Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Korupsi di Indonesia dirasakan telah merambah keseluruh lini

kehidupan masyarakat dan dilakukan secara sistematis, sehinggamerusak

perekonomian dan menghambat pembangunan serta ulkan

sia di dalam
memunc stigma negatif bagi bangsa Indonesia dan negara

Indone pergaulan masyarakat internasional. Upaya an korupsi

pemberantas terkendala dan berpacu dengan munculnya operandi

beragam modus korupsi yang semakin canggih. Begitu upsi sampai


patri dalam
mengakarnya kor membentuk struktur kejahatan, yaitu faktor
sejahteraan
negatif yang ter berbagai institusi masyarakat yang bekerja

melawan ke

bersama.
1 di dorong

merebaknya berbagai anomali menyangkut pembacaan atas doktrin

agama yang secara langsung atau tidak menjadi ”landasan pacu” bagi

merebaknya perbuatan korupsi. Agama apapun pasti melarang perbuatan

korupsi. Dan pelaku korupsi pun tahu pasti agama apapun melarang dan

1
Loso, “Peningkatan Pemahaman Siswa tentang Bahaya Korupsi melalui Pendidikan
Anti Korupsi di Sekolah dalam Upaya Menciptakan Generasi Muda yang Anti Korupsi di
SMK Diponegoro Karang Anyar” (Pekalongan: Fakultas Ilmu Hukum UNIKAL: Jurnal
Pena Vol. 19, No. 2,September 2010), hlm. 145

1
mengutuk tindakan itu. Mungkin dengan pendekatan agama bisa dipakai

untuk pencegahan yang bersifat kultural. Paradoks itu menunjukkan

bahwa ibadah ritual yang tidak bermutu tidak berdampak positif bagi

2
para perilaku.

Singkatnya, dalam upaya memberantas korupsi, peranan agamawan

(guru, ulama, kyai, ustadz, da‟i) dengan institusi sosial keagamaannya

sangatlah strategis. Agamawan yang memiliki kedekatan dengan

masyarakat tentu sangat efektif dalam menyosialisasikan pesan-pesan

agama anti korupsi. Apalagi pada kenyataannya dalam sosial-

ngaruh yang
struktur politik Indonesia, agamawan mempunyai legitimasi

dan pe ehingga pada

luas yang jauh melampaui sekadar fungsi-fungsi spiritual. S an tokoh

sisi ini, gerakan sosial anti korupsi yang terpusat di g diharapkan

kalang agama harus dimaknai sebagai sebuah gerakan

moral, yan memiliki implikasi positif. ahan korupsi

Keterlibatan pendidikan formal dalam upaya han budaya

penceg memiliki kedudukan strategis-antisipatif. Upaya n mencegah

berkembangnya mental korupsi pada anak bangsa Indonesia melalui

pendidikan.

Semangat antikorupsi yang patut menjadi kajian adalah penanaman

pola pikir, sikap, dan perilaku antikorupsi melalui sekolah, karena

sekolah adalah proses pembudayaan. Sektor pendidikan formal di

2
Pemberantasan Korupsi dengan Nilai-nilai Islam diakses pada tanggal 5 Oktober 2015
dari http://adahspace.blogspot.co.id/2013/05/pemberantasan-korupsi-dengan-nilai.html

2
Indonesia dapat berperan dalam memenuhi kebutuhan pencegahan

korupsi.

Langkah pencegahan tersebut secara tidak langsung bisa melalui

dua pendekatan, pertama: menjadikan peserta didik sebagai target, dan

kedua: menggunakan pemberdayaan peserta didik untuk menekan

lingkungan agar tidak permissive to corruption.

Pendidikan yang diberikan untuk mengurangi si adalah

korup pendidikan nilai, yaitu pendidikan untuk ap generasi

mendorong seti menyusun kembali sistem nilai yang Muhammad

diwarisi oleh Nabi SAW.


3
Tujuan pendidikan itu hui konsep

adalah untuk mengeta Pendidikan anti korupsi yang n normatif

direlevansikan dengan tinjaua aspek kurikulum dalam an mencoba

Pendidikan Agama Islam, kemudi menampilkan model kan Agama

Pendidikan anti korupsi dalam Pendidi Islam. Pendidikan lah program

anti korupsi yang dimaksud disini ada pendidikan anti pada mata

korupsi yang secara konsepsional disisipkan n tema yang

pelajaran yang sudah ada di sekolah dalam bentuk perluasa pendekatan

kontekstual pada pembelajaran antikorupsi, yaitu dengan model

Pendidikan antikorupsi integratif-inklusif dalam Pendidikan Agama

Islam.

Untuk berpartisipasi dalam gerakan pemberantasan dan pencegahan

korupsi ada dua model yang dapat dilakukan oleh sekolah/madrasah


3
Agus Syahrul Amnan, Cegah Mental Korupsi Sedini Mungkin Dengan Pendidikan
Islam,diakses pada tanggal 10 Oktober 2015 dari
http://sugihrejo31.blogspot.co.id/2014_06_01_archive.html

3
dalam mengembangkan kurikulum Pendidikan Antikorupsi yang

integratif-inklusif pada Pendidikan Agama Islam.

a. Pertama, proses pendidikan harus menumbuhkan kepedulian sosial-

normatif, membangun penalaran obyektif, dan mengembangkan

perspektif universal pada individu.

b. Kedua, pendidikan harus mengarah pada penyemaian strategis,

yaitu kualitas pribadi individu yang konsekuen dan kokoh dalam

keterlibatan peran sosialnya. Model Pendidikan antikorupsi yang

integratif inklusif dalam pendidikan agama Islam ara aplikatif

sec lebih berkedudukan sebagai pendekatan mbelajaran

4
dalam pe berbasis kontekstual.

Melawan budaya korupsi harus dengan budaya jugayaitu budaya

Antikorupsi. Hakikat dari Korupsi menurut pandangan saya adalah

perbuatan mencuri, seleweng (menyimpang dari jalan yang nar), segala

be kelakuan yang merusak, mengambil uang yang bukan di hak milik

menja individu dengan cara sembunyi-sembunyi yang bkan negara

menyeba at dari pola

hidup manusia yang membudayakan egoisme dalam kehidupannya akibat

rendahnya “rasa” berbagi, peduli, perhatian dan kasih sayang.

Budaya Korupsi adalah cerminan dari perilaku manusia yang

menganut paham hedonisme. Hedonisme adalah suatu pola hidup atau

pandangan yang menjadikan kesenangan dan kenikmatan materi sebagai


4
Model Integrasi Pendidikan Anti Korupsi di akses pada tanggal 10 Oktober 2015 dari
http://dokumen.tips/documents/04-model-integrasi-pendidikan-anti-korupsi-lukman-
hakim1.html

4
tujuan utama dalam hidup. Karena tujuannya adalah kepuasan dan

kesenangan hidup di dunia, semuanya kemudian diukur dengan

kebendaan berupa harta, uang dan semua yang tampak dari luanya saja.

Orang yang senang itu menurut mereka adalah yang harta bendanya

5
banyak dan orang yang bahagia itu adalah orang yang senang.

Pandangan hidup seperti ini membuahkan pola pikir bagaimana

agar punya harta yang banyak lalu hidup jadi senang dan bahagia. Tidak

peduli dengan tujuan yang mulia. Yang penting puas, yang penting

senang, tidak peduli dengan yang lain. Sedangkan orang atau individu

yang menganut pandangan ini disebut sebagai hedonis ataudon.

he membudaya,

Pola hidup hedonisme menimbulkan egoisme t pada anak

semakin memprioritaskan kesenangan diri sendiri. s, konsumtif,

Memberi gadge juga dapat menyebabkan anak menjadi usak sistem

egois, materealisti korupsi, pergaulan bebas, melupakan

tanggung jawab, mer nilai kebudayaan. k perhatian

Budaya egoisme timbul karena sikap acuh atau . Manusia

lebih memprioritaskan terpenuhinya kebutuhan tersier (barang, jasa dan

fasilitas serba mewah).

Budaya antikorupsi termasuk dalam ranah itsar (altruisme).

Altruisme adalah lawan dari sifat egois yang mementingkan diri sendiri.

Lawan dari altruisme adalah egoisme. Sedangkan altruisme adalah

5
Hedonisme di akses pada tanggal 10 Oktober 2015 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme

5
perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri

sendiri. Perilaku ini merupakan kebajikan yang ada dalam banyak budaya

dan dianggap penting oleh beberapa agama. Gagasan ini sering

digambarkan sebagai aturan emas etika. Altruisme dapat dibedakan

dengan perasaan loyalitas dan kewajiban. Altruisme memusatkan

perhatian pada motivasi untuk membantu orang lain dan keinginan untuk

melakukan kebaikan tanpa mengharap adanya sementara

balasan, kewajiban memusatkan perhatian pada tuntutan ri individu

6
moral da tertentu.
lah memberi
Perbuatan yang berlawanan dengan tindak mencuri
ada
benar-benar
bantuan. Orang yang mencuri bisa jadi karena mereka
erasa kurang
kekurangan, atau orang yang sudah kaya namun mereka m
ri bantuan
atas penghasilan yang diperolehnya. Orang dapat
eka empati.
membe karena memiliki “rasa” peduli. Orang bisa peduli

karena mer Altruisme dapat dikembangkan dengan


ntukan dan
menanamkan empati.
yang terjadi

saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter

bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa

yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak.

Globalisasi telah membawa kita pada “penuhanan” materi sehingga

6
Altruisme di akses pada tanggal 10 Oktober 2015 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Altruisme

6
terjadi ketidakseimbangan antara pembangunan ekonomi dan tradisi
7
kebudayaan masyarakat.

Pembentukan karakter yang dijalankan oleh pemerintah masih

belum sepenuhnya dikatakan berhasil. Seperti dalam kebijakan

kurikulum 2013 yang belum efektif, semakin minimnya jam untuk mata

pelajaran yang bernafaskan moralitas dan keagamaan. Sementara itu,

Pemerintah lebih berfokus pada pembangunan fisik fasilitas saja.


ataupun
n mayoritas,
Secara kuantitas, umat islam di Indonesia merupaka
World. Di
bahkan dikenal sebagai The Largest Moslem Country in
Country di
The sisi lain, Indonesia dikenal sebagai The Most
beragamaan
Corrupted belahan Asia Fenomena tersebut disebabkan
sosial
oleh faktor ke
beribadah
yang sebatas ritual saja, tidak memberi warna bagi
aja. Padahal,
kehidupan kemasyarakatan yang kompleks. Akibatnya, umat
sa Indonesia
Islam dalam
aspek-aspek
pun sering terjebak pada rutinitas menjalankan kewajiban
dan menjadi
s baik secara historis maupun filosofis, agama bagi bang
landasan spiritual, moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri
8
bangsa.

Pendidikan sejatinya merupakan faktor pertama untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa, juga mempunyai integritas moral yang

7
Masnur, Pendidikan Karakter, (Jakarta : Bumi Aksara, September 2011) hlm. 1
8
Ahmad Ludjito, Mengembangkan Keilmuan Pendidikan Islam, Rasail Media
Group1995 : 5

7
tinggi. Oleh karena itu, maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan

oleh maju mundurnya pendidikan. Dalam Undang-Undang Sisdiknas No.

20 Tahun 2003, terdapat rumusan sebagaimana terangkum dalam tujuan

pendidikan Nasional, yakni “berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.”

Pendidikan adalah suatu proses belajar dan penyesuaian dan

penyesuaian individu-individu secara terus menerrus terhadap nilai-nilai

budaya dan cita-cita masyarakat; suatu proses di mana bangsa

n memenuhi
suatu mempersiapkan regenerasi untuk menjalankan kehidupan

9
da tujuan hidup secara efektif dan efisien.

Membentuk watak dalam Islam disebut dengan pendidikan akhlak

sehingga manusia wajib dibekali dengan nilai-nilai akhlak demi

mempertinggi kualitas iman. Karena pada hakikatnya, pendidikan

menurut Islam adalah membentuk kepribadian agar menjadi manusia

yang berakhlak mulia, maka, menjadi pendorong baginya berbuat

kebaikan dalam kehidupan dan menghalangi dirinya dari berbuat

maksiat.

Ketika bangsa Indonesia bersepakat untuk memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, para Bapak

pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling tidak ada

9
Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, Suatu Pengantar 2002: 3

8
tiga tantangan besar yang harus dihadapi. Pertama, adalah mendirikan

negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun bangsa,

dan ketiga adalah membangun karakter. Ketiga hal tersebut secara jelas

tampak dalam konsep negara bangsa (nation-state) dan pembangunan

karakter bangsa (nation and character building). Pada implementasinya

kemudian upaya mendirikan negara relatif lebih cepat jika dibandingkan

dengan upaya untuk membangun bangsa dan membangun karakter.

Pendidikan karakter saat inisangat mendesak. an situasi

Gambar masyarakat bahkan situasi dunia pendidikan disia menjadi

Indone motivasi pokok pengarus utamaan implementasi

10 menangani
(mainstreaming) pendidikan karakter di Indonesia. Upaya
ma islam di
preventif dalam kasus korupsi dapat dilakukan lewat jalur
naman nilai
pendidikan aga sekolah, keluarga dan di masyarakat

dalam upaya pena antikorupsi dalam mendidik anak.

B.
Rumusan Masalah
but di atas,
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penanaman nilai-nilai Antikorupsi dalam pembelajaran

Akidah Akhlakdi MAN Kota Batu?

10
Muchlas Samani (Pendidikan Karakter, Konsep dan Model) hlm. 2

9
C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan penanaman nilai-nilai anti korupsi dalam

pembelajaran Pendidikan Akidah Akhlak di MAN Kota Batu

D. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dalam dunia pendidikan khususnya di bidang kan Agama

Pendidi Islam. Penelitian ini juga diharapkan kan sebagai

dapat diguna pedoman di dalam menyampaikan jaran dalam

materi atau penga Pendidikan Agama Islam serta pembelajaran

mengkritisi proses perannya

yang dilakukan di berbagai lembaga pendidikan

dalam sebagai proses internalisasi nilai-nilai ikan manfaat

antikorupsi. problematika

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat m bersikap

member kepada para pembaca berupa informasi mampu

mengenai mampu membuat pemikir/pendidik memerangi

kejahatan korupsi sebagai wujud perlawanan terhadap penyakit

masyarakat/kemungkaran sosial.

E. Batasan Istilah

1. Penanaman

1
Penanaman berasal dari kata “tanam” yang mengandung arti

memberikan dasar, benih, atau bibit, dalam hal ini agama. Sehingga

11
mengandung arti menaburkan faham ajaran dan sebagainya.

Sedangkan “penanaman” sendiri berarti proses, cara melakukan

sesuatu perbuatan, menanamkan sesuatu ke dalam diri manusia


12
yang disebut pendidikan. Dan yang dimaksud sebagai dasar di

sini adalah nilai-nilai ajaran Islam.

Nilai adalah daya pendorong dalam hidup, ng memberi

ya makna dan pengabsahan pada tindakan Nilai adalah


13 gkup sistem
seseorang. suatu tipe kepercayaan yang berada

dalam ruang lin kepercayaan, dimana seseorang menghindari

harus bertindak atau suatu tindakan atau mengenai tidak pantas

suatu yang pantas atau dikerjakan, dimiliki dan ertian di atas


14
dipercayai. Jadi, dari peng suatu yang
15 ini manusia
nilai merupakan sifat yang melekat pada
se
pat diartikan
berhubungan dengan subyek/manusia (dalam hal
pendidikan
selaku pemberi nilai). Sehingga penanaman nilai

11
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka,1982), hlm.1008
12
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Umum Bahasa Indonesia Kontemporer,(Jakarta
:Modern English Press, 1991), hlm. 1035
13
EM. K. Kaswardi, Pendidikan nilai Memasuki tahun 2000. (Jakarta : PT.
Grasindo,1993). hlm. 24-25
14
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008),
hlm.16.
15
Nilai bila di lihat dari sumbernya terdapat 2 Jenis : nilai ilahiyah & nilai insaniyah,
nialiilahiyah adalah nilai yang bersumber dari agama (wahyu Allah) sedangkan nilai
insaniyah yaitu nilai yang di ciptakan manusia atas dasar kriteria yang diciptakan oleh
manusia pula. Baca.Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai. (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2008), hlm. 19

1
yang kemudian di transformasikan secara sadar ke dalam sikap dan

perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

2. Anti Korupsi

a. Menurut kamus umum bahasa indonesia, korupsi adalah

penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara

(perusahaan,organisasi, yayasan, dsb) untuk an pribadi

16
keuntung atau orang lain.
ya busuk,
b. Korupsi berasal dari bahasa latin, corruptio yang

artin rusak, menggoyahkan, atau memutarbalikkan. t dari asal

Meliha katanya, korupsi adalah semua tindakan rusak serta

17 korupsi di
yang me menggoyahkan kehidupan masyarakat luas.
tentang
Pengertian dalam Undang-Undang Nomor 28

Tahun 1999 Kolusi, dan

Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, ra negara


eksekutif,
Nepotisme, dijelaskan sebagai berikut.

Penyelengga adalah pejabat negara yang si dan tugas

pokoknya berkaitan dengan penyelenggara negara sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Sedangkan berdasarkan pemahaman pasal 2 UU No. 31 th. 1999

sebagaimana yang diubah dengan UU No. 20 th 2001, korupsi

adalah perbuatan secara melawan hukum dengan maksud


16
DEPDIKNAS, kamus Besar Bahasa Indonesia, cetakan ke empat, (Jakarta : PT
Gramedia PustakaUtama, 2008) hlm. 736
17
Diana Napitupulu, KPK In Action, (Jakarta : Raih Asa Sukses, 2010), hlm. 8

1
memperkaya diri sendiri/orang lain (perseorangan/korporasi) yang

18
dapat merugikan keuangan atau perekonomian Negara. Korupsi

juga dapat memiliki makna tingkah laku yang menyimpang dari

tugas-tugas resmi sebuah jabatan Negara karena keuntungan status

atau uang yang menyangkut (pribadi, perorangan, keluarga dekat,

kelompok sendiri), atau melanggar aturan-aturan pelaksanaan

beberapa tingkah laku pribadi.

Dalam pembahasan kali ini anti korupsi dimaknai bagai nilai-

se nilai yang berlawanan dengan sikap korupsi, atau t dikatakan

dapa nilai yang bertentangan dengan sikap korupsi selama ini

yang dijadikan sebagai penyakit yang dapat merusak n masyarakat

tatana khususnya terkait dengan perilaku atau moral

bangsa.

3. Pembelajaran g antaraguru

Pembelajaran adalah proses interaktif yang pengetahuan,


dipelajarinya
berlangsun
19
dan siswa dengan tujuan untuk
itu.

Jadi, pelaksanaan pembelajaran disini yaitu merupakan suatu

proses pembelajaran yang dilaksanakan guru untuk membelajarkan

siswa dalam belajar bagaimana memperoleh, memproses

pengetahuan, keterampilan, dan sikap, dalam hal ini mencakup


18
Arya Maheka, Mengenali & Memberantas Korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK)hlm. 14
19
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hlm. 102.

1
pembelajaran pendidikan agama islam. Dimana dalam pelaksanaan

pembelajaran disini meliputi materi, metode, serta evaluasi

penanaman nilai-nilai antikorupsi yang digunakan di MAN BATU

yang dalam praktek pelaksanaan kesehariannya disesuaikan dengan

SKH (Satuan Kegiatan Harian) yang sudah dibuat oleh guru sesuai

tema yang sudah dipilih. Proses pembelajaran harus diupayakan

dan selalu terikat dengan tujuan (goal based). Oleh karenanya,

segala interaksi, metode dan kondisi ran harus

pembelaja direncanakan dan mengacu pada jaran yang

tujuan pembela dikehendaki.

4. Akidah Akhlak

Akidah adalah Ilmu pengetahuan dalam memahami perkara-

perkara yang berkaitan keyakinan terhadap Allah swt n sifat-sifat

da kesempurnaanNya. Akidah yang benar kidah yang

adalah a berdasarkan pada al-Quran dan As-

Sunnah.
20 bahasa Arab

Kata akhlak berasal dari kata khuluk yang dalam tingkah laku
dan kebiasaan. Pengertian akhlak dalam islam adalah perangai serta

tingkah laku yang terdapat pada diri seseorang yang telah melekat,
21
dilakukan dan dipertahankan secara terus menerus.

20
M. Basyaruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat
Pers, 2002), hlm. 45.
21
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta ; PT. Bumi Aksara, Cetakan
kelima, 2004), hlm. 86.

1
F. Sistematika Penulisan

Pada sistematika penulisan skripsi ini terdapat empat bab yang

yang berisi tentang penjelasan, perinciannya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN,

Pembahasan pada bab ini meliputi Latar Belakang Penelitian,

Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Batasan

Istilah, dan Sistematika

Penulisan. BAB II KAJIAN

PUSTAKA, kan sebagai

Bab ini akan membahas tentang teori yang digunadiantaranya:

kunci dalam melihat hasil penelitian, maksud dalam hal ini terdiri dari:
tentang Anti
Pengertian Penanaman Nilai, Pengertian Anti Korupsi yang

Pengertian Korupsi dan Anti Korupsi, Nilai-nilai Islam Akhlak yang

Korupsi, Pendidikan Anti Korupsi. Pembelajaran Akidah Dalil /

terdiri dari: Pengertian Pembelajaran Akidah -Prinsip

Akhlak, lak, Macam-

Argumentasi dalam Akidah, Tujuan Akidah Islam,


BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas tentang Pendekatan dan Jenis

Penelitian, Lokasi Penelitian, Informan Penelitian, Teknik Pengumpulan

Data, Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

1
Pada bab ini akan memaparkan tentang data yang telah diteliti dan

berkaitan dengan latar belakang obyek penelitian. Adapun penyajian dan

analisis data yang akan dibahas adalah: Latar Belakang Obyek Penelitian,

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran,

Metode-metode Pengajaran Akidah Akhlak, Integrasi Nilai-Nilai Akidah

Akhlak yang mengandung Nilai Anti Korupsi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan memaparkan hasil dari pulan dari

kesim penelitian yang telah dijelaskan pada bab n berkaitan

sebelumnya da dengan rumusan masalah yang peneliti n saran akan

lakukan. Sedangka memaparkan beberapa masukan yang sil penelitian

berkaitan dengan ha selama proses penelitian berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai