Pembangunan sistem transportasi yang efisien, efektif dan terpadu sangat diperlukan
dalam upaya menekan biaya transportasi, sehingga produk-produk industri dan
pertanian menjadi lebih kompetitif di pasar internasional yang pada gilirannya
mendatangkan devisa khususnya bagi daerah dan negara pada umumnya.
i
memiliki pondasi tiang pancang. Dengan masa pelaksanaan selama 225 hari
kalender.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
2.2.2 Perencana..............................................................................................12
2.2.3 Kontraktor.............................................................................................13
3.5.2 Pondasi..................................................................................................35
3.5.3 Abutment..............................................................................................35
4.2 Bahan............................................................................................................43
4.3 Peralatan.......................................................................................................53
5.5.3 Pembuatan Lantai Kerja Abutment, Abutment dan Sayap Abutment. .77
6.1 Kesimpulan..................................................................................................87
6.2 Saran.............................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................89
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................90
2 Lampiran Surat-surat....................................................................................90
4 Time Schedule..............................................................................................90
6 Lembar Asistensi..........................................................................................90
DAFTAR GAMBAR
Dalam rangka memasuki era tinggal landas seperti sekarang ini, terlihat jelas usaha
pemerintah untuk menaikkan taraf hidup masyarakat. Salah satu bidang yang
dirasakan sangat mendesak adalah pengadaan sarana dan prasarana perhubungan,
mengingat pertumbuhan lalu-lintas khususnya angkutan darat di daerah Sumbawa
dari waktu ke waktu terus berkembang dan perlu diadakan sarana dan prasarana yang
memadai. Pada umumnya persoalan lalu-lintas dewasa ini berkisar pada kemampuan
jalan yang tidak memadai dengan beban lalu-lintas yang ada dan banyaknya
jembatan yang tidak layak lagi dari segi konstruksi, begitu pula kurangnya alternatif
pembangunan jembatan, karena adanya hambatan dana pembangunan. Untuk
mendukung pengadaan sarana dan prasarana pemerintah harus menyediakan dana
yang cukup besar dan dana tersebut biasanya berasal dari bantuan APBD/APBN, dll.
Prasarana yang menjadi inti dalam laporan ini adalah prasarana perhubungan darat
yaitu jembatan yang memungkinkan suatu daerah akan menjadi maju dan tidak
terisolir dengan daerah lainya, seingga hubungan ekonomi, perdagangan, sosial
budaya, dan keperluan lainya menjadi lancar.
1
sumbawa dan Tanjung Menangis. Jembatan ini dibangun karena untuk mebuat akses
baru wilayah utara Sumbawa.
Proyek Pembangunan Jembatan Labuan Badas ( akses Samota ) ini memiliki data
kontrak sebagai berikut:
I. Pekerjaan Persiapan :
a. Direksi Keet
b. Mobilisasi Peralatan
c. Persiapan Obat-obatan
d. Pemasangan Papan Nama Proyek
e. Pengukuran Ulang dan Pemasangan Bouplank
1. Pembesian Abutment
2. Pengecoran Abutment dan Sayap
3. Pembuatan Plat Injak
4. Pemasangan Perancah
1. BAB I. PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan Laporan Kerja Praktek yang berisi latar belakang, maksud
dan tujuan proyek, lokasi proyek, data–data proyek, ruang lingkup pekerjaan, metode
pengumpulan data dan sistematika penyusunan laporan.
Berisi uraian tentang manajemen proyek yaitu : uraian umum, unsur–unsur pelaksana
pembangunan proyek, susunan organisasi pelaksana proyek dan pengendalian
proyek.
Berisi tentang bahan / material serta peralatan-peralatan yang digunakan, baik tipe,
klasifikasi serta fungsinya.
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks.
Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya
proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanaan proyek harus
diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik,
sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dan
komponen pendukung. Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang
peranan cukup penting adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di
dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian tersebut
merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahap–tahap pelaksanaan
pekerjaan dalam mencapai sasaran. Sedangkan organisasi proyek merupakan suatu
sistem yang melibatkan banyak pihak yang bekerja sama dalam melaksanakan
serangkaian kegiatan. Oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat dalam pengelolaan
harus saling bekerja sama dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas,
kewajiban serta wewenang yang telah diberikan sesuai bidang dan keahlian masing-
masing. Keuntungan dari adanya organisasi dalam suatu proyek adalah :
Cepat lambatnya suatu pekerjaan juga tergantung pada banyaknya jumlah pekerja.
Makin banyak jumlahnya maka pekerjaan tersebut akan makin cepat selesainya.
Namun hal ini belum tentu menjamin seberapa efektif pekerja tersebut melakukan
pekerjaannya. Sebaiknya jumlah pekerja disesuaikan dengan banyaknya pekerjaan,
tingkat kesulitan, dan target waktu yang telah ditetapkan. Sebab jumlah pekerja yang
banyak akan menambah beban biaya yang harus dikeluarkan.
2.2 UNSUR-UNSUR PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PROYEK
Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksana pembangunan proyek
meliputi pemberi tugas ( Owner ), kontraktor pelaksana dan perencana. Ketiga unsur
pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai
kedudukan dan fungsinya. Hubungan kerja dalam pengelolaan Proyek Pembangunan
Jembatan Labuan Sumbawa adalah sebagai berikut :
Pemberi tugas ( pemilik proyek ) adalah seseorang atau badan hukum atau instansi
yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk merealisasikannya. Pemilik
proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
2.2.3 Kontraktor
Pada proyek ini pihak yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT. BUNGA RAYA
LESTARI.
Pemberi tugas (owner) dari Proyek Pembangunan Jembatan Labuan Sumbawa adalah
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang dan Jasa Dinas Pekerjaan Umum.
1. Pengguna Anggaran.
2. Pemegang Kas.
3. Direksi Pekerjaan.
5. Juru Bayar
6. Pengawas Lapangan
2. Quality Control
3. Quality Assurance
Tugas dan tanggung jawab Administration and Finance Manager antara lain :
Membantu pengendalian dalam melaksanakan perencanaan dan monitoring
pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan proyek.
Mengelola tugas-tugas perencanaan teknis dan material.
Mengelola tugas-tugas metode pelaksanaan.
5. Superintendent
Pengendalian proyek adalah suatu sistem untuk mengawasi pelaksanaan proyek agar
pihak-pihak yang terlibat dalam proyek dapat berfungsi dan bekerja secara optimal,
efisiensi waktu dan tenaga kerja. Pengendalian proyek tidak hanya dilakukan pada
satu aspek saja, melainkan pada semua aspek yang mempengaruhi jalannya
pembangunan. Pengendalian dalam setiap aspek dituntut untuk memberikan hasil
yang optimal dan sesuai standar dan spesifikasi yang ada. Dengan demikian
efesiensi, efektifitas waktu, mutu dan biaya dapat tercapai. Suatu keadaan yang
menyimpang dari standar dan spesifikasi yang ada yang harus diatasi.
b. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan proyek tersebut sesuai
dengan anggaran yang telah direncanakan dan telah disetujui. Pengendalian biaya ini
dilakukan dengan cara pengontrolan masing-masing bagian pekerjaan dengan
perhitungan dari analisa harga satuan. Dari perhitungan dan pengontrolan setiap saat
maka akan terlihat jika ada penyimpangan yang tidak sesuai dengan anggaran yang
direncanakan.
c. Pengendalian Waktu
Pelaksanaan suatu proyek harus tepat waktu sesuai dengan rencana sehingga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, Pengendalian waktu dimaksudkan untuk
mengetahui apakah proyek berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Pengendalian waktu dilakukan dengan menggunakan Time Schedule, Bar Chart dan
Network Planning. Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Time Schedule
Time schedule adalah suatu pembagian waktu terperinci yang disediakan untuk
masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari permulaan sampai dengan pekerjaan
berakhir. Time schedule diperlukan oleh semua pihak sebagai pedoman koordinasi
dan kerjasama antar bagian pelaksana proyek di lapangan. Dalam time schedule
waktu pekerjaan diatur sedemikian rupa sehingga setiap pekerjaan dapat berjalan
baik dan lancar.
Sebelum proyek dilaksanakan pelaksana harus mengetahui rencana kerja yang telah
dicantumkan dalam time schedule agar waktu yang tersedia benar-benar efektif dan
efisien untuk pekerjaan tersebut. Time schedule digunakan sebagai dasar
pertimbangan penambahan personalia sesuai dengan perkembangan pelaksanaan
pekerjaan. Dalam hubungan dengan bahan dan alat yang digunakan, time schedule
ini akan mencegah penyimpangan bahan yang tepat diperoleh, serta menjaga
keefektifan pemakaian alat-alat berat yang disewa, dengan demikian penghematan
biaya dan waktu akan lebih baik.Tetapi pelaksanaan time schedule secara umum
sering mengalami hambatanhambatan yang disebabkan oleh:
Keadaan cuaca yang tidak memungkinkan dilaksanakan pekerjaan.
Kesalahan yang dibuat pelaksana.
Ketidakteraturan penyediaan bahan.
Perubahan-perubahan yang diinginkan pemberi tugas.
2. Bar Chart
Bar chart merupakan metode yang bersifat praktis dan sederhana yang berfungsi
untuk pengendalian proyek, sangat memudahkan pelaksana proyek dalam
mengerjakan bagian pekerjaannya. Bar chart yang dibuat kontraktor harus diperiksa
dan disetujui Direksi. Hal-hal yang dapat dilihat pada suatu bar chart adalah :
Jenis-jenis pekerjaan yang ada di proyek.
Waktu yang disediakan untuk setiap jenis pekerjaan.
Kapan waktu pekerjaan harus dimulai dan dilaksanakan.
3. Network Planning
Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, maka
pengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian yang
menghambat tercapainya tujuan proyek dapat segera diselesaikan dengan baik.
Pengawasan (supervising) adalah suatu proses pengevaluasian atau perbaikan
terhadap pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standar dan peraturan yang
berlaku dengan bertujuan agar hasil dari kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan
proyek.
1. Menentukan sasaran.
4. Mengumpulkan data info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah
direncanakan).
Pada suatu proyek, manajer proyek perlu memperhatikan tentang anggaran yang
telah ditetapkan dalam perencanaan proyek, manajer tidak dapat menafsirkan bahwa
sebesar anggaran itulah akhir biaya proyek. Anggaran adalah suatu perkiraan yang
disusun berdasarkan informasi yang tersedia pada saat pembuatan anggaran. Ada
beberapa asumsi yang digunakan untuk merumuskan ketidakpastian yang dihadapi
proyek sehingga menjadi bagian dari anggaran proyek. Oleh sebab itu, rencana
proyek yang dibuat sebelum dimulai dan dituangkan dalam Petunjuk Operasional
(PO) haruslah memuuat sifat:
Dengan dimilikinya sifat-sifat ini dalam rencana proyek, semua pihak akan dapat
mengetahui bahwa anggaran proyek dapat meningkat lebih besar selama proyek
berjalan dan dapat pula realisasi biaya proyek lebih kecil dari pada anggarannya
setelah proyek selesai asalkan proyek tersebut dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
Dalam proyek ini pengendalian biaya dilakukan dengan memeriksa apakah biaya
yang sudah dikeluarkan sesuai dengan kemajuan atau progress prestasi yang telah
dicapai. Hal ini dapat diketahui dengan melihat kurva S, kurva S secara grafis
menyajikan beberapa ukuran kemajuan komulatif pada suatu sumbu tegak, terhadap
waktu pada sumbu mendatar. Kurva S ini digambarkan pada suatu diagram yang
menunjukkan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Diagram ini disebut bar chart. Jumlah
biaya yang dikeluarkan dapat diukur menurut kemajuan yang dicapai.
Bar chart adalah diagram batang yang menggambarkan berbagai pekerjaan yang
dapat diselesaikan dalam satu-satuan waktu tertentu. Dalam suatu proyek, bar chart
diuraikan menjadi beberapa macam pekerjaan kemudian diperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan tersebut. Lamanya waktu
ini diperkirakan data-data yang dipakai serta pengalaman kerja sebelumnya dan
dibuat secara parallel tanpa mengabaikan cash flow dari biaya. Bar chart dilengkapi
dengan kurva S untuk membandingkan antara lamanya suatu pekerjaan dengan
bobot.
Karena satuan waktu yang dipakai adalah mingguan, maka elevasi terhadap biaya
yang telah dikeluarkan dilakukan mingguan pula. Besarnya biaya yang telah
dikeluarkan ini dibandingkan dengan rencana anggaran biaya dan dicari
prosentasenya. Dengan mengetahui nilai prosentase dan posisi waktu saat ini dapat
digambarkan kurva S actual ke bar chart yang memuat kurva S rencana.
Dari perbandingan kurva S actual dan kurva S rencana akan diperoleh kemungkinan:
1. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi membahas permasalahan yang ada yaitu permasalahan yang dapat
menghambat berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan proyek. Rapat koordinasi yang
dilakukan bersifat insidentil, yaitu rapat diadakan jika timbul masalah dalam
pelaksanaan proyek dan harus segera dipecahkan.
2. Reporting
Reporting (Laporan Prestasi Kerja) yang dilakukan dalam proyek ini adalah laporan
harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan serta tenaga kerja pada suatu proyek
memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
Penggunaan alat dan bahan yang dipilih, serta tenaga kerja harus sesuai dengan
standar dan kondisi lapangan.
Peralatan kerja yang digunakan terdiri dari alat-alat berat dan alat-alat pelengkap
lainnya, baik yang digerakan secara manual atau mekanis. Pemilihan jenis peralatan
yang digunakan dalam suatu pekerjaan merupakan faktor penting yang
mempengaruhi proses penyelesaian suatu pekerjaan secara cepat dan tepat.
Pertimbangan dari segi biaya sehubungan dengan penggunaan peralatan harus tetap
ada, artinya harus ada optimasi dari harga produksi per satuan waktu untuk setiap
peralatan yang digunakan. Selama pelaksanaan pekerjaan diproyek, pemeliharaan
dan perawatan terutama untuk alat-alat berat harus dilakukan secara rutin, sehingga
kondisi alat selalu baik dan siap pakai. Hal ini sangat penting agar dalam
pelaksanaan nanti tidak terhambat karena adanya kerusakan pada peralatan kerja.
Bahan/material yang digunakan harus sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Teknis) dan telah mendapat persetujuan dari konsultan MK
(Manajemen Konstruksi) dengan menunjukan contoh-contohnya. Pihak konsultan
MK memeriksa bahan/material yang datang secara langsung, apakah bahan itu sesuai
dengan contoh atau tidak. Jika disetujui, maka pekerjaan dapat dilanjutkan, namun
jika tidak, maka diganti sesuai dengan permintaan konsultan MK atau sesuai dengan
RKS.
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu proyek
karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu penyelesaian suatu
pekerjaan proyek. Namun perlu diperhatikan juga bahwa manusia merupakan sumber
daya yang kompleks dan sulit diprediksi sehingga diperlukan adanya usaha dan
pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan tenaga kerja. Dalam manajemen
tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan :
Bahan konstruksi yang akan digunakan juga harus melalui beberapa prosedur
terlebih dahulu. Adapun prosedur tersebut adalah seperti pada gambar berikut :
Gambar Bagan IV.1 Prosedur Bahan Konstruksi
Proyek Pembangunan Jembatan Labuan
Sumbawa
4.2 BAHAN
1. Besi Beton dan Besi Siku
Besi beton yang digunakan adalah hasil produksi pabrik-pabrik baja yang terkenal,
dengan standar mutu besi beton U-32. Sebelum mendatangkan besi beton, seluruh
ukuran dan daftar bengkokan besi beton disiapkan dan dimintakan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan. Besi beton yang telah datang disimpan pada tempat yang
terlindung, ditumpuk dan tidak menyentuh tanah serta dijaga agar tidak berkarat
ataupun rusak karena cuaca.
2. Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan
bangunan lainnya. Semen yang digunakan dalam pembangunan Jembatan Labuan
Sumbawa adalah semen Holcim.
Karena sifatnya mudah mengeras, material dengan penanganan khusus seperti semen
sebaiknya disimpan di tempat yang terlindung dari air. Beri naungan yang
melindunginya dari air hujan dan jangan menempatkan semen bersentuhan langsung
dengan tanah. Untuk itu, beri balok-balok kayu yang dilapisi tripleks sebagai
pelindungnya.
3. Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara
0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di
beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Pasir tidak
dapat di tumbuhi oleh tanaman, karena rongga-rongganya yang besar-besar.
Agregat halus pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5% berat kering dan
tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak. Pasir untuk spesi
pasangan dan plesteran, harus seluruhnya dapat melalui saringan dengan lubang-
lubang persegi 3 mm.
4. Split
Batu Split Untuk Cor Beton Bertulang ternyata mempunyai bentuk bervariasi sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan dalam membuat sebuah konstruksi bangunan. Istilah
bentuk atau tipe Batu Split Untuk Cor Beton Bertulang disebutkan sesuai ukurannya
ada 1-2, 2-3, dan 3-4 dalam ukuran centi meter.
Gambar IV.6 Split
Proyek Pembangunan Jembatan Labuan Sumbawa
5. Batu Belah
Batu belah merupakan batu bulat yang dipecah menjadi bongkahan-bongkahan yang
lebih kecil. Batu belah sangat baik untuk pondasi lajur dan pondasi setempat karena
ujungnya runcing sehingga satu dan yang lainnya akan saling mencengkram cukup
kuat dalam pondasi. Batu belah yang baik harus keras, padat, bersih dan tidak lapuk.
Batu belah sebagai batuan dari lava, komponen breksi gunung api dan batuan beku
intrusi, umumnya menempati daerah resapan dan lingkungan mata air sehingga
penambangannya memerlukan kehati-hatian agar tidak merusak lingkungan.
Gambar IV.7 Batu Belah
Proyek Pembangunan Jembatan Labuan Sumbawa
Plywood atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan pabrikan yang terdiri dari
lapisan kayu (veneer kayu) yang direkatkan bersama-sama. Plywood merupakan
salah satu produk kayu yang paling sering digunakan. Plywood bersifat fleksibel,
murah, dapat dibentuk, dapat didaur ulang, dan tidak memiliki teknik pembuatan
yang rumit. Plywood biasanya digunakan untuk menggunakan kayu solid karena
lebih tahan retak, susut, atau bengkok
Gambar IV.8 Plywood/Triplex
Proyek Pembangunan Jembatan Labuan Sumbawa
Paku adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat dari baja, yang
digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan menembus keduanya. Paku
umumnya ditembuskan pada bahan dengan menggunakan palu atau nail gun yang
digerakkan oleh udara bertekanan atau dorongan ledakan kecil. Pelekatan oleh
paku terjadi dengan adanya gaya gesek pada arah vertikal dan gaya tegangan
pada arah lateral. Ujung paku kadang ditekuk untuk mencegah paku keluar.
8. Tiang pancang
Tiang pancang umumnya digunakan baik sebagai tiang pipa maupun sebagai
penampang. Tiang pipa dimasukkan ke dalam tanah dengan ujung terbuka maupun
tertutup. Sambungan tiang baja yang digunakan di pekerjaan jembatan Labuan
Sumbawa menggunakan metode pengelasan. Ukuran diameter tiap tiang baja adalah
1 meter.
Gambar IV.10 tiang pancang
Proyek Pembangunan Jembatan Labuan
Sumbawa
4.3 PERALATAN
Dalam hal ini tenaga kerja yaitu semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan suatu
proyek, baik yang ahli/profesional sampai tenaga kerja pemborong/buruh.
Penempatan tenaga kerja harus dsesuaikan antara keahlian tertentu sehingga
pekerjaan yang dihasilkan menjadi efisien dan efektif. Dalam pelaksanaan pekerjaan,
tenaga kerja dibagi beberapa bagian sebagai berikut :
1. Tenaga kerja ahli adalah pegawai yang ditempatkan dalam pekerjaan proyek
yang sedang berlangsung. Jenis tenaga kerja ini memegang peranan yang
penting terhadap sistem koordinasi dan sistem manajemen dengan tenaga
kerja lainnya untuk menghasilkan prestasi yang baik dalam melaksanakan
pekerjaan. Meliputi tenaga pelaksana yang tingkat pendidikannya sarjana,
sarjana muda dan memiliki pengalaman dibidang masing-masing,
2. Mandor, dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis dalam taraf tertentu,
misalnya: dapat membaca gambar konstruksi, dapat membuat perhitungan
ringan, dapat membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan,
menangani pekerjaan acuan, pembesian, pengecoran dan mengawasi
pekerjaan tenaga kerja bawahannya.
3. Tenaga tukang harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara
kerja yang sederhana. Tukang dalam proyek ‘tempat penulis kerja praktek’
dibagi menjadi lima bagian yaitu tukang besi (rebarmen), tukang batu
(mason), tukang kayu (carpenter), tukang las dan tukang listrik. Tukang besi
mengurusi segala macam kegiatan yang berhubungan dengan
pembesian/pemasangan tulangan, tukang batu bertugas dalam pengecoran
dan pembuatan lantai kerja, tukang kayu bertugas untuk mengurusi segala
macam pekerjaan yang berhubungan dengan kayu baik bekisting hingga
servis lainnya.
4. Tenaga kasar, memerlukan kondisi yang kuat dan sehat untuk pengangkutan
bahan, alat dan lain-lain.
5. Tenaga keamanan (security), bertugas menjaga keamanan lokasi proyek,
prosedur penerimaan tamu serta membuka dan menutup pintu jika ada truk
bahan bangunan atau mobilisasi alat yang akan masuk kelokasi proyek.
Direksi keet dapat berupa bangunan darurat yang terbuat dari tiang kaso, dinding
papan susun ataupun bangunan permanent yang mana selanjutnya dapat digunakan
sebagai tempat penjaga malam, tempat penyimpanan material ataupun bangunan
yang terdapat disekitar proyek yang telah mendapat perseujuan pengguna jasa
( owner ). Ukuran direksi keet ditentukan oleh skala proyek yang dikerjakan.
Penempatan nya tidak terlalu jauh dari lokasi bangunan yang di kerjakan, sehingga
dapat mempermudah mobilisasi pekerja maupun bahan material jembatan. Pada
pembangunan jembatan Labuan Sumbawa, lokasi yang di pilih untuk menjadi direksi
keet adalah rumah salah satu pelaksana pekerjaan. Letaknya sangat dekat dengan
lokasi jembatan yang akan dibangun. Kurang lebih berjarak 50 m.
Gambar V.1 Direksi Keet
Proyek Pembangunan Jembatan Labuan Sumbawa
2. Mobilisasi peralatan
Mobilisasi terdiri dari pekerjaan persiapan dan pelaksanaan, termasuk, tapi tidak
terbatas pada kebutuhan-kebutuhan untuk mobilisasi personil, peralatan, pemasokan,
dan suplemen lainnya yang diperlukan ke lokasi pekerjaan, untuk pembangunan
kantor, gudang dan fasilitas lainnya yang diperlukan untuk bekerja di proyek, dan
untuk seluruh pekerjaan dan operasi lainnya yang harus dilakukan atau biaya yang
diperlukan sebelum mulainya berbagai item pekerjaan kontrak di lokasi pekerjaan.
Mobilisasi dianggap selesai bila Kontraktor dapat melaksanakan dan diterima oleh
Konsultan mengenai pemenuhan masing-masing persyaratan yang terkait yang
disebutkan dalam kontrak.
Pada tahap awal kegiatan pelaksanaan pembangunan jembatan, peralatan utama yang
harus didahulukan untuk dimobilisasi adalah mesin pengaduk beton (concrete
mixer), peralatan galian tanah dan alat pompa air (water pump)
Adapun rencana dari mobilisasi alat dapat dilihat pada dokumen penawaran.
Lamanya mobilisasi ini akan disesuaikan dengan kebutuhan peralatan berat di
lapangan sehingga tidak perlu menyediakan lapangan khusus untuk parkir alat berat
di proyek. Untuk bangunan dan fasilitas penunjang akan dipersiapkan segera di
proyek dan termasuk pada kegiatan mobilisasi yang paling awal. Pekerjaan
demobilisasi akan dilaksanakan bertahap untuk peralatan dimana peralatan yang
sudah tidak dibutuhkan akan dikembalikan ke pool. Untuk mobilisasi alat – alat berat
kontraktor berkoordinasi dengan owner (Pemilik Proyek) dan aparat terkait.
Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada tahap awal pelaksanaan pekerjaan
agar pekerjaan atau pembangunan jembatan dapat diketahui banyak orang dan
dinyatakan legal serta terbukti kebenarannya bahwa pekerjaan tersebut sebelumnya
telah direncanakan oleh berbagai pihak. Dibawah ini adalah gambar/foto papan nama
proyek pembanguna jembatan Labuan Sumbawa.
Gambar V.3 Papan Nama Proyek
Proyek Pembangunan Jembatan Labuan Sumbawa
1. Pembesian Abutment
2. Pengecoran Abutment dan Sayap
3. Pembuatan Plat Injak
4. Pemasangan Perancah
5.
Pekerjaan pembangunan bawah terdiri dari pekerjaan galian dan urugan tanah,
pembuatan lantai kerja sumuran dan sumuran, lantai kerja abutment, abutment dan
sayap abutment, plat injak dan pemasangan rubber bearing perletakn elasromeric.
Pembangunan tersebut terbuat dari beton bertulang dengan mutu yang telah
ditentukan dalam kontrak. Pada pelaksanaan pembuatan struktur beton bertulang,
bahan material yang diperlukan dikirim oleh pemasok ke lokasi pembangunan
jembatan. Pelaksanaan pembuatan mortar beton dilakukan dilokasi pekerjaan,
demikian halnya dengan pelaksanaan pembesian.
Pekerjaan pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan bangunan bawah adalah
pekerjaan galian tanah untuk pondasi abutment. Pekerjaan galian harus dilaksanakan
hingga garis, ketinggian dan elevasi yang telah ditentukan dalam gambar atau
ditunjukan oleh Direksi Pekerjaan. Permukaan galian tanah maupun batu yang telah
selesai dan terbuka terhadap air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki
cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari genangan.
Lokasi yang akan dipotong (cutting) haruslah terlebih dahulu dilakukan pekerjaan
clearing dan grubbing yang bertujuan untuk membersihkan lokasi dari akar-akar
pohon dan batu-batuan.
Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan tes kepadatan (uji Density Sand Cone
Test) di lapangan.
c. Galian Struktur
Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada segala jenis tanah
dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk
struktur. Pekerjaan galian ini hanya terbatas untuk galian lantai pondasi
jembatan.
Gambar V.6 Tanah Digali dan Dimuat
Proyek Pembangunan Jembatan Labuan Sumbawa
pondasi tiang pancang ( pile foundation ) adalah bagian dari struktur yang digunakan
untuk menerima dan mentransfer ( menyalurkan ) beban dari struktur atas ke tanah
penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Bahan utama dari tiang adalah
baja, kayu, dan beton. Untuk bahan utama yang digunakan dalam pengerjaan tiang
pancang di jemabatan Labuan Sumbawa adalah dari baja ( steel ). Ukuran diameter
tiang yang digunakan 1 m dan panjang 10 m. Adapun mutu beton yang digunakan
pada saat pengecoran adalah K-250.
3. Pengontrolan pemancangan
proses selanjutnya yaitu pengontrolan pemancangan, yang dilakukan oleh
tenaga ahli surveyor dengan menggunakan 2 buah theodolite, hal ini
dilakukan supaya tidak terjadi hal – hal yang tak diinginkan seperti rusaknya
tiang pancang yang disebabkan oleh pukulan – pukulan hammer ( impact )
dan juga melesetnya posisi dari lokasi yang seharusnya. Kontrol dilakukan
setiap 2 m. pada jembatan Labuan Sumbawa ini direncanakan dengan
kedalaman 30 m.
4. Test PDA
Test PDA merupakan proses akhir ketika pile sudah mencapai kedalaman
yang direncanakan dan tujuan dari test PDA ini adalah untuk mengetahui
daya dukung tiang pancang.
Abutment
Lantai kerja untuk abutment Berukuran 10 cm. Ukuran panjang abutmentnya adalah
12 m dengan tinggi 5 m. Mutu beton untuk abutment dan sayap abutment yang
dipakai sesuai dengan ketentuan pembangunan Jembatan Labuan Sumbawa yaitu
menggunakan beton struktur K-250.
Pelat Injak adalah suatu konstruksi yang berada sebelum konstruksi utama jembatan.
Pelat injak berfungsi memberi bidang datar sebelum memasuki lantai jembatan
sehingga dapat meminimalisir kerusakan pada lantai jembatan
Yang membedakan proses pembesian dan perakitan tulangan pada plat injak adalah
adanya lapisan plastik yang sengaja dihamparkan seluas plat injak. Maksud adanya
plastik tersebut adalah supaya kadar air yang berada pada cor beton plat injak tidak
berpindah ke tanah atau sebaliknya, bila plat injak langsung diletakkan tepat di atas
tanah tanpa lapisan plastik tersebut.
Walaupun struktur plat injak posisinya berada di belakang back wall abutmentnya,
namun sebenarnya struktur plat injak itu merupakan struktur tersendiri yang terpisah
dari struktur jembatan utama, pada saat perakitan tulangan pun tidak ada tulangan
dari plat injak yang diikat dengan tulangan dari abutment. Plat injak berfungsi
menghubungkan jalan dan jembatan sehingga tidak terjadi perubahan ketinggian
yang terlalu mencolok pada keduanya. Secara khusus, fungsi dari struktur plat injak
adalah untuk mencegah terjadinya penurunan setempat (settlement) pada tanah dasar
di belakang jembatan, yang diakibatkan adanya beban kendaraan sebagai beban
terpusat pada daerah di belakang back wall abutment, dimana kendaraan cenderung
mengurangi kecepatan bila hendak memasuki jembatan tepat di belakang back wall
abutment, sehingga diperlukan suatu struktur beton bertulang yang harus mampu
menahan beban rencana tersebut akibat gaya rem kendaraan dan beban mati
kendaraan.
Pekerjaan pembangunan atas terdiri dari pembuatan gelagar, diafragma dan lantai
beton, pemasangan perancah, pekerjaan bangunan pelengkap seperti pembuatan tiang
sandaran, trotoar, pipa sandaran, dan pipa-pipa pembuangan, dan pekerjaan pasangan
batu kali untuk leneng jembatan.
Gelagar
Berfungsi sebagai pemikul lantai jembatan. Gelagar merupakan komposit dengan
plat beton dan disambungkan dengan shear connector yang juga ditambahkan kabel
baja / strand yang diletakkan pada flens bagian bawah gelagar guna meningkatkan
kapasitas gelagar baja dengan adanya momen balik ( negative ) untuk mengurangi
momen positif.
Diafragma
Dalam rekayasa struktur, diafragma adalah sebuah sistem struktur yang digunakan
untuk memindahkan beban lateral dinding geser atau bingkai terutama melalui
pesawat tegangan geser.
Beban lateral ini biasanya angin dan gempa beban, tetapi beban lateral lainnya
seperti tekanan tanah lateral atau tekanan hidrostatik juga bisa ditangkal oleh
tindakan diafragma.
Diafragma struktur sering melakukan tugas ganda sebagai sistem lantai atau sistem
atap di sebuah gedung, atau dek jembatan, yang sekaligus mendukung beban
gravitasi.
Lantai Jembatan
Berfungsi untuk memikul beban lalu lintas yang melewati jembatan serta
melimpahkan beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar memanjang melalui gelagar-
gelagar melintang.
Pelat lantai ini dapat terdiri dari pelat panel yang dipasang diantara gelagar
memanjang ataupun cor setempat. Panel ini berfungsi sebagai bekisting pada
pengecoran pelat lantai. Pelat lantai dari beton ini mempunyai ketebalan total 20 cm.
Gambar V.12 Gelagar, Diafragma dan Lantai
Proyek Pembangunan Jembatan Labuan sumbawa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan, data dan informasi yang telah diperoleh dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem kerja atau metode pelaksanaan pekerjaan yang profesional akan
memudahkan pelaksanan di lapangan sehingga schedule pekerjaan
diharapkan tidak mengalami keterlambatan.
2. Keberhasilan suatu proyek sangat ditentukan oleh perencanaan yang matang
serta kerja sama dan manajemen yang baik dari semua pihak.
3. Pengawasan yang intensif selama pelaksanaan proyek sangat diperlukan
dalam upaya menghindari penyimpangan anggaran .
4. Pengendalian mutu, waktu dan biaya secara teratur dan kontinue dapat
mengurangi kendala – kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
proyek.
5. Fasilitas dan peralatan proyek yang memadai serta tenaga kerja yang terampil
,berpengalaman dan disiplin sangat menentukan keberhasilan proyek.
6. Bahan - bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proyek harus masuk
dalam spesifikasi bahan standart dan disesuaikan dengan rencana beban yang
akan diterima.
6.2 SARAN
1 LAMPIRAN SURAT-SURAT
2 ABSENSI KERJA PRAKTEK
3 TIME SCHEDULE
4 BACKUP DATA QUANTITY
5 LAMPIRAN GAMBAR KERJA
6 LEMBAR ASISTENSI