Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN SURVEY

SURVEY STATIS ANGKUTAN UMUM DI


TERMINAL PASIRAN SINGKAWANG
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Karakteristik dan Survei
Angkutan Umum

Disusun Oleh:
NOVIANDIKA RIZKI PRATAMA
(1901113)

MTJ 2.6

PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN TRANSPORTASI JALAN

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA – STTD

BEKASI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah menyediakan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Survey Statis Angkutan
Umum Di Terminal Pasiran Singkawang, Kalimantan Barat” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari hasil dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bu Siti Khadijah
Koto, pada mata kuliah Karakteristik dan Survey Angkutan Umum(AU) pada semester ganjil ini.
Selain itu, makalah ini juga mendukung untuk menambah wawasan untuk para pembaca dan juga
untuk saya sebagai penulis tentang hasil survey statis angkutan umum yang telah dilakukan di
Terminal Pasiran Singkawang, Kalimantan Barat.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bu Siti Khadijah Koto, selaku dosen pada mata
perkuliahan Karakteristik dan Survey Angkutan Umum(AU) kelas MTJ 2.6 karena telah menyediakan
tugas ini sehingga dapat membantu saya untuk menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni saat ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga membuat saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, dengan hormat saya meminta kritik dan saran yang akan membangun saya nantinya demi
kesempurnaan makalah ini.

Kayong Utara, 27 November 2021

Noviandika Rizki Pratama

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan....................................................................................................2

1.3 Ruang Lingkup............................................................................................................2

1.4 Sistimatika Penyusunan Makalah..............................................................................3

BAB II METODE PELAKSAAN SURVEY................................................................................4

2.1 Metode yang Digunakan..............................................................................................4

2.2 Persiapan Survey..........................................................................................................4

2.3 Peralatan yang Digunakan..........................................................................................6

2.4 Transportasi..................................................................................................................6

BAB III GAMBARAN UMUM......................................................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN SURVEY........................................................................9

BAB V PENUTUP..........................................................................................................................20

5.1 Kesimpulan..................................................................................................................20

5.2 Saran.............................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................21

DOKUMENTASI...........................................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Esensi dari operasional angkutan umum adalah memberikan layanan angkutan yang baik dan
layak bagi masyarakat dalam menjalankan kegiatannya, baik untuk masyarakat yang mampu memiliki
kendaraan pribadi (Choice) dan terutama bagi masyarakat yang terpaksa harus menggunakan
angkutan umum (Captive). Ukuran pelayanan angkutan umum yang baik adalah pelayanan yang
aman, cepat dan murah. Angkutan umum tidak dapat dipungkiri merupakan angkutan yang efisien
terhadap penggunaan ruang jalan, dibandingkan dengan angkutan pribadi. Dengan kata lain, angkutan
pribadi sebenarnya merupakan moda transportasi yang sangat boros terhadap penggunaan ruang jalan.
kemacetan lalu lintas bukan karena keberadaan angkutan umum, melainkan karena penggunaan mobil
pribadi yang berlebihan. Tudingan bahwa penyebab kemacetan lalu lintas adalah akibat perilaku
angkutan umum yang menaikturunkan penumpang di sembarang tempat, berhenti mendadak, berhenti
ngetem di sembarang tempat, dan lain-lain, memang ada benarnya namun akar masalah sebenarnya
bukan itu, melainkan karena persentase penggunaan mobil pribadi yang sangat tinggi. Perilaku
angkutan umum yang tidak tertib, sebenarnya semata-mata hanyalah masalah penegakan hukum (law
enforcement) yang belum dilakukan maksimal. Apabila penegakan hukum dilaksanakan dengan baik,
niscaya masalah perilaku pengoperasian angkutan umum yang menyebabkan terjadinya kemacetan
akan selesai. Namun demikian, perilaku penggunaan mobil pribadi yang berlebihan, yang
menyebabkan pemborosan penggunaan ruang jalan hingga menyebabkan kemacetan, tidaklah mudah
untuk diselesaikan. Untuk lebih mengefisienkan pemanfaatan ruang jalan, pemerintah sebagai
regulator angkutan jalan raya, harus membatasi penggunaan mobil pribadi dan memaksimalkan
penggunaan angkutan umum. Strategi untuk membatasi penggunaan angkutan pribadi, bukanlah
dengan cara melarang terhadap penggunaan mobil pribadi, karena jika hal ini dilakukan maka berarti
telah terjadi pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM). Strategi untuk membatasi penggunaan
pribadi adalah dengan meningkatkan pelayanan angkutan umum, sehingga pengguna mobil pribadi
dapat tertarik untuk menggunakan angkutan umum. Idealnya agar masyarakat pengguna mobil pribadi
dapat berpindah ke angkutan umum, maka karakteristik angkutan umum harus diupayakan mendekati
kendaraan pribadi.
Tansportasi adalah proses pemindahan manusia, binatang, ataupun barang dari suatu tempat
ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Secara
bahasa, transportasi diserap dari kata transportation dalam bahasa Inggris yang berarti angkutan atau
alat untuk melakukan pekerjaan pemindahan. Transportation juga diartikan sebagai proses
pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain menggunakan alat bantu kendaraan
darat, laut, udara, baik umum maupun pribadi, menggunakan mesin atau tidak. Sedangkan, alat
transportasi adalah alat yang digunakan untuk bertransportasi, ia terdiri dari mobil, motor, kereta api,
pesawat, kapal laut dan lain sebagainya. Transportasi mempunyai banyak fungsi bagi kehidupan
manusia. Beberapa Fungsi transportasi meliputi;
1. Membantu pertumbuhan ekonomi dan perkembangan pembangunan suatu daerah/negara.
2. Meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan sumber daya yang lain untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat.
3. Sarana masyarakat untuk saling berinteraksi.
4. Transportasi dapat menghindarkan adanya isolasi dan merangsang perkembangan pada semua
bidang kehidupan, baik perdagangan, industri, maupun pertanian.
Dengan adanya sarana transportasi yang memadai, ekonomi masyarakat semakin
berkembang, baik di perkotaan maupun pedesaan. Pelayanan terhadap masyarakat juga semakin
maksimal dengan adanya transportasi. Sarana angkutan umum pasti selalu dikaitkan dengan

1
prasarana, prasarana transportasi merupakan alat penunjang utama bagi terselenggaranya suatu usaha
pembangunan atau proyek prasarana. Contoh prasarana angkutan umum adalah terminal. Terminal
bus, disebut juga stasiun bus, adalah bangunan atau struktur tempat bus kota atau bus antarkota
berhenti untuk menaikturunkan penumpang. Terminal bus lebih besar daripada halte bus, yang
umumnya hanya berupa bangunan kecil di tepi jalan raya tempat bus dapat berhenti. Terminal bus
dapat berstatus sebagai terminus bus untuk banyak trayek, atau sebagai terminal transfer antartrayek.
Peron terminal bus dapat ditetapkan untuk rute bus tertentu atau bahkan diperlengkapi sistem
informasi penumpang. Contoh terminal yang ada di Kalimantan Barat yaitu terminal Pasiran
Singkawang. Terminal Pasiran tersebut terletak di Jalan Stasiun, Kelurahan Pasiran, Kecamatan
Singkawang Barat menjadi tempat keberangkatan dan pemberhentian angkutan umum di Kota
Singkawang. Survei statis adalah survei yang dilakukan dari luar kendaraan dengan mengamati/
menghitung/ mencatat informasi dari setiap kendaraan penumpang umum yang melintas di ruas jalan
pada setiap arah lalu lintas, serta di pintu masuk dan pintu keluar terminal.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud pelaksanaan survei statis adalah untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan
gambaran pelayanan angkutan umum, meliputi:
1. Jumlah Armada Operasi adalah jumlah kendaraan penumpang umum dalam tiap trayek yang
beroperasi selama waktu pelayanan.
2. Pelayanan adalah banyaknya kendaraan penumpang umum per satuan waktu. Besarannya dapat
dinyatakan dalam kendaraan/jam atau kendaraan/hari.
3. Waktu pelayanan adalah waktu yang diberikan oleh setiap trayek untuk melayani rute tertentu
dalam 1 hari.
Tujuan pelaksanaan survei statis adalah :
a. Menilai dan menganalisis kinerja yang sesungguhnya dari setiap pelayanan angkutan umum dengan
rute tetap dalam wilayah penelitian;
b. Menilai apakah jumlah armada yang beroperasi sesuai dengan jumlah yang diijinkan;
1.3 Ruang Lingkup
Survey dilakukan di terminal Pasiran Singkawang yang terletak di Jalan Stasiun, Kelurahan
Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat, Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Berikut gambar daerah
survey yang diberi kolom merah.
Dilakukan di:
1. pintu masuk dan keluar terminal
2. ruas jalan (di lokasi checker/timer atau di lokasi kantong penumpang)

2
1.4 Sistimatika Penyusunan Makalah
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Sistimatika Penyusunan Makalah
BAB II METODE PELAKSAAN SURVEY
2.1 Metode yang Digunakan
2.2 Persiapan Survey
2.3 Peralatan yang Digunakan
2.4 Transportasi
BAB III GAMBARAN UMUM
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN SURVEY
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI

3
BAB II
METODE PELAKSAAN SURVEY

2.1 Metode yang Digunakan


A. Di terminal:
 Petugas berada di pintu masuk dan pintu keluar
 Mencatat jumlah penumpang saat datang/meninggalkan terminal
 Mencatat plat nomor kendaraan
 Mencatat kode trayek kendaraan
 Mencatat waktu tiba/berangkat

B. Di ruas jalan:
Hal yang dicatat sama, dilakukan ketika kendaraan berhenti dan / atau melintasi suatu ruas
jalan tertentu yang merupakan jalur trayek angkutan umum dimaksud.

Metode yang kami lakukan adalah di terminal.

4
2.2 Persiapan Survey
Dalam tahap persiapan sebelum melaksanakan survey di lakukan briefing antara taruna/i
dengan dosen bidang studi Karateristik dan Survey Angkutan Umum MTJ 2.6 yaitu Bu Siti Khadijah
Koto, melalui via daring karena taruna/i masih melakukan PJJ (Perkuliahan Jarak Jauh) selama masa
pandemi virus Corona ini. Sebelum pelaksanaan survey statis angkutan umum ini, taruna/i melakukan
survey pendahuluan terlebih dahulu untuk menentukan daerah-daerah dan titik-titik yang akan
disurvey nantinya.

A. Peta Lokasi
Peta dibutuhkan untuk memudahkan untuk mengetahui lokasi yang akan menjadi objek
survey. Hal ini bertujuan agar dapat ditentukan langsung dimana titik-titik survei berada eksisting
sekitar daerah tersebut.

5
B. Pelaksanaan Survey
Hari/tanggal : Jumat, 19 November 2021
Waktu : 08.00 – selesai.
Lokasi : Terminal Pasiran di Jalan Stasiun, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang
Barat, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Dosen : Siti Khadijah Koto
C. Formulir
Pembuatan formulir dilaksanakan untuk memudahkan dalam mencatat data primer yang
didapat dari survey yang akan dilakukan secara langsung.

2.3 Peralatan yang Digunakan

Untuk mendukung pelaksanaan survey agar dalam pelaksanaannya mendapatkan hasil dan data
yang memuaskan, maka perlengkapan yang harus dibawa yaitu sebagai berikut :
1) Alat tulis.

6
2) Clip Board
3) Handphone (dokumentasi).
4) Formulir survey.
5) Data mengenai target survey.
6) Stopwatch.

2.4 Transportasi
Menggunakan kendaraan pribadi yaitu sepeda motor saat menuju lokasi survey.

BAB III
GAMBARAN UMUM

7
A. Informasi Umum
Kota Singkawang atau San Khew Jong (Hanzi: 山 口 洋 ; Hanyu Pinyin: Shānkǒu Yáng;
Melayu Jawi: ‫ )كوتا سيڠ كوانڠ‬adalah sebuah kota (kotamadya) di Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini
terletak sekitar 145 km sebelah utara dari Kota Pontianak, ibu kota provinsi Kalimantan Barat, dan
dikelilingi oleh pegunungan Pasi, Poteng, dan Sakok. Nama Singkawang berasal dari bahasa Hakka,
San khew jong yang mengacu pada sebuah kota di bukit dekat laut dan estuari. Awalnya Singkawang
merupakan sebuah desa bagian dari wilayah kesultanan Sambas, Desa Singkawang sebagai tempat
singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado. Para penambang dan pedagang yang
kebanyakan berasal dari negeri China, sebelum mereka menuju Monterado terlebih dahulu beristirahat
di Singkawang, sedangkan para penambang emas di Monterado yang sudah lama sering beristirahat di
Singkawang untuk melepas kepenatannya dan Singkawang juga sebagai tempat transit pengangkutan
hasil tambang emas (serbuk emas). Waktu itu, mereka (orang Tionghoa) menyebut Singkawang
dengan kata San Keuw Jong (Bahasa Hakka), mereka berasumsi dari sisi geografis bahwa
Singkawang yang berbatasan langsung dengan laut Natuna serta terdapat pengunungan dan sungai,
dimana airnya mengalir dari pegunungan melalui sungai sampai ke muara laut. Melihat
perkembangan Singkawang yang dinilai oleh mereka yang cukup menjanjikan, sehingga antara
penambang tersebut beralih profesi ada yang menjadi petani dan pedagang di Singkawang yang pada
akhirnya para penambang tersebut tinggal dan menetap di Singkawang.

B. Geografi
Dengan luas wilayah 504 km², Singkawang terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat
di antara 0°44’55,85” - 1°01’21,51"LS 108°051’47,6”-109°010’19”BT.
Batas-batas wilayah Kota Singkawang adalah:
Utara : Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas
Timur : Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang
Selatan : Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Bengkayang
Barat : Laut Cina Selatan, Laut Natuna, Samudra Pasifik

C. Kecamatan
Kota Singkawang terdiri dari 5 kecamatan dan 26 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah
penduduknya mencapai 232.993 jiwa dengan luas wilayah 504,00 km² dan sebaran penduduk 462
jiwa/km². Kota Singkawang memperoleh status kota berdasarkan UU No. 12/2001, tanggal 21 Juni
2001. Berdasarkan Perda Kota Singkawang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Perubahan desa menjadi
Kelurahan di Kota Singkawang dan Perda Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan dan Perubahan
Nama Kecamatan di Kota Singkawang sesuai dengan ketentuan tersebut di atas, terdapat 5 (lima)
kecamatan dan 26 (dua puluh enam) kelurahan.

D. Penduduk
Kota Singkawang merupakan salah satu pecinan di Indonesia karena mayoritas penduduknya
adalah orang Hakka (dengan persentase sekitar 42%) dan selebihnya adalah orang Melayu, Dayak,
Tio Ciu, Jawa dan pendatang lainnya. Populasi penduduknya terus mengalami peningkatan setiap
tahun dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2006 adalah 5,6 persen. Berdasarkan data Dinas

8
Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Singkawang pada tahun 2011, tercatat jumlah penduduk
sebanyak 246.306 jiwa.
a. Singkawang Selatan
- Tahun 2006: 37.396 jiwa - Tahun 2007: 40.708 jiwa - Tahun 2008: 41.466 jiwa.
b. Singkawang Timur
- Tahun 2006: 18.951 jiwa - Tahun 2007: 19.022 jiwa - Tahun 2008: 19.054 jiwa.
c. Singkawang Utara
- Tahun 2006: 20.287 jiwa - Tahun 2007: 21.160 jiwa - Tahun 2008: 21.401 jiwa.
d. Singkawang Barat
- Tahun 2006: 59.534 jiwa - Tahun 2007: 60.307 jiwa - Tahun 2008: 60.656 jiwa.
e. Singkawang Tengah
- Tahun 2006: 52.132 jiwa - Tahun 2007: 55.882 jiwa - Tahun 2008: 56.330 jiwa.

E.Iklim
Secara umum wilayah Kota Singkawang beriklim tropis dengan suhu rata-rata berkisar antara
21,8 °C sampai dengan 30,05 °C. Iklim tropis di wilayah Kota Singkawang termasuk klasifikasi iklim
tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2.819 mm/tahun atau 235 mm/bulan. Jumlah rata-rata hari
hujan 157 hari/tahun atau rata-rata 13 hari hujan/bulan. Rata-rata kelembaban udara di kota
Singkawang adalah 70%. Curah hujan yang tertinggi terjadi pada bulan September sampai dengan
Januari dan curah hujan terendah antara bulan Juni sampai dengan Agustus. Kota Singkawang
memiliki wilayah datar dan sebagian besar merupakan dataran rendah antara 50 meter s/d 100 meter
diatas permukaan laut. Kota Singkawang yang terletak pada 0° LS dan 109° BT, wilayahnya
merupakan daerah hamparan dan berbukit serta sebelah Barat berada pada pesisir laut.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN SURVEY

9
Survey statis di dalam terminal dilakukan pada pintu keluar dan pintu masuk pada terminal
yang terdapat pada wilayah studi. Survei statis di luar terminal dilakukan pada ruas jalan yang
banyak dilalui angkutan umum yang memotong kordon dalam ke arah masuk pusat kota. Survey
statis dilaksanakan selama jam operasi angkutan umum. Dan kami melakukan di pintu keluar dan
pintu masuk pada terminal Pasiran Singkawang.

Didalam pembuatan laporan ini penulisan menggunakan beberapa teori yang di dapatkan
selama perkuliahan Karakteristik Operasional dan Survey Angkutan Umum antara lain sebagai
berikut :
a. Faktor Muat (Load Faktor)
Faktor muat bertujuan untuk menyeimbangkan antara permintaan (demand) dan
penawaran (supply) akan angkutan umum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

P
LV = × 100 %
CV

dimana LV : Faktor Muat (%)


P : Jumlah Penumpang
Cv : Kapasitas tempat duduk yang tersedia

b. Frekuensi
Frekuensi adalah jumlah kendaraan dalam setiap jam. Faktor utama yang akan
menentukan frekuensi pelayanan angkutan adalah permintaan penumpang. Rata-rata
frekuensi dirumuskan sebagai berikut :

10
K
F=
JAM

Dimana : F = Frekuensi pelayanan (kend/jam)


K = Jumlah kendaran yang lewat ( kendaraan

c. Lay Over Time


Waktu tunggu kendaraan ini dipergunakan untuk mengatur operasi dan memberi
kesempatan awak kendaraan untuk beristirahat.

 Lay ver Time = Waktu Keberangkatan – Waktu Kedatangan

JumlahTotal Waktu Tunggu


∑ LOT =
Jumlah Kendaraan

d. Headway
Headway yang teratur dapat menjadikan lalu lintas dapat berjalan dengan lancar
dan untuk mengurangi kemacetan.
Headway adalah selisih waktu dan selisih jarak antara kendaraan yang satu dengan
yang lainnya

H = selisih antara kendaraan satu dengan yang


lainnya

1. HASIL ANALISA SURVEY


A. Peak Pagi

11
B. Peak Siang

C. Peak Sore

12
2. Hasil Keseluruhan Data
A. Peak Pagi

13
B. Peak Siang

C. Peak Sore

14
D. Frekuensi
Frekuensi diperoleh dari banyaknya jumlah kendaraan pada setiap rute yang melewati
titik yang telah ditentukan pada satuan waktu tertentu. Frekuensi angkutan dapat mempengaruhi
waktu tunggu penumpang. Semakin tinggi frekuensi maka semakin baik pelayanan angkutan tersebut
dari segi penumpang. Hasil analisa survey statis diperoleh frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut

FREKUENSI
JAM BERANGKA
TIBA
T
07.00 - 08.00 10 12
08.00 - 09.00 6 6
11.00 - 12.00 9 9
12.00 - 13.00 7 7
15.00 - 16.00 10 10
16.00 - 17.00 6 4

Dari hasil analisa, untuk frekuensi trayek Singkawang-Pajintan tertinggi pada waktu
berangkat pukul 07.00-08.00 yakni peak pagi. Dengan standar ideal frekuensi angkutan untuk jam
sibuk yaitu 12 kend/ jam dan diluar jam sibuk 6 kend/ jam, maka frekuensi untuk angkutan perdesaan
di Kota Singkawang ini memenuhi standar pelayanan, karena semakin banyak frekuensi semakin
cepat waktu tunggunya.

FREKUENSI
14
12
12
10 10 10
10 9 9
8 7 7 TIBA
6 6 6
6 BERANGKAT
4
4
2
0
07.00 - 08.00 - 11.00 - 12.00 - 15.00 - 16.00 -
08.00 09.00 12.00 13.00 16.00 17.00

15
E. LOT (Lay Over Time)
jam 10,00 8,54 8,59 0,05
kapasitas lay over time
tiba berangkat 10,00 0,04
11,03 11,07
10,00 0 7,09 7,09 10,00 0,05
11,06 11,11
10,00 7,09 7,13 0,04 10,00 0,05
11,09 11,14
10,00 7,12 7,15 0,03 10,00 0,02
11,16 11,18
10,00 0 7,22 7,22 10,00 0,04
11,19 11,23
10,00 7,24 7,28 0,04 10,00 0,04
11,33 11,37
10,00 7,32 7,36 0,04 0,05
10,00 11,36 11,41
10,00 7,36 7,39 0,03 0,04
10,00 11,45 11,49
10,00 7,41 7,45 0,04 0,08
10,00 11,48 11,56
10,00 7,46 7,49 0,03 12,05 12,11 0,06
10,00
10,00 7,49 7,54 0,05 12,07 12,14 0,07
12,00
10,00 7,53 7,57 0,04 0,06
12,00 12,17 12,23
10,00 7,56 7,59 0,03 12,24 12,27 0,03
12,00
10,00 8,05 8,09 0,04 0,06
12,00 12,32 12,38
10,00 8,09 8,14 0,05 12,37 12,43 0,06
12,00
10,00 8,18 8,27 0,09 12,48 12,53 0,05
12,00
10,00 8,32 8,43 0,11 0,03
12,00 15,02 15,05
10,00 8,46 8,51 0,05 0,02
12,00 15,07 15,09
12,00 15,12 15,14 0,02
12,00 15,15 15,19 0,04
12,00 15,18 15,23 0,05
12,00 15,24 15,28 0,04
12,00 15,31 15,37 0,06
12,00 15,38 15,42 0,04
JAM LOT RATA-RATA 12,00 15,45 15,53 0,08
07.30 – 08.30 1,22 12,00 15,49 15,57 0,08
08.30 – 09.30 0,06 12,00 16,02 16,06 0,04
11.00 – 12.00 0,05 12,00 16,07 16,13 0,06
12.00 – 13.00 0,06 12,00 16,16 16,18 0,02
15.30 – 16.30 0,05 16,19 0 -16,19
12,00
16.30 – 17.30 -5,41
12,00 16,34 16,38 0,04
12,00 16,45 0 -16,45
Waktu tunggu (Lay Over Time) kendaraan
dipergunakan untuk mengatur operasi dan memberi kesempatan awak kendaraan untuk istirahat.
Lamanya waktu tunggu kendaraan ini mempengaruhi besarnya frekuensi perjalanan, semakin lama
waktunya maka frekuensi perjalanan semakin kecil dan sebaliknya jika waktu tunggunya sebentar
maka frekuensi perjalanannya semakin besar. Lamanya kendaraan di terminal sangat dipengaruhi
oleh tingkat permintaan penumpang dan keinginan pengemudi, sehingga perlu adanya pengawasan
dan pengaturan waktu keberangkatan di terminal.

16
LOT RATA-RATA
2.00

1.00

0.00
07.30 - 08.30 08.30 - 09.30 11.00 - 12.00 12.00 - 13.00 15.30 - 16.30 16.30 - 17.30
-1.00
LOT

-2.00

-3.00

-4.00

-5.00

-6.00
WAKTU PEEK

Dilihat dari hasil analisa bahwa Lay Over Time rata-rata terlama yaitu pada trayek
Singkawang - Pajintan 1 jam 22 menit karena waktu menunggu angkutan ini (nge-tem) ketika di
terminal sangat lama. Sedangkan Lay Over Time tercepat yaitu 5 menitan, ini dikarenakan waktu
tunggu angkutan ini (nge-tem) ketika di terminal cepat.

F. Headway

HEADWAY
JAM HEADWAY TIBA
BERANGKAT
07.00 - 08.00 6,00 5,00
08.00 - 09.00 10,00 10,00
11.00 - 12.00 6,67 6,67
12.00 - 13.00 8,57 8,57
15.00 - 16.00 6,00 6,00
16.00 - 17.00 10,00 15,00
TOTAL 47,24 51,24
RATA-RATA 7,87 8,54

HEADWAY
HEADWAY TIBA HEADWAY BERANGKAT
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
07.00 - 08.00 08.00 - 09.00 11.00 - 12.00 12.00 - 13.00 15.00 - 16.00 16.00 - 17.00

17
Waktu headway (jarak antar kendaraan) yang semakin lama akan menyebabkan waktu
menunggu angkutan umum yang semakin lama juga. Jarak antar kendaraan di Wilayah kota
Singkawang didapat dari rata-rata headway kendaraan pada titik awal, tengah dan akhir. Headway
diperoleh dari waktu jarak antara kendaraan satu dengan kendaraan di belakangnya.

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jarak dari satu kendaraan ke kendaraan lainnya yang
tercepat adalah trayek Singkawang - Pajintan dengan total waktu tiba 47,24 dan total waktu berangkat
52,24.

G. Load Factor

(1) Load Factor Tiba

LOAD FACTOR
JAM (%)
TIBA
07.00 - 08.00 21,53%
08.00 - 09.00 26,67%
11.00 - 12.00 35,56%
12.00 - 13.00 30,00%
15.00 - 16.00 38,00%
16.00 - 17.00 21,67%

LOAD FACTOR TIBA


40.00%

35.00%

30.00%

25.00%

20.00%

15.00%

10.00%

5.00%

0.00%
07.00 - 08.00 08.00 - 09.00 11.00 - 12.00 12.00 - 13.00 15.00 - 16.00 16.00 - 17.00

(2) Load Factor Berangkat

18
LOAD FACTOR (%)
JAM
BERANGKAT
07.00 - 08.00 22,92%
08.00 - 09.00 41,67%
11.00 - 12.00 53,33%
12.00 - 13.00 48,57%
15.00 - 16.00 51,00%
16.00 - 17.00 26,67%

LOAD FACTOR BERANGKAT


60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
07.00 - 08.00 08.00 - 09.00 11.00 - 12.00 12.00 - 13.00 15.00 - 16.00 16.00 - 17.00

(3) Perbedaan Load Factor Keduanya

Faktor muat merupakan perbandingan antara jumlah penumpang yang berada didalam
kendaraan dengan kapasitas kendaraan dalam bentuk persentase. Diperoleh dari pencatatan terhadap
jumlah penumpang (dalam persentase) saat kendaraan. Dari hasil survei diperoleh hasil sebagai
berikut:

LOAD FACTOR (%)


JAM
TIBA BERANGKAT
07.00 - 08.00 21,53% 22,92%
08.00 - 09.00 26,67% 41,67%
11.00 - 12.00 35,56% 53,33% Dari hasil
12.00 - 13.00 30,00% 48,57%
analisa 15.00 - 16.00 38,00% 51,00% diperoleh
bahwa 16.00 - 17.00 21,67% 26,67% faktor muat
rata-rata 28,91% 40,69%
tertinggi 48,57%
total 173,43% 244,16%
pada trayek

Singkawang - Pajintan karena banyak penumpang yang naik yakni wiraswasta dan masyarakat yang
akan menuju ke Pasar Pajintan. Sedangkan faktor muat terendah yaitu 21,53%.

19
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis dan pembahasan antara lain sebagai berikut.
1. Survey dilakukan pada peak pagi pukul 07.00 WIB - 09.00 WIB, peak siang pukul 11.00 WIB -
13.00 WIB, dan peak sore pukul 15.00 WIB - 17.00 WIB.
2. Dari hasil analisa, frekuensi untuk angkutan perdesaan di Kota Singkawang ini memenuhi standar
pelayanan, karena semakin banyak frekuensi semakin cepat waktu tunggunya.
3. Dilihat dari hasil analisa bahwa Lay Over Time rata-rata terlama yaitu pada trayek Singkawang -
Pajintan 1 jam 22 menit karena waktu menunggu angkutan ini (nge-tem) ketika di terminal sangat
lama. Sedangkan Lay Over Time tercepat yaitu 5 menitan, ini dikarenakan waktu tunggu angkutan ini
(nge-tem) ketika di terminal cepat.
4. Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jarak dari satu kendaraan ke kendaraan lainnya yang
tercepat adalah trayek Singkawang - Pajintan dengan total waktu tiba 47,24 dan total waktu berangkat
52,24.

20
5. Dari hasil analisa diperoleh bahwa faktor muat tertinggi 48,57% pada trayek Singkawang - Pajintan
karena banyak penumpang yang naik yakni wiraswasta dan masyarakat yang akan menuju ke Pasar
Pajintan. Sedangkan faktor muat terendah yaitu 21,53%.

5.2 Saran
Saran dan rekomendasi yang dapat diberikan yakni sebagai berikut.
1. Jadwal yang sudah ada harus sesuai dengan waktu keberangkatan, agar penumpang tidak lama
menunggu.
2. Penanggungjawab AU di kota Singkawang dapat memperbaiki sistem operasi yang ada agar dapat
menarik banyak penumpang untuk menaiki angkutan umum.
3. Menambah jumlah armada trayek yang masih sedikit.
4. Faktor muat agar tidak melebihi batas muat.

DAFTAR PUSTAKA

https://salamadian.com/pengertian-transportasi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Terminal_bus
http://kampusbaturaja.blogspot.com/2013/04/peranan-angkutan umum.html#:~:text=Esensi%20dari
%20operasional%20angkutan%20umum,menggunakan%20angkutan%20umum%20(Captive)
https://id.wikipedia.org/wiki/Angkutan_kota

21
DOKUMENTASI

22
(Pintu Keluar)

23
(Pintu Masuk)

24

Anda mungkin juga menyukai