Anti Korupsi
RATNA INDRIASARI
Bobot / SKS 3
Kode MK IPM-5-09
Sifat √ Konseptual/Teoritik
Seminar / Pratikum
Praktek Lapangan
Diselenggrakan dengan 14 (empat belas) tatap muka dan 2 (dua) evalausi berupa UTS dan
Deskripsi UAS, Tujuan mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi adalah membangun kepribadian anti-
korupsi pada diri individu mahasiswa serta membangun kompetensi dan komitmennya
sebagai agent of change dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
dan juga menekankan pada character building mahasiswa yang dibangun atas dasar
pengetahuan kognitif (pemahaman) berupa pengetahuan dasar korupsi dan anti korupsi
dalam perspektif keilmuan, afektif (sikap) berupa tindakan/respon preventif dalam upaya
pemberantasan korupsi untuk diri sendiri dan psikomotorik (ketrampilan) berupa penguatan
kepekaan terhadap perilaku koruptif dan mampu mencegah diri sendiri agar tidak berlaku
koruptif sekecil apapun, baik yang terkait uang ataupun tidak.
Penyajian materi Mata Kuliah Anti Korupsi menggunakan berbagai media pembelajaran
antara lain berasal dari Anti Corruption Clearing House (ACCH) yang merupakan open
educational resources KPK ,Pedoman Pendidikan Anti Korupsi untuk perguruan tinggi tahun
2011, Buku Panduan Dosen Pembelajaran Pendidikan Anti Korupsi untuk perguruan tinggi,
buku profil dan capaian lulusan program sarjana (S1) program studi ilmu
pemerintahan,program studi ilmu politik dan program pascasarjana (S2) Magiter Ilmu
Pemerintahan serta beberapa buku referensi , jurnal dan data yang relevan dengan
masing-masing materi pembelajaran.
Capaian Pembelajaran
RANAH CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN
CPL-1 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
menunjukkan sikap religius;
CPL-2 Menunjukkan sikap Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara
CPL-3 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik
CPL-4 Menunjukkan kepribadian yang berintegritas bagi pencapaian tujuan bangsa
dan negara Indonesia
CPL-5 Menguasai konsep teori pengawasan pemerintahan dan pengawasan
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
Materi Kuliah
MODEL PEMBELAJARAN MK ANTI
KORUPSI UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI
PENGERTIAN KORUPSI
GERAKAN KERJASAMA DAN
INSTUMEN INTERNASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DI INDONESIA
DAMPAK MASIF KORUPSI
PENGERTIAN KORUPSIPERANAN
MAHASISWA DALAM PENCEGAHAN
NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI KORUPSI
Presentation Title 15
9/3/20XX Presentation Title 16
9/3/20XX Presentation Title 17
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
• Pembelajaran akan dilakukan dengan berbasis pada
strategi student active learning, student center learning.
Mahasiswa difasilitasi untuk aktif mencari,
menemukan dan memperoleh berbagai konsep, teori
dan fakta-fakta tentang sistem informasi manajemen
pemerintahan. Ada 4 kegiatan utama yang akan
dilaksanakan dalam perkuliahan:
• Presentasi (penyajian) materi oleh dosen.
• Penugasan. Ada sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh
mahasiswa selama perkuliahan berlangsung dalam satu
semester. Di antaranya tugas eksplorasi konsep, teori, data
dan/atau fakta, tugas kelompok terdiri dari tugas makalah
dan presentasi;
• Diskusi.
18
Metode Pembelajaran
Case Study Metode studi kasus adalah menyajikan kasus ke ruang kelas untuk didiskusikan bersama oleh
mahasiswa dan dosen. Studi kasus berguna untuk menjembatani antara teori-teori dengan
praktik/peristiwa/pengalaman nyata di luar kelas. T
Skenario Perbaikan Sistem Metode skenario perbaikan sistem adalah metode dimana kelompok mahasiswa membuat
rancangan perbaikan sistem guna menyelesaikan penyelesaian suatu permasalahan korupsi
Kuliah Umum (General Lecture) Perkuliahan dengan topik spesifik yang memperkaya materi kuliah, disampaikan oleh
narasumber selain dosen pengampu mata kuliah
Analisis Film (Film Analysis) Metode analisis film adalah metode pembelajaran dengan menggunakan film sebagai
media dengan cara melakukan analisis terhadap film tersebut, yaitu mengidentifikasi konten
dengan melakukan interpretasi.
Thematic Exploration Metode ini menggunakan pendekatan tematik dalam mengajar (thematic learning), yaitu
menekankan pada sebuah tema spesifik tertentu untuk mengajarkan satu atau beberapa
konsep, atau untuk dikaji dari beberapa sudut pandang/bidang keilmuan tertentu.
Membuat Prototipe (Prototype) Prototype adalah sebuah model orisinil atau model pertama dari sesuatu, yang kemudian
ditiru atau dikembangkan dalam bentuk lain. Ia merupakan sebuah contoh/model pertama
bagi yang berikutnya. Dalam penugasan ini yang dimaksud adalah prototipe yang bersifat
anti-korupsi.
Measuring the Government Policy Metode ini digunakan untuk membuktikan atau mengukur realisasi kebijakan/ prosedur/janji
pemerintah khususnya pada sektor pelayanan publik.
Membuat Alat Peraga Pendidikan Metode ini dilakukan dalam rangka menciptakan alat peraga pendidikan untuk
(Educational Tools) mempermudah proses belajar-mengajar dalam Pendidikan Anti Korupsi, khususnya di tingkat
sekolah dasar dan menengah.
Poster Metode ini menempatkan poster sebagai media publikasi yang terdiri atas tulisan, gambar
ataupun kombinasi antar keduanya dengan tujuan memberikan informasi kepada
masyarakat luas
Investigasi Perilaku Koruptif Metode Investigasi Perilaku Koruptif ini mendorong mahasiswa untuk mengidentifikasi adanya
perilaku koruptif di lingkungan sekitarnya. 19
• Ada 3 tugas (sebagai tagihan) yang harus
dikerjakan dan diserahkan oleh mahasiswa,
selama mengikuti perkuliahan, yaitu:
• Tugas eksplorasi (searching) bahan/materi.
Pada setiap minggu, mahasiswa diminta
untuk mencari dan memberi
komentar/analisis terhadap materi-materi
tertentu.
• Tugas studi kasus dan laporan studi kasus.
Setiap mahasiswa diminta untuk melakukan
studi kasus terhadap sistem informasi
manajemen pada organisasi publik;
• Seminar. Pada akhir perkuliahan,
mahasiswa menyelenggarakan seminar
sekaligus menampilkan presentasi dalam
bentuk power point dari laporan hasil studi
kasus.
P E NI L A I A N
Komponen dan Bobot Penilaian
1. Tugas Perorangan/Kuis 5%
2. Tugas Makalah 10%
3. Tugas Presentasi 5%
4. UTS 30%
5. UAS 40%
6. Kehadiran 10%
Metode/Teknik Penilaian:
• Tes tulis
• Penilaian Tugas
Penilaian Tes Tertulis
JENJANG/ ANGKA/SKOR DESKRIPSI/INDIKATOR KERJA
GRADE
Sangat Kurang < 20 Jawaban tidak sesuai dengan
pertanyaan
Kurang 21 – 40 Jawaban sesuai dengan pertanyaan
namun tidak lengkap
Cukup 41 – 60 Jawaban sesuai pertanyaan dan
lengkap, namun tidak rapih
Baik 61 – 80 Jawaban sesuai pertanyaan dan
lengkap dan rapih
Sangat Baik >81 Jawaban sesuai pertanyaan dan
lengkap dan rapih serta memiliki
muatan kreativitas ide
Penilaian Makalah
Jenjang/Grade Angka/Skor Deskripsi/Indikator Kerja
Sangat Kurang < 20 Slide presentasi tidak sesuai dengan instruksi tugas
Kurang 21 – 40 Slide presentasi sesuai tugas, slide presentasi tidak bagus dan tidak menarik,
komunikasi presentasi tidak lancar, tidak tanggap dalam menjawab pertanyaan.
Cukup 41 – 60 Slide presentasi sesuai intruksi tugas, slide presentasi bagus dan menarik,
komunikasi presentasi kurang lancer dan baik, namun kurang tanggap dalam
menjawab pertanyaan
Baik 61 – 80 Slide presentasi sesuai instruksi tugas, slide presentasi bagus dan menarik,
komunikasi presentasi kurang lancer dan baik, namun tanggap dalam menjawab
pertanyaan
Sangat Baik >81 Slide presentasi sesuai instruksi tugas, slide presentasi bagus dan menarik,
komunikasi presentasi lancer dan baik, serta tanggap dalam menjawab
pertanyaan.
PERATURAN &
TATA TERTIB TATAP MAYA
1. Mahasiswa bergabung ke aplikasi VC (Zoom/Google Meet) 10 Menit
sebelum dimulai;
2. Mahasiswa menggunakan nama lengkap untuk username Zoom;
3. Mahasiswa mempersiapkan tempat, perangkat dan koneksi internet
untuk mendukung kelancaran perkuliahan;
4. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh rangkaian perkuliahan dan
melakukan presensi melalui Google Form/Google Docs yang
disediakan;
5. Kenakan pakaian sesuai ketentuan dan duduk dengan posisi yang baik;
6. Saling menghargai dan tidak membuat kegaduhan/gangguan/
kerusakan dalam ruang kelas online;
7. Tidak boleh ada plagiat dan bentuk-bentuk pelanggaran norma
lainnya;
PERATURAN &
TATA TERTIB TATAP MUKA
1. Mahasiswa hadir dalam perkuliahan tatap muka / tatap maya minimal
75% dari jumlah pertemuan ideal (lihat aturan akademik STIP-AN);
2. Setiap mahasiswa harus aktif dan partisipatif dalam perkuliahan;
3. Dosen dan Mahasiswa tiba di kelas / vc tepat waktu sesuai dengan
waktu yang ditetapkan/disepakati;
4. Ada pemberitahuan jika tidak hadir dalam perkuliahan tatap muka;
5. Selama perkuliahan berlangsung, HP dalam posisi silent ( digunakan
bila diperlukan untuk menunjang pembelajaran);
6. Meminta izin (dengan cara mengangkat tangan) jika ingin berbicara,
bertanya, menjawab, meninggalkan kelas atau keperluan lain;
7. Saling menghargai dan tidak membuat kegaduhan/gangguan/
kerusakan dalam kelas;
8. Tidak boleh ada plagiat dan bentuk-bentuk pelanggaran norma lainnya;
Birokrasi berbelit Konflik Kepentingan
yang buruk
Pelayanan Publik
Korupsi
Sumber : Transparency International Indonesia
PROSES ASUMSI
PEMBENTUKAN pikiran yang kita anggap benar
KESIMPULAN
OBSERVASI
FAKTA-FAKTA Membutuhkan pemahaman PENGALAMAN
Kebenaran yang terjadi tentang situasi yang Sesuatu yang kita lakukan
melarbelakangi kejadian atau terlibat langsung
tersebut
KESIMPULAN
TINDAKAN
Keseluruhan hasil analisis
ANTI
KORUPSI
TM-2
RATNA
INDRIASARI,SE,M.PD
Mereka yang Terjerat Korupsi
Tahun Ini, dari Rektor hingga
Hakim Agung Kompas.com -
25/09/2022, 09:50 WIB
Robert Klitgaard :
C=M+D-A
• C = Corruption/Korupsi
• M = Monopoly/Monopoli
• D = Discretion/Diskresi / Keleluasaan
• A = Accountability/Akuntabilitas
MEMAHAMI KORUPSI DARI TEORI
Teori korupsi menurut Jack Bologne, GONE Theory
Dikatakan, bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya korupsi
GONE
• Keserakahan (Greed),
• Kesempatan (Opportunity),
• Kebutuhan (Needs), Dan
• Pengungkapan (Expose).
MEMAHAMI KORUPSI DARI TEORI
Teori korupsi menurut Donald R Cressey, dikenal juga
sebagai Fraud Triangle Theory.
MEMAHAMI KORUPSI DARI TEORI
Teori Willingness and Opportunity to Corrupt. Menurut teori
ini, korupsi terjadi jika terdapat
KESEMPATAN/PELUANG (kelemahan sistem,
pengawasan kurang, dan sebagainya) dan
NIAT/KEINGINAN (didorong karena kebutuhan &
keserakahan).
KORUPSI
dan tidak melaporkan ke KPK;
11. Pegawai negeri memalsukan buku 25. Merintangi proses pemeriksaan
untuk pemeriksaan administrasi; perkara korupsi;
1. Menyuap pegawai negeri; 12. Pegawai negeri merusakan bukti; 26. Tersangka tidak memberikan
2. Memberi hadiah kepada pegawai negeri 13. Pegawai negeri membiarkan orang lain keterangan mengenai kekayaan;
karena jabatannya; merusakkan bukti; 27. Bank yang tidak memberikan
3. Pegawai negeri menerima suap; 14. Pegawai negeri membantu orang lain keterangan rekening tersangka;
4. Pegawai negeri menerima hadiah yang merusakkan bukti; 28. Saksi atau ahli yang tidak memberikan
berhubungan dengan jabatannya; 15. Pegawai negeri memeras; keterangan atau memberi keterangan
5. Menyuap hakim; 16. Pegawai negeri memeras pegawai palsu;
6. Menyuap advokat; negeri yang lain; 29. Seseorang yang memegang rahasia
7. Hakim dan advokat menerima suap; 17. Pemborong membuat curang; jabatan, namun tidak memberikan
8. Hakim menerima suap; 18. Pengawas proyek membiarkan keterangan atau memberikan
9. Advokat menerima suap; perbuatan curang; keterangan palsu;
10. Pegawai negeri menggelapkan uang 19. Rekanan TNI/Polri berbuat curang; 30. Saksi yang membuka identitas
atau membiarkan penggelapan; 20. Pengawas rekanan TNI/Polri berbuat pelapor.
curang;
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001, korupsi dikategorikan menjadi 30 jenis yang diklasifikan lagi menjadi tujuh
jenis.
Kerugian Keuangan Negara
Secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi. Perbuatan Curang
Pelakunya memiliki tujuan menguntungkan diri sendiri serta Perbuatan curang dilakukan dengan sengaja untuk
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana kepentingan pribadi yang dapat membahayakan orang lain.
yangada.
Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
Suap Menyuap
Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Aparatur Sipil Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung
Negara, penyelenggara negara, hakim, atau advokat maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam
dengan maksud supaya berbuat sesuatu atau tidak berbuat pemborongan, pengadaan atau persewaan padahal dia
sesuatu dalam jabatannya. ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.
https://www.bps.go.id/website/materi_ind/materiBrsInd-
20220801114839.pdf
50
STRATEGI • Mengenal Lebih Dekat Korupsi
PEMBERANTASAN
• Salah satu sebab mengapa korupsi sukar
diberantas karena baik pemerintah maupun
KORUPSI
anggota masyarakat kurang memahami dan
mengenali secara baik, jenis-jenis korupsi yang
sering terjadi dalam masyarakat dan
pemerintahan.
• Mengetahui Hak dan Kewajiban yang Berkaitan
dengan Pemberantasan Korupsi
Kita perlu mengetahui dan memahami hak dan
kewajiban kita, terutama yang berhubungan dengan
pemberantasan korupsi.
• Kerjasama dan Komitmen
Kerjasama akan lebih solid bila negara-negara
tersebut memiliki komitmen yang sama dalam
memberantas korupsi, salah satunya diwujudkan
dengan meratifikasi Konvensi Anti Korupsi, kemudian
menyelaraskan peraturan perundangan di negaranya
agar dapat mengimplementasikan pedoman anti
Kapita Selekta dan Beban Biaya Sosial Korupsi - korupsi dengan baik.
ACLC KPK
STRATEGI • Sikap Anti Korupsi (Pencegahan, Preventif
PEMBERANTASAN
Anti korupsi merupakan kebijakan untuk mencegah
dan menghilangkan peluang bagi berkembangnya
KORUPSI
korupsi. Pencegahan yang dimaksud adalah
bagaimana meningkatkan kesadaran individu untuk
tidak melakukan korupsi dan bagaimana
menyelamatkan uang dan aset negara.
• Kontra Korupsi (Penindakan, Represif)
Kontra korupsi adalah kebijakan dan upaya-upaya
yang menitikberatkan aspek penindakan.
• Peran Serta Masyarakat Memberantas Korupsi
Korupsi sungguh menyebabkan krisis kepercayaan.
Korupsi di berbagai bidang pemerintahan
menyebabkan kepercayaan rakyat dan dukungan
terhadap pemerintahan menjadi minim.
• Penghargaan Bagi Pelapor
Kepada setiap orang, ormas atau LSM yang telah
membantu upaya pencegahan atau pemberantasan
tindak pidana korupsi, dapat diberikan penghargaan
Kapita Selekta dan Beban Biaya Sosial Korupsi - berupa piagam/ premi, setelah keputusan
ACLC KPK pengadilan yang mempidana terdakwa memperoleh
kekuatan hukum tetap (PP No. 71/ 2000 Bab III Pasal
7 s/d Pasal 11)
KESIMPULAN
• Korupsi tidak berbeda jauh dengan pencurian dan penggelapan, hanya saja unsurunsur
pembentuknya lebih lengkap. Korupsi bisa kita pahami juga sebagai penggelapan yang
mengakibatkan kerugian negara.
• Kita, sebagai masyarakat Indonesia secara umum dan sebagai penyelenggara negara/
pegawai negeri pada khususnya, perlu memahami masalah korupsi, serta mengenali
lebih detail berbagai kebijakan dan peraturan, dan mengikuti berbagai perkara dan jenis-
jenis korupsi yang sering terjadi dalam masyarakat dan pemerintahan.
• Turut aktif berperan serta dalam pemberantasan korupsi, dan menjadi contoh dalam
penggalakan anti korupsi untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik dan bersih (good
and clean government). Dengan digalakkannya program pemberantasan dan tindak
pidana korupsi oleh pemerintah di era reformasi melalui upaya koordinasi (coordination),
pengawasan (controlling), monitoring, investigasi/penyelidikan (investigation),
penuntutan (prosecution) dan pemeriksaan (auditing) dan peran serta masyarakat
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku (Pasal 1 ayat (3) UU No. 30/ 2002),
diharapkan dapat mempercepat terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur.
ANTI
KORUPSI
Upaya Pemberantasan
Korupsi
RATNA
INDRIASARI,SE,M.PD
STRATEGI REPRESIF
pemberantasan korupsi. Karena itulah, KPK
memperkuat whistleblowing system yang
mendorong masyarakat mengadukan tindak
pidana korupsi. Pengaduan masyarakat atas
• Melalui strategi represif, KPK dugaan tindak pidana korupsi bisa dilakukan di
menyeret koruptor ke meja situs KPK.
hijau, membacakan tuntutan,
serta menghadirkan saksi-
saksi dan alat bukti yang KPK akan melakukan proses verifikasi dan
menguatkan. penelaahan untuk memastikan apakah sebuah
aduan bisa ditindaklanjuti ke tahap penyelidikan.
• Dalam strategi ini, tahapan Di tahap penyelidikan, KPK akan mencari
yang dilakukan adalah : sekurang-kurangnya dua alat bukti untuk
• Penanganan Laporan melanjutkan kasus ke proses penyidikan. Pada
• Pengaduan Masyarakat, tahap ini, salah satunya ditandai dengan
• Penyelidikan, ditetapkannya seseorang menjadi tersangka.
• Penyidikan,
• Penuntutan, Dan Selanjutnya adalah tahap penuntutan dan
• Eksekusi. pelimpahan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Tahapan berikutnya adalah pelaksanaan putusan
pengadilan. Eksekusi yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, dilakukan oleh jaksa.
Fraud
• Fraud merupakan tindakan kebohongan yang disengaja yang
dapat berupa penggelapan aset, penggelapan informasi,
penyembunyian fakta, atau korupsi (Wardana et al., 2017).
• Jenis-jenis fraud antara lain korupsi, penyalahgunaan aset dan
kecurangan laporan (ACFE Indonesia Chapter, 2016, 2020).
• Dalam mengembangkan strategi pencegahan fraud yang efektif,
organisasi harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:
1) kondisi lingkungan internal dan eksternal,
2) kompleksitas kegiatan usaha,
3) potensi, jenis dan risiko terjadinya fraud,
4) kecukupan sumber daya yang dibutuhkan (Sofia, 2016).
Donal R Cressey (1953) mengembangkan model
bahwa pengaruh dimensi fraud triangle.
Fraud diamond merupakan pandangan yang
dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson (2004).
Teori Fraud Pentagon dicetuskan oleh Crowe Horwath
pada tahun 2011 yang merupakan pengembangan
dari model fraud triangle model (Cressey, 1953)
Teori Fraud Pentagon dicetuskan oleh Crowe Horwath
pada tahun 2011 yang merupakan pengembangan
dari model fraud triangle model (Cressey, 1953).
Setidaknya 70% fraud dilakukan oleh pelaku dengan
mengkombinasikan tekanan dengan arogansi dan
keserakahan.
Whistleblowing system diyakini merupakan alat bantu deteksi kecurangan yang efisien dan sebagai bagian
dari program internalisasi nilai-nilai integritas dalam diri setiap pegawai. Namun pelaksanaannya di
berbagai organisasi masih belum optimal, dan dianggap sekadar formalitas untuk memenuhi kewajiban
perundang-undangan.
STRATEGI REPRESIF
• Sula Pencegahan mencakup perbaikan pada sistem sehingga meminimalisasi terjadinya
tindak pidana korupsi. Pada strategi ini, KPK akan melakukan berbagai kajian untuk
kemudian memberikan rekomendasi kepada kementerian atau lembaga terkait untuk
melakukan langkah perbaikan.
• Di antara perbaikan yang bisa dilakukan misalnya, pelayanan publik yang dibuat
transparan melalui sistem berbasis online atau sistem pengawasan terintegrasi. KPK juga
mendorong penataan layanan publik melalui koordinasi dan supervisi pencegahan
(korsupgah), serta transparansi penyelenggara negara (PN).
• Untuk transparansi PN, KPK menerima laporan atas Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) dan gratifikasi. Penyerahan LHKPN wajib dilakukan
semua penyelenggara negara. Sedangkan untuk gratifikasi, penerima wajib melaporkan
kepada KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak menerimanya. Jika tidak melaporkannya,
maka pegawai negeri tersebut dianggap menerima suap.
STRATEGI PERBAIKAN SISTEM
• Sula Pencegahan mencakup perbaikan pada sistem sehingga meminimalisasi terjadinya
tindak pidana korupsi. Pada strategi ini, KPK akan melakukan berbagai kajian untuk
kemudian memberikan rekomendasi kepada kementerian atau lembaga terkait untuk
melakukan langkah perbaikan.
• Di antara perbaikan yang bisa dilakukan misalnya, pelayanan publik yang dibuat
transparan melalui sistem berbasis online atau sistem pengawasan terintegrasi. KPK
juga mendorong penataan layanan publik melalui koordinasi dan supervisi pencegahan
(korsupgah), serta transparansi penyelenggara negara (PN).
• Untuk transparansi PN, KPK menerima laporan atas Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) dan gratifikasi. Penyerahan LHKPN wajib dilakukan
semua penyelenggara negara. Sedangkan untuk gratifikasi, penerima wajib melaporkan
kepada KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak menerimanya. Jika tidak melaporkannya,
maka pegawai negeri tersebut dianggap menerima suap.
STRATEGI EDUKASI DAN KAMPANYE
• Salah satu hal penting dalam pemberantasan korupsi, adalah kesamaan pemahaman
mengenai tindak pidana korupsi itu sendiri. Dengan adanya persepsi yang sama,
pemberantasan korupsi bisa dilakukan secara tepat dan terarah.
• Sayangnya, tidak semua masyarakat memiliki pemahaman seperti itu. Contoh paling
mudah, adalah pandangan mengenai pemberian “uang terima kasih” kepada aparat
pelayan publik, yang dianggap sebagai hal yang wajar.
• Contoh lain, tidak semua orang memiliki kepedulian yang sama terhadap korupsi. Hanya karena merasa
“tidak kenal” si pelaku, atau karena merasa “hanya masyarakat biasa,” banyak yang menganggap dirinya
tidak memiliki kewajiban moral untuk turut berperan serta. Itulah sebabnya, edukasi dan kampanye
penting dilakukan.
• Sebagai bagian dari pencegahan, edukasi dan kampanye memiliki peran strategis dalam
pemberantasan korupsi. Melalui edukasi dan kampanye, KPK membangkitkan
kesadaran masyarakat mengenai dampak korupsi, mengajak masyarakat untuk terlibat
dalam gerakan pemberantasan korupsi, serta membangun perilaku dan budaya
antikorupsi. Tidak hanya bagi mahasiswa dan masyarakat umum, namun juga anak usia
dini, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar.
• Salah satu bentuk konkret edukasi anti korupsi adalah
diterbitkannya Permenristekdikti Nomor 33 Tahun 2019 tentang
Kewajiban Penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi (PAK) di
Perguruan Tinggi.
• Melalui Peraturan Menteri ini, perguruan tinggi negeri atau
swasta wajib mengadakan mata kuliah pendidikan antikorupsi
untuk para mahasiswanya.
Peran Masyarakat dan
Tips Memberantas Korupsi
• Masyarakat bisa • Begitupun, agar kontribusi
yang diberikan lebih efektif,
berkontribusi riil dalam sebaiknya masyarakat
upaya pemberantasan mengikuti beberapa tips
korupsi. Caranya, adalah pemberantasan korupsi.
dengan menerjunkan diri ke Berikut tips dimaksud:
dalam berbagai upaya • Pantang terlibat tindak
pemberantasan korupsi, pidana korupsi;
sesuai dengan kapasitas • Berlatih untuk berintegritas;
• Mengajak yang lain untuk
yang dimiliki melakukan hal yang sama;
• Memilih salah satu peran
• Pantang terlibat tindak pidana korupsi
• Melalui pemahaman sederhana seperti itu, sudah selayaknya semua elemen
masyarakat pantang terlibat dalam tindak pidana korupsi. Terlebih, jika sejak
semua sudah bertekad untuk turut berkontribusi dan terlibat dalam
pemberantasannya
• Berlatih untuk berintegritas
• Integritas bisa diartikan sebagai bersatunya antara ucapan dan perbuatan. Jika
ucapan mengatakan antikorupsi, maka perbuatan pun demikian. Dalam
bahasa sehari-hari di masyarakat, integritas bisa pula diartikan sebagai
kejujuran atau ketidakmunafikan.
• Mengajak yang lain untuk melakukan hal yang sama.
• Ada kalimat dari Ali bin Abi Thalib yang begitu mengena bagi upaya
pemberantasan korupsi. Katanya, “Kejahatan terorganisir bisa mengalahkan
kebaikan yang tidak terorganisir.” Itu sebabnya, kita tidak bisa berperan
sendirian. Anda harus mengajak orang-orang yang berada di lingkungan
terdekat untuk melakukan hal yang sama.
• Memilih salah satu peran
• berlaku di masyarakat. Dan, begitu pula dengan pemberantasan korupsi. Bagi
masyarakat, tersedia berbagai opsi peran yang bisa dimainkan.
• Hal ini dimungkinkan, karena pemberantasan korupsi memang merupakan
perpaduan upaya yang sinergis, antara penindakan dan pencegahan.
• Memilih peran represif, melalui pengaduan seperti itulah antara lain
bisa melakukan. Jika mendapati rekan kerja, atasan, atau bahkan
rekanan melakukan perbuatan yang terindikasi tindak pidana korupsi,
Anda bisa langsung melaporkan kepada KPK
• Masyarakat juga bisa berkontribusi dalam strategi perbaikan sistem.
Melalui
• Memantau layanan publik • Melakukan kajian dan penelitian terkait layanan
publik • Menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah • Membangun
manajemen antikorupsi di lingkungan masing-masing
• Dalam edukasi dan kampanye, apapun bakat, kemampuan, dan
kapasitas Anda, semua bisa dijadikan sebagai pintu awal.
LITERASI
• Merujuk pada kemampuan individu untuk membaca, memahami,
menafsirkan, dan menggunakan informasi tertulis dengan cara yang
efektif.
• Literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca, tetapi juga
melibatkan pemahaman konten, penalaran kritis, pemahaman
konten, penalaran kritis, pemecahan masalah dan kemampuan
komunikasi
1. Judul: Tuliskan judul lengkap dari jurnal yang akan direview.
3. Abstrak: Ringkaslah isi jurnal dalam satu atau dua paragraf. Sertakan tujuan penelitian, metode yang
digunakan, temuan utama, dan kesimpulan.
4. Pendahuluan: Jelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian yang
dibahas dalam jurnal.
5. Metode: Berikan gambaran singkat tentang desain penelitian, populasi sampel, instrumen
pengumpulan data, dan analisis statistik yang digunakan dalam penelitian.
6. Hasil: Sampaikan temuan utama dari penelitian dan berikan ringkasan tentang data dan analisis yang
mendukung temuan tersebut.
7. Diskusi: Jelaskan implikasi dan interpretasi temuan penelitian. Bandingkan temuan dengan penelitian
terkait yang sudah ada dan diskusikan keterbatasan penelitian.
8. Kesimpulan: Ringkaslah kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian tersebut dan sampaikan implikasi
praktis atau teoritisnya.
corruption
penyuapan, uang pelicin, atau pemerasan untuk memuluskan
pelayanan publik atau birokrasi. Padahal, pelayanan tersebut
seharusnya murah atau bahkan gratis untuk masyarakat.
KORUPSI corruption
berupa kekayaan, status, atau mempertahankan jabatan.
Jenis-jenis political corruption adalah penyuapan,
perdagangan pengaruh, jual beli suara, nepotisme, atau
pembiayaan kampanye.
• KPK dalam Renstra 2011-2015 menjelaskan ada
grand
empat kriteria grand corruption.
• Pertama, melibatkan pengambil keputusan terhadap
corruption
kebijakan atau regulasi, kedua, melibatkan aparat
penegak hukum, ketiga, berdampak luas terhadap
kepentingan nasional, dan keempat, kejahatannya
berlangsung sistemik dan terorganisir.
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20230111-mengenal-tiga-jenis-korupsi-berdasarkan-skala-dan-paparannya
Jenis-jenis political corruption
PENYUAPAN
• Penyuapan dalam politik tidak hanya untuk memperkaya diri sendiri, tetapi juga untuk berkuasa atau mempertahankan
pengaruhnya dalam birokrasi publik. Jika berhasil berkuasa kembali, maka pelaku akan mengatur undang-undang,
peraturan, dan kebijakan yang dihasilkan agar berpihak kepada kepentingan ekonomi dirinya semata.
• Suap politik misalnya terjadi ketika seorang politisi menyuap lembaga penyelenggara pemilu untuk memenangkan
dirinya dalam pilkada atau pemilu. Kongkalikong antara politisi dan lembaga penyelenggara pemilu ini adalah bentuk
korupsi dalam sektor politik.
• Salah satu kasus korupsi politik yang sering terjadi adalah jual beli suara saat pemilihan. Cara ini dilakukan oleh politisi
atau partai politik untuk memenangkan pemilu dan mempertahankan kekuasaan mereka.
• Salah satu jual beli suara yang umum adalah "serangan fajar". Ini adalah istilah yang digunakan untuk praktik bagi-bagi
uang oleh kader partai kepada warga di pagi hari sebelum pencoblosan. Tindakan ini dilakukan untuk mempengaruhi
keputusan warga dalam memilih.
Perdagangan Pengaruh
• Perdagangan pengaruh atau Trading of Influence terjadi saat pejabat publik menawarkan diri atau menerima
permintaan pihak lain untuk menggunakan pengaruh politik dan jabatannya, agar melakukan mengintervensi
keputusan tertentu.
• Contoh perdagangan pengaruh, seorang pengusaha memberikan sejumlah besar uang kepada tokoh partai untuk
membantu memuluskan rencananya. Pengusaha ini tahu tokoh tersebut bisa mempengaruhi pembuatan kebijakan
karena anggota dewan adalah kader partainya.
Jual-beli Suara
• Salah satu kasus korupsi politik yang sering terjadi adalah jual beli suara saat pemilihan. Cara ini dilakukan oleh politisi
atau partai politik untuk memenangkan pemilu dan mempertahankan kekuasaan mereka.
• Salah satu jual beli suara yang umum adalah "serangan fajar". Ini adalah istilah yang digunakan untuk praktik bagi-bagi
uang oleh kader partai kepada warga di pagi hari sebelum pencoblosan. Tindakan ini dilakukan untuk mempengaruhi
keputusan warga dalam memilih.
corruption • artinya korupsi yang dilakukan pegawai untuk
memenuhi kebutuhan hidup akibat pendapatan
by need yang kurang memadai.
by chance
• mengacu pada situasi di mana korupsi terjadi secara
tidak sengaja atau tanpa sengaja, misalnya, melalui
kesalahan administrasi atau kekeliruan.
episodic’
• Korupsi episodik sering kali melibatkan individu atau
kelompok kecil yang menyalahgunakan kekuasaan atau
jabatan mereka untuk keuntungan pribadi.
dan
• Korupsi sistemik merujuk pada korupsi yang terjadi secara
terstruktur dan terintegrasi dalam sistem atau lembaga
tertentu. Ini melibatkan pola korupsi yang melibatkan jaringan
‘systemic
orang-orang, institusi, atau mekanisme yang saling
KORUPSI berhubungan. Korupsi sistemik dapat merasuki berbagai
aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi suatu negara.
DIBEDAKAN
• Korupsi sederhana merujuk pada kasus-kasus korupsi yang
simple’
relatif sederhana dan melibatkan tindakan korupsi yang lebih
langsung. Ini mencakup tindakan-tindakan seperti suap,
penyuapan, pemerasan, penggelapan dana, atau penggunaan
and
kekuasaan secara ilegal untuk mendapatkan keuntungan
pribadi.
• Korupsi kompleks merujuk pada kasus-kasus korupsi yang
‘complex
lebih rumit dan melibatkan jaringan yang lebih luas atau
sistem korupsi yang terstruktur. Ini mencakup praktik korupsi
yang melibatkan institusi, proses politik, bisnis, dan interaksi
yang kompleks antara berbagai pemangku kepentingan.
• "Street korupsi" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
street bentuk korupsi yang terjadi di tingkat jalan atau lingkungan sehari-hari. Ini
merujuk pada tindakan korupsi yang melibatkan interaksi antara individu
biasa dengan petugas atau pejabat publik yang bertugas di jalan atau sekitar
lingkungan tersebut
KORUPSI • Top political korupsi, atau korupsi politik yang tinggi, merujuk
pada tingkat korupsi yang signifikan dalam lingkungan politik. Ini
top political mencakup praktik korupsi yang melibatkan pejabat politik, partai
politik, atau sistem politik secara keseluruhan. Korupsi politik
yang tinggi dapat menghancurkan integritas lembaga-lembaga
pemerintahan, merusak demokrasi, dan menyebabkan
ketidakadilan sosial dan ekonomi.
OBSERVASI
FAKTA-FAKTA Membutuhkan pemahaman PENGALAMAN
Kebenaran yang terjadi tentang situasi yang Sesuatu yang kita lakukan
melarbelakangi kejadian atau terlibat langsung
tersebut
KESIMPULAN
TINDAKAN
Keseluruhan hasil analisis
STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI
UPAYA PENCEGAHAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
DALAM KONTEKS
PELAYANAN PUBLIK
RATNA INDRIASARI,SE.,M.PD
PRESENTATION TITLE 98
KETERKAITAN ANTARA MATERI GOOD GOVERNANCE
DAN PELAYANAN PUBLIK
99
GOOD GOVERNANCE
Secara konseptual pengertian kata baik (good) dalam istilah
kepemerintahan yang baik (Good Governance) mengandung dua
pemahaman:
• Nilai yang menjunjung
tinggi
keinginan/kehendak
rakyat dan nilai-nilai
yang dapat
meningkatkan
NILAI kemampuan rakyat
dalam pencapaian
tujuan (nasional)
kemandirian,
pembangunan
berkelanjutan dan
keadilaan sosial.
• Aspek fungsional
dari pemerintah
ASPEK yang efektif dan
efisien dalam
FUNGSI
pelaksanaan
ONAL tugasnya untuk
mencapai tujuan
(Prof DR. Hj. Sedarmayanti, M.Pd., APU, GOOD GOVERNANCE tersebut 100
“Kepemerintahan Yang Baik”, 2012).
GOVERNMENT DENGAN
GOVERNANCE
https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/tata-
kelola-pemerintahan/buku/good-governance-dan-
pelayanan-publik
101
DEFINISI GOVERNANCE
• Menurut World Bank, governance diartikan sebagai “the way state power is used in
managing economic and sosial resources for development sociey”. Dengan demikian
governance adalah cara, yaitu cara bagaimana kekuasaan negara digunakan untuk
mengelola sumberdaya-sumberdaya ekonomi dan sosial guna pembangunan
masyarakat
• Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 merumuskan arti Good Governance
sebagai berikut: kepemerintahan yag mengemban akan dan menerapkan prinsip-
prinsip profesionalisme, akutabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi,
efisiensi, efektifitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh selurruh masyarakat.
102
SEMBILAN PRINSIP
GOOD GOVERNANCE
Partisipasi (Participation
Setiap orang atau warga masyarakat, laki-laki maupun perempuan memiliki hak suara yang sama
dalam proses pengambilan keputusan baik secara langsung, maupun melalui lembaga perwakilan,
sesuai dengan kepentingan dan aspirasinya masing masing.
Penegakan Hukum (Rule of Law)
Kerangka aturan hukum dan perundang-undangan harus berkeadilan, ditegakkan dan dipatuhi
secara utuh, terutama aturan hukum tentang hak asasi manusia.
Transparansi (Transparancy
• Transparansi harus dibangun dalam rangka kebebasan aliran informasi.
Daya tanggap (Responsiveness)
• Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang
berkepentingan (stakeholders).
Keadilan/Kesetaraan (Equity
Pemerintahan yang baik akan memberi kesempatan yang baik terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya mereka
untuk meningkatkan dan memelaiahar kualitas hidupnya.
Akuntabilitas (Accountabiity )
Para pengambil keputusan dalam organisasi sektor publik, swasta dan masyarakat madani memiliki pertanggungjawaban
(akuntabilitas) kepada publik masyarakat umum sebagaimana halnya kepada para pemilik.
https://ogi.bappenas.go.id/perjalanan
Birokrasi berbelit Konflik Kepentingan
yang buruk
Pelayanan Publik
Korupsi
Pelayanan Publik adalah Asas Pelayanan Publik
kegiatan atau rangkaian kegiatan 1. TRANSPARANSI: Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses
dalam rangka pemenuhan oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara
memadai dan mudah dimengerti.
kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang- 2. AKUNTABILITAS: Dapat dipertanggungjawabkan sesuia dengan
peraturan perundang-undangan.
undangan bagi setiap warga
3. KONDISIONAL: Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi
negara dan penduduk atas dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinisp
barang, jasa, dan/atau efisiensi dan efektivitas.
pelayanan administratif yang 4. PARTISIPATIF: Mendorong peran serta masyarakat dalam
disediakan oleh penyelenggara penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan
pelayanan publik. aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. KESAMAAN HAK: Tidak diskriminatif dalam arti tidak
membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status
ekonomi.
6. KESEIMBANGAN HAK DAN KEWAJIBAN: Pemberi dan
penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
PRINSIP Pelayanan Publik
1. Kesederhanaan: Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan • Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik • Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung-
jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik •
Rincian biaya pelayanan publik dan tatacara pembayaran
3. Kepastian waktu: Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi: Produk pelayanan publik diteriam dengan benar, tepat dan sah.
5. Keamanan: Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
6. Tanggung jawab: Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertaggungjawab atas
penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan public.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana: Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
8. Kemudahan akses: Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan
dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan: Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun,
ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.
10.Kenyamanan: Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan
yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.
STANDAR Pelayanan Publik
1. Prosedur Pelayanan : Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk
pengaduan
2. Waktu Penyelesaian : Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan
penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan
3. Biaya Pelayanan : Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan
4. Produk Pelayanan : Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
5. Sarana dan Prasarana : Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara
pelayanan publik
6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan: Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan
dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan, sikap dan perialu yang dibutuhkan.
UU RI Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, menegaskan tentang perilaku yang
harus ditunjukkan oleh para pelaksana pemberi pelayanan publik. Perilaku-perilaku tersebut
adalah:
• Adil Dan Tidak Diskriminatif; • Terbuka Dan Mengambil Langkah Yang Tepat
• Cermat; Untuk Menghindari Benturan Kepentingan;
• Santun Dan Ramah; • Tidak Menyalahgunakan Sarana Dan Prasarana
• Tegas, Andal, Dan Tidak Memberikan Putusan Serta Fasilitas Pelayanan Publik;
Yang Berlarut-larut; • Tidak Memberikan Informasi Yang Salah Atau
• Profesional; Menyesatkan Dalam Menanggapi Informasi Serta
• Tidak Mempersulit; Proaktif Dalam Memenuhi Kepentingan
• Patuh Pada Perintah Atasan Yang Sah Dan Wajar; Masyarakat;
• Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Akuntabilitas Dan • Tidak Menyalahgunakan Informasi, Jabatan,
Integritas Institusi Penyelenggara; Dan/Atau Kewenangan Yang Dimiliki;
• Tidak Membocorkan Informasi Atau Dokumen • Sesuai Dengan Kepantasan;
Yang Wajib Dirahasiakan Sesuai Dengan Peraturan • Tidak Menyimpang Dari Prosedur
Perundang-undangan;
Permenpan No. 13 Tahun 2009 - Pedoman Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik Dengan Partisipasi Masyarakat
Prasyarat Penting Menuju Sukses dalam Rangka mewujudkan pelayanan
publik yang semakin baik. Prasyarat penting tersebut antara lain adalah:
1. Perubahan pola pikir (mindset) terhadap fungsi pelayanan
2. Partisipasi masyarakat pengguna pelayanan
3. Kepercayaan
4. Kesadaran penyelenggara dan pelaksana pelayanan publik
5. Keterbukaan
6. Kejujuran
7. Realistis dan cepat
Sumber : Transparency International Indonesia
KONFLIK
KEPENTINGAN
• Salah satu faktor pendorong terjadinya tindak pidana korupsi adalah konflik
kepentingan (conflict of interest).
• Konflik kepentingan seperti hubungan afiliasi antara seorang Penyelenggara
Negara yang terlibat dalam Pengadaan Barang dan Jasa dengan calon
rekanan atau situasi ketika seorang Penyelenggaran Negara hendak
mengambil keputusan terkait dengan sebuah lembaga di mana pejabat
tersebut memiliki rangkap jabatan di lembaga tersebut adalah contoh-
contoh situasi yang sering dihadapi.
• Situasi tersebut berpotensi berpengaruh pada kualitas keputusan yang
diambil oleh Penyelenggara Negara yang bersangkutan dan dapat
mendorong terjadinya tindak pidana korupsi.
• Penanganan terhadap benturan kepentingan kemudian menjadi penting
sebagai salah satu upaya pencegahan praktik korupsi. Namun, apa itu
konflik kepentingan?
KONFLIK
KEPENTINGAN
Konflik kepentingan adalah
situasi dimana seorang
penyelenggara negara yang
mendapatkan kekuasaan dan
kewenangan berdasarkan
peraturan perundang-
undangan memiliki atau
diduga memiliki kepentingan
pribadi atas setiap
penggunaan wewenang yang
dimilikinya sehingga dapat
mempengaruhi kualitas dan
kinerja yang seharusnya.
PENANGANAN KONFLIK
KEPENTINGAN
116
TINDAKAN DALAM
MENANGANI KONFLIK
KEPENTINGAN
Serangkaian tindakan yang dapat disiapkan sebagai langkah lanjutan
dalam menangani konflik kepentingan yang dapat digunakan sebagai
pedoman oleh Penyelenggara Negara maupun organisasi atau lembaga
dimana Penyelenggara Negara tersebut bekerja antara lain adalah:
1. Pengurangan (divestasi) kepentingan pribadi Penyelenggara
Negara dalam jabatannya;
2. Penarikan diri (recusal) dari proses pengambilan keputusan
dimana seorang Penyelenggara Negara memiliki kepentingan;
3. Membatasi akses Penyelenggara Negara atas informasi tertentu
apabila yang bersangkutan memiliki kepentingan;
4. Mutasi Penyelenggara Negara ke jabatan lain yang tidak memiliki
konflik kepentingan;
5. Mengalih tugaskan tugas dan tanggung-jawab Penyelenggara
Negara yang bersangkutan;
6. Pengunduran diri Penyelenggara Negara dari jabatan yang
menyebabkan konflik kepentingan;
7. Mengintensifkan pengawasan terhadap penyelenggara negara
tersebut;
8. Pemberian sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya. 117
8/15/2023 PRESENTATION TITLE 118
8/15/2023 PRESENTATION TITLE 119
GRATIFIKASI
https://elhkpn.kpk.go.id/portal/user/login#modal-notice-two
122
K E WA J I BA N
P E N Y E L E N G G A R A N EG A R A
124
DA SA R H U KU M L H K P N
125
DAMPAK KORUPSI TERHADAP
PELAYANAN PUBLIK
• Korupsi memiliki dampak yang linear dengan kualitas pelayanan
publik dasar. Sebagai suatu kejahatan luar biasa, dampak yang
diakibatkan pun sangat luar biasa-menyasar hampir diseluruh aspek,
dari sosial ekonomi, politik, hukum hingga pada moral pejabat
publik.
• Efek domino korupsi ini pada akhirnya berimplikasi terhadap
sejumlah ketimpangan alokasi dan distribusi pelayanan publik dasar.
• Praktik korupsi menciptakan ekonomi biaya tinggi yang
membebankan pelaku ekonomi. Kondisi ekonomi biaya tinggi ini
mempengaruhi harga jasa dan pelayanan publik. Hal tersebut
dikarenakan harga yang ditetapkan harus menutupi kerugian akibat
besarnya modal yang dilakukan karena penyelewengan yang
mengarah ke tindak korupsi.
8/15/2023 PRESENTATION TITLE 126
DAMPAK KORUPSI TERHADAP
PELAYANAN PUBLIK
• Korupsi memiliki dampak yang linear dengan kualitas pelayanan publik dasar. Sebagai
suatu kejahatan luar biasa, dampak yang diakibatkan pun sangat luar biasa-menyasar
hampir diseluruh aspek, dari sosial ekonomi, politik, hukum hingga pada moral pejabat
publik.
• Efek domino korupsi ini pada akhirnya berimplikasi terhadap sejumlah ketimpangan
alokasi dan distribusi pelayanan publik dasar.
• Praktik korupsi menciptakan ekonomi biaya tinggi yang membebankan pelaku ekonomi.
Kondisi ekonomi biaya tinggi ini mempengaruhi harga jasa dan pelayanan publik. Hal
tersebut dikarenakan harga yang ditetapkan harus menutupi kerugian akibat besarnya
modal yang dilakukan karena penyelewengan yang mengarah ke tindak korupsi.
• Beberapa dampak yang seringkali ditemukan diantaranya, mahalnya harga jasa dan
pelayanan publik, pengentasan kemiskinan berjalan lambat, terbatasnya akses
pelayanan terhadap masyarakat miskin, meningkatnya angka kriminalitas, solidaritas
sosial semakin langka, dan demoralisasi.
• Transparansi merupakan syarat minimum bagi setiap pemerintah daerah mewujudkan
cita-cita pemerintah good governance. dari transparansilah partisipasi bermakna dapat
terjadi. masyarakat dapat lebih mudah mengakses iformasi dan selanjutnya ikut
berpartisipasi mendorong pemabangunan yang berarti.
8/15/2023 PRESENTATION TITLE 127
PROSES ASUMSI
PEMBENTUKAN pikiran yang kita anggap benar
KESIMPULAN
OBSERVASI
FAKTA-FAKTA Membutuhkan pemahaman PENGALAMAN
Kebenaran yang terjadi tentang situasi yang Sesuatu yang kita lakukan
melarbelakangi kejadian atau terlibat langsung
tersebut
KESIMPULAN
TINDAKAN
Keseluruhan hasil analisis
INTEGRITAS DAN
NILAI-NILAI
ANTIKORUPSI
RATNA INDRIASARI,SE.,M.Pd
Abdullah Hehamahua, mengelompokkan
korupsi berdasarkan motivasi pelaku. Seperti
» Kartono (1983) memberi batasan korupsi disampaikan dalam makalah semiloka “Wajah
sebagai: Pemberantasan Korupsi di Indonesia Hari Ini,”
“Tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mengeduk
keuntungan pribadi, dan atau merugikan
kepentingan umum dan negara”.
Kebutuhan
Ingin
https://aclc.kpk.go.id/aksi-
informasi/Eksplorasi/20220522-mari-berkaca-
di-cermin-integritas-benarkah-kita-
antikorupsi BEST FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
140
https://aclc.kpk.g
o.id/materi-
pembelajaran/pen
didikan/buku/oran
ge-juice-belajar-
integritas-
kepada-tokoh-
bangsa
https://jurnal.kpk.go.id/index.php/integritas
https://ejournal.politik.lipi.go.id/index.php/jpp/article/view/512
Catatan :
1. Capaian Pembelajaran Lulusan PRODI (CPL-PRODI) adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap lulusan PRODI yang merupakan internalisasi dari
sikap, penguasaan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan jenjang prodinya yang diperoleh melalui proses pembelajaran.
2. CPL yang dibebankan pada mata kuliah adalah beberapa capaian pembelajaran lulusan program studi (CPL-PRODI) yang digunakan untuk
pembentukan/pengembangan sebuah mata kuliah yang terdiri dari aspek sikap, ketrampulan umum, ketrampilan khusus dan pengetahuan.
3. CP Mata kuliah (CPMK) adalah kemampuan yang dijabarkan secara spesifik dari CPL yang dibebankan pada mata kuliah, dan bersifat spesifik
terhadap bahan kajian atau materi pembelajaran mata kuliah tersebut.
4. Sub-CP Mata kuliah (Sub-CPMK) adalah kemampuan yang dijabarkan secara spesifik dari CPMK yang dapat diukur atau diamati dan merupakan
kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran, dan bersifat spesifik terhadap materi pembelajaran mata kuliah tersebut.
5. Indikator penilaian kemampuan dalam proses maupun hasil belajar mahasiswa adalah pernyataan spesifik dan terukur yang mengidentifikasi
kemampuan atau kinerja hasil belajar mahasiswa yang disertai bukti-bukti.
6. Kreteria Penilaian adalah patokan yang digunakan sebagai ukuran atau tolok ukur ketercapaian pembelajaran dalam penilaian berdasarkan
indikatorindikator yang telah ditetapkan. Kreteria penilaian merupakan pedoman bagi penilai agar penilaian konsisten dan tidak bias. Kreteria dapat
berupa kuantitatif ataupun kualitatif.
7. Bentuk penilaian: tes dan non-tes.
8. Bentuk pembelajaran: Kuliah, Responsi, Tutorial, Seminar atau yang setara, Praktikum, Praktik Studio, Praktik Bengkel, Praktik Lapangan, Penelitian,
Pengabdian Kepada Masyarakat dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara.
9. Metode Pembelajaran: Small Group Discussion, Role-Play & Simulation, Discovery Learning, Self-Directed Learning, Cooperative Learning,
Collaborative Learning, Contextual Learning, Project Based Learning, dan metode lainnya yg setara.
10. Materi Pembelajaran adalah rincian atau uraian dari bahan kajian yg dapat disajikan dalam bentuk beberapa pokok dan sub-pokok bahasan.
11. Bobot penilaian adalah prosentasi penilaian terhadap setiap pencapaian sub-CPMK yang besarnya proposional dengan tingkat kesulitan pencapaian
sub-CPMK tsb., dan totalnya 100%.
12. TM=Tatap Muka, PT=Penugasan terstruktur, BM=Belajar mandiri