Disusun oleh :
Tahun 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “PELAYANAN BUS TRANS BATAM
OLEH DINAS PERHUBUNGAN KOTA BATAM”
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Resiko”
semester 5 dari Bapak Wandrizon Nur SE.,MM. selaku Dosen mata kuliah Manajemen
Resiko di Universitas Ibnu Sina yang telah memberikan penulis tugas yang bermanfaat ini.
Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang
pelayanan bus trans batam. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian................................................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Pelayanan.............................................................................................. 4
B. Karakteristik Dan Kondisi Pelayanan................................................................. 4
C. Jenis Dan Rute Keberangkatan........................................................................... 7
D. Stuktur Administrasi........................................................................................... 8
E. UPTD Pelayanan Jasa Transportasi.................................................................... 11
F. Kegiatan Pelayanan Bus Trans Batam................................................................ 13
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................................ 12
B. SARAN............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Batam merupakan kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau dan merupakan
kota terbesar ketiga populasinya di Sumatera setelah Medan dan Palembang. Kota
Batam memiliki 3 pulau besar, yakni Batam, Rempang dan Galang yang ketiganya
dihubungkan oleh Jembatan Barelang. Kota ini sangat strategis karena berada di jalur
internasional dengan jumlah penduduk pada Tahun 2021 mencapai 1.376.009 jiwa.
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk tersebut maka tingkat aktivitas
masyarakat semakin meningkat. Salah satu kebutuhan yang sangat vital adalah sektor
transportasi. Pemenuhan mobilisasi kegiatan keseharian masyarakat Kota Batam
sudah menjadi salah satu kewajiban Pemerintah untuk memberikan fasilitas baik
berupa saranamaupun prasarana transportasi.
Sarana transportasi yang ada dengan pemenuhan angkutan umum yang saat ini
kebanyakan diadakan oleh pihak swasta (Pengusaha Perorangan) yang merupakan
angkutan berjenis Mobil Penumpang Umum (MPU) dan bus kecil/sedang yang
memberikan pelayanan angkutan umum di Batam.
Mengingat permasalahan yang timbul seperti kemacetan lalu lintas, penghematan
energi, polusi udara maka keberadaan angkutan umum perlu dilakukan perbaikan
demi meningkatkan pelayanan publik khususnya sektor infrastruktur dan diperlukan
angkutan umum yang bersifat massal.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelayanan Jasa Transportasi (Trans
Batam) tidak hanya mengoperasikan BRT. Trans Batam, namun juga sebagai operator
bus sekolah yang melayani wilayah Rempang-Galang serta angkutan laut perintis
antar pulau di wilayah Galang dan Bulang.
Transportasi adalah setua dengan peradaban manusia (transportation is as old
mankind). Setiap manusia Tua muda, dan anak-anak, pria atau wanita membutuhkan
jasa transportasi, karena setiap manusia mempunyai berbagai kegiatan. Untuk
melaksananakan kegiatan (ekonomi dan sosial) dibutuhan suatu gerakan, suatu
kegiatan yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain, disebut sebagai suatu
kegiatan transportasi. Jadi, manusia membutuhkan tersedianya fasilitas transportasi
untuk melaksanakan berbagai kegiatannya, Manusia dan masyarakat secara luas
membutuhkan jasa transportasi dari dahulu sampai sekarang dan pada masa depan
(Adisasmita, 2015:1).
Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Perhubungan Kota Batam telah berhasil
memulai dan mengembangkan Bus Rapid Transit (BRT) sebagai program angkutan
umum yang lebih nyaman, aman, cepat, murah dan bersifat massal. Sampai tahun
2021 terdapat 82 (delapan puluh dua) unit bus yang beroperasi. Yaitu terdiri dari 7
(tujuh) unit bus yang diadakan pada tahun 2004, 6 (enam) unit bus pada tahun 2005, 6
(enam) unit bus pada tahun 2006, 3 (tiga) unit bus pada tahun 2007, 5 (lima) unit bus
pada tahun 2014, 30 (tiga puluh) unit bus pada tahun 2015, 15 (lima belas) unit bus
besar pada tahun 2016 dan 10 (sepuluh) unit bus bantuan yang didapat pada bulan
Desember tahun 2018 merupakan bantuan yang diberikan Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia.
Dengan terus tumbuhnya perekonomian Kota Batam dan penambahan jumlah
penduduk yang cukup tinggi serta untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
maka pada tahun 2013 dibentuklah Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Jasa
Transportasi dengan harapan agar pelayanan jasa transportasi dapat dikelola secara
professional, akuntable dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Kota
Batam.
B. Perumusan Masalah
Bus Trans Batam merupakan langka awal untuk membentuk tata pemerintahan
yang peduli terhadap kepentingan masyarakat. Bus Trans Batam yang merupakan
bagian dalam proses transportasi massa juga mempunyai peran yang penting dalam
mengatur tata kelola kota dengan baik di Kota Batam karena bisa mengurangi
kemacetan yang ada di Kota Batam. Berdasarkan hal ini rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
“Pelayanan Bus Trans Batam Oleh Dinas Perhubungan Kota Batam”
2
C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Tingkat
Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan Transportasi ( Bus Trans Batam )
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
1) Proses penambahan wawasan dan pengetahuan melalui kajian atau
penelitian Tingkat Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan Transportasi
( Bus Trans Batam )
2) Diharapkan penelitian ini berguna bagi peneliti yang ingin meneliti
persoalan atau permasalahan yang sama tentunya dengan subjek penelitian
yang berbeda pula.
3) Menjadi refrensi untuk makalah atau tugas-tugas mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Ibnu Sina
b. Keguanaan Praktis
1) Memudahkan pengguna bus trans batam untuk mengetahui rute bus trans
batam dan estimasi kedatangan bus pada halte.
2) Memberikan akses informasi yang lebih mudah kepada pengguna Bus
Trans Batam.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian untuk penyusunan skripsi
ini adalah sebagai berikut:
a. Agar dapat mengevaluasi tingkat keefektifan atas pelayanan publik terkait
layanan Trans Batam yang diberikan kepada masyarakat terutama bagi
penumpang penyandang disabilitas.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membongkar kendala-kendala yang selama
ini menjadi penghalang penyelenggaraan pelayanan publik dalam layanan Trans
Batam khususnya bagi penumpang penyandang disabilitas.
c. Agar dapat memberikan solusi yang dapat diupayakan yang sekiranya dapat
menjadikan pelayanan publik transbatam menjadi pelayanan yang baik bagi
penyandang disabilitas sebagai pengguna jasa angkutan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelayanan
1. Definisi pelayanan
Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktifitas seseorang,
sekelompok atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk
memenuhi kebutuhan. Moenir Mengatakan bahwa pelayanan adalah proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung.Standar dalam
pelyanan adalah ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan
pelayanan yang baik. Dalam standar pelayanan ini juga terdapat baku mutu
pelayanan. Adapun mutu merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan pihak yang menginginkan
2. Kualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan Istilah kualitas pelayanan memiliki berbagai definisi yang
berbeda, dan bervariasidari yang konvensional sampai yang lebih
strategis.Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan
langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan,
dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu atau dapat
dikatakan bahwa kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan
atau kerusakan. Definisi kualitas layanan juga berpusat pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampaiannya untuk
mengimbangi harapan konsumen.Menurut Wyckof, kualitas layanan dapat
didefinisikan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas
tingkatan keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen.
4
Banyaknya pengguna kendaraan pribadi membuat beberapa ruas jalan mengalami
kemacetan, seperti Simpang Jam, Baloi, arah Sekupang ke Batam Centre, arah Batuaji
dan Muka Kuning menuju Batam Center, serta arah Batu Ampar menuju Simpang
Kabil. Ruas-ruas jalan tersebut merupakan jalan yang menuju ke kawasan Batam
Center, kawasan Nagoya (Jodoh), dan Tanjung Uncang yang merupakan ‘Segitiga
Pusat Kegiatan’ di Kota Batam.
Pelayanan yang ditawarkan pada angkutan BRT, terdiri dari karakteristik umum
pelayanan, meliputi :
a) frekuensi layanan;
b) kinerja tepat waktu;
c) jam pelayanan;
d) cakupan jaringan;
e) ketersediaan informasi;
f) harga tiket;
g) perilaku personil;
h) keberadaan jalur bus; dan
i) upaya mewujudkan angkutan BRT yang ramah lingkungan; dan
fasilitas sebagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam layanan BRT, meliputi
a) halte dan bus stop berupa jarak berjalan kaki yang harus ditempuh penumpang,
penyediaan informasi, kondisi fisik (shelter, jarak pandang, kapasitas tempat
duduk, dll.), keselamatan dan keamanan ketika menunggu
b) kendaraan berupa kondisi didalam kendaraan (penuh sesak atau tidak dan kondisi
fasilitas yang tersedia seperti kursi, AC, pegangan, jendela, pintu, lantai, dll.),
kebersihan, perilaku mengemudi, penyediaan informasi, penyediaan fasilitas
untuk kemudahan aksesibilitas bagi lansia dan kaum difable; dan
c) transfer points, berupa jarak antar transfer points, waktu tunggu, penyediaan
informasi untuk penumpang tentang kombinasi berbagai jalur dan caranya
termasuk jadwal waktu. Trans Batam diarahkan menjadi moda transportasi yang
aman, nyaman, representatif, terjangkau, terintegrasi, dan ditunjang dengan
sarana dan prasarana yang memadai (Renstra Dinas Perhubungan Kota Batam
Tahun 2016-2021). Namun, faktanya tingkat keamanan dan kenyamanan Trans
Batam masih kurang. Berdasarkan kondisi tersebut, maka rendahnya kapasitas
penumpang menunjukkan pelayanan Trans Batam belum memenuhi harapan
5
masyarakat sehingga perlu diidentifikasi mengenai karakteristik dan kondisi
pelayanan Trans Batam.
Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui kualitas pelayanan Trans Batam dan
dapat dirumuskan strategi perbaikan pelayanan ke depannya, maka tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa faktor penting Analisis Pelayanan Bus Rapid Transit Kapasitas
Sedang pada Sistem Transportasi Perkotaan, Weldy Anugra Riawan 121 yang
mempengaruhi kesuksesan sistem BRT adalah karakteristik dan sistem pelayanan
yang diberikan serta fasilitas yang disediakan.
Kualitas pelayanan berdasarkan standar pelayanan angkutan umum menurut
parameter dari Survey Research Institute (SRI), SK Direktur Jenderal Perhubungan
Darat No. 687 Tahun 2002, dan World Bank, meliputi:
1) frekuensi kendaraan, dikatakan baik jika lebih dari 6 kendaraan/jam;
2) waktu tunggu, yaitu rata-rata antara 5-10 menit;
3) waktu perjalanan, yaitu rata-rata antara 1-1,5 jam,
4) jam operasional, yaitu dikatakan baik jika memiliki jam layanan pukul 05.00-
22.00 WIB
5) jarak pencapaian halte di pusat kota antara 300- 500 meter
Terkait standar pelayanan angkutan umum, maka fitur pelayanan BRT yang
paling penting diantaranya waktu tunggu yang cepat dan ketepatan jadwal, waktu
perjalanan, frekuensi layanan, aksesibilitas, ketersediaan kursi bus, ongkos tiket, jam
layanan, ketersediaan informasi (rute dan jadwal), dan kebersihan di bus dan stasiun
Karakteristik ketersediaan pelayanan Trans Batam, meliputi kinerja layanan
(frekuensi bus, waktu tunggu, waktu perjalanan), jam operasional, cakupan pelayanan,
ketersediaan informasi, tiket, perilaku personil, keberadaan jalur bus, kontribusi
kendaraan terhadap lingkungan, dan kondisi fasilitas. Kinerja dari karakteristik
pelayanan Trans Batam , umur bus yang tergolong tua tersebut juga mempengaruhi
kondisi fisik bus dan mengurangi tingkat kenyamanan yang dirasakan penumpang,
seperti kondisi kursi, kondisi lantai bus, teknologi bus, pintu, alat pendingin, dan
sirkulasi dalam ruangan bus.
Keterbatasan armada ini mempengaruhi waktu tunggu Trans Batam menjadi lebih
lama atau belum sesuai dengan standar pelayanan yang baik, dimana waktu tunggu
yang dihabiskan penumpang di halte dapat mencapai 30 menit.
6
Menurut Kepala UPTD Pelayanan Jasa Transportasi selaku pengelola
Trans Batam menjelaskan bahwa permasalahan pelayanan Trans Batam saat ini adalah
waktu tunggu bus yang lama dikarenakan keterbatasan armada dan pengurangan ritase
akibat pengurangan anggaran, dimana waktu tunggu bus koridor 2 dan 6 bahkan dapat
mencapai lebih dari setengah jam. Selain itu, jam operasional dan ketersediaan
informasi tidak sesuai dengan standar pelayanan yang baik. Melihat kinerja pelayanan
Trans Batam di kawasan Batam Center yang tidak sesuai dengan standar tersebut,
tentu akan berdampak pada rendahnya kualitas pelayanan yang diterima penumpang
dan pada akhirnya turut mempengaruhi tingkat kepuasan penumpang.
Apalagi Pemerintah Kota Batam terus melakukan berbagai upaya untuk dapat
mengurangi kemacetan, salah satunya melalui layanan Trans Batam yang mampu
menarik minat pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke moda BRT Trans Batam.
Namun, melihat kinerja pelayanan Trans Batam belum memenuhi standar pelayanan
angkutan umum yang baik, tentu membuat sebagian besar masyarakat lebih menyukai
menggunakan kendaraan pribadi karena efisensi waktu dan mampu memenuhi
kebutuhan pergerakan terutama pada waktu jam larut malam. Ketidaksesuaian
pelayanan. Trans Batam sebagai moda BRT seharusnya menjadi sistem terpadu yang
mampu menghasilkan kualitas layanan yang tinggi melalui keteraturan, kecepatan,
dan keandalan pelayanan termasuk responsif dalam melayani permintaan perjalanan
malam hari hingga pukul 22.00 WIB.
7
C. Jenis dan Rute Keberangkatan Trans Batam
D. Stuktur Administrasi Dinas Perhubungan
E. UPTD Pelayanan Jasa Transportasi
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan dengan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka peneliti juga akan
memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pemerintah
khususnya Dinas Perhubungan Kota untuk dapat meningkatkan kinerja aparat dalam
memberikan pelayanan.
Adapun saran tersebut: Poin pertama adalah fasilitas yang ada diruang tunggu (fasilitas
yang dimaksud penelitian ini fasilitas dalam segala sesuatu yang dapat memperlancar
pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan contohnya di halte ada rua.ng yang nyaman dengan
kursinya, pengeras suara, TV jalur dan jadwal keberangkatan), poin kedua adalah
kebersihan yang ada diruang tunggu (kebersihan yang dimaksud penelitian ini kebersihan
dalam keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah dan bau dihalte),
poin ketiga adalah ketepatan petugas dalam memenuhi janji keberangkatan, poin keempat
adalah kemudahan mendapatkan dan kejelasan informasi waktu keberangkatan (kejelasan
informasi yang yang dimaksud penelitian ini kejelasan informasi yang mudah didapatkan
oleh pengguna layanan contohnya brosur yang di setiap halte maupun dibus tentang jadwal
keberangkatan), poin kelima adalah keamanan diruang tunggu (keamanan yang dimaksud
13
penelitian ini keamanan dalam keadaan bebas dari bahaya contohnya adanya sisi TV,
penerangan lampu yang memadai di setiap halte), dan poin keenam petugas mengucapkan
salam pembuka pada awal pelayanan (mengucapkan salam yang dimaksud penelitian ini
salam adalah salah satu hal penting untuk pengguna layanan bus merasa dihargai oleh
petugas), , dari poinpoin tersebut sebagian besar masyarakat berpendapat cukup baik
14
DAFTAR PUSTAKA
_______, 2009, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, Kementrian Perhubungan RI, Jakarta.
Undang-undang Peraturan menteri nomor 16 tahun 2014 tentang pedoman survey kepuasan
masyarakat terhadap penyelenggara pelayanan publik.
Internet :
http://batamkota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/14
http://batampos.co.id/2015/12/01/dishub-operasikan-empat-bus-trans-batamtrayek-
sekupang-jodoh
http://www.borobudur-training.com/ken-51.html
http://bpbatam.go.id/ini/batamGuide/geography
http://www.jotravelguide.com/batam/transportasi_di_batam.php
[2] S. Rauf dan A. F. Aboe, “Analisis Kinerja dan Pemetaaan Angkutan Umum ( Mikrolet )
di ( 136T ),” In Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret
(UNS), vol. 7, pp. 103-111, 2013.
15