Anda di halaman 1dari 20

PORTOFOLIO GEOGRAFI

ANALISIS PEMBANGUNAN INSFRASTRUKTUR LRT


JAKARTA

DISUSUN OLEH:
SABRINA ADILA PUTRI
XII IPS 1
0049321362

SMA PUSAKA NUSANTARA 2 BEKASI

Jln.Sultan Hasanudin No. 5A Mekarsari-Tambun, Bekasi Telp: (021) 88339770

TAHUN AJARAN 2021-2022


LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini telah diajukan oleh:

Nama : SABRINA ADILA PUTRI

NISN : 0049321362

KELAS : XII IPS 1

Judul Makalah: ANALISIS PEMBANGUNAN INSFRASTRUKTUR LRT JAKARTA

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Guru mata pelajaran Geografi dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk nilai kelulusan 2021/2022

Penguji: Rani Annisa, S.Pd. (.....................................)

Kepala Sekolah SMA PUSAKA NUSANTARA 2

Ibu Suci Kencana Puri, M.Pd. (.....................................)

Bidang Kurikulum

Bapak Winarno, S.Pd (.....................................)

Ditetapkan di : Bekasi

Pada tanggal : 1 Maret 2022

i
ABSTRAK

Analisis ini di Latar Belakangi dengan adanya sebuah pembangunan Lintas Rel Terpadu
atau disingkat LRT (Light Rail Transit). Pembangunan LRT tersebut telah menarik perhatian
penulis untuk menganalisisnya, karena dapat di Rumuskan tentang Bagaimana pengaruh
pembanguan LRT terhadap perubahan penggunaan dan penutupan lahan dan dampak apa
sajayang menimbulkan dari sebuah pembanguan LRT tersebut. LRT (Light Rail Transit)
adalah salah satu sistem Kereta Api Penumpang yang beroperasi di kawasan perkotaan yang
konstruksinya ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam lintasan khusus,
disebut juga trem. Kereta api ringan banyak digunakan diberbagai negara di Eropa dan telah
mengalami modernisasi, antara lain dengan otomatisasi, sehingga dapat dioperasikan tanpa
masinis, bisa beroperasi pada lintasan khusus, penggunaan lantai yang rendah (sekitar 30 cm)
yang disebut sebagai Low floor LRT untuk mempermudah naik turun penumpang. Commuter
Line, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta. Moda transportasi yang telah tersedia di Jabodetabek
diharapkan dapat mengurai kemacetan yang terjadi di beberapa ruas jalan. Pembanguan LRT
di kawasan Jabodetabek yang menjadi pembahasan topic yang di ambil untuk tugas
portofolio Geografi. Karena pembangunan LRT menjadi salah satu topic yang perlu di
perhatikan dan di analisis karena pada pembanguan tersebut menjadi perbincangan lantaran
menelan dana pembangunan hingga Rp 500 miliar per kilometer (km). besarnya biaya
pembangunan yang dikeluarkan, tentu masyarakat berharap agar proyek LRT dapat segera
diselesaikan dan digunakan dengan baik. Tetapi dengan adanya LRT di wilayah Jabodebek
dinilai dapat menurunkan nilai volume-to-capacity ratio (V/C Ratio) dari jalan raya dan jalan
tol,dan dapat dirasakan secara signifikan.

Kata kunci: Analisis dari pembangunan LRT Jakarta

ii
ABSTRACT

This analysis is motivated by the construction of an Integrated Railroad or abbreviated as


LRT (Light Rail Transit). The construction of the LRT has attracted the author's attention to
analyze it, because it can be formulated about how the influence of LRT development on
changes in land use and cover and what impacts the LRT construction will have. LRT (Light
Rail Transit) is one of the Passenger Rail Transit systems operating in urban areas whose
construction is light and can run with other traffic or on special tracks, also called trams.
Light rail is widely used in various countries in Europe and has undergone modernization,
among others with automation, so that it can be operated without a driver, can operate on
special tracks, use a low floor (about 30 cm) which is known as Low floor LRT to make
getting up and down easier. passenger. Commuter Line, MRT Jakarta, and LRT Jakarta. The
available modes of transportation in Jabodetabek are expected to be able to break down the
congestion that occurs on several roads. The construction of the LRT in the Jabodetabek area
is the topic of discussion for the Geography portfolio assignment. This is because the
construction of the LRT is one of the topics that needs to be considered and analyzed because
the construction has become a topic of discussion because it costs up to Rp 500 billion per
kilometer (km) of development funds. The large development costs incurred, of course, the
community hopes that the LRT project can be completed and put to good use. However, the
existence of the LRT in the Jabodebek area is considered to be able to reduce the value of the
volume-to-capacity ratio (V/C Ratio) of highways and toll roads, and can be felt significantly.

Keywords: Analysis of the construction of the Jakarta LRT

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkankehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Portofolio ini tepat pada waktunya.Terima
kasih kepada Ibu Rani Annisa, S.Pd. Guru mata pelajaran Geografi yang selalu membantu
murid-muridnya dan memberikan banyak ilmu yang bermanfaat. Ini bukan model yang
sempurna.Oleh karena itu, jika ada kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam Portofolio ini,
Penulis mohon maaf.Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan membawa manfaat dalam
pengembangan dan peningkatan kualitas Siswa/I SMA PUSAKANUSANTARA 2 BEKASI.
Dalam penyusunan ini saya mendapat bantuan dari beberapa pihak yang telah membimbing
saya dan saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Guru Mata Pelajaran Geografi Ibu Rani Annisa, S.Pd.yang sudah membantu dan
membimbing saya
2. Orang tua saya yang selalu memberikan bimbingan dan dukungan kepada saya

Bekasi, 11 Februari 2022


Penulis

Sabrina Adila Putri

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK...................................................................................................................................................3

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................6

1.1. Latar Belakang...................................................................................................................................6

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................................9

1.3. Tujuan................................................................................................................................................9

1.4. Manfaat............................................................................................................................................10

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................11

2.1. Kajian Teori.....................................................................................................................................11

2.2. Dampak Positif................................................................................................................................12

2.3. Dampak negatif...............................................................................................................................12

2.4. Peta Lokasi......................................................................................................................................14

BAB III PENUTUP..................................................................................................................................16

3.1. kesimpulan.......................................................................................................................................16

3.2. saran................................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17

LAMPIRAN...............................................................................................................................................18

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi.
Penduduk di sana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar
menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3
yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi memiliki peranan penting dalam
keseharian, tidak hanya sebagai alat bantu pergerakan masyarakat, transportasi juga dapat
menggerakkan ekonomi, sosial dan juga politik. Teknologi dan manajemen transportasi yang
baikkan dapat memberikan dampak positif bagi suatu daerah. Perkembangan wilayah yang
terjadi merupakan dampak dari adanya manajemen dan teknologi transportasi yang baik.
Urbanisasi yang terjadi di semua negara tidak lepas dari adanya modernisasi sistem
transportasi. Perkembangan sistem transportasi juga dapat menimbulkan permasalahan lain,
diantaranya kemacetan, kualitas system transportasi yang buruk, dan memungkinkan
kesenjangan layanan transportasi.

Berdasarkan Study on Integrated Transportation Master Plan for Jabodetabek


(SITRAMP), studi yang dilakukan oleh Japan International Corporation Agency (JICA)
tentang transportasi Jakarta antara tahun 2002 hingga 2004, kerugian yang disebabkan
kemacetan di Jabodetabek diestimasikan sebesar 3 triliun rupiah untuk pengoperasian
kendaraan dan 2,5 triliun rupiah untuk waktu yang terbuang (JICA 2012). Jumlah penduduk
DKI Jakarta pada tahun 2017 berdasarkan proyeksi penduduk hasil Sensus Penduduk 2010
sebesar 10.374.235 jiwa dengan kepadatanpenduduk 19.516 jiwa per km2 (BPS DKI Jakarta
2014). Berdasarkan StatistikTransportasi DKI Jakarta pada tahun 2017 jumlah komuter di
Jabodetabeksebanyak 3.566.178 orang, terdiri dari 2.429.751 orang yang melakukan
kegiatanbekerja dan sekolah atau kursus di DKI Jakarta, 1.382.296 orang yang beraktivitas
di Bodetabek, dan 68.665 orang lainnya melakukan kegiatan di luar Jabodetabek.Sementara
komuter yang melakukan kegiatan di DKI Jakarta sebanyak 1.382.296 orang. Kegiatan
komuter di Jabodetabek difasilitasi oleh beberapa moda transportasi yaitu Transjakarta,
Kereta Commuter Line, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta. Moda transportasi yang telah
tersedia di Jabodetabek diharapkan dapat mengurai kemacetan yang terjadi di beberapa ruas
jalan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga menggunakan beberapa pendekatan untuk
mengurai kemacetan di DKI Jakarta antara lain dengan penerapan Ganjil – Genap pada jam
tertentu di ruas jalanyang sudah ditentukan. Selain itu Pemprov DKI Jakarta dengan
Pemerintah Pusatjuga membangun integrasi untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan
transportasi di Jabodetabek. Peraturan Presiden no. 55 tahun 2014 tentang RencanaInduk
Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi tahun 2014-2029 menekankan
bahwa pemerintah ingin menaikkan pergerakan orang dengan menggunakan angkutan umum
perkotaan mencapai 60% dari total pergerakanorang dengan cakupan pelayanan angkutan
umum perkotaan mencapai 80% daripanjang jalan.

Peraturan Presiden no. 98 tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api
Ringan/Light Rapid Transit (LRT) Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan
Bekasi, pemerintah mulai membangun jaringan transportasimassal perkotaan berbasis rel di
wilayah Jabodebek. Pembangunan jaringan ini terdiri dari lintas pelayanan : Lintas Pelayanan
Cawang - Cibubur; Lintas PelayananCawang – Kuningan - Dukuh Atas, Lintas Pelayanan
Cawang - Bekasi Timur,Lintas Pelayanan Dukuh Atas - Palmerah - Senayan, Lintas
Pelayanan Cibubur - Bogor, dan Lintas Pelayanan Palmerah Grogol. Pembangunan LRT akan
berdampak pada perubahan penggunaan lahan di sekitar lokasi. Dampak jangka pendek yang
dapat terjadi yaitu berkurangnya kemacetan, perubahan polusi udara,dan kebisingan di sekitar
jalur transportasi, dampak jangka panjang yang dapat terjadi yaitu perubahan harga lahan,
dan memungkinkan terbentuknya aktivitas ekonomi, fisik dan sosial yang baru (Vuchic
2007). Perubahan penggunaan lahan ini dapat berdampak positif dan negatif bagi
wilayah di sekitar LRT. Dampak negatif dapat berupa berkurangnya lahan resapanair, Ruang
Terbuka Hijau, dan hal lain yang yang berpengaruh pada lingkungandan masyarakat sekitar.
Aktivitas di area urban yang tinggi akan mengakibatkanmeningkatnya permintaan fasilitas
transportasi, peningkatan permintaan ini akanmeningkatkan mobilitas. Pertumbuhan
mobilitas dapat menyebabkan terjadinyamasalah lingkungan seperti kemacetan, yang
akhirnya akan berdampak padalingkungan. Kegiatan transportasi dapat berdampak pada
perubahan iklim, kualitasudara, kebisingan, kualitas air, kualitas tanah, keanekaragaman
hayati, danpenggunaan lahan (Rodrigue et al. 2013). Dampak positif yang dapat terjadi
antaralain terbukanya kesempatan bekerja dan bertambahnya pendapatan masyarakatsekitar.
Sistem transportasi yang efisien akan memberikan keuntungan ekonomidan sosial yang akan
berdampak pada kemudahan akses untuk membuka peluang pasar, investasi dan
ketenagakerjaan pada suatu area.

Adanya LRT di wilayah Jabodebek dinilai dapat menurunkan nilai volume-to-


capacity ratio (V/C Ratio) dari jalan raya dan jalan tol,dan dapat dirasakan secara signifikan
pada tahun 2025 (Pangaribuan dan Purba2020).Perubahan fungsi lahan yang disebabkan
bertambahnya kepadatanpenduduk dan terbukanya akses transportasi akan berpengaruh pada
berkurangnyakapasitas dan kualitas lahan di daerah Jabodetabek. Berdasarkan Pawitan
(2002)peningkatan luas kawasan pemukiman pada DAS Ciliwung yang melewati wilayah
Bogor, Depok, dan DKI Jakarta meningkat sebesar 98% di Ciliwung Hulu dan 71% di
Ciliwung Tengah yang diperoleh terutama dari pengurangan luas sawah dan
tegalan, baik di kawasan hulu maupun tengah. Perubahan pola penggunaan lahanini memberi
dampak pada pengurangan kapasitas resapan sehingga meningkatkan laju limpasan
permukaan yang menghasilkan banjir di kawasan hilir Ciliwung,sampai ke Jakarta. Proporsi
luas vegetasi di wilayah DKI Jakarta sudah sangatsempit, sebalikya kawasan terbangun yang
umumnya bersifat kedap air sudahsangat luas meliputi 85 % total luas wilayah DKI Jakarta
(Kunu dan Lelolterry2010). Berkurangnya lajupertumbuhan penduduk Provinsi DKI Jakarta
disebabkan masyarakat sekaranglebih memilih untuk tinggal di kota sekitar Jakarta seperti
Bogor, Depok,Tangerang, dan Bekasi. Kota-kota yang menjadi penyangga DKI
Jakartakemudian terus berkembang sehingga kebutuhan lahan permukiman dan komersialdi
daerah tersebut juga terus bertambah.

Pertumbuhan wilayah di daerah sekitar Jakarta ini dapat disebutkan sebagaisub-


urbanisasi. Sub-urbanisasidipandang sebagai perluasan wilayah urban ke wilayah pinggir
kota yangberdampak meluasnya skala manajemen wilayah urban secara riil, di lain
pihak,proses ini sering dinilai sebagai proses yang kontradiktif mengingat prosesnya
yangselalu diiringi dengan konversi lahan pertanian produktif.Menurut Djakapermana (2010)
untuk mendapatkanhasil yang optimal dalam pengembangan wilayah diperlukan penataan
ruang, yaituproses yang dimulai dari penyusunan rencana tata ruang dengan
mengalokasikanrencana ruang sumberdaya alam dan buatan secara optimal. Dengan
adanyakeselarasan antara pengembangan daerah dan rencana tata ruang wilayah,paradigma
pengembangan wilayah kemudian tidak selaluberdasarkanpertumbuhan ekonomi, tetapi juga
mempertimbangkan pembangunan yangberkelanjutan.Perkembangan dari suatu wilayah
kemudian akan menciptakan suatu polayang dapat digunakan sebagai acuan perkembangan
suatu daerah. Pola ini yangkemudian dipakai untuk menduga bagaimana suatu daerah dapat
berkembang.Dalam konteks tersebut, pendekatan sistem yang dinamis memiliki peranan
yangsangat penting sebagai alat bantu untuk menjawab perubahan pola penggunaanruang dan
lahan. Melalui pendekatan sistem dinamis ini nantinya akan dapatdiketahui prediksi dampak
dari penerapan berbagai skenario kebijakanpengembangan wilayah. Menurut Ditjen Penataan
Ruang dalam bukuDjakapermana (2010) pendekatan ini dapat berfungsi sebagai sistem
peringatandini dari penerapan suatu kebijakan pengembangan kota dan wilayah,
sehinggadapat dipilih skenario kebijakan paling optimal dan apabila terdapat konsekuensi-
konsekuensi tertentu akibat penerapan kebijakan tersebut dapat dipersiapkanlangkah-langkah
untukmengantisipasinya sedini mungkin, sehinggakonsistensinya dapat terjaga.

1.2. Rumusan Masalah

Kawasan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi merupakan kawasan penyangga kota
metropolitan yang kemudian terdampak oleh berkembang kebutuhan area pemukiman,
komersial, maupun industri. Pengembangan kawasanserta kemudahan angkutan massal, maka
perubahan penggunaan lahan di kawasan Jabodetabek akan meningkat. untuk mengurangi
dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif. Pertanyaan yang kemudian menjadi
dasar permasalahan, yaitu:

1. Bagaimana penggunaan dan penutupan lahan yang terjadi sebelum pembangunan


LRT?
2. Bagaimana perubahan penggunaan dan penutupan lahan yang terjadi sebelum
pembangunan LRT ?
3. Bagaimana proyeksi penggunaan dan penutupan lahan yang terjadi ketika tidak
adanya LRT dan ketika adanya LRT ?
4. Bagaimana pengaruh pembangunan LRT terhadap perubahan penggunaan
dan penutupan lahan dan dampak apa yang akan ditimbulkan?
1.3. Tujuan

Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui pengaruh LRT terhadap perubahan


penggunaan dan penutupan lahan disekitar Stasiun LRT dan dampak nya terhadap
lingkungan, social, dan ekonomi maksyarakat. Sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi penggunaan dan penutupan lahan


2. Mengidentifikasi pengaruh pembangunan LRT terhadap perubahanpenggunaan lahan
dan dampaknya terhadap faktor ekonomi dan social.

1.4. Manfaat

Semoga dapat memberikan pengetahuan mengenai perubahan penggunaan dan


penutupan lahan akibat adanya pembangun LRT. Dengan adanyakebijakan yang berpihak
pada pembangunan keberlanjutan dengan memperhatikanaspek lingkungan, diharapkan dapat
mengurangi permasalahan lingkungan bagimasyarakat perkotaan.
BAB II
PEMBAHASAN

1.
2.
2.1. Kajian Teori

Bencana alam merupakan sebuah fenomena yang biasa terjadi di alam, sebab adanya
beberapa penyebab. Salah satu penyebab dari bencana alam berasal dari kelalaian manusia,
serta fenomena alam itu sendiri. Ketika terjadi suatu bencana, manusia tentunya akan
mengalami kerugian, kerusakan habitat bagi makhluk hidup lainnya, dan juga membawa
dampak terhadap ekosistem.teori ini bisa diartikan menjadi sebuah seperangkat ide,
penjelasan, maupun prediksi ilmiah. Di dalam penelitian kualitatif, teori tersebut sebenarnya
bukan satu-satunya bahan untuk mengetahui permasalahan yang ditelitinya. Sebab
pengalaman, maupun pengetahuan yang peneliti sebelumnya didapatkan melalui sebuah
pembacaan literatur, aktivitas diskusi ilmiah, ceramah, seminar, dan lainnya, dapat kamu
pakai sebagai bahan tambahan dalam memahami permasalahan secara lebih mendalam. 

Teori bisa dipakai sebagai bahan informasi tambahan maupun pembanding guna melihat
suatu gejala yang diteliti secara utuh, sehingga teori dapat membantu peneliti dalam
mendapatkan inspirasi, dan wawasan supaya bisa memaknai setiap permasalahan.

Fungsi teori di dalam sebuah penelitian kualitatif, yaitu sebagai bahan pisau analisis
untuk memahami permasalahan yang diteliti, dan menjadi gambaran jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam fokus penelitian.

Apabila di dalam penelitian kuantitatif teori memiliki wujud seperti definisi atau
hipotesis, maka di dalam penelitian kualitatif teori ini mempunyai wujud pola atau dikenal
dengan pattern, dan generalisasi naturalistik atau naturalistik generalization. Oleh sebab
itulah, ulasan di dalam kajian teori bisa mencakup beberapa hal pokok, diantaranya sebagai
berikut:

1. Konsep terdiri dari pengertian, landasan, tujuan, dan lainnya.


2. Teori-teori pokok yang bisa membantu peneliti dalam menjawab fokus penelitian
yang telah diuraikan ke dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian.
3. Teori-teori pendukung yang searah dengan teori-teori pokok.
4. Pemaknaan peneliti pada teori-teori yang sudah dikutipnya, antara lain membuat
sebuah penjelasan maupun kesimpulan yang telah disesuaikan dengan pemahaman
peneliti.

Dari empat aspek diatas bisa dilihat bahwa, kajian teori bisa dijadikan sebagai bahan
pisau analisis dalam menjawab sebuah permasalahan, dan fokus pertanyaan di dalam
penelitian. Hal tersebut berarti bahwa teori yang dibentuk pada bagian kajian teori akan
dibahas, dibandingkan, dan disintesiskan dalam sebuah temuan penelitian yang dijabarkan
pada bagian pembahasan, seusai data ini diuraikan, dan di abstrakkan sebagai sebuah temuan
penelitian.

Dengan terdapatnya kajian teori peneliti akan mendapatkan beberapa wawasan secara lebih
mendalam mengenai persoalan penelitian. Kajian teori ini juga bisa membantu peneliti dalam
proses penyusunan instrumen penelitian yang akan dipakainya dalam kegiatan pengumpulan
data. Instrumen penelitian tersebut, mencakup kisi-kisi penelitian, panduan wawancara
berupa studi lapangan, panduan observasi atau studi lapangan, dan lainnya.

2.2. Dampak Positif

Kota Bekasi merupakan wilayah yang cukup luas dengan 12 kecamatan dengan jumlah
penduduk mencapai sekitar tiga juta jiwa. Kota Bekasi pun memiliki pertumbuhan ekonomi
yang baik. Berdasarkan data BPS, angka laju pertumbuhan ekonomi yang diraih Kota Bekasi
mencapai 5,41%.Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian kota Bekasi memiliki daya
saing kuat. Dan, pertumbuhannya diperkirakan akan terus meningkat, diikuti dengan
perkembangan infrastruktur yang terus dibangun, salah satunya Light Rail Transit (LRT).

Manfaat yang bisa didapatkan pun beragam. Mulai dari manfaat sosial maupun ekonomi.
Dari segi sosial, mobilitas masyarakat Kota Bekasi dan sekitarnya dan dari Jakarta menjadi
lebih mudah. Selain itu, mereka juga bisa dengan mudah melakukan pertukaran informasi,
menghemat waktu perjalanan, dan perluasan pasar komoditas unggulan di Kota Bekasi.
Hal lainnya adalah shifting perilaku masyarakat menjadi lebih modern. Contohnya
dengan tinggal di hunian yang tidak mengandalkan land saja tetapi juga berbentuk gedung
tinggi seperti apartemen. Dan, perjalanan mereka yang menggunakan LRT ini pun bisa
menjadi lebih aman dan nyaman. Sedangkan dari segi ekonomi tadi, masyarakat bisa
mendapatkan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan. Dampak lain yang akan
sangat terasa adalah harga lahan dan properti di sekitar wilayah LRT akan meningkat.
Namun, untuk efisiensi biaya yang harus dikeluarkan masyarakat bisa ditekan karena akses
yang lebih mudah.

2.3. Dampak negatif

Mahalnya biaya pembangunan proyek light rail transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-


Bekasi (Jabodebek), tampakya mengundang banyak komentar dari beberapa pejabat tinggi
pemerintahan. Dilansir dari finance.detik.com, proyek tersebut menjadi perbincangan
lantaran menelan dana pembangunan hingga Rp 500 miliar per kilometer (km).

Melihat besarnya biaya pembangunan yang dikeluarkan, tentu masyarakat berharap agar
proyek LRT dapat segera diselesaikan dan digunakan. Terlebih, jadwal pengoperasian LRT
yang molor dari target dan baru Beroperasi pada 2021, diperkirakan bisa saja memunculkan
beberapa hal negatif jika tak segera diwujudkan secara nyata.

1. Rawan terjadi tindak korupsi karena memakan biaya yang besar


Besarnya biaya pembangunan kereta ringan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek)
yang menelan dana hingga Rp 500 miliar per kilometer (km), membuat Wapres Jusuf Kalla
angkat bicara. Dilansir dari cnbcindonesia.com, ia mempertanyakan tentang kemungkinan
untuk balik modal yang diperkirakan akan semakin lama dan tidak efisien dari segi
permodelan. Tak hanya itu, besarnya dana yang dikucurkan pada proyek LRT juga rawan
disalahgunakan (korupsi) jika tak segera diselesaikan.

2. Berpotensi menambah kemacetan karena proyek yang tak kunjung selesai

Selain rawan dikorupsi, pembangunan LRT yang tak kunjung selesai juga bisa berdampak
pada lalu lintas di sekitar proyek. Laman finance.detik.com menuliskan, Menteri Koordinator
bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan meminta maaf kepada masyarakat atas
kemacetan yang timbul oleh pengerjaan LRT Jabodebek. Hal tersebut terjadi karena tiga rute
yang dilintasi oleh pembangunan LRT tahap pertama sedang dikerjakan berbarengan.

3. Kendala dana yang bisa menjadi permasalahan tersendiri

Proyek prestisius macam LRT Jabodebek yang tengah dikebut pemerintah, disebut-sebut
sempat terkendala masalah pendanaan. Laman tirto.id menuliskan, pemerintah tengah
mencari solusi masalah itu dengan membuka beberapa opsi pembiayaan di luar APBN.
Seperti melalui skema Public Service Obligation (PSO) atau penugasan, penjaminan dari
pemerintah, dan pembiayaan ini diserahkan sepenuhnya kepada PT Adhi Karya. Jika tak
segera selesai dan beroperasi, tentu akan membuang banyak waktu dan tenaga. Termasuk
dana yang digunakan.

4. Rawan ditunggangi kepentingan politis

Pembangunan infrastruktur memang kerap menjadi bahan utama yang bisa ‘digoreng’
untuk kepentingan politis. Selain kritikan Jusuf Kalla tentang mahalnya biaya pembangunan
LRT, Prabowo juga ikut angkat suara menanggapi hal tersebut. Dilansir dari tirto.id, mantan
Danjen Kopassus itu menyebut ada indikasi mark up dalam proyek LRT di Indonesia.
Tudingan tersebut ramai lantaran para politikus, baik kubu Prabowo maupun Jokowi
memberikan respons berdasarkan asumsi masing-masing. Terbukti, isu apapun yang
berhubungan dengan Pembangunan infrastruktur bisa menjadi alat politik yang ampuh.

5. Menjadi sasaran polemik di masyarakat

Wapres Jusuf Kalla yang melontarkan kritikannya terkait biaya pembangunan LRT yang


mahal, akhirya sempat viral di dunia maya. Dilanisr dari laman tirto.id,
tagar #1km500Miliar bahkan sempat menjadi trending Twitter. Proyek ini juga menjadikan
Luhut sebagai sasaran kritik warganet gara-gara omongan Jusuf Kalla. Saat itu, ia diminta
untuk menepati janjinya mencium kaki Fahri Hamzah. Memang, bukan hanya pejabatnya saja
yang terlibat untuk urusan proyek besar negara. Masyarakat awam pun ikut memantau dan
sah-sah saja mengomentari peristiwa yang sedang terjadi.

2.4. Peta Lokasi


LRT Jabodebek terdiri atas tiga lintas pelayanan. Ketiganya terdiri atas lintas pelayanan
Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur.[23] Keseluruhan dari
tahap satu memiliki panjang 42,1 kilometer.[7] Sebagian besar ruas dari ketiga lintas
pelayanan dalam tahap satu memiliki rute yang berada di tepi jalan tol dengan konstruksi
layang.

Lintas pelayanan Cawang–Cibubur merupakan lintas pelayanan LRT Jabodebek yang


menghubungkan Stasiun Harjamukti dengan Stasiun Cawang. Lintas pelayanan ini memiliki
lima stasiun dengan jalur sepanjang 14,89 kilometer. Keseluruhan jalur lintas pelayanan ini
berada di sisi Jalan Tol Jagorawi.

(https://urbanjakarta.co.id/transit-oriented/?lang=id)
BAB III
PENUTUP

2.
3.
3.1. Kesimpulan

LRT merupakan salah satu angkutan massal yang efektif dalam mengatasi masalah
transportasi seperti kemacetan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam melakukan
pergerakan. LRT juga dapat mendukung pergerakan dengan lebih mudah cepat dan nyaman
dengan Tampungan kapasitas yang tinggi dan efektivitas waktu yang baik dalam
pergerakannya. Dalam perencanaannya belum terdapat peraturan perundang undangan
khusus yang mengatur dalam pengorasian dan teknis pelaksanaan lrt karena masih dalam
proses perencanaan dan pembangunan yang ada hanya aturan dasar dan peraturan daerah
yang dijadikan pedoman dalam pembangunan dan perencanaannya di Indonesia khususnya di
DKI Jakarta.

3.2. Saran

Persepsi Masyarakat yang buruk akan pembangunan infrastruktur harus dihilangkan agar
masyarakat memiliki pandangan dan ide yang sama mengenai pembangunan infrastruktur.
Dengan begitu akan timbul masyarakat yang peduli dan kritis terhadap pembangunan yang
terjadi di lingkungannya. Selain itu Partisipasi Masyarakat pun perlu ditingkatkan agar
pembangunan berjalan lancar, efektif, efisen dan sesuai denga harapan.meskipun dalam
penelitian ini tingkat partisipasi masyarakat terbilang cukup baik, usaha untuk makin
meningkatkan partisipasi tersebut tidak dapat diabaikan. Karna semakin tingginya partisipasi
akan berpengaruh juga terhadap pembangunan infrastruktur.

1. Untuk Pemerintah

a. Meningkatkan manajemen komunikasi dan penyampaian informasikepada masyarakat agar


tidak adanya informasi simpang siur dalampembangunan yang dapat membentuk persepsi
masyarakat menjadiburuk dengan cara dibentuknya sistem informasi yang mudahdiakses dan
bekerjasama dengan pemerintah setempat hingga levelRT/RW dalam penyebaran informasi
secara formal dengan rentangwaktu yang berkala, konsisten dan kontinyu.

b. Membentuk opini masyarakat akan pentingnya diselenggarakanpembangunan infrastruktur


dengan cara diadakan sosialisasi kepadamasyarakat agar memahami dan berada dalam satu
ide akanpentingnya penyelenggaraan pembangunan infrastruktur.

c. Pewadahan untuk menampung aspirasi masyarakat dengan caradibuatnya wadah khusus


bagi proyek MRT dengan alurpenyampaian aspirasi yang jelas sehingga seluruh
aspirasitertampung dalam satu wadah khusus dan terarah.

d. Pemerintah harus lebih siap dalam mengatasi hal-hal teknis dalampelaksanaan tugasnya
untuk menampung aspirasi masyarakat agaraspirasi dari masyarakat benar benar termobilisasi
dengan baikdengan cara diadakannya pelatihan yang lebih terhadap aparat pemerintah yang
bertugas dan diadakanya sosialisasi untuk aparat pemerintah setiap kegiatan penyerapan
aspirasi yang baru diadakan.

2. Untuk Masyarakat

e. Peningkatan inisiatif dan komitmen dari masyarakat sendiri agar partisipasi semakin
meningkat

f. Meningkatkan kepekaan dengan peduli oleh kondisi lingkungan sekitar

3. Untuk Koorporat :

a. Meminimalisir dampak-dampak negatif yang timbul akibat pembangunan seperti masalah


lingkungan. Dengan cara pemerintah terkait maupun pihak swasta perlu menguji dan
mengkaji AMDAL secara cermat dan selalu memonitoring perkembangan masalah
lingkungan yang timbul akibat pembangunan.

b. Melakukan pendekatan-pendekatan secara langsung yang sesuai dengan masyarakat


sekitar, agar lebih mudah melakukan kerjasama terkait dengan masyarakat sekitar
DAFTAR PUSTAKA

Dany,By. 2019. 5 Dampak Negatif Jika Pembangunan LRT Jabodebek Tak Kunjung Selesai
Dikerjakan. https://www.boombastis.com/jika-pembangunan-lrt-molor/201376.
(diakses 12 February 2022)

Yasa,Agne. 20 April 2020. Pembangunan Infrastruktur Mulai Berdampak Positif pada


Investasi.https://ekonomi.bisnis.com/read/20200420/45/1229587/pembangunan-
infrastruktur-mulai-berdampak-positif-pada-investasi(diakses 12 February 2022)
Kharisma, A. 2017. Persepsi dan Pasrtisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Infrastruktur. http://eprints.undip.ac.id/59548/5/BAB_4.pdf. (di akses pada 13
February 2022)
Ensiklopedia.2017. Perkembangan Tranportasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Transportasi.
(di akses pada 12 February 2022)
Azmi,Muhammad Irsyad Widiatmaka. Munibah, Khursatul. February 2022. Pemodelan
Perubahan Penggunaan Lahan Akibat Pembangunan Light Rapid Transit.
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105841. (diakses pada 12 February
2022)

Fanani,Faizal. 3 Oktober, 2019. Lahan di Bekasi Masih Jadi Penghambat Pembangunan LRT
Jabodebek. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4077638/lahan-di-bekasi-masih-
jadi-penghambat-pembangunan-lrt-jabodebek. (diakses pada 12 February 2022)
LAMPIRAN

Proses tahap pembuatan LRT

Anda mungkin juga menyukai