MASYARAKAT INDONESIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang diampu oleh Bapak Didi Pramono M.Pd. dan Bapak Hafiz
Rafi Uddin S. H., S. Pd. I., M. H.
Disusun Oleh:
Ika Nur Afifah 7211422045
Nikola Saputra 7211422088
Rifka Putri Amelia 7211422095
Dina Nur Himmatina 7211422122
Ali Abdurrahman Maula Bafaqih 7211422203
Silvia Dwi Prihandini 7211422238
Ragil Prakoso 7211422334
Mei Lisa Icha Cahyani 7211422426
PRODI
FAKULTAS
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini penyalahgunaan serta penyelewengan uang milik negara telah
menjadi suatu permasalahan yang tidak asing bagi masyarakat umum. Bahkan
korupsi telah menjadi suatu perbincangan yang umum dikalangan masyarakat
sekitar khususnya di Indonesia. Banyaknya kasus yang telah tercium dan
ditangani oleh aparat keamanan bukannya semakin membuat para pejabat
lebih taat dalam mengelola keuangan milik negara tetapi justru membuat
semakin banyak pelaku korupsi yang terbentuk. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya rasa cinta terhadap negara oleh para pelaku korupsi, sehingga
mereka berani menyalahgunakan keuangan milik negara sendiri tanpa
memikirkan dampak dari perbuatan curang mereka. Serta didukung oleh
terbatasnya pengetahuan masyarakat umum tentang dampak dari terjadinya
korupsi oleh para pejabat negara. Bahkan terkadang masyarakat menganggap
korupsi adalah hal yang biasa terjadi sehingga bukannya mereka ikut
mencegah dengan mengawasi kegiatan para pejabat justru masyarakat malah
memaklumi hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud korupsi?
2. Apa saja bentuk-bentuk tindakan korupsi?
3. Apa saja dampak-dampak korupsi dalam berbagai bidang?
4. Bagaimana cara untuk memberantas perilaku korupsi?
5. Bagaimana persepsi masyarakat Indonesian tentang korupsi yang terjadi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya korupsi.
2. Untuk mengetahui dampak terjadinya korupsi.
3. Untuk mengetahui upaya apa yang tepat untuk dilakukan dalam
memberantas korupsi.
D. Manfaat
1. Untuk mengetahui adanya tindakan korupsi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku korupsi.
3. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya korupsi.
4. Upaya untuk mengurangi atau penolakan adanya tindakan korupsi untuk
generasi di masa mendatang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Korupsi
a) Penafsiran korupsi
Wijayanti (2016: 1) melaporkan kalau korupsi ataupun rausah merupakan aksi
yang dilakukan oleh pejabat public, baik politis ataupun pegawai negara, dan
pihak lain ikut serta dalam aksi tersebut yang secara tidak sah menyalahgunakan
keyakinan publik yang dikuasakan kepada pejabat publik untuk memperoleh
keuntungan secara sepihak. Wibowo (2013: 22) menjabarkan kalau korupsi ialah
penyalahgunaan wewenang yang terdapat pada seseorang specialnya pejabat
ataupun pegawai negara, demi keuntungan individu, keluarga, mitra, serta
sahabat ataupun kelompoknya. Bisa ditarik kesimpulan bahwa korupsi
merupakan aksi yang sangat merugikan bagi negara, menjadikan warga negara
semakin miskin dan membatasi kesejahteraan warga negara.
b) Jenis- jenis korupsi
Chaerudin, dkk (2008: 2) menerangkan jenis- jenis korupsi meliputi:
1) Korupsi transaktif
2) Korupsi ekstortif
3) Korupsi investif
4) Korupsi nepotistik
5) Korupsi otogenik
6) Korupsi supportif
7) Korupsi defensive
Pawiroputro, dkk (2011. 2. 12) mengatakan tipe tindak pidana korupsi antara
lain:
1) Memberikan ataupun menerima hadiah ataupun janji (penyuapan)
2) Penggelapan pada jabatan
3) Pemerasan pada jabatan
4) Turut dalam hal pengadaan (untuk pegawai negara ataupun penyelenggara
negeri)
5) Mendapatkan gratifikasi (untuk pegawai negara ataupun penyelenggara
negeri)
Pada hakikatnya aksi korupsi merupakan aksi yang tidak jujur dalam
pengambilan hak- hak orang lain yang dapat merugikan serta membatasi
kesejahteraan warga negara.
c) Pemicu korupsi
Hartanti (2005. 11) melaporkan kalau pemicu terbentuknya korupsi diantaranya
sebagai berikut:
1) Kurangnya Pembelajaran agama serta etika
2) Kolonialisme
3) Minimnya pembelajaran
4) Kemiskinan
5) Terdapatnya sanksi yang kurang keras
6) Langkanya area produktif untuk meningkatkan sikap antikorupsi
7) Struktur pemerintahan
8) Pergantian radikal
9) Kondisi masyarakat
Merican dalam Wibowo (2013. 2. 31- 33) melaporkan kalau korupsi di
Indonesia diakibatkan oleh:
1) Peninggalan yang berasal dari pemerintah colonial Belanda
2) Diakibatkan oleh kemiskinan, ketimpangan, serta ketidakmerataan
3) Pendapatan yang kecil
4) Anggapan yang terkenal kalau korupsi telah dicoba oleh orang-orang
5) Pengaturan yang tidak tegas
6) Pengetahuan yang kurang mencukupi dalam bidangnya
Pemicu aksi korupsi yang sudah dijabarkan sebelumnya terdapat kesamaan dari
dua pakar yaitu minimnya pengetahuan, kemiskinan, hukum yang kurang tegas,
serta kolonialisme.
d) Upaya penangkalan korupsi
Tercantum pada Pasal 13 Undang-Undang Bawah Nomor 30 tahun 2002
menerangkan penyelenggaraan strategi Pembelajaran antikorupsi pada tiap
jenjang Pembelajaran tercantum upaya buat menanggulangi korupsi. Upaya
pemberantasan korupsi terdiri dari 3 faktor pembuat ialah:
1) Pencegahan
2) Penindakan
3) Kedudukan dan masyarakat
Pembelajaran ANTIKORUPSI
a. Penafsiran Pembelajaran antikorupsi
Wibowo (2013: 38) melaporkan kalau Pembelajaran antikorupsi merupakan
usaha yang secara sadar serta terencana untuk merealisasikan proses belajar
mengajar yang kritis pada nilai-nilai antikorupsi. Wijaya (2014: 24)
melaporkan kalau pembelajaran antikorupsi merupakan usaha secara sadar
untuk membagikan uraian serta penangkalan terbentuknya perbuatan korupsi
yang dicoba lewat Pembelajaran resmi di sekolah, Pembelajaran resmi di
keluarga, dan Pembelajaran resmi di lingkup warga.
b. Nilai- nilai Pembelajaran antikorupsi
Nilai- nilai dalam Pembelajaran antikorupsi meliputi:
1) Kejujuran
2) Kepedulian
3) Kemandirian
4) Kedisiplinan
5) Tanggungjawab
6) Kerja keras
7) Kesederhanaan
8) Keberanian
9) Keadilan
Ciri khas posisinya. Pandangan ini sangat menarik. Hal ini mungkin bukanlah
sebuah kebenaran yang bersifat lokal, tetapi dapat diterima secara umum
dalam sistem sosial kita yang menganut prinsip saling menghormati dan
harmoni (Suseno, 1999: 39-60). Dengan memakai asumsi Hildred Geertz,
Magnis Suseno menyebutkan jika terdapat aturan-aturan yang paling penting
dalam sampel sosial masyarakat kita, khususnya Jawa, yaitu: 1) pada setiap
keadaan, orang semestinya berperilaku seperti sekarang ini. tidak lagi
bertujuan konflik; 2) kebutuhan bahwa orang-orang dalam cara mereka
berkomunikasi dan membawa diri mereka terus-menerus menunjukkan
penghargaan kepada orang lain, bergantung pada ijazah serta posisi mereka.
Aturan pertama dikenal sebagai kerukunan, dan yang kedua dikenal sebagai
menghargai. Dalam masyarakat Jawa, setidaknya semua bentuk interaksi
sosial menggunakan norma-norma tersebut sebagai kerangka normatif untuk
mendefinisikan perilaku
A. Simpulan
Dari data dan fakta yang telah disebutkan diatas maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa peningkatan sikap antikorupsi dikalangan
masyarakat memiliki peran yang cukup penting pada upaya pemberantasan
korupsi yang ada di Indonesia, hal ini diakibatkan masyarakat merupakan
penerus bagi pemimpin di masa yang akan datang. Sehingga pembentukan
sikap anti korupsi dapat menjadi dasar masyarakat dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Meskipun penulis mengharapkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini, namun tidak dapat dimungkiri jika pada kebenarannya masih terdapat
banyak hal yang perlu diperbaiki oleh penulis.
Hal ini karena terbatasnya pengetahuan yang dimiliki penulis, sehingga kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan oleh
penulis yang dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Edukasi Anti Korupsi. Ayo Kenali dan Hindari 30 Jenis Korupsi Ini!. 2022.
(online at: https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220524-ayo-kenali-
dan-hindari-30-jenis-korupsi-ini, diunduh pada 28 October 2022).