Anda di halaman 1dari 14

Pencegahan

Ideologi
Radikalisme di
Lingkungan
Mahasiswa
KELOMPOK 1
01.
Pengertian Radikalisme
& Terorisme
Pengertian radikalisme dari beberapa ahli:
• Menurut BNPT. Radikalisme sebagai suatu sikap yang
mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner
dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis
Radikalisme
lewat kekerasan (violence) dan aksi-aksi “Pancasila bukan ideologi
agama, namun ruh Pancasila sesuai ajaran agama” yang ekstrem.
• Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas,2002).
Radikalisme diartikan sebagai paham atau aliran yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik
dengan cara kekerasan atau drastis.
Radikalisme

Radikalisme memang tidak sama dan tidak bisa disamakan dengan


terorisme. Ahmad Syafii Maarif pernah menyatakan bahwa radikalisme lebih terkait
dengan model sikap dan cara pengungkapan keberagamaan seseorang, sedangkan
terorisme secara jelas mencakup tindakan criminal untuk tujuan-tujuan politik.
Radikalisme lebih terkait dengan problem intern keagamaan, sedangkan terorisme adalah
fenomena global yang memerlukan tindakan global juga. Namun radikalisme kadang-kala
bisa berubah menjadi terorisme, meskipun tidak semuanya dan selamanya begitu (Islam
and the Challenge of Managing Globalisation, 2002).
Jadi dengan kata lain radikalisme ialah otak awal dari tindakan criminal
terorisme, meskipun tidak semuanya berpotensi seperti itu.
Terorisme

• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Terorisme ialah


“Usaha untuk menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh
seseorang atau golongan tertentu”
• James H. Wolfe. menjelaskan beberapa karakteristik yang bisa dikategorikan
sebagai terorisme, yaitu tindakan terorisme tidak selamanya harus bermotif
politis kemudian sasaran terorisme dapat berupa sipil (masyarakat dan
fasilitas umum) maupun nonsipil (pejabat dan petugas negara, fasilitas
negara), aksi terorisme ditujukan untuk mengintimidasi dan memengaruhi
kebijakan pemerintahan, serta aksi terorisme dilakukan melalui Tindakan
tindakan yang tidak menghormati hukum dan etika internasional.
02.
Penyebab dan Akibat
Radikalisme
Faktor Penyebab Radikalisme

Ada beberapa faktor yang memotivasi seseorang bergabung dalam jaringan radikalisme. Motivasi
tersebut disebabkan antara lain sebagai berikut :

1. Faktor Ekonomi. Seperti kemiskinan, tingkat kesejahterahan hidup rendah, dan lingkungan
yang cenderung berpola pikir miskin cenderung lebih mudah melakukan tindak kriminal
termasuk juga terorisme & radikalisme.

2. Faktor Ideologi. Berkaitan dengan keyakinan yang sudah dipegangi dan emosi keagamaan
yang kuat, mahasiswa pasti sudah melalui proses tukar pendapat yang cukup lama dan intens
sehingga pada akhirnya mahasiswa tersebut dapat menerima paham radikal.

3. Faktor Kultural. Pemahaman keagamaan yang dangkal dan penafsiran kitab suci yang sempit,
sikap dan pemahaman yang radikal dan dimotivasi oleh berbagai faktor itu menjadikan
seseorang memilih untuk bergabung dalam aksi dan jaringan terorisme

4. Faktor Internasional, Pengaruh lingkungan luar negeri yang memberikan daya dorong
tumbuhnya sentimen keagamaan seperti ketidakadilan global, politik luar negeri yang arogan,
dan imperialisme modern negara.
Akibat Paparan Radikalisme

Deprivasi Relative.
Yang dimaksudkan adalah Disorientasi. Terorisme.
perasaan teringkari, Kondisi ini dapat Tindak criminal yang
tersisihkan atau tertinggal diibaratkan seseorang ditujukan untuk
dari orang lain atau yang tidak mempunyai mengintimidasi dan
kalangan tertentu dalam pegangan hidup. memengaruhi kepanikan
masyarakat. Hal ini terjadi Akibatnya, ia sulit global dengan cara
karena seseorang tidak mengenal diri sendiri, meneror masyarakat sipil
dapat menyesuaikan perasaan tidak dengan kekerasan &
diri dengan perubahan. mempunyai bagian pengeboman.
dalam tatanan sosial yang
sedang berkembang
Radikalisme bukan saja terjadi pada agama/golongan tertentu, tetapi juga pada
agama/golongan lainnya. Radikalisme dalam agama dapat berwujud sebagai
interpretasi keagamaan yang mendorong melakukan perubahan. Radikalisme
menyebabkan terbentuknya kepentingan politik dalam agama. Hal ini bertujuan
untuk melakukan berbagai tindakan kekerasan, baik dalam kehidupan sosial antar
individu maupun kelompok, sehingga terbentuk kelompok radikal. Radikalisme
menjadi masalah sosial karena paham ini memaksudkan munculnya perubahan
pada suatu sistem sosial. Pada umumnya masyarakat tidak menginginkan
kehadiran radikalisme agama. Beberapa data yang tidak pasti menunjukkan
bahwa aksi radikalisme dilakukan beberapa orang Islam. Akibatnya, Islamlah
yang dituduh menjadi salah satu pemicu aktivitas yang dilabeli sebagai kekerasan.
03.
Strategi Pencegahan
Paham Radikalisme pada
Mahasiswa
Lingkungan kampus dan mahasiswa di dalamnya ialah lingkungan yang
cenderung tertutup dari budaya luar dan kegiatan yang bersifat radikal, karena
sejatinya di kampus hanya ada kegiatan akademik berupa menimba ilmu dan
pengetahuan, tempat pengkajian kegiatan ilmiah, serta kegiatan akademik dan non
akademik mahasiswa yang bersifat positif. Paham Radikalisme bisa masuk ke
lingkungan kampus karena adanya proses komunikasi atau interaksi dengan jaringan
radikalisme di luar kampus, mahasiswa yang masih labil atau belum memiliki
pemahaman yang kuat terhadap nilai dan norma tentunya akan mudah terpengaruh
terhadap paham Radikalisme.
Semakin maraknya paham radikalisme yang diikuti dengan aksi anarkis
termasuk terorisme, maka dari itulah perlu dilakukan berbagai bentuk kegiatan
preventif (pencegahan) sebagai upaya dari perguruan tinggi untuk mencegah
radikalisme yaitu sebagai berikut.
01 02

Pendidikan Agama. Sebagai


Penguatan pendidikan karakter melalui
negara dan bangsa yang unik karena
Pendidikan Kewarganegaraan dan
keragaman agama dan budaya, sangat
Pendidikan Pancasila. Sebagai mata kuliah
perlu penanaman eksistensi religius
umum yang wajib diampu oleh
pada diri mahasiswa. Tujuannya
mahasiswa,Pendidikan Kewarganegaraan dan
adalah untuk meningkatkan
Pendidikan Pancasila mampu menanamkan rasa
pemahaman akan toleransi antar
nasionalisme terhadap mahasiswa sehingga
umat beragama sehingga minim
mahasiswa memiliki dasar nilai dan moral untuk
muncul paham radikal apalagi sikap
berperilaku secara baik
anarkis seperti terorisme
03 04

Kegiatan Non Akademik. Mahasiswa Pelibatan Organisasi Kemahasiswaan.


diperbolehkan mengikuti kegiatan non Organisasi kemahasiswaan (ormawa) perlu
akademik yang biasanya disalurkan dilibatkan dalam upaya pencegahan radikalisme
melalui keaktian berorganisasi. Melalui karena ormawa bagian tak terpisahkan dari
kegiatan berorganisasi, maka mahasiswa aktivitas non akademik. Informasi dan peran
akan mendapatkan pengetahuan yang serta ormawa, termasuk organisasi ekstra
luas mengenai kemampuan adaptasi, kampus, sangat penting dalam pencegahan
kepemimpinan (leadership), demokrasi, radikalisme di kampus.
dan lain sebagainya.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai