Anda di halaman 1dari 12

REVIEW JURNAL

DIMAS SAPUTRA
TINGKAT 2A
20006

STIKes AHMAD DAHLAN CIREBON


JalanWalet 21 Cirebon 45153 – Telp./Fax. (0231) 201942
e-mail : stikes.adc@gmail.com/website : stikes-adc.ac.id
2020/2021
1. JURNAL 1

STRATEGI ANTI KORUPSI MELALUI


PENDEKATAN PENDIDIKAN FORMAL
JUDUL :
DAN KPK (KOMISI PEMBERANTASAN
KORUPSI)
JURNAL : Journal of Development and Social Change,
Vol. 1, No. 2, Oktober 2018: P.178-190
p-ISSN 2614-5766, https:
//jurnal.uns.ac.id/jodasc
TAHUN : OKTOBER 2018
PENULIS : Ahmad Zuber
REVIEWER : Dimas Saputra
TANGGAL : 11 MEI 2022
TUJUAN : Untuk menganalisis strategi apa saja yang
dilakukan untuk mencegah tindakan korupsi di
Indonesia dan menemukan berbagai teori,
hukum, dalil, prinsip, dan gagasan yg
digunakan untuk memberantas korupsi.
SUBJEK Pelajar
PENELITIAN :
METODE Metode yang digunakan dalam peneilitan ini
PENELITIAN : adalah kepustakaan, Menurut Farisi (2010)
yang mengutip pendapat Cooper dan Taylor,
penelitian kepustakaan atau kajian literatur
(literature review, literature research)
merupakan penelitian yang mengkaji atau
meninjau secara kritis pengetahuan, gagasan,
atau temuan yang terdapat di dalam tubuh
literatur berorientasi akademik (academic-
oriented literature), serta merumuskan
kontribusi teoritis dan metodologisnya untuk
topik tertentu. Adapun sifat dari penelitian
ini adalah analisis deskriptif, yakni penguraian
secara deskripstif data yang telah diperoleh,
kemudian diberikan pemahaman dan
penjelasan agar dapat dipahami
PEMBAHASA Artikel ini bertujuan untuk membahas strategi
N anti korupsi melalui pendekatan pendidikan
formal, dan KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi). Strategi anti korupsi dengan
pendekatan pendidikan formal dapat dilakukan
melalui kurikulum anti korupsi yang
diterapkan di sekolah-sekolah formal mulai
dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Kemudian Strategi anti korupsi dengan
pendekatan KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi) dapat dilihat dari keberhasilan KPK
dalam mencegah dan menindak para koruptor
yang ada di wilayah negara Indonesia. Untuk
menciptakan sebuah tatanan kehidupan yang
bersih, diperlukan sebuah sistem pendidikan
anti korupsi yang berisi tentang sosialisasi
bentuk-bentuk korupsi, cara pencegahan dan
pelaporan serta pengawasan terhadap tindak
pidana korupsi. elalui pendidikan anti korupsi,
diharapkan akan lahir generasi tanpa korupsi
sehingga di masa yang akan datang akan
tercipta Indonesia yang bebas dari korupsi.
Menghilangkan korupsi juga perlu dilakukan
dengan tindakan preventif, antara lain dengan
menanamkan nilai religius, moral bebas
korupsi atau pembelajaran anti korupsi melalui
berbagai lembaga pendidikan.
KESIMPULAN Pemikiran mengenai pendidikan berkarakter
menjadi sangat penting di
tengah upaya penyelenggaraan pendidikan
anti-korupsi. Kurikulum pendidikan
anti-korupsi merupakan konsep yang
ditawarkan untuk menanamkan nilai-nilai
anti korupsi. Adapun beberapa model yang
digunakan antara lain: (1) Model
sebagai Mata Pelajaran Tersendiri, (2) Model
Terintegrasi dalam Semua Mata
Pelajaran, (3) Model di Luar Pembelajaran, (4)
Model pembudayaan, pembiasaan
nilai dalam seluruh aktivitas dan suasana
sekolah, (5) Model Gabungan.
Sedangkan untuk metode atau cara
penyampaian nilai-nilai anti korupsi, dapat
dilakukan dengan: (1) Metode demokratis, (2)
Metode Pencarian bersama, (3)
Metode siswa aktif atau aktivitas bersama, (4)
Metode keteladanan, (5)
Metode Live In, (6) Metode penjernihan nilai
atau klarifikasi nilai.
Lembaga KPK merupakan lembaga non
struktural yang sangat penting
untuk pencegahan dan penindakan terhadap
perkara korupsi di Indonesia.
2. JURNAL 2

JUDUL MODEL STRATEGI KEBUDAYAAN


DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
DI INDONESIA
JURNAL Jurnal review politik,
Volume 05 nomor 1
TAHUN Juni 2015
PENULIS Liatiyono Santoso & Dewi Merasyawati
REVIEWER Dimas Saputra
TANGGAL 11 Mei 2022
TUJUAN membuat strategi kebudayaan untuk
memberantas korupsi di Indonesia.
Berbagai kendala budaya korupsi di
Indonesia yang telah ditemukan. Penelitian
ini menggunakan teknik analisis deskriptif
untuk mengungkapkan perilaku korupsi,
serta menemukan berbagai masalah
budaya.
SUBJEK Masyarakat indonesia
METODE Metode yang digunakan dalam peneilitan
PENELITIAN ini adalah kepustakaan, Menurut Farisi
(2010) yang mengutip pendapat Cooper
dan Taylor, penelitian kepustakaan atau
kajian literatur (literature review, literature
research) merupakan penelitian yang
mengkaji atau meninjau secara kritis
pengetahuan, gagasan, atau temuan yang
terdapat di dalam tubuh literatur
berorientasi akademik (academic-oriented
literature), serta merumuskan kontribusi
teoritis dan metodologisnya untuk topik
tertentu. Adapun sifat dari penelitian
ini adalah analisis deskriptif, yakni
penguraian secara deskripstif data yang
telah diperoleh, kemudian diberikan
pemahaman dan penjelasan agar dapat
dipahami
PEMBAHASAN Bagaimana korupsi besar-besaran di
Indonesia tampaknya memberikan
kesimpulan bahwa korupsi telah menjadi
budaya bangsa kitaOleh sebab itu,
dibutuhkan model pendidikan anti korupsi
menyangkut perspektif mentalitas budaya
dan pembentukan perilaku anti-korupsi di
masyarakat kitaasifnya korupsi, seolah
mengindikasikan bahwa korupsi telah
menjadi bagian buruk dalam perilaku
pengelolaan penye-lenggaraan negara di
Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa
korupsi tidak saja menjadi persoalan
hukum, melainkan juga merupakan
persoalan mentalitas kebu-dayaanArtinya,
orang yang sangat mengerti dan paham
tentang hukum pun dapat terjerat kasus
korupsi, apalagi yang lainika demikian,
korupsi bukanlah sekedar persoalan hukum
dan hanya bisa didekati dari aspek hukum
semata, melainkan juga aspek lain yang
melingkupinya. pertama, internalisasi
pendidikan anti korupsi ke dalam
sistem pembelajaran.Kedua, peningkatan
wawasan masyarakat melalui pembentukan
simpul-simpul anti korupsi. Ada tiga (3)
hal upaya yang
dilakukan dalam rangka keberhasilan
menciptakan masyarakat anti korupsi,
yakni: 1) pembiasaan dan penciptaan peri-
laku; 2) internalisasi melalui pendidikan;
3) komitmen bersama yang ditegakkan
melalui public policy (kebijakan publik)
yang mengarusutamakan kepentingan
bersama. Ketiga model pendekatan ini
dianggap representatif dalam rangka
menciptakan masyarakat anti korupsi. Hal
ini karena perilaku korupsi sesuungguhnya
menyangkut juga persoalan (nilai)
karakter yang terbentuk dalam kebiasaan
hidup sehari-hari. Strategi kebudayaan
yang pertama adalah teknologisasi
kebudayaan. Teknologisasi kebudayaan
adalah istilah yang diciptakan dalam
rangka menciptakan kepatuhan publik
kepada moralitas publik. Strategi
kebudayaan yang pertama adalah
teknologisasi kebudayaan. Teknologisasi
kebudayaan adalah istilah yang
diciptakan dalam rangka menciptakan
kepatuhan publik kepada moralitas publik.
edua pemikir kebudayaan tersebut secara
eksplisit menyebutkan bahwa jika kita
percaya bahwa proses berpikir
umat manusia itu berkembang dari yang
sederhana (mistik) ke yang lebih kompleks
(fungsional logis).
KESIMPULAN Keterkaitan antara mentalitas kebudayaan
dengan korupsi menunjukkan bukti bahwa
pemberantasan dan pencegahan korupsi
tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan
hukum, melainkan juga melaluipendekatan
kebudayaan. Diperlukan suatu strategi
kebudayaan sebagai model pencegahan
danpemberantasan korupsi, melalui:
1) pembiasaan dan penciptaan
perilaku;
2) internalisasi pendidikan;
3) komitmen bersama
dalam ikatan kelompok. Strategi
kebudayaan yang dimaksud
tersebut menginisiasikan dua hal kegiatan,
yakni:
1) teknologisasi kebudayaan atau strategi
memaksa;
2) rekayasa kebudayaan atau strategi
mendorong. Teknologisasi budaya
diperlukan ketika masyarakat masih dalam
posisi permisif;
masih terbuka dan sulit diajak menuju
kebaikan. Masyarakat dalam kondisi yang
serba permisif (serba longgar), memang
memerlukan suatu aturan main, agar
mereka bertanggung jawab sebagai
manusia dalam ikatan kelompok.
Sedangkan rekayasa kebudayaan,
diperlukan sebagai mekanisme jangka
panjang melalui proses-proses pendidikan
yang berorientasi
pada pembentukan masyarakat anti
korupsi.

3. JURNAL 3

JUDUL PEMBAHARUAN STRATEGI


PEMBERANTASAN KORUPSI DI
INDONESIA
JURNAL JURNAL ILMIAH ILMU HUKUM
TAHUN November 2019
PENULIS Fadli Alfarisi
REVIEWER Dimas Saputra
TANGGAL 12 Mei 2022
TUJUAN Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk
PENELITIAN menunjukan bahwa perlunya
pembaharuan peratauran mengenai tindak
pidana korupsi
SUBJEK Pemerintah
METODE Jurnal ini menggunakan metode
penelitian hukum normatif, yang
bertujuan untuk menjelaskan tentang
asas-asas hukum, sinkronisasi vertikal
dan horizontal, perbandingan hukum, dan
sejarah hukum. Kegunaan penelitian
hukum yang bersifat yuridis normatif ini
adalah untuk mengetahui atau mengenal
apakah dan bagaimanakah hukum
positifnya mengenai suatu masalah
tertentu.
PEMBAHASAN Dalam perjalanan sejarah berdirinya
Negara Indonesia, pemerintah telah
melakukan berbagai upaya dan usaha
untuk memperkuat pemberantasan
korupsi. Pengaturan tersebut kemudian
dikuatkan melalui Undang-Undang
Nomor 3 tahun 1971 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan Undang-Undang Nomor 31 tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi beserta perubahannya.
Pemberantasan Korupsi Dari Masa ke
Masa Dalam rangka membangun strategi
baru dalam pemberantasan tindak pidana
korupsi, maka perlu dikaji secara
komprehensif mengenai berbagai langkah
dan capaian pemerintah dalam
pemberantasan korupsi dari masa ke
masaSecara legal formil, arah dan
kebijakan pemerintah dalam penanganan
tindak pidana korupsi didasarkan pada
politik hukum yang dibangun pada masa
atau periode tertentu.
KESIMPULAN dapat disimpulkan kebijakan
pemberantasan korupsi dari masa ke
masa bergantung pada politik hukum
pemerintah
sebagai legal policy tentang hukum yang
akan diberlakukan guna mencapai tujuan
negara berdasarkan tahapan
perkembangan yang dihadapi oleh
masyarakat dan negara.
Dalam konteks pemberantasan tindak
pidana korupsi dari masa ke masa sampai
dengan kondisi kekinian, berbagai upaya
penindakan terus digencarkan. Akan
tetapi dalam 5 tahun terakhir IPK
Indonesia masih berada pada angka yang
cukup rendah danmasih jauh dari kriteria
sebagai negara yang bersih bebas dari
korupsi. Mengingat hukum bersifat
dinamis, maka dibutuhkan pembaharuan
strategi dalam membingkai fenomena
korupsi di masyarakat, sehingga
pembangunan hukum pemberantasan
korupsi
dapat berjalan secara efektif dan efisien
serta berdaya guna.

Anda mungkin juga menyukai