Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI NILAI – NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TARUNA

DI ERA DIGITALISASI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh

ALVAREZ ARIF BUDIMAN ARDAN FAUZI ACHFAN


551811316708 K 551811316710 K

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


TATA LAKSANA ANGKUTAN LAUT DAN KEPELABUHAN
POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG
TAHUN 2022
Implementasi Nilai – Nilai Pendidikan Karakter Taruna
di Era Digitalisasi
Prasetyo, A.Na, Hariyanti, Rb, Budiman, A.Ac, Achfan, A.Fd
a
Dosen Program Studi Nautika Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, bDosen Program Studi Tata Laksana Angkutan Laut
dan Kepelabuhan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, cTaruna (NIT. 551811316708 K) Program Studi Tata Laksana
Angkutan Laut dan Kepelabuhan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, dTaruna (NIT. 551811316710 K) Program Studi
Tata Laksana Angkutan Laut dan Kepelabuhan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Abstraksi - Pendidikan karakter memiliki tujuan untuk daya manusia yang berkualitas dan dapat dipercaya di bidang
menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada para transportasi untuk melaksanakan tugas melayani jasa
taruna, dimana di dalamnya terdapat komponen transportasi. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan yang bertindak sebagai pelaksana sangat diperlukan untuk
untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Tujuan penelitian ini pemenuhan pelayanan transportasi yang baik. Oleh karena
adalah untuk mengetahui apa saja kelebihan dan itu pemerintah mengatur hal tersebut melalui Peraturan
kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran di kampus Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya
maupun di rumah, dan untuk mengetahui bagaimana Manusia di Bidang Transportasi. Terdapat isitilah Diklat
penerapan nilai–nilai pendidikan karakter taruna, serta Transportasi, yakni pendidikan dan pelatihan yang bertujuan
untuk mengetahui apa saja dampak positif dan negatif era untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan,
digitalisasi dalam penerapan pendidikan karakter. keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan dalam dunia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan transportasi. Kemudian dijelaskan bahwa taruna adalah
metode deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan hasil peserta pada Lembaga Diklat Transportasi di lingkugan
dari wawancara dengan narasumber. Teknik pengumpulan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan.
data dilakukan dengan cara melakukan penggabungan dari Pedoman pola asuh bagi taruna perlu dikembangkan di
wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Transportasi, bagian dari
Wawancara peneliti lakukan untuk mendapatkan informasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan.
lebih mendalam mengenai penerapan hingga dampak positif Untuk mencapai hasil pengasuhan yang baik dan
dan negatif dari pendidikan karakter di era digitalisasi. keseragaman aturan pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam penerapan Transportasi di Lingkungan Transportasi BPSDM
pembelajaran di kampus dan di rumah. Ada perbedaan Perhubungan, maka dibuatlah pedoman pola pengasuhan
diantara keduanya yang kemudian berdampak pada hasil taruna. Dengan memaksimalkan kemampuan taruna
atau output dari penerapan nilai–nilai karakter taruna yang Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Transportasi di
melaksanakan pembelajaran di kampus maupun di rumah. lingkungan BPSDMP, maka diharapkan dapat dicapai tujuan
Adapun dampak dari penerapan nilai – nilai karakter pendidikan dan pelatihan yang efektif dan efisien, sehingga
taruna yang melakukan pembelajaran di kampus dan di terbentuklah sikap, perilaku, keterampilan, dan kekuatan
rumah. Kemudian perkembangan era digitalisasi untuk fisik yang baik pada taruna. Selain itu juga untuk
mendukung pemberian materi pengasuhan atau pengembangan soft skill, kualitas meliputi kejujuran atau
pembelajaran memiliki dampak positif dan dampak negatif integritas, kemampuan bekerja, inisiatif, kerjasama,
yang ditimbulkan. komunikasi, dan kemampuan beradaptasi.
Dalam pola pengasuhan taruna di Lembaga Diklat
Kata kunci: Karakter, Taruna, Era Digitalisasi Transportasi lingkungan BPSDMP, terdapat beberapa
tahapan pengasuhan pada taruna. Tahapan tersebut dilakukan
A. PENDAHULUAN oleh pengasuh mulai dari taruna masuk ke Lembaga Diklat
Pendidikan kedinasan ialah pendidikan profesi yang Transportasi lingkungan BPSDMP hingga taruna lulus dari
dilakukan dalam suatu departemen atau lembaga pemerintah pendidikan. Adapun beberapa tahapan pengasuhan taruna
nondepartemen. Tujuan penyelenggaraan pendidikan yang diatur pada Peraturan Kepala Badan Pengembangan
tersebut yakni dalam rangka mengupayakan peningkatan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor PK
kemampuan dan keterampilan taruna sebagai calon pegawai 2/BPSDMP-2018 tentang Pedoman Pengasuhan Taruna Pada
di departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Lembaga Diklat Transportasi Di Lingkungan Badan
Pendidikan kedinasan dapat ditempuh melalui dua jalur, Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, yaitu
yakni formal dan nonformal. Hal tersebut merupakan sebagai berikut:
penjelasan dari Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 1. Tahap Orientasi
bagian kedelapan tentang Pendidikan Kedinasan. Kemudian Pada tahapan ini, dilakukan pengenalan mengenai
ketentuan mengenai pendidikan kedinasan sebagaimana makna dan tujuan dari kegiatan character building
yang dimaksud diatur lebih lanjut dengan Peraturan taruna di Lembaga Diklat Transportasi ini merupakan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pendidikan langkah awal pembinaan taruna di Lembaga Pendidikan
Kedinasan. dan Pelatihan Transportasi di lingkungan BPSDM
Sesuai dengan tujuannya, pendidikan kedinasan Perhubungan. Tujuannya adalah agar taruna dapat
diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang beradaptasi dengan mudah ketika telah berada di asrama
aktif serta meningkatkan potensi peserta didik untuk dengan bekal informasi yang jelas tentang tugas,
memiliki sifat–sifat yang dibutuhkan dirinya, tanggungjawab, serta hambatan yang akan dilaluinya.
masyarakatnya, dan negaranya, seperti agama, kecerdasan, Kurang lebih enam bulan dihabiskan pada tahap
akhlak, self control, watak dan kepribadian, dan kecakapan orientasi.
yang dibutuhkan dalam suatu departemen atau lembaga 2. Tahap Pembentukan
pemerintah nondepartemen (Darmadi, 2019). Tahap ini dimulai setelah tahap orientasi selesai,
Untuk menunjang kehidupan ekonomi, sosial budaya, dengan menitikberatkan pada pembinaan dan
politik, dan keamanan, pemerintah membutuhkan sumber pembentukan karakter dan mental taruna di Lembaga

1
Pendidikan dan Pelatihan Transportasi di lingkungan 1. Religius. Nilai religius berkaitan erat dengan bagaimana
BPSDM Perhubungan, melalui proses edukasi dengan hubungan manusia dengan Tuhannya yang meliputi tata
harapan taruna dapat memiliki pemahaman yang cukup cara melaksanakan ibadah, pemantapan keyakinan, serta
serta sadar dalam berperilaku sesuai dengan aturan yang penghambaan manusia di hadapan Tuhannya.
ada di masing-masing Lembaga Pendidikan dan 2. Jujur. Nilai jujur sangat penting dalam kehidupan
Pelatihan Transportasi untuk terciptanya lingkungan bermasyarakat, sebab dengan bersipak jujur, seseorang
yang baik dan kondusif. Masa pembentukan taruna akan mudah dipercaya baik dalam perkataan maupun
berlangsung sekitar 12 bulan. perbuatan.
3. Tahap Pendewasaan 3. Toleransi. Sikap toleransi dibutuhkan dalam kehidupan
Penekanan pada tahap ini adalah pembentukan berbangsa dan bernegara, terlebih di negara Indonesia
karakter taruna melalui pengawasan dan pembinaan serta yang beragam perbedaan. Maka, melalui toleransi,
pemberian tugas dan tanggungjawab terhadap taruna seseorang akan mudah dalam menerima dan memahami
untuk turut membantu pembina dalam melaksanakan perbedaan antar sesamanya.
tahap orientasi dan tahap pembentukan. Pada program 4. Disiplin. Disiplin ialah sikap menghargai waktu, tertib,
Diploma IV, tahap ini dilakukan selama kurang lebih 18 dan patuh serta komitmen terhadap peraturan.
bulan yang dapat disebut tahap pendewasaan. 5. Kerja Keras. Dalam menghadapi berbagai tantangan,
4. Tahap Pematangan seseorang memerlukan sikap kerja keras untuk dapat
Tahap ini ialah tahap akhir dalam proses pendidikan menyelesaikan tantangan tersebut dengan efisien.
taruna. Pada titik ini, pembina taruna berperan sebagai 6. Kreatif. Kreatif merupakan kemampuan untuk
mitra taruna sekaligus mengembangkan kedewasaan mengembangkan dan menciptakan suatu hal yang unik.
taruna. Taruna pada tahap ini disebut taruna dewasa yang 7. Mandiri. Sikap kemampuan seseorang yang dapat berdiri
dilakasanakan selama sekitar satu tahun. sendiri tanpa menggantungkan diri kepada hal lain atau
Dalam pendidikan di sekolah kedinasan, para siswa atau orang lain dalam melakukan sesuatu.
taruna melaksanakan pendidikan di asrama atau dapat 8. Demokratis. Pola pikir dan sikap yang memperhatikan
disebut boarding school. Secara etimologi, boarding school hak serta kewajiban.
merupakan istilah dalam Bahasa Inggris yang artinya 9. Rasa Ingin Tahu. Rasa tertarik terhadap suatu hal baru
”sekolah asrama” (Echols, 2003). untuk terus dipelajari.
Dalam Oxford Dictionary “Boarding School is school 10. Semangat Kebangsaan. Pola pikir dan sikap yang
where pupils live during the term.” Artinya adalah: sekolah menguatamakan kepentingan bangsa dan negara di atas
asrama adalah sarana pendidikan tempat siswa belajar dan kepentingan pribadi.
tinggal bersama sambil mengikuti kegiatan pendidikan 11. Cinta Tanah Air. Pola pikir dan sikap yang menunjukkan
(Bull, 2001). kepedulian dan kehormatan setinggi-tingginya terhadap
Boarding school ialah sistem pendidikan yang tanah air dari berbagai aspek kehidupan.
menerapkan pola siswa, guru, dan warga sekolah bertempat 12. Menghargai Prestasi. Pola pikir dan sikap yang
tinggal di sekolah dalam jangka waktu yang ditentukan. senantiasa mengakui dan menghargai setiap pencapaian
Boarding school menjadikan sekolah dan asrama sebagai baik pencapaian yang diraih oleh diri sendiri maupun
tempat belajar siswa sepenuhnya. Artinya, sekolah orang lain.
memenuhi seluruh kebutuhan hidup dan belajar siswa 13. Bersahabat/Komunikatif. Pola pikir dan sikap yang
(Lindriyati, 2020). menunjukkan kesenangan dalam berelasi dengan orang
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang dengan lain.
sengaja direncanakan untuk membentuk karakter pribadi 14. Cinta Damai. Pola pikir dan sikap yang senantiasa
anak-anak dalam rangka pengembangan diri dan lingkungan menghindari adanya pertikaian serta selalu menciptakan
yang lebih baik (Aidah, 2021). ruang yang aman bagi orang sekitarnya.
Dengan kata lain, pendidikan karakter adalah pola 15. Gemar Membaca. Sikap yang senang terhadap bacaan
pendidikan yang bermanfaat dan berpengaruh besar terhadap dan selalu meluangkan waktu untuk membaca.
perkembangan karakter pribadi siswa. Fokus utama 16. Peduli Lingkungan. Pola pikir dan sikap yang selalu
pendidikan karakter adalah pada perkembangan etika, sosial, mengutamakan keadaan lingkungan sekitarnya sebagai
dan emosional siswa. Pendidikan karakter ini sangat upaya pencegahan kerusakan lingkungan serta
membantu siswa dalam menciptakan karakter pribadi yang menemukan solusi permasalahan lingkungan.
berlandaskan nilai-nilai etika dan nilai-nilai kinerja, 17. Peduli Sosial. Pola pikir dan sikap yang selalu
misalnya ketekunan, kejujuran, kepedulian terhadap sesama, mengutamakan orang lain yang sedang membutuhkan
keuletan, tenggang rasa, hingga tanggungjawab dan saling pertolongan.
menghormati baik kepada diri sendiri maupun orang lain. 18. Tanggung Jawab. Pola pikir dan sikap yang komitmen
Maka, pendidikan karakter dapat dipahami pula sebagai terhadap tugas yang telah diberikan dan berusaha untuk
pendidikan yang berusaha untuk membentuk dan membina menyelesaikan sebaik mungkin.
akhlak mulia siswa (good character) melalui pengamalan Pendidikan karakter dalam lingkup pendidikan kedinasan
dan pembelajaran nilai-nilai moral hingga pengambilan memiliki tujuan untuk menyisipkan nilai-nilai karakter yang
keputusan yang berlandaskan adab dalam relasi sesama meliputi aspek ilmu pengetahuan, keinginan, dan kesadaran
manusia dan relasi terhadap Tuhan (Sukatin, 2021). taruna serta tindakan untuk merealisasikan prinsip-prinsip
Tujuan akhir pendidikan karakter yakni menciptakan tersebut. Pendidikan karakter erat kaitannya dengan
suatu bangsa yang berdasarkan pada nilai-nilai karakter, pengembangan moral dalam mengupayakan dan
bermoral, memiliki akhlak mulia, tangguh, dan berorientasi menciptakan kemampuan taruna yang berbudi pekerti luhur.
pada pencapaian IPTEK, sehingga memiliki daya saing yang Sekolah tinggi kedinasan banyak memiliki nilai – nilai
bernapaskan Pancasila (Rozi, 2012). pendidikan karakter yang ditanamkan pada tarunanya,
Dinas Pendidikan Nasional mengintruksikan sejak tahun seperti kedisiplinan, kerapian, menghargai, menghormati,
2011, agar nilai pendidikan karakter disisipkan di setiap dan tanggung jawab. Dalam upaya meningkatkan
kurikulum. Menurut Diknas, ada 18 nilai dalam pendidikan peningkatan kualitas pendidikan dalam menanamkan nilai –
karakter, di antaranya: nilai pendidikan karakter tersebut, sekolah tinggi kedinasan
yang diupayakan bersama pemerintah, satuan pendidikan,

2
dan masyarakat yang dilakukan secara terus menerus agar berada di bawah Kementrian Perhubungan Republik
mutu dan kualitas dari sekolah tinggi kedinasan dapat Indonesia khususnya BPSDM Perhubungan. Waktu
berkembang dan bersaing dengan sekolah maupun penelitian dilakukan terhitung dari tanggal 01 Desember
universitas lain. Upaya tersebut dilakukan dengan tujuan 2021 hingga 31 Agustus 2022.
untuk mengurangi bahkan menghilangkan nilai–nilai atau Setiap penelitian melibatkan sejumlah proses dan
perilaku–perilaku menyimpang yang sering terjadi di metodologi yang harus diikuti agar peneliti dapat
kalangan taruna sekolah kedinasan dikarenakan nilai-nilai mendukung validitas penelitian, yang disusun secara metodis
pendidikan karakter yang belum tertanam dalam diri taruna dan sejalan dengan hasil yang ingin dicapai. Berbagai
sekolah tinggi kedinasan. prosedur atau pendekatan diperlukan untuk mengumpulkan
Selain itu terdapat beberapa kompetensi yang harus data penelitian agar data memenuhi kriteria penelitian dan
Taruna kuasai berdasarkan Peraturan Kepala BPSDMP No. akurat sesuai dengan sumber yang digunakan dalam
PK. 2/BPSDMP-2018 tentang Pedoman Pengasuhan Taruna penelitian. Beberapa metode atau teknik pengumpulan data
pada Lembaga Diklat Transportasi di Lingkungan BPSDMP, diantaranya:
diantaranya yaitu: 1. Observasi
1. Integritas, yakni pola pikir dan sikap profesional dan Peneliti meninjau lokasi penelitian untuk kegiatan
patuh terhadap peraturan Lembaga Diklat Transportasi; taruna di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang dengan
2. Etos Kerja, adalah kemampuan untuk belajar dan bekerja menggunakan metode atau teknik observasi lapangan.
tanpa pengawasan, tanggungjawab, serta mampu Beberapa kegiatan diantaranya yaitu apel pagi taruna,
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dengan minim kegiatan makan taruna, kegiatan olahraga taruna,
kesalahan dan kualitas yang sesuai standar; pembelajaran di kelas, dan kegiatan lainnya sesuai
3. Inisiatif, adalah kemampuan dalam mengolah kreativitas Kegiatan Harian Tetap (KHT).
dan sikap inovatif dalam belajar dan bekerja untuk 2. Wawancara
mencapai kualitas hasil kerja yang sesuai atau melebihi Wawancara umumnya dilakukan untuk
standar, serta mampu menciptakan ide baru dalam mengumpulkan informasi yang akurat dari informan
belajar dan bekerja; dengan mengajukan pertanyaan yang ditargetkan kepada
4. Komunikasi, yakni kecakapan personal yang dimiliki mereka. Selain itu, untuk menambah informasi atau data
oleh seorang individu dalam berkomunikasi atau yang dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data
melakukan interaksi antar sesamanya. Kecakapan ini lainnya dan untuk mengkonfirmasi temuan dengan
meliputi kemampuan menjadi pendengar yang biak, menguji hasil dari teknik ini. Wawancara ini dilakukan
mampu memahami informasi yang didapat, dan dengan empat (4) responden atau narasumber untuk
memberikan penjelasan atau umpan balik yang bersifat memperoleh data serta untuk memenuhi kriteria dalam
membangun; keabsahan data penelitian yang peneliti susun. Empat (4)
5. Kerjasama, yaitu kamampuan seseorang dalam responden atau narasumber dalam wawancara yang
melakukan pekerjaan bersama orang lain dalam suatu peneliti lakukan yaitu:
tim atau kelompok dengan memperhatikan tujuan a. Romanda Annas Amrullah, S.ST., M.M. Selaku
bersama; Sekretaris Prodi TALK
6. Hubungan interpersonal, yakni kemampuan dalam b. Dhadang Tri Sudarmoyo S.Psi. Selaku Konselor
mengolah dan mengendalikan diri atas persepsi orang Pusbangkatarsis.
lain terhadap ucapan dan perilaku diri sendiri. Hubungan c. M. Syarif Al Imam. Selaku Taruna angkatan 56.
interpersonal juga berfungsi untuk memahami perbedaan d. Afin Satriyo Nursyifa. Selaku Taruna angkatan 58.
baik dari segi perspektif maupun latar belakang budaya 3. Dokumentasi
orang lain; Dokumentasi ialah pengambilan data dan bahan yang
7. Adaptasi, yaitu kemampuan seseorang dalam dapat digunakan untuk mendukung penelitian dalam
menyesuaikan diri di keadaan yang sifatnya baru serta bentuk buku, arsip, makalah, angka tertulis, dan gambar,
mampu mengubah berbagai aspek dan prinsip dalam serta catatan peristiwa yang berhubungan dengan topik
dirinya dan disesuaikan dengan kondisi atau tuntutan dan pembahasan serta pokok permasalahan penelitian
kerja yang ada. yang ditinjau penyelesaiannya sebagai keterangan dan
Penelitian ini dilakukan agar dapt menganalisis petunjuk dari suatu sumber penghasil data atau
kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaan pembelajaran pembentuk informasi nantinya. Dalam penelitian ini,
di kampus Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang maupun di penulis menggunakan dokumentasi berupa kumpulan
rumah, dan untuk mengetahui bagaimana penerapan nilai- foto kegiatan taruna sesuai dengan KHT (Kegiatan
nilai pendidikan karakter Taruna, sekaligus mendeteksi Harian Tetap).
dampak yang ditimbulkan di era digitalisasi dalam 4. Studi pustaka
penerapan pendidikan karakter. Studi pustaka membantu penelitian dengan
B. METODE mengumpulkan, memilah, mengelompokkan, dan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode menentukan data berupa literatur yang berasal dari
deskriptif kualitatif, dengan penyajian data yang bersifat sumber artikel/jurnal, buku, surat kabar, atau reverensi
naratif. Metode dan signifikansinya ditekankan dalam jenis serupa yang memiliki relevansi dengan topik penelitian.
penelitian ini, dengan landasan teoritis yang berfungsi Analisis data kualitatif adalah kegiatan memilah dan
sebagai panduan untuk memastikan bahwa penekanan menyusun data yang telah diperoleh dari kegiatan interview,
penelitian sesuai dengan fakta nyata. Peneliti harus observasi, dan dokumentasi dari lapangan dengan cara
menganalisis data penelitian kualitatif secara ekstensif atau mengelompokkan data ke dalam masing-masing kategori,
menjangkau secara luas. Sebagian besar data dalam menjabarkannya ke dalam unit, melakukan sintesis, dan
penelitian kualitatif seringkali dikumpulkan melalui kemudian mengurutkannya di dalam pola-pola tertentu agar
observasi dan wawancara (Ramdhan, 2021). dapat ditentukan data yang diperlukan dan tidak diperlukan,
Tempat penelitian dilaksanakan di Politeknik Ilmu sehingga dapat menarik kesimpulan dari penelitian yang
Pelayaran Semarang. yaitu merupakan salah satu institusi mudah untuk dipahami. Teknik analisis data yang digunakan
perguruan tinggi kedinasan di bidang pelayaran dan pada penelitian ini yaitu:
kepelabuhanan. Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang ini 1. Reduksi data

3
Dalam hal ini, peneliti mendapatkan data yang tidak tahun. Diawali dengan calon taruna yang sudah berhasil
sedikit. Artinya data yang didapatkan di lapangan cukup melewati seleksi masuk yang diselenggarakan oleh
banyak, sehingga peneliti melakukan reduksi data sesuai BPSDM Perhubungan secara terpadu dan terpilih sebagai
dengan fokus penelitian yang diambil yaitu data–data calon taruna Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, wajib
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di rumah atau melaksanakan kegiatan Masa Dasar Pembentukan
di asrama, penerapan nilai–nilai pendidikan karakter Karakter Taruna Transportasi (MADATUKAR) yang
Taruna, serta dampak positif dan negatif yang pada umumnya diselenggarakan secara terpadu oleh
mempengaruhi nilai–nilai pendidikan karakter dalam era BPSDM Perhubungan serta calon taruna juga
digitalisasi. melaksanakan kegiatan Madabintal di Politeknik Ilmu
2. Penyajian Data Pelayaran Semarang.
Data dari pendekatan kualitatif disajikan dalam Kegiatan Madatukar ini diperlukan bagi calon taruna
bentuk penjelasan naratif yang mendeskripsikan data- yang akan bersekolah di lembaga sekolah BPSDM
data yang telah diperoleh, dalam rangka menjawab Perhubungan di seluruh Indonesia. Praktik ini
rumuan masalah penelitian. Berdasarkan data penelitian, merupakan strategi yang baik untuk mengurangi
peneliti akan dapat melakukan analisis terhadap kekerasan antara taruna senior dan juniornya, yang biasa
peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini, untuk kemudian terjadi di sekolah yang menggunakan boarding school.
direncanakan solusi atau metode yang tepat untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) terlibat dalam
diterapkan di masa mendatang. pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM)
3. Penarikan Simpulan/Verifikasi di bidang transportasi, yang dilakukan untuk
Tahap ketiga dalam proses analisis data adalah meningkatkan kedisiplinan dan mental calon taruna.
penarikan kesimpulan atau validasi data. Pada langkah Sedangkan untuk kegiatan Madabintal, dilaksanakan di
ini, tujuannya adalah untuk menginterpretasikan data Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Kegiatan ini juga
dengan mencari tautan, persamaan, atau perbedaan untuk memiliki tujuan untuk membentuk kedisiplinan dan
sampai pada suatu kesimpulan yang akan menyelesaikan mental calon taruna, memberikan pengenalan terhadap
situasi yang dihadapi. Akibatnya, kesimpulan awal dapat kehidupan di asrama, sikap hormat menghormati
direvisi jika bukti lebih lanjut dikumpulkan untuk terhadap Perwira, Dosen, ataupun senior dan junior.
putaran pengumpulan data berikutnya. Proses Setelah melewati kegiatan Madatukar dan Madabintal
mendapatkan data ini dikenal sebagai verifikasi data. selama kurang lebih 3 bulan, calon taruna dilantik
menjadi Taruna Muda.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Kehidupan di dalam asrama diikuti oleh Taruna
1. Gambaran Umum Objek yang Diteliti Muda (Batalyon 1) sampai Taruna Madya (Batalyon 2).
a. Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang Terdapat 5 (lima) kompi atau asrama yang digunakan
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang didirikan pada oleh taruna batalyon 1 & 2 sebagai tempat tinggal di
tahun 1951 dengan nama Sekolah Pelayaran dalam kampus. Tinggal di dalam asrama dilaksanakan
Semarang, disingkat SPS. Politeknik Ilmu Kelautan kurang lebih 2 tahun oleh taruna. Di setiap asrama
Semarang merupakan perguruan tinggi negeri milik terdapat 4 (empat) staff taruna yang ditugaskan untuk
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia yang membantu setiap kegiatan harian taruna, dan juga
masuk dalam White List di International Maritime kedudukan di atasnya terdapat perwira yang bertanggung
Organization tahun 2000. Mengemban tugas jawab terhadap kegiatan taruna di dalam asrama.
mendidik dan melatih para lulusan sekolah Taruna melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
menengah pertama (SLTA) di bidang pelayaran dan tinggal di dalam asrama selama 2 tahun, selanjutnya
daerah pelabuhan agar menjadi Perwira Pelayaran taruna melaksanakan kegiatan Praktik Laut untuk Prodi
Besar dan Tenaga Ahli Angkutan Laut/Pelabuhan Nautika dan Teknika, serta Praktik Darat untuk Prodi
untuk memenuhi kebutuhan armada angkutan laut Tata Laksana Angkutan Laut dan Kepelabuhan. Praktik
nasional dan internasional. Politeknik Ilmu Kelautan ini wajib dilaksanakan selama kurang lebih 12 bulan bagi
Semarang memiliki tiga Program Studi Pendidikan setiap taruna. Kegiatan ini bertujuan untuk belajar dan
dan Pelatihan Formasi (D-IV), yaitu Program Studi mengenalkan taruna terhadap dunia kerja kedepannya
Nautika, Program Studi Teknika, dan Program Studi setelah taruna lulus menjadi Perwira Muda.
Tata Laksana Angkutan Laut dan Kepelabuhan. Setelah melaksanakan Praktik Laut maupun Praktik
b. Taruna Darat, masing – masing taruna, kembali lagi ke kampus
Taruna adalah peserta pada Lembaga Diklat untuk melaksanakan pembelajaran di semester 7 & 8,
Transportasi di lingkungan Badan Pengembangan serta wajib menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh
Sumber Daya Manusia Perhubungan. Taruna bisa gelar Sarjana Terapan Pelayaran (S.Tr.Pel). Berbeda
juga diartikan sebagai mahasiswa yang menuntut dengan taruna batalyon 1 & 2, taruna batalyon 3 tinggal
ilmu di sekolah kedinasan khususnya Politeknik Ilmu di luar asrama di sekitar kampus Politeknik Ilmu
Pelayaran Semarang. Taruna melaksanakan Pelayaran Semarang.
pendidikan selama 4 (empat) tahun di Politeknik Dalam kegiatan pembelajaran dilaksanakan pukul
Ilmu Pelayaran Semarang. 07.00 WIB, setelah apel pagi selesai dilaksanakan.
c. Kegiatan Harian Tetap Kegiatan pembelajaran taruna dilaksanakan di kelas
Kegiatan harian tetap adalah kegiatan yang ataupun ruang diklat lainnya, serta dapat dilakukan
dilakukan setiap hari pada saat taruna berada di secara daring atau online. Pembelajaran dilaksanakan
dalam lingkungan kampus. Mulai dari taruna bangun sesuai jadwal yang sudah dibagikan per kelasnya.
tidur, olahraga, apel, makan, pembelajaran, kegiatan Umumnya, pembelajaran dilaksanakan pukul 07.00-
ekstrakurikuler hingga taruna kembali tidur. 15.00 WIB sesuai dengan jadwal. Pembelajaran tidak
Kegiatan harian tetap harus dilakukan oleh semua hanya dilaksanakan di dalam kelas saja, tetapi dapat
taruna dengan tepat waktu. dilaksanakan di luar kelas, seperti diklat, ataupun
2. Temuan kunjungan ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Diklat pembentukan di Politeknik Ilmu Pelayaran Sehingga, taruna tidak hanya belajar secara teori di kelas,
Semarang dilaksanakan selama kurang lebih 4 (empat) tetapi memperoleh juga ilmu praktik di lapangan.

4
Pandemi Covid-19 menyebabkan hampir semua 1). Dosen atau pengajar dapat memantau taruna
kegiatan dimanapun menjadi terbatas. Covid-19 adalah secara langsung pada saat pembelajaran di kelas,
bentuk baru dari coronavirus yang menyebabkan sehingga materi dapat tersampaikan secara
penyakit menular. Virus baru dan penyakit yang maksimal kepada taruna.
disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya 2). Apabila terdapat koreksi maupun evaluasi dari
wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. Dosen atau pengajar tentang materi yang
Covid-19 saat ini menjadi pandemi yang mempengaruhi diberikan, Dosen dapat dengan mudah
beberapa tempat di seluruh dunia. Hal ini juga menyampaikannya secara langsung kepada
memberikan dampak terhadap taruna yang tinggal di taruna.
dalam asrama. Hampir seluruh kegiatan taruna di asrama 3). Pembelajaran secara praktik lebih mudah
juga terbatasi, seperti olahraga, apel taruna, makan disampaikan oleh Dosen atau pengajar, karena
bersama taruna, hingga memberikan dampak terhadap para taruna diberikan contoh secara langsung di
pembelajaran taruna di kelas. lapangan.
Pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia Adapun kekurangan dalam pelaksanaan
mengakibatkan pembelajaran tatap muka mengalami pembelajaran di kampus Politeknik Ilmu Pelayaran
penghentian total. Kebijakan pemerintanh untuk tetap Semarang, diantaranya yaitu:
melaksanakan pembelajaran di masa pandemi yakni 1). Konsentrasi dalam pembelajaran di ruang kelas
dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) via kurang, hal ini dikarenakan taruna fokus pada
online (Alifia, 2021). kegiatan lain yang menyebabkan taruna tidak
Pada akhirnya, seluruh taruna diberikan izin untuk fokus dalam pembelajaran.
melaksanakan pembelajaran di rumah-masing secara 2). Waktu istirahat di asrama yang kurang, sehingga
daring atau online. Jadi, dalam melaksanakan setiap pada saat pembelajaran di kelas sering merasa
pembelajaran, dapat menggunakan laptop, komputer, lelah dan kantuk.
atau HP, serta alat komunikasi lainnya yang menunjang Selain pembelajaran di kampus, pada saat para
untuk pembelajaran. Era digitalisasi yang berperan taruna melaksanakan pembelajaran di rumah masing
penting dalam berkomunikasi saat ini, karena hampir – masing terdapat kelebihan maupun kekurangan
semua interaksi ataupun kegiatan serba menggunakan dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut. Adapun
teknologi. Dalam pembelajaran daring ini, materi yang kelebihan dari pembelajaran yang dilaksanakan di
disampaikan oleh dosen, ataupun perwira dapat rumah masing – masing yaitu:
dilaksanakan menggunakan berbagai aplikasi seperti E- 1). Penyampaian materi yang diberikan oleh Dosen
Learning yang disediakan kampus Politeknik Ilmu atau pengajar dapat diterima dan mudah
Pelayaran Semarang itu sendiri, dan juga aplikasi dipahami oleh para taruna. Hal ini sebabkan
platform lainnya seperti Zoom Meeting, sehingga dosen, karena taruna hanya terfokus oleh kegiatan
pengajar, atau perwira dapat memantau langsung kondisi pembelajaran saja.
taruna melalui media tersebut. 2). Penggunaan teknologi komunikasi yaitu laptop,
Dalam waktu yang bersamaan, pada saat pandemi komputer dan HP, memudahkan taruna dalam
Covid-19, calon taruna angkatan 58 yang baru kegiatan pembelajaran. Dan juga waktu yang
dinyatakan lulus seleksi masuk dan melaksanakan luas pada saat pembelajaran daring memberikan
pendidikan Madatukar dan Madabintal di dalam kampus kelebihan pada taruna yaitu memiliki waktu yang
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Pelaksanaan lebih banyak dalam belajar materi yang di
kegiatan tersebut sedikit berbeda dengan biasanya, sampaikan oleh Dosen atau materi lainnya dari
karena pada saat kegiatan Madatukar dan Madabintal, penggunaan internet.
untuk kegiatan di lapangan menjadi terbatas dan ada Selain kelebihan, pembelajaran secara daring di
beberapa kegiatan juga dilaksanakan secara daring bagi rumah juga memiliki kekurangan, diantaranya yaitu:
masing – masing taruna di dalam asrama. Sehingga 1). Tidak semua taruna memiliki alat teknologi
penyampaian materi secara teori dan praktik menjadi komunikasi yang baik dan mendukung untuk
kurang maksimal. Madatukar dan Madabintal kegiatan pembelajaran, karena beberapa faktor
dilaksanakan kurang lebih 3 bulan. Setelah selesai yang disebabkan salah satunya latar belakang
kegiatan tersebut, Taruna angkatan 58 dilantik menjadi ekonomi keluarga.
Taruna Muda. Dan selanjutnya, taruna diberikan izin 2). Jaringan sinyal yang tidak menentu pada setiap
untuk melaksanakan pembelajaran secara daring di tempat tinggal taruna, sehingga dapat
rumah masing – masing. mempengaruhi pelaksanaan kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara pembelajaran secara daring.
daring di rumah masing – masing maupun pembelajaran 3). Dalam pemahaman materi yang diberikan oleh
di kelas, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan Dosen, apabila terdapat kesulitan pada materi
pada keduanya. Tidak hanya dalam pembelajaran, dalam tersebut, tidak semua orang tua memahami dan
penerapan nilai – nilai karakter taruna pada saat di dapat memberikan materi kepada para taruna.
asrama maupun di rumah juga memiliki perbedaan. Serta b. Penerapan nilai – nilai pendidikan karakter taruna
era digitalisasi memiliki dampak positif dan negatif Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan
dalam penerapan pendidikan karakter Taruna. yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai
3. Pembahasan Hasil Penelitian karakter tertentu kepada para taruna, dimana di
a. Kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan dalamnya terdapat komponen pengetahuan,
pembelajaran di kampus Politeknik Ilmu Pelayaran kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk
Semarang maupun di rumah melakukan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter
Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam memiliki keterkaitan dengan pendidikan moral,
pelaksanaan pembelajaran di kampus Politeknik Ilmu yakni diharapkan akan dapat membentuk
Pelayaran Semarang, beberapa kelebihan diantaranya kemampuan individu dalam hal penyempurnaan diri
yaitu: sendiri menuju kehidupan yang lebih baik. Contoh
nilai – nilai pendidikan karakter yang ditanamkan

5
pada tarunanya, seperti kedisiplinan, kerapian, sehari – hari taruna di dalam asrama maupun di luar
menghargai, menghormati, dan tanggung jawab. asrama. Beberapa dampak positif dari perkembangan
Pendidikan karakter yang ditanamkan pada taruna era digitalisasi dalam penerapan nilai – nilai
dilaksanakan dalam kegiatan sehari – hari di dalam pendidikan karakter yaitu:
asrama maupun di luar asrama. 1). Semua informasi, intruksi, dan lainnya dapat
1). Pada saat taruna di dalam asrama, pembentukan dilakukan secara jarak jauh dan tidak terikat oleh
sikap dan nilai – nilai yang bertujuan untuk ruang dan waktu.
membentuk pendidikan karakter taruna, dapat 2). Memudahkan taruna dengan Dosen, Perwira,
diberikan dengan mudah, karena para Dosen, atau pengasuh dalam menjalin komunikasi.
Perwira, Pengasuh, maupun Senior dapat 3). Taruna dapat mempermudah literasi, referensi,
bertatap langsung dengan para taruna. Penerapan atau informasi lainnya dengan mudah.
kedisiplinan taruna salah satunya pada Adapun dampak negatif dari perkembangan era
pelaksanaan Kegiatan Harian Tetap (KHT). digitalisasi dalam penerapan nilai – nilai pendidikan
Mulai dari bangun pagi, ibadah, makan taruna, karakter yaitu:
apel taruna, kegiatan pembelajaran, olahraga, dan 1). Taruna kurang disiplin dalam melakukan
kegiatan lainnya sampai taruna tidur yang kegiatan. Hal ini dikarenakan terlalu berlebihnya
dilaksanakan taruna setiap hari secara terus penggunaan teknologi dan media sosial sehingga
menerus dapat membentuk kedisiplinan taruna. taruna cenderung malas melakukan kegiatan di
Keterbiasaan pelaksanaan KHT tersebut sangat luar ruangan.
membantu taruna dalam kedisiplinannya. 2). Waktu istirahat terganggu. Penggunaan fasilitas
Ciri khas dari seorang taruna dilihat dari dan teknologi yang diberikan menyebabkan
kerapiannya dalam berpakaian ataupun dalam taruna terlalu sering menggunakannya bahkan
setiap pergerakan kemanapun taruna. Dalam hal hingga larut malam, sehingga waktu istirahat
berpakaian, taruna memakai PDH (Pakaian taruna kurang dan mengakibatkan tidak
Dinas Harian). Hal tersebut diatur pada Peraturan maksimalnya dalam melaksanakan kegiatan hari
Kepala BPSDM Perhubungan Nomor PK. selanjutnya.
06/BPSDMP-2016. Tidak hanya pakaian saja, 3). Salah dalam penggunaan teknologi. Contohnya
dari kamar dan tempat tidur taruna juga harus laptop yang seharusnya dipergunakan untuk
terlihat rapi. belajar, tetapi digunakan untuk menonton film
Para taruna juga dibentuk sikap saling hingga bermain permainan yang tidak perlu. Dan
menghormati dan menghargai kepada siapapun juga tindak kecurangan seperti plagiarisme yang
orang yang memiliki kedudukan diatasnya berdampak pada karakter taruna.
maupun dibawahnya. Sehingga terbentuk sikap
pada diri taruna untuk bekal kedepannya. D. KESIMPULAN
Apabila terdapat kesalahan yang dilakukan, Berdasarkan penjelasan dari pembahasan hasil penelitian
taruna harus berani menanggung konsekuensi menghasilkan beberapa kesimpulan yang didapat, maka
yang telah diperbuatnya. Hal tersebut diperoleh kesimpulan dengan uraian sebagai berikut:
membentuk tanggung jawab terhadap Taruna. 1. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam
Masih banyak penerapan nilai – nilai pendidikan pelaksanaan pembelajaran di kampus, seperti dosen
karakter lainnya pada taruna di asrama. dapat memantau secara langsung, dapat mengevaluasi
2). Pada saat Taruna berada di rumah, pembentukan tentang materi, serta pembelajaran secara praktik lebih
nilai – nilai pendidikan karakter sulit diberikan mudah disampaikan sedangkan kekurangannya tidak
dan dilaksanakan, karena Perwira, Pengasuh, fokus terhadap pembelajaran, dan waktu istirahat yang
maupun Senior tidak bisa memberikannya secara kurang.
langsung kepada para taruna. Seperti contoh 2. Pembelajaran di rumah memiliki beberapa kelebihan
yaitu pelaksanaan apel pagi taruna dan kegiatan seperti halnya taruna fokus terhadap materi yang
olahraga yang dilaksanakan secara virtual. disampaikan, lebih banyak waktu dalam belajar, akan
Pelaksanaan kegiatan tersebut terdapat tetapi juga memiliki kekurangan seperti tidak semua
kekurangan karena rendahnya pengawasan dari taruna memiliki alat teknologi, jaringan yang stabil, serta
Perwira ataupun Pengasuh taruna karena sulitnya terdapat kesulitan terhadap pemahaman materi.
dalam pengawasan pada setiap taruna. 3. Terdapat perbedaan penerapan nilai - nilai pendidikan
Oleh karena itu, terdapat perbedaan pada sikap karakter taruna yang melakukan pembinaan di kampus
masing – masing taruna yang tinggal di dalam dan di rumah, hal ini berdampak pada nilai - nilai
asrama dengan taruna yang tinggal di rumah. Taruna karakter taruna, seperti kedisiplinan, kerapian,
yang tinggal di dalam asrama memiliki nilai – nilai menghargai, menghormati, dan tanggung jawab. pada
karakter dan sikap yang lebih baik. Karena mereka saat di rumah sulit dilaksanakan penerapan nilai - nilai
menerapkan nilai – nilai tersebut setiap hari secara tersebut karena dilaksanakan secara virtual dan para
berulang – ulang, sehingga terbentuk nilai – nilai pengasuh tidak dapat melakukan pengawasan secara
karakter yang baik. Sebaliknya, bagi taruna yang langsung.
tinggal di rumah, kurang memiliki nilai – nilai 4. Dampak positif dari era digitalisasi dalam penerapan
karakter dan sikap sebagai taruna seperti di dalam pendidikan karakter sangat banyak mulai dari menjalin
asrama, karena mereka terbiasa dengan komunikasi jarak jauh tanpa terikat ruang dan waktu,
kehidupannya di rumah. mempermudah literasi, referensi atau lainnya dengan
c. Dampak positif dan negatif era digitalisasi dalam mudah, akan tetapi juga memiliki dampak negatif seperti
penerapan pendidikan karakter taruna kurang disiplin dalam melakukan kegiatan, waktu
Perkembangan era digitalisasi seperti sekarang ini istirahat yang terganggu, serta penyalahgunaan dalam
memberikan kemudahan bagi semua orang untuk teknologi.
saling mencari informasi dan berkomunikasi satu
sama lain. Hal tersebut juga berlaku bagi kehidupan

6
DAFTAR PUSTAKA dan Taruni serta Peserta Diklat di Lingkungan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan, Jakarta: Kementrian
[1] Aidah, S. N. (2021). Pembelajaran Pendidikan Karakter. Perhubungan Republik Indonesia.
Yogyakarta: PENERBIT KBM INDONESIA.
[18] Republik Indonesia (2016). Peraturan Kepala Badan
[2] Alifia, H. N. (2021). Dampak Pembelajaran Jarak Jauh Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor
Terhadap Psikologis Anak. Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan, PK. 08/BPSDMP-2017 tentang Pola Pengasuhan Taruna/I
hlm 182. Diklat Pembentukan Pada Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan,
[3] Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Jakarta: Kementrian Perhubungan Republik Indonesia.
Kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher).
[19] Rozi, F. (2012). Model Pendidikan Karakter dan Moralitas
[4] Bull, V. (2001). Oxford : Learner’s Pocket Dictionary. New Siswa di Sekolah Islam Modern; Studi pada SMP Pondok
York: Oxford University Press. Pesantren Selamat Kendal. Hlm 44.

[5] Deksa Ira Lindriyati, S. (2020). Evaluasi Program Boarding [20] Sugiyono. (2017). Metode Penelitian. Bandung.Alfabeta.
School Model Goal Free Evaluation. Jakarta: GUEPEDIA.

[6] Dr. Muhammad Ramdhan, S. M. (2021). Metode Penelitian.


Surabaya: Cipta Media Nusantara.

[7] Dr. Sukatin, S. M. (2021). Pendidikan Karakter. Yogyakarta:


Deepublish.

[8] Echols, J. M. (2003). Kamus Inggris Indonesia,. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

[9] Iwan Hermawan, S. Ag., M. Pd. I. (2019). Metodologi


Penelitian Pendidikan (Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed
Method). Hidayatul Quran.

[10] Kementerian Perhubungan (Badan Pengembangan Sumber


Daya Manusia Perhubungan). (2018). Peraturan Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor
PK. 2/BPSDMP Tahun 2018 tentang Pedoman Pengasuhan
Taruna Pada Lembaga Diklat Transportasi Di Lingkungan
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan.
Jakarta: Kementrian Perhubungan Republik Indonesia.

[11] Prof. Dr. Hamid Darmadi M.Pd., M. (2019). PENGANTAR


PENDIDIKAN ERA GLOBALISASI. Tangerang: An1mage.

[12] Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
[13] Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Jakarta:
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.

[14] Republik Indonesia (2010). Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pendidikan Kedinasan,
Jakarta: Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.

[15] Republik Indonesia (2010). Bahan Pelatihan Penguatan


Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk
Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, Jakarta: Pusat
Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional.

[16] Republik Indonesia (2012). Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya Manusia
di Bidang Transportasi, Jakarta: Kementrian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia.

[17] Republik Indonesia (2016). Peraturan Kepala Badan


Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor
PK. 06/BPSDMP-2016 tentang Pakaian Seragam Bagi Taruna

Anda mungkin juga menyukai