Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PEMBENETUKAN MASYARAKAT MADANI YANG BERKEADILAN SOSIAL


DAN EKONOMI DALAM ISLAM

Dosen Pengampu :
Dr. Izharman, M.Ag

Nama : Fadhil Zul Gibran


NIM : 2110922063

MATA KULIAH DASAR (MKDU)


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
1.Konsep Pembentukan Madani, Syarat-syarat
dan ciri-cirinya

Masyarakat madani merupakan sebuah sistem sosial yang tumbuh berdasarkan prinsip
moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan
masyarakat. Ciri utama masyarakat madani adalah kemajemukan budaya, hubungan timbal
balik, dan sikap saling memahami dan menghargai. Selain itu, masyarakat madani juga bisa
diartikan sebagai proses penciptaan peradaban yang mengacu pada nilai-nilai kebijakan
bersama.
Dalam masyarakat madani terdapat beberapa nilai-nilai yang harus dimaknai dan
ditanamkan sejak dini ke dalam diri setiap individu, yaitu :
 Toleransi, yakni sikap menghargai serta menghormati perbedaan yang terdapat di
dalam masyarakat.

 Keadilan Sosial, yakni sikap tidak membeda-bedakan dalam pemenuhan hak dan
pelaksaan kewajiban setiap anggota masyarakat.

 Demokrasi, yakni kedaulatan rakyat dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat


berinteraksi dengan sekitarnya secara demokratis tanpa mempermaslahkan
perbedaan sosial yang ada. Demokratis meliputi aspek kehidupan seperti politik,
sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan. Oleh karena itu, penting juga bagi
anggota masyarakat madani untuk mengerti sistem politik demokrasi.

 Pluralisme, yakni keberadaan masyarakat yang majemuk sehingga setiap individu


harus memahami dan menyikapi perbedaan dengan sikap yang tulus. Maka dari
itu, penerimaan dari setiap individu terhadap perbedaan sosial adalah salah satu
cara merawat kemajemukan bangsa.

Syarat Syarat Terbentuknya Masyarakat Madani

1. Tidak Adanya Dominasi Kekuasaan Pemerintah Atas Masyarakat.


Dan tidak adanya monopoli salah satu aspek kehidupan atau pemusatan oleh salah satu
kelompok masayarakat, karena pada dasarnya setiap masyarakat memiliki hak yang sama
dalam aspek-aspek kehidupan, baik aspek politik, ekonomi, pendidikan,dan aspek lainnya.
2. Masyarakat Memiliki Ruang Publik yang Bebas Sebagai Sarana Untuk Mengemukakan
Pendapat.
Dalam ruang publik yang bebas, setiap masyarakat akan berada dalam posisi yang setara.
Ruang gerak masyarakat dalam setiap aspek kehidupan tidak boleh dibatasi, karena jika itu
terjadi maka masyarakat akn sulit untuk mengemukakan pendapatnya.

3. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Setiap Individu, Keluarga dan Kelompok Dalam


Masyarakat.
Hal ini berkaitan dengan perbaikan dalam bidang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat sekaligus menunjang program pemerintah. Hal tersebut sudah pasti tidak akan
muncul dengan sendirinya, tetapi merupakan hasil dari pendidikan sebagai wadah
mengembangkan kepribadian.

4. Setiap Masyarakat Harus Menerima Setiap Perbedaan Sosial (Suku, Ras, Agama, dll).
Dan melihatnya sebagai nilai positif dalam kehidupan bermasyarakat. Sikap tidak dapat
menerima perbedaan sosial dapat menjadi penyebab lunturnya bhineka tunggal ika Sehingga,
dapat dikatakan bahwa dasar terbentuknya suatu masyarakat madani adalah pendidikan,
karena untuk mewujudkan suatu masyarakat madani, tidak akan mungkin sekelompok
individu mengesampingkan pendidikan.

5. Setiap Masyarakat Yang Berkemampuan di Berikan Hak dan Kesempatan.


Untuk terlibat dalam forum untuk membahas isu-isu yang menyangkut kepentingan bersama
serta menentukan kebijakan publik, terutama di bidang politik agar setiap individu memiliki
kesadaran politik yang tinggi dan tidak bersifat apatis. Setiap individu di dalam masyarakat
madani memiliki hak dan kewajiban yang sama, serta harus menjunjung tinggi nilai-nilai etis
demi kemajuan bersama.

6. Memiliki Rasa dan Sikap Toleransi Sehingga Antar Masyarakat Dapat Menghargai dan
Menghormati Satu Sama Lain.
Dalam setiap perbedaan,dari mulai perbedaan keyakinan, kebudayaan, hingga perbedaan
pendapat. Masyarakat Madani terbentuk dengan individu yang memiliki ketakwaan yang
tinggi kepada Tuhan, berusaha terus untuk memajukan dan hidup dengan pendidikan, sains
juga teknologi, mengamalkan nilai kewarganegaraan, memiliki akhlak dan moral yang baik,
dan ikut berpengaruh dalam menentukan suatu keputusan dalam masyarakat.
7. Sistem Pemerintahan yang Melingkupi Lembaga Hukum, Ekonomi, dan Sosial.
Sistem pemerintahan yang menjadi syarat masyarakat madani dalam melingkupi lembaga
hukum, ekonomi, dan sosial berjalan dengan produktif dan menjunjung tinggi nilai
keadilan. Pendidikan merupakan prioritas tertinggi karena merupakan salah satu pilar
perkembangan manusia. Selain memahami nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat
madani, kita juga harus bisa memahami ciri ciri.

8. Hubungan Antar Masyarakat Berjalan Dengan Teratur dan Terbuka.


Serta di dalamnya terdapat kepercayaan antara satu sama lain. Dalam berhubungan secara
sosial, setiap individu dalam masyarakat madani harus memahami seluruh norma dalam
bermaayarakat yang berlaku.

9. Hilangkan Sikap Diskriminasi Dalam Setiap Bidang dan Aspek Kemasyarakatan.


Salah satunya dalam pembangunan dan pelayanan sosial. Masyarakat Madani adalah
masyarakat yang manusia-manusia di dalamnya saling menghargai satu sama lain, saling
mengakui hak-hak asasi manusia satu sama lain, dan menghormati setiap prestasi atau
pencapaian dan kemampuan individu yang ditunjukan untuk masyarakat.

10. Tersedianya Sistem Pendidikan yang Berjalan Dengan Baik.


Sehingga dapat menjadi media untuk mengembangkan sumber daya manusia baik secara
mental maupun sosial, agar setiap manusianya memilki kemampuan bertanggung jawab atas
kehidupannya sendiri dan masyarakat disekitarnya. Pendidikan juga berpengaruh besar dalam
menunjang pertumbuhan intelektualitas dalam masyarakat.

Ciri-ciri masyarakat madani tersebut,

 Partisipasi rakyat. Rakyat dalam sebuah masyarakat madani tidak bergantung secara
penuh terhadap negara, tetapi ia berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan
dirinya secara mandiri.
 Otonom. Masyarakat sipil atau masyarakat madani diartikan sebagai masyarakat yang
berupaya memenuhi kebutuhannya sendiri, selalu mengembangkan daya kreatifitas
untuk memperoleh kebahagiaan dan memenuhi tuntutan hidup secara bebas dan
mandiri, dengan tetap mengacu pada perundangan dan hukum yang berlaku.
 Tidak bebas nilai. Masyarakat madani sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan agar hal-hal yang dikerjakan selalu berada dalam jalur kebajikan dan
menghasilan dampak positif yang dirinya (masyarakat) secara umum.
 Menjunjung tinggi rasa saling menghargai, menghormati, dan menerima segala
bentuk perbedaan sehingga dalam kedamaian sosial yang dibangun terpancar
keindahan ragam perbedaan yang memperkaya budaya dan menjadi nilai lebih yang
positif. Masyarakat madani harus meletakkan permasalahan di atas perbedaan
sehingga tidak ditemui pertikaian antar kelompok yang berbau SARA.

2. Fungsi Nikah dalam Pembentukan Masyarakat


Islam
Dalam Islam di antara aturan pembatasan yang termasuk hal yang sangat mendasar
dan penting ialah perkawinan (pernikahan), karena lembaga ini adalah merupakan asas
pokok bagi peradaban manusia, sebagai lembaga terkecil yang diakui keberadaannya dari
strusktur masyarakat, baik secara hukum, maupun secara sosial ekonomi.
Di dalam istilah hukum Islam perkawinan dikenal dengan istilah pernikahan yang
diambilkan dari kata nikah. Nikah (Bahasa Arab) artinya ’aqad, dalam bahasa Indonesia
berarti ikatan. Jadi nikah ialah ikatan atau perjanjian suci antara pria dan wanita di depan
wali dan saksi yang menghalalkan hidup bersama (suami/isteri) lahir dan batin untuk
membentuk suatukeluarga sakinah, mawaddah dan rahmah, yairu keluarga yang bahagia,
yang berkasih sayang dan yang sejahtera.
3.Konsep Pembentukan Rumah tangga Yang
Sakinah, Mawaddah dan Rahmah.
Di dalam rumah tanga muslim terdapat beberapa kewajiban dan Hak masing-masing
pasangan suami dan Istri.

 Kewajiban suami terhadap istri:

1.Memenuhi dan mencukupkan kebutuhan pokok lahiriyah (sandang, pangan dan


perumahan), dan mencukupkan kebutuhan pokok batiniyah (kasih sayang dan seks),
sebagaimana dijelaskan Allah SWT.
1. Melindungi, mendidik istri dan anak kepada yang benar, sebagaimana dijelaskan
Allah SWT.

 Kewajiban istri terhadap suami adalah:


1. Bersama suami memenuhi dan mencukupkan kebutuhan pokok lahiriyah dan
bathiniyah sehingga terpenuhinya kebahagiaan bersama, sebagaimana dijelaskann
Allah SWT. dalam Q.S. Q.S. 30:21 (Baca artinya daam al-Qur’an dan
Terjemahannya).
2. Mengurus urusan dalam rumah tangga bersama suami.
3. Menjaga rahasia keluarga dan kehormatan suami.
4. Menjaga kesucian diri dari hal-hal yang akan merusak kebahagian rumah tangga.
5. Taat dan patuh kepada suami selama suami taat kepada Allah SWT.

Apabila sesuatu hal merupakan kewajiban bagi suami terhadap istrinya, maka ketika itu
juga pada tataran pelaksanaannya adalah menjadi hak bagi istri dari suaminya, dan begitu
sebeliknya dari istri kepada suami.

 Kewajiban suami istri terhadap anaknya:

1. Memberi nama yang baik.


2. Mengajarkan ilmu pengetahuan.
3. Mendidik akhlaknya.
4. Memberi makan/minum yang halal dan baik/bergizi.
5. Menikahkan jika sudah ditemukan jodohnya. (Hadis Rasul).

 Kewajiban anak terhadap ibu/bapaknya:

1. Berbakti kepada keduanya, menghormati dan memuliakan kedua orang tua,


memenuhi kebutuhan hidup dan merawat keduanya jika telah tua, sebagaimana
dijelaskan Allah SWT.
2. Tiadak membentak atau tidak mengucapkan keta-kata yang dapat menyinggung
perasaan kedua orang tua, sebagaimana dijelaskan Allah SWT.
3. Menganggung kebutuhan hidup dann biaya hidup serta kesehatan kedua orang tua.
4. Selalu mendo’akan kedua orang tua.
5. Selalu menghubungakan silaturrahim kedua orang tua dengan teman sejawatnya,
meskipun keduanya telah mati.
4.Problematika Rumah Tangga dan Solusinya
dalam Islam
Ada beberapa problema dalam rumah tangga yang mungkin saja terjadi, setelah rumah
tangga itu di dirikan, antara lain adalah:
1. Masalah thalaq (percerai), boleh karena dharurat, namun dimurkai oleh Allah
SWT., sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam Q.S. 2:227-232 (Baca artinya daam al-
Qur’an dan Terjemahannya).
2. Masalah poligami, pada prinsipnya boleh dengan syarat suami dapat berlaku ‘adil,
sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam , Q.S. 4:3 (Baca artinya daam al-Qur’an dan
Terjemahannya).
3. Masalah poliandri, haram (tidak boleh), demi menjaga kesucian rahim wanita,
keturunan, hubungan waris (nasab), sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam Q.S.
2:230 (Baca artinya daam al-Qur’an dan Terjemahannya).
4. Masalah keluarga berencana (KB), boleh dengan tujuan (niat) memelihara
kesehatan ibu/anak, kesejahteraan rumah tangga dan pendidikan anak, sebagaimana
dijelaskan Allah SWT. dalam Q.S. 2:233 dan QS.31:14 (Baca artinya daam al-Qur’an dan
Terjemahannya).
5. Masalah bayi tabung, boleh, dengan syarat sperma dan sel telur berasal dari
suami/istri ang sah (berdasarkan hasil Ijtihad).
6. Masalah iddah dan ruju’, sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam Q.S. 2:230
dan Q.S. 234-235 (Baca artinya daam al-Qur’an dan Terjemahannya).
7. Masalah waris bila terjadi perpisahan yang disebabkan karena meninggal dunia
salah satu suami/istri, maka setiap individu yang ada hubungan nasab (tali darah) dalam
keluarga tersebut punya hak untuk mendapat bagian dari harta peninggalan si mayat, yang
disebut dengan ahli waris., sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS:4:7-14. (Baca
artinya daam al-Qur’an dan Terjemahannya).
5.Ekonomi dalam Islam
Ekonomi asal katanya ialah ekos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti
aturan, jadi ekonomi ialah aturan dalam rumah tangga tentang kegiatan ekonomi, yang
mencakup kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Dalam khzazanah ilmu
pengetahuan Islam, ekonomi diistilahkan dengan ‫( األقتصاد‬al-iqtishad) yang berarti
berusaha dalam kegiatan ekonomi. Maka ekonomi Islam ialah kegiatan usaha manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencapai keselamatan, kesejahteraan dan
kebahagiaan hidup di dunia di akhirat, yang dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam.
Aktivitas ekonomi secara umum mencakup kegiatan produksi (menghasilkan)
distribusi (pembagian), dan konsumsi (pemakaian dan pemanfaatan). Maka ekonomi
adalah masalah yang sangat urgen dalam kehidupan, baik secara nasional maupun
internasional. Ekonomi masyarakat madani adalah ekonomi Islam yang didasarkan
kepada filsafat theosentris dan etiko religius dengan prinsip perimbangan yang
sesungguhnya antara kesejahteraan dan kebutuhan pribadi, keluarga dan masyarakat,
dengan landasan hidup yang mardhatillah untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan
serta kemakmuran bersama yang hasanah di dunia serta hasanah di akhirat.

Anda mungkin juga menyukai