Anda di halaman 1dari 15

Isu dan Masalah Kontemporer Dakwah,

Korupsi dan Fungsionalisasi Pendidikan,


Stigma Terorisme bagi Umat Islam,
Radikalisme Keagamaan

Dosen Pengampu: Bela Ardila, S. Sos., M.sos

Disusun Oleh :

1. Danes Derwatama 602210008


2. Siti Khodijah 602210052

Isu dan Masalah Kontemporer Dakwah


akwah kontemporer adalah dakwah yang dilakukan dengan cara
menggunakan teknologi yang sedang berkembang. Dakwah
kontemporer dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi
modern dengan tiga indikator yaitu dai yang memanfaatkan
teknologi modern, materi dakwah yang kontemporer dan dai
menggunakan media kontemporer.
Dakwah kontemporer yang tepat dilakukan dalam menghadapi
pola hidup masyarakat modern ini perlu ada kecerdasan dalam
memilih menu makanan yang halal dan baik, dituntut adanya
kecerdasan dalam memilih hiburan yang tidak memanjakan
pikiran negatif, memilih pakaian yang sesuai dengan syariat Islam
dan memahami kehidupan yang tidak mengorbankan keyakinan
kepada Allah semata.

Korupsi dan Fungsionalisasi Pendidikan


Pengertian Korupsi
Korupsi dalam syariat Islam diatur dalam fiqh Jinayah.
Jinayah adalah sebuah tindakan atau perbuatan
seseorang yang mengancam keselamatan fisik dan
tubuh manusia serta berpotensi menimbulkan
kerugian pada harga diri dan harta kekayaan manusia
sehingga tindakan atau perbuatan itu dianggap haram
untuk dilakukan bahkan pelakunya harus dikenai
sanksi hukum, baik diberikan di dunia maupun
hukuman Allah kelak di akhirat
Membangun sikap antikorupsi

Tindakan membangun sikap anti korupsi sederhana,


antara lain :
a. Bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari
b. Menghindari perilaku yang merugikan kepentingan
orang banyak atau melanggar hak orang lain dari hal-
hal yang kecil.
c. Menghindari konflik kepentingan dalam hubungan
kerja, hubungan bisnis maupun hubungan bertetangga.
d. Melaporkan pada penegak hokum apabila menjadi
korban perbuatan korupsi.

Sejarah korupsi di Indonesia dibagi menjadi dua fase yaitu:

1. Fase zaman kerajaan. Dari beberapa catatan sejarah


menggambarkan kehancuran kerajaan-kerajaan besar di
Indonesia disebabkan perilaku korup sebagian besar
tokohnya.
2. Fase zaman penjajahan. Pada zaman penjajahan praktek
korupsi masuk dan meluas kedalam system budaya, social,
ekonomi dan politik. Memahami korupsi Perilaku korupsi
dapat digambarkan sebagai tindakan tunggal yang secara
rasional bisa dikategorikan korupsi. Pada dasarnya sebab
manusia terdorong untuk melakukan korupsi antara lain :
Faktor individu
Factor lingkungan
Membangun sikap antikorupsi
Tindakan membangun sikap anti korupsi sederhana,
antara lain :
a. Bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari
b. Menghindari perilaku yang merugikan kepentingan
orang banyak atau melanggar hak orang lain dari hal-hal
yang kecil.
c. Menghindari konflik kepentingan dalam hubungan
kerja, hubungan bisnis maupun hubungan bertetangga.
d. Melaporkan pada penegak hokum apabila menjadi
korban perbuatan korupsi.

Fungsionalisasi Pendidikan

Pendidikan digunakan sebagai media sosialisasi kepada generasi


muda untuk mendapatkan pengetahuan, perubahan perilaku dan
menguasai tata nilai-nilai yang dipergunakan sebagai anggota
masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai suatu kesatuan
masyarakat itu dapat dibedakan dengan bagian-bagianya, tetapi
tidak dapat dipisah-pisahkan. Dengan adanya anggapan
masyarakat sebagai suatu realitas sosial yang tidak dapat
diragukan eksistensinya, stuktural fungsional meyakini bahwa
tujuan pendidikan adalah mensosialisasikan generasi muda
menjadi anggota masyarakat untuk dijadikan tempat
pembelajaran, mendapatkan pengetahuan, perubahan perilaku
dan penguasaan tata nilai yang diperlukan agar bisa tampil
sebagai bagian dari warga negara yang produktif.

Stigma Terorisme bagi Umat Islam



kata Islam, akan tetapi
Terorisme memang identik dengan
hal itu tidak sepenuhnya menandakan bahwa pelaku
terorisme itu berasal dari kalangan Agama Islam. Jarang
sekali kita mendengar tindak terorisme itu dilakukan oleh
orang-orang yang menganut agama selain islam. Hal
tersebut dikarenakan kriteria atau ciri-ciri dari pelaku
terorisme menggunkan busana islamiah atau dicirikan
dengan berjenggot tebal dan panjang, yang dimana hal itu
menggambarkan bahwa pelaku terorisme itu berasal dari
kalangan Islam.

Radikalisme Keagamaan
Radikalisme dalam sudut keagamaan bisa diartikan
sebagai paham keagamaan yang mengacu pada
fondasi agama yang sangat mendasar dengan
fanatisme keagamaan yang sangat tinggi, sehingga
tidak jarang penganut paham/aliran ini
menggunakan cara-cara kekerasaan untuk
mengaktulisasikan paham keagamaan yang
diyakininya (Fanani, 2002).

Faktor Pendorong Radikalisme


Ada beberapa faktor yang dapat menjadi


pendorong munculnya paham radikalisme ini.
1. Faktor Sosial
2. Faktor Emosi
3. Faktor Kultural dan Westernisasi
4. Faktor Kebijakan Pemerintah
Upaya Mencegah Radikalisme
1. Melakukan deradikalisasi terhadap anggota
anggota kelompok radikal.
2. Melakukan diskursus terhadap masyarakat
umum.
3. Menyediakan kurikulum pendidikan yang
inklusif dan menanamkan nilai nasionalisme.
4. Mencegah peredaran paham radikal baik melalui
dunia nyata maupun dunia maya.
5. Menanamkan sikap pluralisme kepada
masyarakat.Memberantas kelompok radikal hingga
ke akar-akarnya.
Memperkuat aturan-aturan hukum
Kesimpulan

Dakwah kontemporer adalah dakwah yang dilakukan dengan


cara menggunakan teknologi yang sedang berkembang. Dakwah
kontemporer dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi
modern dengan tiga indikator yaitu dai yang memanfaatkan
teknologi modern, materi dakwah yang kontemporer dan dai
menggunakan media kontemporer.
Korupsi dalam syariat Islam diatur dalam fiqh Jinayah. Jinayah
adalah sebuah tindakan atau perbuatan seseorang yang mengancam
keselamatan fisik dan tubuh manusia serta berpotensi menimbulkan
kerugian pada harga diri dan harta kekayaan manusia sehingga
tindakan atau perbuatan itu dianggap haram untuk dilakukan bahkan
pelakunya harus dikenai sanksi hukum, baik diberikan di dunia
maupun hukuman Allah kelak di akhirat.

Terorisme memang identik dengan kata Islam, akan


tetapi hal itu tidak sepenuhnya menandakan bahwa
pelaku terorisme itu berasal dari kalangan Agama
Islam. Jarang sekali kita mendengar tindak terorisme
itu dilakukan oleh orang-orang yang menganut
agama selain islam. Hal tersebut dikarenakan kriteria
atau ciri-ciri dari pelaku terorisme menggunkan
busana islamiah atau dicirikan dengan berjenggot
tebal dan panjang, yang dimana hal itu
menggambarkan bahwa pelaku terorisme itu berasal
dari kalangan Islam

Saran

Penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah


ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu
kami mohon maaf. Dan kami sangat berharap atas
kritikan dan saran yang bersifat membangun.
mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk
kita semua dan khususnya bagi kami sebagai
penulis dan pembaca
Di dalam hati tersimpan benci,
benci di hati tak boleh di simpan.
Demikian hasil presentasi kami,
yang ingin bertanya kami persilahkan.

Anda mungkin juga menyukai