Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mukti Hidayat Pradany

NIM : 19050514042
Kelas : S1 PTE B 2019
UAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Agama Islam adalah agama yang memberikan pedoman dan petunjuk


hidup manusia bagaimana menyikapi kehidupan yang tidak stabil dewasa
ini baik kehidupan di bidang politik ekonomi sosial maupun budaya
sebutkan dan jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan Untuk
membentengi diri dalam kehidupan yang demikian itu.
Jawab :
Cara menyikapi kehidupan yang tidak stabil seperti saat ini baik di bidang
politik, ekonomi, sosial, maupun budaya adalah dengan meneguhkan
keimanannya, kemudian mentaati apa saja yang ditetapkan oleh agama
baik dalam bentuk perintah maupun larangan-Nya, dan tahap yang
selanjutnya adalah mewujudkan kesalehan dalam dirinya. Kesalehan yang
meliputi kesalehan individu dan kesalehan sosial. Dalam hal ini kesalehan
individu menjadi modal pertama dan utama untuk mewujudkan kesalehan
sosial, bisa dengan cara membangun komitmen untuk menjadi pribadi
yang baik, pribadi yang jujur, amanah, dan dermawan. Dewasa ini kita
dihadapkan pada situasi dan kondisi yang tidak menentu khususnya dalam
kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya. Kalau kita
tidak pandai-pandai membangun kesadaran untuk menjadi pribadi yang
baik, (saleh individu dan saleh sosial) kita akan mudah terprovokasi,
sehingga membuat kita terjebak pada sikap dan perilaku yang tidak baik,
misalnya memfitnah, mencari kesalahan orang lain, balas dendam, dan lain
sebagainya.
2. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragam, namun kesadaran umat
beragam dalam penyalahgunaan (korupsi) uang negara/perusahaan masih
sangat tinggi. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah strategis yang dapat
memutus rantai praktek korupsi di Indonesia.
Jawab :
Langkah-langkah strategis yang dapat memutus rantai praktik korupsi di
Indonesia dapat dilakukan melalui pendekatan pendekatan diantaranya
sebagai berikut.
a) Pendekatan pengacara, memberantas dan mencegah korupsi melalui
aspek penegakan hukum. Dampak dari pendekatan ini berupa
pembongkaran kasus, dan penangkapan para koruptor.
b) Pendekatan bisnis, mencegah terjadinya korupsi melalui pemberian
insentif bagi karyawan melalui kompetisi dalam dunia kerja.
c) Pendekatan pasar atau ekonomi, antar lembaga pemerintah untuk
berkompetisi dalam menciptakan layanan yang prima optimal dan
penuh integritas bagi masyarakat.
d) Pendekatan budaya, membangun dan memperkuat sikap anti korupsi
individu melalui pendidikan dalam berbagai cara dan bentuk.
Walaupun membutuhkan waktu yang lama namun hasilnya akan
berdampak jangka panjang. Pendekatan ini dilakukan di lingkungan
pendidikan.
Adapun pendidikan anti korupsi yang diberikan di kalangan
mahasiswa bertujuan agar mahasiswa mampu untuk:
a. Menjaga dirinya sendiri agar tidak melakukan tindak korupsi.
b. menjaga orang lain agar tidak melakukan tindak korupsi dengan
cara memberikan peringatan kepada orang tersebut.
c. Mendeteksi adanya tindak korupsi (dan melaporkannya kepada
pihak hukum).
Untuk mencegah dan meminimalisasi tindak pidana korupsi perlu adanya
nya sikap berpikir kritis. Berpikir kritis di sini merupakan modal utama
dalam mengembangkan budaya anti korupsi. Mampu mempertanyakan
dapat dimaknai bukan hanya sekedar bertanya karena tidak tahu, namun
bertanya karena ingin tahu. Selanjutnya yaitu mendisiplinkan diri. Disiplin
merupakan salah satu kunci dan cerminan dari sikap integritas. jika
seseorang tidak memanfaatkan waktu dengan baik maka seseorang
tersebut telah melakukan tindakan korupsi waktu. Dan yang terakhir
adalah mengembangkan budaya jujur dalam berintelektual, yang dapat
dilakukan dengan menguras isi dan meminimalisasi plagiarisme. Karena
plagiarisme merupakan bagian dari korupsi intelektual.
3. Agama Islam adalah agama yang moderat (wasathiyyah), artinya tidak
ekstrim radikal ISIS dan juga tidak sekuler liberalis. Sebutkan dan jelaskan
faktor-faktor penunjang beragama secara moderat.
Jawab :
Ada 7 cara yang bisa dilakukan sebagai faktor-faktor penunjang moderasi
beragama di antaranya sebagai berikut.
a) Memiliki ilmu yang luas. dengan bekal ilmu yang memadai seseorang
bisa memiliki wawasan yang luas dan membantunya untuk memahami
ajaran agama secara lebih utuh serta mengantarkan pada kebenaran.
Semangat beragama tanpa dilandasi kematangan ilmu bisa membawa
pada sikap berlebihan, yang tentunya berlawanan dengan jiwa moderat
(wasathiyyah) dalam Islam.
b) Memiliki semangat dan komitmen untuk mengamalkan agama secara
utuh dan sungguh-sungguh. Maksudnya disini adalahseorang muslim
harus bisa mengamalkan ajaran agama secara utuh, seimbang, dan
proporsional, bukan memilih sebagian saja dari ajaran agama tersebut.
c) Menghindari fanatisme yang berlebihan dalam yakini suatu pendapat
atau mengagungkan serta membela suatu kelompok. Fanatisme itu
muncul karena ada rasa bangga dan kagum yang amat sangat ('ujub)
sehingga membuat seseorang merasa dirinya itu paling benar dan
sombong. Hal yang perlu disadari oleh semua insan di dunia ini,
bahwasanya tidak ada manusia sempurna yang lepas dari kesalahan
dan kekurangan, maka dari itu manusia tidak boleh mengklaim suatu
pendapat hasil ijtihad sebagai kebenaran absolut, anti kritik, dan
menutup pintu dialog.
d) Kearifan dalam menyikapi perbedaan. Setiap muslim harus menyadari
adanya perbedaan itu adalah sunnatullah (ketetapan Allah) yang tidak
bisa dihindari atau dihilangkan. Perbedaan itu tidak boleh diingkari
apalagi dimusuhi kemudian tidak bisa dihapuskan. maka dari itu
muslim senantiasa harus saling menghormati dan mencari titik temu
yang paling penting adalah bagaimana menjadikannya sebagai sinergi
saling melengkapi.
e) Faktor lingkungan. seorang muslim hendaknya memilih berinteraksi
dan bergaul dengan kalangan yang memiliki orientasi pemikiran dan
sikap keberagaman yang moderat baik dalam lingkup minat personal,
persahabatan, komunitas, organisasi atau mazhab pemikiran.
f) sikap kritis terhadap pemikiran dan kelompok yang cenderung
menempuh pendekatan kekerasan dalam berdakwah. Kekerasan itu
sangat bertentangan dengan prinsip dasar dalam berdakwah, yang
mana harus dilakukan dengan kesantunan, kebijaksanaan, dan
kebertahapan.
g) Bersikaphati-hati dan waspada terhadap pemikiran dan kelompok yang
mengajak untuk menentang secara frontal kepada pemerintahan yang
sah, atau hendak mengubah dasar dan bentuk negara yang sudah
disepakati oleh para pendiri bangsa.

Anda mungkin juga menyukai