Anda di halaman 1dari 3

Upaya yang bisa dilakukan untuk menanamkan nilai anti korupsi di lingkungan kampus:

1. Pendidikan Anti Korupsi (PAK)


Korupsi merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi masyarakat dan Negara
Indonesia,

oleh

karena

itu

memerlukan

upaya

luar

biasa

pula

untuk

memberantasnya.Selama ini upaya pemberantasan korupsi hanya fokus pada upaya


menindak para koruptor (upaya represif), tetapi sedikit sekali perhatian pada upaya
pencegahan korupsi (upaya preventif). Pendidikan anti korupsi merupakan upaya preventif
yang dapat dilakukan untuk generasi muda,melalui 3 jalur, yaitu:
a. pendidikan di sekolah yang disebut dengan pendidikan formal
b. pendidikan di lingkungan keluarga yang disebut dengan pendidikan informal
c. pendidikan di masyarakat yang disebut dengan pendidikan nonformal
Pendidikan anti korupsi harus mengintegrasikan domain pengetahuan (kognitif),
sikap serta perilaku (afeksi), dan keterampilan (psikomotorik). Nilai-nilai PAK harus
ditanamkan, dihayati, diamalkan setiap insan Indonesia sejak usia dini sampai perguruan
tinggi, bila perlu long life education, artinya nilai-nilai PAK menjadi nafas di setiap waktu,
setiap tempat semasa masih hidup.
Metode PAK di Kampus:
PAK sangat penting dilakukan melalui jalur pendidikan. Model penyelenggaraan
PAK dilakukan dengan 3 model yaitu pertama model terintegrasi dalam Mata Pelajaran
yaitu dengan memasukkan nilai-nilai anti korupsi dalam pelajaran, kedua model di luar
pembelajaran

melalui

Kegiatan

Ekstra

Kurikuler,

dan

yang

ketiga

model

Pembudayaan/Pembiasaan Nilai dalam seluruh aktivitas kehidupan siswa.Metode


memasukkan nilai-nilai Anti Korupsi dalam Pelajaran disebutkan dalam UU Sisdiknas no
20 tahun 2003 pasal 3 adalah mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dengan demikian pendidikan berhasil jika tujuan dari pendidikan
terlaksana. Untuk mencapainya diperlukan kerja sama dari berbagai pihak.Pendidikan Anti
Korupsi mencakup aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Aspek kognitif akan
memberikan bekal pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang bahaya
korupsi, sehingga ia akan memiliki komitmen yang tinggi terhadap upaya Pemberantasan
korupsi. Aspek afeksi akan berkorelasi dengan pembentukan sikap, keasadaran, dan

keyakinan bahwa antikorupsi harus dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan


masyarakat. Adapun aspek psikomotorik akan memberikan keterampilan dan perilaku
kepada mahasiswa bagaimana mengenali korupsi. Keseluruhan aktivitas pendidikan ini
akan memberikan pengalaman kepada siswa akan pentingnya mengembangkan sikap,
perilaku, dan kebiasaan yang beorientasi kepada kejujuran.
Tujuan yang ingin dicapai PAK adalah:
a. Membuat mahasiswa mengenal lebih dini hal-hal yang berkenaan dengan korupsi
sehingga tercipta generasi yang sadar dan memahami bahaya korupsi, bentuk-bentuk
korupsi, dan mengerti sanksi yang akan diterima jika melakukan korupsi
b. Menciptakan generasi muda bermoral baik serta membangun karakter teladan agar anak
tidak melakukan korupsi sejak dini.
2. Melalui keteladanan
Ini yang berat bagi seorang yang mengajar baik di sekolah maupun di perguruan
tinggi, baik itu guru maupun dosen yaitu dengan memberi contoh. Sifat anak adalah suka
meniru, oleh karena itu sebagai dosen hendaknya harus selalu memberi contoh yang baik
sesuai dengan norma dan aturan yang ada. Maksud memberi contoh disini bukan sekedar
menjelaskan contoh perilaku anti korupsi, tetapi ia sendiri mengamalkan perilaku yang ia
ajarkan,sehingga dapat dicontoh para mahasiswa. Seperti halnya sikap jujur, tidak
berbohong dan memakan apa yang bukan haknya.Merujuk pada nasihat Bapak Pendidikan
Indonesia KH Dewantara, sekolah dan guru yang tidak bisa memberikan contoh
keteladanan (ing ngarso sung tulodho) maka akan menyebabkan siswa mendapatkan
bahaya dan kecelakaan (nyaru beboyo lan ciloko) di kemudian harinya.
3. Melalui pembiasaan
Pembiasaan adalah merupakan salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk
mendidik mahasiswa. Dengan cara ini diharapkan mahasiswa akan terbiasa melalukan hal
yang baik-baik. Contoh untuk menanamkan jiwa anti korupsi ialah dengan jujur, seperti
diadakannya kantin kejujuran dalam kampus, disitulah mahasiswa dilatih untuk bersikap
jujur, karena ia yang mengambil jajan, ia yang membayar, ia yang menghitung dan ia juga
yang memberikan kembalian uang sisa jajan. Dan bagi mahasiswa yang ketahuan tidak
jujur, maka diberikan hukuman yang sesuai agar dapat menimbulkan efek jera terhadap
mahasiswa sehingga mahasiswa tidak mengulangi kesalahannya.
4. Menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di kampus dari diri sendiri.

Hal ini terutama dimulai dari kesadaran masing-masing mahasiswa yaitu


menanamkan kepada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak boleh melakukan tindakan
korupsi walaupun itu hanya tindakan sederhana, misalnya terlambat datang ke kampus,
menitipkan absen kepada teman jika tidak masuk atau memberikan uang suap kepada para
pihak pengurus beasiswa dan macam-macam tindakan lainnya.
Memang hal tersebut kelihatan sepele tetapi berdampak fatal pada pola pikir dan
dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan bahkan yang lebih parah adalah menjadi sebuah
karakter. Selain kesadaran pada masing-masing mahasiswa maka mereka juga harus
memperhatikan kebijakan internal kampus agar dikritisi sehingga tidak memberikan
peluang kepada pihak-pihak yang ingin mendapatkan keuntungan melalui korupsi.
Misalnya ketika penerimaan mahasiswa baru mengenai biaya yang diestimasikan dari
pihak

kampus

kepada

calon

mahasiswa

maka

perlu

bagi

mahasiswa

untuk

mempertanyakan dan menuntut sebuah transparasi dan jaminan yang jelas dan hal lainnya.
Jadi posisi mahasiswa di sini adalah sebagai pengontrol kebijakan internal universitas.
Dengan adanya kesadaran serta komitmen dari diri sendiri dan sebagai pihak
pengontrol kebijakaninternal kampus maka bisa menekan jumlah pelaku korupsi. Upaya
lain untuk menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di lingkungan kampus adalah
mahasiswa bisa membuat koperasi atau kantin jujur. Tindakan ini diharapkan agar lebih
mengetahui secara jelas signifikansi resiko korupsi di lingkungan kampus.Mahasiswa juga
bisa berinisiatif membentuk organisasi atau komunitas intra kampus yang berprinsip pada
upaya memberantas tindakan korupsi. Organisasi atau komunitas tersebut diharapkan bisa
menjadi wadah mengadakan diskusi atau seminar mengenai bahaya korupsi. Selain itu
organisasi atau komunitas ini mampu menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan internal
kampus.

http://tugaskuliahghofur.blogspot.co.id/2014/11/makalah-peran-mahasiswa-dalamupaya.html

Anda mungkin juga menyukai