Anda di halaman 1dari 4

1.

Pendidikan antikorupsi dibutuhkan, karena akan dapat membentuk karakter


mahasiswa yang unggul, sekaligus juga diharapkan pada saatnya nanti ketika menjadi
pemimpin dapat dipertanggungjawabkan kepemimpinannya. Apalagi pada diri
mahasiswa terdapat 3 (tiga) dimensi yang harus diasah secara berkelanjutan, yaitu: (1)
intelektual, (2) jiwa muda, dan (3) idealisme (Saidi, 1989: 27). Ketiga dimensi
karakter tersebut sangat diperlukan agar mahasiswa mampu memberikan kontribusi
penting dalam menciptakan Indonesia yang unggul, bersatu, berdaulat, adil, dan
mmakmur.
a. Jelaskan tentang 3 dimensi pada diri mahasiswa pada pernyataan di atas.
Jawab :
1. Dimensi Intelektual: Dimensi ini mengacu pada pengembangan
kapasitas intelektual atau pengetahuan mahasiswa. Mahasiswa perlu
mengasah kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif. Mereka
harus dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
akademik atau spesifik yang mereka pelajari. Ini mencakup
kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan menyusun gagasan
dan informasi secara sistematis.
2. Dimensi Jiwa Muda: Jiwa muda mencerminkan semangat, energi, dan
keberanian mahasiswa untuk menghadapi tantangan. Ini mencakup
aspek kepemimpinan, keterlibatan sosial, dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan perubahan. Mahasiswa perlu mengembangkan
kepribadian yang proaktif, berani mengambil inisiatif, serta memiliki
etos kerja yang kuat.
3. Dimensi Idealisme: Dimensi ini mencakup nilai-nilai, moralitas, dan
keyakinan yang dimiliki mahasiswa. Idealisme mengacu pada tekad
untuk melakukan perubahan positif dalam masyarakat dan dunia.
Mahasiswa diharapkan memiliki integritas, etika yang baik, dan
komitmen terhadap nilai-nilai yang mendukung kesejahteraan
masyarakat. Idealisme membantu mahasiswa untuk menjadi pemimpin
yang bertanggung jawab dan berkontribusi pada pembangunan
Indonesia yang lebih baik.
b. Bagaimana bentuk konkrit Saudara sebagai mahasiswa yang mampu
memberikan konstribusi penting sebagai agen anti korupsi? refleksikan apa
yang sudah Saudara lakukan dan apa yang belum Saudara lakukan?
Jawab :
Sebagai seorang mahasiswa yang ingin menjadi agen anti-korupsi, ada
beberapa langkah konkret yang dapat diambil:
Yang Sudah Saya Lakukan:
1. Pendidikan dan Kesadaran: Saya telah meningkatkan pemahaman saya
tentang korupsi melalui pembelajaran
2. Keterlibatan Aktif: Saya telah terlibat dalam organisasi mahasiswa atau
kelompok yang memiliki fokus pada transparansi, akuntabilitas, dan
pencegahan korupsi.
Yang belum saya lakukan :
1. Peran dalam Reformasi: Saya belum aktif dalam gerakan reformasi
atau advokasi untuk perubahan kebijakan yang lebih transparan dan
akuntabel.
2. Aksi Langsung: Saya belum terlibat dalam aksi nyata untuk
mengungkap atau melaporkan kasus korupsi. Ini bisa mencakup
pengaduan atau tindakan hukum jika menemukan korupsi di
lingkungan sekitar.
2. Sekolah atau perguruan tinggi dapat mengambil peran strategis dalam melaksanakan
pendidikan antikorupsi terutama dalam membudayakan perilaku antikorupsi di
kalangan siswa dan mahasiswa. Melalui pengembangan kultur sekolah, diharapkan
siswa-siswa memiliki modal sosial untuk membiasakan berperilaku antikorupsi.
Pendidikan antikorupsi seyogyanya diberikan kepada anakanak paling tidak sejak
mereka duduk di bangku SD. Anak-anak SD yang berusia antara 7 hingga 12 tahun
dapat berpikir transformasi revesible atau dapat dipertukarkan dan kekekalan (Disiree
2008)
Jawab : Pendidikan antikorupsi yang efektif di sekolah dan perguruan tinggi
memiliki potensi untuk menciptakan generasi muda yang lebih sadar akan dampak
buruk korupsi, serta siap untuk berperan dalam memerangi korupsi di masa depan. Ini
adalah langkah yang penting dalam membangun masyarakat yang lebih bersih dan
berintegritas

3. Anak-anak dapat mengerti adanya perpindahan benda. Mereka mampu membuat


klasifikasi dalam level konkret. Anak-anak dapat memahami persoalan sebab akibat
yang bersifat konkret. Itulah sebabnya, kepada mereka dapat dikenalkan suatu
tindakan dengan akibat yang baik dan yang tidak baik.
a. Mengapa pendidikan antikorupsi perlu diberikan sejak dini, terutama kepada
anak- anak yang duduk di bangku SD?

Jawab :

Memberikan pendidikan antikorupsi sejak dini kepada anak-anak yang duduk


di bangku SD memiliki beberapa alasan penting:

1. Pembentukan Nilai dan Etika: Usia dini adalah masa yang sangat
penting untuk membentuk nilai dan etika anak-anak. Memberikan
pendidikan antikorupsi pada tahap ini membantu anak-anak memahami
konsep kejujuran, integritas, dan moralitas. Mereka belajar bahwa
korupsi adalah tindakan yang salah dan merugikan.

2. Kesadaran Terhadap Dampak Negatif: Anak-anak perlu diberi


kesempatan untuk memahami dampak negatif korupsi pada masyarakat
dan negara. Ini membantu mereka mengembangkan empati terhadap
orang-orang yang terkena dampaknya dan menjadi lebih bertanggung
jawab terhadap tindakan mereka.
3. Pembiasaan Perilaku Antikorupsi: Pendidikan antikorupsi sejak dini
membantu membiasakan perilaku antikorupsi. Anak-anak akan lebih
cenderung tumbuh menjadi individu yang berperilaku jujur, transparan,
dan akuntabel jika mereka terbiasa dengan nilai-nilai ini sejak kecil.
4. Pencegahan Korupsi di Masa Depan: Anak-anak yang menerima
pendidikan antikorupsi memiliki potensi untuk menjadi agen
perubahan di masa depan. Mereka dapat berperan dalam mencegah
korupsi di tingkat individu, organisasi, dan masyarakat.
5. Membangun Kepemimpinan yang Bertanggung Jawab: Pendidikan
antikorupsi juga membantu dalam pembentukan pemimpin yang
bertanggung jawab dan berintegritas. Anak-anak yang terbiasa dengan
nilai-nilai ini dapat tumbuh menjadi pemimpin yang mengutamakan
kepentingan umum dan berjuang melawan korupsi.
6. Mengubah Kultur: Pendidikan antikorupsi sejak dini berpotensi untuk
mengubah kultur sosial secara keseluruhan. Ketika banyak generasi
muda tumbuh dengan pemahaman tentang bahaya korupsi, mereka
dapat membantu mengubah pandangan dan perilaku masyarakat secara
lebih luas.
Dengan memberikan pendidikan antikorupsi sejak dini, kita dapat
menghasilkan generasi yang lebih sadar, beretika, dan memiliki komitmen
untuk memerangi korupsi. Ini adalah investasi jangka panjang dalam
membangun masyarakat yang lebih bersih dan berintegritas.
b. Bagaimana strategi (konkrit) Saudara sebagai Calon yang berprofesi di
Kesehatan untuk menamkan Pendidikan Anti Korupsi pada diri, keluarga dan
masyarakat?
Jawab :
1. Pendidikan Diri Sendiri:
a. Pelajari dengan mendalam tentang korupsi, dampaknya
di sektor kesehatan, dan peran Anda dalam
mencegahnya.
b. Ikuti kursus atau pelatihan terkait etika profesional,
integritas, dan tata kelola yang baik dalam praktik
kesehatan.
c. Terus tingkatkan pemahaman Anda tentang standar
etika dan kode perilaku yang berlaku di bidang
kesehatan
2. Etika Profesional:
a. Selalu berperilaku dengan integritas, kejujuran, dan
transparansi dalam praktek medis atau pekerjaan
kesehatan Anda.
b. Rekomendasikan pasien atau klien Anda kepada
layanan yang sesuai tanpa mempertimbangkan faktor-
faktor yang tidak etis seperti suap atau gratifikasi.
3. Mendukung Inisiatif Anti-Korupsi:
Dukung dan aktif terlibat dalam inisiatif anti-korupsi yang ada
di bidang kesehatan, seperti kode etik profesi, komite etika,
atau organisasi yang berfokus pada tata kelola yang baik.

Anda mungkin juga menyukai