Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR SURVEY JALAN DAN DRAINASE KELURAHAN JOMBLANG

Mata Kuliah Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota

Dosen Pengampu:

 Bintang Septiarani, ST, MT (Koordinator)

 Widjonarko, ST, MT

 Mardwi Rahdriawan, ST, MT

Disusun oleh:

Maghriza Rakha Adyatma 40030317060027

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DEPARTEMEN SIPIL DAN PERENCANAAN

SEKOLAH VOKASI UNIVERISTAS DIPONEGORO

SEMARANG

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................................................... ii
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 1
1. 1 Latar Belakang.................................................................................................................................. 1
1. 2 Tujuan dan Sasaran .......................................................................................................................... 1
1. 2. 1 Tujuan ...................................................................................................................................... 1
1. 2. 2 Sasaran ..................................................................................................................................... 2
1. 3 Ruang Lingkup Wilayah .................................................................................................................... 2
Ruang Lingkup Makro ......................................................................................................................... 2
Ruang Lingkup Mikro .......................................................................................................................... 2
1. 4 Ruang Lingkup Materi ...................................................................................................................... 3
BAB 2 ........................................................................................................................................................... 4
HASIL PENGAMATAN .................................................................................................................................. 4
2. 1 Sistem Jaringan Jalan ....................................................................................................................... 4
2. 1. 1 Hirarki dan Fungsi Jalan ........................................................................................................... 4
2. 2 Geometri Jalan ................................................................................................................................. 7
2. 2. 2 Perkerasan Jalan ...................................................................................................................... 9
2. 2. 3 Bangunan Pelengkap Jalan ....................................................................................................... 9
2. 2. 4 Karakteristik pergerakan ........................................................................................................ 10
2. 3 Sistem Drainase ............................................................................................................................. 12
2. 3. 1 Kondisi Sistem Drainase ......................................................................................................... 13
2. 3. 2 Hirarki Fungsi ......................................................................................................................... 13
2. 3. 3 Karakteristik Sistem Drainase ................................................................................................ 14
BAB 3 ......................................................................................................................................................... 15
PERMASALAHAN ....................................................................................................................................... 15
3. 1 Permasalahan Jalan ....................................................................................................................... 15
3. 2 Permasalahan Drainase ................................................................................................................. 15
BAB 4 ......................................................................................................................................................... 16
KESIMPULAN ............................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................... 17

i
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas semua
limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akhir Survey
Jaan dan Drainase Kelurahan Jomblang. Harapan saya, semoga laporan yang telah tersusun ini
dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah
wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah ini menjadi lebih baik lagi. Sebagai penulis, saya mengakui bahwasanya masih banyak
kekurangan yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi memperbaiki laporan
ini agar lebih baik lagi. TerimaKasih.

Semarang, 30 Maret 2019

Penyusun,

Maghriza Rakha Adyatma

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1Latar Belakang
Dalam pembangunan suatu wilayah dan kota tidak terlepas dari fasilitas pendukung
sarana dan prasarananya. Segala sesuatu yang menjadi penunjang utama terselenggaranya
suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dan sebagainya) disebut dengan prasarana. Jalan
merupakan salah satu prasarana transportasi yang memiliki fungsi memudahkan kegiatan
manusia. Menurut Undang-undang No 38 Tahun 2004 Jalan adalah prasarana transportasi
darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan
tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Berdasarkan fungsinya jalan berfungsi untuk
memudahkan aksesibilitas manusia, Namun pada kenyataannya banyak jalan yang kurang
berfungsi optimal sebagai penghubung wilayah satu dengan wilayah yang lainnya. Dalam
pembangunan suatu jalan menjadi sebuah kebutuhan bahwa jalan sebaiknya di bangun juga
bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan supaya jalan dapat digunakan secara optimal.
Drainase merupakan salah satu bangunan pelengkap jalan. Drainase adalah lengkungan
atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun
dibuat oleh manusia. Drainase berfungsi menyalurkan kelebihan air dari suatu kawasan ke
badan air penerima. Drainase harus dibangun sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
supaya dapat memiliki fungsi optimal. Namun kenyataannya pada saat ini drainase banyak
yang tidak berfungsi optimal. Banyak drainase yang tersumbat dan banyak sampah yang
terbawa aliran air di saluran drainase. Drainase yang tidak berfungsi menyebabkan air hujan
menggenang dan menyebabkan adanya limpasan pada badan jalan yang akan mengakibatkan
banjir dan juga masuk ke dalam lapisan perkerasan aspal sehingga merusak lapisan di
atasnya.

1. 2Tujuan dan Sasaran


1. 2. 1 Tujuan
Tujuan pembuatan laporan akhir ini adalah untuk mengetahui sistem infrastruktur
jalan dan drainase yang tersedia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari dengan
melakukan survei lapangan sesuai dengan ketetntuan desain survei.

1
1. 2. 2 Sasaran
 Menyusun Desain Survey Infrastruktur Jalan
 Menyusun Desain Survey Infrastruktur Drainase
 Melakukan Observasi Jalan
 Melakukan Observasi Drainase
 Melakukan Traffic Counting jalan kelas tertinggi
 Menghitung Nilai Kejenuhan Jalan
 Menghitung proyeksi jalan
 Menyusun Laporan Akhir

1. 3 Ruang Lingkup Wilayah


Ruang Lingkup Makro
Kota Semarang merupakan ibu kota Jawa Tengah. Kota Semarang terletak antara
garis 6°50' - 7°10' Lintang Selatan dan garis 109°35 - 110°50' Bujur Timur. Kota
Semarang berbatasan dengan Kabupaten Kendal pada Sebelah Barat, sebelah Timur
dengan kabupaten Demak, sebelah Selatan dengan kabupaten Semarang dan sebelah
Utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai meliputi 13,6 Km.
Ketinggian Kota Semarang terletak antara 0,75 sampai dengan 348,00 di atas garis
pantai. Secara administratif, Kota Semarang terbagi menjadi 16 kecamatan. dan 177
kelurahan. Luas Kota Semarang mencapai 373,70 Km2.

Ruang Lingkup Mikro

Candisari merupakan salah satu Kecamatan di Kota Semarang. Kecamatan


Candisari memiliki luas wilayah sebesar 578.51 Ha. Secara administratif Kecamatan
Candisari memiliki 7 kelurahan yakni Kelurahan Jatingaleh, Kr. Anyar Gunung,
Jomblang, Candi, Kaliwiru, Wonotinggal dan Tegalsari. Kecamatan Candisari
memiliki batas-batas administratif yakni Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Semarang Selatan, Sebelah Barat: Kecamatan Gajah Mungkur, Sebelah Timur:
Kecamatan Tembalang dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Banyumanik.

2
Kelurahan Jomblang memiliki luas wilayah 22.962 km². Kelurahan Jomblang
terdiri dari 15 RW dan 120 RT. Kelurahan Jomblang yang menjadi wilayah studi
merupakan bagian dari Kecamatan Candisari yang terletak pada BWK II Kota
Semarang, yang berlokasi tidak jauh dari pusat perkotaan. Untuk batas-batas
administrasi Kelurahan Jomblang adalah bagian utara berbatasan dengan Jalan Tentara
Pelajar, Sebelah barat Jalan Tol Seksi C Jatingaleh, Sebelah selatan Jalan Karanganyar
Gunung dan Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Wahidin.

1. 4 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi yang dibahas pada laporan ini meliputi jaringan jalan,
hirarki dan fungsi jalan, geometri jalan, perkerasan jalan, bangunan pelengkap jalan,
kondisi sistem drainase, hirarki fungsi drainase dan karakteristik sistem drainase. Survei
yang dilakukan yaitu survey sekunder dan survey primer. Survei Sekunder dilakukan
dengan cara telaah dokumen dari Instansi Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang.
Sedangkan, Survei Primer dilakukan untuk melengkapi data yang tidak ada saat
melakukan telaah dokumen. Preparat survey yang digunakan yaitu form observasi jalan,
drainase, aplikasi smartpone penghitung traffic counting, camera, gps.
3
BAB 2
HASIL PENGAMATAN
2. 1 Sistem Jaringan Jalan
Menurut Undang-undang No 38 Tahun 2004 Jalan adalah prasarana transportasi
darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Sistem jaringan jalan
adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat
pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu
hubungan hierarkis. Jalan dikelompokan kedalam dua jenis yaitu, jalan primer dan jalan
sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat
nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-
pusat kegiatan. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan
perkotaan.

2. 1. 1Hirarki dan Fungsi Jalan


Hirarki dan fungsi jalan menurut Undang-undang No 38 Tahun 2004 dibagi
menjadi empat(4) kelompok yaitu jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan
lingkungan.

1. Jalan arteri adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara berdaya guna.
a. Jalan Arteri Primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna
antar-pusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan wilayah.
b. Jalan Arteri Sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan
kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder
kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawsan sekunder kedua.

4
2. Jalan Kolektor jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau
pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah
jalan masuk dibatasi.
a. Kolektor Primer adalah jalan yang memiliki lebar minimal 9 m yang
menghubungkan secara berdaya guna antar-pusat kegiatan Wilayah dengan pusat
kegiatan lokal.
b. Kolektor Sekunder adalah jalan yang memiliki lebar minimal 9 m yang
menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua, atau
kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.
3. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
a. Lokal Primer adalah jalan yang memiliki lebar minimal 7,5 m yang
menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan,
antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan
lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan.
b. Lokal Sekunder adalah jalan yang memiliki lebar minimal 7,5 m
menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder
kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke
perumahan.
4. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
a. Lingkungan Primer adalah jalan yang memiliki lebar minimal 6,5 m
menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan perdesaan dan jalan di
dalam lingkungan kawasan perdesaan.
b. Lingkungan Sekunder adalah jalan yang memiliki lebar minimal 3,5 m
menghubungkan antarpersil dalam kawasan perkotaan.
Diketahui terdapat bebrbagai Hierarki jaringan jalan yang terdapat di Kelurahan
Jomblang Kecamatan Candisari, yakni jaringan jalan Kolektor Sekunder yang di ambil
sampel berada pada jalan Tentara Pelajar. Jalan Tentara Pelajar disimpulkan menjadi jalan
kolektor sekunder karena memiliki lebar 10 m, dilalui kendaraan dengan perjalanan jarak
5
sedang, dan kecepatan rata-rata sedang, dan juga jalan tersebut menghubungkan pusat
sekunder kedua yang berada di Kecamatan Semarang Selatan dengan pusat sekunder
kedua yang berada di Kecamatan Candisari. Jalan lokal primer yang memiliki lebar 9 m
yang diambil sampel berada pada jalan Cinde Barat karena jalan tersebut menghubungkan
pusat kegiatan wilayah yang berada di pusat Kecamatan Candisari ke pusat kegiatan
lingkungan yang berada di Kelurahan Jomblang. Jalan lingkungan primer yang diambil
sampel berada Di Jalan Cinde Selatan, karena pada jalan tersebut memiliki ciri perjalanan
jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah menghubungkan jalan yang menghubungkan
antarpusat kegiatan di dalam kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan
perdesaan. Jalan lingkungan sekunder yang di ambil sampel di jalan cinde selatan 1 yang
memiliki ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah jalan yang
menghubungkan antarpersil dalam kawasan perkotaan.

Jalan Tentara Pelajar


Jalan Kolektor Sekunder

Jalan Cinde Barat


Jalan Lokal Primer

Jalan Cinde Selatan


Jalan Lingkungan Primer

6
Jalan Cinde Selatan 1
Jalan Lingkungan Sekunder

2. 2 Geometri Jalan
Geometri jalan merupakan bangunan badan jalan diatas permukaan tanah baik
secara vertikal maupun horizontal dengan asumsi bahwa permukaan tanah tidak rata.
Tujuan geometri jalan yaitu menciptakan hubungan antar waktu dan ruang menurut
kebutuhan kendaraan yang bersangkutan, dan menghasilkan bagian-bagian sesuai
persyaratan kenyamanan dan keamanan. Tujuan dari perancangan geometrik jalan adalah
menghasilkan infrastruktur yang aman dan nyaman kepada pemakai jalan. Parameter
dasar perancangan geomteri jalan yaitu ukuran kendaraan,kecepatan rencana, volume dan
kapasitas, dan tingkat pelayanan.

Berdasarkan hasil survei di Kelurahan Jomblang diketahui berbagai jenis jalan,


yakni:

1. Jalan Tentara Pelajar yang terletak di Kelurahan Jomblang merupakan hirarki


jalan kolektor sekunder, dengan ciri mempunyai lebar jalan 10 meter, bahu jalan
0,5 meter. Penampang melintangnya dapat dilihat sebagai berikut:

PANGKAL JALAN
2. J
a
l
a
n

7
UJUNG JALAN
3. C
i
n
d
e

B
2. Jalan Cinde Barat di Kelurahan Jomblang merupakan jalan lokal primer dengan
lebar jalan 9 meter, bahu jalan 0 meter. Penampang melintangnya dapat dilihat
sebagai berikut:

3. Jalan Cinde Selatan di Kelurahan Jomblang merupakan jalan lingkungan primer


dengan lebar jalan 6,5 meter, dan bahu jalan 1 meter di bagian timur dan 0,5
meter di bagian barat.

8
4. Jalan Cinde Selatan 1 di Kelurahan Jomblang merupakan jalan lingkungan
sekunder dengan lebar jalan 3,5 meter, dan bahu jalan 1 meter.

2. 2. 2 Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas. Perkerasan kaku adalah struktur yang terdiri atas pelat
beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus
dengan tulangan, terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar, tanpa atau dengan
lapis permukaan beraspal. Diketahui perkerasan yang digunakan di semua jalan di Kelurahan
Jomblang adalah aspal hot mix.

2. 2. 3 Bangunan Pelengkap Jalan


Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1980, jalan merupakan suatu prasarana
perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu-lintas. Bangunan
pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari jalan, antara lain:
jembatan, overpass ( lintas atas ), Underpass (lintas bawah), tempat parkir, gorong-gorong,
tembok penahan dan saluran air jalan, lampu jalan. Yang termasuk perlengkapan jalan
antara lain : rambu-rambu jalan, rambu-rambu lalu-lintas, tanda-tanda jalan, pagar pengaman
lalu-lintas, pagar dan patok daerah milik jalan. Berdasarkan hasil survei di Kelurahan
Jomblang mempunyai bangunan pelengkap jalan yaitu gorong-gorong atau biasa disebut
drainase dan lampu jalan. Sedangkan bangunan perlengkapan jalan di Kelurahan Jomblang

9
yaitu rabu-rabu lalu lintas, rambu-rambu jalan, tanda-tanda jalan jalan. Berikut foto yang
pelengkap dan perlengkapan jalan yang terdapat di Kelurahan Jomblang:

Halte Bus Rambu Lalu Lintas Rambu Jalan

Lampu Jalan Drainase

2. 2. 4 Karakteristik pergerakan
Karakteristik pergerakan terbentuk akibat adanya aktifitas yang dilalukan di ruang
terbuka. Keterkaitan antara wilayah ruang sangat berperan untuk menciptaakan pola sebaran
tata guna lahan dengan pola perjalan orang. Untuk mengidentifikasi karakteristik pelaku
pergerakan, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif
kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena yang terjadi menggunakan angka-
angka, tabel, diagram atau kurva dengan jelas sehingga muncul penggambaran data yang

10
diharapkan. Pada penelitian ini, metode analisis deskriptif kuantitatif akan menjelaskan
terkait karakteristik pergerakan dari hasil kuesioner dan observasi menggunakan angka,
diagram atau kurva sehingga tergambar dengan jelas karakteristik pergerakan yang dapat
digunakan untuk sasaran selanjutnya.

Berdasarkan survei di Kelurahan Jomblang, hirarki jalan yang paling tinggi adalah jalan
Tentara Pelajar, yaitu jalan kolektor sekunder, yang dapat dihitung traffic counting, berikut
perhitungannya:

Volume Lalu Lintas


Hari,
Waktu Moda (Kendaraan/jam) SMP/Jam
Tanggal
Dari Timur ke Barat
14:15 MC 2200 1100
Rabu, 14
WIB - LV 158 325
Maret
15:15 HV 11 14,3
2019
WIB Total 2369 1439,3

Perhitungan volume kendaraan dari kendaraan/jam menjadi smp/jam

MC (Sepedah Motor) : 2200 x 0,5 = 1100 smp/jam

LV (Mobil, Mobil Pick up, angkot) : 158 x 1 = 158 smp/jam

HV (Truk, bis) : 11 x 1,3 = 14,3smp/jam

Jumlah keseluruhan volume kendaraan adalah 1439,3 smp/jam

Diketahui:

• CO (Empat lajur tak terbagi) 1500/lajur) = 1500 x 2= 3000

• FCw (Lebar Lajur Efektif 3 meter = 0,92)

• FCSP ( Empat Lajur 4/2 ; pembagian arah 50%50% = 1,00)

• FCSF (Empat Lajur dibagi dua 4/2; tidak ada median jalan dengan hambatan samping 0,94)
bahu jalan di Jalan Tentara Pelajar 0,5 m

11
• FCCS Ukuran Kota (Jumlah penduduk kelurahan 17.322 jiwa; faktor penyesuaian untuk
ukuran kota)= 0,86

• Volume lalu lintas adalah 1439,3 smp/jam

• r : laju pertumbuhan : 4%

Rumus:

C (Kapasitas Jalan)= CO x FCW X FCSP x FCSF x FCCS smp/jam

C = 3000 x 0,92 x 1,00 x 0,94 x 0,86= 2.231,18 smp/jam

P20= 1439,3 (1+0,04)^20= 3152,06

LHS= P20/C

LHS = 3.152,06/2.231,18 =1,41

Maka kesimpulannya untuk 20 tahun mendatang maka seharusnya dilakukan penambahan


ruas ke arah timur di Jalan Tentara Pelajar sebanyak 2 ruas jalan.

2. 3 Sistem Drainase
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik
yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang berfungsi menyalurkan
kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air penerima. Sistem Drainase Perkotaan adalah
satu kesatuan sistem teknis dan non teknis dari prasarana dan Sarana Drainase perkotaan.
Sistem Drainase Perkotaan terdiri atas sistem teknis dan sistem non teknis. Sistem teknis
merupakan jaringan drainase perkotaan yang terdiri dari saluran induk/primer, saluran
sekunder, saluran tersier, saluran lokal, bangunan peresapan, bangunan tampungan beserta
sarana pelengkapnya yang berhubungan secara sistemik satu dengan lainnya. Sistem non
teknis drainase perkotaan merupakan dukungan terhadap sistem teknis drainase perkotaan
terkait dengan pembiayaan, peran masyarakat, peraturan perundang-undangan, institusi, sosial
ekonomi dan budaya, dan kesehatan lingkungan permukiman. Sistem drainase berdasarkan
fungsinya di Kelurahan Jomblang, jalan Tentara Pelajar, jalan Cinde Barat, jalan Cinde
Selatan dan Jalan Cinde Selatan 1 adalah drainase buatan yang menggunakan sistem drainase
teknis dengan konstruksi saluran tertupup dan terbuka.

12
2. 3. 1 Kondisi Sistem Drainase
Kondisi sistem drainase merupakan kondisi drainase yang terdapat Di Jalan Tentara
Pelajar kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari. Diketahui panjang drainase pada jalan
tersebut adalah 1970 m. Pada drainase yang ada di Kelurahan Jomblang, terdapat drainase
yang ada di kanan dan kiri jalan. Untuk kondisi drainase yang ada di jalan tersebut tergolong
kurang baik, namun kurang terawat. Diketahui dimana drainase di jalan tersebut kurang baik
karena ada beberapa drainase yang rusak di beberapa titik, sepert di ujung drainase dan
adapula dibeberpaa titik terdapat tumbuhan-tumbuhan liar yang tumbuh, sehingga
mengganggu jalannya arus aliran air drainase yang berpotensi mengakibatkan banjir di
wilayah tersebut.

Drainase Jl. Drainase Jl. Drainase Jl. Cinde


Cinde Barat Cinde Selatan Selatan 1

Drainase Jl. Tentara Pelajar

2. 3. 2 Hirarki Fungsi
Sistem drainase dibedakan menjadi 3 jenis yaitu, sistem drainase utama, sistem drainase
lokal, dan pengendalian banjir. Sistem drainase lokal merupakan saluran drainase primer,
sekunder, tersier, beserta bangunan pelengkapnya, berfungsi melayani sebgaian besar
kepentingan warga masyarakat. Sistem drainase lokal merupakan saluran awal untu melayani
13
kawasan kota tertentu, seperti komplek permukiman, areal pasar, areal industri dan komersial.
Pengendalian banjir berfungsi mengendalikan banjir sungai, sehingga tidak mengganggu, dan
bermanfaat untuk kehidupan manusia. Kelurahan Jomblang mempunya sistem drainase utama,
sistem drainase lokla, dan pengendalian banjir. Jalan Tentara Pelajar mempunyai sistem
drainase utama dan sistem pengendalian banjir. Jalan Cinde Barat dan Jalan Cinde Selatan
mempunyai sistem drainase lokal, karena melayani kepentingan warga setempat.

2. 3. 3 Karakteristik Sistem Drainase


Sistem drainase dibedakan menjadi dua berdasarkan fungsinya yaitu: fungsi
multipurpose dan single purpose. Multi purpose yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan
beberapa jenis air buangan baik secara bercampur maupun bergantian. Ssitem drainase single
purpose yaitusaluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan
saja atau air bungan yang lainnya seperti limbah domestik, dan air limbah industri.
Berdasarkan hasil survei sistem drainase yang digunakan yaitu multi purpose, baik di jalan
Hassanudin, jalan Peres, dan jalan Perbalan. Hal ini dikarenakan air bungan yang dibuang ke
drainase merupakan air campuran dari limbah rumah tangga, air hujan, sampai limbah
industri. Dalam menentukan air limpasan dapat diketahui melalui perhitungan berikut

Sistem Drainase

C (Koefisien air larian) = 0,75 (Kawasan Permukiman Multi Satuan, berdempetan (rapat))

iP (Intensitas hujan) = 0,6 mm/jam

A (Luas daerah) = 108 Ha

Jawab :

Qp = 0,0028 C iP A

Qp = 0,0028 x 0,75 x 0,6 x 108

Qp = 0,136 m3/detik

Sehingga air limpasan pada Kelurahan Jomblang sebesar 0,136 m3/detik.

14
BAB 3
PERMASALAHAN
3. 1Permasalahan Jalan
Diketahui permasalahan yang ada di jalan di Kelurahan Jomblang Kecamatan
Candisari, terdapat berbagai macam permasalahan. Pada jalan Tentara Pelajar yang dimana
termasuk jalan kolektor primer terdapat permasalahan yakni permasalahan parkir yang
terdapat di bahu jalan, diketahui. Diketahui bahu jalan yang terdapat di Jalan Tentara Pelajar
memiliki lebar yang kecil yakni 0,5 meter, namun banyak kendaraan roda empat yang parkir
di bahu jalan tersebut, sehingga dapat mengganggu kelancaran lalu intas. Dilain sisi juga
terdapat permasalahan perlengkapan rambu lalu lintas yang dicoret-coret di jalan Tentara
Pelajar, sehingga penggunaan rambu-rambu lalu lintas di jalan tersebut dapat terganggu.
Sementara itu pada jalan lokal primer yang kami ambil sampel berada Di Jalan Cinde Barat.
Pada jalan tersebut terdapat permasalahan yakni kurangnya rambu-rambu lalu lintas, tidak
adanya garis marka jalan, sehingga mengurangi kenyamanan bagi pengguna jalan. Kemudian
untuk kelas jalan lingkungan primer yang dimana diambil sampel di Jalan Cinde Selatan,
memiliki permasalahan masih banyaknya jalan yang berlubang sehingga mengurangi
keyamanan pengguna jalan. Dan untuk kelas jalan terakhir yakni jalan lingkungan sekunder
untuk roda dua di ambil sampel di Jalan Cinde Selatan 1 dimana tidak ada permasalahan pada
jalan tersebut yang diketahui.

3. 2 Permasalahan Drainase
Permasalah drainase yang terdapat di Kelurahan Jomblang adalah banyaknya drainase
yang rusak terutama di beberapa titik di jalur drainase tersebut. Diketahui banyak drainase
yang terdapat banyak tumbuhan liar sehingga mengakibatkan tersumbatnya drainase tersebut
dan berpotensi mengakibatkan banjir. Rusaknya dan terdapatanya tumbuhan liar drainase
terdapat di Jalan Tentara Pelajar. Di Jalan Cinde Selatan 1 tidak rusak namun memiliki
tumbuhan liar yang tumbuh. Pada drainase di jalan Cinde Barat dan Cinde Selatan 1 tidak
memiliki permasalahan pada drainase.

15
BAB 4
KESIMPULAN

Disimpulkan bahwa Di Kelurahan Jomblang terdapat 4 hierarki jalan, yakni Jalan


Kolektor Sekunder yang diambil sampel pada jalan Tentara pelajar, Lokal Primer diambil sampel
pada Jalan Cinde Barat, Lingkungan Primer yang diambil sampel pada Jalan Cinde Selatan
Sekunder dan Lingkungan Sekunder yang diambil sampel pada Jalan Cinde Selatan 1. Untuk
perhitungan traffic counting di ambil di Jalan Tentara Pelajar dengan arah dari barat ke timur
yang telah dihitung untuk proyeksi 20 tahun dengan hasil harus di beri tambahan 2 ruas jalan
untuk waktu 20 tahun mendatang agar menyesuaikan terhadap kebutuhan penggunaan jalan pada
waktu tersebut. Permasalahan jalan yang terdapat di Kelurahan Jomblang adalah rusaknya
beberapa titik jalan, kurangnya rambu lalu lintas, tidak adanya marka jalan dan banyaknya
kendaraan roda empat yang parkir di bahu jalan. Untuk drainase di Di Kelurahan Jomblang
dibagi menjadi 3 sistem hierarki drainase yakni sistem drainase utama, pengendali banjir dan
lokal. Jalan Tentara Pelajar mempunyai sistem drainase utama dan sistem pengendalian banjir.
Jalan Cinde Barat dan Jalan Cinde Selatan mempunyai sistem drainase lokal, karena melayani
kepentingan warga setempat. Permasalahan jalan yang terdapat di Kelurahan Jomblang adalah
rusaknya beberapa titik saluran drainase, terdapatanya tumbuhan liat yang tumbuh di dalam
drainase. Dalam perhitungan untuk mencari air limpasan pada drainase yang berada Di Kelurahan
Jomblang diketahui sebesar 0,136 m3/detik, yang tergolong sedikit.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.Tanpa Tahun. “Kelurahan Jomblang,” dalam http://keccandisari.semarangkota.go.id .


Diakses Minggu, 31 Maret 2018.

Arrosyad Htri. 2017. “Sistem Jaringan Jalan,” dalam eprints.umm.ac.id/35091/3/jiptummpp-gdl-


hafidtriar-46974-3-babii.pdf. Diunduh Senin, 25 Maret 2019.
Bethary, Rindu Twidi dkk. 2015. Analisiskerusakan Danperencanaantebal Perkerasan Jalan kaku
dengan metode bina Marga 2003 (Studikasus: Jl. Rayabojonegara–Serdangkm2). Dalam
Jurnal Fondasi, Volume 4 Nomor 2.

Departemen Pekerjaan Umum. 2017. “Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap,” dalam


sibima.pu.go.id/mod/resource/view.php?id=12017. Diunduh Senin, 25 Maret 2019.
Infiniferro Maria. 2012. “Sistem Drainase,” dalam https://maria.co.id/sistem-drainase/. Diunduh
Senin, 25 Maret 2019.
Kecematan Semarang Utara. 2019. “Profil Kecamatan Semarang Utara,” dalam
http://kecsmgutara.semarangkota.go.id/profil-kecamatan. Diunduh Senin, 25 Maret 2019.
Lamma’pongkalua Y. 2016. “Karakteristik Jalan,” dalam e-
journal.uajy.ac.id/9859/4/3TS14423.pdf. Diunduh Senin, 25 Maret 2019.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/Prt/M/2011 Tentang Persyaratan Teknis Jalan Dan
Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.

Peraturan Daerah Kota Semarang No 8. 2004. Tentang RDTRK Kota Semarang Bagian Wilayah
Kota II. Semarang.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 12 /PRT/M/2014. 2014.
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan. Semarang.
Supriyadi, Khumaedi, M. Yusuf. 2013. “Penelitian Instrusi Air Laut di Kawasan Semarang Utara
dengan Metode Gaya Berat Mikro Antara Waktu,”dalam Jurnal Fisika. Vol 3/No.1. Mei
2013. Hlm. 219-230. Semarang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

17

Anda mungkin juga menyukai