan dan norma kehidupan yang berlaku. Disiplin dalam diri seseorang
merupakan bentuk kesadaran dalam diri individu untuk melakukan
sesuatu sesuai nilai, norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.
Memandang bahwa kedisiplinan termasuk pendidikan moral dan sebagai
bagian dari pendidikan anak.
Karakter disiplin adalah karakter atau sifat kepribadian seseorang
yang mencerminkan kemampuan dan komitmen untuk mengikuti aturan,
ketertiban, dan tanggung jawab dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Orang yang memiliki karakter disiplin memiliki kemauan dan kesadaran
diri untuk melaksanakan tugas-tugas, mencapai tujuan, dan mematuhi
norma-norma yang telah ditetapkan.

i. Karakter Disiplin Di Dalam Pendidikan


Menurut Diknas mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat
pendidikan di Indonesia harus menyisipkan delapan belas nilai-nilai
dalam pengembangan pendidikan budya dan karakter bangsa. Berikut
merupakan kedelapan belas nilai-nilai dalam pendidikan karakter
menurut Diknas :
1) Religius adalah sikap dan perilaku yang setia dalam menjalankan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
keagamaan yang berbeda, dan hidup bersama dengan pemeluk
agama yang berbeda.
2) Toleransi adalah cara pandang dan aktivitas yang memandang
perbedaan agama, kebangsaan, identitas, anggapan, mentalitas, dan
aktivitas orang lain yang unik dalam hubungannya dengan dirinya
sendiri.
3) Jujur adalah cara berperilaku yang bergantung pada suatu karya
untuk menciptakan drinya menjadi individu yang terus menerus
dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan, dan pekerjaan.
4) Disiplin adalah kegiatan yang menunjukkan cara berperilaku yang
tepat dan tunduk pada pedoman dan aturan yang berbeda.
5) Kerja keras Cara berperilaku yang menunjukkan upaya yang tulus
dalam menaklukkan berbagai batasan dalam belajar dan tugas, serta
menindaklanjuti pekerjaan sebaik yang diharapkan.
6) Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
menyelesaikan kewajiban dan komitmen yang seharusnya dilakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, dan iklim (alam, sosial, dan
budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
7) Kreatif adalah berpikir secara efektif dan menciptakan cara-cara baru
atau muncul karena sesuatu yang dimiliki sebelumnya.
8) Mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak mengandalkan
orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan.
9) Rasa ingin tahu adalah sikap untuk mencoba dan mengetahui secara
lebih mendalam dan menyeluruh dari sesuatu yang dipelajari, dilihat,
dan didengar.
10) Demokratis adalah cara pandang, sikap, dan tindakan yang
mengevaluasi kebebasan dan komitmen dirinya sendiri maupun
orang lain dengan cara yang sama.
11) Semangat kebangsaan merupakan cara pandang, tindakan, dan
pengetahuan yang mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
diatas kepentingan diri dan kelompoknya.
12) Cinta tanah air adalah cara pandang, tindakan tanpa henti yang
menunjukkan pengabdian, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap negara, fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan dunia politik
negara.
13) Cinta damai, merupakan mentalitas, kata-kata, dan kegiatan yang
membuat orang lain merasa ceria dan aman di hadapan siswa.
14) Menghargai prestasi merupakan cara pandang dan kegiatan
menghargai hasil karya orang lain serta mendorong diri untuk
menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.
15) Bersahabat atau komunikatif adalah kegiatan yang menunjukkan
perasaan senang berbicara, bergaul, dan membantu orang lain.
16) Gemar membaca adalah kecenderungan untuk menyisihkan beberapa
waktu untuk membaca dengan teliti berbagai bacaan yang
memberikan manfaat baginya.
17) Peduli lingkungan adalah aktivitas yang umumnya berupaya
mencegah kerusakan pada habitat asli di sekitarnya, dan
menciptakan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang telah
terjadi sebelumnya.
18) Peduli sosial adalah aktivitas yang umumnya perlu membantu
individu lain yang membutuhkan. Nilai karakter yang dianggap
penting dalam menunjang kegiatan pembelajaran, yaitu karakter
disiplin dan tanggung jawab. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
lebih memfokuskan pada karakter disiplin dan tanggung jawab
siswa.

Pendidikan karakter adalah pendidikan moral, nilai, dunia afektif,


akhlak, atau budi pekerti. Sedangkan menurut Nasihatun15, pendidikan
karakter merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau
individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian
benda atau individu serta merupakan mesin pendorong bagaimana
seseorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu. Sejalan

dengan pendapat tersebut, Khairuddin 16


menyatakan bahwa pendidikan
karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan

15
Nasihatun, Siti. "Pendidikan karakter dalam perspektif islam dan strategi
implementasinya." (Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan 7.2, 2019), hlm
321-336.
16
Alfath, Khairuddin. "Pendidikan Karakter Disiplin Santri Di Pondok Pesantren Al-Fatah
Temboro." (AL-MANAR: Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam 9.1, 2020), hlm 125-164.
karakter-karakter luhur kepada anak didik, sehingga siswa memiliki
karakter luhur itu, menerapkan, dan mempraktikkan dalam
kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan
warga negara.
Pendidikan karakter dicirikan sebagai bantuan sosial sehingga
orang dapat mengisi kesempatan hidup siswa untuk hidup bersama orang
lain di dunia ini.17 Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mampu
mendorong seseorang dalam bertindak, bersikap, berperilaku serta
merespon sesuatu dan mengembangkannya yang kemudian dapat
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan memegang
peranan penting dalam membentuk kualitas negara.
Sistem pendidikan nasional seharusnya memastikan peningkatan
kualitas dan kecakapan manajemen pendidikan untuk menghadapi
kesulitan dunia yang terus-menerus berubah, dengan tujuan agar
perubahan reformasi pendidikan dapat dilakukan, diatur,
dikoordinasikan, dan layak. Arti penting dari sekolah dapat mendorong
jiwa dan pikiran manusia, tetapi juga lebih mengembangkan kualitas,
karakter, dan kualitas diri yang mendalam.

j. Tujuan Karakter Disiplin


Tujuan dari karakter disiplin adalah untuk mengembangkan sikap
dan sifat kepribadian yang menunjukkan kemampuan dan komitmen
untuk mengikuti aturan, ketertiban, dan tanggung jawab dalam berbagai
aspek kehidupan. Karakter disiplin dapat membantu individu di dalam
membangun dan mengendalikan diri, dan bukan membuat anak
mengikuti dan mematuhi perintah orang dewasa.18 Sejalan dengan
pendapat di atas, Goodman dan Gurian mengemukakan bahwa tujuan
17
Sulistya, Apsoh, Alina Nur Aliah, and Bela Sulaeka. "Analisis Implementasi Pendidikan
Karakter Pada Saat Pembelajaran Daring." (Seminar Nasional Ilmu Pendidikan dan Multi Disiplin.
Vol. 4. 2021), hlm 83
18
Fani. Analisis Perilaku Kedisiplinan Siswa Selama Pembelajaran Adaptasi Kebisaan
Baru Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 21 Pontianak. (Diss. IKIP PGRI Pontianak, 2023),
hlm 18
disiplin adalah untuk meletakkan dasardasar cara berperilaku sosial yang
benar yang dibentuk oleh masyarakat, dan untuk membantu membina
ketenangan anak sejak awal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan
disiplin adalah membangun pengendalian diri yang dapat digunakan
untuk keberlangsungan hidup seorang individu.
Karakter disiplin memiliki peran yang penting dalam mencapai
tujuan pembelajaran siswa di dalam kelas. Beberapa tujuan utama dari
karakter disiplin antara lain:19
1) Efisiensi dan Produktivitas
Dengan memiliki karakter disiplin, seseorang dapat menjadi lebih
efisien dan produktif dalam menjalankan tugas-tugas sehari-hari.
Siswa mampu mengatur waktu dengan baik, menghindari distraksi,
dan fokus pada hal-hal yang penting.
2) Mengatasi Tantangan
Karakter disiplin membantu seseorang untuk menghadapi tantangan
dan kesulitan dengan lebih baik. Siswa dapat mengendalikan diri
dalam menghadapi rintangan, mengambil langkah-langkah yang
diperlukan, dan tetap konsisten dalam menghadapi hambatan.
3) Kemandirian
Karakter disiplin memungkinkan seseorang untuk menjadi lebih
mandiri. Siswa mampu bekerja secara mandiri dan bertanggung
jawab atas tugas-tugas siswa tanpa perlu diawasi terus-menerus.
4) Pencapaian Tujuan
Tujuan dari karakter disiplin adalah mencapai tujuan pribadi,
pendidikan, atau karir yang telah ditetapkan. Dengan memiliki
disiplin, seseorang dapat bekerja lebih konsisten dan terarah menuju
pencapaian tujuan yang diinginkan.
5) Kualitas Kejujuran
Karakter disiplin juga mencerminkan kualitas kejujuran. Siswa
menerapkan etika dalam mematuhi aturan dengan jujur.

19
Ibid
6) Kualitas Hubungan Sosial
Karakter disiplin juga mempengaruhi kualitas hubungan sosial
seseorang. Siswa cenderung lebih dapat diandalkan, memiliki sikap
bertanggung jawab, dan dihormati oleh orang lain.
7) Kesuksesan Jangka Panjang
Karakter disiplin membantu dalam mencapai kesuksesan jangka
panjang. Siswa dapat membangun fondasi kuat untuk karir dan
kehidupan yang berkelanjutan dengan menghargai nilai-nilai seperti
kedisiplinan, tanggung jawab, dan konsistensi.
Tujuan karakter disiplin melibatkan pengembangan diri secara
holistik, memastikan bahwa individu dapat tumbuh dan berkembang
sebagai pribadi yang tangguh, kompeten, dan etis dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.

k. Karakter Disiplin Belajar


Seperti yang ditunjukkan oleh Faizal20, karakter disiplin dalam
pembelajaran adalah:
a) Datang ke sekolah dan pulang sekolah tepat waktu,
b) Mematuhi peraturan atau pedoman sekolah,
c) Mengerjakan setiap tugas yang diberikan,
d) Mengumpulkan tugas tepat waktu dan mematuhi pedoman bahasa
yang baik dan benar,
e) Memakai pakaian sesuai aturan, dan
f) Membawa perlengkapan belajar sesuai mata pelajaran.

Kemudian, karakter disiplin yang ditunjukkan oleh Patmawati21


adalah

a) Datang tepat waktu,


b) Mentaati prinsip atau tata tertib bersama/sekolah,

20
Chan, Faizal, et al. "Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin Pada Peserta Didik Di Sd
Negeri 187/1 Teratai." (PENDAS MAHAKAM: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah
Dasar 4.2, 2019), hlm 137-145.
21
Yulianingrum, op. cit., hlm 88.
c) Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai aturan waktu yang telah
ditentukan, dan
d) Menjaga pedoman bahasa yang baik dan benar.

Sementara itu, menurut Uddiin22, karakter disiplin diantaranya yaitu


sebagai berikut:

a) Berangkat sekolah tepat waktu,


b) memiliki pilihan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan sesuatu,
c) memanfaatkan benda-benda sesuai kemampuan siswa,
d) mengambil dan mengembalikan barang ke tempatnya,
e) berusaha mematuhi aturan yang disepakati,
f) berpegang teguh pada aturan, dan
g) memahami akibat jika tidak disiplin.

l. Upaya Menumbuhkan Karakter Disiplin


Menumbuhkan karakter disiplin pada siswa adalah hal yang
penting untuk membantu siswa mencapai prestasi akademik dan
mengembangkan kualitas diri yang baik. Berikut adalah beberapa upaya
yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan karakter disiplin pada siswa:23

1) Peran Model
Guru dan orang tua dapat menjadi contoh yang baik dalam
menunjukkan karakter disiplin. Melalui perilaku dan tindakan yang
konsisten, siswa akan terinspirasi untuk mengikuti jejak yang sama.
2) Membuat aturan dan Harapan yang Jelas
Tetapkan aturan dan harapan yang jelas dalam lingkungan sekolah
atau keluarga. Siswa perlu tahu apa yang diharapkan dari mereka dan
konsekuensi jika aturan tidak diikuti.
3) Membuat Jadwal Rutin

22
Simatupang, Halim. Strategi Belajar Mengajar Abad Ke‐21 . (Pustaka Media Guru,
2019), hlm 46.
23
Nasihatun, Siti, Op. Cit.,
Bantu siswa untuk membuat jadwal rutin harian atau mingguan.
Dengan adanya rutinitas, siswa akan lebih mudah mengatur waktu
mereka dengan efisien.
4) Batas Waktu dan Tanggung Jawab
Ajarkan siswa tentang pentingnya menghormati batas waktu dan
bertanggung jawab atas tugas-tugas mereka. Beri penghargaan atas
pencapaian dan usaha mereka yang baik.
5) Pengaturan Prioritas
Ajarkan siswa untuk mengenali prioritas dalam kehidupan mereka.
Mereka perlu memahami mana tugas yang harus diselesaikan terlebih
dahulu dan belajar mengutamakan waktu untuk hal-hal penting.
6) Mendorong Kemandirian
Berikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan tugas-tugas mandiri.
Mendorong kemandirian akan membantu mereka mengembangkan
karakter disiplin dalam menghadapi tanggung jawab.
7) Pembinaan dan Dukungan
Berikan pembinaan dan dukungan kepada siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengembangkan karakter disiplin. Bantu mereka
mengatasi hambatan dan tantangan yang mungkin mereka hadapi.
8) Penggunaan Penghargaan dan Pengakuan
Berikan penghargaan dan pengakuan kepada siswa yang menunjukkan
karakter disiplin. Penghargaan dapat menjadi dorongan positif bagi
siswa untuk terus mempertahankan perilaku yang baik.
9) Konsistensi dan Kesabaran
Ingatlah bahwa pembentukan karakter disiplin membutuhkan
waktu dan konsistensi dalam pendekatan. Bersabarlah dan berikan
kesempatan untuk siswa untuk terus belajar dan berkembang.

Dengan menggabungkan upaya di atas, siswa dapat


menginternalisasi karakter disiplin sebagai bagian dari diri mereka
sendiri. Penting untuk melibatkan semua pemangku kepentingan,
termasuk guru, orang tua, dan lingkungan sekolah, dalam mendukung
dan memfasilitasi proses pembentukan karakter disiplin ini.

m. Faktor Karakter Disiplin


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi atau membentuk karakter
disiplin seseorang meliputi:24

1) Pendidikan dan Lingkungan Keluarga


Pendidikan dan lingkungan keluarga memiliki peran besar dalam
membentuk karakter disiplin seseorang. Ketika seorang anak tumbuh
dalam lingkungan yang mendorong kedisiplinan, seperti rutinitas
harian yang teratur dan penghormatan terhadap aturan, mereka
cenderung mengembangkan karakter disiplin yang baik.
2) Teladan dan Pengaruh Orang Tua dan Guru
Teladan yang ditunjukkan oleh orang tua dan guru juga sangat
berpengaruh. Jika orang tua dan guru menunjukkan perilaku disiplin
dan komitmen terhadap aturan, siswa cenderung mengikuti contoh
tersebut.
3) Kemandirian
Kemampuan untuk mandiri dan mengatur diri sendiri dalam
menghadapi tanggung jawab dan tugas-tugas sehari-hari dapat
meningkatkan karakter disiplin seseorang.
4) Konsistensi
Konsistensi dalam mengikuti aturan, jadwal, dan komitmen
merupakan faktor penting dalam membentuk karakter disiplin.
Seseorang yang konsisten dalam perilakunya cenderung lebih
disiplin dalam menjalankan tugas-tugasnya.
5) Motivasi Internal
Motivasi internal untuk mencapai tujuan dan berkomitmen terhadap
tugas-tugas yang diemban dapat meningkatkan karakter disiplin.

24
Annisa, F. Planting of Discipline Character Education Values in Basic School
Students. (International Journal of Educational Dynamics, 1(1), 107-114., 2019) hlm 37
https://doi.org/10.24036/ijeds.v1i1.21
Seseorang yang memiliki motivasi kuat untuk mencapai kesuksesan
biasanya lebih disiplin dalam menghadapi tantangan dan rintangan.
6) Kesadaran dan Tanggung Jawab
Kesadaran diri dan rasa tanggung jawab terhadap tindakan dan
keputusan yang diambil juga berpengaruh terhadap karakter disiplin.
Seseorang yang sadar akan akibat dari tindakan mereka cenderung
lebih disiplin dalam mengontrol diri.
7) Pengalaman Hidup
Pengalaman hidup dan pembelajaran dari kesalahan juga dapat
membentuk karakter disiplin. Seseorang yang telah belajar dari
pengalaman buruk dan mampu mengatasi kesulitan cenderung lebih
disiplin dalam menghadapi tantangan di masa depan.
8) Kualitas Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah yang mendukung disiplin dan menekankan
pentingnya kedisiplinan juga dapat mempengaruhi karakter disiplin
seseorang.

Faktor-faktor di atas saling berinteraksi dan dapat membentuk


karakter disiplin seseorang secara holistik. Penting bagi individu untuk
mengakui peran faktor-faktor ini dalam membentuk karakter disiplin
mereka dan berusaha untuk mengembangkan kualitas diri yang lebih baik
melalui kedisiplinan yang berkelanjutan.

n. Kreatif Digital Siswa MI


a. Pengertian Kreatif Digital Siswa MI
Kreatif belajar seringkali dianggap sebagai sesuatu ketrampilan
yang didasarkan pada bakat alam, dimana hanya siswa yang berbakat saja
yang bisa menjadi kreatif. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar,
walaupun dalam kenyataannya terlihat bahwa orang tertentu memiliki
kemampuan untuk menciptakan ide baru dengan cepat dan beragam.
Sesungguhnya kemampuan berpikir kreatif pada dasarnya dimiliki semua
orang. Kreatif sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru, sebagai kemampuan untuk memberi gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk
melihat hubungan baru antara unsur yang sudah ada sebelumnya.25

Kreatif seseorang dapat dilihat dari tingkah laku atau kegiatannya


yang kreatif. Dalam kreatif, yang penting bukanlah penemuan sesuatu
yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa
produk kreatif merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak
harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada
umumnya.26

Menurut Gallagher27 mengatakan bahwa “Creativity is a mental


process by which an individual crates new ideas or products, or
recombines existing ideas and product, in fashion that is novel to him or
her” (kreatif merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu
berupa gagasan ataupun produk baru, atau mengkombinasikan antara
keduanya yang pada akhirnyakan melekat pada dirinya).

Supriadi dalam Rachmawati mengutarakan bahwa kreatif adalah


kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang tealah
ada. Kreatif merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir,
ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara
tahap perkembangan. Kreatif merupakan kemampuan untuk memberikan
gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.28
25
Miskawati, Miskawati. "Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Dalam Pembelajaran
Seni Tari Melalui Strategi Belajar Sambil Bermain di TK Islam Sa’adatul Khidmah Tahun
Pelajaran 2016/2017." Jurnal Ilmiah Dikdaya 9.1, 2019), hlm 45-54.
26
Indriyani, Lemi. "Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kognitif siswa." (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
FKIP. Vol. 2. No. 1. 2019), hlm 96.
27
Gallagher & Kirk. Educating Exceptional Chi1dren 5 th edition, Boston : Houghton
Mifflin Company. 1986
28
Kadir, Abdul. "Peningkatan Kreativitas Guru Dalam Mengajar Melalui Pelatihan Model
Assure Dengan Pendekatan Scientific Pada Mgmp Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Atas Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2017." (Akademika: Jurnal Keagamaan dan
Pendidikan 14.1, 2018), hlm 1-19.
Melalui proses kreatif yang berlangsung dalam benak orang atau
sekelompok orang, produk-produk kreatif tercipta. Kreatif adalah
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas
dalam berpikir setelah kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.
Kreatif sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hasil interaksi
dengan lingkungannya.

Lingkungán yang merupakan tempat individu berinteraksi itu dapat


mendukung berkembangnya kreatif, tetapi ada juga yang justru
menghambat berkembangnya kreatif individu. Kreatif yang ada pada
individu itu digunakan untuk menghadapi berbagai permasalahan yang
ada ketika berinteraksi dengan lingkungannya dan mencari berbagai
alternatif pemecahannya sehingga dapat tercapai penyesuaian diri secara
adekuat.

Kreatif sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan


gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud aktivitas imajinatif atau
sintesis yang mungkin melibatkan pembentukan pola-pola baru dan
kombinasi dan pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang
sudah ada pada situasi sekarang. Hasil tersebut berguna, bertujuan,
terarah, dan tidak hanya sekedar fantasi. Sumber awal dan perkembangan
kreatif itu disebabkan oleh faktor-faktor yang ada dalam lingkungan
keluarga.

Pada kegiatan belajar mengajar anak yang memiliki kreatif lebih


mampu menemukan masalah-masalah dan mampu memecahkannya pula.
Oleh karena itu, guru perlu memberi kesempatan yang seluas-luasnya
kepada peserta didik sehingga kreativias, bakat dan minatnya dapat
berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Proses belajar
kreatif digital sebagai keterlibatan dengan sesuatu yang berarti, rasa ingin
tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak lengkapan, kekacauan,
kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan dan sebagainya.
Digital adalah istilah yang merujuk pada teknologi atau proses
yang berhubungan dengan penggunaan data dalam bentuk elektronik atau
komputer. Istilah ini umumnya digunakan untuk menggambarkan dunia
teknologi informasi yang terus berkembang dan melibatkan penggunaan
komputer, internet, perangkat mobile, dan teknologi digital lainnya.

Sehingga, kreatif digital pada siswa adalah pengembangan


kemampuan dan keterampilan kreatif menggunakan teknologi digital.
Hal ini melibatkan pemanfaatan perangkat lunak, perangkat keras, dan
berbagai platform digital untuk menciptakan karya-karya kreatif yang
inovatif dan menarik. Kreatif digital pada siswa dapat mencakup
berbagai bidang, seperti seni digital, desain grafis, multimedia, animasi,
pengeditan video, dan banyak lagi.

b. Aspek Berpikir Dalam Kreatif Digital Siswa MI


Aspek berpikir kreatif digital menurut Munandar menyatakan
bahwa berpikir kreatif digital dapat diukur secara langsung melalui
beberapa indikator yang meliputi:29

1) Kelancaran, yaitu suatu kemampuan peserta didik dalam


mengemukakan beberapa pendapat dalam pembelajaran.
2) Keluwesan, yaitu suatu keterampilan berpikir yang berbeda dengan
kebanyakan orang, mencari alternatif jawaban secara variatif,
memberi pertimbangan yang berbeda terhadap situasi yang dihadapi,
dan mampu mengubah arah berpikir secara spontan.
3) Keaslian, yaitu ketrampilan peserta didik dalam melahirkan ideide
baru yang unik, membuat kombinasi yang tidak lazim untuk
menunjukan diri, mencari pendekatan baru untuk menyelesaikan
masalah dengan caranya sendiri.

29
Meilasari, Titi. Pengembangan Asesmen Biologi Berbasis Keterampilan Berpikir Kreatif
Pada Materi Animalia Kelas X DI SMA Negeri I Pangkalan Lampam Oki. (Diss. UIN RADEN
FATAH PALEMBANG, 2018) hlm 68.
4) Kerincian, yaitu peserta didik mampu mengembangkan suatu gagasan
yang diterimanya. Peserta didik yang memiliki ketrampilan
memperinci tidak cepat puas dengan pengetahuan yang sederhana.

Berdasarkan paparan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan


bahwa kemampuan berpikir kreatif digital merupakan kemampuan yang
sangat penting dan tergolong dalam kemampuan tingkat tinggi karena
didalamnya menerapkan aspek keterampilan kognitif, efektif, dan
metakognitif. Dengan arti lain bahwa berpikir kreatif peserta didik
mampu menghasilkan suatu konsep temuan yang unik, seni yang baru.
Maka dari sanalah kualitas pendidikan di indonesia akan meningkat.

Berpikir kreatif digital menunjukkan kemampuan seseorang untuk


menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya
baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, dan semuanya
relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Adapun aspek kemampuan dari berpikir kreatif digital yaitu dapat


ditinjau dari dua aspek yaitu aspek kognitif dan efektif.30

1) Aspek kognitif
Ciri-ciri kreatif yang berhubungan dengan kemampuan berpikir
kreatif atau divergen., yang ditandai dengan adanya beberapa
keterampilan tertentu, seperti: keterampilan berpikir lancar, berpikir
luwes/fleksibel, berpikir orisinal, keterampilan merinci, dan
keterampilan menilai. Makin kreatif seseorang, maka ciri-ciri ini
makin melekat pada dirinya.
2) Aspek afektif
Ciri-ciri kreatif yang lebih berkaitan dengan sikap dan perasaan
seseorang, yang ditandai dengan berbagai perasaan tertentu, seperti :

30
Mayora, Theri, Dini Palupi Putri, and Fevi Rahmadeni. Pengaruh Model Pembelajaran
Search Solve Create And Share (SSCS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa.
(Diss. Institut Agama Islam Negeri Curup, 2022), hlm 27.
rasa ingin tahu, bersifat imajinatif/fantasi, sifat berani mengambil
resiko, sifat menghargai, percaya diri, keterbukaan terhadap
pengalaman baru.

Berdasarkan paparan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan


bahwa kemampuan berpikir kreatif digital menunjukkan sikap imajinatif
seorang siswa dan cenderung berfikiran secara luas. Sehingga siswa
dengan kemampuan berpikir kreatif digital akan lebih percaya diri dan
menghargai dirinya sendiri.

Sedangkan menurut Guilford (dalam Yulianingrum31)


mengemukakan ciri-ciri dari kreatif antara lain:

1) Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk


menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang
secara cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah
kuantitas, dan bukan kualitas.
2) Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk
memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-
pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut
pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang
berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam
pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang
yang luwes dalam berpikir. Siswa dengan mudah dapat meninggalkan
cara berpikir lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang
baru.
3) Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan
gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu
objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
4) Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan
gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.

31
Yulianingrum, op. cit., hlm 97
Berdasarkan paparan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kemampuan berpikir kreatif digital ditunjukkan dari kemampuan
seseorang siswa dalam berfikir dan bertingkah laku. Seseorang yang
memiliki kreatif atau kemampuan berfikir divergensi yang tinggi tidak
banyak kesulitan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh
karena itu, kreatif yang didefinisikan para ahli selalu berkaitan dengan
kemampuan berfikir dan bertingkah laku.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti akan menggunakan


teori aspek digital Mayora32 yang menyampaikan bahwa aspek digital
dapat dilihat secara kognitif dan afektif. Sehingga penjelasan yang
disampaikan akan lebih luas. Sehingga kreatif digital siswa MI terdiri
dari 6 aspek yang meliputi kognitif, aspektif, kelancaran, keluwesan,
keaslian, dan kerincian

c. Fungsi Kreatif Digital


Fungsi kreatif digital mencakup berbagai peran penting dalam
dunia kontemporer. Beberapa fungsi kreatif digital yang signifikan
antara lain:

1) Ekspresi Kreatif: Fungsi utama kreatif digital adalah sebagai sarana


untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan emosi secara kreatif.
Melalui seni digital, desain grafis, animasi, dan konten kreatif
lainnya, individu dapat menyampaikan pesan dengan cara yang
inovatif dan menarik.
2) Hiburan dan Media: Kreatif digital berperan penting dalam industri
hiburan dan media. Film, video, musik, dan permainan video
menggunakan teknologi digital untuk menciptakan pengalaman
hiburan yang menarik dan menghibur bagi penonton.
3) Komunikasi dan Berbagi Informasi: Teknologi digital
memungkinkan komunikasi dan berbagi informasi secara global.
32
Mayora, Theri, Dini Palupi Putri, and Fevi Rahmadeni. Pengaruh Model Pembelajaran
Search Solve Create And Share (SSCS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa.
(Diss. Institut Agama Islam Negeri Curup, 2022), hlm 27.
Media sosial, blog, dan platform berbagi konten lainnya
memfasilitasi interaksi sosial dan pertukaran ide di seluruh dunia.
4) Pengembangan Bisnis: Kreatif digital memiliki peran dalam
pengembangan bisnis, termasuk branding, pemasaran, dan promosi.
Desain logo, kampanye iklan, dan strategi pemasaran digital adalah
contoh dari bagaimana kreatif digital digunakan untuk mendukung
kesuksesan bisnis.
5) Pendidikan dan Pembelajaran: Teknologi digital digunakan dalam
pendidikan untuk menciptakan materi pembelajaran yang interaktif
dan menarik. E-book, video pembelajaran, dan platform e-learning
adalah contoh dari penggunaan kreatif digital dalam pendidikan.
6) Inovasi dan Pengembangan Teknologi: Kreatif digital berperan
dalam mendorong inovasi dan pengembangan teknologi baru.
Pengembangan aplikasi, perangkat lunak, dan teknologi terkini
merupakan hasil dari kreatif dalam bidang digital.
7) Desain Produk dan User Experience (UX): Kreatif digital
digunakan dalam desain produk dan pengalaman pengguna (user
experience). Desain antarmuka, desain produk, dan pengujian
pengalaman pengguna dilakukan dalam konteks kreatif digital.
8) Pengarsipan dan Konservasi Budaya: Kreatif digital juga digunakan
dalam pengarsipan dan konservasi budaya. Digitalisasi karya seni,
arsip sejarah, dan benda-benda bersejarah memungkinkan kita untuk
melestarikan warisan budaya bagi generasi mendatang.

Kreatif digital telah mengubah cara kita berinteraksi,


berkomunikasi, belajar, dan mengakses informasi. Fungsi-fungsi ini
memiliki dampak yang luas dalam berbagai aspek kehidupan kita dan
terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital.33

33
Eric S Parilla, Marc Edward Abadilla. The Mediating Effects of Self-Concept in the
Relationship of Brand Image and Purchasing Buying Behavior. (International Journal of
Marketing and Digital Creative Vol. 1 No. 1. DOI: 10.31098/ijmadic.v1i1.1274, 2023) hlm 28
d. Penerapan Kreatif Digital Dalam Belajar
Penerapan kreatif digital dalam belajar telah membawa banyak
perubahan positif dalam dunia pendidikan.34 Beberapa contoh
penerapan kreatif digital dalam belajar termasuk:

1) Pembelajaran Interaktif: Penggunaan media interaktif seperti video,


simulasi, dan permainan edukatif memungkinkan siswa untuk
belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan menarik. Ini
dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan mempermudah
pemahaman materi pelajaran.
2) Platform E-Learning: Penggunaan platform e-learning
memungkinkan siswa untuk belajar secara online dari mana saja dan
kapan saja. Materi pembelajaran, tugas, dan ujian dapat diakses
melalui platform ini, memberikan fleksibilitas bagi siswa dalam
mengatur waktu belajar mereka.
3) E-book dan Materi Digital: Penggunaan e-book dan materi digital
memungkinkan siswa untuk mengakses sumber belajar dengan
mudah melalui perangkat digital mereka. Ini mengurangi
ketergantungan pada buku cetak dan memudahkan akses ke
informasi.
4) Konten Multimedia: Penggunaan konten multimedia seperti
presentasi, animasi, dan gambar dapat membantu menjelaskan
konsep-konsep yang kompleks dengan cara yang lebih visual dan
memudahkan pemahaman siswa.
5) Kolaborasi dan Komunikasi: Teknologi digital memungkinkan
siswa untuk berkolaborasi dan berkomunikasi secara online. Mereka
dapat bekerja sama dalam proyek, berdiskusi dengan teman sekelas,
dan berbagi ide melalui platform kolaboratif.
6) Assessment Berbasis Teknologi: Penggunaan teknologi digital
memungkinkan pembuatan dan pengelolaan ujian dan penilaian

34
Ibid
secara online. Hal ini membantu menghemat waktu dan upaya
dalam proses penilaian.
7) Simulasi dan Virtual Reality: Simulasi dan teknologi realitas virtual
(VR) dapat digunakan dalam pembelajaran untuk memberikan
pengalaman yang lebih nyata dan mendalam dalam konteks
pembelajaran tertentu.
8) Proyek Kreatif Digital: Memungkinkan siswa untuk mengerjakan
proyek kreatif menggunakan alat-alat dan teknologi digital, seperti
pembuatan video presentasi, desain grafis, atau animasi.

Penerapan kreatif digital dalam belajar memberikan berbagai


manfaat, termasuk peningkatan motivasi dan keterlibatan siswa,
aksesibilitas yang lebih baik terhadap sumber belajar, serta
meningkatkan kreatif dan kemampuan teknologi siswa. Penting bagi
institusi pendidikan untuk mengintegrasikan kreatif digital dalam
kurikulum dan pembelajaran guna meningkatkan pengalaman belajar
siswa.

e. Faktor Kreatif Digital Siswa MI


Faktor-faktor yang mempengaruhi kreatif digital siswa di
Madrasah Ibtidaiyah (MI) meliputi:35

1) Akses Terhadap Teknologi: Faktor utama adalah ketersediaan dan


akses siswa terhadap teknologi digital, seperti komputer, tablet, atau
smartphone, serta koneksi internet yang stabil. Semakin baik akses
teknologi, semakin besar kesempatan siswa untuk mengembangkan
kreatifitas mereka secara digital.
2) Pendidikan dan Pelatihan: Kesiapan siswa dalam mengaplikasikan
kreatif digital dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan
pelatihan yang diberikan oleh guru dan sekolah. Guru yang mampu
memberikan panduan dan keterampilan dalam menggunakan

35
Latip, A. E. Pembangunan Karakter Peserta Didik pada Jenjang Pendidikan Dasar. (FITK
Press, 2017)
teknologi digital secara kreatif akan memfasilitasi perkembangan
kreatif digital siswa.
3) Dukungan Orang Tua dan Keluarga: Dukungan dari orang tua dan
keluarga juga penting dalam mempengaruhi kreatif digital siswa.
Jika siswa didukung dan diberi kesempatan untuk eksplorasi kreatif
digital di rumah, mereka cenderung lebih aktif dalam
mengembangkan kemampuan tersebut.
4) Kreatif dan Minat: Faktor internal, seperti tingkat kreatif dan minat
siswa dalam penggunaan teknologi digital, juga memainkan peran
penting. Siswa yang memiliki minat dan rasa penasaran tinggi
terhadap kreatif digital cenderung lebih aktif dalam belajar dan
mengembangkan kemampuannya.
5) Konteks Pembelajaran: Faktor-faktor dalam lingkungan
pembelajaran di MI, seperti kurikulum yang mendukung kreatif
digital, fasilitas teknologi yang memadai di sekolah, dan dukungan
dari sekolah dalam mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran, akan mempengaruhi tingkat kreatif digital siswa.
6) Budaya Sekolah: Budaya sekolah yang mendorong kreatif dan
inovasi juga akan berpengaruh terhadap kreatif digital siswa. Jika
sekolah mempromosikan lingkungan yang inklusif dan mendukung
eksplorasi kreatif digital, siswa akan merasa lebih terdorong untuk
berpartisipasi.
7) Tantangan Teknis: Tantangan teknis, seperti masalah koneksi
internet yang tidak stabil atau kurangnya akses perangkat yang
memadai di sekolah atau rumah, dapat menjadi hambatan bagi
pengembangan kreatif digital siswa.
8) Keterampilan Teknis: Tingkat keterampilan teknis siswa juga
mempengaruhi sejauh mana mereka dapat mengaplikasikan kreatif
digital. Siswa yang telah memiliki keterampilan dasar dalam
penggunaan perangkat dan perangkat lunak digital akan lebih
mudah mengatasi tantangan dalam pengembangan kreatif digital.
Penting bagi madrasah untuk memperhatikan dan mendukung
faktor-faktor tersebut dalam memfasilitasi kreatif digital siswa MI.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, madrasah dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi
pengembangan kreatif digital siswa dan mendukung kemajuan mereka
dalam dunia digital yang terus berkembang.

B. Kerangka Berpikir

1. Siswa kurang kreatif memanfaatkan perangkat digital


2. Siswa saat ini kurang memanfaatkan perangkat digital untuk menjadi
sumber belajar
3. Siswa kurang berkarakter disiplin dalam pembelajaran
4. Sekolah kurang menggunakan akses digital untuk belajar
5. Siswa kuurang mendapatkan kontrol dari guru dalam mengakses
perangkat digital
6. Siswa malas belajar dengan buku cetak karena sulit untuk mencari
informasi.

Karakter Disiplin Siswa MI Aspek Kreatif Digital


Siswa MI
a) Berangkat sekolah tepat waktu,
b) memiliki pilihan untuk mengukur waktu 1. Kognitif,
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 2. Afektif,
sesuatu, 3. Kelancaran,
c) memanfaatkan benda-benda sesuai 4. Keluwesan,
kemampuan mereka, 5. Keaslian, dan
d) mengambil dan mengembalikan barang ke 6. Kerincian
tempatnya,
e) berusaha mematuhi aturan yang disepakati,
Siswa Berkarakter Disiplin Dalam Belajar Dan Berkarakter
Kreatif Digital

C. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian mengenai analisis karakter disiplin dan kreatif pada Siswa MI
Mazro'atul Ulum di tengah era digitalisasi telah pernah dilakukan sebelumnya.
Berikut ini merupakan hasil penelitian serupa yang telah dilakukan
sebelumnya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dini Palupi Putri36 dengan judul “Analisis
Pendidikan Karakter Disiplin pada Pembelajaran Daring Siswa Kelas IV MI
Miftahus Shibyan Kabupaten Jepara”. Hasil penelitian ini menjelaskan
bahwa Hasil analisis dari implementasi pendidikan karakter disiplin oleh
siswa kelas IV menunjukkan hasil yang baik yang mengacu pada 3 aspek
yaitu aspek kepatuhan proses belajar mengajar, aspek kepatuhan tata tertib,
dan aspek ketaatan pada jam belajar. Hal tersebut berdasarkan hasil
kuesioner 19 orang tua siswa diperoleh hasil 84,7%, hasil observasi oleh
peneliti 68,4%, dan hasil wawancara dengan guru kelas yang menyatakan
kedisiplinan siswa hanya cukup diperbaiki dengan meningkatkan semangat
belajar. Sikap tidak disiplin yang diperlihatkan beberapa siswa dikarenakan
rasa malas dan keterbatasan media pembelajaran yang digunakan.
Perbedaan penelitian ini dengan penulis yaitu, penelitian ini berfokus pada

36
Suyitno. Analisis Pendidikan Karakter Disiplin pada Pembelajaran Daring Siswa Kelas
IV MI Miftahus Shibyan Kabupaten Jepara. (DIKDAS MATAPPA Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar.
analisis pendidikan karakter disiplin pada pembelajaran daring, sedangkan
penulis berfokus pada karakter disiplin dan kreatif di era digital.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dini Palupi Putri37 dengan judul
“Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar di Era Digital”. Hasil
penelitian ini menjelaskan bahwa Perkembangan sosial anak usia sekolah
dasar sudah bertambah, dari yang awalnya hanya bersosial dengan keluaga
di rumah, kemudian berangsur-angsur mengenal orang-orang disekitarnya.
Anak pada usia ini juga telah mengenal gaya hidup digital, baik itu dari
rumah, teman-teman, sekolah dan lingkungan sekitar. Era digital tidak
hanya punya dampak positif, tapi juga berdampak negatif, disinilah peran
kita sebagai orang tua, pendidik dan masyarakat dewasa membimbing dan
mengawasi anak untuk menjalaninya dengan baik, tepat, dan bermanfaat
positif bagi anak itu sendiri. Perbedaan penelitian ini dengan penulis yaitu,
penelitian ini berfokus pada sikap untuk membentuk karakter anak di era
digital, sedangkan penulis berfokus pada karakter disiplin dan kreatif di era
digital.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Martinus Bana, Reza Syehma Bahtiar, dan
Endang Nuryasana38 dengan judul “Media Dongeng Berbasis Audio Visual
Dalam Peningkatan Karakter Disiplin Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Hasil
penelitian ini menjelaskan bahwa media dongeng berbasis audio visual
dalam peningkatan karakter disiplin siswa kelas IV sekolah dasar bahwa
terdapat peran yang signitifkan, penggunaan media dongeng berbasis audio
visual ini sangat efektif dalam peningkatan karakter disiplin siswa kelas IV
sekolah dasar. Perbedaan penelitian ini dengan penulis yaitu, penelitian ini
menggunakan media dongeng untuk meningkatkan karakter disiplin,
sedangkan penulis hanya berfokus untuk menganalisis karakter disiplin dan
kreatif.

5(1), 2022) hlm 28


37
Putri, D. P. Pendidikan karakter pada anak sekolah dasar di era digital. (AR-RIAYAH:
Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 2018) hlm 37-50.
38
Bana, M., Bahtiar, R. S., & Nuryasana, E. Media Dongeng Berbasis Audio Visual Dalam
Peningkatan Karakter Disiplin Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. (Jurnal Inovasi Penelitian, 3(9),
2023), 7515-7524.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Fadillah Annisa39 dengan judul “Planting Of
Discipline Character Education Values In Basic School Students”. Hasil
penelitian ini menjelaskan bahwa karakter disipilin dapat terjadi karena
adanya kebijakan (1) membuat program pendidikan karakter, (2)
menetapkan tata tertib sekolah dan tata tertib kelas, (3) melaksanakan sholat
Dhuha dan sholat Dhuhur berjamaah, (4) membuat posko afektif di setiap
kelas, (5) memantau perilaku disiplin siswa di rumah melalui buku catatan
harian, (6) melibatkan orang tua, (7) melibatkan komite sekolah. Perbedaan
penelitian ini dengan penulis yaitu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kebijakan yang dapat membentuk karakter disiplin. Sedangkan
penulis berfokus pada karakter disiplin dan kreatif digital pada siswa MI.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Asrial40 dengan judul “Digital E-Assessment
Technology in Assessing Students’ Tolerance Character”. Hasil penelitian
ini menjelaskan bahwa sistem penilaian karakter berbasis digital akan
mendukung penilaian karakter siswa dalam proses pembelajaran. Penilaian
karakter toleransi siswa berada pada kategori baik, dan terdapat perbedaan
karakter toleransi siswa pada 3 sekolah tersebut. Selain itu, pengembangan
asesmen berbasis web berada pada kategori baik sehingga produk dapat
digunakan untuk menilai karakter toleransi siswa. Perbedaan penelitian ini
dengan penulis yaitu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakter
toleransi pada siswa sekolah dasar dan mengetahui kelayakan produk.
Sedangkan penulis berfokus pada karakter disiplin dan kreatif digital pada
siswa MI.

39
Annisa, F. Planting of Discipline Character Education Values in Basic School
Students. International Journal of Educational Dynamics, 1(1), 107-114. 2019.
https://doi.org/10.24036/ijeds.v1i1.21.
40
Asrial, Syahrial, Dwi Agus Kurniawan, Husni Sabil, Rahmat Perdana, Rizka Octavia
Sandra, & Iqbal, M. Digital E-Assessment Technology in Assessing Students’ Tolerance
Character. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 6(4), 558–567.2022
https://doi.org/10.23887/jisd.v6i4.47302
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di MI Mazro'atul Ulum, yang beralamat di
Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.4, RT.001/RW.008, Paninggilan, Kec.
Ciledug, Kota Tangerang. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus
2023.

B. Metode dan Desain Penelitian


Jenis dan desain penelitian dalam penelitian ini penulis menggunakan
desain pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif dapat diartikan sebagai
suatu cara untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan mengambarkan
suatu keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Pendekatan deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk menggambarkan masalah yang terjadi pada masa sekarang atau yang
sedang berlangsung, bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang terjadi
sebagaimana mestinya pada saat penelitian dilakukan.41
Alasan penyusun memilih metode ini adalah karena metode ini berguna
untuk mendapatkan data yang nyata terjadi dilapangan pada saat melakukan
41
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung : Alfabeta, CV,
2018) hlm 218
penelitian sehingga setelah mendapatkan data kemudian dianalisis. Selain itu
juga penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian ini karena dipandang
sangat tepat sehingga penulis dapat mendeskripsikan berbagai sumber data dan
informasi baik itu dari berbagai pendapat ahli dan berdasarkan observasi hasil
wawancara yang dapat dijadikan sebagai suatu data yang dapat membantu
dalam penelitian ini. Dalam penelitian desriptif juga tidak hanya terbatas pada
pengumpulan data atau informasi dari berbagai sumber saja akan tetapi data
yang didapatkan juga dapat dianalisis dengan demikian pembahasan masalah
dan analisis data akan menjadi mudah untuk dipahami.
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan kegunaan tertentu. Metode penelitian ini adalan metode
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan ilmiah yang
mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara
benar, di bentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan analisis data
yang revelan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.42
Penelitian kualitatif juga dapat disebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, atau di sebut juga
sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif,
karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.43
Tujuan penelitian kualitatif deskripstif dalam penelitian kali ini adalah
untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mendeskripsikan karakter disiplin
dan kreatif pada Siswa MI Mazro'atul Ulum Di Tengah Era Digitalisasi. Alasan
penulis memilih untuk menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu untuk
mengeksplorasi fenomena dalam rangka memahami praktik dan perilaku dalam
situasi sosial nyata yang ada di lapangan.
Menurut Sugiyono44 metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan
42
Ibid
43
Ibid
44
Ibid, hlm 221
yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi 45 metode
penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada
ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Berdasarkan
pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu
cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
C. Subjek Penelitian
Arikunto46 subjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai
informasinya sesuai dengan masalah penelitian. Adapun yang dimaksud
sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Untuk
mendapat data yang tepat maka perlu ditentukan informan yang memiliki
kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data (purposive).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa subjek penelitian
menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian, hal ini berhubungan dengan
judul penelitian dan data yang diperlukan. Subjek penelitian ini adalah :
1. Guru MI Mazro'atul Ulum yang berjumlah satu orang.
2. Siswa MI Mazro'atul Ulum yang berjumlah lima orang
D. Teknik Pengumpulan Data
Data kualitatif sepenuhnya digunakan dalam penelitian ini. Dalam
penelitian ini, peneliti menerapkan beberapa teknik untuk mengumpulkan data.
Teknik pengumpulan data sangat penting dalam melakukan penelitian karena
penelitian kualitatif membutuhkan data sebagai sumber utama untuk
mengetahui hasil penelitian. Peneliti menggunakan beberapa instrumen seperti
pertanyaan wawancara, lembar observasi, dan dokumen untuk memperoleh
data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
o. 1. Observasi
Observasi merupakan aktivitas pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis atas fenomena yang diselidiki. Dalam arti luas, observasi
sebenarnya merupakan pengamatan yang dilakukan baik secara langsung
45
Darmadi, Hamid. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. (Bandung : Alfabeta, 2013)
hlm 76
46
Arikunto, S. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2018) hlm 83 
atau tidak langsung. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi
non partisipan, yaitu observasi yang tidak turut ambil bagian melibatkan
peneliti secara langsung dalam kegiatan pengamatan dilapangan.
Observasi non partisipan mencerminkan bahwa orang yang
mengadakan observasi tidak turun ambil bagian dalam kehidupan orang atau
sekelompok orang yang akan diobservasi.47 Adapun hasil dari observasi non
partisipan ini berupa catatan lapangan. Adapun hal-hal yang peneliti
obsevasi mengenai karakter disiplin dan kreatif Di Tengah Era Digitalisasi
akan dilakukan pada siswa MI Mazro'atul Ulum.
p. 2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan
itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang membrikan
jawaban atas pertanyaan itu.48 Wawancara dirancang sebagai suatu proses
tanya jawab antara dua orang atau lebih dengan berhadapan-berhadapan
secara fisik, antara satu dengan yang lainnya dan masing-masing dapat
mendengarkan secara langsung pembicaraan dengan menggunakan alat
bantu seperti perekam, atau alat-alat tulis (Sugiyono, 2018).

Dengan demikian metode wawancara adalah proses pencarian data


yang dilakukan dengan berhadapan langsung dengan orang yang akan
diminta keterangan tentang suatu permasalahan. Sedangkan interview yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin,
yakni “menginterview dengan menggunakan krangka pertanyaan-pertayaan
untuk disajikan, tetapi bagaimana cara pertayaan-pertayaan itu diajukan dan
di interview sama sekali diarahkan kepada kebijaksanaan interview.49

47
Ibid
48
 Moleong, L. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja. Rosda Karya
Bandung, 2018) hlm 247
49
Sugiyono, op cit, hlm 219
Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan guru dan
Siswa MI Mazro'atul Ulum untuk mengetahui karakter disiplin dan kreatif
pada Siswa MI Mazro'atul Ulum Di Tengah Era Digitalisasi.
q. 3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal atau variabel
yang berupa catatan transkip, buku, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger
dan lain-lain50. Menurut Amri Darwis51, dokumentasi merupakan suatu cara
atau teknik yang di lakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis
sejumlah dokumen yang terkait dengan masalah penelitian.
Dokumen yang dimaksud pada penelitian ini dapat berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang yang berkaitan
dengan penelitian. dokumen yang diperoleh pada penelitian ini yaitu:
a. Catatan-catatan maupun foto kegiatan analisis karakter disiplin dan
kreatif pada Siswa MI Mazro'atul Ulum Di Tengah Era Digitalisasi,
b. Dokumentasi atas produk hasil kegiatan analisis karakter disiplin dan
kreatif pada Siswa MI Mazro'atul Ulum Di Tengah Era Digitalisasi.
E. Teknik Analisis Data
Data yang telah didapat dan dikumpulkan akan dianalisis menggunakan
metode deskriptif, yaitu metode penelitian dengan cara mengumpulkan data,
disusun agar dapat dianalisis berdasarkan teori-teori yang relevan yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas untuk dapat disajikan dalam bentuk
hasil penelitian.
Analisis data adalah langkah selanjutnya dari kegiatan penelitian setelah
penulis melsakukan data yang didapat. Dalam penelitian ini, data dianalisis
dengan menggunakan analisis isi. Dalam menganalisis data, peneliti
menggunakan analisis matriks dari Miles dan Huberman yang menjelaskan
analisis sebagai terdiri dari tiga arus aktivitas yang bersamaan: Reduksi Data,
Tampilan Data, dan Kesimpulan, Menggambar dan Memverifikasi

50
Ibid
51
Amri Darwis, Metode Penelitian Pendidikan Islam Pengembangan Ilmu. Berparadigma
Islami, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2014), hlm. 40
Gambar 3. 1 Analisis Matriks Dari Miles Dan Huberman
Sumber: (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2018:247-252).
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Pengumpulan data (Data Collection)
Teknis analisis data yang digunakan peneliti ialah dengan mengumpulkan
data terlebih dahulu di lokasi penelitian dengan melakukan observasi,
wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan
data yang dipandang tempat untuk menentukan fokus serta pendalaman
data pada proses pengumpulan data berikutnya. Adapun data tersebut
mencari informasi yang berkaitan tentang karakter disiplin dan kreatif
pada Siswa MI Mazro'atul Ulum Di Tengah Era Digitalisasi.
2. Reduction Data
Reduksi Data mengacu pada proses memilih, menyederhanakan,
mengabstraksi, dan mengubah data yang muncul dalam catatan lapangan
tertulis atau transkripsi. Reduksi data sering pilihan paksa tentang aspek
mana dari data yang dikumpulkan harus ditekankan, diminimalkan, atau
disisihkan sepenuhnya untuk kepentingan penelitian.
3. Display Data
Display Data adalah kumpulan informasi yang terorganisir dan
terkompresi yang memungkinkan kesimpulan menggambar dan tindakan.
Melihat tampilan membantu kita memahami apa yang sedang terjadi dan
apa yang harus dilakukan sesuatu, baik menganalisis lebih lanjut atau
mengambil tindakan, berdasarkan pemahaman.
4. Conclusion Drawing and Verification
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari awal
pengumpulan data, kualitatif, keteraturan, pola, penjelasan, kemungkinan
konfigurasi, arus kasual, dan preposisi. Verifikasi mungkin sesingkat
pemikiran kedua yang sekilas melintas pikiran pengidentifikasi selama
menulis. Digunakan untuk menggambarkan semua data yang akan
dikumpulkan untuk dituliskan kesimpulan, yang mudah dipahami oleh
peneliti lain.
F. Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid jika
tidak ada perbedaan antara apa yang peneliti laporkan dengan kenyataan terjadi
pada objek Tapi, perlu diketahui bahwa kebenaran data realitas menurut
penelitian kualitatif tidak tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi
manusia yang terbentuk dalam diri seseorang sebagai proses mentalitas
individu dengan berbagai latar belakang. Untuk mengukur keabsahan data yang
digunakan selama di lapangan, peneliti melakukan uji kredibilitas yaitu
triangulasi.
Tujuan triangulasi adalah untuk meningkatkan kredibilitas dan validitas
temuan. Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan triangulasi data, yaitu
untuk meguji kredibilitas data dengan teknik yang berbeda. Misalnya data
diperoleh dari wawancara, lalu di cek dengan observasi, dokumentasi, atau
kuesioner.52 Pada penerapannya triangulasi data akan dilakukan dengan cara
membandingkan antara data hasil wawancara dengan data hasil dokumentasi
dan observasi partisipan, melalui program yang dilaksanakannya, dan hasil
yang didapat sesuai dengan data wawancara.

52
Sugiyono, Op Cit
DAFTAR PUSTAKA
Akmaluddin, Akmaluddin, and Boy Haqqi. "Kedisiplinan belajar siswa di
sekolah dasar (sd) negeri cot keu eung kabupaten aceh besar (studi
kasus)." Journal Of Education Science 5.2 (2019): 1-12.
Alfath, Khairuddin. "Pendidikan Karakter Disiplin Santri Di Pondok Pesantren
Al-Fatah Temboro." AL-MANAR: Jurnal Komunikasi dan Pendidikan
Islam 9.1 (2020): 125-164.
Alia, Tesa, and Irwansyah Irwansyah. "Pendampingan orang tua pada anak usia
dini dalam penggunaan teknologi digital [parent mentoring of young
children in the use of digital technology]." Polyglot: Jurnal Ilmiah 14.1
(2018): 65-78.
Annisa, F. (2019). Planting of Discipline Character Education Values in Basic
School Students. International Journal of Educational Dynamics, 1(1),
107-114. https://doi.org/10.24036/ijeds.v1i1.21
Annisa, Miftah Nurul, Ade Wiliah, and Nia Rahmawati. "Pentingnya
pendidikan karakter pada anak sekolah dasar di zaman serba
digital." BINTANG 2.1 (2020): 35-48.
Arikunto, S. (2018). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 
Asrial, Syahrial, Dwi Agus Kurniawan, Husni Sabil, Rahmat Perdana, Rizka
Octavia Sandra, & Iqbal, M. (2022). Digital E-Assessment Technology in
Assessing Students’ Tolerance Character. International Journal of
Marketing and Digital Creative Vol. 1 No. 1.
DOI: 10.31098/ijmadic.v1i1.1274
Bana, M., Bahtiar, R. S., & Nuryasana, E. (2023). Media Dongeng Berbasis
Audio Visual Dalam Peningkatan Karakter Disiplin Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(9), 7515-7524
Chan, Faizal, et al. "Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin Pada Peserta
Didik Di Sd Negeri 187/1 Teratai." PENDAS MAHAKAM: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar 4.2 (2019): 137-145
Darmadi, Hamid. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung :
Alfabeta.
Efendi, Rinja, and Asih Ria Ningsih. Pendidikan Karakter di Sekolah. Penerbit
Qiara Media, 2022.
Eric S Parilla, Marc Edward Abadilla (2023). The Mediating Effects of Self-
Concept in the Relationship of Brand Image and Purchasing Buying
Behavior. International Journal of Marketing and Digital Creative Vol. 1
No. 1. DOI: 10.31098/ijmadic.v1i1.1274
Fani. Analisis Perilaku Kedisiplinan Siswa Selama Pembelajaran Adaptasi
Kebisaan Baru Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 21 Pontianak.
Diss. IKIP PGRI Pontianak, 2023.
Gallagher & Kirk. Educating Exceptional Chi1dren 5 th edition, Boston :
Houghton Mifflin Company. 1986
Indriyani, Lemi. "Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kognitif siswa." Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan FKIP. Vol. 2. No. 1. 2019.
Kadir, Abdul. "Peningkatan Kreatif Guru Dalam Mengajar Melalui Pelatihan
Model Assure Dengan Pendekatan Scientific Pada Mgmp Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Kabupaten Indragiri Hulu
Tahun 2017." Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan 14.1
(2018): 1-19.
Latip, A. E. (2017). Pembangunan Karakter Peserta Didik pada Jenjang
Pendidikan Dasar. FITK Press.
Mayora, Theri, Dini Palupi Putri, and Fevi Rahmadeni. Pengaruh Model
Pembelajaran Search Solve Create And Share (SSCS) Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa. Diss. Institut Agama
Islam Negeri Curup, 2022.
Meilasari, Titi. Pengembangan Asesmen Biologi Berbasis Keterampilan
Berpikir Kreatif Pada Materi Animalia Kelas X DI SMA Negeri I
Pangkalan Lampam Oki. Diss. UIN RADEN FATAH PALEMBANG,
2018.
Miskawati, Miskawati. "Upaya Meningkatkan Kreatif Anak Dalam
Pembelajaran Seni Tari Melalui Strategi Belajar Sambil Bermain di TK
Islam Sa’adatul Khidmah Tahun Pelajaran 2016/2017." Jurnal Ilmiah
Dikdaya 9.1 (2019): 45-54.
 Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : PT
Remaja. Rosda Karya Bandung
Munfa’ati, Kusnul. "Peran Keteladanan Guru Madrasah Ibtidaiyah Dalam
Membentuk Karakter Peserta Didik." Journal Of Islamic Elementary
School (JIES) 3.2 (2018): 22-26.
Nasihatun, Siti. "Pendidikan karakter dalam perspektif islam dan strategi
implementasinya." Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan
Keagamaan 7.2 (2019): 321-336.
Putri, D. P. (2018). Pendidikan karakter pada anak sekolah dasar di era
digital. AR-RIAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 37-50.
Rohman, Fatkhur. "Peran Pendidik dalam Pembinaan Disiplin Siswa di
Sekolah/Madrasah." Ihya Al-Arabiyah: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Arab 4.1 (2018).
Simatupang, Halim. Strategi Belajar Mengajar Abad Ke‐21. Pustaka Media
Guru, 2019
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta, CV.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig, dan R&D, penerbit.
Alfabeta,Bandung. 2018.
Sulistya, Apsoh, Alina Nur Aliah, and Bela Sulaeka. "Analisis Implementasi
Pendidikan Karakter Pada Saat Pembelajaran Daring." Seminar Nasional
Ilmu Pendidikan dan Multi Disiplin. Vol. 4. 2021.
Suprayitno, Adi, and Wahid Wahyudi. Pendidikan karakter di era milenial.
Deepublish, 2020.
Suyitno. (2022). Analisis Pendidikan Karakter Disiplin pada Pembelajaran
Daring Siswa Kelas IV MI Miftahus Shibyan Kabupaten Jepara.
DIKDAS MATAPPA Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar. 5(1).
DOI:10.31100/dikdas.v5i1.1490
Taufik, Muhammad. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk
Karakter Siswa Pada Era Digital Di SMAN 5 Jember. Diss. UIN KH
Achmad Siddiq Jember, 2022.
Wijaya, Dharma. "Nilai pendidikan karakter dalam Film Hayya." Seminar
Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra. 2019.
Yulianingrum, Titrin. Analisis Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa
Pada Pembelajaran Tatap Muka Pasca Pandemi Di Sd Negeri Girirejo.
Diss. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang, 2022.
LAMPIRAN
PERTANYAAN PENELITIAN
Variabel Aspek Indikator Teknik Butir Soal
Pengumpulan Data
KARAKTER Tepat waktu 1. Berangkat sekolah tepat waktu Wawancara, 1,2
DISIPLIN 2. Dapat mengukur waktu yang dibutuhkan Observasi, dan
untuk menyelesaikan tugas Dokumentasi
Taat 3. Berusaha mematuhi aturan yang 3.4
disepakati
4. Berpegang teguh pada aturan, dan
memahami akibat jika tidak disiplin
Tanggung Jawab 5. Mengambil dan mengembalikan barang 5
ke tempatnya
KREATIF Kognitif 1. Siswa mudah mengingat pelajaran 6,7,8,9,10,11
DIGITAL 2. Siswa cepat memahami pelajatan
3. Siswa mampu menerapkan ilmu yang di
dapatkan
4. Siswa dapat menganalisis permasalahan
di sekitarnya
5. Siswa mampu mengevaluasi, dan
6. Siswa dapat menciptakan sesuatu
Afektif 7. Siswa dapat mengusulkan sesuatu 12,13,14
8. Siswa mampu memperagakan sesuatu
9. Siswa mampu memodifikasikasi sesuatu
Kelancaran 10. Siswa mengungkapkan suatu ide yang 15,16
dituangkan secara lancar 
11. Siswa memiliki banyak jawaban dalam
menyelesaikan suatu masalah
Keluwesan 12. Siswa mengutarakan jawaban yang 17
bervariasi dan pemecahan masalah
Keaslian 13. Siswa mengutarakan jawaban yang asli 18
dan jarang diberikan kebanyakaan orang
Kerincian 14. Siswa mampu mengembangkan, 19,20,21
menguraikan, maupun merinci suatu ide
yang nantinya akan terlihat menarik.
15. Siswa mampu memperluas suatu
gagasan.
16. Siswa mampuan merinci detail-detail
tertentu.
Pertanyaan Wawancara Untuk Guru
1. Apa faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan karakter disiplin dan
kreatif digital siswa?
2. Bagaimana hubungan antara tingkat kreatif dan tingkat disiplin siswa dalam
konteks pendidikan?
3. Bagaimana peran lingkungan sosial dalam membentuk karakter disiplin pada
anak-anak?
4. Bagaimana karakter disiplin berhubungan dengan pencapaian akademik dan
prestasi kerja?
5. Apakah tingkat disiplin siswa berpengaruh terhadap kreatif mereka dalam
menyelesaikan tugas-tugas kreatif?
6. Apa peran guru dalam mendukung pengembangan kreatif siswa tanpa
mengabaikan aturan dan tata tertib di kelas?
7. Adakah strategi khusus untuk meningkatkan karakter disiplin siswa di era
digital ini?
8. Bagaimana pola pengelolaan waktu dan rutinitas harian siswa berdampak
pada ekspresi kreatif mereka?
9. Bagaimana penerapan metode pembelajaran inovatif dapat membantu
meningkatkan kreatif dan disiplin siswa secara bersamaan?
10. Bagaimana kebijakan sekolah dalam hal disiplin dan penghargaan terhadap
kreatif berdampak pada motivasi siswa?
11. Apakah ada perbedaan dalam tingkat kreatif dan disiplin antara siswa yang
berbeda berdasarkan jenis kelamin atau usia?
12. Bagaimana dampak penggunaan teknologi dalam pembelajaran terhadap
kreatif dan disiplin siswa?
13. Bagaimana program ekstrakurikuler atau kegiatan di luar kelas dapat
membantu meningkatkan kreatif dan disiplin siswa?
14. Bagaimana peran orangtua dalam membentuk karakter disiplin pada anak-
anak mereka?
15. Bagaimana penggunaan teknologi, seperti smartphone dapat mempengaruhi
karakter disiplin remaja?
16. Bagaimana perusahaan dapat menerapkan strategi untuk meningkatkan
disiplin karyawan dalam bekerja?
17. Apa efek dari pengembangan terhadap peningkatan karakter disiplin di
sekolah?
Lembar Wawancra

Informan 1
Tanggal Wawancara :
Tempat/Waktu :

Identitas Informan 1
1. Nama :
2. Status :
Hasil Wawancara
No. Pertanyaan Jawaban

Lembar Observasi
Identitas:
Nama :
Status :

Aspek yang diamati Indikator Deskripsi Hasil Pengamatan

A. Perangkat 1. KTSP Ad
Pembelajaran
2. Silabus

3. RPP
B. Kondisi Siswa di 4. Suasana di Kelas
Kelas
5. Keaktifan siswa dalam
belajar

6. Perilaku siswa di dalam


kelas.

7. Perilaku siswa di luar


kelas

C. Kondisi Guru di Suasana di kelas


Kelas
Penyajian materi

10. Strategi pembelajaran

11. Penggunaan bahasa

12. Penggunaan waktu

Anda mungkin juga menyukai