PENDEKATAN PENDIDIKAN FORMAL JUDUL : DAN KPK (KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI) JURNAL : Journal of Development and Social Change, Vol. 1, No. 2, Oktober 2018: P.178-190 p-ISSN 2614-5766, https: //jurnal.uns.ac.id/jodasc TAHUN : OKTOBER 2018 PENULIS : Ahmad Zuber REVIEWER : Dimas Saputra TANGGAL : 11 MEI 2022 TUJUAN : Untuk menganalisis strategi apa saja yang dilakukan untuk mencegah tindakan korupsi di Indonesia dan menemukan berbagai teori, hukum, dalil, prinsip, dan gagasan yg digunakan untuk memberantas korupsi. SUBJEK Pelajar PENELITIAN : METODE Metode yang digunakan dalam peneilitan ini PENELITIAN : adalah kepustakaan, Menurut Farisi (2010) yang mengutip pendapat Cooper dan Taylor, penelitian kepustakaan atau kajian literatur (literature review, literature research) merupakan penelitian yang mengkaji atau meninjau secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat di dalam tubuh literatur berorientasi akademik (academic- oriented literature), serta merumuskan kontribusi teoritis dan metodologisnya untuk topik tertentu. Adapun sifat dari penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni penguraian secara deskripstif data yang telah diperoleh, kemudian diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami PEMBAHASA Artikel ini bertujuan untuk membahas strategi N anti korupsi melalui pendekatan pendidikan formal, dan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Strategi anti korupsi dengan pendekatan pendidikan formal dapat dilakukan melalui kurikulum anti korupsi yang diterapkan di sekolah-sekolah formal mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Kemudian Strategi anti korupsi dengan pendekatan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dapat dilihat dari keberhasilan KPK dalam mencegah dan menindak para koruptor yang ada di wilayah negara Indonesia. Untuk menciptakan sebuah tatanan kehidupan yang bersih, diperlukan sebuah sistem pendidikan anti korupsi yang berisi tentang sosialisasi bentuk-bentuk korupsi, cara pencegahan dan pelaporan serta pengawasan terhadap tindak pidana korupsi. elalui pendidikan anti korupsi, diharapkan akan lahir generasi tanpa korupsi sehingga di masa yang akan datang akan tercipta Indonesia yang bebas dari korupsi. Menghilangkan korupsi juga perlu dilakukan dengan tindakan preventif, antara lain dengan menanamkan nilai religius, moral bebas korupsi atau pembelajaran anti korupsi melalui berbagai lembaga pendidikan. KESIMPULAN Pemikiran mengenai pendidikan berkarakter menjadi sangat penting di tengah upaya penyelenggaraan pendidikan anti-korupsi. Kurikulum pendidikan anti-korupsi merupakan konsep yang ditawarkan untuk menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Adapun beberapa model yang digunakan antara lain: (1) Model sebagai Mata Pelajaran Tersendiri, (2) Model Terintegrasi dalam Semua Mata Pelajaran, (3) Model di Luar Pembelajaran, (4) Model pembudayaan, pembiasaan nilai dalam seluruh aktivitas dan suasana sekolah, (5) Model Gabungan. Sedangkan untuk metode atau cara penyampaian nilai-nilai anti korupsi, dapat dilakukan dengan: (1) Metode demokratis, (2) Metode Pencarian bersama, (3) Metode siswa aktif atau aktivitas bersama, (4) Metode keteladanan, (5) Metode Live In, (6) Metode penjernihan nilai atau klarifikasi nilai. Lembaga KPK merupakan lembaga non struktural yang sangat penting untuk pencegahan dan penindakan terhadap perkara korupsi di Indonesia. 2. JURNAL 2
JUDUL MODEL STRATEGI KEBUDAYAAN
DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA JURNAL Jurnal review politik, Volume 05 nomor 1 TAHUN Juni 2015 PENULIS Liatiyono Santoso & Dewi Merasyawati REVIEWER Dimas Saputra TANGGAL 11 Mei 2022 TUJUAN membuat strategi kebudayaan untuk memberantas korupsi di Indonesia. Berbagai kendala budaya korupsi di Indonesia yang telah ditemukan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif untuk mengungkapkan perilaku korupsi, serta menemukan berbagai masalah budaya. SUBJEK Masyarakat indonesia METODE Metode yang digunakan dalam peneilitan PENELITIAN ini adalah kepustakaan, Menurut Farisi (2010) yang mengutip pendapat Cooper dan Taylor, penelitian kepustakaan atau kajian literatur (literature review, literature research) merupakan penelitian yang mengkaji atau meninjau secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat di dalam tubuh literatur berorientasi akademik (academic-oriented literature), serta merumuskan kontribusi teoritis dan metodologisnya untuk topik tertentu. Adapun sifat dari penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni penguraian secara deskripstif data yang telah diperoleh, kemudian diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami PEMBAHASAN Bagaimana korupsi besar-besaran di Indonesia tampaknya memberikan kesimpulan bahwa korupsi telah menjadi budaya bangsa kitaOleh sebab itu, dibutuhkan model pendidikan anti korupsi menyangkut perspektif mentalitas budaya dan pembentukan perilaku anti-korupsi di masyarakat kitaasifnya korupsi, seolah mengindikasikan bahwa korupsi telah menjadi bagian buruk dalam perilaku pengelolaan penye-lenggaraan negara di Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa korupsi tidak saja menjadi persoalan hukum, melainkan juga merupakan persoalan mentalitas kebu-dayaanArtinya, orang yang sangat mengerti dan paham tentang hukum pun dapat terjerat kasus korupsi, apalagi yang lainika demikian, korupsi bukanlah sekedar persoalan hukum dan hanya bisa didekati dari aspek hukum semata, melainkan juga aspek lain yang melingkupinya. pertama, internalisasi pendidikan anti korupsi ke dalam sistem pembelajaran.Kedua, peningkatan wawasan masyarakat melalui pembentukan simpul-simpul anti korupsi. Ada tiga (3) hal upaya yang dilakukan dalam rangka keberhasilan menciptakan masyarakat anti korupsi, yakni: 1) pembiasaan dan penciptaan peri- laku; 2) internalisasi melalui pendidikan; 3) komitmen bersama yang ditegakkan melalui public policy (kebijakan publik) yang mengarusutamakan kepentingan bersama. Ketiga model pendekatan ini dianggap representatif dalam rangka menciptakan masyarakat anti korupsi. Hal ini karena perilaku korupsi sesuungguhnya menyangkut juga persoalan (nilai) karakter yang terbentuk dalam kebiasaan hidup sehari-hari. Strategi kebudayaan yang pertama adalah teknologisasi kebudayaan. Teknologisasi kebudayaan adalah istilah yang diciptakan dalam rangka menciptakan kepatuhan publik kepada moralitas publik. Strategi kebudayaan yang pertama adalah teknologisasi kebudayaan. Teknologisasi kebudayaan adalah istilah yang diciptakan dalam rangka menciptakan kepatuhan publik kepada moralitas publik. edua pemikir kebudayaan tersebut secara eksplisit menyebutkan bahwa jika kita percaya bahwa proses berpikir umat manusia itu berkembang dari yang sederhana (mistik) ke yang lebih kompleks (fungsional logis). KESIMPULAN Keterkaitan antara mentalitas kebudayaan dengan korupsi menunjukkan bukti bahwa pemberantasan dan pencegahan korupsi tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan hukum, melainkan juga melaluipendekatan kebudayaan. Diperlukan suatu strategi kebudayaan sebagai model pencegahan danpemberantasan korupsi, melalui: 1) pembiasaan dan penciptaan perilaku; 2) internalisasi pendidikan; 3) komitmen bersama dalam ikatan kelompok. Strategi kebudayaan yang dimaksud tersebut menginisiasikan dua hal kegiatan, yakni: 1) teknologisasi kebudayaan atau strategi memaksa; 2) rekayasa kebudayaan atau strategi mendorong. Teknologisasi budaya diperlukan ketika masyarakat masih dalam posisi permisif; masih terbuka dan sulit diajak menuju kebaikan. Masyarakat dalam kondisi yang serba permisif (serba longgar), memang memerlukan suatu aturan main, agar mereka bertanggung jawab sebagai manusia dalam ikatan kelompok. Sedangkan rekayasa kebudayaan, diperlukan sebagai mekanisme jangka panjang melalui proses-proses pendidikan yang berorientasi pada pembentukan masyarakat anti korupsi.
3. JURNAL 3
JUDUL PEMBAHARUAN STRATEGI
PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA JURNAL JURNAL ILMIAH ILMU HUKUM TAHUN November 2019 PENULIS Fadli Alfarisi REVIEWER Dimas Saputra TANGGAL 12 Mei 2022 TUJUAN Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk PENELITIAN menunjukan bahwa perlunya pembaharuan peratauran mengenai tindak pidana korupsi SUBJEK Pemerintah METODE Jurnal ini menggunakan metode penelitian hukum normatif, yang bertujuan untuk menjelaskan tentang asas-asas hukum, sinkronisasi vertikal dan horizontal, perbandingan hukum, dan sejarah hukum. Kegunaan penelitian hukum yang bersifat yuridis normatif ini adalah untuk mengetahui atau mengenal apakah dan bagaimanakah hukum positifnya mengenai suatu masalah tertentu. PEMBAHASAN Dalam perjalanan sejarah berdirinya Negara Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dan usaha untuk memperkuat pemberantasan korupsi. Pengaturan tersebut kemudian dikuatkan melalui Undang-Undang Nomor 3 tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi beserta perubahannya. Pemberantasan Korupsi Dari Masa ke Masa Dalam rangka membangun strategi baru dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, maka perlu dikaji secara komprehensif mengenai berbagai langkah dan capaian pemerintah dalam pemberantasan korupsi dari masa ke masaSecara legal formil, arah dan kebijakan pemerintah dalam penanganan tindak pidana korupsi didasarkan pada politik hukum yang dibangun pada masa atau periode tertentu. KESIMPULAN dapat disimpulkan kebijakan pemberantasan korupsi dari masa ke masa bergantung pada politik hukum pemerintah sebagai legal policy tentang hukum yang akan diberlakukan guna mencapai tujuan negara berdasarkan tahapan perkembangan yang dihadapi oleh masyarakat dan negara. Dalam konteks pemberantasan tindak pidana korupsi dari masa ke masa sampai dengan kondisi kekinian, berbagai upaya penindakan terus digencarkan. Akan tetapi dalam 5 tahun terakhir IPK Indonesia masih berada pada angka yang cukup rendah danmasih jauh dari kriteria sebagai negara yang bersih bebas dari korupsi. Mengingat hukum bersifat dinamis, maka dibutuhkan pembaharuan strategi dalam membingkai fenomena korupsi di masyarakat, sehingga pembangunan hukum pemberantasan korupsi dapat berjalan secara efektif dan efisien serta berdaya guna.