Anda di halaman 1dari 153

LECTURE NOTE (PPT)

Anti Korupsi
RATNA INDRIASARI

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


SEKOLAH TINGGI ILMU PEMERINTAHAN ABDI NEGARA
TA 2022/2023 - 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya penulis dapat
menyajikan Lecture Note : Anti Korupsi.
Lecture Note ini disusun sebagai upaya kami dalam mendukung pembelajaran yang berfokus pada
pemberantasan korupsi serta penanaman nilai-nilai integritas, transparansi dan akuntabilitas di
kalangan mahasiswa.
Lecture Note ini kami akan membahas konsep dasar korupsi, jenis-jenis korupsi, factor-factor
pendorong korupsi, serta dampaknya pada berbagai sektor kehidupan. Kami juga mengulas
berbagai Upaya pencegahan dan penanggulangan korupsi, termasuk peran Masyarakat sektor
swasta, dan pemerintah dalam memberantas korupsi. Selain itu, modul ini juga akan mengajar
mahasiswa untuk merenungkan pentingnya integritas, etika, dan tanggung jawab dalam menjalani
kehidupan pribadi maupun professional.
Kami berharap mahasiswa dapat menikmati belajar dan mendapatkan wawasan yang akan menajdi
langkah awal dalam mewujudkan Masyarakat yang bebas dari korupsi dan penuh dengan integritas.
Semangat Belajar, Salam..
DAFTAR ISI
1. Pengertian korupsi, integritas, nilai dan prinsip Anti Korupsi
2. Faktor Penyebab Korupsi
3. Dampak Masif Korupsi
4. Upaya Pemberantasan Korupsi
5. Gerakan Kerjasama dan Instrumen Internasional Pencegahan Korupsi
6. Tindak Pidana Korupsi dalam Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia
7. Korupsi dan Pelayanan Publik
8. Peranan Mahasiswa dalam Pencegahan Korupsi
ANTI
KORUPSI
TM-1
RATNA
INDRIASARI,SE,M.PD
7
8
Semester III / Ganjil 2021/2022
Mata Kuliah Anti Korupsi

Bobot / SKS 3
Kode MK IPM-5-09

Sifat √ Konseptual/Teoritik
Seminar / Pratikum
Praktek Lapangan

Prasyarat Anti Korupsi

Jadwal Jum’at, 19:00 – 21:00 Wib


Kuliah
Mata Kuliah Anti Korupsi adalah salah satu Mata Kuliah Wajib di Sekolah Tinggi Ilmu
Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN) di implementasikan pada semua prodi di jenjang
sarjana (S1) yaitu program studi ilmu pemerintahan dan program studi ilmu politik, dan
menjadi komponen inti guna mewujudkan STIPAN sebagai lembaga pendidikan yang
berkompeten dalam mencetak kader NKRI di bidang ilmu pemerintahan dan ilmu politik
terkini.

Diselenggrakan dengan 14 (empat belas) tatap muka dan 2 (dua) evalausi berupa UTS dan
Deskripsi UAS, Tujuan mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi adalah membangun kepribadian anti-
korupsi pada diri individu mahasiswa serta membangun kompetensi dan komitmennya
sebagai agent of change dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
dan juga menekankan pada character building mahasiswa yang dibangun atas dasar
pengetahuan kognitif (pemahaman) berupa pengetahuan dasar korupsi dan anti korupsi
dalam perspektif keilmuan, afektif (sikap) berupa tindakan/respon preventif dalam upaya
pemberantasan korupsi untuk diri sendiri dan psikomotorik (ketrampilan) berupa penguatan
kepekaan terhadap perilaku koruptif dan mampu mencegah diri sendiri agar tidak berlaku
koruptif sekecil apapun, baik yang terkait uang ataupun tidak.

Penyajian materi Mata Kuliah Anti Korupsi menggunakan berbagai media pembelajaran
antara lain berasal dari Anti Corruption Clearing House (ACCH) yang merupakan open
educational resources KPK ,Pedoman Pendidikan Anti Korupsi untuk perguruan tinggi tahun
2011, Buku Panduan Dosen Pembelajaran Pendidikan Anti Korupsi untuk perguruan tinggi,
buku profil dan capaian lulusan program sarjana (S1) program studi ilmu
pemerintahan,program studi ilmu politik dan program pascasarjana (S2) Magiter Ilmu
Pemerintahan serta beberapa buku referensi , jurnal dan data yang relevan dengan
masing-masing materi pembelajaran.
Capaian Pembelajaran
RANAH CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN
CPL-1 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
menunjukkan sikap religius;
CPL-2 Menunjukkan sikap Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara
CPL-3 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik
CPL-4 Menunjukkan kepribadian yang berintegritas bagi pencapaian tujuan bangsa
dan negara Indonesia
CPL-5 Menguasai konsep teori pengawasan pemerintahan dan pengawasan
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
Materi Kuliah
MODEL PEMBELAJARAN MK ANTI
KORUPSI UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI

PENGERTIAN KORUPSI
GERAKAN KERJASAMA DAN
INSTUMEN INTERNASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DI INDONESIA
DAMPAK MASIF KORUPSI

PENGERTIAN KORUPSIPERANAN
MAHASISWA DALAM PENCEGAHAN
NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI KORUPSI
Presentation Title 15
9/3/20XX Presentation Title 16
9/3/20XX Presentation Title 17
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
• Pembelajaran akan dilakukan dengan berbasis pada
strategi student active learning, student center learning.
Mahasiswa difasilitasi untuk aktif mencari,
menemukan dan memperoleh berbagai konsep, teori
dan fakta-fakta tentang sistem informasi manajemen
pemerintahan. Ada 4 kegiatan utama yang akan
dilaksanakan dalam perkuliahan:
• Presentasi (penyajian) materi oleh dosen.
• Penugasan. Ada sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh
mahasiswa selama perkuliahan berlangsung dalam satu
semester. Di antaranya tugas eksplorasi konsep, teori, data
dan/atau fakta, tugas kelompok terdiri dari tugas makalah
dan presentasi;
• Diskusi.
18
Metode Pembelajaran
Case Study Metode studi kasus adalah menyajikan kasus ke ruang kelas untuk didiskusikan bersama oleh
mahasiswa dan dosen. Studi kasus berguna untuk menjembatani antara teori-teori dengan
praktik/peristiwa/pengalaman nyata di luar kelas. T
Skenario Perbaikan Sistem Metode skenario perbaikan sistem adalah metode dimana kelompok mahasiswa membuat
rancangan perbaikan sistem guna menyelesaikan penyelesaian suatu permasalahan korupsi
Kuliah Umum (General Lecture) Perkuliahan dengan topik spesifik yang memperkaya materi kuliah, disampaikan oleh
narasumber selain dosen pengampu mata kuliah
Analisis Film (Film Analysis) Metode analisis film adalah metode pembelajaran dengan menggunakan film sebagai
media dengan cara melakukan analisis terhadap film tersebut, yaitu mengidentifikasi konten
dengan melakukan interpretasi.
Thematic Exploration Metode ini menggunakan pendekatan tematik dalam mengajar (thematic learning), yaitu
menekankan pada sebuah tema spesifik tertentu untuk mengajarkan satu atau beberapa
konsep, atau untuk dikaji dari beberapa sudut pandang/bidang keilmuan tertentu.
Membuat Prototipe (Prototype) Prototype adalah sebuah model orisinil atau model pertama dari sesuatu, yang kemudian
ditiru atau dikembangkan dalam bentuk lain. Ia merupakan sebuah contoh/model pertama
bagi yang berikutnya. Dalam penugasan ini yang dimaksud adalah prototipe yang bersifat
anti-korupsi.
Measuring the Government Policy Metode ini digunakan untuk membuktikan atau mengukur realisasi kebijakan/ prosedur/janji
pemerintah khususnya pada sektor pelayanan publik.
Membuat Alat Peraga Pendidikan Metode ini dilakukan dalam rangka menciptakan alat peraga pendidikan untuk
(Educational Tools) mempermudah proses belajar-mengajar dalam Pendidikan Anti Korupsi, khususnya di tingkat
sekolah dasar dan menengah.
Poster Metode ini menempatkan poster sebagai media publikasi yang terdiri atas tulisan, gambar
ataupun kombinasi antar keduanya dengan tujuan memberikan informasi kepada
masyarakat luas
Investigasi Perilaku Koruptif Metode Investigasi Perilaku Koruptif ini mendorong mahasiswa untuk mengidentifikasi adanya
perilaku koruptif di lingkungan sekitarnya. 19
• Ada 3 tugas (sebagai tagihan) yang harus
dikerjakan dan diserahkan oleh mahasiswa,
selama mengikuti perkuliahan, yaitu:
• Tugas eksplorasi (searching) bahan/materi.
Pada setiap minggu, mahasiswa diminta
untuk mencari dan memberi
komentar/analisis terhadap materi-materi
tertentu.
• Tugas studi kasus dan laporan studi kasus.
Setiap mahasiswa diminta untuk melakukan
studi kasus terhadap sistem informasi
manajemen pada organisasi publik;
• Seminar. Pada akhir perkuliahan,
mahasiswa menyelenggarakan seminar
sekaligus menampilkan presentasi dalam
bentuk power point dari laporan hasil studi
kasus.
P E NI L A I A N
Komponen dan Bobot Penilaian
1. Tugas Perorangan/Kuis 5%
2. Tugas Makalah 10%
3. Tugas Presentasi 5%
4. UTS 30%
5. UAS 40%
6. Kehadiran 10%

Metode/Teknik Penilaian:
• Tes tulis
• Penilaian Tugas
Penilaian Tes Tertulis
JENJANG/ ANGKA/SKOR DESKRIPSI/INDIKATOR KERJA
GRADE
Sangat Kurang < 20 Jawaban tidak sesuai dengan
pertanyaan
Kurang 21 – 40 Jawaban sesuai dengan pertanyaan
namun tidak lengkap
Cukup 41 – 60 Jawaban sesuai pertanyaan dan
lengkap, namun tidak rapih
Baik 61 – 80 Jawaban sesuai pertanyaan dan
lengkap dan rapih
Sangat Baik >81 Jawaban sesuai pertanyaan dan
lengkap dan rapih serta memiliki
muatan kreativitas ide
Penilaian Makalah
Jenjang/Grade Angka/Skor Deskripsi/Indikator Kerja

Sangat Kurang < 20 Makalah ditulis tidak sesuai instruksi/tugas

Kurang 21 – 40 Makalah ditulis sesuai instruksi tugas namun


tidak lengkap
Cukup 41 – 60 Makalah ditulis sesuai intruksi tugas secara
lengkap namun tidak rapih
Baik 61 – 80 Makalah ditulis sesuai instruksi tugas secara
lengkap dan rapih
Sangat Baik >81 Makalah ditulis sesuai instruksi tugas secara
lengkap dan rapih serta memiliki muatan
kreativitas ide
Penilaian Presentasi PPT
Jenjang/Grade Angka/Skor Deskripsi/Indikator Kerja

Sangat Kurang < 20 Slide presentasi tidak sesuai dengan instruksi tugas

Kurang 21 – 40 Slide presentasi sesuai tugas, slide presentasi tidak bagus dan tidak menarik,
komunikasi presentasi tidak lancar, tidak tanggap dalam menjawab pertanyaan.

Cukup 41 – 60 Slide presentasi sesuai intruksi tugas, slide presentasi bagus dan menarik,
komunikasi presentasi kurang lancer dan baik, namun kurang tanggap dalam
menjawab pertanyaan

Baik 61 – 80 Slide presentasi sesuai instruksi tugas, slide presentasi bagus dan menarik,
komunikasi presentasi kurang lancer dan baik, namun tanggap dalam menjawab
pertanyaan

Sangat Baik >81 Slide presentasi sesuai instruksi tugas, slide presentasi bagus dan menarik,
komunikasi presentasi lancer dan baik, serta tanggap dalam menjawab
pertanyaan.
PERATURAN &
TATA TERTIB TATAP MAYA
1. Mahasiswa bergabung ke aplikasi VC (Zoom/Google Meet) 10 Menit
sebelum dimulai;
2. Mahasiswa menggunakan nama lengkap untuk username Zoom;
3. Mahasiswa mempersiapkan tempat, perangkat dan koneksi internet
untuk mendukung kelancaran perkuliahan;
4. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh rangkaian perkuliahan dan
melakukan presensi melalui Google Form/Google Docs yang
disediakan;
5. Kenakan pakaian sesuai ketentuan dan duduk dengan posisi yang baik;
6. Saling menghargai dan tidak membuat kegaduhan/gangguan/
kerusakan dalam ruang kelas online;
7. Tidak boleh ada plagiat dan bentuk-bentuk pelanggaran norma
lainnya;
PERATURAN &
TATA TERTIB TATAP MUKA
1. Mahasiswa hadir dalam perkuliahan tatap muka / tatap maya minimal
75% dari jumlah pertemuan ideal (lihat aturan akademik STIP-AN);
2. Setiap mahasiswa harus aktif dan partisipatif dalam perkuliahan;
3. Dosen dan Mahasiswa tiba di kelas / vc tepat waktu sesuai dengan
waktu yang ditetapkan/disepakati;
4. Ada pemberitahuan jika tidak hadir dalam perkuliahan tatap muka;
5. Selama perkuliahan berlangsung, HP dalam posisi silent ( digunakan
bila diperlukan untuk menunjang pembelajaran);
6. Meminta izin (dengan cara mengangkat tangan) jika ingin berbicara,
bertanya, menjawab, meninggalkan kelas atau keperluan lain;
7. Saling menghargai dan tidak membuat kegaduhan/gangguan/
kerusakan dalam kelas;
8. Tidak boleh ada plagiat dan bentuk-bentuk pelanggaran norma lainnya;
Birokrasi berbelit Konflik Kepentingan

yang buruk
Pelayanan Publik
Korupsi
Sumber : Transparency International Indonesia
PROSES ASUMSI
PEMBENTUKAN pikiran yang kita anggap benar
KESIMPULAN

OBSERVASI
FAKTA-FAKTA Membutuhkan pemahaman PENGALAMAN
Kebenaran yang terjadi tentang situasi yang Sesuatu yang kita lakukan
melarbelakangi kejadian atau terlibat langsung
tersebut

KEYAKINAN DAN NILAI


Dipengaruhi oleh pengalaman lingkungan
dimana kita lahir, tumbuh dan besar

KESIMPULAN
TINDAKAN
Keseluruhan hasil analisis
ANTI
KORUPSI
TM-2
RATNA
INDRIASARI,SE,M.PD
Mereka yang Terjerat Korupsi
Tahun Ini, dari Rektor hingga
Hakim Agung Kompas.com -
25/09/2022, 09:50 WIB

Artikel ini telah tayang


di Kompas.com dengan judul
"Mereka yang Terjerat Korupsi
Tahun Ini, dari Rektor hingga
Hakim Agung", Klik untuk
baca: https://www.kompas.co Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani selaku tersangka berjalan
m/tren/read/2022/09/25/095 untuk dihadirkan dalam konferensi pers hasil kegiatan tangkap tangan di
000965/mereka-yang-terjerat- Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Minggu (21/8/2022). Dari hasil kegiatan
korupsi-tahun-ini-dari-rektor- tangkap tangan pada Jumat 19 Agustus 2022 KPK menetapkan dan
hingga-hakim-agung?page=all. menahan Rektor Unila Karomani, Wakil Rektor I Bidang Akademik Heryandi,
Penulis : Ahmad Naufal Ketua Senat Muhammad Basri dan pihak swasta Andi Desfiandi sebagai
Dzulfaroh tersangka kasus suap terkait penerimaan calon mahasiswa baru pada Unila
Editor : Sari Hardiyanto tahun 2022 dengan barang bukti uang tunai Rp414,5 juta, slip setoran
deposito bank Rp800 juta, deposit box diduga berisi emas senilai Rp1,4 miliar
dan atm serta tabungan sebesar Rp1,8 miliar. ANTARA FOTO/Sigid
Kurniawan/aww.(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
37
APA KAH
TUJUAN
NEGARA
INDONESIA
SUDAH
TERCAPAI ?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
APA YANG DIMAKSUD (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (perusahaan,
DENGAN KORUPSI ? organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain.
• Kata korupsi berasal dari bahasa latin
corruptio (Fockema Andrea, 1951) atau World Bank pada tahun 2000, “korupsi
corruptus (Webster Student Dictionary, adalah penyalahgunaan kekuasaan publik
1960). untuk keuntungan pribadi". Definisi World
• Selanjutnya, disebutkan pula bahwa Bank ini menjadi standar internasional
corruptio berasal dari kata dalam merumuskan korupsi.
corrumpere—satu kata dari bahasa
Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin Transparency International (TI) : korupsi
tersebut, kemudian dikenal istilah adalah perilaku pejabat publik, politikus,
corruption, corrupt (Inggris), atau pegawai negeri, yang secara tidak
corruption (Prancis), dan wajar dan legal memperkaya diri atau
“corruptic/korruptie” memperkaya mereka yang dekat dengan
(Belanda). Dari Bahasa Belanda inilah, kata
itu turun ke Bahasa Indonesia, KORUPSI. kekuasaan, dengan cara menyalahgunakan
kekuasaan publik yang dipercayakan
kepada mereka.
Berdasarkan pemahaman pasal 2 UU No. 31 th.
1999 sebagaimana yang diubah UU Nomor 20 • Kartono (1983) memberi batasan
Tahun 2001 tanggal 21 November 2001, tentang korupsi sebagai:
Perubahan Atas Undang-Undang “Tingkah laku individu yang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan menggunakan wewenang dan jabatan
Tindak Pidana Korupsi. guna mengeduk keuntungan pribadi,
dan atau merugikan kepentingan
umum dan negara”.
Korupsi adalah perbuatan secara melawan hukum
dengan maksud memperkaya diri sendiri/ orang • Brooks (Klitgaard 2001) memberikan
lain (perseorangan atau korporasi) yang dapat pengertian korupsi yaitu:
merugikan keuangan/ perekonomian negara. “ Dengan sengaja melakukan
kesalahan atau melalaikan tugas
yang diketahui sebagai kewajiban,
Sehingga unsus-unsur yang harus dipenuhi agar atau tanpa hak menggunakan
suatu perbuatan dapat dianggap sebagai korupsi kekuasaan, dengan tujuan
adalah: (1) Secara melawan hukum; (2) memperoleh keuntungan yang sedikit
banyak bersifat pribadi.”
Memperkaya diri sendiri/orang lain; dan (3)
“dapat” merugikan keuangan/perekonomian
negara.
Abdullah Hehamahua, mengelompokkan
korupsi berdasarkan motivasi pelaku. Seperti
• Kartono (1983) memberi disampaikan dalam makalah semiloka “Wajah
batasan korupsi sebagai: Pemberantasan Korupsi di Indonesia Hari Ini,”
“Tingkah laku individu yang
menggunakan wewenang dan
jabatan guna mengeduk
keuntungan pribadi, dan atau Kebutuhan
merugikan kepentingan umum
dan negara”.
Ingin

• Brooks (Klitgaard 2001)


Menguasai
Suatu
Negara
Motivasi Peluang

memberikan pengertian Pelaku


korupsi yaitu:
“ Dengan sengaja melakukan
kesalahan atau melalaikan tugas
Korupsi
yang diketahui sebagai
kewajiban, atau tanpa hak Ingin
Menjatuhkan
Ingin
Memperkaya
menggunakan kekuasaan, Pemerintah Diri Sendiri
dengan tujuan memperoleh
keuntungan yang sedikit banyak
bersifat pribadi.”

Abdullah Hehamahua mantan penasihat Komisi Pemberantasan


Korupsi (KPK) masa jabatan 2005-2013
MEMAHAMI KORUPSI DARI TEORI

Robert Klitgaard :

C=M+D-A
• C = Corruption/Korupsi
• M = Monopoly/Monopoli
• D = Discretion/Diskresi / Keleluasaan
• A = Accountability/Akuntabilitas
MEMAHAMI KORUPSI DARI TEORI
Teori korupsi menurut Jack Bologne, GONE Theory
Dikatakan, bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya korupsi

GONE

• Keserakahan (Greed),
• Kesempatan (Opportunity),
• Kebutuhan (Needs), Dan
• Pengungkapan (Expose).
MEMAHAMI KORUPSI DARI TEORI
Teori korupsi menurut Donald R Cressey, dikenal juga
sebagai Fraud Triangle Theory.
MEMAHAMI KORUPSI DARI TEORI
Teori Willingness and Opportunity to Corrupt. Menurut teori
ini, korupsi terjadi jika terdapat
KESEMPATAN/PELUANG (kelemahan sistem,
pengawasan kurang, dan sebagainya) dan
NIAT/KEINGINAN (didorong karena kebutuhan &
keserakahan).

Teori Cost-Benefit Model. Menurut teori ini,

(NILAI MANFAAT BERSIH KORUPSI > 0)

korupsi terjadi jika manfaat korupsi yang


didapat/dirasakan lebih besar dari
biaya/risikonya
Berdasarkan Undang-Undang 21. Penerima barang TNI/Polri
Nomor 31 Tahun 1999 juncto membiarkan perbuatan curang;
22. Pegawai negeri menyerobot tanah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun negara sehingga merugikan orang lain;
23. Pegawai negeri turut serta dalam

2001 30 JENIS KATEGORI pengadaan yang diurusnya;


24. Pegawai negeri menerima gratifikasi

KORUPSI
dan tidak melaporkan ke KPK;
11. Pegawai negeri memalsukan buku 25. Merintangi proses pemeriksaan
untuk pemeriksaan administrasi; perkara korupsi;
1. Menyuap pegawai negeri; 12. Pegawai negeri merusakan bukti; 26. Tersangka tidak memberikan
2. Memberi hadiah kepada pegawai negeri 13. Pegawai negeri membiarkan orang lain keterangan mengenai kekayaan;
karena jabatannya; merusakkan bukti; 27. Bank yang tidak memberikan
3. Pegawai negeri menerima suap; 14. Pegawai negeri membantu orang lain keterangan rekening tersangka;
4. Pegawai negeri menerima hadiah yang merusakkan bukti; 28. Saksi atau ahli yang tidak memberikan
berhubungan dengan jabatannya; 15. Pegawai negeri memeras; keterangan atau memberi keterangan
5. Menyuap hakim; 16. Pegawai negeri memeras pegawai palsu;
6. Menyuap advokat; negeri yang lain; 29. Seseorang yang memegang rahasia
7. Hakim dan advokat menerima suap; 17. Pemborong membuat curang; jabatan, namun tidak memberikan
8. Hakim menerima suap; 18. Pengawas proyek membiarkan keterangan atau memberikan
9. Advokat menerima suap; perbuatan curang; keterangan palsu;
10. Pegawai negeri menggelapkan uang 19. Rekanan TNI/Polri berbuat curang; 30. Saksi yang membuka identitas
atau membiarkan penggelapan; 20. Pengawas rekanan TNI/Polri berbuat pelapor.
curang;
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001, korupsi dikategorikan menjadi 30 jenis yang diklasifikan lagi menjadi tujuh
jenis.
Kerugian Keuangan Negara
Secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi. Perbuatan Curang
Pelakunya memiliki tujuan menguntungkan diri sendiri serta Perbuatan curang dilakukan dengan sengaja untuk
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana kepentingan pribadi yang dapat membahayakan orang lain.
yangada.
Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
Suap Menyuap
Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Aparatur Sipil Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung
Negara, penyelenggara negara, hakim, atau advokat maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam
dengan maksud supaya berbuat sesuatu atau tidak berbuat pemborongan, pengadaan atau persewaan padahal dia
sesuatu dalam jabatannya. ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.

Penggelapan dalam Jabatan Gratifikasi


Tindakan dengan sengaja menggelapkan uang atau surat Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
berharga, atau melakukan pemalsuan buku-buku atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila
daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi.
berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan
Pemerasan dengan kewajiban tugasnya.
Pegawai negeri atau penyelenggara negara
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya
memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar,
atau menerima pembayaran dengan potongan atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.
YANG KORUPTIF PUN HARUS DIHINDARI
• Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali aktivitas yang mencerminkan
perilaku koruptor, namun belum bisa dikategorikan sebagai tindak pidana
korupsi sesuai Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001. Berbagai perilaku tersebut, kerap disebut
sebagai perbuatan yang koruptif.

• Begitupun, meski tidak memiliki dampak hukum, tetap saja masyarakat


harus menghindari perilaku tersebut. Hal ini dimaksudkan, agar perilaku
tersebut tidak menjadi kebiasaan. Sebab, seseorang menjadi koruptor
biasanya karena sudah terbiasa dengan perilaku koruptif tadi.
Pemberantasan korupsi membutuhkan
strategi yang tepat dan kiat jitu. Peran
masyarakat sangat ditunggu-tunggu

https://www.bps.go.id/website/materi_ind/materiBrsInd-
20220801114839.pdf
50
STRATEGI • Mengenal Lebih Dekat Korupsi

PEMBERANTASAN
• Salah satu sebab mengapa korupsi sukar
diberantas karena baik pemerintah maupun

KORUPSI
anggota masyarakat kurang memahami dan
mengenali secara baik, jenis-jenis korupsi yang
sering terjadi dalam masyarakat dan
pemerintahan.
• Mengetahui Hak dan Kewajiban yang Berkaitan
dengan Pemberantasan Korupsi
Kita perlu mengetahui dan memahami hak dan
kewajiban kita, terutama yang berhubungan dengan
pemberantasan korupsi.
• Kerjasama dan Komitmen
Kerjasama akan lebih solid bila negara-negara
tersebut memiliki komitmen yang sama dalam
memberantas korupsi, salah satunya diwujudkan
dengan meratifikasi Konvensi Anti Korupsi, kemudian
menyelaraskan peraturan perundangan di negaranya
agar dapat mengimplementasikan pedoman anti
Kapita Selekta dan Beban Biaya Sosial Korupsi - korupsi dengan baik.
ACLC KPK
STRATEGI • Sikap Anti Korupsi (Pencegahan, Preventif

PEMBERANTASAN
Anti korupsi merupakan kebijakan untuk mencegah
dan menghilangkan peluang bagi berkembangnya

KORUPSI
korupsi. Pencegahan yang dimaksud adalah
bagaimana meningkatkan kesadaran individu untuk
tidak melakukan korupsi dan bagaimana
menyelamatkan uang dan aset negara.
• Kontra Korupsi (Penindakan, Represif)
Kontra korupsi adalah kebijakan dan upaya-upaya
yang menitikberatkan aspek penindakan.
• Peran Serta Masyarakat Memberantas Korupsi
Korupsi sungguh menyebabkan krisis kepercayaan.
Korupsi di berbagai bidang pemerintahan
menyebabkan kepercayaan rakyat dan dukungan
terhadap pemerintahan menjadi minim.
• Penghargaan Bagi Pelapor
Kepada setiap orang, ormas atau LSM yang telah
membantu upaya pencegahan atau pemberantasan
tindak pidana korupsi, dapat diberikan penghargaan
Kapita Selekta dan Beban Biaya Sosial Korupsi - berupa piagam/ premi, setelah keputusan
ACLC KPK pengadilan yang mempidana terdakwa memperoleh
kekuatan hukum tetap (PP No. 71/ 2000 Bab III Pasal
7 s/d Pasal 11)
KESIMPULAN
• Korupsi tidak berbeda jauh dengan pencurian dan penggelapan, hanya saja unsurunsur
pembentuknya lebih lengkap. Korupsi bisa kita pahami juga sebagai penggelapan yang
mengakibatkan kerugian negara.
• Kita, sebagai masyarakat Indonesia secara umum dan sebagai penyelenggara negara/
pegawai negeri pada khususnya, perlu memahami masalah korupsi, serta mengenali
lebih detail berbagai kebijakan dan peraturan, dan mengikuti berbagai perkara dan jenis-
jenis korupsi yang sering terjadi dalam masyarakat dan pemerintahan.
• Turut aktif berperan serta dalam pemberantasan korupsi, dan menjadi contoh dalam
penggalakan anti korupsi untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik dan bersih (good
and clean government). Dengan digalakkannya program pemberantasan dan tindak
pidana korupsi oleh pemerintah di era reformasi melalui upaya koordinasi (coordination),
pengawasan (controlling), monitoring, investigasi/penyelidikan (investigation),
penuntutan (prosecution) dan pemeriksaan (auditing) dan peran serta masyarakat
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku (Pasal 1 ayat (3) UU No. 30/ 2002),
diharapkan dapat mempercepat terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur.
ANTI
KORUPSI
Upaya Pemberantasan
Korupsi
RATNA
INDRIASARI,SE,M.PD

MI/Duta Ilustrasi MI.


Sumber: https://mediaindonesia.com/editorials/detail_
editorials/2756-nihil-penjeraan-koruptor
Trisula Pemberantasan Sula Penindakan menyasar
Korupsi memiliki tiga peristiwa hukum yang secara aktual
telah memenuhi unsur tindak pidana
strategi utama, yaitu korupsi sesuai undang-undang. Sula
Penindakan, Pencegahan, ini tidak hanya mengganjar hukuman
penjara dan denda bagi para pelaku
dan Pendidikan. korupsi, tapi juga memberikan efek
jera bagi para korupsi dan masyarakat.

Sementara Sula Pencegahan


adalah perbaikan sistem untuk
menutup celah-celah korupsi,
dilengkapi oleh sosialisasi dan
kampanye antikorupsi melalui Sula
Pendidikan.
STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI

Kapita Selekta dan Beban Biaya Sosial Korupsi - ACLC KPK


Pengaduan masyarakat merupakan sumber
informasi yang sangat penting bagi upaya

STRATEGI REPRESIF
pemberantasan korupsi. Karena itulah, KPK
memperkuat whistleblowing system yang
mendorong masyarakat mengadukan tindak
pidana korupsi. Pengaduan masyarakat atas
• Melalui strategi represif, KPK dugaan tindak pidana korupsi bisa dilakukan di
menyeret koruptor ke meja situs KPK.
hijau, membacakan tuntutan,
serta menghadirkan saksi-
saksi dan alat bukti yang KPK akan melakukan proses verifikasi dan
menguatkan. penelaahan untuk memastikan apakah sebuah
aduan bisa ditindaklanjuti ke tahap penyelidikan.
• Dalam strategi ini, tahapan Di tahap penyelidikan, KPK akan mencari
yang dilakukan adalah : sekurang-kurangnya dua alat bukti untuk
• Penanganan Laporan melanjutkan kasus ke proses penyidikan. Pada
• Pengaduan Masyarakat, tahap ini, salah satunya ditandai dengan
• Penyelidikan, ditetapkannya seseorang menjadi tersangka.
• Penyidikan,
• Penuntutan, Dan Selanjutnya adalah tahap penuntutan dan
• Eksekusi. pelimpahan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Tahapan berikutnya adalah pelaksanaan putusan
pengadilan. Eksekusi yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, dilakukan oleh jaksa.
Fraud
• Fraud merupakan tindakan kebohongan yang disengaja yang
dapat berupa penggelapan aset, penggelapan informasi,
penyembunyian fakta, atau korupsi (Wardana et al., 2017).
• Jenis-jenis fraud antara lain korupsi, penyalahgunaan aset dan
kecurangan laporan (ACFE Indonesia Chapter, 2016, 2020).
• Dalam mengembangkan strategi pencegahan fraud yang efektif,
organisasi harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:
1) kondisi lingkungan internal dan eksternal,
2) kompleksitas kegiatan usaha,
3) potensi, jenis dan risiko terjadinya fraud,
4) kecukupan sumber daya yang dibutuhkan (Sofia, 2016).
Donal R Cressey (1953) mengembangkan model
bahwa pengaruh dimensi fraud triangle.
Fraud diamond merupakan pandangan yang
dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson (2004).
Teori Fraud Pentagon dicetuskan oleh Crowe Horwath
pada tahun 2011 yang merupakan pengembangan
dari model fraud triangle model (Cressey, 1953)
Teori Fraud Pentagon dicetuskan oleh Crowe Horwath
pada tahun 2011 yang merupakan pengembangan
dari model fraud triangle model (Cressey, 1953).
Setidaknya 70% fraud dilakukan oleh pelaku dengan
mengkombinasikan tekanan dengan arogansi dan
keserakahan.

Arrogance merupakan sikap superioritas dan


keserakahan yang perlu diarahkan dan diperbaiki.
Sifat ini dapat memicu terjadinya fraud karena individu
yakin bahwa dirinya tidak akan diketahui apabila
melakukan fraud dan yakin jika ada sanksi maka
dirinya tidak akan mendapatkan sanksi (Aprilia, 2017).
• Pencegahan fraud merupakan upaya Dalam mengembangkan
penting yang dilakukan dengan tujuan strategi pencegahan fraud
mencegah fraud pada semua lini organisasi yang efektif, organisasi
(prevention), menangkal pelaku potensial harus memperhatikan
atau tindakan yang bersifat coba-coba beberapa hal, antara lain:
(deference), mempersulit gerak langkah • kondisi lingkungan
pelaku fraud sejauh mungkin (discruption), internal dan eksternal,
mengidentifikasi kegiatan beresiko tinggi
dan kelemahan pengendalian • kompleksitas kegiatan
(identification) serta untuk melakukan usaha,
tuntutan dan penjatuhan sanksi yang • potensi, jenis dan risiko
setimpal atas perbuatan/kecurangan yang terjadinya fraud,
dilakukan oleh pelaku (civil action
prosecution) • kecukupan sumber daya
yang dibutuhkan
• (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan,
2008). (Sofia, 2016).
whistleblowing system
Studi terdahulu menunjukkan adanya hubungan antara whistleblowing system dan
pencegahan fraud

whistleblowing merupakan Whistleblowing System (WBS) merupakan


usaha untuk mengungkapkan sistem yang dirancang terkait kriteria
atau melaporkan tindak kecurangan yang dilaporkan yang meliputi
pelanggaran dan kecurangan 5W+1H, tindak lanjut dari laporan,
atau tindakan yang melawan penghargaan dan perlindungan bagi
hukum yang terjadi di pelapor, hukuman/sanksi bagi terlapor
perusahaan/organisasi (Nugroho, 2015).
tempat karyawan bekerja
(Nugroho, 2015)
4 (empat) elemen yang menjadikan whistleblowing
system efektif (Albrecht et al., 2012)
• Anonymity (karyawan yakin bahwa mereka bisa melaporkan tindakan
kecurangan/pelanggaran tanpa adanya ketakutan ada tindakan
pembalasan, sehingga identitas pelapor harus disembunyikan),
• Independence (karyawan lebih nyaman untuk melaporkan pada pihak
independen atau pihak yang tidak terkait dengan organisasi atau pihak
yang terlibat dalam pelanggaran),
• Accessibility (karyawan memiliki akses yang mudah untuk
melaporkan pelanggaran melalui beberapa saluran yang berbeda,
misalnya melalui telepon, email, online atau surat) dan
• Follow Up (pelaporan pelanggaran harus ditindaklanjuti dan tindakan
solutif harus diambil, sehingga whistleblower akan bisa lebih lanjut
melaporkan karena manfaat sistem yang baik
Kegagalan whistleblowing system yang
diimplementasikan di perusahaan bisa gagal
dalam mendeteksi fraud (Albrecht et al., 2012).
• Kegagalan whistleblowing system yang diimplementasikan di
perusahaan bisa gagal dalam mendeteksi fraud karena :
1. Kurangnya anonimitas yang menyebabkan timbulnya ketakutan akan
pembalasan pada karyawan yang melaporkan pelanggaran,
2. Budaya kerja organisasi yang tidak kondusif,
3. Kebijakan organisasi terkait perilaku dan etika pada karyawan yang
melaporkan pelanggaran, serta
4. Kurangnya kesadaran karyawan yang disebabkan sosialisasi/komunikasi
whistleblowing system yang kurang efektif

Whistleblowing system diyakini merupakan alat bantu deteksi kecurangan yang efisien dan sebagai bagian
dari program internalisasi nilai-nilai integritas dalam diri setiap pegawai. Namun pelaksanaannya di
berbagai organisasi masih belum optimal, dan dianggap sekadar formalitas untuk memenuhi kewajiban
perundang-undangan.
STRATEGI REPRESIF
• Sula Pencegahan mencakup perbaikan pada sistem sehingga meminimalisasi terjadinya
tindak pidana korupsi. Pada strategi ini, KPK akan melakukan berbagai kajian untuk
kemudian memberikan rekomendasi kepada kementerian atau lembaga terkait untuk
melakukan langkah perbaikan.
• Di antara perbaikan yang bisa dilakukan misalnya, pelayanan publik yang dibuat
transparan melalui sistem berbasis online atau sistem pengawasan terintegrasi. KPK juga
mendorong penataan layanan publik melalui koordinasi dan supervisi pencegahan
(korsupgah), serta transparansi penyelenggara negara (PN).
• Untuk transparansi PN, KPK menerima laporan atas Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) dan gratifikasi. Penyerahan LHKPN wajib dilakukan
semua penyelenggara negara. Sedangkan untuk gratifikasi, penerima wajib melaporkan
kepada KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak menerimanya. Jika tidak melaporkannya,
maka pegawai negeri tersebut dianggap menerima suap.
STRATEGI PERBAIKAN SISTEM
• Sula Pencegahan mencakup perbaikan pada sistem sehingga meminimalisasi terjadinya
tindak pidana korupsi. Pada strategi ini, KPK akan melakukan berbagai kajian untuk
kemudian memberikan rekomendasi kepada kementerian atau lembaga terkait untuk
melakukan langkah perbaikan.
• Di antara perbaikan yang bisa dilakukan misalnya, pelayanan publik yang dibuat
transparan melalui sistem berbasis online atau sistem pengawasan terintegrasi. KPK
juga mendorong penataan layanan publik melalui koordinasi dan supervisi pencegahan
(korsupgah), serta transparansi penyelenggara negara (PN).
• Untuk transparansi PN, KPK menerima laporan atas Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) dan gratifikasi. Penyerahan LHKPN wajib dilakukan
semua penyelenggara negara. Sedangkan untuk gratifikasi, penerima wajib melaporkan
kepada KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak menerimanya. Jika tidak melaporkannya,
maka pegawai negeri tersebut dianggap menerima suap.
STRATEGI EDUKASI DAN KAMPANYE
• Salah satu hal penting dalam pemberantasan korupsi, adalah kesamaan pemahaman
mengenai tindak pidana korupsi itu sendiri. Dengan adanya persepsi yang sama,
pemberantasan korupsi bisa dilakukan secara tepat dan terarah.
• Sayangnya, tidak semua masyarakat memiliki pemahaman seperti itu. Contoh paling
mudah, adalah pandangan mengenai pemberian “uang terima kasih” kepada aparat
pelayan publik, yang dianggap sebagai hal yang wajar.
• Contoh lain, tidak semua orang memiliki kepedulian yang sama terhadap korupsi. Hanya karena merasa
“tidak kenal” si pelaku, atau karena merasa “hanya masyarakat biasa,” banyak yang menganggap dirinya
tidak memiliki kewajiban moral untuk turut berperan serta. Itulah sebabnya, edukasi dan kampanye
penting dilakukan.
• Sebagai bagian dari pencegahan, edukasi dan kampanye memiliki peran strategis dalam
pemberantasan korupsi. Melalui edukasi dan kampanye, KPK membangkitkan
kesadaran masyarakat mengenai dampak korupsi, mengajak masyarakat untuk terlibat
dalam gerakan pemberantasan korupsi, serta membangun perilaku dan budaya
antikorupsi. Tidak hanya bagi mahasiswa dan masyarakat umum, namun juga anak usia
dini, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar.
• Salah satu bentuk konkret edukasi anti korupsi adalah
diterbitkannya Permenristekdikti Nomor 33 Tahun 2019 tentang
Kewajiban Penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi (PAK) di
Perguruan Tinggi.
• Melalui Peraturan Menteri ini, perguruan tinggi negeri atau
swasta wajib mengadakan mata kuliah pendidikan antikorupsi
untuk para mahasiswanya.
Peran Masyarakat dan
Tips Memberantas Korupsi
• Masyarakat bisa • Begitupun, agar kontribusi
yang diberikan lebih efektif,
berkontribusi riil dalam sebaiknya masyarakat
upaya pemberantasan mengikuti beberapa tips
korupsi. Caranya, adalah pemberantasan korupsi.
dengan menerjunkan diri ke Berikut tips dimaksud:
dalam berbagai upaya • Pantang terlibat tindak
pemberantasan korupsi, pidana korupsi;
sesuai dengan kapasitas • Berlatih untuk berintegritas;
• Mengajak yang lain untuk
yang dimiliki melakukan hal yang sama;
• Memilih salah satu peran
• Pantang terlibat tindak pidana korupsi
• Melalui pemahaman sederhana seperti itu, sudah selayaknya semua elemen
masyarakat pantang terlibat dalam tindak pidana korupsi. Terlebih, jika sejak
semua sudah bertekad untuk turut berkontribusi dan terlibat dalam
pemberantasannya
• Berlatih untuk berintegritas
• Integritas bisa diartikan sebagai bersatunya antara ucapan dan perbuatan. Jika
ucapan mengatakan antikorupsi, maka perbuatan pun demikian. Dalam
bahasa sehari-hari di masyarakat, integritas bisa pula diartikan sebagai
kejujuran atau ketidakmunafikan.
• Mengajak yang lain untuk melakukan hal yang sama.
• Ada kalimat dari Ali bin Abi Thalib yang begitu mengena bagi upaya
pemberantasan korupsi. Katanya, “Kejahatan terorganisir bisa mengalahkan
kebaikan yang tidak terorganisir.” Itu sebabnya, kita tidak bisa berperan
sendirian. Anda harus mengajak orang-orang yang berada di lingkungan
terdekat untuk melakukan hal yang sama.
• Memilih salah satu peran
• berlaku di masyarakat. Dan, begitu pula dengan pemberantasan korupsi. Bagi
masyarakat, tersedia berbagai opsi peran yang bisa dimainkan.
• Hal ini dimungkinkan, karena pemberantasan korupsi memang merupakan
perpaduan upaya yang sinergis, antara penindakan dan pencegahan.
• Memilih peran represif, melalui pengaduan seperti itulah antara lain
bisa melakukan. Jika mendapati rekan kerja, atasan, atau bahkan
rekanan melakukan perbuatan yang terindikasi tindak pidana korupsi,
Anda bisa langsung melaporkan kepada KPK
• Masyarakat juga bisa berkontribusi dalam strategi perbaikan sistem.
Melalui
• Memantau layanan publik • Melakukan kajian dan penelitian terkait layanan
publik • Menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah • Membangun
manajemen antikorupsi di lingkungan masing-masing
• Dalam edukasi dan kampanye, apapun bakat, kemampuan, dan
kapasitas Anda, semua bisa dijadikan sebagai pintu awal.
LITERASI
• Merujuk pada kemampuan individu untuk membaca, memahami,
menafsirkan, dan menggunakan informasi tertulis dengan cara yang
efektif.
• Literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca, tetapi juga
melibatkan pemahaman konten, penalaran kritis, pemahaman
konten, penalaran kritis, pemecahan masalah dan kemampuan
komunikasi
1. Judul: Tuliskan judul lengkap dari jurnal yang akan direview.

2. Penulis: Cantumkan nama penulis atau penulis utama jurnal.

3. Abstrak: Ringkaslah isi jurnal dalam satu atau dua paragraf. Sertakan tujuan penelitian, metode yang
digunakan, temuan utama, dan kesimpulan.

4. Pendahuluan: Jelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian yang
dibahas dalam jurnal.

5. Metode: Berikan gambaran singkat tentang desain penelitian, populasi sampel, instrumen
pengumpulan data, dan analisis statistik yang digunakan dalam penelitian.

6. Hasil: Sampaikan temuan utama dari penelitian dan berikan ringkasan tentang data dan analisis yang
mendukung temuan tersebut.

7. Diskusi: Jelaskan implikasi dan interpretasi temuan penelitian. Bandingkan temuan dengan penelitian
terkait yang sudah ada dan diskusikan keterbatasan penelitian.

8. Kesimpulan: Ringkaslah kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian tersebut dan sampaikan implikasi
praktis atau teoritisnya.

9. Referensi: Sertakan daftar referensi yang digunakan dalam jurnal.


ANTI
KORUPSI
Gerakan, Kerjasama
dan Instrumen
Internasional
Pencegahan Korupsi
RATNA
INDRIASARI,SE.,M.PD
• korupsi adalah penyalahgunaan Korupsi terjadi jika tiga hal terpenuhi,
kekuasaan publik untuk yaitu:
kepentingan pribadi atau privat • Seseorang memiliki kekuasaan
yang merugikan publik dengan cara- termasuk untuk menentukan
cara bertentangan dengan kebijakan publik dan melakukan
ketentuan hukum yang berlaku. administrasi kebijakan tersebut,
• Adanya economic rents, yaitu
manfaat ekonomi yang ada sebagai
akibat kebijakan publik tersebut,
dan
• Sistem yang ada membuka peluang
terjadinya pelanggaran oleh pejabat
publik yang bersangkutan.
Dalam Global Program against Corruption
dijelaskan bahwa korupsi dapat diklasifikasi
dalam berbagai tingkatan.
• Dengan ungkapan lain penyebab korupsi dibedakan menjadi corruption by need, by greed
dan by chance.
• Korupsi dapat pula dibedakan menjadi ‘episodic’ dan ‘systemic’ corruption.
• Masyarakat Eropa menggunakan istilah ‘simple’ and ‘complex’ corruption.
• Menurut tingkatan atau level-nya korupsi juga dibedakan menjadi street, business dan
top political and financial corruption.
• Dalam membahas isu korupsi, perhatian juga perlu ditekankan pada proses supply dan
demand, karena korupsi melibatkan setidaknya 2 (dua) pihak.
• Ada pihak yang menawarkan pembayaran atau menyuap untuk misalnya mendapatkan
pelayanan yang lebih baik atau untuk mendapatkan kontrak dan pihak yang disuap.
petty
• Sesuai dengan namanya, petty corruption adalah korupsi
skala kecil oleh pejabat publik yang berinteraksi dengan
masyarakat. Jenis korupsinya seperti pungutan liar, gratifikasi,

corruption
penyuapan, uang pelicin, atau pemerasan untuk memuluskan
pelayanan publik atau birokrasi. Padahal, pelayanan tersebut
seharusnya murah atau bahkan gratis untuk masyarakat.

• atau korupsi politik terjadi ketika pengambil keputusan


politik menyalahgunakan wewenangnya dengan
JENIS Political memanipulasi kebijakan, prosedur, atau aturan demi
keuntungan diri atau kelompoknya. Keuntungan ini bisa

KORUPSI corruption
berupa kekayaan, status, atau mempertahankan jabatan.
Jenis-jenis political corruption adalah penyuapan,
perdagangan pengaruh, jual beli suara, nepotisme, atau
pembiayaan kampanye.
• KPK dalam Renstra 2011-2015 menjelaskan ada

grand
empat kriteria grand corruption.
• Pertama, melibatkan pengambil keputusan terhadap

corruption
kebijakan atau regulasi, kedua, melibatkan aparat
penegak hukum, ketiga, berdampak luas terhadap
kepentingan nasional, dan keempat, kejahatannya
berlangsung sistemik dan terorganisir.

https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20230111-mengenal-tiga-jenis-korupsi-berdasarkan-skala-dan-paparannya
Jenis-jenis political corruption
PENYUAPAN
• Penyuapan dalam politik tidak hanya untuk memperkaya diri sendiri, tetapi juga untuk berkuasa atau mempertahankan
pengaruhnya dalam birokrasi publik. Jika berhasil berkuasa kembali, maka pelaku akan mengatur undang-undang,
peraturan, dan kebijakan yang dihasilkan agar berpihak kepada kepentingan ekonomi dirinya semata.
• Suap politik misalnya terjadi ketika seorang politisi menyuap lembaga penyelenggara pemilu untuk memenangkan
dirinya dalam pilkada atau pemilu. Kongkalikong antara politisi dan lembaga penyelenggara pemilu ini adalah bentuk
korupsi dalam sektor politik.
• Salah satu kasus korupsi politik yang sering terjadi adalah jual beli suara saat pemilihan. Cara ini dilakukan oleh politisi
atau partai politik untuk memenangkan pemilu dan mempertahankan kekuasaan mereka.
• Salah satu jual beli suara yang umum adalah "serangan fajar". Ini adalah istilah yang digunakan untuk praktik bagi-bagi
uang oleh kader partai kepada warga di pagi hari sebelum pencoblosan. Tindakan ini dilakukan untuk mempengaruhi
keputusan warga dalam memilih.

Perdagangan Pengaruh
• Perdagangan pengaruh atau Trading of Influence terjadi saat pejabat publik menawarkan diri atau menerima
permintaan pihak lain untuk menggunakan pengaruh politik dan jabatannya, agar melakukan mengintervensi
keputusan tertentu.
• Contoh perdagangan pengaruh, seorang pengusaha memberikan sejumlah besar uang kepada tokoh partai untuk
membantu memuluskan rencananya. Pengusaha ini tahu tokoh tersebut bisa mempengaruhi pembuatan kebijakan
karena anggota dewan adalah kader partainya.

Jual-beli Suara
• Salah satu kasus korupsi politik yang sering terjadi adalah jual beli suara saat pemilihan. Cara ini dilakukan oleh politisi
atau partai politik untuk memenangkan pemilu dan mempertahankan kekuasaan mereka.
• Salah satu jual beli suara yang umum adalah "serangan fajar". Ini adalah istilah yang digunakan untuk praktik bagi-bagi
uang oleh kader partai kepada warga di pagi hari sebelum pencoblosan. Tindakan ini dilakukan untuk mempengaruhi
keputusan warga dalam memilih.
corruption • artinya korupsi yang dilakukan pegawai untuk
memenuhi kebutuhan hidup akibat pendapatan
by need yang kurang memadai.

PENYEBAB Corruption • korupsi yang terjadi karena keserakahan atau


keinginan yang berlebihan untuk memperoleh
KORUPSI by greed keuntungan pribadi

• korupsi yang terjadi karena adanya kesempatan atau


Corruption celah untuk melakukan tindakan korupsi.

by chance
• mengacu pada situasi di mana korupsi terjadi secara
tidak sengaja atau tanpa sengaja, misalnya, melalui
kesalahan administrasi atau kekeliruan.
episodic’
• Korupsi episodik sering kali melibatkan individu atau
kelompok kecil yang menyalahgunakan kekuasaan atau
jabatan mereka untuk keuntungan pribadi.

dan
• Korupsi sistemik merujuk pada korupsi yang terjadi secara
terstruktur dan terintegrasi dalam sistem atau lembaga
tertentu. Ini melibatkan pola korupsi yang melibatkan jaringan

‘systemic
orang-orang, institusi, atau mekanisme yang saling
KORUPSI berhubungan. Korupsi sistemik dapat merasuki berbagai
aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi suatu negara.

DIBEDAKAN
• Korupsi sederhana merujuk pada kasus-kasus korupsi yang

simple’
relatif sederhana dan melibatkan tindakan korupsi yang lebih
langsung. Ini mencakup tindakan-tindakan seperti suap,
penyuapan, pemerasan, penggelapan dana, atau penggunaan

and
kekuasaan secara ilegal untuk mendapatkan keuntungan
pribadi.
• Korupsi kompleks merujuk pada kasus-kasus korupsi yang

‘complex
lebih rumit dan melibatkan jaringan yang lebih luas atau
sistem korupsi yang terstruktur. Ini mencakup praktik korupsi
yang melibatkan institusi, proses politik, bisnis, dan interaksi
yang kompleks antara berbagai pemangku kepentingan.
• "Street korupsi" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
street bentuk korupsi yang terjadi di tingkat jalan atau lingkungan sehari-hari. Ini
merujuk pada tindakan korupsi yang melibatkan interaksi antara individu
biasa dengan petugas atau pejabat publik yang bertugas di jalan atau sekitar
lingkungan tersebut

business • merujuk pada praktik korupsi yang terjadi dalam konteks


JENIS dunia bisnis dan lingkungan perusahaan.

KORUPSI • Top political korupsi, atau korupsi politik yang tinggi, merujuk
pada tingkat korupsi yang signifikan dalam lingkungan politik. Ini
top political mencakup praktik korupsi yang melibatkan pejabat politik, partai
politik, atau sistem politik secara keseluruhan. Korupsi politik
yang tinggi dapat menghancurkan integritas lembaga-lembaga
pemerintahan, merusak demokrasi, dan menyebabkan
ketidakadilan sosial dan ekonomi.

• Financial corruption adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan praktik


financial corruption korupsi yang melibatkan keuangan, dana, atau sumber daya finansial. pembukuan
palsu, pemalsuan laporan keuangan, atau manipulasi data keuangan
Kesemuanya harus disertai dengan

• Pemberantasan korupsi harus dilakukan


dengan pendekatan multi-disiplin (multi- • kemauan politik yang kuat dari
disciplinary approach) dengan pemerintah (strong political will);
memberikan penekanan pada aspek dan • adanya keseimbangan kekuasaan antara
dampak buruk dari korupsi dalam badan legislatif, eksekutif dan peradilan;
berbagai level atau tingkat.
• pemberdayaaan masyarakat sipil; serta
• Pemberantasan juga dilakukan dengan
mengeluarkan kebijakan pencegahan • adanya media yang bebas dan
korupsi baik tingkat nasional independen yang dapat memberikan
maupun internasional, akses informasi pada publik.
mengembangkan cara atau praktek
pencegahan serta memberikan
contoh pencegahan korupsi yang
efektif di berbagai negara.
• Pelibatan lembaga-lembaga donor yang
potensial dapat membantu
pemberantasan korupsi harus pula terus
ditingkatkan.
• Perhatian perlu diberikan pada cara-cara yang
efektif untuk meningkatkan resiko korupsi atau
meningkatkan kemudahan menangkap
seseorang yang melakukan korupsi.
• Setiap 5 (lima) tahun, secara regular Perserikatan
GERAKAN Bangsa-Bangsa (United Nations)
menyelenggarakan Kongres tentang Pencegahan
ORGANISASI Kejahatan dan Perlakuan terhadap Penjahat atau
INTERNASIONAL sering disebut United Nation Congress on
Prevention on Crime and Treatment of Offenders.
Perserikatan • Pada kesempatan pertama, Kongres ini diadakan di
Bangsa-Bangsa Geneva pada tahun 1955. Sampai saat ini kongres
PBB ini telah terselenggara 12 kali.
(United Nations)
• Dalam Kongres PBB ke-10 yang diadakan di Vienna
(Austria) pada tahun 2000, isu mengenai Korupsi
menjadi topik pembahasan yang utama.
• Majelis Umum PBB menegaskan perlunya
pengembangan strategi global melawan korupsi
dan mengundang negara-negara anggota PBB
untuk melakukan review terhadap seluruh
kebijakan serta peraturan perundang-undangan
domestik masing-masing negara untuk mencegah
dan melakukan kontrol terhadap korupsi
• Setelah tahun 1997, tingkat korupsi menjadi salah satu
pertimbangan atau prakondisi dari bank dunia (baik
GERAKAN World Bank maupun IMF) memberikan pinjaman untuk
ORGANISASI negara-negara berkembang.
• Untuk keperluan ini, World Bank Institute
INTERNASIONAL mengembangkan Anti-Corruption Core Program yang
Bank Dunia (World Bank) bertujuan untuk menanamkan awareness mengenai
korupsi dan pelibatan masyarakat sipil untuk
pemberantasan korupsi, termasuk menyediakan sarana
bagi negara-negara berkembang untuk mengembangkan
rencana aksi nasional untuk memberantas korupsi.
• Program yang dikembangkan oleh Bank Dunia
didasarkan pada premis bahwa untuk memberantas
korupsi secara efektif, perlu dibangun tanggung jawab
bersama berbagai lembaga dalam masyarakat.
• Lembaga-lembaga yang harus dilibatkan diantaranya
pemerintah, parlemen, lembaga hukum, lembaga
pelayanan umum, watchdog institution seperti public-
auditor dan lembaga atau komisi pemberantasan
korupsi, masyarakat sipil, media dan lembaga
internasional (Haarhuis : 2005)
• Setelah tahun 1997, tingkat korupsi menjadi salah satu
pertimbangan atau prakondisi dari bank dunia (baik
GERAKAN World Bank maupun IMF) memberikan pinjaman untuk
ORGANISASI negara-negara berkembang.
• Untuk keperluan ini, World Bank Institute
INTERNASIONAL mengembangkan Anti-Corruption Core Program yang
Bank Dunia (World Bank) bertujuan untuk menanamkan awareness mengenai
korupsi dan pelibatan masyarakat sipil untuk
pemberantasan korupsi, termasuk menyediakan sarana
bagi negara-negara berkembang untuk mengembangkan
rencana aksi nasional untuk memberantas korupsi.
• Program yang dikembangkan oleh Bank Dunia
didasarkan pada premis bahwa untuk memberantas
korupsi secara efektif, perlu dibangun tanggung jawab
bersama berbagai lembaga dalam masyarakat.
• Lembaga-lembaga yang harus dilibatkan diantaranya
pemerintah, parlemen, lembaga hukum, lembaga
pelayanan umum, watchdog institution seperti public-
auditor dan lembaga atau komisi pemberantasan
korupsi, masyarakat sipil, media dan lembaga
internasional (Haarhuis : 2005)
Oleh Bank Dunia, pendekatan untuk melaksanakan program anti korupsi dibedakan menjadi 2 (dua)
yakni (Haarhuis : 2005), pendekatan dari bawah (bottom-up) dan pendekatan dari atas (top-down).

Pendekatan dari bawah berangkat dari 5 (lima) asumsi yakni


1. semakin luas pemahaman atau pandangan mengenai • Untuk pendekatan dari atas atau top-
permasalahan yang ada, semakin mudah untuk meningkatkan down dilakukan dengan melaksanakan
awareness untuk memberantas korupis; reformasi di segala bidang baik hukum,
2. network atau jejaring yang baik yang dibuat oleh World Bank politik, ekonomi maupun administrasi
akan lebih membantu pemerintah dan masyarakat sipil (civil pemeritahan. Corruption is a symptom of
society). Untuk itu perlu dikembangkan rasa saling percaya serta a weak state and weak institution
memberdayakan modal sosial (social capital) dari masyarakat;
(Haarhuis : 2005),
3. perlu penyediaan data mengenai efesiensi dan efektifitas
pelayanan pemerintah melalui corruption diagnostics. Dengan • sehingga harus ditangani dengan cara
penyediaan data dan pengetahuan yang luas mengenai problem melakukan reformasi di segala bidang.
korupsi, reformasi administratif-politis dapat disusun secara lebih Pendidikan Anti Korupsi adalah salah satu
baik. Penyediaan data ini juga dapat membantu masyarakat
mengerti bahaya serta akibat buruk dari korupsi; strategi atau pendekatan bottom-up yang
dikembangkan oleh World Bank untuk
4. pelatihan-pelatihan yang diberikan, yang diambil dari toolbox
yang disediakan oleh World Bank dapat membantu mempercepat
meningkatkan kesadaran masyarakat
pemberantasan korupsi. Bahan-bahan yang ada dalam toolbox akan bahaya korupsi.
harus dipilih sendiri oleh negara di mana diadakan pelatihan,
karena harus menyesuaikan dengan kondisi masing-masing
negara; dan
5. rencana aksi pendahuluan yang dipilih atau dikonstruksi sendiri
oleh negara peserta, diharapkan akan memiliki trickle-down effect
dalam arti masyarakat mengetahui pentingnya pemberantasan
korupsi.
PROSES ASUMSI
PEMBENTUKAN pikiran yang kita anggap benar
KESIMPULAN

OBSERVASI
FAKTA-FAKTA Membutuhkan pemahaman PENGALAMAN
Kebenaran yang terjadi tentang situasi yang Sesuatu yang kita lakukan
melarbelakangi kejadian atau terlibat langsung
tersebut

KEYAKINAN DAN NILAI


Dipengaruhi oleh pengalaman lingkungan
dimana kita lahir, tumbuh dan besar

KESIMPULAN
TINDAKAN
Keseluruhan hasil analisis
STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI

Kapita Selekta dan Beban Biaya Sosial Korupsi - ACLC KPK


• Masalah pencegahan
Salah satunya dengan mengembangkan model kebijakan preventif seperti :
INSTRUMEN ▪ pembentukan badan anti-korupsi;
INTERNASIONAL ▪ Peningkatan Transparansi Dalam Pembiayaan Kampanye Untuk Pemilu Dan
Partai Politik;
PENCEGAHAN KORUPSI ▪ Promosi Terhadap Efisiensi Dan Transparansi Pelayanan Publik;
▪ Rekrutmen Atau Penerimaan Pelayan Publik (Pegawai Negeri) Dilakukan
Berdasarkan Prestasi;
Salah satu instrumen
internasional yang sangat ▪ Adanya Kode Etik Yang Ditujukan Bagi Pelayan Publik (Pegawai Negeri) Dan
penting dalam rangka Mereka Harus Tunduk Pada Kode Etik Tsb.;
pencegahan dan ▪ Transparansi Dan Akuntabilitas Keuangan Publik;
pemberantasan korupsi ▪ Penerapan Tindakan Indisipliner Dan Pidana Bagi Pegawai Negeri Yang
adalah United Nations Korup;
Convention against Corruption ▪ Dibuatnya Persyaratan-persyaratan Khusus Terutama Pada Sektor Publik Yang
yang telah ditandatangani Sangat Rawan Seperti Badan Peradilan Dan Sektor Pengadaan Publik;
oleh lebih dari 140 negara. ▪ Promosi Dan Pemberlakuan Standar Pelayanan Publik;
Penandatanganan pertama ▪ Untuk Pencegahan Korupsi Yang Efektif, Perlu Upaya Dan Keikutsertaan Dari
kali dilakukan di konvensi Seluruh Komponen Masyarakat;
internasional yang
diselenggarakan di Mérida, ▪ Seruan Kepada Negara-negara Untuk Secara Aktif Mempromosikan
Yucatán, Mexico, pada Keterlibatan Organisasi Non-pemerintah (LSM/Ngos) Yang Berbasis
tanggal 31 Oktober 2003. Masyarakat, Serta Unsur-unsur Lain Dari Civil Society;
▪ Peningkatkan Kesadaran Masyarakat (Public Awareness) Terhadap Korupsi
Termasuk Dampak Buruk Korupsi Serta Hal-hal Yang Dapat Dilakukan Oleh
Masyarakat Yang Mengetahui Telah Terjadi TP Korupsi.
• Kriminalisasi
• Hal penting lain yang diatur dalam konvensi adalah
mengenai kewajiban negara untuk mengkriminalisasi
berbagai perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai
tindak pidana korupsi termasuk mengembangkan
peraturan perundang-undangan yang dapat memberikan
hukuman (pidana) untuk berbagai tindak pidana korupsi.
• Kerjasama internasional
• Kerjasama internasional dalam rangka pemberantasan
INSTRUMEN korupsi adalah salah satu hal yang diatur dalam konvensi.
Negara-negara yang menandatangani konvensi ini
INTERNASIONAL bersepakat untuk bekerja sama dengan satu sama lain
PENCEGAHAN KORUPSI dalam setiap langkah pemberantasan korupsi, termasuk
melakukan pencegahan, investigasi dan melakukan
penuntutan terhadap pelaku korupsi. Negara-negara yang
menandatangani Konvensi juga bersepakat untuk
memberikan bantuan hukum timbal balik dalam
mengumpulkan bukti untuk digunakan di pengadilan serta
untuk mengekstradisi pelanggar. Negara-negara juga
diharuskan untuk melakukan langkah-langkah yang akan
mendukung penelusuran, penyitaan dan pembekuan hasil
tindak pidana korupsi.
• Pengembalian aset-aset hasil korupsi.
• Salah satu prinsip dasar dalam konvensi adalah kerjasama
dalam pengembalian aset-aset hasil korupsi terutama yang
dilarikan dan disimpan di negara lain. Hal ini merupakan
isu penting bagi negara-negara berkembang yang tingkat
korupsinya sangat tinggi. Kekayaan nasional yang telah
dijarah oleh para koruptor harus dapat dikembalikan
karena untuk melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi,
terutama di negara-negara berkembang, diperlukan
sumber daya serta modal yang sangat besar. Modal ini
dapat diperoleh dengan pengembalian kekayaan negara
INSTRUMEN yang diperoleh dari hasil korupsi.

INTERNASIONAL • Pengembalian aset-aset hasil korupsi.


• Salah satu prinsip dasar dalam konvensi adalah kerjasama
PENCEGAHAN KORUPSI dalam pengembalian aset-aset hasil korupsi terutama yang
dilarikan dan disimpan di negara lain. Hal ini merupakan
isu penting bagi negara-negara berkembang yang tingkat
korupsinya sangat tinggi. Kekayaan nasional yang telah
dijarah oleh para koruptor harus dapat dikembalikan
karena untuk melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi,
terutama di negara-negara berkembang, diperlukan
sumber daya serta modal yang sangat besar. Modal ini
dapat diperoleh dengan pengembalian kekayaan negara
yang diperoleh dari hasil korupsi.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/01/indonesia-tak-masuk-daftar-inilah-negara-paling-antikorupsi-di-
dunia-pada-2022

10 Negara dengan Indeks Persepsi Korupsi negara dengan indeks korupsi


Terbaik (2022) terbaik pada 2022:
• Denmark kembali dinobatkan sebagai negara paling 1.Denmark: 90 poin
antikorupsi pada 2022. Menurut laporan Transparency
International, skor indeks persepsi korupsi (IPK) 2.Finlandia: 87 poin
negara ini sebesar 90 poin dari skala 0-100 pada
tahun lalu. 3.Selandia Baru: 87 poin
• Di sisi lain, Somalia tercatat sebagai negara paling 4.Norwegia: 84 poin
korup di dunia pada tahun lalu. IPK Somalia tercatat 5.Singapura: 83 poin
hanya sebesar 12 poin.
6.Swedia: 83 poin
• Adapun Indonesia menduduki peringkat ke-110
global, menurut Transparency International. IPK 7.Swiss: 82 poin
Indonesia 34 poin pada 2022 atau turun 4 poin dari 8.Belanda: 80 poin
tahun sebelumnya.
• Rata-rata IPK dunia pada 2022 tercatat sebesar 43. 9.Jerman: 79 poin
Nilai ini tidak berubah selama 11 tahun berturut-turut. 10.Irlandia: 77 poin
Dua per tiga negara masih memiliki skor di bawah 50,
yang mengindikasikan negara-negara tersebut 11.Luksemberg: 77 poin
memiliki masalah korupsi serius.
• Transparency International melibatkan 180 negara PRESENTASI PENCEGAHAN KORUPSI: BELAJAR
dalam survei IPK-nya. Skor 0 artinya, negara tersebut DARI NEGARA DENGAN IPK TERBAIK TAHUN
sangat korup, sebaliknya skor 100 menandakan
negara tersebut bersih dari korupsi. 2022
• Ada 2 (dua) alasan mengapa seseorang melakukan korupsi, alasan
tersebut adalah kebutuhan (need) dan keserakahan (greed).
• Untuk menjawab alasan kebutuhan, maka salah satu cara adalah dengan
menaikkan gaji atau pendapatan pegawai pemerintah.
• Namun cara demikian juga tidak terlalu efektif, karena menurutnya
keserakahan sudah diterima sebagai bagian dari kebiasaan masyarakat.
• Dengan demikian iklim sosial untuk memberantas korupsi harus terus
dikembangkan dengan memberi stigma yang buruk pada korupsi atau
perilaku koruptif.
ANTI KORUPSI

UPAYA PENCEGAHAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
DALAM KONTEKS
PELAYANAN PUBLIK

RATNA INDRIASARI,SE.,M.PD
PRESENTATION TITLE 98
KETERKAITAN ANTARA MATERI GOOD GOVERNANCE
DAN PELAYANAN PUBLIK

99
GOOD GOVERNANCE
Secara konseptual pengertian kata baik (good) dalam istilah
kepemerintahan yang baik (Good Governance) mengandung dua
pemahaman:
• Nilai yang menjunjung
tinggi
keinginan/kehendak
rakyat dan nilai-nilai
yang dapat
meningkatkan
NILAI kemampuan rakyat
dalam pencapaian
tujuan (nasional)
kemandirian,
pembangunan
berkelanjutan dan
keadilaan sosial.
• Aspek fungsional
dari pemerintah
ASPEK yang efektif dan
efisien dalam
FUNGSI
pelaksanaan
ONAL tugasnya untuk
mencapai tujuan
(Prof DR. Hj. Sedarmayanti, M.Pd., APU, GOOD GOVERNANCE tersebut 100
“Kepemerintahan Yang Baik”, 2012).
GOVERNMENT DENGAN
GOVERNANCE

https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/tata-
kelola-pemerintahan/buku/good-governance-dan-
pelayanan-publik
101
DEFINISI GOVERNANCE
• Menurut World Bank, governance diartikan sebagai “the way state power is used in
managing economic and sosial resources for development sociey”. Dengan demikian
governance adalah cara, yaitu cara bagaimana kekuasaan negara digunakan untuk
mengelola sumberdaya-sumberdaya ekonomi dan sosial guna pembangunan
masyarakat

• UNDP mengartikan governance sebagai “the exercise of political, economic and


administrative authority to manage a nation affair at all levels”. Kata governance
diartikan sebagai penggunaan/ pelaksanaan, yakni penggunaan kewenangan politik,
ekonomi dan adminstratif untuk mengelola masalah-masalah nasional pada semua
tingkatan

• Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 merumuskan arti Good Governance
sebagai berikut: kepemerintahan yag mengemban akan dan menerapkan prinsip-
prinsip profesionalisme, akutabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi,
efisiensi, efektifitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh selurruh masyarakat.

102
SEMBILAN PRINSIP
GOOD GOVERNANCE
Partisipasi (Participation
Setiap orang atau warga masyarakat, laki-laki maupun perempuan memiliki hak suara yang sama
dalam proses pengambilan keputusan baik secara langsung, maupun melalui lembaga perwakilan,
sesuai dengan kepentingan dan aspirasinya masing masing.
Penegakan Hukum (Rule of Law)
Kerangka aturan hukum dan perundang-undangan harus berkeadilan, ditegakkan dan dipatuhi
secara utuh, terutama aturan hukum tentang hak asasi manusia.
Transparansi (Transparancy
• Transparansi harus dibangun dalam rangka kebebasan aliran informasi.
Daya tanggap (Responsiveness)
• Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang
berkepentingan (stakeholders).

8/15/2023 PRESENTATION TITLE 103


Berorientasi pada Konsensus (Consensus Orientation):
Pemerintahan yang baik akan bertindak sebegai penengah bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai
konsensus atau kesempatan yang terbaik bagi kepentingan masing-masing pihak dan jika dimungkinkan juga dapat
diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapkan pemerintah.

Keadilan/Kesetaraan (Equity
Pemerintahan yang baik akan memberi kesempatan yang baik terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya mereka
untuk meningkatkan dan memelaiahar kualitas hidupnya.

Efektifitas dan efisiensi (Effectiveness & Efficiency )


Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai kebutuhan melalui pemanfaatan
yang sebaik-baiknyaberbagai sumber yang tersedia.

Akuntabilitas (Accountabiity )
Para pengambil keputusan dalam organisasi sektor publik, swasta dan masyarakat madani memiliki pertanggungjawaban
(akuntabilitas) kepada publik masyarakat umum sebagaimana halnya kepada para pemilik.

Visi Strategis (Strategic Vision)


Para pimpinan dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan pemerintahan
yang baik dan pembangunan mansuai bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan tersebut.
104
• Pada tahun 2011 pemerintah
memprakarsai lahirnya Open SALAH SATU RENCANA AKSI
Government Indonesia (OGI).
• OGI merupakan gerakan yang
NASIONAL OGI TAHUN 2023-2024
bertujuan membangun
pemerintahan yang lebih
terbuka, partisipatif dan
inovatif. Mendorong Terwujudnya Sistem
• Pemerintah mengajak Integritas Desa (SINTESA)di
masyarakat untuk aktif
memperhatikan dan memberi Kupang, Aceh dan Jember
masukan dalam pembuatan
kebijakan publik.

https://ogi.bappenas.go.id/perjalanan
Birokrasi berbelit Konflik Kepentingan

yang buruk
Pelayanan Publik
Korupsi
Pelayanan Publik adalah Asas Pelayanan Publik
kegiatan atau rangkaian kegiatan 1. TRANSPARANSI: Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses
dalam rangka pemenuhan oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara
memadai dan mudah dimengerti.
kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang- 2. AKUNTABILITAS: Dapat dipertanggungjawabkan sesuia dengan
peraturan perundang-undangan.
undangan bagi setiap warga
3. KONDISIONAL: Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi
negara dan penduduk atas dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinisp
barang, jasa, dan/atau efisiensi dan efektivitas.
pelayanan administratif yang 4. PARTISIPATIF: Mendorong peran serta masyarakat dalam
disediakan oleh penyelenggara penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan
pelayanan publik. aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. KESAMAAN HAK: Tidak diskriminatif dalam arti tidak
membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status
ekonomi.
6. KESEIMBANGAN HAK DAN KEWAJIBAN: Pemberi dan
penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
PRINSIP Pelayanan Publik
1. Kesederhanaan: Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan • Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik • Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung-
jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik •
Rincian biaya pelayanan publik dan tatacara pembayaran
3. Kepastian waktu: Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi: Produk pelayanan publik diteriam dengan benar, tepat dan sah.
5. Keamanan: Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
6. Tanggung jawab: Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertaggungjawab atas
penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan public.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana: Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
8. Kemudahan akses: Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan
dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan: Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun,
ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.
10.Kenyamanan: Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan
yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.
STANDAR Pelayanan Publik
1. Prosedur Pelayanan : Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk
pengaduan
2. Waktu Penyelesaian : Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan
penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan
3. Biaya Pelayanan : Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan
4. Produk Pelayanan : Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
5. Sarana dan Prasarana : Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara
pelayanan publik
6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan: Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan
dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan, sikap dan perialu yang dibutuhkan.
UU RI Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, menegaskan tentang perilaku yang
harus ditunjukkan oleh para pelaksana pemberi pelayanan publik. Perilaku-perilaku tersebut
adalah:
• Adil Dan Tidak Diskriminatif; • Terbuka Dan Mengambil Langkah Yang Tepat
• Cermat; Untuk Menghindari Benturan Kepentingan;
• Santun Dan Ramah; • Tidak Menyalahgunakan Sarana Dan Prasarana
• Tegas, Andal, Dan Tidak Memberikan Putusan Serta Fasilitas Pelayanan Publik;
Yang Berlarut-larut; • Tidak Memberikan Informasi Yang Salah Atau
• Profesional; Menyesatkan Dalam Menanggapi Informasi Serta
• Tidak Mempersulit; Proaktif Dalam Memenuhi Kepentingan
• Patuh Pada Perintah Atasan Yang Sah Dan Wajar; Masyarakat;
• Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Akuntabilitas Dan • Tidak Menyalahgunakan Informasi, Jabatan,
Integritas Institusi Penyelenggara; Dan/Atau Kewenangan Yang Dimiliki;
• Tidak Membocorkan Informasi Atau Dokumen • Sesuai Dengan Kepantasan;
Yang Wajib Dirahasiakan Sesuai Dengan Peraturan • Tidak Menyimpang Dari Prosedur
Perundang-undangan;
Permenpan No. 13 Tahun 2009 - Pedoman Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik Dengan Partisipasi Masyarakat
Prasyarat Penting Menuju Sukses dalam Rangka mewujudkan pelayanan
publik yang semakin baik. Prasyarat penting tersebut antara lain adalah:
1. Perubahan pola pikir (mindset) terhadap fungsi pelayanan
2. Partisipasi masyarakat pengguna pelayanan
3. Kepercayaan
4. Kesadaran penyelenggara dan pelaksana pelayanan publik
5. Keterbukaan
6. Kejujuran
7. Realistis dan cepat
Sumber : Transparency International Indonesia
KONFLIK
KEPENTINGAN
• Salah satu faktor pendorong terjadinya tindak pidana korupsi adalah konflik
kepentingan (conflict of interest).
• Konflik kepentingan seperti hubungan afiliasi antara seorang Penyelenggara
Negara yang terlibat dalam Pengadaan Barang dan Jasa dengan calon
rekanan atau situasi ketika seorang Penyelenggaran Negara hendak
mengambil keputusan terkait dengan sebuah lembaga di mana pejabat
tersebut memiliki rangkap jabatan di lembaga tersebut adalah contoh-
contoh situasi yang sering dihadapi.
• Situasi tersebut berpotensi berpengaruh pada kualitas keputusan yang
diambil oleh Penyelenggara Negara yang bersangkutan dan dapat
mendorong terjadinya tindak pidana korupsi.
• Penanganan terhadap benturan kepentingan kemudian menjadi penting
sebagai salah satu upaya pencegahan praktik korupsi. Namun, apa itu
konflik kepentingan?
KONFLIK
KEPENTINGAN
Konflik kepentingan adalah
situasi dimana seorang
penyelenggara negara yang
mendapatkan kekuasaan dan
kewenangan berdasarkan
peraturan perundang-
undangan memiliki atau
diduga memiliki kepentingan
pribadi atas setiap
penggunaan wewenang yang
dimilikinya sehingga dapat
mempengaruhi kualitas dan
kinerja yang seharusnya.
PENANGANAN KONFLIK
KEPENTINGAN

116
TINDAKAN DALAM
MENANGANI KONFLIK
KEPENTINGAN
Serangkaian tindakan yang dapat disiapkan sebagai langkah lanjutan
dalam menangani konflik kepentingan yang dapat digunakan sebagai
pedoman oleh Penyelenggara Negara maupun organisasi atau lembaga
dimana Penyelenggara Negara tersebut bekerja antara lain adalah:
1. Pengurangan (divestasi) kepentingan pribadi Penyelenggara
Negara dalam jabatannya;
2. Penarikan diri (recusal) dari proses pengambilan keputusan
dimana seorang Penyelenggara Negara memiliki kepentingan;
3. Membatasi akses Penyelenggara Negara atas informasi tertentu
apabila yang bersangkutan memiliki kepentingan;
4. Mutasi Penyelenggara Negara ke jabatan lain yang tidak memiliki
konflik kepentingan;
5. Mengalih tugaskan tugas dan tanggung-jawab Penyelenggara
Negara yang bersangkutan;
6. Pengunduran diri Penyelenggara Negara dari jabatan yang
menyebabkan konflik kepentingan;
7. Mengintensifkan pengawasan terhadap penyelenggara negara
tersebut;
8. Pemberian sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya. 117
8/15/2023 PRESENTATION TITLE 118
8/15/2023 PRESENTATION TITLE 119
GRATIFIKASI

Gratifikasi dapat diperoleh dari Penjelasan Pasal 12B


Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001, yaitu
pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian
uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman
tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan
fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam
negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan
dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa
sarana elektronik. (Pengantar Gratifikasi, KPK, 2015
hal 16).
Gratifikasi erat kaitannya dengan hadiah atau
pemberian yang diberikan kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara. Kondisi ini akan
menimbulkan berbagai opini dari berbagai kalangan
masyarakat yang akan berpendapat bahwa hal ini
melanggar hukum, namun ternyata tidak semua
gratifikasi adalah ilegal atau sebuah kesalahan.
120
https://www.youtube.com/watch?v=w5qojU5vWp8
• Oleh karenanya, sebagai penerima harus terlebih dahulu
menanyakan tujuan dari pemberian tersebut. Selain itu, ada pula
metode PROVE IT untuk mempertimbangkan pemberian hadiah.

P – Purpose atau tujuan, tanyakan tujuan pemberian.


R – Rule atau aturan, ketahui aturan gratifikasi dalam undang-undang.
O – Openes atau keterbukaan, apakah hadiah diberikan secara terbuka atau diam-diam.
V – Value atau berapa nilai gratifikasi tersebut. ASN perlu berhati-hati jika nilainya cukup tinggi.
E – Ethics atau etika, bagaimana moral pribadi Anda ketika menerimanya.
I – Identity atau identitas dari pemberi apakah berhubungan dengan jabatan atau calon rekanan?
T – Timing atau waktu. Kapan hadiah diberikan, apakah berhubungan dengan pengambilan
keputusan, pelayanan, atau perijinan?

8/15/2023 PRESENTATION TITLE 121


L A P O R A N H A R TA K E K AYA A N
PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)
• Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara
yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau
yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan
negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
• Penyelenggara Negara yang bersih adalah
Penyelenggara Negara yang menaati asas-asas
umum penyelenggaraan negara dan bebas dari
praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta
perbuatan tercela lainnya.

https://elhkpn.kpk.go.id/portal/user/login#modal-notice-two

122
K E WA J I BA N
P E N Y E L E N G G A R A N EG A R A

Setiap Penyelenggara Negara berkewajiban untuk :


1. Mengucapkan sumpah atau janji sesuai dengan agamanya sebelum memangku
jabatannya;
2. Bersedia diperiksa kekayaannya sebelum, selama, dan setelah menjabat;
3. Melaporkan dan mengumumkan kekayaannya sebelum dan setelah menjabat;
4. Tidak melakukan perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme;
5. Melaksanakan tugas tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan;
6. Melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab dan tidak melakukan
perbuatan tercela, tanpa pamrih baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, kroni,
maupun kelompok. Dan tidak mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun yang
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
7. Bersedia menjadi saksi dalam perkara korupsi, kolusi, dan nepotisme serta dalam
perkara lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. (Sumber: Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
123
DA SA R H U KU M L H K P N

Di sisi payung hukum, kewajiban Penyelenggara Negara untuk melaporkan harta


kekayaan diatur dalam:
1. UU RI No 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
2. UU RI No 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
3. Inpres No. 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasa Korupsi
4. Keputusan KPK No. KEP 07/KPK/02/2005 tentang Tata Cara
Pendaftaran,Pemeriksaan dan Pengumuman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara
Berdasarkan aturan-aturan tersebut, Penyelenggara Negara memiliki kewajiban untuk
bersedia diperiksa kekayaannya sebelum, selama dan sesudah menjabat; melaporkan
harta kekayaannya pada saat pertama kali menjabat, mutasi, promosi dan pensiun serta
mengumumkan harta kekayaannya. Penyelenggara Negara melaporkan harta
kekayaannya dengan mengisi formulir LHKPN yang ditetapkan oleh KPK.

124
DA SA R H U KU M L H K P N

Di sisi payung hukum, kewajiban Penyelenggara Negara untuk melaporkan harta


kekayaan diatur dalam:
1. UU RI No 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
2. UU RI No 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
3. Inpres No. 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasa Korupsi
4. Keputusan KPK No. KEP 07/KPK/02/2005 tentang Tata Cara
Pendaftaran,Pemeriksaan dan Pengumuman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara
Berdasarkan aturan-aturan tersebut, Penyelenggara Negara memiliki kewajiban untuk
bersedia diperiksa kekayaannya sebelum, selama dan sesudah menjabat; melaporkan
harta kekayaannya pada saat pertama kali menjabat, mutasi, promosi dan pensiun serta
mengumumkan harta kekayaannya. Penyelenggara Negara melaporkan harta
kekayaannya dengan mengisi formulir LHKPN yang ditetapkan oleh KPK.

125
DAMPAK KORUPSI TERHADAP
PELAYANAN PUBLIK
• Korupsi memiliki dampak yang linear dengan kualitas pelayanan
publik dasar. Sebagai suatu kejahatan luar biasa, dampak yang
diakibatkan pun sangat luar biasa-menyasar hampir diseluruh aspek,
dari sosial ekonomi, politik, hukum hingga pada moral pejabat
publik.
• Efek domino korupsi ini pada akhirnya berimplikasi terhadap
sejumlah ketimpangan alokasi dan distribusi pelayanan publik dasar.
• Praktik korupsi menciptakan ekonomi biaya tinggi yang
membebankan pelaku ekonomi. Kondisi ekonomi biaya tinggi ini
mempengaruhi harga jasa dan pelayanan publik. Hal tersebut
dikarenakan harga yang ditetapkan harus menutupi kerugian akibat
besarnya modal yang dilakukan karena penyelewengan yang
mengarah ke tindak korupsi.
8/15/2023 PRESENTATION TITLE 126
DAMPAK KORUPSI TERHADAP
PELAYANAN PUBLIK
• Korupsi memiliki dampak yang linear dengan kualitas pelayanan publik dasar. Sebagai
suatu kejahatan luar biasa, dampak yang diakibatkan pun sangat luar biasa-menyasar
hampir diseluruh aspek, dari sosial ekonomi, politik, hukum hingga pada moral pejabat
publik.
• Efek domino korupsi ini pada akhirnya berimplikasi terhadap sejumlah ketimpangan
alokasi dan distribusi pelayanan publik dasar.
• Praktik korupsi menciptakan ekonomi biaya tinggi yang membebankan pelaku ekonomi.
Kondisi ekonomi biaya tinggi ini mempengaruhi harga jasa dan pelayanan publik. Hal
tersebut dikarenakan harga yang ditetapkan harus menutupi kerugian akibat besarnya
modal yang dilakukan karena penyelewengan yang mengarah ke tindak korupsi.
• Beberapa dampak yang seringkali ditemukan diantaranya, mahalnya harga jasa dan
pelayanan publik, pengentasan kemiskinan berjalan lambat, terbatasnya akses
pelayanan terhadap masyarakat miskin, meningkatnya angka kriminalitas, solidaritas
sosial semakin langka, dan demoralisasi.
• Transparansi merupakan syarat minimum bagi setiap pemerintah daerah mewujudkan
cita-cita pemerintah good governance. dari transparansilah partisipasi bermakna dapat
terjadi. masyarakat dapat lebih mudah mengakses iformasi dan selanjutnya ikut
berpartisipasi mendorong pemabangunan yang berarti.
8/15/2023 PRESENTATION TITLE 127
PROSES ASUMSI
PEMBENTUKAN pikiran yang kita anggap benar
KESIMPULAN

OBSERVASI
FAKTA-FAKTA Membutuhkan pemahaman PENGALAMAN
Kebenaran yang terjadi tentang situasi yang Sesuatu yang kita lakukan
melarbelakangi kejadian atau terlibat langsung
tersebut

KEYAKINAN DAN NILAI


Dipengaruhi oleh pengalaman lingkungan
dimana kita lahir, tumbuh dan besar

KESIMPULAN
TINDAKAN
Keseluruhan hasil analisis
INTEGRITAS DAN
NILAI-NILAI
ANTIKORUPSI
RATNA INDRIASARI,SE.,M.Pd
Abdullah Hehamahua, mengelompokkan
korupsi berdasarkan motivasi pelaku. Seperti
» Kartono (1983) memberi batasan korupsi disampaikan dalam makalah semiloka “Wajah
sebagai: Pemberantasan Korupsi di Indonesia Hari Ini,”
“Tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mengeduk
keuntungan pribadi, dan atau merugikan
kepentingan umum dan negara”.
Kebutuhan

Ingin

• Brooks (Klitgaard 2001)


Menguasai
Suatu
Negara
Motivasi Peluang

memberikan pengertian Pelaku


korupsi yaitu:
“ Dengan sengaja melakukan
kesalahan atau melalaikan tugas
Korupsi
yang diketahui sebagai
kewajiban, atau tanpa hak Ingin
Menjatuhkan
Ingin
Memperkaya
menggunakan kekuasaan, Pemerintah Diri Sendiri
dengan tujuan memperoleh
keuntungan yang sedikit banyak
bersifat pribadi.”

Abdullah Hehamahua mantan penasihat Komisi Pemberantasan


BEST FOR You
O R G A N I C S CKorupsi
O M P A N Y (KPK) masa jabatan 2005-2013
Korupsi terjadi ketika tidak ada
nilai-nilai antikorupsi yang
ditanamkan dalam diri kita.

Melalui pembiasaan dan


pengembangan nilai-nilai
antikorupsi diharapkan kita sebagai
manusia akan memiliki kendali diri
terhadap pengaruh buruk
lingkungan.

Apabila kita mampu mengendalikan


pengaruh buruk yang muncul dari
lingkungan maka kita akan mampu
menghindarkan diri dari praktik
praktik korupsi.
BEST FOR You 135
O R G A N I C S C O M P A N Y
INTEGRITAS » Menurut Butler dan
Cantrell (1984, di dalam
Hosmer, 1995)
Plato, Aristoteles dan Aquinas ( mengartikan integritas
dalam Olson, 1998) mengemukakan sebagai reputasi dapat
bahwa integritas berasal dari bahasa dipercaya dan jujur dari
latin yaitu integrity yang bermakna seseorang untuk
“as whole and represents menjelaskan istilah
completeness”, artinya, integritas “kepercayaan”
menunjukan keseluruhan dan di dalam konteks
kelengkapan. organisasi.

Menurut Jacobs (2004), Integritas


menekankan konsisten moral,
keutuhan pribadi, atau kejujuran.

BEST FOR You 136


O R G A N I C S C O M P A N Y
Miller (2001: 2-8 dalam Harisa 2011) mengutip beberapa penjelasan ahli
mengenai makna integritas, diantaranya adalah:

INTEGRITAS SEBAGAI KOHERENSI.

• Integritas adalah koherensi atau menghubungkan beragam komponen yang ada


dalam diri seseorang, sehingga orang yang memiliki integritas dapat dikatakan
harmonis, tidak terpecah, sepenuh hati dan dapat bertindak dengan berbagai cara
(memiliki banyak alternatif tindakan yang tidak melanggar norma di setiap saat
(Frankufr dan Dworkin).

INTEGRITAS SEBAGAI IDENTITAS PRAKTIS.

• Orang yang memiliki identitas/integritas akan senantiasa memertahankan


komitmen dalam dirinya, meskipun banyak pertentangan atau situasi yang
memaksa mereka untuk melanggar komitmennya sendiri (Calhoun)
BEST FOR You 137
O R G A N I C S C O M P A N Y
INTEGRITAS SEBAGAI KEBIJAKAN SOSIAL.

• Seseorang yang memiliki integritas harus berdiri di atas


komitmennya sendiri dan melakukan tindakan yang layak atau sesuai
dengan prinsip pribadi dan kebijakan sosial.

INTEGRITAS SEBAGAI RASIONALITAS.

• Integritas menerima konsep rasionalitas atau sesuatu yang dianggap


wajar dan masuk akal.

BEST FOR You 138


O R G A N I C S C O M P A N Y
Integritas Moral
Menurut Jimmy Effan (2001) dalam bukunya yang berjudul “ A Mind Set Free” mengemukakan
bahwa ada empat pilar Integritas Moral yaitu :
• setiap orang • Karena tidak jarang
membutuhkan seseorang yang
pertanggungjaw mengikuti kelompok
aban atas yang salah, mereka
tindakannya menjadi menghilangkan
dan masukan Righteous dan merusak kebiasaan
dari orang lain. Accountab Fellowship ( baik
ility Berkawan
dengan orang
(Bertanggung yang membawa
jawab) kita ke jalan yang
benar)

• Kejujuran akan membuat kita


bebas. Maksud bebas disini kita Humility • Kerendahan hati
tidak 14 perlu membenarkan hal Honesty
yang pada dasarnya salah dan (Kejujuran)
(rendah dilakukan oleh
Jimmy Effan ketika
jujur pada diri kita sendiri agar hati) dia tetap menjalin
ketika melakukan sesuatu hubungan baik
sesuai dengan norma yang dengan kawannya
berlaku. yang telah berbuat
dosa.

BEST FOR You 139


O R G A N I C S C O M P A N Y
Integritas dan
Nilai Antikorupsi

Secara etimologi, “integritas”


berasal dari bahasa latin
“integer” yang berarti
keutuhan atau kelengkapan.
Berpikir, berkata,
berperilaku bertindak
dengan baik dan benar serta
memegang teguh kode etik
dengan prinsip prinsip moral
.

https://aclc.kpk.go.id/aksi-
informasi/Eksplorasi/20220522-mari-berkaca-
di-cermin-integritas-benarkah-kita-
antikorupsi BEST FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
140
https://aclc.kpk.g
o.id/materi-
pembelajaran/pen
didikan/buku/oran
ge-juice-belajar-
integritas-
kepada-tokoh-
bangsa

BEST FOR You 141


O R G A N I C S C O M P A N Y
NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
Setidaknya ada sembilan nilai-nilai antikorupsi yang penting
» Menurut Romi, dkk. (2011 untuk ditanamkan pada semua individu
dalam Batennie, 2012) bahwa
korupsi terjadi karena
faktor internal (niat)
dan faktor eksternal
(kesempatan).
» Niat lebih terkait dengan faktor
individu yang meliputi perilaku
dan nilainilai yang dianut,
seperti kebiasaan dan
kebutuhan, sedangkan
Setidaknya ada sembilan nilai-
nilai antikorupsi yang penting
untuk ditanamkan pada semua
individu terkait dengan sistem
yang berlaku. (Kristiono et al.,
2021)

BEST FOR You 142


O R G A N I C S C O M P A N Y
Jujur didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat
yang sangat penting bagi kehidupan mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan dipercaya dalam
kehidupan sosialnya.
Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya atau kalau terjadi apa-apa
boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan.
Adil berarti tidak berat sebelah,tidak memihak pada salah satu.Adil berarti perlakuan yang sama untuk
semua tanpa membedakan berdasarkan golongan atau kelas tertentu.
Berani adalah hati yang mantap,rasa percayadiri yang besar dalam menghadapi ancaman atau hal-hal
yang dianggap sebagai bahaya dan kesulitan.Berani berarti tidak takut atau gentar.
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan, dan menghiraukan (Sugono, 2008). Kepedulian sosial
kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang.
Kerjakeras berarti pantang menyerah,terus berhjuang dan berusaha. Bekerja keras didasari dengan
adanya kemauan. Kemauan menimbulkan asosiasi dengan keteladan, ketekunan, daya tahan, daya kerja,
pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, dan pantang mundur.
Mandiri berarti tidak bergantung pada oranglain.Mandiri juga berarti kemampuan menyelesaikan,mencari
dan menemukan solusi dari masalah yang dihadapi.
Sederhana, seseorang dibiasakan untuk tidak hidup boros yang tidak sesuai dengan kemampuannya.
Selain itu seseorang yang bergaya hidup sederhana juga akan memprioritaskan kebutuhan di atas
keinginannya
BEST FOR You 143
O R G A N I C S C O M P A N Y
INTERNALISASI NILAI-NILAI INTEGRITAS DALAM
PENCEGAHAN KORUPSI
Internalisasi menurut kamus ilmiah populer yaitu
“pendalaman, penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin
atau nilai sehingga merupakan keyakinan atau kesadaran
akan kebenaran suatu doktrin atau nilai yang diwujudkan
dalam sikap dan perilaku.”

Mengapa Internalisasi nilai-nilai integritas memiliki peran


penting dalam pencegahan korupsi ?

BEST FOR You 144


O R G A N I C S C O M P A N Y
1. Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan
dan pelaksanaan kerja semua lembaga
Prinsip-Prinsip mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai
Antikorupsi aturan main baik dalam bentuk konvensi (defacto)
maupun konstitusi (dejure).
2. Prinsip transparansi ini penting karena
pemberantasan korupsi dimulai dari transparansi
Akuntabilitas dan mengharuskan semua proses kebijakan
dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk
penyimpangan dapat diketahui oleh publik.
Kontrol 3. Sifat prinsip kewajaran ada lima hal yakni;
transparansi
Kebijakan
komprehensip, disiplin, feksibilitas, terprediksi,
kejujuran dan informatif.
4. Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata
interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang
Kebijakan Kewajaran
dapat merugikan negara dan masyarakat.
5. Kontrol kebijakan merupakan upaya agar
kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan
mengeliminasi semua bentuk korupsi.

BEST FOR You 145


O R G A N I C S C O M P A N Y
No. Dokumen : 01/RPS/A/STIP-AN
Tanggal Terbit : 15 Maret 2017
SEKOLAH TINGGI ILMU PEMERINTAHAN ABDI NEGARA No. Revisi :1

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Program Studi : S1 – Ilmu Pemerintahan

MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBOT (sks) SEMESTER Tgl


Penyusunan

ANTI KORUPSI IPM-5-09 Ilmu 3 IV 09 SEPT 2022


Pemerintahan

Dosen Pengembang RPS Direktur Akademik Ka PRODI


OTORISASI /
PENGESAHAN

Ratna Indriasari,SE,M.Pd Dr.Rajanner P.Simarmata,S.IP,M.Si Catur Widiatmoko,SS,M.IP


NIDN: 0327027602 NIDN : 0010087005 NIDN : 0329087803
Capaian CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN (CPL)-PRODI
Pembelajaran CPL-1 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
(CP) CPL-2 Menunjukkan sikap Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
CPL-3 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik
CPL-4 Menunjukkan kepribadian yang berintegritas bagi pencapaian tujuan bangsa dan negara Indonesia
CPL-5 Menguasai konsep teori pengawasan pemerintahan dan pengawasan masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
CPMK 1 Capaian pembelajaran mata kuliah Anti Korupsi dengan kompetensi kognitif bertujuan agar mahasiswa mampu
memahami aspek konseptual dan teoritis terkait dengan korupsi dan mampu menganalisa kasus korupsi berdasarkan
faktor penyebab, dampak dari korupsi yang dilakukan serta pelanggaran aturan yang terjadi.
CPMK 2 Capaian pembelajaran mata kuliah Anti Korupsi dengan kompetensi afektif (sikap) berupa tindakan/respon preventif
dalam upaya pemberantasan korupsi untuk diri sendiri;
CPMK 3 Capaian pembelajaran mata kuliah Anti Korupsi dengan kompetensi psikomotorik (ketrampilan) berupa penguatan
kepekaan terhadap perilaku koruptif dan mampu mencegah diri sendiri agar tidak berlaku koruptif sekecil apapun, baik
yang terkait uang ataupun tidak. (CPL
Sub-CPMK
1 Mahasiswa mampu menjelaskan fenomena korupsi dan pentingnya pendidikan anti korupsi sebagai upaya
pencegahan korupsi
2 Mahasiswa mampu menjelaskan definisi korupsi dan sejarah korupsi serta dapat membedakan bentuk-bentuk
korupsi
3 Mahasiswa mampu menjelaskan faktor penyebab korupsi baik faktor internal maupun eksternal
4 Mahasiswa mampu menjelaskan dampak masif korupsi
5&6 Mahasiswa mampu memahami dan mampu menjelaskan berbagai upaya pemberantasan korupsi
7 Mahasiswa mampu menggali dan mengembangkan pengetahuan tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi
9 & 10 Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai gerakan internasional, nasional dan daerah untuk pencegahan korupsi
11 & 12 Mahasiswa mampu memahami sejarah pemberantasan tindak pidana korupsi dan latar belakang lahirnya delik dalam
peraturan perundang-undangan yang mengatur tindak pidana korupsi
13 & 14 Mahasiswa mampu mahasiswa mampu menjelaskan etika dalam pelayanan publik dan pencegahan korupsi dalam
pelayanan publik
15 Mahasiswa mampu menginternalisasi perilaku anti korupsi ke dalam diri dan mengaplikasikan dalam perilaku sehari-
hari
Diskripsi Singkat Mata Kuliah Anti Korupsi adalah salah satu Mata Kuliah Wajib di Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN) di
MK implementasikan pada semua prodi di jenjang sarjana (S1) yaitu program studi ilmu pemerintahan dan program studi ilmu politik,
dan menjadi komponen inti guna mewujudkan STIPAN sebagai lembaga pendidikan yang berkompeten dalam mencetak kader
NKRI di bidang ilmu pemerintahan dan ilmu politik terkini.
Diselenggrakan dengan 14 (empat belas) tatap muka dan 2 (dua) evalausi berupa UTS dan UAS, Tujuan mata kuliah Pendidikan
Anti Korupsi adalah membangun kepribadian anti-korupsi pada diri individu mahasiswa serta membangun kompetensi dan
komitmennya sebagai agent of change dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan juga menekankan pada
character building mahasiswa yang dibangun atas dasar pengetahuan kognitif (pemahaman) berupa pengetahuan dasar korupsi
dan anti korupsi dalam perspektif keilmuan, afektif (sikap) berupa tindakan/respon preventif dalam upaya pemberantasan korupsi
untuk diri sendiri dan psikomotorik (ketrampilan) berupa penguatan kepekaan terhadap perilaku koruptif dan mampu mencegah
diri sendiri agar tidak berlaku koruptif sekecil apapun, baik yang terkait uang ataupun tidak.
Penyajian materi Mata Kuliah Anti Korupsi menggunakan berbagai media pembelajaran antara lain berasal dari Anti Corruption
Clearing House (ACCH) yang merupakan open educational resources KPK ,Pedoman Pendidikan Anti Korupsi untuk perguruan
tinggi tahun 2011, Buku Panduan Dosen Pembelajaran Pendidikan Anti Korupsi untuk perguruan tinggi, buku profil dan capaian
lulusan program sarjana (S1) program studi ilmu pemerintahan,program studi ilmu politik dan program pascasarjana (S2) Magiter
Ilmu Pemerintahan serta beberapa buku referensi , jurnal dan data yang relevan dengan masing-masing materi pembelajaran.
Bahan Kajian 1. Pengertian korupsi, integritas, nilai dan prinsip Anti Korupsi
(Materi 2. Faktor Penyebab Korupsi
pembelajaran) 3. Dampak Masif Korupsi
4. Upaya Pemberantasan Korupsi
5. Gerakan Kerjasama dan Instrumen Internasional Pencegahan Korupsi
6. Tindak Pidana Korupsi dalam Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia
7. Korupsi dan Pelayanan Publik
8. Peranan Mahasiswa dalam Pencegahan Korupsi
Pustaka Utama:
Tim Penyusun.2011.Pendidikan Anti Korupsi Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kemendikbud RI
Tim Penyusun. 2014. Pedoman Pengendalian Gratifikasi. Jakarta : Komisi Pemberantasan Korupsi
Tim Penyusun . 2016 .Buku Panduan Dosen Pembelajaran Pendidikan Anti Korupsi Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:
Kemenristekdikti
Tim Direktorat Itbang KPK.2020. KPK Mengkaji Untuk Negeri Bebas Korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi
Tim Penulis.2022. Peran Serta Masyarakat Dalam Mencegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa, Jakarta: Direktorat
Pembinaan Masyarakat, KPK, IPB Press
Pemerintah Indonesia. 1999.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Jakarta : Sekretariat Negara
Pemerintah Indonesia. 2001. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi . Jakarta: Sekretariat
Negara
Pemerintah Indonesia. 2002. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.
Jakarta: Sekretariat Negara
Pemerintah Indonesia. 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2000 tentang Tata Pelaksanaan
Peranserta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Jakarta : Sekretariat Negara
Pendukung:

https://jurnal.kpk.go.id/index.php/integritas
https://ejournal.politik.lipi.go.id/index.php/jpp/article/view/512

Media Perangkat lunak: Perangkat keras :


Pembelajaran ▪ Learning Management System (LMS) SIAKAD STIPAN, Google Class Room ▪ Laptop
▪ Platform pembelajaran online : Zoom Meeting, Whatsapp, Video Pembelajaran ▪ LCD & Projector
▪ Ms- Office ( Power Point, Ms Word)
Dosen Pengampu Ratna Indriasari,SE,M.Pd
Matakuliah syarat -

Mg Ke- Sub-CPMK PENILAIAN Penilaian Bentuk, Metode Materi Bobot


(sbg kemampuan Pembelajaran & Penugasan Pembelajaran Penilaian
akhir yg diharapkan) [Estimasi Waktu] [ Pustaka ] (%)

Indikator Kriteria & Bentuk Luring Daring


Penilaian (offline) (Online)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Mahasiswa mampu ▪ Tata Tertib 1. Kehadiran 1. Ceramah 1. Google ▪ RPS MK 5
menjelaskan fenomena Perkuliahan 2. Partisipasi 2. Tanya jawab Class ▪ Buku
korupsi dan pentingnya ▪ RPS MK 3. diskusi Room Pedoman
pendidikan anti korupsi ▪ Pentingnya 2. Tanya Akademik
sebagai upaya pendidikan Anti jawab STIPAN
pencegahan korupsi Korupsi, profil mata online ▪ https://aclc.k
kuliah pendidikan 3. Diskusi pk.go.id/mat
Anti Korupsi, Online eri-
Konsep-konsep dan pembelajara
metode n/pendidika
pembelajaran dalam n/buku/buku
mata kuliah -pendidikan-
pendidikan Anti antikorupsi-
Korupsi untuk-
perguruan-
tinggi
2 Mahasiswa mampu ▪ Pengertian korupsi ▪ Belajar mandiri Ceramah Google Class ▪ https://acch.k 5
menjelaskan definisi dan sejarah korupsi dengan Tanya jawab Room pk.go.id/id/be
korupsi dan sejarah serta dapat referensi yang diskusi Tanya jawab rkas/buku-
korupsi serta dapat membedakan disarankan online antikorupsi/1
9-umum/708-
membedakan bentuk- bentuk-bentuk Diskusi
memahami-
bentuk korupsi korupsi Online untuk-
membasmi
3 Mahasiswa mampu ▪ Faktor-faktor intenal, ▪ Kehadiran Ceramah Google Class ▪ https://acch.k 10
menjelaskan faktor eksternal penyebab ▪ Partisipasi Tanya jawab Room pk.go.id/id/be
penyebab korupsi baik korupsi diskusi rkas/buku-
antikorupsi/1
Mg Ke- Sub-CPMK PENILAIAN Penilaian Bentuk, Metode Materi Bobot
(sbg kemampuan Pembelajaran & Penugasan Pembelajaran Penilaian
akhir yg diharapkan) [Estimasi Waktu] [ Pustaka ] (%)

Indikator Kriteria & Bentuk Luring Daring


Penilaian (offline) (Online)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
faktor internal maupun ▪ Menumbuhkembang Tanya jawab 9-umum/708-
eksternal kan sikap online memahami-
mahasiswa yang Diskusi untuk-
anti terhadap Online membasmi
korupsi dan perilaku
koruptif
4 Mahasiswa mampu ▪ Bidang yang terkena ▪ Belajar mandiri Ceramah Google Class 5
menjelaskan dampak dampak korupsi dengan Tanya jawab Room
masif korupsi ▪ dan dampak- referensi yang diskusi Tanya jawab
dampak lain yang disarankan online
akan terjadi bila Diskusi
korupsi dan perilaku Online
koruptif di
praktekkan di dalam
bernegara dan
bermasyarakat
5 Mahasiswa mampu ▪ Konsep ▪ Kehadiran Ceramah Google Class ▪ https://acch.k 10
memahami dan pemberantasan ▪ Partisipasi Tanya jawab Room pk.go.id/id/be
mampu menjelaskan korupsi pada upaya ▪ Presentasi diskusi Tanya jawab rkas/buku-
berbagai upaya pembentukan Kelompok 1 online antikorupsi/1
9-umum/708-
pemberantasan karakter manusia, Diskusi
memahami-
korupsi upaya preventif Online untuk-
pencegahan korupsi, membasmi
upaya represif
penindakan korupsi
6 ▪ Strategi pencegahan ▪ Belajar mandiri Ceramah Google Class 5
korupsi dengan dengan Tanya jawab Room
memanfaatkan referensi yang diskusi Tanya jawab
kekuatan berbagai disarankan online
bidang ilmu yang Diskusi
dipelajari Online
Mg Ke- Sub-CPMK PENILAIAN Penilaian Bentuk, Metode Materi Bobot
(sbg kemampuan Pembelajaran & Penugasan Pembelajaran Penilaian
akhir yg diharapkan) [Estimasi Waktu] [ Pustaka ] (%)

Indikator Kriteria & Bentuk Luring Daring


Penilaian (offline) (Online)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
7 Mahasiswa mampu ▪ Nilai-nilai dan prinsip- ▪ Kehadiran Ceramah Google Class ▪ https://acch.k 10
menggali dan prinsip anti korupsi ▪ Partisipasi Tanya jawab Room pk.go.id/id/be
mengembangkan ▪ Presentasi diskusi Tanya jawab rkas/buku-
pengetahuan tentang Kelompok 2 online antikorupsi/1
9-umum/708-
nilai-nilai dan prinsip- Diskusi
memahami-
prinsip anti korupsi Online untuk-
membasmi
8 UTS 30%
9 Mahasiswa mampu ▪ Gerakan dan ▪ Kehadiran Ceramah Google Class ▪ https://acch.k 5
menjelaskan berbagai kerjasama untuk ▪ Partisipasi Tanya jawab Room pk.go.id/id/be
gerakan internasional, pencegahan dan diskusi Tanya jawab rkas/buku-
nasional dan daerah pemberantasan online antikorupsi/1
9-umum/708-
untuk pencegahan korupsi Diskusi
memahami-
korupsi Online untuk-
membasmi
10 ▪ Pencegahan korupsi ▪ Belajar mandiri Ceramah Google Class 5
yang dilakukan dengan Tanya jawab Room
masyarakat referensi yang diskusi Tanya jawab
internasional disarankan online
Diskusi
Online
11 Mahasiswa mampu ▪ Sejarah ▪ Kehadiran Ceramah Google Class ▪ https://acch.k 10
memahami sejarah pemberantasan ▪ Partisipasi Tanya jawab Room pk.go.id/id/be
pemberantasan tindak tindak pidana diskusi Tanya jawab rkas/buku-
pidana korupsi dan korupsi online antikorupsi/1
9-umum/708-
latar belakang lahirnya ▪ Latar belakang Diskusi
memahami-
delik dalam peraturan lahirnya berbagai Online untuk-
perundang-undangan delik dalam membasmi
yang mengatur tindak perundang-
pidana korupsi undangan yang
Mg Ke- Sub-CPMK PENILAIAN Penilaian Bentuk, Metode Materi Bobot
(sbg kemampuan Pembelajaran & Penugasan Pembelajaran Penilaian
akhir yg diharapkan) [Estimasi Waktu] [ Pustaka ] (%)

Indikator Kriteria & Bentuk Luring Daring


Penilaian (offline) (Online)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
mengatur tindak
pidana korupsi
12 ▪ Berbagai delik ▪ Belajar mandiri Ceramah Google Class 5
korupsi yang diatur dengan Tanya jawab Room
dalam Undang- referensi yang diskusi Tanya jawab
undang disarankan online
Diskusi
Online
13 Mahasiswa mampu ▪ Etika dalam ▪ Kehadiran Ceramah Google Class ▪ https://aclc.kp 10
mahasiswa mampu administrasi publik ▪ Partisipasi Tanya jawab Room k.go.id/materi
menjelaskan etika ▪ Uapaya pencegahan ▪ Diskusi diskusi Tanya jawab -
dalam pelayanan tindak pidana ▪ Presentasi online pembelajaran
/tata-kelola-
publik dan pencegahan korupsi dalam Kelompok 3 Diskusi
pemerintahan
korupsi dalam konteks pelayanan Online /buku/good-
pelayanan publik publik governance-
dan-
pelayanan-
publik
14 ▪ Belajar mandiri Ceramah Google Class 5
dengan Tanya jawab Room
referensi yang diskusi Tanya jawab
disarankan online
Diskusi
Online
15 Mahasiswa mampu ▪ Peranan ▪ Kehadiran Ceramah Google Class ▪ https://acch.k 10
menginternalisasi mahasiswa dalam ▪ Partisipasi Tanya jawab Room pk.go.id/id/be
perilaku anti korupsi ke pencegahan ▪ Diskusi diskusi Tanya jawab rkas/buku-
dalam diri dan korupsi online antikorupsi/1
9-umum/708-
mengaplikasikan Diskusi
memahami-
dalam perilaku sehari- Online untuk-
hari membasmi
Mg Ke- Sub-CPMK PENILAIAN Penilaian Bentuk, Metode Materi Bobot
(sbg kemampuan Pembelajaran & Penugasan Pembelajaran Penilaian
akhir yg diharapkan) [Estimasi Waktu] [ Pustaka ] (%)

Indikator Kriteria & Bentuk Luring Daring


Penilaian (offline) (Online)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
16 UAS 40%

Catatan :

1. Capaian Pembelajaran Lulusan PRODI (CPL-PRODI) adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap lulusan PRODI yang merupakan internalisasi dari
sikap, penguasaan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan jenjang prodinya yang diperoleh melalui proses pembelajaran.
2. CPL yang dibebankan pada mata kuliah adalah beberapa capaian pembelajaran lulusan program studi (CPL-PRODI) yang digunakan untuk
pembentukan/pengembangan sebuah mata kuliah yang terdiri dari aspek sikap, ketrampulan umum, ketrampilan khusus dan pengetahuan.
3. CP Mata kuliah (CPMK) adalah kemampuan yang dijabarkan secara spesifik dari CPL yang dibebankan pada mata kuliah, dan bersifat spesifik
terhadap bahan kajian atau materi pembelajaran mata kuliah tersebut.
4. Sub-CP Mata kuliah (Sub-CPMK) adalah kemampuan yang dijabarkan secara spesifik dari CPMK yang dapat diukur atau diamati dan merupakan
kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran, dan bersifat spesifik terhadap materi pembelajaran mata kuliah tersebut.
5. Indikator penilaian kemampuan dalam proses maupun hasil belajar mahasiswa adalah pernyataan spesifik dan terukur yang mengidentifikasi
kemampuan atau kinerja hasil belajar mahasiswa yang disertai bukti-bukti.
6. Kreteria Penilaian adalah patokan yang digunakan sebagai ukuran atau tolok ukur ketercapaian pembelajaran dalam penilaian berdasarkan
indikatorindikator yang telah ditetapkan. Kreteria penilaian merupakan pedoman bagi penilai agar penilaian konsisten dan tidak bias. Kreteria dapat
berupa kuantitatif ataupun kualitatif.
7. Bentuk penilaian: tes dan non-tes.
8. Bentuk pembelajaran: Kuliah, Responsi, Tutorial, Seminar atau yang setara, Praktikum, Praktik Studio, Praktik Bengkel, Praktik Lapangan, Penelitian,
Pengabdian Kepada Masyarakat dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara.
9. Metode Pembelajaran: Small Group Discussion, Role-Play & Simulation, Discovery Learning, Self-Directed Learning, Cooperative Learning,
Collaborative Learning, Contextual Learning, Project Based Learning, dan metode lainnya yg setara.
10. Materi Pembelajaran adalah rincian atau uraian dari bahan kajian yg dapat disajikan dalam bentuk beberapa pokok dan sub-pokok bahasan.
11. Bobot penilaian adalah prosentasi penilaian terhadap setiap pencapaian sub-CPMK yang besarnya proposional dengan tingkat kesulitan pencapaian
sub-CPMK tsb., dan totalnya 100%.
12. TM=Tatap Muka, PT=Penugasan terstruktur, BM=Belajar mandiri

Anda mungkin juga menyukai