Anda di halaman 1dari 52

Isi Pancasila, Sila dan Butir-Butir Pengamalan Pancasila

Posted in Sejarah // 0 Comments

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sanskerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. tanggal 1
Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Pancasila

Ada lima sendi utama penyusun Pancasila atau secara umum merupakan isi Pancasila:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa,


2. kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. persatuan Indonesia,
4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sendi utama Pancasila tersebut tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan)
Undang-undang Dasar 1945.

Butir-butir pengamalan Pancasila


kelima asas dalam Pancasila dijabarkan menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman
praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Ini ditetapkan dalam Ketetapan MPR no. II/MPR/1978
tentang Ekaprasetia Pancakarsa.

A. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

B. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

C. SILA PERSATUAN INDONESIA

1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di


atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

D. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN


DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN

1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.


2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran
dan keadilan.

E. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme,komunisme dan
fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiribagi bangsa Indonesia. Disamping itu
yang patut diwaspadai adalah pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang kini semakin
kuat.
Ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh asing untuk dikotak kotakan tidak saja oleh
konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan terhadapke Tuhanan Yang Maha Esa.
Di saat negara membutuhkan soliditas dan persatuan hingga sikap gotong royong,
sebagian kecil masyarakat terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih mengutamakan
kelompoknya, golonganya bahkannegara lain dibandingkan kepentingan negaranya. Untuk itu
sebaiknyasetiap komponen masyarakat saling berinterospeksi diri untuk dikemudian bersatu
bahu membahu membawa bangsa ini dari keterpurukan dan krisis multidimensi.Seperti yang
telah kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagaimacam suku bangsa, adat istiadat
hingga
berbagai macam agama dan aliran kepercayaan.
Dengan kondisi sosiokultur yang begitu heterogen dibutuhkan sebuah ideologi yang
netral namun dapat mengayomi berbagai keragaman yang ada di Indonesia.Seandainya saja
Bangsa Indonesia benar-benar meresapkan nilai-nilaiyang terkandung dalam Pancasila,
tentunya
degradasi moral dan kebiadaban masyarakat kita dapat diminimalisir. Kenyataannya sekarang
yaitu setelah era reformasi, para reformator alergi dengan semua produk yang berbau orde baru
termasuk P4 sehingga terkesan meninggalkannya begitu saja. Belum lagi saat ini jati diri
Indonesia mulai goyah ketika sekelompok pihak mulai mementingkan dirinya sendir untuk
kembali menjadikan negara ini sebagai negara berideologi agama tertentu.
Bagaimana membuat nilai-nilai ini bisa kembali menjadi pedoman dan pengamalan
dalam keseharian kehidupan kita? Saya rasa perlu suatu pemerintahan otoriter di Indonesia
untuk
memprogram ulang otak bangsa kita dengan suatu dokrin nilai - nilai sosial dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat di negara Indonesia yang nyata- nyata sangat plural
ini.
Pemerintahan otoriter sangat diperlukan ketika berhadapan dengan masyarakat yang tak
bermoral, tak terkendali tak mau diatur, dan merasa dirinya adalah kebenaran itu sendiri tanpa
sadar bahwa mereka hidup bersama dengan orang lain. Semoga saja bangsa Indonesia tidak
separah itu.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui masalah keadilan sosial di
Indonesia yang mencakup pemerataan pembangunan, untuk kemakmuran yang berkeadilan
bagi
seluruh rakyat Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Kemerdekaan yang telah diraih harus dijaga dan diisi dengan pembangunan yang
berkeadilan dan demokratis serta dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan.
Munculnya Demokrasi Lokal dengan keluarnya UU No 32 Tahun 2004 tentang Otonomi
Daerah.
UU yang dahulunya mengamanatkan kebijakan sentralisasi oleh pemerintah pusat, kini telah
diserahkan kembali ke masing-masing daerah. UU ini diharapkan membuka ruang agar
terjadinya pemerataan pembangunan sosial di seluruh daerah yang dianggap tertinggal akibat
sentralisasi pada zaman orde baru. Namun Sampai saat ini pembangunan masih
berkonsentrasi di
daerah pusat khususnya di Ibukota dan sekitarnya, keadaan seperti ini sangatlah jauh dari apa
yang dicita-citakan dalam tujuan nasional Indonesia mengenai usaha-usaha untuk pemerataan
pembangunan.
Salah satu contoh ketidakmerataan pembangunan Indonesia dengan pembangunan masih
berpusat di pulau Jawa, dimana banyak terdapat fasilitas yang memadai seperti fasilitas
pendidikan dan kesehatan sedangkan pulau kecil tidak menglami pemerataan pembangunan,
sehingga segala kebutuhan hidup penduduk sulit untuk didapatkan, seperti pelayanan
kesehatan
ataupun sarana pendidikan seperti daerah-daerah di Indonesia yang masih terpencil. Mereka
harus bersusah payah untuk mendapatkan fasilitas seperti layanan kesehatan, pendidikan atau
fasilitas-fasilitas lainnya mengingat jumlahnya yang sangat minim dan tempatnya yang jauh
dari
pemukiman penduduk ketimpangan pengelolaan merupakan wujud paling nyata dari
kelemahan
internal kekuasaan yang diharapkan mampu melaksanakan agenda pembangunan nasional.
Rezim kekuasaan tidak sungguh-sungguh memecahkan masalah konsentrasi spasial
pembangunan nasional yang hanya terfokus di wilayah-wilayah kota besar. Akibat yang
ditimbulkan bukan hanya bertali-temali dengan urbanisasi yang masih dan berskala besar
serta
bahkan tidak terbendung dari tahun ke tahun.
Berkaca dari pengalaman tahun 2011 pemerintah harus lebih memfokuskan
pembangunan untuk pulau-pulau kecil untuk tahun 2012. Pembangunan ini untuk pemerataan
yang selama ini belum terjadi. Pemerintah harus memprioritaskan alokasi penggunaan dana
untuk pendidikan dan kesehatan. Kebijakan pemerintah harus dibuat supaya pendidikan dan
kesehatan dapat lebih dirasakan langsung oleh masyarakat. Melalui program pemerataan
pendidikan dan pemerataan fasilitas pendidikan dan kesehatan diharapkan dapat menciptakan
sumber daya manusia yang produktif. Sumber daya manusia yang produktif merupakan
modal
utama dalam keberhasilan pembangunan jangka panjang. Pembangunan yang dilaksanakan
saat
ini belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Ketimpangan dan ketidakadilan masih
banyak
terjadi, terutama di kawasan timur Indonesia. Ketimpangan dan kesenjangan itulah yang
sering
memicu munculnya konfl ik sosial di masyarakat. Ketertinggalan yang dialami saudara kita
di
kawasan tersebut terjadi karena lemahnya komitmen pemerintah pusat untuk melakukan
pemerataan pembangunan di sana. Pemerintah tidak mengimplementasikan sila keadilan
sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Daerah yang kaya akan hasil bumi ternyata tidaklah mendapatkan apa-apa dari apa yang
mereka miliki. Contoh, Papua kaya akan tambang emas. Namun kenyataan yang ada banyak
rakyat mereka yang hidup susah. Mereka benar-benar tidak mendapatkan hasil dari bumi
mereka
sendiri. Jika dibandingkan dengan kota Jakarta, Jakarta tidak mampu menghasilkan emas
seperti
halnya Papua. Tetapi dibalik semua kekurangannya tersebut, Jakarta mampu melakukan
pembangunan secara besar-besaran hanya karena dikatakan sebagai ibukota negara.
Sedangkan
daerah yang menjadi sumber penghasilan negara yang ada ditempat jauh, diabaikan layaknya
anak tiri oleh ibunya.
Ketidakadilan pemerataan pembangunan ini mengakibatkan jurang ketidakadilan
semakin besar yaitu kondisi masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan. Kurangnya
perhatian
pemerintah terhadap mereka, seperti di perbatasan Kalimantan dan Serawak, mengakibatkan
banyak dari mereka yang memilih menjadi warga negara Malaysia yang disebabkan
pemerintah
pusat tidak memberikan perhatian serius kepada mereka.
Pengalaman sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang antara lain mencakup
upaya untuk mengembangkan petumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang dikaitkan
dengan
pemerataan pembangunan dan hasil menuju kepada tercapainya kemakmuran yang
berkeadilan
bagi seluruh rakyat Indonesia dalam system ekonomi yang disusun sebagai uasaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan. oleh karena itu, maka hakekat pembangunan nasional
adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seutuhnya,
dengan pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman pembangunan nasional.
Pembangunan nasional dilaksanakan merata di seluruh tanah air dan tidak hanya untuk
suatu golongan atau sebagaian dari masyarakat, tetapi untuk seluruh masyarakat, serta harus
benar-benar dapat dirasakan seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan
sosial, yang menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia .
Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana menyeluruh terpadu, terarah,
bertahap, dan berlanjut untuk memacu peningkatan kemapuan nasional dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sedarat dengan bangsa lain yang lebih maju.
Pembangunan nasional dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah.
Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah yang memunjang. Kegiatan
masyarakat dan kegiatan pemerintah saling menunjang, saling mengisi dan saling melengkapi
dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya pembangunan nasional. Pembanguanan
nasional diselenggarakan secara bertahap dalam jangka panjang 25 tahun dan jangka sedang
5
tahun, dengan mendayagunakan seluruh sumberdaya nasional untuk mewujudkan tujuan
pembangunan nasional.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1) Penting bagi pemerintah untuk segera melebarkan sayap pembangunan ke daerah-daerah
selain Pulau Jawa, seperti pembukaan sejumlah pusat ekonomi dan produksi di luar Jawa
demi pencapaian pemerataan pembangunan yang berkeadilan bagi masyarakat di seluruh
wilayah NKRI ini
2) Dampak dari ketidakmerataan pembangunan seperti disparitas regional, urbanisasi,
kemiskinan, kesenjangan sosial dan persoalan sosial lainnya akan dapat lebih teratasi jika
mengedepankan pembangunan nasional dan pembangunan ekonomi.
3) Pemerintah harus melindungi kebutuhan dasar hidup masyarakat di kawasan Timur
Indonesia yang sangat bergantung pada eksplorasi sumber daya alam.
4) Pembangunan nasional merupakan pencerminana kehendak untuk terus menerus
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adail dan merata,
serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraaanya Negara yang maju
dan demokratis berdasarkan pancaasila.
B. Saran
Peranan infrastruktur transportasi dalam pemerataan pembangunan sangatlah penting.
Jalan, jembatan, penerbangan perintis, pelabuhan dan transportasi laut berperan sangat
strategis untuk memfasilitasi mobilisasi barang, modal dan manusia antar daerah-pulau di
wilayah Indonesia. Bagaimana menggeser paradigma pembanguanan nasional yang
menitikberatkan kawasan Barat menuju Tengah dan Timur Indonesia menjadi prioritas dalam
pemerataan pembangunan ekonomi nasional.

DAFTAR PUSTAKA
http://sosbud.kompasiana.com/2012/05/24/pemerataan-pembangunan-indonesia/
http://lintasan008.blogspot.com/2011/01/makalah-panca-sila-sila-ke-5.html
http://edukasi.kompasiana.com/2010/06/24/pancasila-menangis/
http://hmhblajarblog.blogspot.com/2012/06/makna-pembangunan-nasional.html
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/83881

MAKALAH PANCASILA

LETAK GEOGRAFIS INDONESIA DILIHAT DARI SUDUT PANDANG


PANCASILA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Letak geografis indonesia yang berbentuk kepulauan ini menimbulkan adanya
perbedaan antara satu wilayah dengan lainnya. Negara Kesatuan Republik Indonesia
mempunyai wilayah yang sangat luas dibandingkan dengan negara - negara lain,
yang terbentang mulai dari Sabang sampai Merauke. Diapit oleh dua benua dan dua
samudera yang memiliki 2 musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau ini
memang negara yang banyak akan kekayaan daerahnya, lebih dari 300 suku tinggal
di Indonesia mulai dari pelosok daerah hingga perkotaan yang sekarang mulai
tertinggal oleh zaman dan digantikan dengan budaya barat. Hal ini juga
memperlihatkan bahwa bangsa Indonesia itu terdiri dari banyak suku bangsa yang
Multikultural (memiliki banyak suku), mempunyai bahasa yang berbeda-beda,
kebiasaan dan adat istiadat yang berbeda, kepercayaan yang berbeda, kesenian, ilmu
pengetahuan, mata pencaharian dan cara berpikir yang berbeda-beda. Pada zaman
dahulu negara Indonesia untuk menjadi sebuah negara yang merdeka dari semua
penjajahan yang terjadi, Indonesia harus mempunyai wilayah, penduduk dan
pemerintah.
Karena cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan yang berdasarkan Pancasila dengan itu bangsa Indonesia
sadar akan pentingnya kesatuan. Menurut faktor diatas letak geografis indonesia yang
berupa negara kepulauan ini menyimpan banyak keragaman sumber daya alam,
budaya dan bahasa. Perbedaan yang ada pasti akan menimbulkan berbagai masalah
yang mengancam bangsa ini. Pancasila satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa
dan negara yg melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
Dengan demikian bangsa Indonesia membuat cita-cita yang luhur dalam bentuk dasar
negara yaitu Pancasila. Sila ke-3dan ke-5 yang berbunyi Persatuan Indonesia dan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan tujuan yang paling tepat
untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Keutuhan bangsa indonesia ini perlu
dijaga oleh bangsa itu sendiri dari dalam jiwanya. Semua itu akan didapatkan bila
bangsa indonesia ini bangga atas negaranya, tetap menjaga persatuan antar bangsa
Indonesia, dan menciptakan jiwa toleransi antar sesama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa dampak letak geografis bagi kesejahteraan penduduk di Indonesia ?
2. Bagaimana nilai dari sila ke tiga yang berbunyi Persatuan Indonesia dan sila ke lima
yang berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ?
3. Bagaimana relevansi antara letak geografis daerah di Indonesia dengan sila ke tiga
dan ke lima Pancasila ?

C. Tujuan
1. Mengetahui dampak letak geografis bagi kesejahteraan penduduk di Indonesia.
2. Mengetahui nilai dari sila ke tiga yang berbunyi Persatuan Indonesia dan sila ke lima
yang berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .
3. Mengetahui relevansi antara letak geografis daerah di Indonesia dengan sila ke tiga
dan ke lima Pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak Geografis Indonesia


Letak geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas
dengan 2/3 luas wilayah berupa lautan dan sisanya berupa daratan. Jumlah pulau
yang berada di Indonesia lebih dari 18.000 ribu pulau tersebar didekat pulau-pulau
besar dan juga di daerah perbatasan. Letak ini menimbulkan banyak peristiwa yaitu
berupa ancaman keutuhan NKRI, perbedaan pemahaman, adat istiadat yang
berbeda, dan tentunya beragam bahasa lokal. Sebenarnya perbedaan inilah yang
menjadikan Indonesia kaya akan sumber dayanya baik manusia maupun sumber
daya alamnya. Namun ancaman akan terus bedatangan dalam menggoyahkan
persatuan indonesia baik dari luar maupun dari dalam negeri ini. Banyak budaya luar
yang masuk ke daerah-daerah lokal di indonesia. Budaya ini dapat bersifat sebagai
ancaman ketika bangsa indonesia sendiri melupakan budaya asli daerah itu sendiri.
Kemudian ancaman juga terjadi didalam negeri ini dimana politisasi antar bangsa
menyebabkan terjadinya perpecahan.
Keadaan ini sudah disadari oleh para pahlawan negara indonesia sehingga
terbentuk pancasila yang digunakan sebagai dasar negara. Untuk itu penting dalam
mempelajari pendidikan pancasila yang berkaitan dengan letak geografis bangsa
indonesia ini. pemahaman harus ditanamkan sejak awal kepada generasi-generasi
muda bangsa indonesia. sila ketiga yang berbunyi persatuan indonesia ini
mengisyaratkan bahwa bangsa indonesia harus menjaga semangat persatuan
indonesia. walaupun negara ini memiliki daerah yang luas dan terpisah-pisah
keutuhan NKRI harus tetap terjaga.
Akibat dari letak geografis ini pula menyebabkan terjadinya berbagai
permasalahan di setiap daerahnya, seperti adanya kesenjangan atau ketimpangan
wilayah. Kesenjangan atau ketimpangan adalah sesuatu hal yang wajar, baik dari
sumber daya alam maupun dari faktor geografis. Sumber daya alam antar wilayah
tidaklah sama, begitu pula dengan lokasi suatu wilayah yang pasti memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Dengan begitu wajar apabila suatu wilayah
mempunyai kesempatan berkembang yang berbeda dengan wilayah yang lain,
sehingga memungkinkan terjadinya kesenjangan. (Hirchman, 1967:184)
Permasalahan utama dari ketertinggalan pembangunan di wilayah perbatasan
adalah arah kebijakan pembangunan kewilayahan yang selama ini cenderung
berorientasi kepada daerah pusat sehingga seolah-olah kawasan perbatasan hanya
menjadi halaman belakang dari pembangunan negara. Akibatnya, wilayah-wilayah
perbatasan dianggap bukan merupakan wilayah prioritas pembangunan oleh
pemerintah pusat maupun daerah. Sementara itu pulau-pulau kecil yang ada di
Indonesia sulit berkembang terutama karena letak geografisnya sangat terisolir dan
sulit dijangkau. Diantaranya banyak yang tidak berpenghuni atau sangat sedikit jumlah
penduduknya, serta belum tersentuh oleh pelayanan dasar dari pemerintah.
Wilayah Perbatasan dan Terpencil Kondisinya Masih Terbelakang. Perhatian
berbagai pihak terhadap pembangunan di kawasan perbatasan pada beberapa tahun
terakhir ini semakin besar. Disamping memiliki potensi sumber daya alam yang besar,
kawasan perbatasan, termasuk pulau-pulau kecil terluar, merupakan wilayah yang
sangat strategis bagi pertahanan dan keamanan negara. Namun di beberapa wilayah
perbatasan terjadi kesenjangan pembangunan yang cukup besar dengan negara
tetangga yang dikhawatirkan dalam jangka panjang akan menimbulkan berbagai
kerawanan.
Banyak Wilayah Yang Masih Tertinggal. Kesejahteraan kelompok masyarakat
yang hidup di wilayah tertinggal memerlukan perhatian dan keberpihakan yang besar
dari pemerintah. Masyarakat yang berada di wilayah tertinggal pada umumnya
memiliki akses yang sangat terbatas kepada pelayanan sosial, ekonomi, dan politik
serta terisolir dari wilayah di sekitarnya. Kendala-kendala yang dihadapi dalam
pengembangan wilayah tertinggal, khususnya yang masih dihuni oleh komunitas adat
terpencil antara lain: (1) sulitnya mencari lahan bagi pemberdayaan komunitas adat
terpencil secara eksitu development, (2) belum diprioritaskannya pengembangan
wilayah tertinggal oleh pemerintah daerah karena tidak menghasilkan PAD secara
langsung, serta (3) belum optimalnya dukungan sektor terkait.

B. Nilai Pancasila
1. Persatuan Indonesia
Peri bahasa ini menggambarkan kekuatan dari persatuan . bahwa satu lidi
mudah dipatahkan,tetapi seikat lidi jauh lebih sulit untuk dipatahkan. Dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea II disebutkan bahwa perjuangan pergerakan Indonesia
telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
menghantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur . Berdasarkan
pernyataan yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut maka pengertian
Persatuan Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia merupakan faktor
yang penting dan sangat menentukan keberhasilan perjuangan rakyat Indonesia.
Persatuan merupakan suatu syarat yang mutlak untuk terwujud suatu negara
dan bangsa dalam mencapai tujuan bersama. Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia peranan persatuan Indonesia masih tetap memegang kunci pokok demi
terwujudnya tujuan bangsa dan negara Indonesia. Oleh kerena itu pengertian
Persatuan Indonesia sebagai hasil yaitu dalam wujud persatuan wilayah, bangsa, dan
susunan negara, namun juga bersifat dinamis yaitu harus senantiasa dipelihara,
dipupuk, dan dikembangkan.
Jadi makna Persatuan Indonesia adalah bahwa sifat dan keadaan negara
Indonesia harus sesuai dengan hakikat satu. Sifat dan keadaan negara Indonesia
yang sesuai dengan hakikat satu berarti mutlak tidak dapat dibagi, sehingga bangsa
dan negara Indonesia yang menempati suatu wilayah tertentu merupakan suatu
negara yang berdiri sendiri memiliki sifat dan keadaannya sendiri yang terpisah dari
negara lain di dunia ini. Sehingga negara Indonesia merupakan suatu diri pribadi yang
memiliki ciri khas, sifat dan karakter sendiri yang berarti memiliki suatu kesatuan dan
tidak terbagi-bagi. Makna Persatuan Indonesia dibentuk dalam proses sejarah yang
cukup panjang sehingga seluruh bangsa Indonesia memiliki suatu persamaan nasib,
satu kesatuan kebudayaan, kesatuan wilayah serta satu kesatuan asas kerokhanian
Pancasila yang terwujud dalam persatuan bangsa, wilayah, dan susunan negara.

2. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, manusia
Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan
perbuatannya yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
gotong royong. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga
kesinambungan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
Nilai yang terkandung dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan. Dalam sila ke-5 tersebut
terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup
bersama. Maka di dalam sila ke-5 tersebut terkandung nilai keadilan yang harus
terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan tersebut didasari
dan dijiwai oleh hakekat keadilan manusia yaitu keadilandalam hubungan manusia
dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat,
bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya. Konsekuensinya
nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama adalah meliputi:
1. Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal
yang sama diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan tidak
sama. Keadilan distributif sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antara negara
terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam
bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta
kesempatan dalam hidup bersama yang didasrkan atas hak dan kewajiban.
2. Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)
Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan
dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk
mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara. Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan subtansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil
setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya.
Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan untuk yang lainnya disebut
keadilan legal.
3. Keadilan Komulatif
Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya secara
timbal balik. Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asan
pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung
ekstrem menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan
pertalian dalam masyarakat.
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus
diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu
mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh warganya
dan wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya. Demikian pula nilai-nilai keadilan
tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara negara sesama bangsa di dunia dan
prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar
bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa,
perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan bersama).

C. Analisis
Letak geografis Indonesia yang luas dengan bentuk kepulauan, menyebabkan
banyak terjadi permasalahan di dalamnya. Penting dalam mempelajari pendidikan
pancasila yang berkaitan dengan letak geografis bangsa indonesia ini. Pemahaman
harus ditanamkan sejak awal kepada generasi-generasi muda bangsa Indonesia. Sila
ketiga yang berbunyi persatuan Indonesia ini mengisyaratkan bahwa bangsa
indonesia harus menjaga semangat persatuan indonesia. Walaupun negara ini
memiliki daerah yang luas dan terpisah-pisah keutuhan NKRI harus tetap terjaga.
Kondisi ini akan tetap ideal jika seluruh masyarakat indonesia berperan menjaga
pesatuan Indonesia.
Jiwa persatuan akhir-akhir ini sulit didapatkan karena contoh politik Indonesia
yang memprihatinkan. Hal ini berkaitan dengan keadilan yang didapat bangsa
indonesia di setiap daerahnya. Sistem politik yang kurang baik menyebabkan adanya
kesenjangan sosial antar daerah. Keadilan yang ada di indonesia ini belum merata
akibat letak geografis indonesia yang pulaunya tersebar luas. Pembangunan yang
terjadi masih berpusat dimana masyarakat yang dominan selalu diperhatikan
sedangkan masyarakat pelosok masih belum teratasi. Peran pancasila dengan isi
silanya merupakan hal yang sangat penting untuk tetap menjaga keutuhan bangsa ini.
tetapi yang harus di garis bawahi paling jelas pada sila yang ke dua yang berisi
persatuan Indonesia dan sila ke lima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Kedua sila ini merupakan dasar yang juga berkaitan erat dengan letak
geografis indonesia.
Permasalahan didalam negeri diakibatkan pemerintahan yang kurang baik
dalam menangani keadilan di Indonesia ini. Keadilan dapat diperoleh dari ketahanan
hukum di Indonesia. Namun pembahasan disini lebih kepada keadilan yang berkaitan
dengan letak geografis di Indonesia. Distribusi dana atau pembangunan memang
masih sulit di Indonesia ini. Menurut kacamata seorang mahasiswa pemerintah selalu
memilih jalur yang aman untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain. Sehingga
daerah yang sudah mapan selalu dibuat menjadi lebih baik dan sedikit
mengesampingkan daerah pelosok lainnya. Hal ini menimbulkan adanya kesenjangan
suatu wilayah di negeri ini. Daerah pelosok juga membutuhkan banyak dana untuk
pembangunannya sehingga ketika distribusi dana pemerintah dengan jumlah yang
sama diberikan akan membuat daerah pelosok ini merasa kurang diperhatikan.
Keadilan ini didapat bukan dengan cara membagi adil menjadi 2,3, atau 4 sesuai
wilayah tetapi melihat permasalahan geografis yang ada di wilayah tersebut.
Mengingat betapa sulitnya distribusi di negara kepulauan seperti Indonesia. Dengan
demikian sistem dari distribusi ini harus diperhatikan sangat mendalam oleh
pemerintah.
Keadilan ini juga akan berdampak kepada persatuan Indonesia. Sekarang ini
Indonesia sedang menghadapi ancaman yang paling berbahaya pada persatuan
antar bangsa. Pengaruh ini dapat terjadi karena faktor dari luar dan juga faktor dari
dalam bangsa ini sendiri. Budaya asing yang kerap masuk ini menjadi ancaman yang
sifatnya sangat halus. Sehingga secara perlahan bangsa ini akan terpengaruh dan
menyebabkan persatuan dari budaya terdahulu luntur. Ancaman dari luar bangsa
yang paling berbahaya yaitu pada budaya. Sejatinya bangsa ini memiliki budi luhur
yang tinggi,sikap teloransi antar sesama tinggi, dan kegiatan sosial yang baik. Namun
sikap ini telah berkurang karena tidak kokohnya budaya terdahulu yang diwariskan
oleh nenek moyang bangsa kita. Bangsa ini mulai meninggalkan budaya terdahulu
karena pemahaman budaya yang ada lebih baru dan menyenangkan. Telebih lagi
proses dari global ini bernaung pada kawasan generasi muda bangsa ini. kita telah
kehilangan satu wilayah yang menjadi negara baru yaitu Timor Leste. Letak startegis
bangsa ini menjadi tuduhan dari lepasnya wilayah tersebut. Memang faktor letak
sangat berpengaruh namun penanaman pemahaman pancasila ini yang sebenarnya
harus ditanamkan kepada seluruh bangsa Indonesia. Sebenarnya hati bangsa
Indonesia ini terletak pada kebudayaan terdahulu yang divisikan dengan dasar negara
Indonesia tetapi budaya terdahulu mulai luntur. Hal ini menyebabkan pendapat yang
diutarakan kurang memperhatikan toleransi antar sesama. Persatuan pada generasi
muda perlu dibangkitkan kembali dengan semangat pancasila.
BAB III
KESIMPULAN

1. Letak geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan
terpisah-pisah menyebabkan adanya perbedaan kesejahteraan pada penduduknya.
Terjadi kesenjangan/ ketimpangan wilayah antara wilayah pusat kota dengan wilayah
pedalaman atau pelosok, dimana daerah pelosok kesejahteraan penduduknya masih
tertinggal jauh dengan penduduk di daerah pusat karena arah kebijakan
pembangunan kewilayahan yang selama ini cenderung berorientasi kepada daerah
pusat sehingga mengesampingkan daerah pelosok Indonesia.
2. Sila persatuan Indonesia dan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
mengandung nilai sebagai berikut :
a. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai bahwa negara Indonesia merupakan suatu
diri pribadi yang memiliki ciri khas, sifat dan karakter sendiri yang berarti memiliki
suatu kesatuan dan tidak terbagi-bagi. Makna Persatuan Indonesia dibentuk dalam
proses sejarah yang cukup panjang sehingga seluruh bangsa Indonesia memiliki
suatu persamaan nasib, satu kesatuan kebudayaan, kesatuan wilayah serta satu
kesatuan asas kerokhanian Pancasila yang terwujud dalam persatuan bangsa,
wilayah, dan susunan negara.
b. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia di dalamnya terkandung nilai
keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan
tersebut didasari dan dijiwai oleh hakekat keadilan manusia yaitu keadilandalam
hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia
dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan
Tuhannya.
3. Letak geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan memiliki relevansi dengan sila
ke tiga dan ke lima pancasila. Sila ketiga yang berbunyi persatuan Indonesia ini
mengisyaratkan bahwa bangsa Indonesia harus menjaga semangat persatuan
Indonesia walaupun negara ini memiliki daerah yang luas dan terpisah-pisah keutuhan
NKRI harus tetap terjaga. Sementara sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia sangat menggambarkan kondisi yang seharusnya terjadi di Indonesia, di
mana meskipun Indonesia memiliki wilayah geografis yang terpisah-pisah, namun
keadilan seperti pembangunan haruslah merata. Peran pancasila dengan isi silanya
merupakan hal yang sangat penting untuk tetap menjaga keutuhan bangsa ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2012. Wawasan Nusantara. http://pancasilazone.blogspot.com/2012/04/wawasan-


nusantara.html. diakses tanggal 21 November 2013
Anonym. 2012. Nilai Pancasila sila ke tiga. http://ernap3.blogspot.com/2012/10/nilai-
pabcasilasila-ke-3_13.html. diakses tanggal 18 Desember 2013.
Hirchman, Albert. 1967. Development Projects Observed. Washington, D.C. : The Brookings
Institution.
Imawari. 2011. Nilai-Nilai Dasar Sila Ke-5. http://rohimamulyati.blogspot.com/2011/04/nilai-nilai-
dasar-sila-ke-5.html. diakses tanggal 18 Desember 2013.
Nickholan, Fendica. 2013. Kebijakan Pengurangan Ketimpangan Pembangunan.
http://fendhica.blogspot.com/2013/06/kebijakan-pengurangan-ketimpangan.html.
diakses tanggal 18 Desember 2013.

pemerataan Pembangunan di Negara Berkembang di Era Globalisasi Dalam


Menuju Pembangunan Manusia

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan merupakan suatu diantara konsep-konsep paling mendesak di zaman kita


sekarang ini. Pembangunan juga melingkup teknik-teknik, dan cara-cara mencapai tujuan manusia dan
kesejahteraan rakyat. Pembangunan diadakan sebagai wadah untuk perubahan, modernisasi, atau
pertumbuhan manusia yang dilakukan sdengan pemerataan ekonomi, pendidikan, serta lapangan
kerja.

Pertumbuhan yang dilakukan oleh pembangunan di Negara berkembang merupakan sebagai


realisasi potensi manusia. Pembangunan diciptakan merupakan proses multidimensi yang mencakup
perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial. Hal ini sering diterapkan di Negara sedang
berkembang di dunia ini.

Seluruh program yang dilakukakan oleh pemerintah di Negara berkembang itu harus
mempunyai akibat terhadap peluang pembangunan di negaranya. Seperti program untuk para petani,
pedagang dan semua yang terlibat di dalam Negara tersebut.
Sering kita melihat bahwa pembangunan di Negara berkembang yaitu kurangnya pemerataan
di satu daerah dengan daerah yang ada dalam Negara itu . kurangnya realitas pembangunan sehingga
banyak membuat masyarakat mengalami pertumbuhan ekonomi yang cenderung ke bawah, dan
terjadinya kesenjangan yang bertambah-tambah. Dan konsep perubahan harus diterapkan melalui
pemerataan dan merealisasikan pembangunan dan upaya-upaya yang susul-menyusul dalam
menciptakan pembangunan manusia di Negara berkembang. Dalam hal organisasi birokrasi dan
pemerataan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mewujudkan pembangunan manusia dinegara
berkembang.

Dengan alasan diatas penulis ingin melakukan penulisan lebih lanjut mengenai program
pemerataan yang dilakukan oleh pemerintah dalam Negara berkembang dalam menuju
pembangunan manusia.

A. PEMBAHASAN

Salah satu tujuan dari setiap Negara-negara berkembang mempunyai komitmen dan orientasi
terhadap pembangunan. Pembangunan yang dilaksanakan oleh setiap Negara-negara berkembang
mempunyai perbedaan principal yang dilandasi falsafah, hakikat, dan tujuan, strategi maupun
kebijaksanaan dan program pembangunannya. Namun demikian pembangunan yang dilakukan oleh
Negara-negara berkembang secara global merupakam suatu proses kegiatan yang terencana dalam
upaya pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial dan modernisasi bangsa guna peningkatan kualitas
hidup manusia dan kesejahteraan rakyat.

Pada awalnya, pembagunan hanya difokuskan terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, pada
hakikatnya pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial kumulatif dengan ekonomi dan
demokrasi politik. Kegiatan pembangunan merupakan suatu proses yang saling terkait, strategi dalam
pertumbuhan ekonomi dalam konsep pembangunan menimbulkan kelompok Negara maju dan
berkembang, dan utnuk Negara berkembang dalam melakukan pemerataan maka Negara
berkembang menerapkan konsep paradigma pertumbuhan (Growth paradigm), dengan melihat
pertumbuhan pendapatan nasional (Gross National Product or GNP) yang didukung dan dilakukan
dengan cara kebijaksanaan investasi, transfer teknologi dan perdagangan untuk industrialisasi.

Pengetahuan mengenai pembangunan ini berbeda dengan modernisasi, pembangunan pada


dasarnya mencakup pengertian menjadikan, mengerjakan. Perampasan, kesewenangan, kemelaratan
merupakan sesuatu yang menandakan keterbelakangan.

Pelaksanaan pemerataan pembangunan di Negara berkembang dengan strategi


pertumbuhan ekonomi, tidak terlaksana dan tidak sesuai dengan harapan sekelompok masyarakat
miskin.

Pengamatan para ahli sosial ekonomi, khususnya hasil penelitian pada Negara berkembang
mengabaikan masalah pemerataan baik berupa masalah kemiskinan, pengangguran dan
kettidakmerataan pembagian pendapatan. Strategi pertumbuhan ekonomi memberi peluang
terhadap masalah pemerataan, karena hasil pembangunan terkonsentrasi pada sekelompok orang,
sehingga masalah pembangunan pada Negara berkembang semakin kompleks yang ditandai
pengangguran, urbanisasi, kemiskinan dan kerusakan lingkungan.

Hal yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah ketidakmerataan pembangunan


yang terjadi pada Negara berkembang adalah peningkatan strategi pertumbuhan ekonomi dan
mengembangkan pertumbuhan ekonomi menjdai pertumbuhan dan pemerataan pembangunan (
growth and equity of strategy development). Pada strategi ini pertumbuhan ekonomi Negara
berkembang menuju Negara industrialisasi, dengan tujuan pemerataan pembangunan dalam bidang
pendapatan, kesehatan, keadilan, pendidikan, berusaha, keamanan, kesejahteraan sosial, maupun
kelestarian lingkungan yang ditandai oleh struktur perubahan ekonomi sosial.

Strategi diatas merupakan adanya pemikiran yang lebih diorientasikan pada investasi sumber
daya manusia dan pembangunan sosial dalam proses pembangunan. Dengan memperhatikan pada
perencanaan dan pelaksanaan serta pengelolaan proyek dan program untuk mewujudkan perubahan
yang nyata dan bermakna di lingkungan rakyat.

Kemiskinan dapat merendahkan harkat manusia, dengan demikian perubahan haruslah


ditingkatkan dengan memperhatikan pada individu, dan pembangunan dilakukan sebagai peningkatan
kemampuan orang untuk mempengaruhi masa depan untuk menuju pembangunan manusia.
Pemerataan pembangunan sebagai suatu peningkatan kapasitas untuk mempengaruhi kehidupan
manusia di masa yang akan dating yang mempunyai beberapa implikasi tertentu yaitu :

1. Memberikan perhatian terhadap kapasitas, terhadap apa yang perlu dilakukan untuk
mengembangkan kemampuan dan tenaga guna membuat perubahan.
2. Mencakup keadilan (equity), perhatian yang berat sebelah kepada kelompok tertentu akan
memecah belah masyarakat dan mengurangi kapasitasnya.

3. Penumbuhan kuasa dan wewenang, dalam pengertian bahwa hanya jika masyarakat
mempunyai kuasa dan wewenang tertentu maka akan didapat manfaat dari pembangunan.

Dari hal diataas maka pembangunan berarti pemerataan terwujud dengan memberi perhatian yang
sungguh-sungguh terhadap saling ketergantungan di dunia serta perlunya menjamin bahwa masa
depan dapat ditunjang kelangsungannya. Sehingga kapasitas apapun yang tercapai akan cepat
terwujud di Negara berkembang dan dapat mengatasi masalah-maslah keterbelakangan sumber-
sumber daya yang ada.

Program dan Manfaat dari pemerataan pembangunan yang dilakukan pemerintah di Negara
berkembang yaitu:

1. Kapasitas

Pembangunan mencakup pengembangan kapasitas untuk menentukan masa depan suatu Negara.
Dalam hal ini kapasistas mencakup faktor-faktor ekonomi seperti fasilitas-fasilitas produksi. Dalam
Negara berkembang sangat sulit baginya untuk meningkatkan penguasaan di masa depan jika faktor
produksinya lemah, dan kebutuhan-kebutuhan tidak terpenuhi. Jadi pembangunan meliputi perhatian
atas produksi dan pertumbuhan. Pembangunan juga mencakup kapasitas bangsa dan komunitas
untuk membangun lembaga-lembaga politik dan bertanggung jawab atas produksi dan alokasi.
Dengan demikian pembangunan mempunyai aspek mikro maupun makro dan terciptanya perubahan
dalam individu, masyarakat maupun bangsa.

2. Keadilan

Pembangunan menyangkut masalah-masalah distribusi, dan pembangunan juga hsrus menciptakan


keadilan, keadilan juga merupakan konsep normative yang menyiratkan bahwa jaminan akan
meluasnya keseimbangan dalam hal akses dan manfaat adalah suatu nilai tersendiri.

3. Pertumbuhan kuasa dan wewenang (empowerment)


Pembangunan juga berarti pertumbuhan kekuasaan dan wewnang bertindak yang lebih besar kepada
kauum bawah. Untuk menciptakan pertumbuhan maka haruslah meluruskan keputusan-keputusan
alokasi yang sangat tidak adil dengan menjadikan rakyat mempunyai pengaruh dalam kekuasaan.

4. Kelangsungan yang tertunjang (sustainability)

Banyak di antara sumber-sumber daya alam itu yang tidak dapat diperbarui, keterbatasannya
mendorong kita untuk memikirkan prospek hari depan yang tertunjang kelangsungannya. Karena
dinegara berkembang sedang dirintis program pembangunan yang industrialisasi, namun dengan
mengorbankan sumber daya alam yang ada.

5. Saling ketergantungan

Saling ketergantungan menawarkan potensi besar dan sekaligus konflik yang mencekam, saling
ketergantungan dalam hubungan antar manusia memungkinkan orang tampil dan menjadi seseorang
yang lebih berarti. Saling ketergantungan mempunyai fungsi membuka kemungkinan. Negara
berkembang harus memperhatikan tingkat ekonomi sebelum meningkatkan ketergantungan.

Strategi peembanguna pada Negara berkembang mulai bergeser dari strategi pemerataan
pertumbuhan ekonomi menjadi strategi pemerataan pembangunan yang menuju pembangunan
manusia. Strategi ini merupakan adanya pemikiran yang lebih diorentasikan pada investasi sumber
daya manusia dan pembangunan sosial dalam proses pembangunan.

Diterapkannya konsep pembangunan di Negara berkeembang dengan strategi pertumbuhan dan


pemerataan atau growth and equity, namun ternyata ketergantungan Negara berkembang
terhadap Negara maju berupa pola konsumsi, investasi, bantuan luar negeri dan pinjaman. Hal ini
dapat dikhawatirkan karena terjadinya pengurasan sumber daya alam yang mengancam kelangsungan
pembangunan.

Pemerataan dalam pembangunan juga dapat dilaksanakan dengan diterapkannya pembangunan


berkelanjutan (sustainable development) yang didukung dengan pendekatan konsep pembangunan
manusia atau human development. Pembangunan konsep ini melakukan pembangunan dengan
pemerataan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, seperti harapan hidup, angka kematian bayi
dan buta huruf. Dengan contoh Negara berkembang di Indonesia sebagai Negara berkembang yang
menganut konsep pembangunan yang lebih luas dan menyeluruh yang meneempatkan manusia
sebagai pribadi, makhluk sosial dan religious, sehingga arah pembangunan adalah pembangunan
manusia seutuhnya dan seluruhnya dengan menguusahakan pembangunan fisik dan non fisik serta
kesejahteraan.

Pada Negara-negara berkembang lainnya saat sekarang ini dalam mewujudkan pemerataan dalam
menuju pembangunan manusia lebih diarahkan pada pembangunan sosial dan lingkungan agar
mendukung pertumbuhan ekonomi, dengan strategi sustained development yang ciri-cirinya sebagai
berikut :

a. Pembangunan yang berdimensi pelayanan sosial dan diarahkan pada kelompok sasaran melalui
pemenuhan kebutuhan pokok berupa pelayanan sosial disektor kesehatan dan gizi, sanitasi,
pendidikan, dan pendapatan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

b. Pembangunan yang ditujukan pada pembangunan sosial seperti mewujudkan keadilan, pemerataan
dan peningkatan budaya, serta menciptakan kedamaian.

c. Pembangunan yang diorientasikan pada manusia untuk berbuat (subbjek pembangunan) melalui
people centered development dan promote the empowerment people.

Sementara David C. Korten (1991) dalam prespektifnya dalam buku strategi pembangunan
dan kemiskinan. Yaitu perspektif centered development bahwa arah pembangunan di Negara
berkembang untuk mendukung pemerataan dan pertumbuhan dalam rangka kelangsungan
pembangunan yang serba global, yang yang lebih penting pada segi transformasi kelembagaan, nilai,
terknologi, perilaku manusia yang konsisten terhadap kualitas kehidupan sosial dan lingkungannya.
Maka aktivitasnya andalannya yaitu: social service, social lerning, empowerment, capacity and
institutional building. Upaya pembangunan sosial, pengembangan kelembagaan dan pendidikan sosial
dalam rangka menumbuhkan partisipasi, kemandirian dan etos kerja sangat konsisten bagi
pembangunan yang bertujuan mewujugkan pembangunan manusia.

Menurut PBB Dalam rangka untuk mengatasi masalah sosial-ekonomi dari kesenjangan
kemiskinan, urbanisasi, pengangguran, pendidikan, kesehatan dan pendapatan masyarakat dilakukan
dengan perkuatan kebijaksanaan desentralisasi industiralisasi yang didukung oleh keterkaitan antara
sektor industri dan sektor pertanian, teknologi dengan keterampilan, industri besar-menengah
dengan kecil, kebutuhan dasar barang jadi dengan komoditi, sektor metropolitan-perkotaan dengan
pedesaan, sehingga hasilnya berkuranya angka kemiskinan, peningkatan sumber daya manusia
ditingkat lokal, pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Negara berkembang.

Negara berkembang pada umumnya memiliki jumlah penduduk banyak, sebagian terbesar
penduduk berada di daerah pedesaan, tingkat pertumbuhan ekonomi 6-15%. Faktor penduduk
merupakan masalah yang sangat dominan dalam proses pembangunan pada Negara berkembang baik
dari segi kuantitas dan kualitas, tingkat kehidupan maupun pemanfaatan potensinya, sehingga perlu
dikembangkan agar menjadi modal pembangunan.

Laju pertumbuhan ekonomi di Negara berkembang I Indonesia rata-rata 6.8 % setiap tahun
serta mampu menekan pertambahan penduduk sekitar 2.145% , tetapi pertumbuhan tersebut
mengandung peluang dan kendala adanya distribusi pembangunan yang belum merata pada pelosok
pedesaan, hasil pembangunan yang belum di nikmati kelompok sasaran miskin, banyaknya kantong
kemiskinan, kualitas pendidikan dan keseehatan masyarakat khususnya di pedesaan belum
meningkat, sehingga masih terdapat penduduk dibawah garis kemiskinan. Pada tahun 1970 (repelita
I) terdapat 70 juta atau 60% penduduk miskin, sampai akhir PELITA V pada tahun 1993 terdapat 25,9
juta ( 17,7 %) penduduk yang tergolong miskin yang terdapat pada 20.633 desa tertinggal (20,9%).
Kondisi ini selain dari faktor penduduk pedesaan yang kehidupannya dibawah garis kemiskinan akibat
dampak ketidakmeratakan dalam distribusi pembangunan, juga disebabkan oleh faktor penduduknya
yang mengalami kemiskinan secara alamiah maupun kultural yang ditujukan oleh situasi lingkaran
ketidakberdayaan bersumber dari rendahnya tingkat pendidikan, pendapatan, kesehatan, dan gizi,
produktivitas, penguasaan modal keterampilan dan teknologi serta hambatan infrastruktur maupun
etnis sosial beragam lainnya.

Dalam proses pembangunan sesuai dengan era globalisasi dan arus informasi yang semakin
deras dalam puncak keunggulan budaya, pertuumbuhan ekonomi serta korelasi dengan
perkembangan budaya, pertumbuhan ekonomi serta pembinaan politik yang bersifat integral-
komprehensif dalam rangka pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan
kesejahteraan masyarakat. Karakteristik yang menonjol dari komitmen peningkatan kualitas hidup
dan kesejahteraan hampir setiap Negara melaksanakan berbagai program pembangunan yang
terencana dan berkisinambungan atau Programme oriented and sustainable development.

Pembangunan pada dasarnya adalah perubahan yang terncana dari situasional yang satu
kesituasional yang lain yang dinilai lebih baik, dan adanya proses perubahan menuju kehidupan yang
lebih baik.

Pada awalnya, proses pembangunan difokuskan terhadap pertumbuhan ekonomi dan proses
perubahan sosial secara kumulatif dengan ekonomi dan demokrasi politik. Pembangunan merupakan
suatu proses yang saling terkait dan terjadi dalam lingkaran sebab akibat secara kumulatif. Ditinjau
dari hakikat nilai dan strategi pembangunan yang harus dicapai terdapat perbedaan dari paradigm
pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas dari indikator ekonomi klasik versus indikator neo
ekuilibrum.
Paradigma pertumbuhan sosial ekonomi ditinjau dari konsep pemertaan pembangunan
menimbulkan kelompok Negara maju dan berkembang. Bagi Negara berkembang paradigma
pemerataan berfungsi untuk mengejar ketinggalan sosial ekonomi yang diterapkan konsep paradigma
growth paradigm, yang ditandai oleh pertumbuhan pendapatan nasional (GNP).

Paradigma pertumbuhan menimbulkan ketimpangan yang lebih besar. Kemudian diterapkan


konsep pembangunan dengan paradigma pertumbuhan dan pemerataan, hasilnya dapat dirasakan
dalam perbaikan sosial ekonomi di era globalisasi dalam Negara berkembang. Dan tahap berikutnya
yaitu pembangunan berkelanjutan atau sustainable development yang didukung dengan konsep
pembangunan manusia.

Proses pembangunan yang berkelanjutan yang menitikberatkan pendekatan pembangunan


manusia erat kaitannya dengan pembangunan sebgai sistem, metode dan gerakan dalam perubahan
sosial dalam era globalisasi.

Pemerataan pembangunan yang menuju pembangunan manusia mencakup komponen-


komponen :

a. Masukan terdiri dari nilai,sumber daya manusia, alam, budaya, dan kelembagaan masyarakat.

b. Proses, kemampuan organisasi dan manajemen pemerintahan dalam melaksanakan program


pembangunan

c. Keluaran, berupa perubahan kualitas perilaku manusia yang berakses pada kognisi, afeksi dan
ketermapilan yang berkaitan dengan taraf hidupnya.

pembangunan sebagai metode beororientasi pada upaya penciptaan kemajuan sosial


ekonomi yang didukung oleh pengorganisasian dan peran serta masyarakat selaku pelaku
pembangunan. Dalam Negara berkembang agar terciptanya pemerataan maka pemerintah harus
mengubah kebijaksanaan pembangunan untuk memerangi kemiskinan dan untuk memerangi
golongan penduduk miskin sebesar 40% dari jumlah penduduk, tanpa mengorbankan tujuannya untuk
mencapai laju pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang kukuh.

Menurut Dudle Seer bahwa proses pembangunan akan bermakna bila proses mampu
mengatasi maslah kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan. Serta mempertanyakan apakah hasil
darip pembangunan yang telah dilakukan menjawab ketiga maslah tersebut.

Selain masalah kemiskinan, pemerataan juga diperlukan dalam bidang kelangsungan hidup,
kehormatan diri, kebebasan, selain itu pembangunan harus dapat menciptakan kualitas diri yang
berupa identitas, kemuliaan, kehormatan, pengakuan. Namun, dalam penerapannya di Negara
berkembang masih dipertanyakan, seperti kebutuhan manusia, dan keamanan, dalam Negara
berkembang hal diatas masih sangat minim, sehingga kesejahteraan dan pembangunan manusia
belum bias sepenuhnya terwujud.

Pembangunan manusia tidak lain adalah kesempatan untuk kehidupan yang layak, kebijakan
atas hal itu adalah kebijakan pengentasan kemiskinan merupakan sasaran multiidimensi terpadu dan
dirumuskan dalam hubungan kebutuhan dasar manusia dan hal itu dilakukan oleh Negara
berkembang. Kebutuhan dasar di Negara berkembang dilandasi oleh model dan strategi
pembangunan yang dilaksanakan. Untuk mencapai pemenuhan kebutuhan dasar minimal maka
peranan pemerintah sangat penting dalam menyalurkan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan
publik yang dilakukan oleh Negara berkembang terus menerus meningkat sejalan dengan
pertambahan penduduk, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolog serta pengaruh arus
informasi maupun dinamika dan tuntutan masyarakat.

Terciptanya pelayanan publik kepada lapisan masyarakat diperlukan bagi pemerataan hasil-
hasil pembangunan dan pelayanan publik. Kesejahteraan menuju pembangunan manusia sangat
tergantung pada kemampuan mereka memperoleh akses dan memanfaatkan kesempatan serta
kemampuan untuk menggunakan pelayanan publik. Terdapat hubungan yang erat antara
pembangunan, kebutuhan dasar manusia serta kepentingan lapisan masyarakat dengan pelayanan
publik yang optimal dari birokrasi pemerintahan.

Dalam implementasinya, strategi pembangunan yang berorientasi pada kebutuhan dasar


manusia, cenderung memanifestasikan karakteristik strategi dari pada penumbuhan masyarakat
sendiri. Hal ini disadari bahwa untuk menumbuhkan swadaya masyarakat dalam pembangunan
dibutuhkan strategi peranan dan fungsi pemerintah pada Negara berkembang sangat dominan selaku
motivator, dianmisator, komunikator, dalam berbagai aspek pembangunan. Dalam bukunya korten
mengatakan, banyak program pemanguan tidak mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap
program pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan dan bahkan gagal mencapai program
tersebut. Kendala yang terjadi dalam pemerataan pembangunan yaitu dalam pelayanan publik adanya
perbedaan sosial ekonomi masyarakat yang beragam dengan kemampuan birokrasi
pemerintahan.pemerintah harus memperhatikan kondisi lokal sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan kebutuhan kelompok sasaran masyarakt. Intii maslahnya terletak pada proses kebijakan
publik, dan pendekatan terhadap operasionalisasi kebijakn publik tersebut.

Pembangunan yang berpusat pada manusia dalam Negara berkembang contohnya Indonesia,
Indonesia adalah pembangunan yang tujannya untuk membangun kualitas manuisia Indonesia
seutuhnya dan arah pembangunannya utnrtuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat
Indonesia agar makin maju, mandiri, dan sejahtera berdasarkan pancasila. Atas dasar itu ssasaran
utama adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM) agar mereka mampu berperan serta secara
aktif dalam pembangunan, mempunyai kemandirian dan mampu meniingkatkan efisiensi dan
produktifitas nasional dalam menghadapi dan menangani tantangan-tantangan permasalahan dalam
dan luar negeri.

Karakteristik pokok dalam pendekatan pemerataan pembangunan yang menuju


pembangunan manusia yang dikemukakan oleh Korten (dalam moelyarto, 1987) adalah sebagai
beikut:

1. Keputusan dan inisiatif untuk memenuhi kebutuhan rakyat dibuat ditingkat lokal, yang didalamnya
rakyat memiliki identitas dan peranan yang dilakukan sebagai partisipasi yang dihargai

2. Focus utamanya adalah memperkuat kemampuan rakyat miskin dalam mengawasi dan mengerahkan
asset-aset untuk memenuhi kebutuhan yang khas menurut daerahnya

3. Pendekatan ini mempunyai toleransi terhadap perbedaan

4. Dalam melaksanakan pembangunan, pendekatan ini menekankan pada proses social learning.

5. Budaya kelembagaan ditandai danya organisasi yang mengatur diri sendiri dan lebih terdistribusi,
dengan demikian keseimbangan yang lebih baik antara struktur vertical dan horizontal dapat
terwujud.

6. Proses pembentukan jaringan koalisi dan komunikasi antara birokrasi dengan satuan organisasi
lainnya merupakan bagian integral dari bagian ini. Baik untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengidentifikaasi dan mengelola berbagai sumber, maupun untuk menjaga keseimbangan antara
struktur vertkal dan horizontal.

Pada hakikatnya strategi dan pendekatan pembangunan manusia untuk menumbuhkan otonomi
perilaku pribadi dan sosial yang terintegrasi. Interaksi tersebut merupakan gabungan dari faktor-
faktor situasional dengan kognisi, keinginan, sikap, motivasi, dan responnya untuk kerjasama antara
kelembagaan pemerintahan dalam pembangunan kulaitas sumber daya manusia yang berkelanjutan.

Kapasitas dan kapabilitas dari pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan
mempunyai implikasi tertentu yaitu, pembangunan memberikan perhatian terhadap kemampuan
(capacity) terhadap apa yang perlu dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan tenaga guna
membuat perubahan. Pembangunan harus mencakup keadilan (equity) perhatian yang tidak
berimbang terhadap kelompok tertentu akan menimbulkan perpecahan dalam masyarakat dan
mmengurang konsistensinya. Pembangunan berusaha untuk menumbuhkan kekuasaan dan
wewenang bertindak yang lebih besar kepada si miskin, penumbuhan kekuasaan dan wewenang
dalam masyarakat akan menerima manfaat pembangunan yang besar. Pembangunan harus
memperhatikan masa depan melalui keberlanjutan program pembangunan tersebut. Pembangunan
memperhatikan keseimbangan antara titik berat manusia dengan kelangsungan sumber daya
lingkungannya.

Program pembangunan akan berhasil akan dipengaruhi oleh kualitas derajat kesesuaian antara
kebutuhan pihak penerima dengan program, persyaratan program dengan kemampuan nyata dari
organisasi pembantu, dan kemampuan pengungkapan kebutuhan oleh organisasi pembantu.

Adanya partisipasi masyarakat.

Pembangunan yang berorientasi pada manusia, dalam pelaksanaannya sangat mensyaratkan


keterlibatan langsung pada masyarakat penerima program pembangunan ( pembangunan
partisipatif). Karena hanya dengan partisipasi masyarakat, maka hasil pembangunan akan sesuai
dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dengan adanya kesesuaian maka hasil
pembangunan akan memberikan manfaat yang optimal bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Oleh
karena itu salah satu indikatornya yaitu partisipasi masyarakat. Begitu juga pembangunan sebagai
proses peningkatan kemampuan manusia utnuk menentukan masa depannya mengandung arti
bahwa masyarakat dilibatkan dalam proses tersebut. Partisipasi masyarakat sngat pentiing dalam
mewujudkan pemerataan dan menuju pembagunan manusia adalah sebagai berikut:

a. Rakyat adalah focus sentral dan tujuan terakhir pembangunan, partisipasi merupakan akibat logis dari
hal tersebut.

b. Partisipasi menimbulkan harga diri dan kemampuan pribadi untuk dapat turut serta dalam keputusan
penting yang menyangkut masyarakat.

c. Partisipasi menciptakan suatu lingkungan umpan balik arus informasi tentang sikap, aspirasi,
kebutuhan dan kondisi daerah yang tanpa keberadaannya akan tidak terungkap. Dan akan
menciptakan berhasilnya pembangunan

d. Pembangunan dilaksanakan lebih baik dengan dimulai dari dimana rakyat berada dan dari apa yang
mereka miliki.

e. Partisipasi memperluas zone (wawasan) penerima proyek pembangunan

f. Ia akan memperluas jangakauan pelayanan pemerintah kepada seluruh masyarakat.

g. Partisipasi menopang pembangunan


h. Partisipasi menyediakan lingkungan yang kondusif baik bagi aktualisasi potensi manusia maupun
pertumbuhan manusia

i. Partisipasi merupakan cara yang efektif membangun kemampuan masyarakat untuk pengelolaan
program pembangunan guna memenuhi kebutuuhan khas daerah.

j. Partisipasi dipandang sebagai pencerminan hak-hak demokratis individu untuk dilibatkan dalam
pemabangunan mereka sendiri.

pembangunan dinegara berkembang haruslah mempunyai strtegi yang bagus dalam menuju
pembangunan manusia yang didasarkan pada sitem kebijakan pembangunan dan juga memperbaiki
pelayanan publik, dan melibatkan masyarakat dalam pembangunan dengan konsep pembangunan
partisipatif. Hal tersebut dilakukan uutnuk mewujudkan pemerataan dan menuju pembangunan
manusia.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Pembangunan pada dasarnya adalah perubahan yang terncana dari situasional yang satu
kesituasional yang lain yang dinilai lebih baik, dan adanya proses perubahan menuju kehidupan yang
lebih baik. Menurut Dudle Seer bahwa proses pembangunan akan bermakna bila proses mampu
mengatasi maslah kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan. Serta mempertanyakan apakah hasil
darip pembangunan yang telah dilakukan menjawab ketiga maslah tersebut.
Untuk menjawab masalah yang terjadi ditengah masyarakat maka diadakan pemerataan yang
dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengatasi kemiskinan, keterbelakangan dan pengangguran
dalam mewujudkan pembangunan manusia di Negara berkembang. Pembangunan yang berorientasi
pada manusia, dalam pelaksanaannya sangat mensyaratkan keterlibatan langsung pada masyarakat
penerima program pembangunan ( pembangunan partisipatif). Karena hanya dengan partisipasi
masyarakat, maka hasil pembangunan akan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat itu
sendiri. Dengan adanya kesesuaian maka hasil pembangunan akan memberikan manfaat yang optimal
bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu salah satu indikatornya yaitu partisipasi
masyarakat. Begitu juga pembangunan sebagai proses peningkatan kemampuan manusia utnuk
menentukan masa depan dari Negara teersebut.

SARAN

Pemerataan merupakan hal yang wajib untuk diperhatikan oleh pemerintah di Negara
berkembang untuk mewujudkan pembangunan manusia yang baik, oleh karena itu pemerintah harus
mempunyai strategi dan meningkatkan kinerja pemerintah dalam melakukan pemerataan dengan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengatasi keterbelakangan dan pengangguran.

Referensi tugas :

Bryant, Coralie. 1987. Manajemen Pembagunan untuk Negara Berkembang. Jakarta :

Gelora aksara pratama.

Fakih, Mansour. 2001. Sesat piker teori pembangunan dan globalisasi. Yogyakarta.

Pustaka pelajar offset.

Riggs W, Fred. 1989. Administrasi Pembangunan. Jakarta: rajawali pers.

____________ , 1985. Administrasi Negara-negara berkembang teori masyarakat

prismitis.

Supriatna, Tjahya. 2000. Strategi pembangunan dan kemiskinan. Jakarta : Rineka Cipta.

jurnal : pembangunan dan perubahan sosial budaya. Edisi lustrum I FISIP UNAND. 1998

jurnal : Analisa asia tenggara dan dunia. Edisi 8. 1983


jurnal : analisa. 1987-3. Indonesia dalam perubahan ekonomi Dunia.

Diposkan oleh angela callysta di 19.51

PEMBANGUNAN DAN KEMISKINAN

Filed under: tugas kuliah naonwehlahbebas @ 08:56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problem yang muncul dalam
kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang.
Masalah kemiskinan ini menuntut adanya suatu upaya pemecahan masalah secara berencana,
terintegrasi dan menyeluruh dalam waktu yang singkat. Upaya pemecahan masalah
kemiskinan tersebut sebagai upaya untuk mempercepat proses pembangunan yang selama ini
sedang dilaksanakan.

Istilah kemiskinan sebenarnya bukan merupakan suatu hal yang asing dalam kehidupan kita.
Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan ditinjau dari segi materi (ekonomi). Dari
kegagalan dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran,dan ketimpangan pendapatan secara
berarti, maka para ahli kemudian bergeser dari penciptaan lapangan kerja yang memadai,
penghapusan kemiskinan, dan akhirnya penyediaan barang-barang dan jasa kebutuhan dasar
bagi seluruh penduduk.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui bagaimana pembangunan dan
kemiskinan yang berada di lingkungan sekitar.

1.3. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan pembangunan dan kemiskinan?


b. Bagaimana dampak dampak pembangunan ?

c. Sebutkan indikator indikator pembangunan?

d. Sebutkan upaya-upaya mengatasi kemiskinan?

e. Apa hubungan pembangunan dengan kemiskinan?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pembangunan Dan Kemiskinan

Menurut para sarjana sains sosial dan kemanusiaan, pembangunan adalah sebagai bagian dari
proses perubahan sosial yang sifatnya lebih menyeluruh. Pembangunan itu pula dibagi
kepada dua kategori besar. Pertama, pembangunan yang direncanakan, dan kedua
pembangunan yang tidak direncanakan.

Namun jika dilihat dari segi kebudayaan, pembangunan tidak lain adalah usaha sadar untuk
menciptakan kondisi hidup manusia yang lebih baik. Menciptakan lingkungan hidup yang
lebih serasi. Menciptakan kemudahan atau fasilitas agar hidup lebih nikmat. Pembangunan
adalah suatu intervensi manusia terhadap alam lingkungannya, baik lingkungan alam fisik,
maupun lingkungan sosial budaya.

Sedangkan kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi


kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila
pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan,
pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. (Emil Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema
sentral dari perjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan
bangsa, dan motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal: (1) persepsi manusia terhadap
kebutuhan pokok yang diperlukan, (2) posisi manusia dalam lingkungan sekitar, dan (3)
kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa serta tertuangkan dalam nilai uang
sebagai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis
kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minimal.

2.2. Dampak-Dampak Adanya Pembangunan

Pembangunan melibatkan usaha sadar manusia merancang perubahan dalam hidup mereka.
Tindakan ini sering diungkapkan sebagai sosial engineering (mesin sosial), yang melibatkan
banyak pihak untuk menjalankan perencanaan, pelaksanaan, penerima dan terpenting sekali
pembiayaannya. Dalam konteks sebuah masyarakat, tindakan merancang pembangunan
menjadi tanggung jawab semua lapisan rakyat, masing-masing dengan bentuk sumbangan
yang tertentu sesuai dengan kapasitas dan kemampuan. Ahli politik, anggota professional,
para akademik, pengusaha, pakar teknologi, kaum tani, kelas pekerja dan berbagai-bagai
golongan lain termasuk rakyat terbanyak, semuanya sama-sama terlibat dalam proses
pembangunan ini.

Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan lingkungan


hidupnya. Serentak dengan laju pembangunan, terjadi pula dinamika masyarakat. Terjadi
perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada. Terjadilah pergeseran sistem
nilai budaya yang membawa perubahan pula dalam hubungan interaksi manusia dalam
masyarakatnya. Walaupun kata pembangunan mempunyai makna yang berbeda-beda, namun
satu makna yang diterima oleh masyarakat umum ialah perubahan.

Pembangunan kadang kala digunakan dalam pengertian yang sempit hanya sebagai
industralisasi atau pemodernan. Bagaimanapun dalam makna yang luas ia bermaksud
meningkatkan derajat manusia dalam sebuah masyarakat tertentu. Pembangunan adalah
upaya untuk meningkatkan nilai kehidupan semua masyarakat dalam segala bidang.

Diakui secara umum bahwa kebudayaan merupakan unsur penting dalam proses
pembangunan suatu bangsa. Terlebih lagi jika bangsa itu sedang membentuk watak dan
kepribadiannya yang lebih serasi dengan tantangan zamannya.

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata, materil, dan spiritual berdasarkan pancasila. Bahwa hakikat pembangunan nasional
adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat
Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah tentu pendekatan dan strategi
pembangunan hendaknya menempatkan manusia sebagai pusat interaksi kegiatan
pembangunan spiuritual maupun material.

Pembangunan yang melihat manusia sebagai makhluk budaya, dan sebagai sumber daya
dalam pembangunan. Hal itu berarti bahwa pembangunan seharusnya mampu meningkatkan
harkat dan martabat manusia. Menumbuhkan kepercayaan diri sebagai bangsa.
Menumbuhkan sikap hidup yang seimbang dan berkepribadian utuh. Memiliki moralitas serta
integritas sosial yang tinggi. Manusia yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu nampak


terjadinya pergeseran sistem nilai budaya, penyikapan yang berubah anggota masyarakat
terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas sosial, yang diikuti
oleh hubungan antar aksi yang bergeser dalam kelompok-kelompok masyarakat. Sementara
itu terjadi pula penyesuaian dalam hubungan antar anggota masyarakat. Dapat dipahami
apabila pergeseran nilai-nilai itu membawa akibat jauh dalam kehidupan kita sebagai bangsa.

2.3. Adapun Indikator-Indikator Kemiskinan

Menurut (Emil Salim: 1928) yang dimaksud dengan kemiskinan adalah suatu keadaan yang
dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.

Atau dengan istilah lain kemiskinan itu merupakan ketidakmampuan dalam memenuhi
kebutuhan pokok, sehingga mengalami keresahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam
setiap langkah hidupnya.

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan


hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat
berteduh, dan lain-lain. (Emil Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari
perjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan
motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Adapun
indikator-indikator kemiskinan antara lain:

1. Pendidikan yang terlampau rendah


Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai
keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupanyya. Keterbatasan pendidikan/
keterampilan yang dimiliki menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk masuk dalam dunia
kerja. Atas dasar kenyataan diatas dia miskin karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya.

1. Malas bekerja

Sikap malas merupakan suatu masalah yang cukup memprihatinkan, karena masalah ini
menyangkut mentalitas dan kepribadian seseorang. Adanya sikap malas ini seseorang
bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja. Cenderung untuk menggantungkan
hidupnya pada orang lain, baik dari keluarga, saudara atau famili yang dipandang mempunyai
kemampuan untuk menanggung kebutuhan hidup mereka.

1. Keterbatasan sumber alam

Kemiskinan akan melanda suatu masyarakat apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan
keuntungan bagi kehidupan mereka. Sering dikatakan oleh para ahli, bahwa masyarakat itu
miskin karena memang dasarnya (alamiah miskin).

Alamiah miskin yang dimaksud adalah kekayaan alamnya, misalnya tanahnya berbatu-batu,
tidak menyimpan kekayaan mineral dan sebagainya. Dengan demikian layaklah kalau miskin
sumber daya alam, miskin juga masyarakatnya.

1. Terbatasnya lapangan kerja

Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagi masyarakat.


Secara ideal banyak orang mengatakan bahwa seseorang/ masyarakat harus mampu
menciptakan lapangan kerja baru. Tetapi secara faktual hal tersebut kecil kemungkinannya,
karena adanya keterbatasan kemampuan seseorang baik yang berupa skill atau modal.

1. Keterbatasan modal

Keterbatasan modal adalah sebuah kenyataan yang ada di negara-negara yang sedang
berkembang, kenyataan tersebut membawa kemiskinan pada sebagian besar masyarakat
tersebut. Seorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi alat
ataupun bahan dalam menerapkan keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan
untuk memperoleh penghasilan. Keterbatasan modal bagi negara-negara yang sedang
berkembang dapat diibaratkan sebagai suatu lingkaran yang tak berujung pangkal baik dari
segi permintaaan modal maupuin dari segi penawaran akan modal.

1. Beban keluarga

Semakin banyak anggota keluarga akan semakin banyak pula tuntutan/ beban untuk hidup
yang harus dipenuhi. Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak
diimbangi dengan usaha peningkatan pendapatan sudah pasti akan menimbulkan kemiskinan
karena mereka memang berangkat dari kemiskinan. Kenaikan pendapatan yang dibarengi
dengan pertambahan jumlah keluarga, berakibat kemiskinan akan tetap melanda dirinya dan
bersifat latent.

2.4. Usaha Mengatasi Kemiskinan

Dari kegagalan kebijaksanaan konvesional mengenai pertumbuhan ekonomi di banyak


Negara berkembang dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran dan disparitas
(ketimpangan) pendapatan secara berarti telah memaksa baik para perencana ekonomi dan
teknokrat maupun para peneliti ekonomi untuk kembali mempelajari secara sunguh-sunguh
kebijaksanaan tersebut,serta mendorong mereka untuk mempelajari alternatif-alternatif yang
realistis bagi kebijaksanaan pertumbuhan ekonomi yang konvensional. Dalam hal ini
pendekatan kebutuhan dasar dalam perencanaan pembangunan merupakan hasil yang logis
dari suatu proses reorientasi yang panjang dalam pemikiran tentang pembangunan.

Dari hasil-hasil penelitian kemudian pusat perhatian para ahli lambat laun mulai bergeser dari
tekanan pada penciptaan lapangan kerja yang memadai ke penghapusan kemiskinan, dan
akhirnya ke penyediaan barang-barang dan jasa-jasa kebutuhan dasar bagi seluruh penduduk,
yang berupa dua perangkat, yaitu:

a) Perangkap kebutuhan konsumsi perorangan akan pangan ,sandang , dan pemukiman.

b) Perangkap yang mencakup penyediaan jasa umum dasar ,seperti fasilitas


kesehatan,pendidikan ,saluran air minum ,pengangkutan ,dan kebudayaan.
Di samping kedua perangkat tersebut ,kebutuhan dasar atau kebutuhan dasar manusiawi
kadang-kadang juga digunakan untuk mencakup tiga sasaran lain, yaitu :

1) Hak atas pekerjaan produktif dan yang memberikan imbalan yang layak, sehingga
cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap rumah tangga atau perorangan .

2) Prasarana yang mampu menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan


untuk memnuhi kebutuhan dasar penduduk.

3) Partisipasi seluruh penduduk ,baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam


pelaksanaan proyek-proyek yang berhubungan dengan penyediaan barang-barang dan jasa-
jasa kebutuhan dasar.

Pengalaman dari negara-negara Asia Timur, yaitu Korea, Taiwan, Jepang menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan disertai pemerataan hasil-hasil
pembangunan dapat tercapai. Karena di negara-negara tersebut program pembangunan
pedesaan sangat diutamakan.

2.5. Pembangunan dan Kemiskinan

Di Indonesia pola perkembangan pembangunan juga mengikuti pendapatan yang


dikemukakan Kuznets, artinya golongan miskin kurang terjamah oleh hasil-hasil
pertumbuhan ekonomi. Mengapa mereka tidak terangkat, padahal pemerintah telah
mengambil kebijaksanaan penyebaran proyek-proyek ke daerah-daerah ke desa-desa.

Bila diteliti golongan-golongan miskin yang tidak terjamah oleh hasil-hasil pembangunan
karena:

a) Ketimpangan dalam peningkatan pendidikan. Selama belum ada kewajiban belajar


golongan miskin tidak akan mampu berpartisipasi mengenyam peningkatan anggaran
pendidikan.

b) Ketidakmerataan kemampuan untuk berpartisipasi. Untuk berpartisipasi diperlukan


tingkat pendidikan, keterampilan, relasi, dan sebagainya. Golongan miskin tidak memilikinya
.
c) Ketidakmerataan pemilikan alat-alat produksi.Golongan miskin tidak memiliki alat-alat
produksi, penghasilannya untuk makan saja sudah susah, sehingga tidak mungkin untuk
membentuk modal.

d) Ketidakmerataan kesempatan terhadap modal dan kredit ada. Modal dan kredit
pemberiannya menghendaki syarat-syarat tertentu dan golongan miskin tidak mungkin
memenuhi persyaratannya.

e) Ketidakmerataan menduduki jabatan-jabatan. Untuk mendapat pekerjaan yang memberi


makan pada keluarga saja susah, apalagi menduduki jabatan-jabatan yang sering memerlukan
relasi tertentu dan persyaratan tertentu.

f) Ketidakmerataan mempengaruhi pasaran. Karena miskin dan pendidikannya rendah,


maka tidak mungkin golongan miskin dapat mempengaruhi pasaran .

g) Ketidakmerataan kemampuan menghindari musibah misalnya penyakit, kecelakaan dan


ketidak beruntungan lainnya. Bagi golongan miskin dibutuhkan bantuan untuk dapat
mengatasi musibah tersebut. Mengharapkan diri mereka sendiri dapat mengangakat dirinya
tanpa pertolongan, sukar dipastikan.

h) Laju pertumbuhan penduduk lebih memberatkan golongan miskin. Dengan jumlah


keluarga besar, mereka sulit dapat menyekolahkan, memberi makan, dan pakaian
secukupnya. Hanya keluarga yang kaya atau berpenghasilan besar sajalah yang mampu.

Dapatlah dipastikan bahwa golongan berpenghasilan rendah, karena kurang terjamah


pendidikan, tidak memiliki sarana-sarana, misalnya kredit, modal, alat-alat produksi, relasi
dan sebagainya, tidak akan mampu berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi dan
menikmati pembagian hasil-hasilnya tanpa adanya kebijaksanaan khusus yang ditujuakan
untuk mengangkat mereka.

BAB III

KESIMPULAN

Kemiskinan sering diidentifikasikan dengan kekurangan terutama kekurangna bahan pokok


seperti pangan,kesehatan ,sandang,papan,dan sebagianya. Dengan kata lain, kemiskinan
merupakan ketidak mampuan memenuhi kebutuhan pokok, sehingga ia mengalami
keresahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya (Siswanto,
1998).Kemiskinan bagaikan penyakit yang diberantas. Namun upaya memberantas tidak
selalu membawa hasil karena masalah memang kompleks.

Untuk mengatasi kemiskinan, paling tidak harus dilihat dari konteks masalahnya. Kemiskinan
timbul dari berbagai faktor yang setiap faktornya memerlukan penanganan khusus.

Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan lingkungan


hidupnya. Serentak dengan laju pembangunan, terjadi pula dinamika masyarakat. Terjadi
perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada. Terjadilah pergeseran sistem
nilai budaya yang membawa perubahan pula dalam hubungan interaksi manusia dalam
masyarakatnya. Walaupun kata pembangunan memiliki makna yang berbeda-beda, namun
satu makna yang diterima oleh masyarakat umum adalah perubahan.

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu.1988. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Rineka Cipta


Hidayati, Nur, dkk. 2007. IAD-ISD-IBD. Bandung: CV Pustaka Setia
Soelaeman,Munandar.1987. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial.
Bandung: Eresco
http://www.wikipedia.com

Makalah kesenjangan ekonomi-sosial

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan fenomena global yang sering terjadi di negara
berkembang. Bahkan masalah kesenjangan ekonomi ini telah menjadi pembahasan utama dalam
penetapan kebijakan pembangunan ekonomi di negara berkembang sejak puluhan tahun lalu.
Perhatian ini timbul karena ada kecenderungan bahwa kebijakan pembangunan yang dirancang untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi justru memperburuk kondisi kesenjangan ekonomi antar
wilayah dalam suatu negara.

Kesenjangan ekonomi antar wilayah juga terjadi di Indonesia. Kesenjangan ini berkaitan
dengan strategi pembangunan Indonesia yang bertumpu pada aspek pertumbuhan ekonomi sejak
masa orde baru. Sasaran pembangunan diarahkan untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi tinggi,
namun tidak memperhatikan pemerataan pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
Walaupun aspek pemerataan sempat mendapatkan perhatian ketika urutan prioritas trilogi
pembangunan diubah dari pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas pada Pelita II (1974-1979)
menjadi pemerataaan, pertumbuhan, dan stabilitas dari pada Pelita III (1979-1984), namun inti
tumpuan pembangunan Indonesia tetap saja pertumbuhan (growth bukan equity). Dalam praktiknya,
pemerintah hanya menetapkan target tingkat pertumbuhan yang hendak dicapai, namun tidak
menetapkan target mengenai tingkat kemerataan. (Dumairy, 1996).

Kesenjangan sosial merupakan sesuatu yang menjadi pekerjaan bagi pemerintah yang butuh
perhatian yang lebih. Kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat sangatlah mencolok dan
makin memprihatinkan yang perlu di bahas serta dicari penyebab-penyebab terjadinya suatu
kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial yang muncul dalam masyarakat perlunya sebuah keberanian
dalam pengungkapanpannya. Sehingga kesenjangan sosial dan ekonomi antar daerah menjadi topik
yang menarik serta bagus untuk dipaparkan dalam makalah ini.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Apa yang yang dimaksud kesenjangan sosial ekonomi?

Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kesenjangan sosial ekonomi?

Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kesenjangan sosial ekonomi?

Bagaimana upaya mengatasi kesenjangan sosial ekonomi?

1.3 TUJUAN

1. Mampu mengetahui pengertian kesenjangan sosial dan ekonomi

2. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kesenjangan sosial dan ekonomi

3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kesenjangan sosial dan ekonomi


4. Mengetahui upaya-upaya untuk mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Kesenjangan sosial adalah keadaan yang tidak seimbang yang ada di masyarakat yang
mengakibatkan perbedaan yang mencolok. Sedangkan kesenjangan ekonomi adalah sebuah keadaan
di mana terjadinya ketimpangan penghasilan antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah sangat
tinggi. Kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial adalah masalah besar bagi negara Indonesia.
Dari setiap periode pemerintahan belum bisa mengatasi akar masalah dari kesenjangan ini. Akar
permasalahan dari kesenjangan ini adalah tidak meratanya pendapatan dari setiap warga negara
Indonesia di setiap daerah, kemudian pembangunan yang tidak merata di setiap wilayah Indonesia.
Pendidikan masyarakat yang masih rendah, dengan tingkat pendidikan yang rendah akan sangat sulit
bagi negara Indonesia untuk mengurangi permasalahan kesenjangan sosial maupun kesenjangan
ekonomi.
Perbedaan status sosial dalam masyarakat, status sosial ini muncul karena adanya stratifikasi
dalam masyarakat, seperti halnya lulusan SMA dan lulusan sarjana tentu akan memiliki status yang
berbeda. Kemiskinan yang melanda negara sebagian warga negara Indonesia, beberapa faktor yang
mempengaruhi lahirnya kemiskinan itu sendiri adalah sebagai berikut ; fatalisme, rendahnya tingkat
aspirasi, rendahnya kemauan mengejar sasaran, kurang melihat kemajuan pribadi, perasaan
ketidakmampuan, dan perasaan untuk selalu gagal.
Pembangunan di Indonesia kebanyakan berpusat di pulau Jawa terutama Jawa Barat, dengan
alasan di Jawa sudah tersedianya infrastruktur, dengan harapan hasil-hasil pembangunan tersebut
dapat menetes ke daerah lain di Indonesia. Akan tetapi bukti sejarah menunjukkan sejak pelita 1
(1969) ternyata efek tersebut tidaklah tepat. Perekonomian Indonesia tahun 2010 tumbuh 6,1% yang
melampaui target 5,8%. Nilai produk domestik bruto naik dari 5.603,9 triliun pada 2009 menjadi
6.442,9 triliun rupiah, hal ini sangat jelas bahwa orang yang sangat kaya memegang peranan penting
dalam perekonomian Indonesia.

2.2 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESENJANGAN SOSIAL EKONOMI ;

Menurunnya pendapatan per kapita


Ketidakmerataan pembangunan antar daerah

Rendahnya mobilitas sosial

Pencemaran lingkungan alam

Biaya pendidikan mahal

Tingginya pengangguran

Lahirnya ideologi kapitalis

Hilangnya asas gotong royong

2.3 DAMPAK KESENJANGAN SOSIAL DAN EKONOMI


Angka kriminalitas tinggi

Kemiskinan semakin menyebar

Putus sekolah

Kualitas kesehatan menurun

Tidak terjalinnya silaturahmi

2.4 UPAYA-UPAYA MENGURANGI KESENJANGAN SOSIAL DAN EKONOMI


Mengajarkan nilai-nilai pancasila

Menomorsatukan pendidikan

Menciptakan lapangan kerja dan meminimalis kemiskinan

Meminimalis KKN dan memberantas korupsi

Meningkatkan system keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan yang ketat terhadap
mafia hukum

Membuat pertumbuhan ekonomi bermanfaat bagi rakyat miskin


BAB 3

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan kesenjangan sosial dan
ekonomi merupakan masalah besar bagi negara Indonesia dimana setiap periode pemerintahan
belum bisa mengatasi akar dari permasalahan ini. Dalam hal ini kami memberikan pandangan tentang
kinerja pemerintah yang masih harus terus ditingkatkan lagi, dan benar-benar memperhatikan kondisi
kesenjangan di lingkungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Agar setiap rakyat
indonesia dapat memiliki penghidupan yang layak dan bertanggung jawab. Sebagaimana dari fungsi
negara itu sendiri yang harus menyejahterakan masyarakat sesuai UUD yang telah mengaturnya.
Supaya keadilan, kesejahteraan bisa terwujud serta merata adalah tanggung jawab kita bersama maka
mulailah dengan diri kita sendiri dengan peduli dengan sesama.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat sudah mulai banyak yang bertanya-tanya mengenai pembangunan
Indonesia saat ini seperti apa, bagaimana, apakah benar-benar berdampak baik,
dan yang paling penting adalah sesuai atau tidaknya dengan Pancasila dan UUD
1945. Namun, sangat lah sulit untuk menentukan jawabannya karena sibuknya
para pejabat negara serta orang penting di Indonesia untuk
membangun negara ini.
Negara Indonesia termasuk salah satu Negara yang memiliki sumber daya
alam yang melimpah dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Seperti
yang kita ketahui Pembangunan di Indonesia masih belum mencerminkan
keadaan layaknya Negara yang kaya dan makmur. Dengan kata lain Negara ini
masih bisa dikatakan miskin mengingat tingkat Kemiskinan di Indonesia masih
cukup tinggi. Sampai saat ini pun pembangunan masih berkonsentrasi di daerah
pusat khususnya di Ibukota dan sekitarnya, keadaan seperti ini sangatlah jauh dari
apa yang dicita-citakan dalam tujuan nasional Indonesia mengenai usaha-usaha
untuk pemerataan pembangunan. Akibat dari kurangnya pemerataan
pembangunan memang tidak begitu dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di
daerah yang mengalami pembangunan cukup pesat, dan hal tersebut jauh berbeda
apabila dibandingkan dengan daerah yang pembangunannya bisa dikatakan masih
lamban, atau masih belum tersentuh oleh pemerintah seperti daerah-daerah di
Indonesia yang masih terpencil. Ironis sekali jika kita melihat keadaan seperti ini
di negara kita karena masalah pembangunan yang kurang merata keseluruh daerah
di Indonesia.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bidang yang menjadi perhatian dalam pembangunan nasional?
2. Apa yang menyebabkan ketidakmerataan pembangunan Indonesia?
3. Apa hubungan Pancasila dengan pembangunan yang belum merata di
Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian pembangunan nasional
2. Mengtahui bidang yang menjadi perhatian pembangunan nasional
3. Mengetahui sebab akibat daria ketidakmerataan pembangunan di
Indonesia
4. Mengetahui hubungan Pancasila dengan pembangunan yang belum merata
di Indonesia

6
B. Bidang yang menjadi perhatian dalam pembangunan nasional
a. Pembangunan Nasional dalam bidang Ekonomi
Dalam dunia usaha, biasanya yang terjadi adalah persaingan
bebas dan yang kuat yang akan menang. Oleh karena itu, di
Indonesia perkembangan ekonomi harus didasarkan pada
usaha untuk menciptakan kesejahteraan manusia. Namun,
untuk mewujudkan itu, sistem ekonomi harus mendasarkan pada
moralitas humanistik, yaitu ekonomi yang berkemanusiaan.
Pada dasarnya tujuan ekonomi adalah untuk memenuhi
kebutuhan manusia agar kehidupan manusia menjadi lebih
sejahtera. Oleh karena itu, ekonomi harus didasarkan pada
kemanusiaan, yaitu menyejahterakan umat manusia, serta
menghindari pengembangan ekonomi yang hanya mendasarkan
pada persaingan bebas, monopoli, dan yang dapat menimbulkan
penderitaan serta penindasan terhadap manusia lainnya. Bagi
bangsa Indonesia, usaha untuk mewujudkan hal ini adalah
melalui pelaksanaan sistem ekonomi yang berdasarkan Pancasila
karena dengan cara ini, perekonomian dapat terlaksana dengan
baik dan masyarakat Indonesia dapat hidup secara makmur dan
sejahtera.
b. Pembangunan nasional dalam bidang Kesejahteraan Rakyat,
Kebudayaan dan Pendidikan.
Pada era reformasi ini, masyarakat sering melihat stagnasi
nilai sosial budaya diantara mereka sehingga berujung pada
terjadinya gejolak sosial, kerusuhan, dan sebagainya. Oleh karena itu,
upaya pengembangan sosial budaya masyarakat Indonesia harus
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip etika Pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai Pancasila
mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya
dan masyarakat berkewajiban mengembangkan kehidupan
beragama yang penuh dengan toleransi dan saling menghargai
berdasarkan nilai kemanusiaan yang beradab.
Hakikat pembangunan bidang agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Malia Esa adalah bagian integral dari
tujuan dan upaya pembangunan nasional. Hakikat
pembangunan nasional ialah pembangunan Manusia Indonesia
Seutuhnya (MIS) dan membangun masyarakat Indonesia.
Bangsa Indonesia menghendaki keselarasan hubungan
antara manusia dengan Tuhannya, antara sesama manusia,
antara manusia dan lingkungan alam sekitarnya, maupun
keserasian hubungan antara bangsa-bangsa. Ini berarti adanya
keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dan mengejar
kebahagiaan di akhirat. Pembangunan kehidupan manusia dan
masyarakat yang serba selaras inilah yang merupakan tujuan
akhir pembangunan nasional yang secara singkat disebut
masyarakat maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila. Ini
yang merupakan hakikat dan pangkal tolak pembangunan
bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
serta sosial budaya.
d. Pembangunan Nasional dalam Bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakekatnya
merupakan hasil kreatifitas rohani (jiwa) manusia. Atas dasar
kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK untuk mengolah
kekayaan alam yang diciptakan Tuhan YME.
Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan
peningkatan harkat dan martabat manusia, maka IPTEK pada
hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai nilai. Pancasila
telah memberikan dasar nilai nilai dalam pengembangan IPTEK
10
1. Sebab Ketidakmerataan Pembangunan di Indonesia
Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya
alam dan wilayahnya yang strategis. Sebagai Negara yang berkembang
Indonesia juga melakukan usaha pembangunan semenjak masa reformasi
sampai sekarang yang melandaskan atas Trilogi Pembangunan yang mana
Trilogi Pembangunan adalah wacana pembangunan nasional yang
dicanangkan oleh pemerintahan orde baru di Indonesia dalam sebagai
landasan penentuan kebijakan politik, ekonomi, dan sosial dalam
melaksanakan pembangunan negara. Trilogi pembangunan terdiri dari:
Stabilitas Nasional yang dinamis, Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, dan
Pemerataan Pembangunan dan hasil-hasilnya. Pembangunan di Indonesia
dapat dikatakan lebih maju terutama di daerah perkotaan yang
pembangunannya relatif lebih cepat karena mengingat jumlah penduduk
serta aktivitas di daerah perkotaan lebih banyak, Namun, apakah kita
mengetahui bahwa masih banyak daerah lain yang kurang bahkan belum
tersentuh pembangunan seperti yang berada di pelosok terpencil Negara
ini, sehingga apabila kita lihat secara keseluruhan pembangunan di negara
ini, sebenarnya masihlah sangat lambat dan sifatnya tidak merata.
C. Faktor penyebab Ketidakmerataan Pembangunan di Indonesia
a) Kurangnya perhatian pemerintah dalam menuntaskan masalah
pemerataan pembangunan.
b) Pembangunan lebih banyak di fokuskan di daerah-daerah
perkotaan
c) Kurangnya sifat kewirausahaan para pelaku pengembang
ekonomi di wilayah
d) Lokasi-lokasi Pulau pelosok terpencil yang sulit dijangkau
e) Keterbatasan Jaringan ekonomi dalam mendukung
pengembangan kawasan dan produk unggulan daerah
11
f) Lemahnya kerjasama antara pelaku pengembangan kawasan
seperti pemerintah, lembaga non pemerintah, swasta, dan
masyarakat.
g) Ketidakseimbangan pasokan sumber daya alam dengan kegiatan
pembangunan.
Dari faktor yang dapat kita lihat, cita-cita bangsa kita untuk
mensejahterakan masyarakat belum sepenuhnya terwujud mengingat
pembangunan yang hanya terpusat di daerah perkotaan, bahkan cita-cita
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tidak akan terwujud apabila tidak
ada fasilitas pendidikan (sekolah) yang berada di daerah pelosok.
Sebagai fakta yang dapat kita ketahui, di salah satu media elektronik
tertulis, Ketua DPRD Jabar Irfan Suryanagara mengakui bahwa
pembangunan di Jabar belum merata. Kondisi tersebut terjadi akibat
Pemprov dan DPRD Jabar belum optimal mendesain APBD. Selama ini
APBD disusun tanpa menggunakan data, akibatnya pembangunan hanya
dilakukan berdasarkan perkiraan. Saya harus jujur pemerataan
pembangunan belum tersebar. Kata Irfan saat dihubungi oleh salah satu
redaksi media informasi
D. Perbandingan Tingkat Pendapatan Daerah Perkotaan dan Luar Kota
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ketimpangan
pendapatan masyarakat Indonesia yang diukur menggunakan rasio Gini
(Gini Ratio).
Menurut Armida S Alisjahbana, Menteri Perencana pembangunan
nasional / Kepala BAPENA, tingkat kesenjangan di Indonesia masih lebih
baik dibandingkan dengan Negara berkembang lainnya. Seperti di
kawasan amerika latin. Rasio gini 0,331 dinilainya cukup baik, karena
rasio gini di amerika latin mencapai angka di atas 0,4. Memang sulit
menurunkan angka rasio gini secara signifikan. Akan tetapi, pemerintah
akan berupaya dalam mengurangi kesenjangan di masyarakat dengan lebih
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Indonesia termasuk salah satu Negara yang memiliki sumber
daya alam yang melimpah dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang
tinggi. Pembangunan di Indonesia masih belum mencerminkan keadaan
layaknya Negara yang kaya dan makmur, akibat dari kurangnya pemerataan
pembangunan memang tidak begitu dirasakan oleh masyarakat yang tinggal
di daerah yang mengalami pembangunan cukup pesat. Pembangunan ini
meliputi program-program pembangunan yang menyeluruh, terarah, dan
terpadu yang dilaksanakan secara terus-menerus untuk mewujudkan tujuan
nasional.
Bidang yang menjadi perhatian dalam pembangunan nasional yaitu,
Pembangunan Nasional dalam bidang Ekonomi, Pembangunan nasional
dalam bidang Kesejahteraan Rakyat, Kebudayaan dan Pendidikan,
Pembangunan nasional dalam bidang Agama dan kepercayaan kepada Tuhan
yang Maha Esa, Pembangunan Nasional dalam Bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Pembangunan Nasional dalam bidang Hukum, Pembangunan
Nasional dalam bidang Politik, Pembangunan Nasional Dalam bidang
Hankam. Sedangkan, hubungannya dengan nilai pancasila yaitu pada Sila
pertama,sila ketiga,dan sila kelima
B. Saran
Untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa, dibutuhkan sebuah kerja
sama antara masyarakat dan juga pemerintah. Tapi dalam halini pemerintah
memegang peranan yang cukup besar, sehingga diharapkan semua
perencanaan yang telah direncanakan dapat direalisasikan dengan penuh
tanggung jawab dan memperoleh hasil yang sesuai dengan rencana awal dan
kebijakan pemerintah dapat merata disetiap daerah ,tidak hanya berkembang
di daerah kota saja ,tetapi diseluruh daerah terpencil di Indonesia.

Daftar Pustaka
Ariyansyah, R., Annisa, H. N., & Mardhiyatirrahmah, L. (2014). Pembangunan
Indonesia
Menurut Pancasila dan UUD 1945.
Sa'yan, R. (2012, December 22). Ketidakmerataan Pembangunan Berhubungan
dengan
Kurangnya Kebijakan Pemerintah Terhadap Pembangunan Daerah. Diambil
kembali dari Rifa's Blog:
https://rifasayan.wordpress.com/2012/12/22/ketidakmerataan-pembangunan-
berhubungan-dengan-kurangnya-kebijakan-pemerintah-terhadap-
pembangunan-daerah

Anda mungkin juga menyukai