Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

Pengembangan Trans Pakuan Sebagai Penerapan Konsep Green


Transportation di Kota Bogor

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah infrastruktur transportasi

Dosen pengampu : Rikki Sofyan Rizal, S. Tr., M. T.

Disusun Oleh :

Ega Shifa Yuniar 2101411013

Siti Sulaematussadiah Azzahra 2101411016

PROGRAM STUDI

D-4 TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Infrastruktur
Transportasi, dengan judul : “Pengembangan Trans Pakuan Sebagai
Penerapan Konsep Green Transportation di Kota Bogor”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khusunya pada bidang
infrastruktur transportasi.

Depok, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar ..........................................................................................

Pendahuluan...............................................................................................

Bab I............................................................................................................

1.1. Latar Belakang.......................................................................................


1.2. Rumusan Masalah.................................................................................
1.3. Tujuan Makalah.....................................................................................
1.4. Manfaat Makalah..................................................................................

Bab II............................................................................................................

PEMBAHASAN..............................................................................................

2.1. Konsep Green Transportasi dalam Pengembangan Traspakuan................

2.2. Pemilihan moda Traspakuan Dengan Analisis Travel Demand...................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pembangunan infrastruktur transportasi merupakan bagian dari pembangunan
nasional. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur diyakini sebagai motor
pembangunan suatu kawasan. Begitu banyak peran pemerintah untuk
menyediakan fasilitas yang berkualitas, baik dalam pengaturan kerangka investasi
maupun regulasi melalui peningkatan rehabilitasi dan peningkatan kapasitas
fasilitas infrastruktur yang rusak, serta pembangunan baru.

Akibat negatif dari pembangunan daerah, pembangunan berkelanjutan dan


pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan menjadi topik pembicaraan
yang populer dalam beberapa tahun terakhir. Tak terkecuali dalam hal
mempengaruhi pola perencanaan dan pembangunan sektor. Transportasi
merupakan salah satu industri penting yang membantu mendukung perekonomian
daerah. Perencanaan dan pembangunan di bidang transportasi umumnya memiliki
dampak positif dan negatif.Perencanaan dan pengembangan sektor transportasi
berpengaruh positif terhadap kegiatan ekonomi karena memudahkan penduduk
suatu wilayah untuk bergerak dan bergerak. dampak negatif industri transportasi
terutama terkait dengan faktor lingkungan, transportasi merupakan salah satu
sumber emisi gas rumah kaca. Transportasi darat menyumbang 74% emisi pada
tahun 2004 (Dewan Nasional Perubahan Iklim, 2010), sedangkan teknologi
transportasi berbasis minyak bumi (95% ) menghasilkan 6,3 Gton emisi CO 2
(sekitar 12% dari sumber emisi global). Menurut Dewan Nasional Perubahan
Iklim (2010), sektor transportasi Indonesia mengeluarkan 78 Mton CO 2 pada
tahun 2004, dengan transportasi darat menyumbang 88% dari emisi tersebut.
Sebagai komponen keberlanjutan pembangunan, gagasan transportasi
berkelanjutan atau green transportation bertujuan untuk menyeimbangkan antara
keuntungan dan kerugian dari sektor transportasi. Dengan kata lain,
pengembangan industri transportasi sesuai dengan gagasan kebutuhan transportasi
berkelanjutan. untuk dapat memenuhi fungsinya sebagai penunjang mobilitas
dengan tetap memperhatikan dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan.
Selain itu, pengembangan konsep transportasi yang berkelanjutan harus
memperhatikan masyarakat sebagai objek yang terkena dampak dari perspektif
sosial. Isu tersebut berdampak langsung dan tidak langsung terhadap kesehatan
masyarakat sebagai akibat dari emisi gas rumah kaca dari pembangunan
transportasi. Kecenderungan masalah terhadap pengembangan konsep transportasi
berkelanjutan memunculkan upaya terkait dengan target pengurangan emisi yang
menekankan pada dampak negatif lingkungan dari pembangunan sektor
transportasi. Melalui Transportation Demand Management (TDM), salah satu
strateginya adalah mengurangi penggunaan mobil pribadi dan meningkatkan
penggunaan transportasi umum. Strategi lainnya adalah mengurangi penggunaan
bahan bakar fosil dan meningkatkan efisiensi sistem transportasi massal (BRT dan
sistem transit). Dengan adanya perbaikan sistem transportasi massal yang
merupakan salah satu komponen penerapan TDM berupa penyediaan moda
alternatif, maka kedua strategi tersebut saling berhubungan (Ferguson, 2000).

Penerapan sistem Bus Rapid Transit (BRT) telah menjadi komponen utama
peningkatan sistem transportasi massal selama dua dekade terakhir, dengan kota
Bogor menjadi satu-satunya pengecualian. Penggunaan sistem BRT untuk
meningkatkan transportasi massal umum di Kota Bogor merupakan salah satu
contoh sektor pembangunan yang dikenal dengan transportasi berbasis green
infrastructure. Istilah ini mengacu pada gagasan green infrastructure, yang
menekankan pada transportasi berkelanjutan dalam upaya mengurangi dampak
negatif pembangunan di sektor transportasi baik sekarang maupun di masa depan.
Sistem BRT Kota Bogor pertama kali diterapkan pada tahun 2007 melalui Operasi
Trans Pakuan. Trans Pakuan merupakan salah satu kebijakan reformasi angkutan
umum di Kota Bogor berdasarkan Revisi Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor
102 Tahun 1999, Revisi Nomor 6 Perda Kota Bogor Tahun 2005, dan Penetapan
Peraturan Walikota Bogor. Pengembangan koridor BRT, feeder BRT, dan
rerouting merupakan elemen kebijakan reformasi angkutan umum Kota Bogor;
rasionalisasi jumlah angkutan umum dengan mengalihkan program, memindahkan
kendaraan ke rute yang lebih sedikit, dan mengurangi jumlah kendaraan;
pembatasan perpanjangan izin; dan penyesuaian manajemen angkutan umum.
Trans Pakuan yang mulai dibangun pada 2007, termasuk dalam kebijakan
reformasi penataan ulang jaringan trayek (pembangunan koridor BRT Kota
Bogor).

jaringan utama untuk pertumbuhan Trans. Koridor BRT Pakuan dimaksudkan


untuk melayani tujuh koridor, dan hingga tiga koridor yang beroperasi secara
teratur dibangun pada tahun 2013. Menurut Dishub Kota Bogor (2013),
pengoperasian Trans Pakuan belum mencapai layanan yang optimal kinerja
koridor 2 (6,25%) dan 3 (54,17%). Selain itu, faktor beban ketiga koridor Trans
Pakuan berfluktuasi sejak tahun pertama beroperasi. Ketersediaan angkutan umum
perkotaan yang Telah ada 3.412 unit kendaraan yang melayani di 23 trayek (Dinas
Perhubungan Kota Bogor, 2013), mempengaruhi Tingkat load factor yang rendah
di Trans Pakuan. Jika dibandingkan dengan Trans Pakuan yang hanya memiliki
tiga koridor pelayanan dan armada 27 unit pada tahun 2013 , Komposisi
pelayanan angkutan umum perkotaan Kota Bogor menunjukkan bahwa pelayanan
tersebut memenuhi kebutuhan angkutan umum.

Potensi pengembangan Trans Pakuan sebagai sarana angkutan umum massal


dengan konsep green transportation harus dikaji berdasarkan perbandingan
tersebut. Melalui identifikasi peluang pemilihan, moda Trans Pakuan
dibandingkan dengan angkutan umum perkotaan yang tersedia (angkutan kota)
untuk transportasi. Analisis potensi pengembangan Trans Pakuan di Kota Bogor
ini dilakukan. Mempertimbangkan tingginya jumlah pilihan transportasi umum
Kota Bogor ketika memilih moda transportasi dibandingkan dengan angkutan
umum perkotaan dalam hal emisi CO2 yang dihasilkan. Pengembangan Trans
Pakuan yang akan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan diharapkan dapat
mengidentifikasi peluang peralihan ke angkutan umum guna mengurangi jumlah
penggunaan bahan bakar tak terbarukan dan meningkatkan efisiensi bahan bakar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana potensi pengembangan Trans Pakuan sebagai penerapan
konsep transportasi berkelanjutan?
2. Bagaimana pemilihan moda Trans Pakuan dengan analisis travel demand?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dibuat makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis potensi pengembangan Trans Pakuan


sebagai penerapan konsep transportasi berkelanjutan
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pemilihan moda Trans Pakuan
dengan analisis travel demand

1.4 Manfaat Makalah


Adapun manfaat dibuatnya makalah ini adalah :

1. Bahan makalah ini bisa menjadi acuan melakukan aktivitas berikutnya


khusunya pada bidang infrastruktur.
2. Bahan makalah ini mampu memberikan pengetahuan dan wawasan serta
masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan, terutama yang
berkaitan dengan strategi dalam membangun infrastruktur.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Green Transportation dalam Pengembangan Trans Pakuan


Definisi transportasi berkelanjutan berdasarkan Organisation for
Economic cooperation and Development(OECD,2020) merupakan suatu
transportasi yang tidak menimbulkan dampak yang membahayakan
kesehatan masyarakat atau ekosistem dan dapat memenuhi kebutuhan
mobilitas yang ada secara konsisten dengan memperhatikan:
a) Penggunaan sumber daya terbarukan pada tingkat yang lebih
rendah dari tingkat regenerasinya.
b) Penggunaan sumber daya tidak terbarukan pada tingkat yang lebih
rendah dari tingkat pengembangan sumber daya alternatif yang
terbarukan.

The Center for Sustainable Transfortation Kanada (2005),


merumuskan suatu definisi bahwa transfortasi berkelanjutan adalah
suatu sistem yang mmungkinkan akses yang sangat mendasar dari
individu dan masyarakat untuk dipenuhi dengan selamat dan dengan
cara yang konsisten ddengan kesehatan manusia dan ekosisem,dan
dengan kesetaraan di dalam serta diantara generasi, terjangkau
beroperasi secara efisien memberikan pilihan moda –moda
transportasi,dan mendukung perkembangan ekonomi, membatasi
emisidan limbah yang masih dalam kemampuan bumi untuk
menyerapnya .meminimalisasi konsumsi sumber-sumber yang
takterbarukan.

Secara umum konsep tranportasi berkelanjutan merupakan gerakan


yang mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam
upaya memenuhi kebutuhan transpotasi masyarakat. Perwujudan
konsep ini dalam perencanaan perkotaan adalah dengan
mengembangkan peningkatan fasilitas bagi komunitas
bersepeda,pejalan kaki,fasilitas komunikasi,maupun penyediaan
transportasi umum massal yang murah dan ramah lingkungan seperti
kereta api listirk maupun angkutan umum lainnya yang dapat
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, khususnya di kawasan
CBD. Litman and burwell(2006) merumuskan beberapa isu
komprehensif yang menjadi indkator transportasi berkelanjutan.

2.2 Pemilihan Moda Trans Pakuan dengan Analisis Travel Demand


Analisis travel demand merupakan tahap terpenting dalam perencanaan
dan kebijakan transportasi. Hal tersebut berkaitan dengan efisiensi
pergerakan di perkotaan ,ruang yang harus disediakan kota untuk dijadikan
prasarana transportasi ,seperti kebutuhan ruang jalan yang sangat
luas,termasuk temppat parkir,serta banyaknya pilihan moda tranportasi
yang dapat dipilih penduduk(Tamin,1997).
Pengembangan model analisis travel demand secara teoritis membutuhkan
kemampuan dan pengetahuan statistik dan ekonometrik (Ortuzar,1992).
Kemampuan dan pengetahuan statistik ekonomerik tersebut diperlukan
untuk membangun model travel demand yang dikenal dengan for step
model yang terdiri dari tahapan-tahapan dimana salah satunya adalah
model pemilihan moda (Oppenheim,1995). Faktor-faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam suatu moda transportasi dapat dibedakan
menjadi 3 kategori(Tamin,1997):
1. Karakter pelaku penjalanan (kondisi sosial ekonomi,kepemilikan
kendaraan,kepemilikan SIM,struktur rumah tangga,faktor lainnya).
2. Karekter perjalanan(tujuan perjalanan,jarak perjalanan,waku
tempuh,biaya).
3. Karakter sistem tranportasi (lama waktu
tempuh,biaya,kenyamanan,kemudahan,keandalan,keteraturan,keamanan,ja
rak dari pusat kota).

Sementara disutiliskan menggambarkan biaya yang terkait dengan pemilihan


moda tertentu.

1. Moda longit biner


Hanya untuk 2 pilihan moda transportasi alternatif yaitu moda i dan
moda j.
2. Moda probit(binary probit)
Untuk moda alternatif ,tetapi model ini menekankan untuk
menyamakan peluang (kemungkinan) individu untuk memilih.
3. Model longit Multi Nominal (MNL)
Model ini merupakan model pilihan diskret yang paling terkenal dan
populer.

Anda mungkin juga menyukai