Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK MANAJEMEN PROYEK

“Manajemen Proyek Pembangunan jalur MRT Kontruksi Layang dan Kontruksi Bawah
Tanah PT MRT Jakarta dan PT China Communication Constructuion”

Dosen:
Indra Yusuf, ST

Disusun Oleh:
Arya Maikel (1118014)
Daffa Kamal (1118023)
Tasya Chayatunnufus (1118030)
Kresna Adhiguna Pratama (1118036)

Teknik Industri Otomotif Politeknik STMI Jakarta


Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan Laporan Teknik Manajemen
Proyek Pembangunan jalur MRT Kontruksi Layang dan Kontruksi Bawah Tanah

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Pada
kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih, kepada:

1. Indra Yusuf selaku dosen Teknik Manajemen Proyek Politeknik STMI Jakarta;
2. Kedua orang tua dan seluruh anggota keluarga yang telah ikut memberikan dorongan
dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang
baik dan benar.

Jakarta, 26 Januari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................1

BAB I.............................................................................................................................2

PENDAHULUAN...........................................................................................................2

1.1 Latar Belakang................................................................................................2

1.2 Permasalahan.................................................................................................3

1.3 Tujuan..............................................................................................................3

BAB 2............................................................................................................................4

LANDASAN TEORI.......................................................................................................4

2.1 Manajemen Proyek............................................................................................4

2.2 Aspek-aspek dalam Manajemen Proyek.........................................................5

2.2.1 Perencanaan Produksi.............................................................................................5

2.2.2 Pengendalian Produksi...........................................................................................5

2.2.3 Pengawasan Produksi..............................................................................................6

2.3 Karakteristik dan Siklus Proyek.......................................................................6

2.3.1 Tahap Konseptual Gagasan....................................................................................6

2.3.2 Tahap Studi Kelayakan...........................................................................................6

2.3.3 Tahap Detail Desain.................................................................................................6

2.3.4 Tahap Pengadaan.....................................................................................................7

2.3.5 Tahap Implementasi................................................................................................7

2.3.6 Tahap Operasi dan Pemeliharaan..........................................................................7

iii
BAB III...........................................................................................................................8

PEMBAHASAN.............................................................................................................8

3.1 Profil Perusahaan..............................................................................................8

3.2 Deskripsi Proyek..............................................................................................10

3.2.1 Kontruksi Bawah Tanah...........................................................................................11

3.2.2 Kontruksi Layang.....................................................................................................12

3.3 Aspek Teknis....................................................................................................14

BAB IV.........................................................................................................................15

PENUTUP...................................................................................................................15

4.1 Kesimpulan......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Jalur Pembangunan MRT, Kemayoran – Lebak Bulus..………………................................11

Gambar 3.2 Skesta Pembangunan Kontruksi Bawah Tanah MRT...…………………………………….12


Gambar 3.3 Proses Pembangunan Kontruksi Bawah Tanah MRT…...………………………………….13
Gambar 3.4 MRT………………………………………………...………………………………………13
Gambar 3.5 Proses Pembuatan Kontruksi Lay…………………………………………………………..13
Gambar 3.6 Proses Pembuatan Kontruksi Layang 2..…………………………………………………...13
Gambar 3.7 Aspek Teknis.………………………………………………………………………………14

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jakarta adalah ibu kota Indonesia dengan penduduk sebanyak 10 juta jiwa.
Diperkirakan bahwa lebih dari empat juta penduduk di daerah sekitar Jabodetabek
menempuh perjalanan ke dan dari kota setiap hari kerja. Masalah transportasi semakin
mulai menarik perhatian politik dan telah diprediksikan bahwa tanpa terobosan
transportasi utama, kemacetan akan membanjiri kota dan akan menjadi kemacetan lalu
lintas yang sangat parah sehingga kendaraan tidak bisa bergerak bahkan pada saat baru
keluar dari garasi rumah pada tahun 2020.

Sejak tahun 1980 lebih dari dua puluh lima studi subjek umum dan khusus telah
dilakukan terkait dengan kemungkinan sistem Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta.
Salah satu alasan utama yang menunda penanggulangan masalah ini adalah krisis
ekonomi dan politik 1997-1999. Sebelum krisis, sebuah Build-Operate-Transfer (BOT)
yang dianggap sebagai bagian dari MRT baru melibatan sektor swasta. Setelah krisis,
rencana mengandalkan BOT untuk menyediakan pembiayaan terbukti tidak layak dan
proyek MRT kembali diusulkan sebagai skema yang didanai pemerintah.

Transportasi umum di Jakarta saat ini hanya melayani 56% perjalanan yang
dilakukan oleh komuter sehari-hari. Angka ini perlu ditingkatkan mengingat Jakarta
adalah kota dengan tingkat rata-rata pertumbuhan kendaraan bermotor sebesar 9,5% per
tahunnya yang jauh melebihi panjang jalan dengan kenaikan hanya sebesar 0,01%
antara tahun 2005 dan 2010.

Transportasi umum di Jakarta saat ini terdiri dari berbagai jenis bus, mulai dari bemo
yang sangat kecil, mikrolet yang sedikit lebih besar, hingga mikrobus
seperti MetroMini dan Kopaja. Selain bus kota ukuran penuh serta sistem angkutan
cepat bus Transjakarta. Terdapat juga taksi dengan roda dua (ojek) dan empat serta
sistem Kereta Commuter Indonesia.

2
1.2 Permasalahan

Berikut adalah permasalahan yang praktikan dapati dalam pembelajaran praktikum,


sebagai berikut:
1. Bagaimana cara suatu perusahaan merencanakan proyek yang akan dikerjakan?

2. Bagaimana cara suatu perusahaan mengelola proyek yang sedang dikerjakan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan daripada dibentuknya laporan ini, ialah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan memahami cara suatu perusahaan merencanakan proyek yang akan
dikerjakan.
2. Mengetahui dan memahami cara suatu perusahaan mengelola proyek yang sedang
dikerjakan.

3
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,


pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai
tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah
ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh
waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan
hasil yang spesifik dan unik, dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan
yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah. Proyek selalu bersifat sementara
atau temporer dan sangat kontras dengan bisnis pada umumnya (Operasi-Produksi).
Dimana Operasi-Produksi mempunyai sifat perulangan (repetitif), dan aktivitasnya
biasanya bersifat permanen atau mungkin semi permanen untuk menghasilkan produk
atau layanan (jasa/servis). Pada prakteknya, tipe manajemen pada kedua sistem ini sering
berbeda, dengan kemampuan teknis dan keputusan manajemen strategis yang spesifik.
Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek
dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya.[3] Pada
umumnya batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan dan
anggaran pekerjaan. Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple constrains" atau "tiga
batasan".
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan harkat dan martabat individu dalam
menjalankan proyek, maka batasan ini kemudian berkembang dengan ditambahkan
dengan batasan keempat yaitu faktor keselamatan. Tantangan selanjutnya adalah
bagaimana mengoptimasikan dan pengalokasian semua sumber daya dan
mengintegrasikannya untuk mencapai tujuan proyek yang telah ditentukan

Rangkaian kegiatan proyek sering disingkat dengan POAC yang meliputi (Husen, 2010) :
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pelaksanaan (Actuating)
4. Pengendalian (Controlling)

4
2.2 Aspek-aspek dalam Manajemen Proyek

Dalam manajemen proyek, yang perlu dipertimbangkan agar output proyek sesuai
dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan adalah mengidentifikasi berbagai masalah
yang mungkin timbul ketika proyeek dilaksanakan. Beberapa aspek yang dapat
diidentifikasi dan menjadi masalah dalam manajemen proyek serta membutuhkan
penanganan yang cermat adalah sebagai berikut:

2.2.1 Perencanaan Produksi


Tujuan perencanaan produksi adalah agar proses produksi yang dilaksanakan
berjalan secara sistematis. Beberapa keputusan yang berhubungan dengan
perencanaan produksi diantaranya;
1. Jenis barang
2. Bahan baku yang digunakan
3. Kualitas barang
4. Kuantitas barang
5. Pengendalian produksi

2.2.2 Pengendalian Produksi


Pengendalian atau kontrol produksi sangat diperlukan agar proses produksi
berjalan sesuai dengan perencanaan yang ditentukan dengan biaya yang optimal.
Beberapa kegiatan dalam pengendalian produksi;
1. Membuat perencanaan
2. Menyusun jadwal kerja
3. Menentukan target market produk

2.2.3 Pengawasan Produksi


Tujuan pengawasan produksi adalah agar hasil produksi sesuai dengan apa yang
diharapkan, tepat waktu, dan dengan biaya yang optimal. Beberapa kegaitan
pengawasan produksi adalah:
1. Menetapkan kualitas barang
2. Membuat standar barang
3. Pelaksanaan produksi sesui jadwal

5
2.3 Karakteristik dan Siklus Proyek
Timbulnya suatu proyek, dalam kurun waktu yang dibatasi, biasanya disertai dengan
kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendesak karena tuntutan pengembangan dan tingkat
pertumbuhan sosial dan ekonomi dari suatu lokasi atau daerah tertentu. Proyek biasanya
difasilitasi oleh Pemerimah atau dapat juga dilatarbelakangi semata-mata oleh manfaat
ekonomis, yang biasanya dilakukan oleh sektor swasta.
Berikut tahapan dari managemen proyek :

2.3.1 Tahap Konseptual Gagasan


Tahapan ini terdiri atas kegiatan, perumusan gagasan, kerangka acuan, studi
kelayakan awal, indikasi awal dimensi, biaya dan jadwal proyek.

2.3.2 Tahap Studi Kelayakan


Studi kelayakan dengan tujuan mendapatkan keputusan tentang kelanjutan
investasi pada proyek yang akan dilakukan. Informasi dan data dalam implementasi
perencanaan proyek lebih lengkap dari langkah di atas. sehingga penentuan dimensi
dan biaya proyek lebih akurat lagi dengan tinjauan terhadap aspek sosial, budaya,
ekonomi, financial, legal, teknis dan administratif yang komprehensif.

2.3.3 Tahap Detail Desain


Tahapan ini terdiri atas kegiatan, pendalaman berbagai aspek persoalan, design
engineering dan pengembangan, pembuatan jadwal induk dan anggaran sera
menentukan perencanaan sumber daya, pembelian dini, penyiapan perangkat dan
penentuan peseta proyek dengan program lelang.
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dokumen perencanaan lengkap dan
terperinci, secara teknis dan administratif, untuk memudahkan pencapaian sasaran
dan tujuan proyek.

2.3.4 Tahap Pengadaan


Tahapan ini adalah memilih kontraktor pelaksana dengan menyertakan dokumen
perencanaan, aturan teknis dan administrasi yang lengkap. produk tahapan detail
desain. Dari proses ini diperoleh penawaran yang kompetitif dari kontraktor dengan
tingkat akuntabilitas dan transparansi.

6
2.3.5 Tahap Implementasi
Tahap ini terdiri atas kegiatan, design engineering yang rinci, pembuatan
spesifikasi dan kriteria. pembelian peralatan dan material, fabrikasi dan konstruksi,
inspeksi mutu, uji coba, startup, demobilisasi dan laporan penutup proyek. Tujuan
akhir proyek adalah mendapatkan kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja
paling maksimal, dengan melakukan proses perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan
dan pengendalian yang lebih cermat serta terperinci dart proses sebelumnya. Pada
tahap ini kontraktor memiliki peran dominan dengan tujuan akhir sasaran
mendapatkan keuntungan maksimal. Peran pemilik proyek pada tahapan ini
dilakukan oleh agen pemilik sebagai konsultan pengawas pelaksanaan, dengan
tujuan mereduksi segala macam penyimpangan sena melakukan tindakan koreksi
yang diperlukan.

2.3.6 Tahap Operasi dan Pemeliharaan


Tahap ini terdiri atas kegiatan operasi rutin dan pengamatan prestasi akhir
proyek sects pemeliharaan fasilitas bangunan yang dapat digunakan untuk
kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat. Biaya yang dikeluarkan pada tahap ini
bersifat rutin dan nilainya cenderung menurun dan pada tahap ini adanya
pemasukan dana dan operasional proyek.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan

PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) berdiri pada tanggal 17 Juni 2008,
berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas dengan mayoritas saham dimiliki oleh
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (struktur kepemilikan: Pemprov DKI Jakarta 99.98%,
PD Pasar Jaya 0.02%). PT MRT Jakarta memiliki ruang lingkup kegiatan di antaranya
untuk pengusahaan dan pembangunan prasarana dan sarana MRT, pengoperasian dan
perawatan (operation and maintenance/O&M) prasarana dan sarana MRT, serta
pengembangan dan pengelolaan properti/bisnis di stasiun dan kawasan sekitarnya, serta
Depo dan kawasan sekitarnya.

Dasar hukum pembentukan PT MRT Jakarta adalah Peraturan Daerah Provinsi DKI
Jakarta Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta (sebagaimana diubah dengan Peraturan
Daerah Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun
2008 Tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perseroan Terbatas
(PT) MRT Jakarta) dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penyertaan
Modal Daerah Pada Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta (sebagaimana diubah dengan
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penyertaan Modal Daerah Pada Perseroan Terbatas (PT)
MRT Jakarta).

Rencana pembangunan MRT di Jakarta sesungguhnya sudah dirintis sejak tahun


1985. Namun, saat itu proyek MRT belum dinyatakan sebagai proyek nasional. Pada
tahun 2005, Presiden Republik Indonesia menegaskan bahwa proyek MRT Jakarta
merupakan proyek nasional. Berangkat dari kejelasan tersebut, maka Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai bergerak dan saling berbagi tanggung jawab.
Pencarian dana disambut oleh Pemerintah Jepang yang bersedia memberikan pinjaman.

8
Pada 28 November 2006 penandatanganan persetujuan pembiayaan Proyek MRT
Jakarta dilakukan oleh Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC)
Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusuf Anwar. JBIC pun
mendesain dan memberikan rekomendasi studi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Telah disetujui pula kesepakatan antara JBIC dan Pemerintah Indonesia, untuk menunjuk
satu badan menjadi satu pintu pengorganisasian penyelesaian proyek MRT ini.

JBIC kemudian melakukan merger dengan Japan International Cooperation Agency


(JICA). JICA bertindak sebagai tim penilai dari JBIC selaku pemberi pinjaman. Dalam
jadwal yang dibuat JICA dan MRT Jakarta, desain teknis dan pengadaan lahan dilakukan
pada tahun 2008-2009, tender konstruksi dan tender peralatan elektrik serta mekanik
pada tahun 2009-2010, sementara pekerjaan konstruksi dimulai pada tahun 2010-2014.
Uji coba operasional rencananya dimulai pada tahun 2014. Namun, jadwal tersebut tidak
terpenuhi. Desain proyek pun dilakukan mulai tahun 2008-2009, tahap konstruksi
dilakukan mulai Oktober 2013, dan dicanangkan selesai pada 2018.

Proyek MRT Jakarta dimulai dengan pembangunan jalur MRT Fase I sepanjang ± 16
kilometer dari Terminal Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia yang memiliki 13
stasiun berikut 1 Depo. Untuk meminimalisir dampak pembangunan fisik Fase I, selain
menggandeng konsultan manajemen lalu lintas, PT MRT Jakarta juga memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Pengoperasian Fase I akan dimulai pada tahun
2019.

Pembangunan jalur MRT Fase I akan menjadi awal sejarah pengembangan jaringan
terpadu dari sistem MRT yang merupakan bagian dari sistem transportasi massal DKI
Jakarta pada masa yang akan datang. Pengembangan selanjutnya meneruskan jalur
Sudirman menuju Ancol (disebut jalur Utara-Selatan) serta pengembangan jalur Timur-
Barat.

1. Dalam tahap Engineering Service, PT MRT Jakarta bertanggung jawab terhadap


proses prakualifikasi dan pelelangan kontraktor.
2. Dalam tahap Konstruksi, PT MRT Jakarta sebagai atribusi dari Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta menandatangani kontrak dengan kontraktor pelaksana konstruksi, dan
konsultan yang membantu proses pelelangan kontraktor, serta konsultan manajemen
dan operasional.

9
3. Dalam tahap operasi dan pemeliharaan, PT MRT Jakarta bertanggung jawab terhadap
pengoperasian dan perawatan, termasuk memastikan agar tercapainya jumlah
penumpang yang cukup untuk memberikan pendapatan yang layak bagi perusahaan.

Pelaksanaan pembangunan MRT melibatkan beberapa instansi, baik pada tingkatan


Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan PT MRT Jakarta sendiri. Oleh
karena itu, dokumen anggaran yang diperlukan juga melibatkan lembaga-lembaga
tersebut dengan nama program dan kegiatan berbeda namun dengan satu keluaran yang
sama, pembangunan MRT Jakarta.

3.2 Deskripsi Proyek

Proyek pembangunan MRT Jakarta dibagi menjadi 2 seksi yang di kerjakan oleh PT
MRT Jakarta dan PT China Communication Constructuion. Struktur utama dari rel kereta
MRT yaitu :
1. Direct Fixation Track with Anti-Vibration Sleeper (umtuk konstruksi layang)
2. Direct Fixation with PC Sleeper (untuk konstruksi under ground)
Nama Kegiatan : Pembangunan Rel Kereta MRT Jakarta
Pemberi Kerja : PT. MRT Jakarta
Lokasi : Kemayoran – Lebak Bulus
Kontraktor Pelaksana : PT China Communication Constructuion
Nilai Kontrak : 38.500.000.000.000,-
Jangka Waktu Pelaksanaan : 4.015 hari kalender

10
Gambar 3.1 Jalur Pembangunan MRT, Kemayoran – Lebak Bulus

3.2.1 Kontruksi Bawah Tanah


Membentang sepanjang enam kilometer, jalur bawah tanah dibangun
menggunakan empat bor raksasa. Berada di kedalaman bervariasi (17,5-28 meter di
bawah permukaan tanah), jalur bawah tanah terdiri dari enam stasiun di mana tiap
stasiunnya terdiri dari dua lantai (concourse sebagai area komersil
dan platform (peron) penumpang sebagai area menunggu kereta). 
Pembangunan jalur transisi dan bawah tanah dilakukan dengan tiga paket
kontrak, yaitu CP104 dan CP105 oleh Shimizu – Obayashi – Jaya Konstruksi JV,
serta CP106 oleh SMCC – HK JO.

11
Gambar 3.2 Skesta Pembangunan Kontruksi Bawah Tanah MRT

Gambar 3.3 Proses Pembangunan Kontruksi Bawah Tanah MRT

3.2.2 Kontruksi Layang


Membentang sepanjang sepuluh kilometer, pembangunan jalur ini terdiri dari tiga
paket kontrak (contract package), yaitu CP101 dan CP102 yang dikerjakan oleh Tokyu
– Wika JO, serta CP103 oleh Obayashi – Shimizu – Jaya Konstruksi JV.
pembuatan struktur jalur layang dilakukan dengan membangun viaduct (jembatan
yang tersusun dari spans) yang tersambung dengan tiang kolom. Viaduct terdiri dari
lima bagian, yaitu struktur fondasi, pile cap, pier column, pierhead, dan box girder.
Untuk jalur layang MRT Jakarta, struktur pondasi menggunakan empat buah bore
pile yang berdiameter 1,2 meter. Struktur pile cap yang digunakan berdimensi 6  x 6 x
1,5 meter, struktur pier column berdimensi 3 x 2-2,5 meter, struktur pier

12
head berdimensi 4 x 3 x 2 meter, sementara box girder berdimensi tinggi 2,2 meter dan
panjang 2,95 meter.

Gambar 3.4 MRT

Gambar 3.5 Proses Pembuatan Kontruksi Layang

Gambar 3.6 Proses Pembuatan Kontruksi Layang 2

13
3.3 Aspek Teknis
Struktur Utama di Proyek Pembangunan jalur MRT Kontruksi Layang dan Kontruksi
dalam tanah yang di kerjakan oleh PT MRT Jakarta dan PT China Communication
Constructuion Dengan spesifikasi general yang dimiliki, sebagai berikut:
1. Kontruksi Jalur Layang
Lebar tiap rel : 1,07 meter
Total Panjang rel : 36.000 meter
Panjang satu batang rel : 20 meter dan 25 meter
Berat : 54,45 kg per meter
Jumlah tiang : 2.024 buah
Tinggi tiang : 3,24 m sampai 21,19 m
Total box girder : 3.331 buah
Material : Campuran karbon, mangan, belerang, fosfor, dan silicon.
2. Kontruksi Bawah Tanah
Lebar tiap rel : 1,07 meter
Total Panjang rel : 36.000 meter
Panjang satu batang rel : 20 meter dan 25 meter
Berat : 54,45 kg per meter
Jumlah ring : 5.365 buah
Lebar ring : 1,5 meter
Kedalam trowongan: 12 m sampai 16 m
Material : Campuran karbon, mangan, belerang, fosfor, dan silicon.

Gambar 3.7 Aspek Teknis

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1.   Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai


bagian dari organisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
menjalankan dan mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan
pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan
berjalannya waktu.
2.   Manajemen proyek adalah suatu cara mengelola, mengarahkan, dan
mengkoordinasikan sumber daya (manusia/material)disaat mulainya sebuah proyek
hingga akhir untuk mencapai suatu tujuan, yang dibatasi oleh biaya, waktu, dan
kualitas untuk mencapai kepuasan.
3.   Suatu sistem informasi dapat dikembangkan karena adanya kebijakan dan
perencanaan telebih dahulu. Tanpa adanya perencanaan sistem yang baik,
pengembangan sistem tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Tanpa adanya kebijakan pengembangan sistem oleh manajemen puncak, maka
pengembangan sistem tidak akan mendapat dukungan dari manajemen puncak
tersebut.
4.   Lepas dari berbagai variasi proyek-proyek teknologi informasi yang ada – seperti
pembuatan aplikasi, penerapan perangkat lunak, konstruksi infrastruktur jaringan,
dan lain sebagainya – metodologi yang dipergunakan secara umum adalah sama.
Setidak-tidaknya ada enam buah tahapan yang harus dilalui: perencanaan, analisa,
desain, konstruksi, implementasi, dan pasca implementasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.jakartamrt.co.id/2017/09/13/rel-kereta-mrt-jakarta-fase-1-jaminan-
keamanan-dan-kenyamanan/
https://www.jakartamrt.co.id/2018/10/22/sistem-perkeretaapian-dan-track-work-
di-mrt-jakarta/
https://www.jakartamrt.co.id/mrt-jakarta/sejarah-mrt-jakarta/
http://findadessi.blogspot.com/2011/11/pengertian-rencana-anggaran-biaya-
rab.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek
http://manggengblog.blogspot.com/2013/04/aspek-aspek-dalam-manajemen-
proyek.html

16

Anda mungkin juga menyukai