Anda di halaman 1dari 4

LATAR BELAKANG

AMBIL DARI PROSES PERUMUSAN PANCASILA

RUMUSAN MASALAH
1. APA ITU SEMANGAT KEKELUARGAAN DAN GOTONG ROYONG?
2. BAGAIMANA KAITANNYA SEMANGAT KEKELUARGAAN DENGAN NILAI
MORAL PANCASILA?
3. MENGAPA SEMANGAT KEKELUARGAAN PENTING DITERAPKAN DALAM
KEHIDUPAN MASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA?

1.Semangat kekeluargaan dan gotong royong


manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa, selain sebagai makhluk individu (pribadi) juga sebagai
makhluk sosial (zoon politicon). Sebagai makhluk pribadi setiap manusia berbeda dengan manusia yang
lain. Meski begitu, karena manusia adalah makhluk sosial, manusia selalu mempunyai keinginan untuk
berhubungan dengan manusia lain. Demikian juga bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah keluarga
besar di dalam rumah bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang masyarakatnya bercorak
Bhinneka Tunggal Ika. Masyarakat Indonesia selalu bergaul dan bekerja sama serta saling bantu
membantu antara sesamanya. Sebagai keluarga besar, bangsa Indonesia harus bahu-membahu yang
dijiwai oleh semangat kekeluargaan dan gotong royong. Semangat kekeluargaan dan gotong royong harus
selalu dikembangkan dan dipraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Semangat kekeluargaan dan gotong royong di kehidupan


Semangat kekeluargaan dan gotong royong telah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. Sikap ini
telah lama berkembang sejak kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia. Sekarang, semangat
kekeluargaan dan gotong royong telah dipraktikkan dalam berbagai bidang kehidupan sehari-hari. Gotong
royong berarti bekerja bersama-sama, tolong menolong dan bantu-membantu secara ikhlas baik untuk
kepentingan bersama maupun untuk keperluan orang-perorang. Segala tugas akan lebih ringan bila
dikerjakan secara bersama-sama yang dijiwai rasa saling memerlukan dan saling membantu. Praktik
semangat kekeluargaan dan gotong royong dapat ditemukan dalam berbagai kegiatan dan kehidupan
masyarakat. Misal di lingkungan keluarga, rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), desa, sekolah bahkan
masyarakat, bangsa dan negara. Semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan juga dikembangkan
dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang keagamaan, keamanan, pertanian dan lainnya

Nilai luhur gotong royong


Begitu kuatnya sifat kegotongroyongan yang membudaya di kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan di
beberapa daerah telah terbentuk lembaga-lembaga kegotongroyongan. Contoh, di Jawa dikenal sambatan,
njurung, sinoman dan saya. Subak di Bali dan Mapalus di Sulawesi Utara, dan lain-lain. Semangat
kekeluargaan dan gotong royong mengandung nilai-nilai luhur yang patut dilestarikan oleh bangsa
Indonesia yang beragam. Nilai-nilai luhur gotong royong yang dimaksud, antara lain:
1. Adanya sikap kerja sama yang tinggi
2. Menjunjung tinggi sikap kekeluargaan
3. Sikap hormat menghormati teman kerja
4. Mengutamakan kerja keras
5. Mengutamakan kepentingan bersama
6. Kepentingan diri sendir menjadi nomor dua
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/20/110000769/semangat-kekeluargaan-dan-gotong-royong-
dalam-berbagai-kehidupan

2. Ciri pokok Pancasila adalah keadilan dan kesejahteraan sosial dengan semangat kekeluargaan yang
merupakan perpaduan prinsip ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan, kerakyatan/demokrasi politik dan
ekonomi dalam satu kesatuan.
https://www.republika.co.id/berita/qbw9lh385/soepomo-ki-bagoes-bung-karno-dasar-negara-dan-
pancasila

Pancasila mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan masyarakat, dan dengan
lingkungannya. Pancasila merupakan pedoman rakyat Indonesia yang menjadi arah dan panutan setiap
warga negara.
Pancasila menjadi dasar negara Republik Indonesia yang memiliki lima sila untuk diamalkan dalam sikap
dan perilaku sehari-hari. Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk merespons suatu objek, situasi,
konsep, atau orang, baik menyukai atau tidak menyukai, seperti dikutip dari buku Framework Pendidikan
Kewarganegaraan Abad 21.

Bangsa Indonesia sudah bertekad untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar negara
dan ideologi negara. Nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila adalah nilai keadilan.

Contoh sikap yang mencerminkan sila kelima Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong-royong

2. Peduli terhadap penderitaan yang dialami orang lain

3. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan pihak umum

4. Menghormati jerih payah kerja keras seseorang

5. Mengembangkan perbuatan-perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan

6. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

7. Menghormati hak-hak orang lain

8. Suka memberi pertolongan kepada orang lain


9. Tidak bersifat boros

10. Suka bekerja keras

11. Tidak bergaya hidup mewah

12. Pantang menyerah mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial

13. Bersikap adil terhadap siapa saja

14. Menghargai karya orang lain

Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila yang sesuai dengan sila kelima yaitu menjunjung tinggi
keadilan sosial, semangat gotong royong, dan saling menghargai serta menghormati hak dan kewajiban
serta upaya keja keras satu sama lain.

3. semangat kekeluargaan merupakan cetakan dasar dan karakter ideal keIndonesiaan, Ia bukan saja dasar
statis yang mempersatukan, melainkan juga dasar dinamis yang menuntun ke arah mana bangsa ini
berjalan.  kekeluargaan merupakan jantung ke-Indonesiaan, kehilangan semangat kekeluargaan dalam
kehidupan kenegaraan dan kebangsaan Indonesia merupakan kehilangan segala-galanya. Kehilangan yang
membuat biduk perahu kebangsaan limbung, terombang-ambing gelombang perubahan tanpa jangkar dan
arah tujuan.
https://investor.id/archive/kekeluargaan-kunci-persatuan-kemajemukan-indonesia
Prof. Dr. Soepomo dalam sidang BPUPKI pada 31 Mei 1945, mengemukakan tiga teori mengenai
pengertian negara. Salah satunya ialah teori integralistik. Secara garis besar, teori integralistik
menjelaskan tentang hubungan antara masyarakat dengan penguasa negara, sehingga membentuk satu
kesatuan utuh yang didukung oleh rasa kekeluargaan serta kebersamaan. Sebelum mengemukakan teori
integralistik, Soepomo menjelaskan dua teori lainnya tentang pengertian negara, yakni teori
individualistik atau teori perseorangan serta teori kelas atau teori golongan. Soepomo menjelaskan jika
teori individualistik didasarkan pada adanya kontrak sosial yang terjalin antar seluruh perseorangan dalam
masyarakat. Sedangkan teori kelas beranggapan jika negara merupakan alat yang digunakan golongan
atau kelas tertentu untuk menindas golongan lainnya yang mungkin lebih lemah. Sehingga, teori
integralistik lebih menitikberatkan kepentingan golongan dari pada kepentingan individu.
teori integralistik. Teori ini memiliki enam poin penting, yakni: Negara merupakan susunan masyarakat
yang bersifat erat serta integral atau menyeluruh antar semua golongan. Seluruh anggota masyarakat
merupakan satu kesatuan utuh yang bersifat organis. Kepentingan yang berkaitan dengan satu kesatuan
atau persatuan masyarakat menjadi hal yang diutamakan. Negara tidak memihak golongan tertentu.
Negara tidak mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan masyarakat. Negara mengutamakan
keselamatan dan kehidupan bangsa sebagai bentuk satu kesatuan yang harus diutamakan. Negara dan
rakyat saling bersatu membentuk persatuan. Negara mengatasi (memiliki posisi lebih tinggi)
dibandingkan dengan seluruh golongan dalam berbagai bidang.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/23/143025669/teori-integralistik-menurut-soepomo.

Anda mungkin juga menyukai