Anda di halaman 1dari 8

KONSTRIBUSI MASYARAKAT DALAM PENEGAKAN

ANTI KORUPSI

Nama

Univ

Email

ABSTRACK

Korupsi adalah suatu kejahatan yang dituntut karena dianggap sebagai kejahatan luar biasa.
Salah satu faktor penyebab korupsi yaitu memanfaatkan posisi dan kekuasaan kedudukan
pengelolaan negara dan keuntungan bagi dirinya sendiri atau orang lain. Perbuatan ini
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi negara, menghancurkan sendi-sendi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, munculnya krisis di pembangunan dan
membahayakan eksistensi negara. Oleh sebab itu, pada dasarnya persoalan pemberantasan
korupsi di Indonesia bukan hanya merupakan persoalan dan penegakan hukum semata,
melainkan juga merupakan persoalan sosial dan psikologi sosial. Muhammad, Saleh (2006)
menjelaskan bahwa mewujudkan penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi
bukan hanya tanggung jawab dari penyelenggara semata, melainkan juga masyarakat serta
semua komponen negara.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami berbagai peran masyarakat untuk
memberantas korupsi. Metode penulisan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan
Sumber data yang digunakan penulis dengan data primer berupa hasil observasi terhadap
keadaan lingkungan masyarakat dan data sekunder berupa informasi mengenai obyek penelitian
yang bersifat publik serta melalui studi kepustakaan. Dalam pemberantasan korupsi,
masyarakat memiliki peran sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, sebagai pencegah, berperan
dalam co-government, berperan sebagai pendukung efektivitas penegakan hukum, sebagai
pengguna teknologi, dan sebagai sarana pembaruan mantan pelaku korupsi. Melaui
pelaksanaan peran-peran tersebut secara aktif dan konsisten diharapkan eksistensi korupsi tidak
lagi ada.

Kata Kunci: Kontribusi Masyarakat, Korupsi, Pemberantasan Korupsi, Pencegahan Korupsi


PENDAHULUAN

Tindak pidana korupsi di Indonesia dan psikologi sosial yang sama-sama sangat
sudah semakin meluas didalam masyarakat, parahnya dengan persoalan hukum,
yang perkembangannya meningkat dari sehingga masalah tersebut harus dibenahi
tahun ke tahun, baik dari jumlah kasus yang secara simultan. Korupsi merupakan
terjadi dan jumlah kerugian keuangan persoalan sosial dimana korupsi telah
negara maupun dari segi kualitas tindak mengakibatkan hilangnya pemerataan
pidana yang dilakukan semakin sistematis kesejahteraan bagi seluruh rakyat
serta lingkupnya yang memasuki seluruh Indonesia. Korupsi juga merupakan
aspek kehidupan masyarakat. Korupsi telah penyakit sosial yang sulit disembuhkan
menjadi akar dari semua permasalahan (the sehingga dapat dikatakan sebagai psikologi
root of all evils) yang bergejolak di sosial.
Indonesia, terutama faktor yang berasal dari
Permasalahan korupsi telah
dalam negeri. Penyebab marak terjadinya
mengemuka seiring dengan sejarah bangsa
tindak pidana korupsi adalah rendahnya
Indonesia. Kemunculan korupsi pada masa
akuntabilitas birokrasi publik, moralitas
lalu ditolerir hingga menjadi sesuatu yang
pejabat publik, keadaaan ekonomi yang
membudaya dan mengadat hingga saat ini.
terpuruk dan melemahnya intitusi
Sebagai contoh, pada zaman kerajaan,
pengawasan, dapat menjadi penyebab
budaya korupsi di Indonesia pada
masih maraknya korupsi.
prinsipnya dilatarbelakangi oleh adanya
Pemberantasan korupsi seringkali kepentingan atau motif kekuasaan dan
menemui jalan buntu. Hal ini disebabkan kekayaan. Sementara pada zaman
permasalahan korupsi tidak hanya terjadi penjajahan, budaya korupsi berkembang
dan terdapat di lingkungan birokrasi baik di dikalangan tokohtokoh lokal yang sengaja
lembaga eksekutif, yudikatif dan legislatif, dijadikan sarana politik oleh penjajah untuk
tetapi juga telah berjangkit dan terjadi pula menjalankan daerah administratif tertentu.
pada sektor swasta, dunia usaha, dan Sementara pada zaman modern, warisan
lembaga-lembaga dalam masyarakat pada budaya penjajah kolonial, yaitu korupsi,
umumnya. Oleh sebab itu, pada dasarnya kolusi, dan nepotisme (KKN) tidak serta
persoalan pemberantasan korupsi di merta lenyap begitu saja. Hal tersebut
Indonesia bukan hanya merupakan tercermin dari banyaknya praktik korupsi
persoalan dan penegakan hukum semata, yang terjadi.Beerikut dijelaskan dengan
melainkan juga merupakan persoalan sosial
char Indeks Presepsi Korupsi Di Indonesia
2004 - 2020

Chart 1. Data of Total State Assets period of 2014-2020

METODE PENELITIAN

Sumber Data dengan model Miles dan Huberman yang


mana model ini, dalam Sugiyono (2016, p.
Purhantara (2010) menjelaskan
246), memiliki empat tahapan. Tahapan
bahwa sumber data pada penelitian
tersebut yang pertama adalah pengumpulan
merupakan faktor yang sangat penting
data yang dilakukan penulis melalui teknik
karena sumber data akan memberikan
pengumpulan data secara kualitatif meliputi
pengaruh terhadap kualitas dari hasil
observasi dan studi kepustakaan. Tahapan
penelitian. Berdasarkan jenis sumber data
kedua yaitu reduksi data dimana penulis
yang diperoleh penulis, terdapat dua jenis
merangkum, memilih hal-hal pokok,
sumber data yang digunakan, yaitu data
memfokuskan pada hal yang penting untuk
primer berupa hasil observasi penulis
dicari tema dan polanya serta membuang
terhadap keadaan lingkungan masyarakat
yang tidak perlu atau tidak relevan dengan
dan data sekunder berupa informasi
topik yang dibahas. Tahapan ketiga yaitu
mengenai obyek penelitian yang bersifat
penyajian data berupa deskripsi hasil
publik serta melalui studi kepustakaan.
pengolahan data. Serta yang terakhir yaitu
Analisis Data kesimpulan dan verifikasi dimana penulis
Analisis data kualitatif yang menarik kesimpulan yang masih bersifat

digunakan adalah analisis data di lapangan sementara dan dapat berubah apabila
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
2022 pemahaman dan penilaian masyarakat
terkait perilaku antikorupsi. Sementara itu,
Berikut digambarakan chart Indeks
Indeks Pengalaman 2022 adalah sebesar
Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2022. Dalam
3,99; angka tersebut naik dibandingkan
rangka mempercepat upaya pencegahan
2021 (3,90). Sejalan dengan indeks persepsi
dan pemberantasan korupsi, pada tahun
dan pengalaman, nilai IPAK juga
2012, pemerintah mengeluarkan Peraturan
menunjukkan adanya fluktuasi. Pada tahun
Presiden Republik Indonesia Nomor 55
2022, nilai IPAK sebesar 3,93. Angka ini
Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
lebih tinggi dibanding IPAK 2021 (3,88).
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
(Stranas PPK) jangka panjang tahun 2012– 2. Masyarakat sebagai Pencegah
2025 dan jangka menengah tahun 2012–
Cakupan perilaku anti korupsi dalam
2014. Pada tahun 2018, Stranas PPK
survei ini menyangkut penyuapan (bribery),
tersebut disempurnakan menjadi Strategi
gratifikasi (graft/gratuities), pemerasan
Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK)
(extortion), nepotisme (nepotism), dan
yang tertuang dalam Peraturan Presiden
sembilan nilai antikorupsi. Secara lengkap,
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2018
tahapan dalam penghitungan IPAK 2022
tentang Strategi Nasional Pencegahan
adalah sebagai berikut:
Korupsi. Stranas PK memuat fokus dan
sasaran sesuai dengan kebutuhan a. Melakukan cleaning data;

pencegahan korupsi. b. Melakukan recode variabel;


c. Penyusunan variabel IPAK; dan
d. Penghitungan Indeks Subdimensi,
Indeks Dimensi, dan IPAK.

Indeks merupakan rata-rata tertimbang


dari seluruh jawaban pada variabel
penyusun indeks dengan penimbang bobot
terstandarisasi masing-masing. IPAK
memiliki rentang nilai 0–5. Nilai indeks
Meskipun terjadi fluktuasi, tetapi secara semakin mendekati 5 menunjukkan bahwa
umum terlihat adanya kenaikan Indeks masyarakat berperilaku semakin
Persepsi dari 2020 sampai dengan 2022. antikorupsi.
Masyarakat perlu proaktif menanamkan
nilai-nilai kejujuran serta kebencian
terhadap korupsi melalui pesan-pesan
moral serta pendidikan etika mulai dari
tingkat sekolah dasar hingga ke perguruan
tinggi sedini mungkin sehingga budaya
korupsi yang tumbuh dan berkembang
menjadi sebuah budaya yang buruk di

Sumber: BPS Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) mayarakat diharapkan dapat berkurang dan
Indonesia 2022 melahirkan generasi penerus bangsa dengan
integritas yang tinggi dan jiwa anti korupsi.
3. Masyrakat sebagai pencegah
Secara lebih konkret dapat dilakukan
Selama ini, pendekatan pemberantasan dengan pertama-tama mengenalkan dan
korupsi yang dijalankan pemerintah memberikan pengertian untuk tidak
Indonesia, lebih cenderung ke arah represif. melakukan perilaku koruptif dalam
Hal ini juga merupakan paradigma yang keseharian, yaitu dengan misalnya datang
berkembang di masyarakat, bahwa dan pulang sekolah tepat waktu, tidak
pendekatan tersebut dinilai sebagai upaya menyontek, serta disiplin. Tindakan
yang efektif untuk menimbulkan efek jera. pencegahan akan mempunyai dampak
Namun faktanya, praktik korupsi masih positif terhadap proses pemberantasan
terjadi secara massif dan sistematis, baik korupsi, seperti yang telah disampaikan
eksekutif, legislatif, yudikatif, BUMN atau oleh Pradiptyo (2009) dalam Alfaqi dan
BUMD maupun dalam sendisendi Habibi (2017) bahwa pencegahan dan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan tindakan preventif akan lebih bermanfaat
bernegara lainnya. dalam mengatasi permasalahan korupsi
Oleh sebab itu, diperlukan strategi daripada dengan melakukan tindakan
preventif secara komprehensif oleh seluruh sanksi hukum yang tinggi.
lapisan masyarakat, diantaranya strategi 4. IPAK Berdasarkan Karakteristik
edukatif. Strategi edukatif adalah upaya
Beberapa karakteristik yang dilihat antara
pemberantasan korupsi dengan mendorong
lain adalah wilayah dan pendidikan
masyarakat untuk berperan serta
tertinggi. Berikut disajikan nilai IPAK
memerangi korupsi sesuai dengan kapasitas
berdasarkan beberapa karakteristik
dan kewenangan masing-masing.
1) IPAK masyarakat perkotaan lebih
tinggi dibandingkan IPAK
Sumber: BPS Indeks Perilaku Anti Korupsi
(IPAK) Indonesia 2022 masyarakat perdesaan.
2) Semakin tinggi pendidikan,
Berdasarkan Tabeltersebut dapat
masyarakat semakin antikorupsi.
disimpulkan hal-hal terkait IPAK 2022
menurut karakteristik sebagai berikut:

KESIMPULAN

Masyarakat berperan untuk memastikan pesan moral serta pendidikan etika sedini
terlaksananya komitmen politik secara yang mungkin.
berkelanjutan, administrasi yang akuntabel,
Berdasarkan kajian Badan Pusat Statistika
dan prosedur yang sederhana. Hal ini dapat
(BPS) dari Indeks Perilaku anti Korupsi
dicapai lebih cepat jika masyarakat aktif
Indonesia 2022 didapatkan kesimpulan
mengambil tanggung jawab untuk
sebagai berikut
berinteraksi dengan organisasi pemerintah.
Masyarakat merupakan pemegang 1) Indeks Perilaku Anti Korupsi

kedaulatan tertinggi sehingga baik atau (IPAK) Indonesia 2022 sebesar 3,93

buruknya suatu pemerintahan juga pada skala 0 sampai 5. Angka ini

dipengaruhi oleh masyarakat yang memilih lebih tinggi dibandingkan capaian

pejabat negara itu sendiri. Masyarakat juga 2021 (3,88).

merupakan pencegah dimana sangat 2) Nilai indeks semakin mendekati 5

diperlukan tindakan proaktif dalam menunjukkan bahwa masyarakat

menanamkan nilai-nilai kejujuran serta berperilaku semakin antikorupsi,

kebencian terhadap korupsi melalui pesan- sebaliknya nilai indeks yang


semakin mendekati 0 menunjukkan
bahwa masyarakat berperilaku 3,94; dan tinggi (di atas SMA)
semakin permisif terhadap korupsi. sebesar 4,04.
3) IPAK disusun berdasarkan dua
Namun demikian, masyarakat perlu
dimensi, yaitu Dimensi Persepsi dan
mendapat arahan dan bimbingan secara
Dimensi Pengalaman. Nilai Indeks
konstruktif serta memperoleh dukungan
Persepsi 2022 sebesar 3,80 menurun
untuk reformasi yang diperlukan. Hanya
(0,03 poin) dibandingkan Indeks
dengan cara ini, perubahan terhadap
Persepsi 2021 (3,83). Sebaliknya,
kebijakan dan kelembagaan dapat
Indeks Pengalaman 2022 (3,99)
terlaksana secara nyata dan
meningkat sebesar 0,09 poin
berkesinambungan. Di sisi lain, negara juga
dibanding Indeks Pengalaman 2021
perlu menunjukkan dukungan dan sikap
(3,90)
ramah terhadap badan-badan masyarakat
4) IPAK masyarakat perkotaan 2022
sipil. Negara juga hendaknya selalu
lebih tinggi (3,96) dibanding
melakukan evaluasi terhadap pengaturan
masyarakat perdesaan (3,90).
dengar pendapat dalam prosedur peraturan
5) Semakin tinggi pendidikan,
dan perundang-undangan sehingga suara
masyarakat cenderung semakin
yang didengar oleh para pejabat dan
antikorupsi. Pada 2022, IPAK
pembuat keputusan merupakan aspirasi
masyarakat berpendidikan dasar
sesungguhnya dari masyarakat tentang apa
(SD ke bawah) sebesar 3,87;
yang masyarakat butuhkan.
menengah (SMP dan SMA) sebesar
DAFTAR PUSTAKA

Badjuri, A. (2011). PEranan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Sebagai Lembaga Anti
Korupsi. Vol. 18, 1.

BPS. (2022). Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia 2022. Jakarta: Badan Pusat
Statistika.

Faizal. (2006). Peran Serta Masyarakat dalam Pemberantasan Korupsi untuk Mewujudkan
Pemerintahan yang Baik dan Bersih.

Fercico, S. (2020). PERAN MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI.

Muchsin, S. (2018). Peran Serta Masyarakat dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
pidana korupsi. Vol. 6/9.

Anda mungkin juga menyukai