Anda di halaman 1dari 15

MENINGKATKAN SIKAP ANTIKORUPSI DIKALANGAN

MASYARAKAT INDONESIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang diampu oleh Bapak Didi Pramono M.Pd. dan Bapak Hafiz
Rafi Uddin S. H., S. Pd. I., M. H.

Disusun Oleh:
Ika Nur Afifah 7211422045
Nikola Saputra 7211422088
Rifka Putri Amelia 7211422095
Dina Nur Himmatina 7211422122
Ali Abdurrahman Maula Bafaqih 7211422203
Silvia Dwi Prihandini 7211422238
Ragil Prakoso 7211422334
Mei Lisa Icha Cahyani 7211422426

PRODI
FAKULTAS
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini penyalahgunaan serta penyelewengan uang milik negara telah
menjadi suatu permasalahan yang tidak asing bagi masyarakat umum. Bahkan
korupsi telah menjadi suatu perbincangan yang umum dikalangan masyarakat
sekitar khususnya di Indonesia. Banyaknya kasus yang telah tercium dan
ditangani oleh aparat keamanan bukannya semakin membuat para pejabat
lebih taat dalam mengelola keuangan milik negara tetapi justru membuat
semakin banyak pelaku korupsi yang terbentuk. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya rasa cinta terhadap negara oleh para pelaku korupsi, sehingga
mereka berani menyalahgunakan keuangan milik negara sendiri tanpa
memikirkan dampak dari perbuatan curang mereka. Serta didukung oleh
terbatasnya pengetahuan masyarakat umum tentang dampak dari terjadinya
korupsi oleh para pejabat negara. Bahkan terkadang masyarakat menganggap
korupsi adalah hal yang biasa terjadi sehingga bukannya mereka ikut
mencegah dengan mengawasi kegiatan para pejabat justru masyarakat malah
memaklumi hal tersebut.

Indonesia sendiri telah melakukan berbagai upaya-upaya yang diyakini dapat


meminimalisir korupsi di Indonesia, namun semua upaya yang telah
diterapkan dan direalisasikan selama ini belum dapat menghilangkan korupsi
secara menyeluruh dan sepenuhnya di Indonesia. Meskipun segala upaya
yang ada telah direalisasikan dengan cara yang berbeda oleh instansi yang
berbeda pula. Misalnya dalam kelembagaan negara terdapat lembaga negara
Komisi Pemberantasan Korupsi yang biasa disingkat sebagai KPK yang
memiliki fungsi daan wewenang seperti yang tercantum pada pasal 6 UU No.
19 Tahun 2019. Ternyata dengan adanya lembaga-lembaga yang menangani
penyelewengan uang milik negara yang sering disebut korupsi bukannya
meminimalir adanya pelaku korupsi justru memberikan para pelaku korupsi
relasi agar terhindar dari jerat hukum. Didasari hal tersebur, perlu
dilakukannya upaya-upaya untuk mengatasi korupsi yang ada di Indonesia,
sehingga Indonesia dapat terbebas dari jerat pelaku korupsi. Hal ini termasuk
merancang dan menata kembali layanan publik, meningkatkan transparansi,
pemantauan dan sanksi, serta memberdayakan lembaga pendukung untuk
mencegah korupsi. Pemberantasan korupsi membutuhkan penegakan yang
terintegrasi, kerjasama internasional dan regulasi yang harmonis. Bedasarkan
latar belakang tersebut maka penulis meembuat laporan ini dengan judul
“MENINGKATKAN SIKAP ANTIKORUPSI DIKALANGAN
MASYARAKAT INDONESIA”

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud korupsi?
2. Apa saja bentuk-bentuk tindakan korupsi?
3. Apa saja dampak-dampak korupsi dalam berbagai bidang?
4. Bagaimana cara untuk memberantas perilaku korupsi?
5. Bagaimana persepsi masyarakat Indonesian tentang korupsi yang terjadi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya korupsi.
2. Untuk mengetahui dampak terjadinya korupsi.
3. Untuk mengetahui upaya apa yang tepat untuk dilakukan dalam
memberantas korupsi.

D. Manfaat
1. Untuk mengetahui adanya tindakan korupsi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku korupsi.
3. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya korupsi.
4. Upaya untuk mengurangi atau penolakan adanya tindakan korupsi untuk
generasi di masa mendatang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
Korupsi
a) Penafsiran korupsi
Wijayanti (2016: 1) melaporkan kalau korupsi ataupun rausah merupakan aksi
yang dilakukan oleh pejabat public, baik politis ataupun pegawai negara, dan
pihak lain ikut serta dalam aksi tersebut yang secara tidak sah menyalahgunakan
keyakinan publik yang dikuasakan kepada pejabat publik untuk memperoleh
keuntungan secara sepihak. Wibowo (2013: 22) menjabarkan kalau korupsi ialah
penyalahgunaan wewenang yang terdapat pada seseorang specialnya pejabat
ataupun pegawai negara, demi keuntungan individu, keluarga, mitra, serta
sahabat ataupun kelompoknya. Bisa ditarik kesimpulan bahwa korupsi
merupakan aksi yang sangat merugikan bagi negara, menjadikan warga negara
semakin miskin dan membatasi kesejahteraan warga negara.
b) Jenis- jenis korupsi
Chaerudin, dkk (2008: 2) menerangkan jenis- jenis korupsi meliputi:
1) Korupsi transaktif
2) Korupsi ekstortif
3) Korupsi investif
4) Korupsi nepotistik
5) Korupsi otogenik
6) Korupsi supportif
7) Korupsi defensive
Pawiroputro, dkk (2011. 2. 12) mengatakan tipe tindak pidana korupsi antara
lain:
1) Memberikan ataupun menerima hadiah ataupun janji (penyuapan)
2) Penggelapan pada jabatan
3) Pemerasan pada jabatan
4) Turut dalam hal pengadaan (untuk pegawai negara ataupun penyelenggara
negeri)
5) Mendapatkan gratifikasi (untuk pegawai negara ataupun penyelenggara
negeri)
Pada hakikatnya aksi korupsi merupakan aksi yang tidak jujur dalam
pengambilan hak- hak orang lain yang dapat merugikan serta membatasi
kesejahteraan warga negara.
c) Pemicu korupsi
Hartanti (2005. 11) melaporkan kalau pemicu terbentuknya korupsi diantaranya
sebagai berikut:
1) Kurangnya Pembelajaran agama serta etika
2) Kolonialisme
3) Minimnya pembelajaran
4) Kemiskinan
5) Terdapatnya sanksi yang kurang keras
6) Langkanya area produktif untuk meningkatkan sikap antikorupsi
7) Struktur pemerintahan
8) Pergantian radikal
9) Kondisi masyarakat
Merican dalam Wibowo (2013. 2. 31- 33) melaporkan kalau korupsi di
Indonesia diakibatkan oleh:
1) Peninggalan yang berasal dari pemerintah colonial Belanda
2) Diakibatkan oleh kemiskinan, ketimpangan, serta ketidakmerataan
3) Pendapatan yang kecil
4) Anggapan yang terkenal kalau korupsi telah dicoba oleh orang-orang
5) Pengaturan yang tidak tegas
6) Pengetahuan yang kurang mencukupi dalam bidangnya
Pemicu aksi korupsi yang sudah dijabarkan sebelumnya terdapat kesamaan dari
dua pakar yaitu minimnya pengetahuan, kemiskinan, hukum yang kurang tegas,
serta kolonialisme.
d) Upaya penangkalan korupsi
Tercantum pada Pasal 13 Undang-Undang Bawah Nomor 30 tahun 2002
menerangkan penyelenggaraan strategi Pembelajaran antikorupsi pada tiap
jenjang Pembelajaran tercantum upaya buat menanggulangi korupsi. Upaya
pemberantasan korupsi terdiri dari 3 faktor pembuat ialah:
1) Pencegahan
2) Penindakan
3) Kedudukan dan masyarakat
Pembelajaran ANTIKORUPSI
a. Penafsiran Pembelajaran antikorupsi
Wibowo (2013: 38) melaporkan kalau Pembelajaran antikorupsi merupakan
usaha yang secara sadar serta terencana untuk merealisasikan proses belajar
mengajar yang kritis pada nilai-nilai antikorupsi. Wijaya (2014: 24)
melaporkan kalau pembelajaran antikorupsi merupakan usaha secara sadar
untuk membagikan uraian serta penangkalan terbentuknya perbuatan korupsi
yang dicoba lewat Pembelajaran resmi di sekolah, Pembelajaran resmi di
keluarga, dan Pembelajaran resmi di lingkup warga.
b. Nilai- nilai Pembelajaran antikorupsi
Nilai- nilai dalam Pembelajaran antikorupsi meliputi:
1) Kejujuran
2) Kepedulian
3) Kemandirian
4) Kedisiplinan
5) Tanggungjawab
6) Kerja keras
7) Kesederhanaan
8) Keberanian
9) Keadilan

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Terdapat beberapa penelitian yang dilihat relevan dengan penelitian yang
dibuat saat ini, di antaranya merupakan penelitian yang dilakukan oleh
Bunga, M., Maroa, M. D., Arief, A., & Djanggih, H. (2019) dengan judul
Urgensi Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Dan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Law Reform, 15(1), 85-97.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kiprah masyarakat dalam upaya
pencegahan dan pemberantasan korupsi sangat diperlukan untuk
memberantasnya. Setidaknya, masyarakat harus berpartisipasi karena dua
alasan yaitu masyarakat sebagai korban dan masyarakat sebagai komponen
negara. Kedua, bentuk partisipasi masyaraka meliputi: mendorong partisipasi
masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi
sebagaimana diatur dalam undang-undang, dan melakukan kontrol sosial
yang terencana maupun tidak terencana untuk mendidik, mengajak, bahkan
memaksa masyarakat untuk melakukan adaptasi dengan adat-istiadat dan
nilai-nilai kehidupan masyarakat yang bersangkutan. (Bunga dkk, 2019)

C. Metode Penulisan Makalah


Bersangkutan dengan data yang didapatkan oleh penulis, penulis
menggunakan metode kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Menurut
Siregar (2016:107) Prosedur pemecahan masalah metode penelitian deskriptif
terdiri dari mendeskripsikan topik penelitian dalam keadaan terkini
berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan, kemudian menganalisis dan
menginterpretasikannya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Apa yang dimaksud korupsi dan jenis-jenisnya.


Korupsi dalam arti luas adalah penyalahgunaan pekerjaan seseorang untuk
mendapatkan keuntungan bagi pribadi. Kata korupsi berasal dari bahasa Latin
corcorio atau corcortus, yang berarti kerugian, keburukan, kebobrokan,
ketidakjujuran, potensi penyuapan, dan kesucian yang tidak bermoral. Kata
“korupsi” lalu terdapat dalam bahasa Inggris serta Perancis. Ini berarti
menyalahgunakan kekuasaan untuk keuntungan Anda sendiri. Tindak pidana
korupsi dirumuskan menjadi 30 jenis, dan selanjutnya diklasifikasikan
menjadi 7 tindak pidana korupsi.
1. Kerugian keuangan pemerintah
Misalnya, pegawai negeri dapat membuka anggaran dan memanfaatkan
perbedaan harga.
2. Suap Menyuap
Misalnya, suap digunakan di antara karyawan untuk memfasilitasi promosi
atau status.
3. Penyalahgunaan Jabatan
Penggelapan kantor, contoh penegakan hukum yaitu merobek,
menghilangkan serta menghancurkan barang bukti suap demi melindungi
oknum penyuap.
4. Pemerasan
Misalnya, seorang pejabat mengatakan biaya pengurusan dokumen adalah
Rp 100.000, padahal seharusnya Rp30.000 atau gratis.
5. Penipuan
Misalnya, kontraktor yang membangun gedung atau distributor bahan
bangunan melakukan praktik penipuan yang dapat membahayakan
keselamatan orang dan properti.
6. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
Misalnya, saat pengadaan perlengkapan kantor, pegawai negeri melibatkan
bisnis keluarga dalam penawaran dan upaya untuk menang.
7. Kepuasan
Misalnya, pengusaha memberikan hadiah yang relatif mahal terhadap
pejabat pemerintah dengan tujuan memenangkan proyek dari lembaga
pemerintah.

B. Bentuk-bentuk Tindakan Korupsi


Undang-undang mengidentifikasi 30 jenis korupsi. Tindak pidana korupsi
dikategorikan menjadi 30 jenis, yang selanjutnya dikategorikan menjadi 7
tindak pidana korupsi.
1. Suap Pejabat Publik.
2. Hadiah kepada Pejabat Pemerintah.
3. Pejabat mendapat suap.
4. PNS mendapat hadiah yang berkaitan dengan tugasnya.
5. Menyuap hakim;
6. Suap Pengacara.
7. Hakim serta pengacara mendapat suap.
8. Hakim mendapat suap.
9. Pendukung mendapat suap.
10. Pejabat menggelapkan uang atau membiarkan terjadinya penggelapan.
11. PNS memalsukan catatan administrasi;
12. Petugas memusnahkan barang bukti.
13. Petugas memerintahkan orang lain untuk memusnahkan barang bukti.
14. Petugas membantu orang lain menghilangkan barang bukti.
15. Mengancam pejabat;
16. Seorang karyawan mengancam karyawan lain.
17. Kontraktor telah melakukan penipuan.
18. Pemimpin proyek mengizinkan kecurangan.
19. Pelanggaran Afiliasi TNI/Polri.
20. Menipu Manajer Mitra TNI/Polri.
21. Penerima Barang Dagangan TNI/Polri Membiarkan Penipuan.
22. Pejabat yang menduduki barang milik negara dan merugikan orang lain.
23. Pejabat berpartisipasi dalam pengadaan yang mereka kelola.
24. Pejabat menerima tunjangan dan tidak melaporkannya ke KPK.
25. Menghambat proses penyidikan kasus korupsi.
26. Terdakwa tidak mengungkapkan harta kekayaan.
27. Penolakan dari bank untuk memberikan informasi tentang rekening
terdakwa.
28. Saksi dan/atau ahli yang tidak memberikan keterangan atau memberikan
keterangan yang palsu.
29. Seseorang yang menyimpan rahasia dinas tetapi lalai sehingga
memberikan informasi ataupun memberikan informasi palsu.
30. Saksi yang membeberkan jati diri pelapor.

C. Dampak-dampak korupsi dalam berbagai bidang.


Korupsi dianggap sebagai kejahatan yang sangat buruk karena terdapat
konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang yang signifikan. Korupsi
dapat merugikan negara dan juga mempengaruhi orang-orang di dalamnya.
Dampak korupsi di berbagai bidang dapat kita semua rasakan sendiri.
Dampak korupsi dapat dilihat dari tingginya harga pelayanan, tingginya angak
penduduk miskin, serta langkanya fasilitas pendidikan dan kesehatan,
Pembangunan ekonomi berhenti dan terhambatnya berbagai rencana
pembangunan dikarenakan korupsi. Selain itu dalam segi budaya. Korupsi
mengikis kearifan lokal dan menggantikannya dengan perilaku – perilaku
yang tidak baik.
Berikut ini merupakan dampak korupsi diberbagai bidang:
a) Bidang Ekonomi
Korupsi berdampak buruk bagi perekonomian suatu negara. Salah satunya
menyebabkan lambatnya pertumbuhsn ekonomi di negara tersebut karena
tidak adanya investor yang masuk. Selain itu korupsi menyebabkan
kelembagaan yang buruk karena menambah beban dan transaksi ekonomi.
Adanya suap dan pemerasan dalam perekonomian menyebabkan biaya
transaksi ekonomi yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan inefisiensi
bisnis.
Perlambatan ekonomi telah meningkatkan ketimpangan sosial. Orang kaya
dengan kekuasaan yang bisa menyuap semakin kaya. Sementara itu, orang
miskin akan terus jatuh miskin.
Korupsi juga dapat mengalihkan sumber daya publik ke tangan koruptor,
yang mengakibatkan berkurangnya pengeluaran pemerintah yang
ditujukan untuk rakyat. Pada akhirnya, orang miskin tidak akan memiliki
kehidupan yang layak, pendidikan yang baik, atau fasilitas kesehatan yang
memadai.
Korupsi yang mempengaruhi perekonomian memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap peningkatan kemiskinan di kalangan masyarakat
negara. Efek korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah kemiskinan
absolut. Di sisi lain, dampak korupsi pada kesenjangan pendapatan
meningkatkan angka kemiskinan relatif. Terus-menerusnya korupsi akan
semakin menyebabkan kemiskinan di masyarakat. Korupsi lebih lanjut
merugikan orang miskin dengan meningkatkan biaya pelayanan publik dan
perawatan kesehatan. Pendidikan yang buruk melalui korupsi juga tidak
membuat masyarakat miskin keluar dari jebakan korupsi.
b) Bidang Kesehatan
Dampak korupsi di bidang kesehatan merupakan ancaman langsung
terhadap nyawa masyarakat. ICW menilai pengadaan alat kesehatan dan
farmasi merupakan dua sektor yang paling rentan korupsi. Produk medis
yang dibeli melalui praktik korupsi berkualitas buruk dan layanan jualnya
buruk serta tidak akurat. Khasiat obat yang perolehannya mengandung
unsur korupsi juga patut dipertanyakan.
c) Bidang Pembangunan dan Infrastuktur
Salah satu sektor yang terdampak korupsi adalah pembangunan dan
infrastruktur. Salah satu jenis korupsi di sektor ini adalah mark up yang
sangat tinggi hingga 40%, menurut sebuah studi Bank Dunia. KPK
menemukan nilai kontrak 100% adalah nilai infrastruktur yang sebenarnya
karena dia satu kasus kerusakan infrastruktur dan sisanya dipecah menjadi
proyek yang rusak sehingga dia menguranginya menjadi 50%. Saya tidak
menemukan apa-apa lagi.
Akibat dari korupsi ini tentu saja penurunan kualitas bangunan yang dapat
mengancam keselamatan masyarakat. Proyek infrastruktur yang sarat
korupsi juga tidak bertahan lama dan cepat rusak, sehingga proyek baru
harus dimulai kembali karena korupsi.
d) Bidang Budaya
Korupsi juga berdampak negatif terhadap budaya dan norma masyarakat.
Ketika korupsi menjadi kebiasaan, orang-orang melihatnya sebagai hal
yang biasa dan bukan berbahaya. Akibatnya, korupsi mengakar di
masyarakat dan menjadi norma dan budaya.

D. Cara untuk memberantas perilaku korupsi.


Strategi yang dilakukan sebagai cara untuk pemberantasan korupsi:
a) Represif
Dengan strategi represif, KPK dapat menangkap koruptor dengan tahapan
yang meliputi 5P yaitu:
1. Penanganan laporan pengaduan dari masyarakat
2. Penyelidikan
3. Penyidikan
4. Penuntutan
5. Pelaksanaan putusan pengadilan
b) Perbaikan sistem
c) Edukasi dan kampanye
d) Strategi preventif
Upaya preventif atau preemtif adalah upaya antikorupsi untuk mengurangi
penyebab dan peluang seseorang melakukan perbuatan korupsi.
e) Strategi detektif
Kegiatan penyidikan adalah kegiatan untuk mengungkap kasus korupsi
secara cepat, tepat dan murah.
Cara pencegahan korupsi:
a) Pembentukan organisasi anti korupsi
b) Pembentukan antikorupsi di sektor publik
c) Pencegahan sosial dan pemberdayaan masyarakat akan pentingnya
antikorupsi.

E. Persepsi masyarakat Indonesian tentang korupsi


Pandangan terkait kekuasaan sering kali mendorong pemegang kekuasaan
dalam praktik korupsi, terlepas dari apakah mereka mengenalinya atau tidak
lagi. Fenomenologi korupsi ini mencoba memberikan penjelasan bagaimana
preferensi atau intuisi kekuasaan dari tantangan pemegang kekuasaan sangat
kuat yang mengakibatkan kecenderungan melingkupi kekuasaan menjadi
segala sesuatu. Kekuasaan yang pada hakikatnya merupakan amanah, diubah
wujudnya menjadi sarana untuk hidup dan bertempat tinggal. Ini menjadi hal
yang wajar dimana praktik korupsi sebenarnya pasti membutuhkan kekuasaan.

Masyarakat cenderung kurang memperhatikan perilaku pejabat publik karena


adanya oknum-oknum birokrasi yang hidup di lingkungannya. Jika
masyarakat peduli, masyarakat akan memposisikan gaya hidup elit birokrasi
sebagai hak pribadi untuk tidak diganggu orang lain. Masyarakat cenderung
tidak peduli jika seseorang adalah pegawai pemerintah sehingga perilakunya
juga harus diawasi oleh masyarakat. Bagi masyarakat, pegawai pemerintah
sudaah semestinya mendapatakan fasilitas dari jabatannya, sehingga jika
bertindak berlebihan dianggap biasa saja.

Ciri khas posisinya. Pandangan ini sangat menarik. Hal ini mungkin bukanlah
sebuah kebenaran yang bersifat lokal, tetapi dapat diterima secara umum
dalam sistem sosial kita yang menganut prinsip saling menghormati dan
harmoni (Suseno, 1999: 39-60). Dengan memakai asumsi Hildred Geertz,
Magnis Suseno menyebutkan jika terdapat aturan-aturan yang paling penting
dalam sampel sosial masyarakat kita, khususnya Jawa, yaitu: 1) pada setiap
keadaan, orang semestinya berperilaku seperti sekarang ini. tidak lagi
bertujuan konflik; 2) kebutuhan bahwa orang-orang dalam cara mereka
berkomunikasi dan membawa diri mereka terus-menerus menunjukkan
penghargaan kepada orang lain, bergantung pada ijazah serta posisi mereka.
Aturan pertama dikenal sebagai kerukunan, dan yang kedua dikenal sebagai
menghargai. Dalam masyarakat Jawa, setidaknya semua bentuk interaksi
sosial menggunakan norma-norma tersebut sebagai kerangka normatif untuk
mendefinisikan perilaku

Masyarakat dengan sistem sosial seperti itu membutuhkan kondisi yang


harmonis dalam masyarakat. Keadaan ini mengharuskan ditundanya berbagai
kekhawatiran di masyarakat atau di kalangan masyarakat agar kehidupan
sosial anggota keluarga tetap dapat terlihat harmonis dan baik. Masyarakat
sebagian besar merupakan panggilan untuk kerukunan karena harus ditaati
melewati pencegahan semua hal yang dapat mengganggu kerukunan dan
perdamaian.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari data dan fakta yang telah disebutkan diatas maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa peningkatan sikap antikorupsi dikalangan
masyarakat memiliki peran yang cukup penting pada upaya pemberantasan
korupsi yang ada di Indonesia, hal ini diakibatkan masyarakat merupakan
penerus bagi pemimpin di masa yang akan datang. Sehingga pembentukan
sikap anti korupsi dapat menjadi dasar masyarakat dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.

B. Saran
Meskipun penulis mengharapkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini, namun tidak dapat dimungkiri jika pada kebenarannya masih terdapat
banyak hal yang perlu diperbaiki oleh penulis.
Hal ini karena terbatasnya pengetahuan yang dimiliki penulis, sehingga kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan oleh
penulis yang dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Listiyono dan Meyrasyawati, Dewi. 2016. Model Strategi Kebudayaan


Dalam Pemberantasan Korupsi Di Indonesia. Surabaya: Universitas Airlangga.

Pusat Edukasi Anti Korupsi. Ayo Kenali dan Hindari 30 Jenis Korupsi Ini!. 2022.
(online at: https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220524-ayo-kenali-
dan-hindari-30-jenis-korupsi-ini, diunduh pada 28 October 2022).

Ziaggi. Gramedia Blog. 2022. (online at: https://www.gramedia.com/best-


seller/strategi-cara-pemberantasan-korupsi/, diunduh pada 28 October 2022).

Pusat Edukasi Anti Korupsi. Kenali Bahayanya Dampak Korupsi di Berbagai


Bidang Ini. 2022. (online at: https://aclc.kpk.go.id/aksi-
informasi/Eksplorasi/20220520-kenali-bahayanya-dampak-korupsi-di-berbagai-
bidang-ini, diunduh pada 28 October 2022).

Anda mungkin juga menyukai