Anda di halaman 1dari 4

Cheacilia Veronica (202005000006) PAN 100 Seksi I (Pancasila) Dosen : Pak Harum.

(UTS Pan)

Bagian I (memilih 3 soal)

1. Makna tersirat dan tersurat. Isi tersurat dari rumusan sila pertama Pancasila yang
berbunyi,”Ketuhanan YME” adalah percaya akan (eksistensi) Tuhan yang sejak awal
berfirman dan menetapkan segalanya dan mampu menciptakan, memelihara,
mengendalikan, dan mengatur segalanya yang ada. Disini Tuhan dipercaya sebagai
sosok yang “Maha”. Bangsa Indonesia juga dengan ini mencerminkan bahwa bangsa
Indonesia, semua rakyatnya mengakui adanya Tuhan sebagai sang Pencipta, dengan
ini, bangsa ini adalah bangsa yang percaya Tuhan. Konsep KeTuhanan yang Maha
Esa cukup luas batasannya, sehingga dapat menampung inti dari semua ajaran agama
yang ada di Indonesia. Isi tersirat yaitu, adanya penolakan terhadap negara yang
berfokus pada agama maupun negara yang menganut sekularistik.Hal ini didasarkan
pada negara kita yang merupakan negarapancasila , dimana Negara sangat
menghormati semua nilai agama, tanpa mendasarkan diri pada ajaran salah satu
agama tertentu. Tetapi, Indonesia sebagai Negara pancasila menghargai nilai sekuler
dan sumbangannya sebagai kemajuan bamgsa dan Negara tanpa menafikkan
pentingnya nilai agama dan reiligius sebagai spiritual dan normal force dalam proses
pembangunan bangsa dan Negara. pemastian kedudukan penting sikap sikap religius
dan agama dalam kehidupan Negara. Hal tersirat lain adalah pemastian kedudukan
penting sikap religius dan agama dalam kehidupan Negara, dimana seluruh
masyarakat dari sabang sampai merauke, dari pemerintahan tertinggi hingga terendah
haruslah menampilkan dirinya didepan masyarakat sebagai pribadi yang beriman,
yang taat dan percaya kepada Tuhannya. Sikap yang perlu untuk diwujudkan didlaam
masyarakat adalah sikap yang menjunjung tinggi KeTuhanan yang Maha Esa, dengan
percaya kepada ajaran agama masing-masing. Percaya dan taat, juga takut akan Tuhan
dalam melakukan segala kewajiban dan haknya sebagai warga Negara.
2. Keadilan sosial dan prinsip fairness. Keadilan sosial adalah keadilan dalam
kehidupan bersama sebagai satu masyarakat bangsa, bukan hanya menyangkut
hubungan pribadi atau antar individual saja. Konsep keadilan sosial sangat berkaitan
erat dengan kesejahteraan masyarakat. Keadilan dan kebaikan hati adalah keutamaan
pokok yang. Keadilan harus tertuju pada orang lain, wajib ditegakkan, dan menuntuk
persamaan. Keadilan sosial juga berkaitan dengan masalah struktur ekonomi, sosial,
dan politik. Keadilan sosial adalah hak bagi setiap warga Negara yang tinggal di
Negara ini, semua mendapatkan perlakukan hukum yang sama dan setara. Keadilan
sebagai fairness. Keadilan dari segi fairness merujuk pada keadilan dari segi prosedur.
Yang bisa diatur sehingga tidak terjadi ketidakadilan yang semakin menyengsarakan
orang yang telah bernasib buruk. Maka dalam menegakkan keadilan harus ada
kesetaraan. Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek
kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Prinip fairness tentu harus diterapkan
dalam pembanguna nasional. Dimana setiap masyarakat berhak atas taraf
kesejahteraan yang layak. Jika dikaitkan pada prinsip fairness yang merujuk pada segi
prosedur, maka pada pembangunan nasional, diharapkan adanya perhatian
pemerintah. Atas kesamarataan pembangunan. Dan pada prinsip fairness, harus lebih
memperhatikan rakyat yang memang hidupnya kurang beruntung. Seperti contoh
masyarakat di pedalaman yang masih sulit untuk mendapatkan air bersih, akses
menuju sekolah yang panjang dan berbahaya, dan listrik yang tidak cukup untuk
memberikan rasa nyaman dan tenang pada aktifitas mereka. Dalam hal ini,
pemerintah diharapkan untuk bisa bersikap lebih fair dengan memperhatikan
kebutuhan hidup rakyatnya. Bisa dengan memperbaiki akses jalan menuju sekolah.
Agar anak-anak di pedesaan tidak lagi kesulitan dan bisa bersekolah dengan nyaman.
Bisa juga dengan memfokuskan pembangunan tanggul air dan menyalurkan listrik
sampai ke daerha pedalaman. Hal ini dilakukan agar tidak ada yang merasa di anak
tirikan. Semua masyarakat, baik yang di desa maupun yanhg di kota berhak
mendapapat perlakuan dan perhatian yang sama. Tetapi yang didesa harus diberi
perhatian lebih, melihat keadaan hidup mereka yang jauh lebih sulit dari masyarakat
di kota. Dalam hal ini, prinsip fairness harus lebih ditegakkan di dalam pembangunan
sosial.
3. Tiga perilaku pada pancasila. Toleransi mengandung nilai penghargaan,
penerimaan, dan apresiasi akan perbedaan dalam budaya, bentuk-bentuk ungkapan
dan cara-cara hidup manusia. Toeransi menjunjung tinggi pada pengakuan hak-hak
asasi setiap manusia secara sama. Dengana adanya toleransi, semua orang dapat hidup
saling berdampingan dan berinteraksi dengan baik dengan segala perbedaan.
Keterbukaan merupakan hal penting dalam menjalin suatu silaturahmi atau
hubungan. Agar hubungan bisa berjalan dengan baik, dibutuhkan keterbukaan diri
dengan menjadi diri sendiri ketika sedang berinteraksi dengan orang lain.
Keterbukaan merupakan syarat mendasar menciptakan hubungan interpersonal dan
dialog yang baik. Keterbukaan pada dan bagi orang lain akan membuat relasi antar
sesame menjadi lebih intim dan bermakna. Solidaritas ayaitu, dengan adanya
solidaritas nilai pribadi akan lebih dihargai. Bentuk solidaritas yang ideal
menganjurkan suatu gagasan tentang komunitas pribadi dimana individualitas dari
anggotanya benar-benar dihargai dan diutamakan. Kepercayaan mengikat pada
beberapa hal penting yaitu adanya rasa percaya yang timbul dari dalam hati kepada
orang lain. Tanggungjawab terhadap orang lain, artinya memperhatikan orang lain
menjadi bagian dari nilai sosialitas , dan tanggung jawab merupakan hubungan etis
antar setiap manusia.Salah satu contoh praktik dalam masyarakat yang bertentangan
dengan hal tersebut adalah misalnya saja ada seorang anak bersuku Papua yang
datang ke Jakarta dan memilih untuk bersekolah disana, dan banyak anak yang tidak
ingin sekelompok dengannya dikarenakan perawakannya yang berbeda. Hal ini sudah
menunjukkan sikap tidak toleran terhadap orang yang berbeda suku atau ras.

Bagian II (Refleksi Individu)

Sila ke-5 Pancasila, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, menjadi sila dalam urutan
terakhir dalam Pancasila. Menjadi penutup yang memberikan janji keadilan bagi seluruh anak
Bangsa. Menjanjikan adanya keadilan, kesamarataan, dan pandangan yang sama bagi semua
lapisan masyarakat Indonesia. Sila ke-5 berjuang untuk menyatukan bangsa dengan
memberikan kasih sayang yang sama bagi semua masyarakat. Kasih dan cinta bangsa
Indonesia kepada seluruh rakyatnya ini ditunjukkan dengan memberikan perlakuan yang
sama bagi semua lapisan masyarakat dari berbagai kalangan yang tersebar dari Sabang
sampai Merauke. Sudah semua berhak memiliki hak yang sama, diatasnamakan oleh HAM,
maka semua punya hak dan kewajiban yang sama.

Namun, yang saya lihat pada kenyataannya tidaklah selalu demikian. Terdapat banyak
kesalahan pada struktur masyarakat kita. Dimana peluang akan terus mengalir hanya pada
orang tertentu. Mereka seakan memiliki hak istimewa. Kebanyakan hanya orang-orang yang
memang terlahir kaya yang bisa sekolah sampai jenjang yang tinggi. Dan orang tersebut
memiliki peluang yang baik bagi masa depan hidupnya. Sementara yang bernasib buruk akan
sangat kesulitan berjuang dengan keadaan. Secara tidak langsung, sudah terbentuk pemikiran
atau struktur yang berpandangan bahwa sesusah apapun orang miskin belajar dan bekerja,
mereka tidak akan mampu menyaingi kehidupan orang-orang kaya. Struktur atau stigma ini
seakan membatasi kehidupan masyarakat di Indonesia.

Menyangkut hal ini, pemerintah diminta untuk campur tangan dengan menyingkirkan
ketidakadilan sosial ini dengan mengubah struktur tersebut. Bisa dimulai dengan uang untuk
pendidikan dan rumah sakit yang ditanggung oleh Negara,melalui hal ini setidaknya semua
orang bisa merasakan hak yang sama. Dan merekapun memiliki akses untuk memperbaiki
nasibnya dan menjadi lebih sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai