“Manajemen Proyek Pembangunan jalur MRT Kontruksi Layang dan Kontruksi Bawah
Tanah PT MRT Jakarta dan PT China Communication Constructuion”
Dosen:
Indra Yusuf, ST
Disusun Oleh:
Arya Maikel (1118014)
Daffa Kamal (1118023)
Tasya Chayatunnufus (1118030)
Kresna Adhiguna Pratama (1118036)
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan Laporan Teknik Manajemen
Proyek Pembangunan jalur MRT Kontruksi Layang dan Kontruksi Bawah Tanah
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Pada
kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih, kepada:
1. Indra Yusuf selaku dosen Teknik Manajemen Proyek Politeknik STMI Jakarta;
2. Kedua orang tua dan seluruh anggota keluarga yang telah ikut memberikan dorongan
dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang
baik dan benar.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................1
BAB I.............................................................................................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................................2
1.2 Permasalahan.................................................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................................3
BAB 2............................................................................................................................4
LANDASAN TEORI.......................................................................................................4
iii
BAB III...........................................................................................................................8
PEMBAHASAN.............................................................................................................8
BAB IV.........................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
iv
DAFTAR GAMBAR
1
BAB I
PENDAHULUAN
Jakarta adalah ibu kota Indonesia dengan penduduk sebanyak 10 juta jiwa.
Diperkirakan bahwa lebih dari empat juta penduduk di daerah sekitar Jabodetabek
menempuh perjalanan ke dan dari kota setiap hari kerja. Masalah transportasi semakin
mulai menarik perhatian politik dan telah diprediksikan bahwa tanpa terobosan
transportasi utama, kemacetan akan membanjiri kota dan akan menjadi kemacetan lalu
lintas yang sangat parah sehingga kendaraan tidak bisa bergerak bahkan pada saat baru
keluar dari garasi rumah pada tahun 2020.
Sejak tahun 1980 lebih dari dua puluh lima studi subjek umum dan khusus telah
dilakukan terkait dengan kemungkinan sistem Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta.
Salah satu alasan utama yang menunda penanggulangan masalah ini adalah krisis
ekonomi dan politik 1997-1999. Sebelum krisis, sebuah Build-Operate-Transfer (BOT)
yang dianggap sebagai bagian dari MRT baru melibatan sektor swasta. Setelah krisis,
rencana mengandalkan BOT untuk menyediakan pembiayaan terbukti tidak layak dan
proyek MRT kembali diusulkan sebagai skema yang didanai pemerintah.
Transportasi umum di Jakarta saat ini hanya melayani 56% perjalanan yang
dilakukan oleh komuter sehari-hari. Angka ini perlu ditingkatkan mengingat Jakarta
adalah kota dengan tingkat rata-rata pertumbuhan kendaraan bermotor sebesar 9,5% per
tahunnya yang jauh melebihi panjang jalan dengan kenaikan hanya sebesar 0,01%
antara tahun 2005 dan 2010.
Transportasi umum di Jakarta saat ini terdiri dari berbagai jenis bus, mulai dari bemo
yang sangat kecil, mikrolet yang sedikit lebih besar, hingga mikrobus
seperti MetroMini dan Kopaja. Selain bus kota ukuran penuh serta sistem angkutan
cepat bus Transjakarta. Terdapat juga taksi dengan roda dua (ojek) dan empat serta
sistem Kereta Commuter Indonesia.
2
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan daripada dibentuknya laporan ini, ialah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami cara suatu perusahaan merencanakan proyek yang akan
dikerjakan.
2. Mengetahui dan memahami cara suatu perusahaan mengelola proyek yang sedang
dikerjakan.
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
Rangkaian kegiatan proyek sering disingkat dengan POAC yang meliputi (Husen, 2010) :
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pelaksanaan (Actuating)
4. Pengendalian (Controlling)
4
2.2 Aspek-aspek dalam Manajemen Proyek
Dalam manajemen proyek, yang perlu dipertimbangkan agar output proyek sesuai
dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan adalah mengidentifikasi berbagai masalah
yang mungkin timbul ketika proyeek dilaksanakan. Beberapa aspek yang dapat
diidentifikasi dan menjadi masalah dalam manajemen proyek serta membutuhkan
penanganan yang cermat adalah sebagai berikut:
5
2.3 Karakteristik dan Siklus Proyek
Timbulnya suatu proyek, dalam kurun waktu yang dibatasi, biasanya disertai dengan
kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendesak karena tuntutan pengembangan dan tingkat
pertumbuhan sosial dan ekonomi dari suatu lokasi atau daerah tertentu. Proyek biasanya
difasilitasi oleh Pemerimah atau dapat juga dilatarbelakangi semata-mata oleh manfaat
ekonomis, yang biasanya dilakukan oleh sektor swasta.
Berikut tahapan dari managemen proyek :
6
2.3.5 Tahap Implementasi
Tahap ini terdiri atas kegiatan, design engineering yang rinci, pembuatan
spesifikasi dan kriteria. pembelian peralatan dan material, fabrikasi dan konstruksi,
inspeksi mutu, uji coba, startup, demobilisasi dan laporan penutup proyek. Tujuan
akhir proyek adalah mendapatkan kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja
paling maksimal, dengan melakukan proses perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan
dan pengendalian yang lebih cermat serta terperinci dart proses sebelumnya. Pada
tahap ini kontraktor memiliki peran dominan dengan tujuan akhir sasaran
mendapatkan keuntungan maksimal. Peran pemilik proyek pada tahapan ini
dilakukan oleh agen pemilik sebagai konsultan pengawas pelaksanaan, dengan
tujuan mereduksi segala macam penyimpangan sena melakukan tindakan koreksi
yang diperlukan.
7
BAB III
PEMBAHASAN
PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) berdiri pada tanggal 17 Juni 2008,
berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas dengan mayoritas saham dimiliki oleh
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (struktur kepemilikan: Pemprov DKI Jakarta 99.98%,
PD Pasar Jaya 0.02%). PT MRT Jakarta memiliki ruang lingkup kegiatan di antaranya
untuk pengusahaan dan pembangunan prasarana dan sarana MRT, pengoperasian dan
perawatan (operation and maintenance/O&M) prasarana dan sarana MRT, serta
pengembangan dan pengelolaan properti/bisnis di stasiun dan kawasan sekitarnya, serta
Depo dan kawasan sekitarnya.
Dasar hukum pembentukan PT MRT Jakarta adalah Peraturan Daerah Provinsi DKI
Jakarta Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta (sebagaimana diubah dengan Peraturan
Daerah Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun
2008 Tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perseroan Terbatas
(PT) MRT Jakarta) dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penyertaan
Modal Daerah Pada Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta (sebagaimana diubah dengan
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penyertaan Modal Daerah Pada Perseroan Terbatas (PT)
MRT Jakarta).
8
Pada 28 November 2006 penandatanganan persetujuan pembiayaan Proyek MRT
Jakarta dilakukan oleh Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC)
Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusuf Anwar. JBIC pun
mendesain dan memberikan rekomendasi studi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Telah disetujui pula kesepakatan antara JBIC dan Pemerintah Indonesia, untuk menunjuk
satu badan menjadi satu pintu pengorganisasian penyelesaian proyek MRT ini.
Proyek MRT Jakarta dimulai dengan pembangunan jalur MRT Fase I sepanjang ± 16
kilometer dari Terminal Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia yang memiliki 13
stasiun berikut 1 Depo. Untuk meminimalisir dampak pembangunan fisik Fase I, selain
menggandeng konsultan manajemen lalu lintas, PT MRT Jakarta juga memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Pengoperasian Fase I akan dimulai pada tahun
2019.
Pembangunan jalur MRT Fase I akan menjadi awal sejarah pengembangan jaringan
terpadu dari sistem MRT yang merupakan bagian dari sistem transportasi massal DKI
Jakarta pada masa yang akan datang. Pengembangan selanjutnya meneruskan jalur
Sudirman menuju Ancol (disebut jalur Utara-Selatan) serta pengembangan jalur Timur-
Barat.
9
3. Dalam tahap operasi dan pemeliharaan, PT MRT Jakarta bertanggung jawab terhadap
pengoperasian dan perawatan, termasuk memastikan agar tercapainya jumlah
penumpang yang cukup untuk memberikan pendapatan yang layak bagi perusahaan.
Proyek pembangunan MRT Jakarta dibagi menjadi 2 seksi yang di kerjakan oleh PT
MRT Jakarta dan PT China Communication Constructuion. Struktur utama dari rel kereta
MRT yaitu :
1. Direct Fixation Track with Anti-Vibration Sleeper (umtuk konstruksi layang)
2. Direct Fixation with PC Sleeper (untuk konstruksi under ground)
Nama Kegiatan : Pembangunan Rel Kereta MRT Jakarta
Pemberi Kerja : PT. MRT Jakarta
Lokasi : Kemayoran – Lebak Bulus
Kontraktor Pelaksana : PT China Communication Constructuion
Nilai Kontrak : 38.500.000.000.000,-
Jangka Waktu Pelaksanaan : 4.015 hari kalender
10
Gambar 3.1 Jalur Pembangunan MRT, Kemayoran – Lebak Bulus
11
Gambar 3.2 Skesta Pembangunan Kontruksi Bawah Tanah MRT
12
head berdimensi 4 x 3 x 2 meter, sementara box girder berdimensi tinggi 2,2 meter dan
panjang 2,95 meter.
13
3.3 Aspek Teknis
Struktur Utama di Proyek Pembangunan jalur MRT Kontruksi Layang dan Kontruksi
dalam tanah yang di kerjakan oleh PT MRT Jakarta dan PT China Communication
Constructuion Dengan spesifikasi general yang dimiliki, sebagai berikut:
1. Kontruksi Jalur Layang
Lebar tiap rel : 1,07 meter
Total Panjang rel : 36.000 meter
Panjang satu batang rel : 20 meter dan 25 meter
Berat : 54,45 kg per meter
Jumlah tiang : 2.024 buah
Tinggi tiang : 3,24 m sampai 21,19 m
Total box girder : 3.331 buah
Material : Campuran karbon, mangan, belerang, fosfor, dan silicon.
2. Kontruksi Bawah Tanah
Lebar tiap rel : 1,07 meter
Total Panjang rel : 36.000 meter
Panjang satu batang rel : 20 meter dan 25 meter
Berat : 54,45 kg per meter
Jumlah ring : 5.365 buah
Lebar ring : 1,5 meter
Kedalam trowongan: 12 m sampai 16 m
Material : Campuran karbon, mangan, belerang, fosfor, dan silicon.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jakartamrt.co.id/2017/09/13/rel-kereta-mrt-jakarta-fase-1-jaminan-
keamanan-dan-kenyamanan/
https://www.jakartamrt.co.id/2018/10/22/sistem-perkeretaapian-dan-track-work-
di-mrt-jakarta/
https://www.jakartamrt.co.id/mrt-jakarta/sejarah-mrt-jakarta/
http://findadessi.blogspot.com/2011/11/pengertian-rencana-anggaran-biaya-
rab.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek
http://manggengblog.blogspot.com/2013/04/aspek-aspek-dalam-manajemen-
proyek.html
16