141581
DOSEN PEMBIMBING:
Ir. ACHMAD MAKSUM, MT.
PROGRAM SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
FINAL PROJECT - RA.141581
SUPERVISOR:
Ir. ACHMAD MAKSUM, MT.
UNDERGRADUTE PROGRAM
DEPARTEMENT OF ARCHITECTURE
FACULTY OF CIVIL ENGINEERING AND PLANNING
SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY
SURABAYA
2015
ABSTRAK
Revitalisasi Stasiun Kereta Api Manggarai sebagai Pendukung Sistem Transportasi
Terintegrasi
Transportasi secara umum merupakan aktivitas perpindahan manusia ataupun barang dari satu
tempat ke tempat lain. Manusia sebagai makhluk hidup dalam kehidupan sehari-harinya tidak
akan pernah lepas dari aktivitas transportasi sebagaimana manusia memerlukan berbagai macam
kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam kehidupan modern masa kini khususnya di kota-kota
besar, manusia dituntut untuk memiliki mobilitas tinggi dalam kehidupan sehari-harinya. Di sisi
lain, kebutuhan akan mobilitas tinggi tersebut memerlukan suatu sistem transportasi yang
memadai, dimana manusia dapat dengan mudah dan cepat berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya. Sebuah sistem transportasi memiliki beberapa macam komponen, salah satunya adalah
terminal atau stasiun. Terminal atau stasiun merupakan tempat dimana manusia dapat memulai
atau mengakhiri perjalanan mereka ketika menggunakan moda transportasi umum. Tentunya,
kini kita tidak membicarakan lagi penggunaan kendaraan pribadi dalam kehidupan sehari-hari
karena tidak efisien dan tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat kini disarankan
untuk menggunakan transportasi umum dengan jaringan pedestrian sebagai elemen pendukung
utamanya. Namun, kota Jakarta sebagai kota megapolitan belum terlalu mengutamakan
pemikiran tersebut dengan masih dominannya penggunaan kendaraan pribadi di jalan-jalan
ibukota. Akibatnya, kemacetan terjadi hampir di seluruh pelosok kota Jakarta. Oleh karena itu,
penulis bertujuan untuk merancang sebuah komponen terminal percontohan yang nantinya
diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk mau beralih menggunakan moda transportasi
umum.
Transportation, is a movement activity of people or goods from one place to another. Human as a
living creature will never be separated from this transportation activities as humans need
different kind of needs that must be met. In this modern life, especially in metropolitan cities,
people there required to have high mobility to do their daily activities because of nowadays
convenience and practical lifestyle. In the other side, the need of that high mobility needs a
reliable transportation system which can provide people an easy and fast mobility from one place
to place. Transportation system consist of several component, one of which is terminal or station.
Terminal or station is a place where people begin or end their trip or journey when they use
public transport. Of course, in this time and era, we don’t talk about private vehicle for daily use
because of it being inefficient and not eco-friendly. With that in mind, nowadays people’s daily
life is encouraged to use public transport with pedestrian as its number one supporter. However,
Jakarta as a megapolitan city hasn’t think that way, it can be seen with the dominance of private
vehicle in Jakarta’s street which lead to heavy traffic in almost every street in Jakarta. Therefore,
writer want to create a terminal/station object which can encourage people in Jakarta to use
public transport on daily basis.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang mengangkat isu tentang integrasi transportasi di kota-
kota besar yang ada di Indonesia khususnya Kota Jakarta.
Proposal ini berisikan tentang latar belakang pengambilan isu dan masalah-masalah yang
terjadi pada sistem transporasi beserta fasilitas pendukungya yang ada di Jakarta. Laporan ini
juga membahas mengenai konsep desain yang nantinya dapat diambil demi menyelesaikan
masalah-masalah yang ada di lapangan.
Diharapkan Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan gambaran akan masalah-masalah
yang ada pada sistem transportasi di Jakarta dan cara-cara yang dapat dilakukan sebagai bentuk
penganggulangannya dalam ranah arsitektural.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Penyusun
iii | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ..................................................................................................................................................... i
ABSTRACT.................................................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................... v
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
I.1 Latar Belakang ..................................................................................................................................... 1
I.2 Isu dan Konteks Desain ....................................................................................................................... 2
I.3 Permasalahan dan Kriteria Desain ....................................................................................................... 5
PROGRAM DESAIN ................................................................................................................................... 7
II.1 Tapak dan Lingkungan ....................................................................................................................... 7
II.2 Pemrograman Fasilitas dan Ruang ................................................................................................... 10
PENDEKATAN DAN METODA DESAIN .............................................................................................. 19
III.1 Pendekatan Desain .......................................................................................................................... 19
III.2 Metoda Desain ................................................................................................................................ 19
III.3 Konsep Desain ................................................................................................................................ 22
EKSPLORASI DESAIN ............................................................................................................................. 37
IV.1 Eksplorasi 1 .................................................................................................................................... 37
IV.2 Eksplorasi 2 .................................................................................................................................... 40
IV.3 Hasil Rancangan ............................................................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 50
iv | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
DAFTAR GAMBAR
milik PT Kereta Api selaku pemilik. Selain identifikasi untuk siapa suatu solusi dibuat.
itu stasiun Manggarai juga berdekatan Maka dari itu, saya mencoba untuk
dengan Terminal Manggarai yang melayani mengidentifikasi ragam pengguna dan
perjalanan melalui moda transportasi kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh
Transjakarta. Namun hingga kini belum ada pengguna nantinya.
integrasi antar kedua moda tersebut. Dalam prosesnya, pengguna stasiun
Manggarai yang diharapkan dapat
II.2 Pemrograman Fasilitas dan dikelompokkan menjadi 3(tiga), diantarnya;
Ruang a. Pengguna Harian Commuter
Identifikasi Ragam dan Line
Kebutuhan Pengguna Stasiun Manggarai Pengguna KA Commuter
Dalam proses merancang sebuah Line merupakan terbanyak
objek salah satu proses dasarnya adalah sekaligus paling sering
mengetahui untuk siapa sebenarnya objek menggunakan Jasa KA
rancangan yang kita desain dan mencari Commuter Line yang biasanya
kebutuhan-kebutuhan pokok yang mereka gunakan untuk pergi ke
diperlukan oleh calon penggunanya nantinya. tempat mereka bekerja atau
Manusia sebagai individu yang diciptakan bersekolah. Pengguna KA
berbeda-beda tentu dalam proses hidupnya Commuter Line biasanya terdiri
memiliki tujuan dan kebutuhan hidup yang dari golongan pekerja atau
berbeda-beda. Dan dari kebutuhan yang pegawai maupun dari golongan
10 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
pelajar. Umumnya, mereka b. Pengguna Kereta Api Jarak
bertempat tinggal di pinggiran Menengah/Jauh
kota DKI Jakarta namun Pengguna Kereta Api Jarak
memiliki pekerjaan maupun Jauh sebenarnya pada saat ini
bersekolah di dalam wilayah kota jauh lebih sedikit bila
Jakarta. dibandingkan dengan jumlah
Umumnya aktivitas pengguna pengguna Harian Commuter Line.
KA Commuter Line di dalam Hal ini dikarenakan hanya ada
Stasiun Manggarai didominasi satu perjalanan Kereta Api Jarak
oleh para pengguna yang transit Jauh yang mengawali dan
dan berpindah tujuan kereta. Hal mengakhiri perjalanan di Stasiun
ini juga merupakan akibat dari Manggarai yaitu KA Argo
dilewatinya Stasiun Manggarai Parahyangan dengan Rute
oleh 3 jalur KA Commuter Line. Jakarta-Bandung.
Kebanyakan pengguna hanya Sekilas tentang KA
berdiam diri menunggu KA Argo Parahyangan
Commuter Line lain setelah Argo Parahyangan
mereka turun dari KA Commuter mulai dioperasikan pada
Line sebelumnya. tanggal 27 April 2010. Dia
Hanya sebagian dari adalah sebuah reinkarnasi
pengguna yang mengawali dan dari Argo Gede dan
mengakhiri perjalanan di stasiun Parahyangan yang dihentikan
Manggarai. Ini berarti, mayoritas operasinya. Diciptakan atas
pengguna KA Commuter Line permintan pelanggan setia
yang berada di Manggarai hanya Kereta Api Parahyangan
sekedar transit menunggu kereta, relasi Bandung-Jakarta
sehingga kebutuhan ruang untuk dengan rangkaian kereta
sirkulasi akses keluar/masuk gabungan antara K1 (kereta
stasiun tidak terlalu besar. kelas eksekutif) KA Argo
Sebaliknya, dengan banyaknya Gede ditambah K2 (kereta
pengguna yang transit, maka kelas bisnis) dari KA
diperlukan ruang yang dapat Parahyangan.
mengakomodasi tumpukan Kapasitas angkut
pengguna KA Commuter Line yang tersedia dalam satu
yang berasal dari berbagai kereta api ini mencapai 328
macam wilayah di Jabodetabek. tempat duduk (4 kereta
eksekutif dirangkaikan
dengan 2 kereta bisnis).
Argo Parahyangan
relasi Bandung-Jakarta
11 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
menempuh jarak 173 km. rentan terkena kemacetan
Perjalanan kereta api di siang lalu lintas.
hari memungkinkan
penumpang dapat menikmati Menurut Peraturan Menteri
Indahnya panorama Perhubungan No.33 Tahun 2011 Pasal 2,
pegunungan di bumi Stasiun kereta api merupakan prasarana
Parahyangan bagian barat kereta api sebagai tempat pemberangkatan
dengan jalan dan jembatan dan pemberhentian kereta api. Menurut
kereta api yang berkelok- Undang-Undang Republik Indonesia No.23
kelok. Selain itu penumpang Tahun 2007 yang disebutkan dalam pasal 35
juga dapat menyaksikan bahwa stasiun kereta api berfungsi sebagai
hamparan Bendungan tempat kereta api berangkat atau berhenti
Jatiluhur. untuk melayani naik-turun penumpang,
Penumpang dapat memesan bongkar muat barang, dan/atau keperluan
makanan dan minuman dari operasi kereta api. Stasiun untuk keperluan
pramugara/pramugari sesuai naik turun penumpang sekurang-kurangnya
dengan menu pilihan yang dilengkapi fasilitas :
disediakan serta bisa • Keselamatan,
dinikmati baik di tempat • Keamanan,
duduk masing-masing • Kenyamanan,
maupun di kereta restorasi • Naik turun penumpang,
yang didesain sebagai bar • Penyandang cacat,
mini. Semua sengaja dibuat • Kesehatan,
untuk membuat layanan
• Fasilitas umum.
kereta api ini lebih nyaman. Triwinarto (dalam Laksono, 2013)
mengemukakan bangunan stasiun kereta api
c. Pengguna Kereta Api itu sendiri pada umumnya terdiri atas
Tujuan/Asal Bandara bagian-bagian sebagai berikut
Soekarno-Hatta 1. Halaman depan/Front area
Pengguna Kereta Api Tempat ini berfungsi sebagai
Tujuan/Asal Bandara perpindahan dari sistem transportasi
Soekarno-Hatta ini
jalan baja ke sistem transportasi jalan
sebenarnya masih sebatas raya atau sebaliknya. Tempat ini
rencana Pemerintah Pemda berupa:
untuk memudahkan akses ke a. Terminal kendaraan
Bandara yang selama ini
umum,
hanya bisa ditempuh dengan b. Parkir kendaraan,
kendaraan pribadi dan bis c. Bongkar muat barang.
Damri yang terbatas dan 2. Bangunan Stasiun
Bangunan ini biasanya terdiri atas :
12 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
a. Ruang depan (Hall atau Stasiun sedang terdapat di tempat-
Vestibule) loket, tempat yang sedikit penting dan
b. Fasilitas administratif disinggahi oleh kereta api cepat, da
(kantor kepala stasiun & sekali-kali juga oleh kereta api kilat.
staff), 3. Stasiun Besar
c. Fasilitas operasional Stasiun besar terdapat dalam kota-
(ruang sinyal, ruang kota besar dan disinggahi oleh semua
teknik), kereta api. Pengangkutan penumpang
d. Kantin dan toilet umum. dan barang lazimnya dipisahkan
3. Peron sedangkan untuk langsiran atau
Peron terdiri atas: perpindahan jalur kereta letaknya
a. Tempat tunggu, terpisah.
b. Naik-turun dari dan
menuju kereta api, Menurut bentuknya stasiun kereta
c. Tempat bongkat muat api dapat dibagi menjadi beberapa tipe
barang. sebagai berikut (Subarkah, 1981)
Bagian ini bisa beratap atau tidak. 1. Stasiun Siku-siku (kopstasion)
4. Emplasemen Letak gedung stasiun adalah siku-
Emplasemen terdiri atas : siku dengan letak sepur-sepur yang
a. Sepur lurus, berakhiran di stasiun tersebut.
b. Peron, Maksud pembuatan stasiun siku-siku
c. Sepur belok sebagi supaya jalan rel dapat mencapai
tempat kereta api berhenti suatu daerah sampai sedalam-
untuk memberikan dalamnya, misalnya daerah industri,
kesempatan kereta lain perdagangan, dan pelabuhan.
lewat.
Menurut Honing(dalam Laksono,
2013) stasiun dibedakan berdasarkan
besaran sebagai berikut.
1. Stasiun Kecil
Stasun kecil atau juga disebut Gambar 5 Stasiun Siku, sumber: Subarkah
perhentian, yang biasanya oleh
2. Stasiun Paralel
kereta api cepat dan kilat hanya
Gedungnya sejajar dengan sepur-
dilintasi saja. Stasiun-stasiun yang
sepur. Pada stasiun pertemuan atau
paling kecil dikenal dengan nama
junction, dapat pula gedung
perhentian kecil hanya dilengkapi
stasiunnya dibuat sebagai suatu
oleh fasilitas menaikkan dan
kombinasi dari stasiun paralel dan
menurunkan penumpang saja.
stasiun siku-siku.
2. Stasiun Sedang
13 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Gambar 7 Stasiun Paralel, sumber: Subarkah
3. Stasiun Pulau
Gedung stasiun Induk sejajar dengan
Gambar 6 Lebar Ruang Bebas pada Jalur Kereta Api,
sepur-sepur tetapi letaknya ada di sumber: google.co.id
tengah-tengah antara sepur-sepur.
kontainer/petikemas ISO(Iso Container
4. Stasiun Semenanjung Size) tipe “StandardHeight”.
Gedung stasiunnya terletak di sudut
antara dua sepur yang bergandengan.
14 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Gambar 8 Skema Standar Ruang Bebabs pada Jalur Kereta Api, sumber: google.co.id
Ruang bangun adalah ruang disisi sepur 1. Pada lintas bebas: 2,35 sampai
yang senantiasa harus bebas dari segala 2,53m di kiri-kanan sumbu
bangunan tetap seperti antara lain tiang sepur.
semboyan, tiang listrik dan pagar. Jarak 2. Pada emplasemen: 1,95m
ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai sampai 2,35 di kiri-kanan
berikut: sumbu sepur.
15 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
3. Pada jembatan: 2,15m di kiri- macam kebutuhan manusia, beberapa
kanan sumbu sepur. fasilitas yang kiranya dapat mewadahi
aktivitas-aktivitas tersebut adalah:
a. Fasilitas Umum
Merupakan fasilitas utama
yang sangat vital dalam proses
kegiatan perpindahan pengguna
nantinya. Fasilitas ini mewadahi
segala aktivitas yang
berhubungan dengan aktivitas
perpindahan manusia yang
memerlukan kemudahan dan
ketepatan dalam pelaksanaannya.
Diantaranya fasilitas ini diwadahi
oleh;
- Pedestrian
- Loket
- Boarding Gate
- Peron
16 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
bekerja ataupun bersekolah. semakin terbatasnya lahan yang
Tidak hanya itu fasilitas ini juga ada. Maka solusinya adalah
diharapkan menjadi tempat sebuah stasiun yang kemudian
menunggu untuk para pengguna menyatu dengan fungsi lain baik
Kereta Api Jarak Jauh. Sebagai dalam bentuk pusat perbelanjaan,
stasiun yang tidak hanya landmark, dsb. Belum lagi
menghubungkan wilayah dalam dikarenakan oleh kebutuhan
kota posisi stasiun Manggarai ruang sebuah stasiun yang
yang turut terhubung dengan sebenarnya tidak terlalu banyak
kota-kota diluar kota Jakarta juga karena sejatinya hanya perlu
menciptakan peluang ekonomi mengakomodasi kegiatan
untuk memasarkan produk ukm perpindahan manusia yang
lokal sebagai oleh-oleh. Untuk dinamis dan fleksibel. Oleh
mewadahi kebutuhan-kebutuhan karena itu, stasiun Manggarai
di atas, fasilitas-fasilitasnya sebagai stasiun yang berada di
antara lain; tengah kota dengan lahan yang
- Hall cukup padat penduduk
- Restoran dan Café seharusnya dapat berfungsi lebih
- Toko oleh-oleh dari sekedar stasiun. Salah
- Platform Hiburan satunya adalah dengan membuat
- Ruang Kesehatan fasilitas ruang luar yang
- Toilet diharapkan menjadi sebuah
fasilitas yang dapat menjadi
d. Fasilitas Ruang Luar tempat melepas penat masyarakat
Sebagai stasiun modern yang pengguna jasa KA Commuter
sejatinya bentuk fisik sebuah Line ditengah kesibukan
stasiun sudah tidak benar-benar kehidupan kota metropolitan.
terlihat sebagai akibat dari
17 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Alasan dipilihnya ruang luar Diantaranya fasilitas yang
sebagai fungsi atau fasilitas pada dapat mewadahi kebutuhan
stasiun Manggarai adalah untuk tersebut antara lain;
menciptakan sebuah landmark - Taman
baru yang kemudian dapat - Sculpture
dijadikan sebagai patokan untuk - Outdoor Café
mengadakan pertemuan antar 2 - Maintenance dan
pihak. Ruang luar ini juga Filtrasi
diharapkan mampu menjadi
tempat beristirahat sejenak ketika Skema Organisasi Ruang
melakukan perjalanan dan Secara umum, diagram fasilitas yang
kemudian transit di stasiun nantinya akan diwadahi dalam stasiun
Manggarai. Manggarai ini adalah sebagai berikut;
18 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
PENDEKATAN DAN METODA DESAIN
19 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
fleksibel dengan solusi-solusi baru yang
akan dihadapi nantinya. Bahwa setiap objek
rancang yang berkualitas tidaklah bersifat
statis namun dinamis dan dapat mengikuti
perkembangan jaman dan masalah yang
dihadapi pada masanya.
Metode Desain yang digunakan oleh
Michael J. French menekan kepada suatu
pengecekan terhadap kemungkinan
munculnya masalah baru sebagai
konsekuensi dari solusi yang akan
dimunculkan. Dan dari hal itulah kemudian
masalah-masalah atau feedback yang
kemungkinan muncul akan direspon kembali
sehingga solusi yang muncul tidak hanya
merupakan respon dari masalah aktual
namun juga masalah-masalah yang
diperkirakan akan muncul ketika solusi
sebagai jawaban dari masalah aktual
diterapkan. Dibawah ini merupakan
penerapan metode desain Michael J. French
sebagai metode perancangan
20 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
kembali terhadap dampak solusi tersebut Metode Pengumpulan Data
terhadap masalah-masalah yang akan Dalam rangka mencapai tujuan
dimunculkan oleh solusi tersebut sebagai penelitian maka diperlukan adanya
mana pembahasan hubungan sebuah solusi pengumpulan data untuk memperoleh
terhadap masalah yang telah dibahas informasi yang berkaitan dengan proses
sebelumnya. penyelesaian suatu masalah. Data-data
Pada tahap ketiga, setelah muncul tersebut diantara lain,
konsep-konsep pokok pada tahap a. Data Primer
sebelumnya, kemudian masuk kepada tahan Data primer ini diperoleh melalui
implementasi konsep-konsep tersebut observasi dan wawancara terhadap
dengan standard dan aturan yang berlaku. responden yang merupakan
Pada proses ini juga masih tetap pengguna harian Stasiun Manggarai
mempertahankan konsep critical thinking dan oknum-oknum yang berwenang
pada setiap dampak-dampak yang di Stasiun Manggarai. Selain itu data
ditimbulkan oleh implementasi konsep primer ini juga diperoleh melalui
tersebut. Dengan ini desain yang nantinya observasi terhadap kondisi riil
dimunculkan tidak hanya terpaku pada Stasiun Manggarai dan wilayah di
keadaan atau masalah yang ada pada saat ini sekitarnya dengan acuan kelayakan
namun juga keadaan dan masalah yang akan standar yang dikeluarkan oleh
datang. pemerintah dan instansi terkait.
21 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
b. Data Sekunder stasiun/terminal yang kemudian tidak
Data sekunder diperoleh melalui memberikan suatu kesan khusus. Sebuah
sumber-sumber tertulis baik buku, stasiun/terminal metropolitan tidak membuat
jurnal, maupun peraturan-peraturan pengguna transportasi berlama-lama di
yang dikeluarkan oleh pemerintah stasiun, namun mengakomodasi
sebagai acuan standar operasional penggunanya agar cepat-cepat
pelayanan. Data sekunder yang meninggalkan stasiun/terminal tersebut.
digunakan paling tidak harus Apalagi di tengah kepadatan aktivitas
memenuhi syarat diantaranya, masyarakat di kota-kota besar yang menutut
keandalan data, kesesuaian data, dan efektivitas dan kemudahan dalam
kecukupan data. bertansportasi. Belum lagi dengan
perkembangan jaman yang semakin
meningkatkan kebutuhan-kebutuhan yang
III.3 Konsep Desain menuntut mobilitas dari para manusianya.
Konsep Kedudukan Maka dari itu sebuah stasiun/terminal harus
Stasiun/Terminal dalam Sistem dapat mengakomodasi kebutuhan akan
Transportasi efektivitas dalam proses mobilisasi
Dalam sebuah sistem transportasi, penggunannya dan memberikan kemudahan
stasiun merupakan salah satu komponen serta ketepatan dalam bertransportasi dan
penting yang tidak dapat terpisahkan dalam bukan menghambatnya.
sebuah proses transportasi. Stasiun/Terminal
juga merupakan komponen yang Konsep Keberadaan
kedudukannya bersifat tetap atau tidak dapat Stasiun/Terminal yang Membaur dengan
berpindah tempat. Sehingga pada umumnya Objek Sekitar
stasiun/terminal memiliki sebuah tempat Dari konsep diatas, dapat dipahami
khusus baik secara fisik maupun psikis. bahwa sebuah stasiun sejatinya tidak harus
Padahal dalam proses aktivitas manusia benar-benar memiliki sebuah tempat khusus.
berpindah dari satu tempat ke tempat lain Keberadaan sebuah stasiun sejatinya dapat
dengan menggunakan suatu kendaraan, membaur atau menyatu dengan fasilitas lain
stasiun/terminal tidaklah pernah menjadi seperti pusat perbelanjaan, tempat wisata,
suatu tujuan akhir. Stasiun/terminal pada fasilitas pendidikan, dan sebagainya. Dan
akhirnya hanya merupakan bagian dari suatu dari penjelasan mengenai konsep kedudukan
sistem yang dilewati dalam proses sebuah stasiun/terminal diatas juga dapat
transportasi. Dan pada kenyataannya, dipahami bahwa sejatinya kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan seseorang di aktivitas yang terjadi di sebuah
stasiun/terminal dalam proses transportasi stasiun/terminal lebih didominasi oleh
hanyalah bergerak menuju tempat yang pergerakan dinamis dan fleksibel yang
dituju dan menunggu yang sifatnya hanya diiringi dengan aktivitas menunggu yang
bersifat sementara atau singkat. juga bersifat temporer.
Konsep sebuah stasiun/terminal
metropolitan yang baik menurut saya adalah
22 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Dari hal tersebut kemudian Hal inilah yang kemudian diterapkan di
menyebabkan pemahaman sebuah konsep kota-kota besar di negara-negara maju Asia
stasiun/terminal yang tidak memerlukan yang menuntut mobilitas tinggi dari
ruang yang terlalu besar sepanjang dapat warganya dalam melaksanakan aktivitas
mengakomodasi kegiatan bergerak dan sehari-hari. Stasiun-stasiun yang ada di
menunggu tersebut. Dan karena selain kota-kota tersebut telah menyatu dengan
memang kebutuhan ruangnya yang tidak lingkungan sekitar hingga kemudian
terlalu banyak, dengan konsep stasiun yang terbentuk konsep stasiun yang hanya
membaur dengan lingkungan sekitarnya juga merupakan sebuah bagian dalam sebuah
akan semakin mendekatkan stasiun/terminal sistem transportasi dan bukan merupakan
dengan para penggunanya yang idealnya tujuan akhir dari suatu proses transportasi.
merupakan pejalan kaki. Hal ini juga
diharapkan turut memberi kontribusi Konsep Sirkulasi dan Kebutuhan
terhadap program pemerintah kota Jakarta Pengguna
yang menggalakan penggunaan moda Seperti sudah dijelaskan pada bab
transportasi umum demi mengurangi sebelumnya dimana pengguna dari stasiun
penggunaan kendaraan pribadi yang dapat di klasifikasikan menjadi 2 kelompok
kemudian menyebabkan kemacetan. dengan dasar pokok kebutuhan yang
berbeda. Dari kebutuhan yang berbeda
tersebut tentunya memerlukan perbedaan
penanganan aktivitas yang berbeda juga.
Berikut 2 klasifikasi kelompok pengguna
stasiun Manggarai;
a. Pengguna harian; yang lebih
menuntut akan efektivitas ruang
gerak, kemudahan
bertransportasi, serta ketepatan
Gambar 15 Perbauran Kedudukan Stasiun, sumber: Gambar 16 Multipurpose Station, sumber: google.co.id
Dokumen Pribadi
23 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
waktu dalam beraktivitas. Konsep Interkoneksi dengan Area
b. Pengguna temporer; yang lebih Strategis Sekitar dan Integrasi
bersifat fleksibel dalam Transportasi
beraktivitas, Dengan semakin berkembangnya
Dari perbedaan kebutuhan mendasar teknologi dan jaman, manusia yang hidup di
tersebut dapat disimpulkan di satu sisi, dalamnya juga dituntut melakukan aktivitas
pengguna harian yang merupakan kelompok yang membutuhkan mobilitas tinggi. Dan
mayoritas pengguna stasiun Manggarai tingginy mobilitas tersebut kemudian
memerlukan sebuah sistem sirkulasi dimana membutuhkan sebuah sistem transportasi
mereka dapat bergerak dengan cepat, tepat, yang memadai. Di tengah semakin
dan efektif. Dan di sisi lain, pengguna bertambahnya jumlah manusia khususnya di
temporer yang lebih bersifat fleksibel hingga kota-kota besar kemudian terjadi fenomena
kemudian mengurangi kebutuhan akan dimana volume orang yang bepergian lebih
efektivitas ruang gerak mereka. Berikut banyak dari volume yang mampu ditampung
secara singkat perbedaan kebutuhan sistem oleh jalannya. Hal ini kemudian banyak
dua kelompok tersebut; disebabkan oleh meledaknya jumlah
a. Sirkulasi pengguna harian; kendaraan pribadi di jalan yang secara
sistem sirkulasi yang bebas efektivitas ruang sangatlah tidak baik. Pada
hambatan, kejelasan sistem akhirnya orang-orang di kota besar dituntut
sirkulasi, efektivitas dalam untuk beralih menggunakan moda
sistem sirkulasi transportasi umum. Suatu cara dalam
b. Sirkulasi pengguna temporer; bermobilisasi yang bebas hambatan dan
sistem sirkulasi yang fleksibel, lebih hemat energi.
Dan dari hal tersebut dapat dipahami Sebuah sistem transportasi umum
bahwa kedua kelompok pengguna stasiun yang modern tentu dituntut untuk dapat
Manggarai tersebut tidak dapat disatukan memberikan pelayanan transportasi yang
dalam satu sistem sirkulasi akibat dari mudah, cepat, dan jelas. Dan salah satu
perbedaan kepentingan dan kebutuhan dari solusinya adalah dengan meletakkan dan
kedua kelompok tersebut. Namun, satu hal menghubungkan sebuah stasiun di dan
yang tak dapat dilupakan adalah bahwa dengan tempat-tempat yang strategis.
layaknya sebuah stasiun pada umumnya, Dengan begini orang akan dengan mudah
kapasitas sebuah stasiun tidak akan penuh terhubung dengan moda transportasi umum
setiap saat. Ada kalanya sebuah stasiun yang kemudian mendekatkan kesan antara
penuh sesak dengan para pengguna jasa KA masyarakat dengan transportasi umum.
Commuter Line di jam-jam sibuk, dan ada
kalanya sebuah stasiun sepi dikarenakan
bukan jam sibuk. Oleh karena itu, keperluan
sirkulasi sebaiknya tidak dibuat terlalu besar
karena dikhawatirkan akan terjadi
pemborosan ruang.
24 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Gambar 18 Kondisi Site Manggarai Kini, sumber: google.co.id
25 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
dapat melindungi para penggunanya dari Kawasan TOD Manggarai dalam rangka
terik matahari dan polusi asap kendaraan penyusunan Masterplan yang terpadu bagi
bermotor. Kawasan Manggarai.
Salah satu sistem sirkulasi yang
dapat digunakan adalah dengan Kelebihan TOD (Transit Oriented
menggunakan sebuah sistem elevated Development)
pedestrian atau pedestrian yang ditinggikan. Dalam pelaksaannya TOD dipilih
Alasan dipilihnya sistem elevated pedestrian sebagai konsep pengembangan kawasan
ini adalah karena sisitem ini tidak akan Manggarai bukan tanpa alasan, diantaranya
mengganggu kondisi lingkungan ketika kelebihan dari penggunaan konsep TOD
sistem sirkulasi yang direncanakan harus sebagai berikut:
melewati sebuah perumah padat penduduk. Meningkatkan peran transportasi
Underpass ini juga akan terlindung dari publik dan aktivitas transit.
panasnya matahari kota Jakarta dan terbebas Mengurangi ketergantungan terhadap
dari polusi udara asap kendaraan bermotor. kendaraan
Namun hal yang perlu diperhatikan adalah Mengoptimalisasi potensi komponen
bagaimana sirkulasi udara buatan di dalam transit kawasan.
underpass tetap terjaga dan sejuk sehingga Mengurangi polusi udara
memberi kenyamanan untuk para Menciptakan struktur kawasan yang
penggunanya. lebih efisien.
Keterhubungan yang memadai antara
Konsep TOD (Transit Oriented tempat kerja dan tempat tinggal.
Development) Meningkatkan kualitas dan
TOD merupakan suatu konsep keamanan dalam berbagai segmen
pengembangan kepadatan dalam skala hunian
menengah sampai tinggi yang berada pada
area dengan jaringan pedestrian yang Namun, untuk setiap penggunaan
terhubung dengan tempat-tempat sebuah konsep pada sebuah kawasan
pemberhentian sementara moda transportasi pastinya tidak dapat lepas dari tantangan-
umum. Umumnya suatu kawasan tersebut tantangan yang dihadapi oleh para
juga bercampur dengan area permukiman, pengembang. Untuk dapat mewujudkan
perkantoran, dan perbelanjaan yang di konsep TOD yang baik diantaranya
rancang untuk penggunaan pedestrian tanpa beberapa tantangan yang muncul dalam
melibatkan penggunaan kendaraan bermotor. proses penerapan konsep TOD:
Maksud dari kegiatan Penyusunan Bisa mengubah struktur ruang
Masterplan Kawasan Transit Oriented kawasan yang sudah ada
Development (TOD) Manggarai adalah Membutuhkan ruang yang luas untuk
untuk melakukan kajian penataan ruang baik pergerakan, terutama di sekitar akses
arsitektur, lansekap, perancangan kota, tata jalan
air, sosial, ekonomi dan transportasi di
26 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Berpotensi menyebabkan relokasi Menghindari crossing dengan
dalam skala besar kendaraan
Perencanaan akses jalan /pedestrian Pengaturan Parkir
yang perlu efisien dan jelas Membatasi penyediaan parkir
Peletakan parkir di sisi
Komponen-Komponen TOD belakang
Dalam proses pengembangan konsep Pengembangan parkir
TOD diantaranya memiliki komponen vertikal
pendukung untuk dapat mencapai Penciptaan ruang yang atraktif
pelaksanaan konsep TOD yang ideal sebagai Jalur pejalan kaki yang
berikut: menarik
Pemanfaatan Lahan Secara Arsitektur bangunan yang
Efektif atraktif
Pemanfaatan lahan yang Lantai dasar bangunan yang
mendukung transit (kantor, terhubung dengan jalur
hotel, café, retail, dsb) pejalan kaki
Mendorong pengembangan Perlindungan terhadap cuaca
mix uses. Dilengkapi pencahayaan ,
Pengembangan fungsi baru street furniture dan lansekap
yang menunjang transit Penciptaan struktur kawasan
Pengambangan plaza Jaringan jalan yang efisien
Klaster bangunan dalam blok
Pengaturan Kepadatan Memberi ruang untuk future
Kepadatan/intensitas tinggi development
menjadi prioritas Penguatan Titik Transit
Pengaturan zona kepadatan Perencanaan titik transit
dari titik transit sebagai titik tujuan dan
Antisipasi kebutuhan gerbang pergerakan
pengembangan di masa masyarakat
dating Stasiun/terminal sebagai
Penyediaan Jalur Pejalan Kaki landmark
Jarak tempuh yang pendek Orientasi bangunan ke jalur
Jalur pejalan kaki yang pejalan kaki
menerus /kontinu Penciptaan ruang publik
Jalur pejalan kaki dapat sekitar titik transit
diakses langsung dari
entrance bangunan
Jalur pejalan kaki pada street
level
27 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Gambar 19 Rencana Pengembangan Stasiun Manggarai, sumber: Pemkot Jakarta Selatan
28 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Gambar 20 Karakteristik Kawasan Manggarai, sumber: Pemkot Jakarta Selatan
29 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
perencanaan pedestrian yang dapat menarik wilayah stasiun Manggarai dapat mengalami
masyarakat untuk berjalan kaki dan beralih peningkatan aktivitas dan intensitas
menggunakan moda transportasi umum. Dan mengingat kedudukannya yang strategis
rencana pedestrian tersebut diantaranya sehingga diharapkan juga dapat memberikan
memiliki kriteria sebagai berikut. peluang bagi usaha perdagangan dan jasa.
- Ruang Pedestrian yang atraktif
- Keterjangkauan dan kedekatan terhadap Analisa kebutuhan sebuah Area
point interest tertentu Komersial
- Ruang gerak yang dinamis Area komersial, salah satu area yang
- Orientasi dan jarak tempuh yang jelas dapat menjadi daya tarik untuk mengunjungi
dan efektif suatu tempat tertentu. Tapi, bukan berarti
- Perlindungan terhadap cuaca pengembangan area komersial di satu
- Memberi ruang untuk pengembangan wilayah bebas dari masalah. Banyak terjadi
dan adaptasi. pembangunan area komersial yang
kemudian sepi pengunjung, penjual merugi,
Konsep Pedestrian Street dan akhirnya ditinggalkan. Ujung-ujungnya
Untuk tanggapan dari kebutuhan suatu area yang tadinya direncanakan
akan ruang yang atraktif dan sarana sebagai pusat aktivitas malah terkesan
penghubung kawasan Manggarai Barat minim kehidupan dan terbengkalai. Hal ini
dengan Manggarai Timur, maka dapat terjadi dikarenakan kurang cermatnya
dikonsepkan untuk pengembangan wilayah pihak perencana terhadap kondisi sosial dan
stasiun sebagai Pedestrian Street dimana kebutuhan masyarakat sekitar sebagai
nantinya pengunjung diberikan kebebasan sasaran guna.
dalam mengatur ruang geraknya sendiri Jika dilihat dari kondisi stasiun Manggarai
namun tetap dalam koridor yang utamanya dan stasiun-stasiun di Jakarta pada
berorientasi searah. Diharapkan juga umumnya, keberadaan kedai-kedai maupun
pedestrian street ini dapat bertindak sebagai PKL liar di sekitar wilayah stasiun sudah
penghubung kedua kawasan yang mengapit sangat lekat dengan masyarakat pengguna
stasiun Manggarai. Selain itu, dengan jasa angkutan kereta api. Hal ini dapat
adanya pedestrian street ini kemudian tercipta atas hubungan kebutuhan dan minat
30 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
masyarakat pengguna dengan penyedia handalnya transportasi umum di Jakarta juga
kedai atau toko kelontong maupun PKL semakin menambah daftar panjang derita
penjaja makanan dan minuman. Oleh karena masyarakat Ibukota. Jadwal yang tidak
itu pengembangan area komersial di area konsisten kemudian membuat terjadi
stasiun Manggarai dianggap sudah tepat penumpukan penumpang di stasiun ataupun
sasaran dan diperlukan untuk mewadahi terminal. Dari situ terjadi kelebihan muatan
kebutuhan penggunanya. pada suatu moda transportasi yang
kemudian penumpang di dalamnya harus
rela berdesak-desakkan dan mengurangi
kenyamanan dan keamanan dari
penggunanya.
31 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
sebuah konsep sirkulasi sekuensial. Dari yang bebas dari kesan terbatas atau
view sekuensial tersebut kemudian dapat terkekang yang dialami oleh para pekerja
diberikan konsep sebuah perjalanan yang yang sehari-hari berada di area kantor yang
dapat memberikan cerita, dari mana dia kaku dan formal. Dan dari aktivitas di area
berasal, apa yang dilakukan, dsb. Hal ini stasiun yang didominasi oleh aktivitas
bisa diwujudkan dengan pemberian bergerak, kemudian dapat menjadi sebuah
void-void pada objek rancangan yang potensi view yang dinamis dan berubah
kemudian memberikan view-view ruang sesuai dengan aktivitas masing-
dibawahnya ataupun diatasnya. Selain itu, masing penggunanya.
dari void-void tersebut kemudian ingin
dimunculkan pula kesan ruang yang luas
32 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Studi Kasus Sistem MRT Singapur
33 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Gambar 26 Pintu Masuk MRT, sumber: Dokumen Pribadi
34 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Diagram Program Stasiun MRT harus membuat banyak stasiun. Sebuah
Singapore stasiun MRT hanya perlu didirikan di
Dari diagram program diatas dapat sebuah pusat yang dikelilingi oleh objek-
dilihat bahwa sejatinya kedudukan stasiun objek yang sekiranya menjadi pusat aktivitas.
MRT di Singapura tidak langsung
berdekatan dengan objek di sekitarnya.
Melainkan, kedekatan antara stasiun dan
objek sekitarnya dihubungkan oleh
underpass-underpass yang terhubung
langsung ke tempat-tempat strategis yang
ada pada objek sekitarnya. Hal inilah
kemudian menciptakan kesan kedekatan dan
kemudahan pencapaian transportasi umum
untuk para warganya.
Para warga yang ingin berpergian
tidak perlu lagi pergi ke sebuah tempat
khusus yang berfungsi sebagai stasiun,
namun cukup berjalan kaki ke tempat-
tempat yang menjadi
Dari jaringan-jaringan underpass ini juga
kemudian dapat memperluas jangkauan
jaringan pengguna transportasi umum tanpa
35 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
[Halaman ini sengaja dibiarkan kosong]
36 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
EKSPLORASI DESAIN
luar yang berfungsi untuk tempat
IV.1 Eksplorasi 1 istirahat dan bersantai sejenak.
Perancangan Denah Dilihat dari kepadatan aktivitas
a. Denah Lantai Dasar secara gradual dari bagian utara
Pada Lantai Dasar lebih banyak menuju ke selatan objek rancang
digunakan untuk kebutuhan akan terjadi penurunan
ruang peron kereta api komuter kepadatan aktivitas, dimana
maupun kereta api bandara. untuk pedestrian pada bagian
Untuk desain denah pada area utara menjadi bagian yang sangat
peron dibatasi oleh letak peron umum untuk dilalui baik
dan jalur kereta api yang sudah c. Denah Lantai 2
diatur oleh PT KAI selaku pihak Pada lantai 2 ini utamanya hanya
yang berwenang. Dari hal diperuntukkan untuk area tunggu
tersebut juga kemudian turut bagi para calon penumpang KA
mempengaruhi konfigurasi jarak jauh yang sudah melewati
strukur yang memang hanya pemeriksaan tiket dan barang
dapat dieksplorasi pada lahan bawaan pada area lobby
peron dengan bentang 8-10m penumpang KA jarak jauh pada
dengan bentang jalur kereta api lantai sebelumnya.
sebesar 4-8m. d. Denah Lantai 3
Kebutuhan lain diantaranya Seperti halnya pada lantai dasar,
untuk kebutuhan ruang loading pada lantai 3 ini kebutuhan ruang
barang yang datang bersama yang ada didominasi oleh
kereta barang yang biasanya turut kebutuhan ruang peron untuk
singgah di stasiun Manggarai penumpang KA jarak jauh baik
yang memang mempunyai datang maupun pergi. Selain itu,
gudang untuk keperluan kirim- seperti halnya pada lantai dasar
antar logistik. yang memerlukan ruang loading
b. Denah Lantai 1 untuk loading barang dari kereta
Pada lantai 1 ini lebih ke dalam gudang stasiun, pada
diorientasikan untuk pemusatan lantai 2 ini juga diperlukan
kegiatan bangunan yang berpusat sebuah area loading yang
pada pedestrian di sisi utara kemudian memiliki hubungan
objek rancangan dan di sisi sirkulasi langsung ke lantai dasar
selatan objek rancangan sebagai yang terpisah dengan sirkulasi
lobby untuk calon penumpang penumpang KA jarak jauh.
kereta api jarak jauh yang
bersebelahan dengan area ruang
37 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Konsep Struktur turut menjadi dasar
a. Sistem Struktur pertimbangan penulis untuk
Sistem struktur pada bangunan menggunakan struktur ini.
ini bisa diklasifikasikan menjadi Dengan diameter 1.5m dan
2 yaitu sistem struktur pada bentang terjauh sebesar 10m
bangunan dasar yang berada pada dan konfigurasi kolom
lantai 1 dan lantai 2, kemudian berulang yang konsisten
sistem struktur pada lantai 3 yang membuat pengaplikasian
sekaligus bersifat sebagi jalur sistem struktur ini bisa
layang kereta api yang terhubung dikatakan tidak terlalu rumit.
dengan bangunan stasiun. Pada
sistem struktur yang kedua
tersebut kemudian diperlukan
sebuah sistem struktur high-
performance yang dapat
menahan gaya tekan yang cukup
besar. Selain itu juga diperlukan
sebuah sistem struktur yang
dapat memiliki bentang besar
agar ruangan didalam objek
rancangan nantinya dapat
Gambar 30 Stasiun Gambir, sumber: google.co.id
terbebas dari kolom-kolom yang
dapat memberi kesan kaku dan
terbatas. Diantaranya beberapa
alternatif sistem struktur yang
menjadi pertimbangan untuk
penahan beban jalur kereta api:
• Kolom Balok
Seperti halnya konfigurasi
kolom balok pada umumnya
yang disusun pada grid Gambar 31 Konfigurasi Kolom, sumber: Dokumen
tertentu dengan ukuran Pribadi
tertentu, struktur ini menjadi
pertimbangan pertama karena
Namun, setelah melalui
penggunaannya yang lazim
proses asistensi pada dosen
dalam berbagai macam
pembimbing, penggunaan
bangunan. Studi referensi
sistem struktur kolom-balok
pada bangunan Stasiun Besar
semacam ini dinilai terlalu
Gambir yang juga
biasa dan perulangan kolom-
menggunakan sistem ini
kolommnya juga
38 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
dikhawatirkan dapat Namun setelah melalui
menciptakan kesan monoton proses pengintegrasian
yang membosankan, padahal struktur dengan organisasi
kesan ruang yang ingin ruang, ditemukan beberapa
dimunculkan pada bangunan ketidakcocokkan seperti
ialah kesan dinami dan struktur kolom baja dinamis
fleksibel yang diharapkan ini tidak dapat mendukung
dapat memunculkan aktivitas keberadaan void-void pada
gerak yang dinamis. lantai-lantai tertentur.
• Kolom Baja Dinamis Terlebih perbedaan sistem
Eksplorasi sistem struktur struktur pada bangunan dasar
kemudian dilanjutkan pada pada objek rancangan kurang
penggunaan kolom baja dapat berpadu.
dinamis milik Toyo Ito yang • Struktur Busur
diaplikasikan pada Sistem struktur busur ini
bangunannya di Jepang, diperimbangkan oleh karena
Sendai Mediatheque. Sistem sifatnya yang memiliki
struktur ini menggunakan bentang yang cukup besar
rangkaian pipa-pipa yang dan bentuknya yang dinamis.
dirangkai melingkar dan Terlebih sistem struktur
kemudian di tekuk busur ini dapat dapat
sedemikian rupa sehingga dikombinasikan dengan
memunculkan bentuk yang sistem struktur busur yang
dinamis. Hal itulah yang lebih kecil yang
kemudian memunculkan dipergunakan pada struktur
kesan ruang di dalam bangunan dasar.
bangunan yang lebih
fleksibel dan dinamis tanpa
adanya kolom sebagai
pembatas ruangan.
39 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
sistem struktur seperti ini Pengaruh Struktur Terhadap
umumnya hanya untuk Arsitektur
struktur atap yang minim Penggunaan struktur beton bertulang
gaya tekan. Oleh karena itu dan rangka baja sengaja dibiarkan
penggunaan struktur ini terekspos untuk memberikan unsur
untuk penahan beban jalur modern dan perbedaan tekstur pada
kereta api diatasnya tidak interior bangunan. Selain itu kesan
dapat diwujudkan dengan modern yang muncul dari
penggunaan bentang yang pengeksposan struktur bangunan
terlalu besar. juga ingin penulis tampilkan disini
• Bridge Column & Box Grider selain karena dapat menambah kesan
Selanjutnya penulis kokoh pada bangunan. Selain itu
bereksplorasi kepada sistem Dengan struktur terekspos tanpa
struktur jalan layang. Dari dinding juga memunculkan sebuah
situ kemudian penulis irama dalam suasana interior. Hal ini
menemukan sistem struktur kemudian diharapkan dapat
box girder yang mana lazim menambah nilai atraktif ruang dalam
digunakan dalam konstruksi bangunan sehingga ada suatu hal
jalan layang. Selain itu menarik yang dapat diliha oleh para
struktur penopangnya juga penggunanya.
bisa dikatakan dapat
memiliki bentang yang cukup IV.2 Eksplorasi 2
besar yaitu 30-40m. Konsep Bangunan
Kemudian dengan digunakan a. Atap Bangunan
sistem struktur jalan layang Atap pada objek rancangan ini selain
di dalam bangunan juga berfungsi sebagai fasad bangunan,
memunculkan konsep yang atap ini juga berfungsi sebagai
sejalan dengan struktur jalur elemen pembentuk ruang dalam pada
kereta api sebelum dan bangunan. Oleh karena itu, penulis
sesudah stasiun sehingga ada mengeksplorasi bentuk-bentuk atap
unsur keseragaman dalam yang sekiranya dapat memberi kesan
sistem struktur pada jalan dinamis dan luas pada ruang
layangnya. dibawahnya. Namun dalam
Selain itu penggunaan kolom perjalanannya penulis juga tidak lupa
diagonal pada struktur bahwa ada elemen arsitektur kolonial
bangunan dasar juga penulis pada bangunan stasiun Manggari
kira dapa memberi perpaduan Lama, oleh karena itu hal tersebut
yang cukup baik tanpa bentuk juga harus dipertimbangkan untuk
yang terlalu berlawanan. mencegah ketimpangan gaya
arsitektur bangunan lama dengan
40 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
gaya arsitektur bangunan baru nantinya adalah para pekerja yang
nantinya. sehari-hari sudah lelah bekerja di
• Gaya arsitektur Kolonial dan Art tempat yang kaku dan formal. Oleh
Nouveau karena itu sebisa mungkin dalam
Diketahui bahwa gaya arsitektur perjalannya menuju ke rumah
bangunan lama stasiun Manggarai masing-masing dapat sedikit
terpengaruh oleh gaya arsitektur dikurangi beban pikirannya dengan
kolonial dengan ornament khas Art memunculkan kesan ruang yang luas
Nouveau. Oleh karena itu , tampang dan bebas.
bangunan penulis coba untuk tetap Selain itu, untuk dapat mendorong
mempertahankan hal tersebut masyarakat agar mau dan merasa
dengan memberikan ornamen- mudah mengunjungi area stasiun,
ornamen khas Art Nouveau yang maka diperlukan suatu konsep yang
mana merupakan gaya yang dapat meminimalisir jarak antara
‘menghidupkan’ material. stasiun dengan para penggunanya.
Namun, setelah melalui proses Salah satu konsepnya adalah
asistensi kepada dosen pembimbing, menciptakan sebuah bangunan
dikatakan bahwa tampang dengan ruang terbuka. Dengan ruang
bangunan yang dimunculkan terlalu terbuka ini kemudian kesan yang
terpaku atau sama dengan gaya dimunculkan diharapkan bahwa
arsitektur bangunan lamanya pergi ke stasiun Manggarai tak
sehingga kesan bangunan barunya ubahnya berjalan di trotoar atau
menjadi usang dan tua. pedestrian biasa dan dengan begitu
b. Konsep Ruang lantas masyarakat tidak akan merasa
Konsep Ruang yang ingin canggung untuk mengunjungi
dimunculkan pada bangunan ini stasiun Manggarai. Dan untuk
khususnya pada area pedestrian dan memunculkan kesan sebuah
peron komuter ada kesan ruang yang bangunan yang terbuka adalah
luas dan bebas. Hal ini dikarenakan dengan menambah elemen-elemen
oleh mayoritas penguna stasiun ini ruang luar pada ruang dan juga
41 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
menghilangkan segala macam nyaman dalam beraktivitas
bentuk isolasi ruang dalam bangunan didalamnya, seperti restoran dan
dengan suasana ruang di luar kantor PT KAI. Sistem
bangunan. pengkondisian udaranya akan
Konsep Utilitas menggunakan sistem pengkondisian
a. Drainase Tapak udaratemporer dengan unit indoor
Drainase pada luar tapak akan dan outdoor terpisah.
dialirkan pada selokan tertutup di d. Elektrikal
sebelah Timur stasiun Manggarai Elektrikal pada stasiun Manggarai
dan Saluran air terbuka di sebelah dipergunakan untuk menjalankan
Timur stasiun Manggarai yang kereta api listrik, elevator, escalator,
kemudian mengarah ke Sungai penerangan, gerbang elektrik,
Ciliwung di arah Utara Stasiun transaksi tiket, audio, papan iklan,
Manggarai. dsb. Jalur elektrikal dibagi 2 yaitu
b. Penyaluran Air Hujan melalui langit-langit dan melewati
Untuk atap pada bagian atas peron lantai. Untuk fasilitas umum seperti
KA jarak jauh air hujang akan elektrikal untuk penerangan, audio,
mengalir alami ke titik terendah atap dan papan iklan diatur melalui
yaitu pada bagian Utara dan Selatan sebuah ruang control yang terletak
atap, pada bagian itulah kemudian pada lantai dasar bangunan.
diberi talang air yang kemudian Sedangkan untuk pengaturan dan
dialirkan ke dalam talang vertikal jalur elektrikal untuk pendayaan jalur
yang setelah itu dialirkan ke dalam kereta api berada pada masing-
saluran air tertutup. masing peron yang sekaligus
c. Pengkondisian Udara berfungsi sebagai ruang pengawas
Untuk pengkondisian udara dalam kereta api.
bangunan stasiun Manggarai e. Plumbing
sebagian besar akan menggunakan Untuk sumber air berasal dari air
sistem pengkondisian udara alami PDAM daerah dan kemudian
sebagaimana pelaksanaan konsep ditampung pada tendon bawah baru
bangunan yang selaras dengan setelah itu dialirkan ke tandon atas
kondisi lingkungan sekitar, maka yang berada pada shaft lift barang
dari itu atmosfer udara lingkungan dan exhaust menggunakan
sekitar tidak dihilangkan pompa.Setelah itu air dialirkan dari
hubungannya dengan atmosfer udara tendon atas ke ruangan-ruangan
di dalam bangunan. Hanya pada dibawahnya menggunakan pipa. Sisa
ruangan-ruangan tertentu saja yang air kotornya kemudian dialirkan
menggunakan pengkondisian udara kembali ke bawah untuk kemudian
buatan sebagaimana diperlukan diolah atau ditampung terlebih
sebuah kondisi yang sejuk dan
42 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
dahulu sebelum akhirnya dibuang ke
saluran air tertutup.
f. Exhaust
Untuk sistem exhaust dialirkan
melalui langit-langit pada koridor di
belakang area toko yang berfungsi
sebagai sirkulasi maintanence dan
loading sehingga tidak mengganggu
aktivitas pada pedestrian di depannya.
Setelah itu udara atau asap dialirkan
pada pipa utama yang diarahkan
vertikal pada shaft yang sama
dengan shaft plumbing.
43 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
[Halaman ini sengaja dibiarkan kosong]
44 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
IV.3 Hasil Rancangan
Denah Rancangan
a. Denah Lantai Dasar
45 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
b. Denah Lantai 1
46 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
c. Denah Lantai 2
47 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Tampak Rancangan
48 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Gambar 38 Tampak Utara dan Selatan, sumber: Dokumen Pribadi
49 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
DAFTAR PUSTAKA
[1] Christian, Aditya (2008). Stasiun Manggarai Jakarta. Institut Teknologi Bandung:
Bandung.
[2] Dubberly, Hugh (2005). How do You Design?. Dubberly Design Office; San Fransisco.
[3] Laksono, Raden Aji (2013). Evaluasi Kinerja Stasiun Kereta Api berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal di Stasiun (Studi Kasus Stasiun Prujakan Cirebon, Jawa Barat).
UAJY S1 Thesis; Yogyakarta.
[4] Miro, Fidel (2012). Pengantar Sistem Transportasi. Erlangga; Jakarta.
[5] Subarkah, Iman (1981). Jalan Kereta Api. Idea Dharma; Bandung.
[6] Wikantari, Kiky (2012). Stasiun Interchange Manggarai. Institut Teknologi Bandung:
Bandung.
50 | T u g a s A k h i r - R A . 1 4 1 5 8 1
Biografi Penulis