Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fahmy aldin

Nim : 1687141020

1. Dalam beragama setiap manusia hubungan antara sesamanya, selain itu agama mengandung
juga mengandung usrus budaya dan etika di kehiudpan sosialnya, Dalam beragama etika
mendukung keberadaan agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan
akal pikiran untuk memecahkan masalah. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional
sedangkan agama mendasarkan pada wahyu tuhan yang kebenarannya mutlak.

Dalam beragama kebudayaan juga termasuk berhubungan, Kebudayaan dalam beragama adalah
sistem nilai dan sistem simbol dan keduanya mudah sekali terancam setiap kali ada perubahan.
Baik agama ataupun budaya pada dasarnya memberikan wawasan dan cara pandang dalam
menyikapi kehidupan agar sesuai dengan kehendak tuhan dan kemanusiaan dan menciptakan
suatu tatanan masyarakat yang teratur dan terarah.

Perbedaan:

akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan
dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai,
kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau
buruk.

Etika adalah tatanan perilaku berdasarkan tata nilai suatu masyarakat tertentu, etika lebih banyak
dikaitkan dengan ilmu, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk akal manusia. 

Contoh:

Akhlak : rela berkorban kepada orang lain, jujur, sopan dan santun, tawakal, adil, dan sabar.
Sebagai umat muslim sudah seharusnya kita selalu menjaga akhlakuk karimah dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat.

Moral : Sopan terhadap orang tua, membuang sampah pada tempatnya, bersalam terhadap
orang tua, mengucapkan terimakasih kepada orang yang membantu atau orang memberi sesuatu.
Sebagai umat muslim kita wajib bermoral untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

Etika : Meminta maaf apabila mempunyai salah terhadap orang lain, memberi salam saat
memasuki rumah, mencium tangan kedua orang tua Ketika hendak ingin beraktifitas atau pulang
aktifitas. Segabai umat muslim harus kita untuk beretika terhadap sesama.
2. Perbedaan antara radikalisme dan terorisme:

Terorisme memiliki definisi sebagai sebuah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan


membangkitkan perasaan terror (takut), sekaligus menimbulkan korban massif bagi warga
dengan melakukan penyandraan terhadap masyarakat, pengeboman atau bom bunuh diri.

Radikalisme adalah paham aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan dengan cara
kekerasan atau keras. Bisa diartikan juga bahwa radikalisme pengikutnya menghendaki
konsekuensi yang ekstrem, Dalam definisi ini, radikalisme adalah upaya perubahan dengan cara
kekerasan dan ekstrem.

Untuk menanggulangi kelompok radikal dalam masyarakat kita dapat melakukan perkenalkan
dan memahami ilmu dengan benar. Dalam hal ini, memperkenallkan ilmu bukan berarti ilmu
pengetahuan umum saja, tetapi terkait ilmu perilaku, sikap, dan keyakinan kepada tuhan. Kedua
ilmu harus diperkenalkan secara baik dan benar serta seimbang dalam pikirian diri sendiri.

3. Civil society adalah suatu konsep tentang ruang bebas dan terbuka diluar keluarga atau rumah
tangga, diluar stuktur organisasi negara serta diluar urusan bisnis, masyarakat madani adalah
masyarakat yang majemuk namun bersatu dalam sikap toleransi satu sama lain. Dan secara
khusus masyarakat madani dicirikan sebagai masyarakat yang dibangun oleh Rasulullah SAW
ketika membangun peradaban Islam dikota Madinah yang beragama dan masyarakat beradab dan
sejahtera. Menurut saya Indonesia termasuk masyarakat madani, Karena Indonesia, baik agama,
suku, dan budaya sangat mengharapkan terbentuknya masyarakat beradab dan sejahtera
(masyarakat madani). Maka dari itu agar terwujudnya masyarakat yang beradab dan sejahtera,
Artinya segenap masyarakat juga harus mendukung upaya untuk menjadikan negara Indonesia
menjadi masyarakat yang beradab dan sejahtera.
4. Faktor internal yang membuat manusia tergoda dengan adanya korupsi yaitu:
-Sifat tamak, sifat yang berasal dari dalam diri sendiri. Manusia mempunyai hasrat besar untuk
memperkaya diri dan tidak pernah merasa puas terhadap apa yang telah dimiliki.
- Moral yang kurang, moral yang lemah cenderung mudah tergoda untuk melakukan tindakan
korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman, bawahan atau pihak lain, ini menjadi
timbulnya kesempatan untuk melakukan korupsi.
Faktor eksternal yang membuat manusia tergoda dengan adanya korupsi yaitu:
- Faktor ekonomi, ekonomi merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Manusia akan
tergoda dengan uang Ketika dapat dilihat tingkat pendapat atau gaji yang tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhannya.
- Faktor organisasi, yang di maksud organisasi sangatlah universal, dalam organisasi tanpa
pengawasan yang ketat anggota dapat menjadi korupsi Kurang adanya teladan dari
pemimpin ,tidak adanya kultur organisasi yang benar dalam sistem akuntabilitas di instansi,
pemerintah kurang memadai, manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasi,
lemahnya pengawasan.
Cara mencegah korupsi dalam agama islam:
- adanya keteladanan dari pimpinan. Manusia cenderung mengikuti orang terpandang dalam
masyarakat, termasuk pimpinannya. Maka pemimpin memiliki peran besar untuk menjadi
teladan yang baik bagi umatnya atau masyarakatnya
- negara wajib memberikan gaji dan fasilitas yang layak kepada aparatnya , sebagaimana Abu
Ubaidah pernah berkata kepada Umar, “Cukupilah para pegawaimu, agar mereka tidak
berkhianat”
- memberi sarana dan prasarana fasilitas yang cukup untuk pegawainya, karena pegawai yang
memiliki fasilitas berkecukupan akan merasa cukup dalam memenuhi pekerjaannya
- memberi himbauan tentang hukum korupsi dalam agama.
5. Agama Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi keadilan. Keadilan bagi siapa saja,
yaitu menempatkan sesuatu sesuai tempatnya dan memberikan hak sesuai dengan haknya. Begitu
juga dengan toleransi dalam hal beragama. bangsa Indonesia yang majemuk, khususnya dalam
hal agama, agama Islam melarang keras berbuat dhalim dengan agama selain Islam dengan
merampas hak-hak mereka, Allah SWT tidak melarang kita dalam berbuat baik, menyambung
silaturrahmi, membalas kebaikan, berbuat adil kepada orang-orang di luar Islam, baik dari
keluarga kita maupun orang lain. Selama mereka tidak memerangi kita karena agama dan selama
mereka tidak mengusir kita dari negeri kita, yaitu Indonesia, maka tidak mengapa kita menjalin
hubungan yang baik dengan mereka, karena menjalin hubungan dengan mereka dalam keadaan
seperti ini tidak ada larangan dan tidak ada kerusakan di dalamnya. Hal ini jika kita korelasikan
dengan keadaan bangsa Indonesia saat ini tidak ada diskriminasi tentang agama manapun.

Anda mungkin juga menyukai