Anda di halaman 1dari 42

PROYEK PEMBAGUNAN PERUMAHAN GRAHA NENDALY, HAWAI,

SENTANI KABUPATEN JAYAPURA

LAPORAN PRAKTEKKULIAHLAPANGAN

Laporan Ini Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Pada Program Studi Teknik Sipil Jenjang Strata Satu Fakultas Teknik
Universitas Cenderawasih

Oleh:

AMON JIVAN DIMARA

20180611014037

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI STRATA SATU TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS CENDRAWASIH
JAYAPURA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBAGUNAN PERUMAHAN GRAHA NENDALY, HAWAI,


SENTANI KABUPATEN JAYAPURA

Disusun Oleh:
AMON JIVAN DIMARA
20180611014037

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui pada:


Hari/Tanggal:
Dengan selesainya praktek dan penyusunan laporan ini sebagai persyaratan
penyelesaian atas kontrak mata kuliah Kerja Praktek, maka mahasiswa tersebut
diinyatakan lulus dengan nilai:

A B C D E

Mengetahui :
KETUA JURUSAN DOSEN PEMBIMBING
TEKNIK SIPIL KERJA PRAKTEK

Dr. Ir. DUHA AWALUDDIN K., ST., MT.,IPM ALFIAN ADIE CHANDRA.,ST.,M.eng
NIP. 19730220 199903 1 001 NIP. 19730220 199903 1 001
LEMBAR ASISTENSI
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, penulis panjatkan kepada TUHAN YESUS KRISTUS, karena


atas kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan mulai tanggal 27 januari 2023
– 08 mei 2023 pada PROYEK PEMBAGUNAN PERUMAHAN GRAHA
NENDALY ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Pada dasarnya, tujuan dibuatnya laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah wajib Praktek
Kerja Lapangan pada Semester Genap 2023/2023 Program Studi Strata Satu
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih.
Dalam keberhasilan dan kelancaran dalam melaksanakan dan pembuatan
laporan ini juga, penulis mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. ALFIAN ADIE CHANDRA.,ST.,M.eng. Selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan banyak waktu, ilmu yang bermanfaat, masukan, motivasi,
serta arahan yang sangat membantu penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
2. Mandor dan para pekerja di lapangan yang banyak membantu penulis selama
kuliah praktek.
3. Keluarga, Ayah, dan Ibu yang selalu memberikan dukungan doa dan fasilitas
hingga penulis sampai pada tahap pelaksanaan Kerja Praktek dan
penyelesaian penyusunan laporan.
4. Kelompok Kerja Praktek Charles Sapari yang selalu ada bersama dalam
proses Kerja Praktek di lapangan sampai penyusunan laporan kerja praktek
ini serta selalu memberikan bantuan dan dukungan hingga laporan ini dapat di
selesaikan.
5. Teman–teman angkatan 2018 Jurusan Teknik Sipil Universitas Cenderawasih
yang mendukungan memberikan masukan dan saran dalam penyusunan
laporan kerja praktek ini.
6. Dalam penyelesaian laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan,
sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Akhir kata, semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat
bagi pembaca dan menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin menyusun
laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Jayapura, 01 July 2023

Amon Jivan DImara


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii

LEMBAR ASISTENSI...................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.....................................................................................................iv

DAFTAR ISI...................................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................viii

BAB I 9

PENDAHULUAN.............................................................................................................9

1.1. LatarBelakang..................................................................................................9
1.2. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan...........................................10
1.3. Batasan Masalah............................................................................................11
1.4. MetodePengambilan Data.............................................................................11
1.5. SistematikaPenulisan.....................................................................................11
BAB II 13

2.1. Konstruksi......................................................................................................13
2.1.1. Kontruksi Rumah..........................................................................................13
2.1.2. Tipe-tipe Rumah............................................................................................14
2.2 Tahapan Pembangunan Rumah Type 36.....................................................16
2.2.1 Pekerjaan Persiapan......................................................................................16
2.2.2 Pekerjaan Pondasi..........................................................................................16
2.2.3 Pekerjaan Beton Bertulang...........................................................................17
2.2.4 Pekerjaan Pasangan Dinding........................................................................18
2.2.5 Pekerjaan Plesteran.......................................................................................18
2.2.6 Pekerjaan Lantai............................................................................................18
2.2.7 Pekerjaan Kayu, Pintu/Jendela.....................................................................19
2.2.8 Pekerjaan Instalasi & Plumbing...................................................................20
2.2.9 Pekerjaan Pengecatan....................................................................................20
2.2.10 Pekerjaan Instalasi Listrik............................................................................21
2.2.11 Pekerjaan Pengunci dan Penggantung.........................................................21
BAB III Tinjauan Umum Proyek
1.1. Data Proyek....................................................................................................22
1.2. Pengelola Proyek............................................................................................23
1.3. Uraian Masing-Masing Tugas.......................................................................23
BAB IV 31

3.1. Uraian Umum..................................................................................................31

3.2. Spesifikasi Alat Dan Bahan............................................................................32

3.2.1. Alat..................................................................................................................33
3.2.2. Bahan..............................................................................................................33
3.3. Waktu Kerja....................................................................................................33

3.5. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Rumah Type 36.......................................34

BAB V 37

4.1. Kesimpulan......................................................................................................37

3.2. Saran................................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................39

LAMPIRAN..........................................................................................................54
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Peta Lokasi Proyek.................................................................................19


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Perumahan adalah sebuah kelompok rumah yang berfungsi sebagai


lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana lingkungan nya yang lengkap, misalnya penyediaan air minum,
pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan
lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya.
Pemukiman bisa di sebut juga sebagai perumahan dan sebaliknya.
Perumahan memberikan kesan tentang rumah beserta sarana dan prasarana
terhadap lingkungannya. Perumahan menitikberatkan pada suatu fisik atau
semacam benda mati. Di kawasan Perumahan masyarakat hidup berkelompok dan
bersosialisasi antara satu sama yang lain (Suparno, 2006)
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta
keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO
Mengenai Kesehatan dan Lingkungan,2001). Perbedaan harga jual bangunan
rumah di pengaruhi oleh, lokasi rumah, posisi rumah, property yang digunakan,
bahan material yang di gunakan, luas tanah dan bangunan, oleh karena itu dalam
pemilihan rumah harus memenuhi syarat sarana dan prasarana yang nyaman.
Rumah sebagai bangunan merupakan bagian dari suatu pemukiman
yang utuh, dan tidak semata-mata merupakan tempat bernaung untuk melindungi
diri dari segala bahaya, gangguan, dan pengaruh fisik belaka, melainkan juga
merupakan tempat tinggal, tempat berisitarahat setelah menjalani perjuangan
hidup sehari-hari. (C. Djemabut Blaang, Perumahan dan Pemukiman, 1986: 28
dalam laman website lovescokelat.wordpress.com 13-09-2013).

1.2. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Maksud dari dilaksanakan nya praktek kerja lapangan ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan matakuliah Praktek Kerja
Lapangan dan sebagai salah satu persyaratan kelulusan Program Studi S1
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Cendrawasih.
2. Memberikan gambaran umum dan pengalaman baru bagi mahasiswa
mengenai dunia kerja secara nyata.
3. Memperluas wawasan ilmu pengetahuan mahasiswa.
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
pengetahun yang telah diterima selama masa studi di kampus.
5. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat mengembangkan
sikap disiplin, tanggung jawab, mandiri, kreatif dan memiliki inisiatif yang
tinggi dalam melakukan suatu pekerjaan;

Adapun tujuan dari dilaksanakan nya praktek kerja lapangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa dapat memahami proses pelaksanaan pekerjaan pada
suatu proyek.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang metode suatu pekerjaan
konstruksi pada sebuah proyek.
3. Agar mahasiswa dapat mengamati bagaimana pelaksanaan suatu
manajemen proyek pada sebuah proyek konstruksi.
4. Mahasiswa dapat mempraktekkan langsung dalam menggunakan alat
teknik sipil yang di gunakan pada proyek tempat mahasiswa pkl.

1.3. Batasan Masalah

Penulisan laporan ini dibatasi hanya pada hal-hal berikut:


1. Pekerjaan yang diamati selama kurang lebih 2 bulan masa PKL, yaitu
tahapan pekerjaan satu unit rumah pada PROYEK PEMBAGUNAN
PERUMAHAN GRAHA NENDALY.
1.4. MetodePengambilan Data
Untuk mendapatkan data yang konkrit serta objektif maka penulis
menggunakan beberapa metode dalam penulisan laporan ini, yaitu:
1. Metode studi lapangan (pengambilan data langsung di lapangan), yang
terdiri dari:
a. Interview, yaitu pengumpulan data langsung dengan mengajukan
pertanyaan lisan kepada tukang dan pengawas dalam proyek
tersebut.
b. Observasi, yaitu dengan melaksanakan pengamatan secara langsung
di lapangan.
2. Studi Pustaka (Library Research), yaitu untuk memperoleh dasar-dasar
pengetahuan umum teoritis dengan mempelajari buku dan jurnal yang
dianggap sebagai sumber data yang sesuai dengan pekerjaan yang ditinjau.

1.5. SistematikaPenulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan


kerja praktek ini sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan, batasan masalah,
metode pengambilan data, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Menguraikan tentang standar ketentuan manajemen proyek dan standar
ketentuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Bab III Tinjauan Umum Proyek
Menguraikan tentang data dan pengelolaan proyek serta manajemen proyek.
Bab IV Pembahasan
Menguraikan tentang alat dan bahan serta metode pelaksanaan pekerjaan Dr
ainase pada Proyek Pembangunan Perumahan Graha Nendaly, Hawai,
Sentani
Bab V Penutup
Menguraikan tentang kesimpulan dan saran untuk pelaksanaan pekerjaan Dr
ainase pada Proyek Pembangunan Perumahan Graha Nendaly, hawai,
sentani timur.
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II

LANDASAN TEORI

1.
2.

2.1. Konstruksi

Konstruksi adalah susunan (model, tata letak) suatu bangunan, misalnya


konstruksi gedung, konstruksi jalan raya, konstruksi jembatan, konstruksi waduk,
konstruksi terowongan, konstruksi bandara, konstruksi pelabuhan, konstruksi
stadion dan lain-lain. Dalam bahasa Belanda istilah constructie artinya struktur
atau konstruksi. Construction juga dalam bahasa Inggris artinya pembangunan.
1.
2.
2.1.
1.
2.
2.1.

2.1.1. Kontruksi Rumah

Konstruksi rumah terdiri dari bagian bagian yang saling mendukung satu
sama lain. Masing-masing bagian bangunan tersebut memiliki karakteristik terdiri
karena memang dibuat untuk tujuan tertentu. Seperti membuat garansi yang lebih
besar supaya muat banyak kendaraan, membuat kamar mandi dalam, membuat
kolam renang dan lain-lain. Bahan baku pembuatan bagian bangunan tersebut
berbeda-beda sesuian dengan fungsi awalnya.
Pada dasarnya, bagian-bagian konstruksi rumah meliputi bangunan
bawah dan bangunan atas. Bangunan bawah adalah bagian bangunan yang terletak
di bawah tanah sepeti pondasi. Sedangkan bangunan atas merupakan bagian
bangunan yang berada di atas permukaan tanah.
1.6.
1.7.

1.8.

2.
2.1.
2.1.1.
1.
2.
2.1.
2.1.1.

2.1.2. Tipe-tipe Rumah

Di Indonesia rumah terdiri dari beberapa model , seperti model


tradisional, model minimalis, model modern classic , model eropa, model dome
dan lain-lain. Dari model model tersebut rumah juga memiliki beberapa tipe
menurut luas rumah dan lahannya seperti rumah tipe 21, rumah tipe 36, rumah
tipe 54, rumah tipe 70, rumah tipe 86, dan masih banyak variasi tipe lainnya.
1. Rumah tipe 21
Tipe yang pertama adalah rumah tipe 21. Rumah tipe ini merupakan
model tempat tinggal terkecil dan hanya mempunyai luas bangunan 21 meter
persegi. Dengan luas bangunan yang tergolong kecil maka rumah ini sudah dapat
dipastikan harganya paling terjangkau. Rumah Tipe ini sangat cocok bagi
pengantin baru atau pasangan muda yang memiliki dana yang minim. Rumah tipe
21 memiliki dimensi 6 x 3,5 meter, 3 x 7 meter, atau 5,25 x 4 meter. Di karenakan
luas yang terbatas, Rumah tipe 21 hanya tersedia 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1
ruang tamu dan dapur. Dengan Kapasitas rumah seperti itu maka tipe 21 ini
maksimal hanya bisa di tempati 3 bagian keluarga yakni suami istri dan 1 anak
yang masih kecil. Ketika anak sudah mulai dewasa maka perlu ada penambahan
kamar dengan penyesuaian kembali ruangan di dalam rumah. Hal ini akan sulit
dilakukan apabila luas tanahnya sempit.
2. Rumah tipe 36
Rumah tipe 36 adalah model tempat tinggal yang berdiri diatas lahan
dengan luas bangunan 36 meter persegi. Dimensi 9 x 4 meter atau 6 x 6 meter.
Rumah tipe 36 ini biasanya dilengkapi dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi,
ruang tamu, dan dapur. Rumah tipe 36 saat ini menjadi salah satu tipe rumah yang
paling banyak dicari oleh masyarakat terutama di kalangan menengah. Alasan dari
banyak orang memilih rumah tipe 36 ini karena memang biaya pembuatannya
yang tidak terlalu tinggi. Model rumah tipe 36 ini unik dan sangat cocok untuk
keluarga yang tidak begitu besar, jadi berikut penjelasan singkatnya, Rumah type
36/60 = luas bangunan (36m2), luas tanah/lahan (60m2) Rumah type 36/72 = luas
bangunan (36m2), luas tanah/lahan (72m2)
3. Rumah tipe 54
Banyak masyarakat kelas menengah yang memilih bangunan dengan
rumah tipe 54. Biasanya ini menjadi salah satu yang paling diminati karena selain
harganya cukup murah juga rata-rata desainnya menarik. Apalagi masyarakat
Indonesia kini sudah mengalami perekonomian yang cukup pesat sehingga tidak
sulit untuk memenuhi kebutuhan primer salah satunya adalah rumah. Rumah tipe
54 merupakan model rumah yang memiliki dimensi 9 x 6 meter atau 13,5 x 4
meter. Tipe rumah ini biasanya di kebanyakan diburu oleh banyak orang dari
kalangan menengah sampai atas. Jika dilihat dari luasnya yang begitu memadai
sehingga rumah tipe 45 bisa dilengkapi 2-3 kamar tidur, dapur, ruang keluarga,
ruang tamu, kamar mandi, serta taman yang cukup lapang.
4. Rumah tipe 70
Rumah Tipe 70 ini mempunyai luas tanah 70 meter persegi. Dengan
dimensi 7 x 10 meter, 9 x 7 meter, atau 8 x 8 meter yang terbagi dalam berbagai
bentuk. Untuk ukuran panjang maupun lebar bisa disesuaikan dengan selera dan
kebutuhan masing-masing individu. Rumah tipe 70 biasanya dilengkapi 3-4
kamar, ruang tamu, ruang keluarga, kamar mandi, dapur, taman, serta teras yang
cukup lapang. Dengan ukuran yang luas maka rumah tipe 70 ini bisa dihuni
keluarga beserta orang tuanya, pada tipe 70 ini juga sangat memadai jika anda
ingin bangun lagi menjadi 2 lantai di satu lahan.
5. Rumah tipe 80
Rumah Tipe 80 ini mempunyai luas tanah 80 meter persegi. Dengan
dimensi 8 x 10 meter, 9 x 7 meter, atau 8 x 8 meter yang terbagi dalam berbagai
bentuk. Untuk ukuran panjang maupun lebar bisa disesuaikan dengan selera dan
kebutuhan masing-masing individu. Rumah tipe 80 biasanya dilengkapi 3-4
kamar, ruang tamu, ruang keluarga, kamar mandi, dapur, taman, serta teras yang
cukup lapang. Dengan ukuran yang luas maka rumah tipe 80 ini bisa dihuni
keluarga beserta orang tuanya, pada tipe 80 ini juga sangat memadai jika anda
ingin bangun lagi menjadi 2 lantai di satu lahan.
6. Rumah Tipe 120
Rumah tipe 120 merupakan tipe rumah yang sudah masuk dalam
klasifikasi rumah mewah. Biasanya diperuntukkan untuk masyarakat menengah
atas. Dengan luas bangunan hingga 120 meter persegi, dimensi tipe rumah ini bisa
bervariasi mulai dari 10×12 meter atau 8×15 meter persegi. Umumnya, rumah ini
juga dibangun lebih dari satu lantai dan memiliki jumlah kamar bervariasi
tergantung kebutuhan pemilik rumah. Tipe rumah luas dan besar seperti ini juga
memungkinkan pemilik atau pengembang untuk mengekplorasi desain dari rumah
dengan berbagai gaya arsitektur rumah.
1
2
2.1

2.2 Tahapan Pembangunan Rumah Type 36

2.2.1 Pekerjaan Persiapan

1. Pembersihan lahan
Lokasi tempat pembangunan rumah seharusnya dibersihkan terlebih
dahulu dari berbagai hal yang dapat berdampak buruk bagi pembangunan rumah
tersebut. Dilakukan pembersihan, penebasan/pembabatan terhadap daerah yang
akan dibangun. Semua sisa - sisa tanaman dan material yang lain yang tidak
diinginkan harus dihilangkan dan kemudian dibakar atau dibuang.
2. Pengukuran lahan
Pengukuran lahan dilakukan terhadap semua kontruksi yang akan
dibangun. Pengukuran dilakukan untuk penentuan titik ketinggian dan sudut -
sudut yang hanya dilakukan dengan alat waterpass/theodolit.
3. Pemasangan bouwplank
Pemasangan bouwplank dilakukan sebelum pekerjaan pembangunan
dimulai. Bouwplank memakai papan ukuran 3/25 cm yang diratakan disisinya
dan dipasangan dengan tiang kayu ukuran 5/7 dengan tinggi 1 meter dengan jarak
antar tiang 2 m.
1
2
2.1
2.2
2.2.1

2.2.2 Pekerjaan Pondasi


1. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi
Galian tanah pondasi harus digali hingga mencapai tanah keras. Galian
tanah dilaksanakan untuk semua pekerjaan pasangan dibawah tanah. Pekerjaan
galian ini minimal sama dengan gambar bestek.
2. Pekerjaan urugan bawah pondasi
Pekerjaan urugan bawah pondasi dapat dipakai tanah bekas galian pondasi
asal bersih dari tanah organik.
3. Pekerjaan Aanstamping
Aanstamping ini berguna untuk memadatkan pasir urug dicelah - celah
batu, harus disiram dengan air, sampai pasir betul - betul mengisi celah celah batu
kali.
4. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali
Pada pemasangan pondasi batu gunung atau batu kali dipakai
pasangan batu gunung dengan spesi 1 Pc : 4 Ps. Batu gunung/kali yang
dipergunakan berkualitas baik dari jenis yang keras.
5. Pekerjaan urugan tanah kembali
Penimbunan dilakukan secara berlapis, setiap lapis minimal 15 cm dan
dilakukan penyiraman air hingga jenuh dan dipadatkan. Untuk urugan juga dapat
dipakai tanah bekas galian pondasi jika sesuai.
2.2.
2.3.
2.3.1.
2.3.2.

2.2.3 Pekerjaan Beton Bertulang

Beton bertulang harus dikerjakan dengan campuran 1:2:3. Pekerjaan ini


untuk pengecoran sloof 15/20, ring balok 13/15, kolom teras 15/15, dan kolom
praktis 13/13.
1. Bekisting ( Cetakan Beton )
Bahan bekisting yang dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan keras.
Cetakan harus sesuai dengan batas - batas yang diinginkan. Sebelum pengecoran,
bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran dan sebaiknya dilapis dengan
terpal plastik.
2. Penulangan
Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Perhitungan Struktur Beton
Bertulang disesuaikan dengan SKSNI T-15-1991-03. Tulangan besi beton yang
digunakan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat lepas dan lain-lain yang
dapat merusak beton. Baja tulangan yang digunakan berukuran diamater Ø 12 mm
untuk tulangan pokok dan Ø 8 mm dengan jarak sesuai gambar kerja untuk
tulangan sengkang. Mutu baja U-24 (2400 kg/cm2 ).
3. Semen
Semen yang digunakan semen portland Atau portland pozzolan dengan
persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM
C150-84. Semen harus diterima diproyek dalam kondisi baik dan dalam kantong
asli yang tertutup rapat.
4. Agregat
Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-
1971. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm
menurut PBI (1971). Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang
dihasilkan dari mesin pemecah batu.
5. Air
Air untuk pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak
mengandung minyak, garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja
(PUBI-1982).
1
2
2.1
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3

2.2.4 Pekerjaan Pasangan Dinding

Pemasangan batu bata dari dari tanah liat dengan ukuran minimal 20 x 11
x 5 cm dan harus kuat, tidak mudah patah, dibakar dengan baik, mempunyai
ukuran yang tepat, bentuk yang teratur tidak mempunyai cacat dan mempunyai
kekuatan tekan minimum 30 kg/cm2. Hubungan kolom dengan dinding harus
dipasang besi angker (steek) setiap jarak 75 cm. Dengan adukan 1 semen : 4 pasir
( 1pc : 4ps ).

2.2.5 Pekerjaan Plesteran

Seluruh permukaan pasangan batu bata perlu diplester seperti kolom,


balok, dinding dan langit-langit dari beton. Plesteran dinding luar dan dalam
dikerjakan dengan spesi 1:4 dengan tebal 1,5 cm. Plesteran trassram berdasarkan
volume ; 1 bagian semen : 2 bagian pasir. Plesteran trassram dilakukan pada
daerah 30 cm diatas dan dibawah permukaan tanah atau pada daerah yang basah.
Plesteran trassram toilet harus setinggi ± 1,5 m.

2.2.6 Pekerjaan Lantai

Sebelum dipasang keramik harus dikerjakan lantai selasar dari beton cor
1:3:5. Untuk lantai ruang dan teras dikerjakan dari pasangan keramik ukuran
30x30 cm. Sedangkan lantai kamar mandi/ WC dan ruang cuci dikerjakan dari
pasangan keramik ukuran 20x20 cm. Untuk daerah basah digunakan bahan
waterproofing yang dipakai pada lantai km/wc. Keramik yang akan dipasang
harus direndam dahulu ke dalam air sampai jenuh.Pemasangan keramik harus
lurus dan rata (waterpass), dengan menggunakan adukan 1 semen : 3 pasir untuk
KM/WC, dan 1 semen : 5 pasir untuk ruang dalam. Untuk lantai KM/WC dipakai
keramik yang permukaannya kasar, siku, kuat, warna dan ukuran ditentukan.
Sedangkan Untuk lantai ruangan dipakai keramik yang permukaannya halus, siku,
kuat, warna dan ukuran ditentukan

2.2.7 Pekerjaan Kayu, Pintu/Jendela


Semua kayu untuk jenis yang ditentukan berkualitas baik, tidak ada getah,
celah mata kayu besar yang lepas atau mati, susut pinggirnya dan cacat lainnya
yang dapat mempengaruhi kekuatan serta keindahan dari konstruksi. Semua kusen
pintu dan jendela dibuat dari kayu seumantok/dammar laut atau jenis lain yang
setara kualitasnya yakni kayu kelas I. Ukuran kosen 5/13 cm, lurus / tidak cacat.
Kosen dipasang dengan baik, kokoh, vertical dan rata dengan dinding.Permukaan
kosen harus dicat dengan cat dasar sebelum dipasang. Pintu harus dapat ditutup
dan dibuka dengan bebas tetapi tidak longgar dan macet. Kaca pintu/jendela
ketebalan 5 mm, tidak cacat serta tidak bergelombang.
2.2.
2.3.
2.3.1.
2.3.2.
2.3.3.
2.3.4.
2.3.5.
2.3.6.
2.3.7.

Pekerjaan Plafond dan Atap

1. Pekerjaan Plafond
Rangka plafond dibuat dari kayu klas awet II atau aluminium dan klos dari
kayu klas awet II atau aluminium sesuai gambar. Bahan plafond terdiri antara lain
Multipleks 4mm atau PVC atau Gypsum Board 9 mm. Bahan plafond dipasang
dengan menggunakan paku yang jumlahnya sesuai untuk itu. Hasil pemasangan
harus rapi, rata, waterpass dan tidak bergelombang.

2. Pekerjaan Atap
Atap bangunan ini dipasang atap seng multiroof. Pemasangan dipakai paku
seng yang berkualitas baik. Setiap sambungan overlap sisi antara dua atap harus
diikat dengan sekrup khusus.Rangka penutup atap yaitu :
a. Kuda - kuda
Perletakan kuda-kuda harus diangker pada ringbalk. Kayu yang boleh
digunakan untuk kuda-kuda adalah kayu 6/12. Sambungan kayu semuanya
harus memenuhi persyaratan PKKI 1963 dimana harus rapi dan dihindari
terjadinya keretakan pada sambungan. Ukuran penampang adalah 60 mm x
120 mm untuk batang tunggal dan 30 mm x 120 mm untuk batang ganda.
Paku yang digunakan sebagai alat sambung adalah paku biasa
b. Gording (Rangka Atap) Kayu
Kayu yang boleh digunakan untuk gording adalah kayu yang mempunyai
kering udara (MC) max. 20 %. Ukuran penampang adalah 50 mm x 100
mm.
Rabung atap dari seng multiroof dan talang menggunakan seng BJLS 035.

2.2.8 Pekerjaan Instalasi & Plumbing


1. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
Pipa air bersih menggunakan pipa PVC. Pemasangan instalasi air bersih
dilakukan oleh tenaga yang ahli dibidangnya dan dilaksanakan sampai berfungsi
sempurna. Penyambungan pipa harus kuat dan tahan terhadap tekanan air.
2. Pekerjaan Instalasi Air Kotor
Pipa air kotor adalah pipa PVC. Septitank dan resapan terbuat dari Buis
Beton. Pipa saluran air kotor dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak ada hawa
busuk yang keluar dari pipa tersebut dan tidak ada rongga udara.
3. Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan sanitair adalah pemasangan closet jongkok / duduk, kran, bak
mandi. Pemasangan perlengkapan sanitair dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
pabrik, sehingga menghasilkan pekerjaan yang rapi, kuat dan kokoh.

2.2.9 Pekerjaan Pengecatan

1. Cat Dinding dan Plafond


Sebelum tembok atau permukaan beton dicat harus didempul dengan
plamur yang dicampur dengan semen putih. semua bahan cat yang dipakai dalam
pengecatan harus sama mereknya. Tipe cat tembok / plafond emulsi memakai
pengencer air (acrylic). Pengecatan dilakukan dengan meggunakan roller atau
kuas, setidaknya sampai 3 kali penegecatan hingga mencapai warna yang
dikehendaki.
2. Cat Kayu
Semua kayu yang akan dicat harus diberi dasar cat meni terlebih dahulu,
kemudian di plamur dan digosok dengan amplas sampai halus dan bebas debu.
Tipe cat kayu memakai pengencer organik antara lain cat alkyd, epoxy, cat
minyak, polyurrethan, acrylic. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas
sampai 3 kali.

1
2
2.1
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
2.2.7
2.2.8
2.2.9
2.2.10
2.2.10 Pekerjaan Instalasi Listrik
Instalasi listrik harus dipasang oleh instalatur yang telah mendapat izin
dari PLN setempat. Pemasangan seluruh instalasi penerangan, baik diluar maupun
didalam bangunan. pipa-pipa dan kabel-kabel seluruhnya harus tertanam dalam
tembok dan tersembunyi dalam plafond, dilaksanakan sebelum pekerjaan
plesteran dan pemasangan plafond. Titik lampu yang akan dipasang dapat dilihat
pada gambar bestek. Adanya pemasangan saklar, stop kontak, MCB 4 ampere,
lampu pijar 40 watt. Semua kabel yang digunakan harus memakai bahan baru
yang berkualitas baik, ukuran yang sesuai dengan persyaratan.

2.2.11 Pekerjaan Pengunci dan Penggantung

Daun pintu digantung dengan memakai engsel peunel kuningan ukuran


140 mm sebanyak 3 buah di setiap daun pintu. Sedangkan di jendela buka
sebanyak 2 buah. Di setiap pintu dipasang kunci pintu merek slag lengkap dengan
gagang bagian dalam dan luar pintu.
Daun jendela terbuat dari panel kaca, rapi dan tidak ada celah, ukuran
sesuai gambar. Ketebalan kaca 5 mm. Semua pemasangan engsel harus rapi,
sehingga secara fungsional dapat ditutup dan dibuka dengan mudah dan ringan.
Semua alat kunci penggantung harus berkualitas baik dan tidak mudah berkarat.

BAB III
TINJAUAN UMUM PROYEK

1.
2.
3.
3

3.1 Data Proyek

Nama Proyek : Proyek Pembangunan Perumahan Graha Nendaly,


Hawai, Sentani

Lokasi Proyek : Hawai, Sentani, Kabupaten Jayapura

Pemilik Pekerjaan : PT. SAGITA

Konsultan Perencana : FAJAR FAKHIRUDIN, ST.

Konsultan Pengawas : AAN, SE

Kontraktor Pelaksana : ALFIAN

Nilai Pekerjaan : Rp. 2.000.000.000. (12 Unit Rumah)

Sumber Dana : Pribadi


Gambar 3. 1 Peta Lokasi Proyek
Diakses pada tanggal 1 July 2023 dari (Google Earth)

3.2 Pengelola Proyek

1. Konsultan Perencana
Konsultan perencana dalam proyek Pembangunan Perumahan Graha
Nendaly, Hawai, Sentani adalah PT. Sagita. Konsultan perencana ditugaskan oleh
pemilik proyek (owner) untuk merencanakan dan merancang proyek
Pembangunan Perumahan Graha Nendaly, Hawai. Konsultan perencana terikat
kontrak kepada pemilik proyek dan berhak dibayar oleh pemilik proyek.
2. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas dalam proyek Pembangunan Perumahan Graha
Nendaly, Hawai, adalah PT. Sagita. Pengawas bertugas mengawasi hasil kerja
kontraktor, apakah sudah dikerjakan sesuai dengan perencanaan atau mungkin
terjadi penyimpangan yang merugikan pemilik proyek.
3. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor merupakan rekan yang ditunjuk untuk pemilik proyek
melaksanakan pekerjaan. Kontraktor dalam proyek Pembangunan Perumahan
Graha Nendaly, Hawai adalah PT. Sagita terikat kontrak dengan pemilik proyek
dan berhak menerima bayaran dari pemilik proyek (owner).

3.3 Uraian Masing-Masing Tugas

Uraian tugas dan peranan masing-masing pihak yang terlibat dalam


struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilikproyek (owner) adalah seorang atau institus ipemilik sebuah
proyek dimana memberikan pekerjaan bangunan dan membayar biaya pekerjaan
bangunan.
Pemilik proyek memiliki tugas atau peranan dalam proyek ini adalah:
a. Pemilik proyek berperan sebagai fasilitator karena proses konstruksi
berlangsung diwilayah/tanah proyek.
b. Pemilik proyek dapat berperan sebagai stabilitator dalam menyelesaikan
perselisihan yang mungkin bisa muncul selama proses konstruksi.
c. Pembangunan proyek mencakup investasi modal yang sepenuhnya
menjadi tanggungan pemilik.
d. Pemilik proyek mengkordinir pemesanan dan pengadaan material.
e. Pemilik proyek berhak atas pengambilan keputusan dan berkewanangan
memberikan instruksi kepada konsultan perencana dan kontraktor
tentangapa yang dinginkan, berkaitan dengan proyek.
f. Pemilik proyek harus mampu bekerjasama secara terbuka, bersih dan
professional dengan semua pihak yang terkait dengan proyek tersebut agar
terbentuk system manajemen proyek yang kokoh.
g. Pemilik proyek wajib membayar konsultan perencana dan kontraktor yang
bekerja menangani proyek tersebut.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah suatu badan hokum atau perorangan yang di
beritugas oleh pemberi tugas untuk merencanakan dan mendesain bangunan
sesuai dengan keinginan pemilik proyek.
Konsultan perencana sebagai konsultan yang merencanakan proyek
memiliki beberapa unsur organisasi, yaitu:
a. Team Leader (TL)
Team leader merupakan pimpinan tim dari konsultan perencanaan
memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Sebagai penanggung jawab dan organisator pada tahap
perencanaan
2) Membuat penafsiran secara gasris besar terhadap arahan
penugasan.
3) Mengawasi seluruh kegiatan perencanaan.
4) Menganalisa rincian volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya.
5) Bertanggungjawab dan berkoordinasi dengan pemilik proyek.
6) Mengumpulkan data dan informasi lapangan, diantaranya
melaksanakan penyelidikan tanah pada lokasi penyeenggaraan
proyek.
7) Melakukan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana
pembangunan berkaitan dengan ijin-ijin pembangunan.
8) Menyusun pra-rancangan yang meliputi membuat rancangan
tampak, pekerjaan biaya dan mengurus untuk mendapatkan ijin
pendahuluan, ijin prinsip dari pemerintah daerah setempat.
9) Menyusun RencanaKerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan serta
dokumen perencanaan.
b. Team Ahli (TA)
Tugas utama TA adalah membantu Team Leader dalam melaksanakan
kegiatan core team di lingkup pengawasan dan perencanaan.
Berikut merupakan team ahli dalam proyek Konstruksi Dan Fasum
Pembangunan Mako Polda Papua Lantai III (Gedung A) Terintegrasi Rancang
Bangun 2020 yaitu:
1) Ahli Arsitek
Secara umum ahli arsitek memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
membuat gambar rencana, baik gambar arsitektur beserta uraian maupun
rancangan struktur beserta gambar- gambar detail.
2) Ahli Struktur
Ahli Struktur memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menganalisa
perhitungan dan merancang struktur bangunan.
3) Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan
terjadinyakecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu badan hokum atau perorangan baik
swasta atau instansi pemerintah yang berfung sisebagai badan yang bertugas
mengawasi dan mengontrol jalannya proyek agar mencapai hasi lkerja yang
optimal menuru tpersyaratan yang ada
Konsultan pengawas memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Melaksanakan pengamatan dan pengawasan berkala terhadap proses
konstruksi.
2) Melakukan penyesuaian gambar dan teknik pelaksanaan konstruksi.
3) Memberikan penjelasan atas permasalahan yang timbul selama masa
konstruksi.
4) Memberikan rekomen dasi penggunaan material.
5) Berkoordinasi dengan kontraktor.
6) Menyusun laporan akhir pengawasan.
Konsultan Pengawas sendiri memiliki beberapa unsur organisasi, yaitu:
a. Manajemen Konstruksi (MK)
Manajemen Konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan
aspek-aspek manajerial dan teknologi industry konstruksi. Manajemen konstruksi
juga dapat diartikan sebagai sebuah modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan
konstruksi dalam memberi nasehat dan bantuan dalam sebuah proyek
pembangunan. Manajemen Konstruksi memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
1) Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan metode
konstruksi yang benar atau tidak.
2) Meminta laporan progres dan penjelasan pekerjaan tiap item dari
kontraktor secara tertulis.
3) Manajemen konstruksi berhak menegur dan menghentikan jalannya
pekerjaan apabila tidak sesuai dengan kesepakatan.
4) Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun bulanan dengan
mengundang konsultan perencana, wakil owner dan kontraktor.
5) Berhubungan langsung dengan owner atau wakil owner dalam
menyampaikan segala sesuatu di proyek.
b. Site Engineer (SE)
Site engineer adalah wakil dari site manager.
Berikut tugas dan tanggungjawab dari Site engineer yaitu:
1) Memberikan petunjuk kepada timdalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani.
2) Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk
menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain,
termasuk data pendukung yang diperlukan.
3) Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan
dipenuhi dengan baikyang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major
serta pemeliharaan jalan.
4) Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak
akan terlambat selama masa mobilisasi untuk masing-masing paket
kontrak dalam menentukan lokasi,tingkat serta jumlah dari jenis-jenis
pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam dokumen kontrak.
5) Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.
c. Inspector
Inspectora dalah salah satu bagian tugas dalam tim pengawasan yang di
bentuk oleh Konsultan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di
dalamKerangka Acuan.
Berikut tugas dan tanggung jawab dari Inspector yaitu:
1) Membantu Chief Inspector Dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dari
aspek prosedurdan kuantitas pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak
2) Bertanggung jawab penuh terhadap Chief Inspector untuk mengawasi
kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor.
3) Melakukan pemeriksaan gambar kerja kontraktor berdasarkan gambar
rencana serta memeriksa dan memberi ijin pelaksanaan pekerjaan
kontraktor.
4) Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan pekerjaan agar
sesuai dengan prosedur berdasarkan spesifikasi teknis.
5) Membuat catatan lengkap tentang peralatan, tenaga kerja dan material
yang digunakan dalam setiap pekerjaan yang merupakan atau mungkin
akan menjadi pekerjaan tambah (extra).
d. Surveyor
Surveyor adalah seseorang yang bekerja secara langsung di lapangan baik
itu untuk mendapatkan dan mengumpulkan data atau informasi, maupun
mengawasi maupun memeriksa pekerjaan lain.
Berikut tugas dan tanggung jawab dari Surveyor yaitu:
1) Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran
topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-
data lapangan.
2) Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi
dan pencegahannya.
3) Mengawasi survey lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili kuantitas
untuk pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir.
4) Mengawasi pelaksanaan stakingout, penetapan elevasi sesuai dengan
gambar rencana.
5) Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek.
4. Kontraktor
Kontraktor yang merupakan badan organisasi yang melaksanakan
pekerjaan yang telah direncanakan konsultan perencana memiliki beberapa unsur
organisasi, yaitu:
a. Project Manager (PM)
Project manager adalah perwakilan dari kontraktor yang bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap jalannya pelaksanaan pekerjaan proyek, sesuai
menajemen proyek dan perencanaan proyek secara menyeluruh.
Berikut tugas dan tanggung jawab dari Project manager yaitu:
1) Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul
agar dapat diantisipasi secara dini.
2) Melakukan koordinasi kedalam (tim proyek, manajemen)
3) Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi proyek,
meliputi aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan proyek.
4) Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga
operasi proyek dapatberjalan sesuai dengan rencana (on track).
5) Seorang project manager harus mengontrol proyek yang ditanganinya.
Proyek harus selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan
waktu.
b. Site Manager (SM)
Site manager merupakan wakil dari pimpinan proyek atau project
manager, yang dituntut untuk bisa memahami dan menguasai rencana kerja
proyek secara keseluruhan dan mendetail.
Berikut tugas dan tanggung jawab dari site manager yaitu:
1) Mengendalikan jalannya pekerjaan proyek supaya dapat berjalan
berdasarkan waktu yang sudah ditentukan.
2) Memperhatikan material bahwasannya material sesuai dengan standar.
3) Mengontrol kedisiplinan dalam bekerja.
4) Mengevaluasi pekerjaan di proyek secara perlahan.
5) Membahas permasalahan yang ada di proyek dan mendiskusikan
denganproject manager serta mencari solusi.
c. Konsultan Pelaksana
Konsultan Pelaksana merupakan pihak yang dipilih oleh pemilik proyek
(owner) untuk melakukan suatu pekerjaan perencanaan, perencanaan dapat berupa
perorangan atau badan usaha baik pemerintah maupun swasta.
Berikut tugas dan tanggung jawab dari konsultan pelaksana yaitu:
1) Mengawasi gambar kerja, detail bangunan dan surat pelengkap.
2) Menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang sudah ditentukan.
3) Dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi dilapangan.
4) Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan apabila terjadi
penambahan atau pengurangan pekerjaan.
d. Mandor
Mandor merupakan pemimpin dari para pekerja yang sekaligus menjadi
kontraktor pelaksana proyek ini memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
1) Mendatangkan sejumlah tenaga kerja sesuai kualifikasi yang diperlukan,
seperti: kelompok tukang kayu, batu, besi.
2) Mengarahkan dan mengarahkan pekerja-pekerjanya dalam menjalankan
pekerjaan di lapangan sesuai dengan gambar rencana yang telah dibuat
konsultan perencana.
3) Mengelola upah bagi para pekerjanya.
4) Bertanggung jawab kepada pemilik proyek atas pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
e. Pekerja
Pekerja yang menjadi pekerja kasar dalam proyek ini memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
1) Melaksanakan instruksi dan arahan dari mandor di lapangan.
2) Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki pekerja.

1.
2.
3.
3.1.
3.2.
3.3.

3.4. Organisasi Proyek


Gambar 3. 2 Struktur Organisasi Proyek
(Sumber Kantor Direksi Kontraktor, 2023))

BAB IV

PEMBAHASAN

1.

2.

3.

3.1. Uraian Umum

Pelaksanaan merupakan realisasi dari tahap perencanaan dan


perancangan. Dengan kondisi yang berbeda antara saat perencanaan dan
pelaksanaannya, maka diperlukan suatu keluwesan dan ketelitian tersendiri dalam
menangani tahap pelaksanaan ini. Kepekaan dalam menangkap dan memprediksi
segala kemungkinan berdasarkan pengalaman akan sangat menentukan
keberhasilan pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan. Dalam suatu proyek
pembangunan, bagian pelaksanaan proyek adalah sebuah tahap yang paling
penting karena pada tahap ini akan diketahui apakah kontraktor tersebut akan
membangun bangunan yang akan dibangun dengan sebuah metode yang tepat
sehingga bangunan tersebut dapat selesai tepat waktu dan apakah bangunan yang
dibangun sesuai dengan gambar kerja yang ada.
Untuk itu dalam tahap pelaksanaan proyek dibutuhkan kerja sama yang
baik antara owner, konsultan teknis, pengawas lapangan, bagian umum, maupun
pelaksana yang ada agar pembangunan dapat berjalan lancar. Kerja sama yang
baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif dan efisien terutama dalam
pengaturan sumber daya yang ada. Sumber daya ini meliputi tenaga kerja, bahan
bahan, alat – alat yang digunakan didalam proyek ini. Dengan manajemen yang
baik maka dapat dicapai hasil secara optimal.
Dalam bab ini penulis akan melaporkan beberapa pekerjaan yang di
amati selama praktek kuliah lapangan pada proyek Pembangunan Perumahan
Graha Nendaly, Kampung Hawai. (penulis hanya mengamati beberapa pekerjaan
di karenakan ada beberapa pekerjaan yang di kerjakan setelah penulis telah habis
masa PKL nya, dan ada pekerjaan yang telah selesai sebelum penulis memulai
PKL.

Adapun pekerjaan yang jadi tinjauan penulis yaitu: “Pelaksanaan


Pekerjaan Rumah Satu Lantai Type 36
3.2. Spesifikasi Alat Dan Bahan

Pengadaan alat kerja dan bahan kontruksi disesuaikan dengan kebutuhan


kontruksi. Penyedia bahan kontruksi sebaiknya mudah ditempuh dari lokasi
proyek sehingga bisa menghemat waktu dan biaya pengangkutan.
Penempatan material disesuaikan dengan sifat bahan sehinga
menghindari resiko kerusakan bahan terutama pada bahan kontruksi yang
sensitive terhadap kondisi lingkungan seperti Besi tulangan dan semen.
Alat kerja berperan penting dalam menunjang pelaksanaan suatu proyek
terutama dalam pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang sulit dikerjakan dengan
tenaga manusia, mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan efektifitas suatu
pekerjaan.

Berikut merupakan alat dan bahan yang di gunakan pada pekerjaan “Pelaksanaan
Pekerjaan Drainase Pada Perumahan Rollo”

3.2.1. Alat

a. Molen/mixer
b. Excavator
c. Gerobak dorong
d. Skop
e. Tandon air/penampungan air
f. Ember cor
g. Palu
h. Sendok semen
i. Meteran pengukur panjang
j. Gergaji

3.2.2. Bahan

a. Pasir
b. Batu Gunung
c. Semen
d. Batu split/kerikil
e. Kayu
f. Triplek(Plywood)
g. Kawat bendrat
h. Paku
i. Air
j. Benang Nilon

3.3. Waktu Kerja


Dalam satu hari pekerja menjalani pekerjaan selama 8 jam yamg terbagi
dalam dua shift, yaitu:
1. Shift Pagi = pukul 08:00 WIT – 11:30 WIT
2. Shift Siang = pukul 13:00 WIT – 17:00 WIT

3.4. Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan faktor penting pada pelaksanaan proyek
konstruksi. Hal ini dikarenakan pekerjaan pada proyek konstruksi merupakan
pekerjaan padat karya yang berarti banyak menggunakan tenaga kerja dan
mayoritas pekerjaannya dikerjakan secara manual.
Dalam menjalankan pekerjaannya tukang perlu dibantu pembantu tukang
yang tugasnya melayani antara lain menyediakan bahan dan alat kerja. Pembantu
tukang tidak memerlukan ketrampilan khusus karena kerjanya terutama hanya
menjalankan perintah dari tukang.
Berikut tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan pada pekerjaan drainase.
1. Mandor : 1 Orang
2. Kepala Tukang : 1 Orang
3. Tukang : 4 Orang

3.5. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Rumah Type 36

4.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.5.1. Pekerjaan Penggalian
Gambar 4. 2 Pekerjaan Penggalian
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023

4.5.2. Pekerjaan Pemasangan Bowplank

Gambar 4. 2 Pemasangan Bowplank


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023

4.5.3. Pekerjaan Pemasangan Batu Gunung


Gambar 4. 3 Pemasangan Batu Gunung
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023

4.5.4. Pekerjaan Pengecoran Lantai Drainase

Gambar 4. 4 Pengecoran Lantai Drainase


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023
4.6. Kendala Selama Pekerjaan Drainase
1. Pembuatan lantai drainase yang sama tingginya atau tidak dibuat dengan
mempunyai kemiringan akibatnya pada saat hujan air menjadi tergenang
pada drainase, sehingga perlu dibongkar drainase tersebut dan dikerjakan
kembali.

Gambar 4. 4 Pembongkaran Drainase


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023

2. Distribusi bahan yang sangat terlambat dan tidak sesuai dengan scedule
sehingga menghambat pekerjaan.
BAB V

PENUTUP

4.

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan hasil pengamatan penulis dalam melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan pada proyek Pembangunan Perumahan Rollo Grand
Diamond, Kampung Koya Barat, Distrik Muara Tami, maka penulis mencoba
menyimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1 System manajemen proyek kurang berjalan dengan baik, seperti
kurangnya komunikasi antar pekerja dengan para atasan yang mana
mengakibatkan keterlambatan proyek.
2 Pengaturan tenaga kerja yang kurang baik, banyak pekerja yang
bermalas-malasan, ini di sebabkan karena tidak adanya pengawas
lapangan yang mengontrol para pekerja.
3 Mandor yang kurang teliti dalam melihat gambar sehingga menyebabkan
kesalahan dalam pengerjaan, seperti kesalahan pada perletakan kusen
pintu atau kesalahan dalam ukuran openingan jendela.
4 Mutu yang diinginkan tidak tercapai di lapangan, mutu beton yang
seharus nya K 175 tetapi di lapangan tidak sesuai
4.

5.

5.1.

5.2. Saran
Adapun saran yang ingin di sampaikan penulis setelah melakukan
kegiatan praktek kerja lapangan (PKL), yaitu sebagai berikut:
1. Perlu perhatian dari pengawas sehingga pekerjaan dapat berjalan sesuai
dengan shop drawing atau gambar kerja yang telah disepakati agar pada
saat peninjauan pekerjaan tidak terjadi lagi pembongkaran seperti yang
terjadi pada pekerjaan derainase.
2. Komunikasi antara para pekerja dengan kontraktor harus terjaga agar
pekrjaan berjalan sesuai dengan kesepakatan yang telah di tetapkan.
3. Distribusi bahan atau material perlu di perhatikan.
4. Harap untuk dapat memperhatikan mutu beton dalam pekerjaan beton
agar mutu yang ingin dicapai dapat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA

Anton Wijaya1 , Budiman Arpan2 , Endang Mulyani2. EFEKTIFITAS TENAGA


KERJA PADA PROYEK BANGUNAN.Alumni Prodi Teknik Sipil FT
Untan
https://indonesian.alibaba.com/product-detail/One-of-the-most-widely-used-
62364854482.html
https://shopee.co.id/Mesin-Molen-Cor-Beton-Semen-Bekas-Kapasitas-425-liter-
i.27739704.3559118665
https://www.solopos.com/proyek-spam-regional-sukoharjo-segera-dilelang-krisis-
air-bersih-teratasi-1113795
https://www.solopos.com/proyek-spam-regional-sukoharjo-segera-dilelang-krisis-
air-bersih-teratasi-1113795
IrikaWidiasanti dan Lenggogeni. 2013. ManajemenKonstruksi. PT.
RemajaRosdakarya. Bandung
Kementrian PUPR. 2016. KoordinasiPelaksanaanProyek.
Muhammad Ilyas. 2020. Laporan PKL Proyek Pembangunan Arena Sepatu Roda
Pon Papua 2021. Universitas Cenderawasih
Vinsensius Salni Ota’. 2020. Laporan PKL Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Jembatan Dan Talud Pada Proyek Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh Kota Jayapura Kawasan Bhayangkara. Universitas Cenderawasih

Anda mungkin juga menyukai