Anda di halaman 1dari 4

BAB 3

3.1 Lokasi

Soppeng merupakan salah satu kabupaten dari 24 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi


Selatan yang beribukota di Watansoppeng. Berada pada 4°6’00’’ hingga 4°32’00’’ Lintang
Selatan  dan  119°47’18”  hingga  120°06’13”Bujur Timur. Wilayah Soppeng memiliki luas
sekitar 1.500 km2 dengan ketinggian antara 5 hingga 1500 meter dari permukaan laut. Kabupaten
Soppeng tidak memiliki daerah pesisir, sekitar 77% dari total desa/kelurahan diSoppeng
bertopografi dataran. Secara administasi wilayah Kabupaten Soppeng berbatasan:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan Kabupaten Wajo.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Kabupaten Bone.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bone.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Barru.

Jarak Kabupaten Soppeng dari ibukota Propinsi Sulawesi Selatan yakni 172 km. Luas wilayah
kabupaten ini adalah 1500 km 2 dengan ibukota Kabupaten adalah Watansoppeng, Wilayah
Kabupaten Soppeng terbagi atas 8 (delapan) kecamatan dengan pembagian luas dan
prosentasinya disajikan pada Tabel berikut :

Kecamatan Luas (km2 )


Mario Riwawo 300
Lalabata 278
Liliriaja 96
Ganra 57
Citta 40
Lilirilau 187
Donri Donri 222
Marioriawa 320
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2009
Wilayah Kabupaten Soppeng terletak didepresiasi Sungai Walanae yang terdiri dari
daratan dan perbukitan. Daratan luasnya ± 700 Km2 berada pada ketinggian rata-rata ± 60 meter
di atas permukaan laut. Perbukitan yang luasnya ± 800 Km2 berada pada ketinggian rata-rata ±
200 meter di atas permukaan laut. Sedang Ibukota Watansoppeng berada pada ketinggian ± 120
meter di atas permukaan laut. Temperatur udara di Kabupaten Soppeng antara 24 0 C hingga 300.
Keadaan angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang. Curah hujan Kabupaten Soppeng
pada tahun 2008 berada pada intensitas 148 mm dan 14 hari hujan/bulan. Rata-rata curah hujan
menurut bulan di Kabupaten Soppeng tertinggi terjadi pada bulan April yaitu 209 mm dan yang
terendah yakni bulan September yakni 63 mm.

Potensi sumber daya air disamping untuk kehidupan sehari-hari juga berfungsi untuk
menunjang berbagai aktivitas dalam rangka meningkatkan kesejahteraan manusia seperti
pertanian, perikanan, perindustrian, pembangkit tenaga listrik dan sebagainya. Sebagian besar
wilayah Kabupaten Soppeng merupakan daerah air tanah dangkal dan dalam, terutama di
Kecamatan Lalabata. Sumber air permukaan di Kabupaten Soppeng berasal dari lima sungai
utama yang karakteristiknya disajikan pada tabel berikut :

NAMA SUNGAI HULU DAERAH ALIRAN MUARA


Langkemme Gunung Lapancu Dusun Umpungeng, Sungai Walanae
Langkemme,
Cenranae, Soga,
Lingkungan Sewo Bila
Soppeng Gunung Matanre Lapajung, Ujung, Sungai Walanae
Mallanroe,
Akkampeng, Belo,
Lompulle
Lawo Gunung Lapancung Lingkungan Lawo, Danau Tempe
Ompo, Cenrana,
Paowe, Ganra
Paddangeng Gunung Walemping Dusun Tajuncu, Danau Tempe
Paddangeng, Turung
Lappae, Leworeng,
Tokare
Lajaroko Gunung Addepungeng Dusun Lajaroko, Batu- Danau Tempe
batu, Limpomajang,
Toddang, Saloe
Sumber: BPS Kab. Soppeng, 2009

Jumlah penduduk Kabupaten Soppeng tahun 2014 mencapai 225.709 jiwa yang terdiri dari
106.206 laki-laki dan 119.503 perempuan. Angka jumlah penduduk ini mengalami pertumbuhan
sekitar 0,087 persen dibanding tahun 2013. Secara umum jumlah penduduk perempuan di
Kabupaten Soppeng masih lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Hal ini juga
dapat ditunjukkan oleh angka sex ratio Kabupaten Soppeng sebesar 89, artinya untuk setiap 100
penduduk perempuan terdapat 89 penduduk laki-laki.

Tingkat kepadatan penduduk Soppeng masih berada dalam angka wajar, tercatat sebanyak
150 penduduk menghuni setiap km2 wilayah Soppeng pada tahun 2014. Komposisi penduduk
Soppeng didominasi oleh penduduk muda. Berdasarkan piramida penduduk disamping
persentase penduduk terbanyak berada pada kelompok usia 10-14 tahun. Apabila dicermati lebih
jauh, perbandingan antara persentase jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada setiap
kelompok umur didominasi oleh penduduk perempuan.

Presentase penduduk usia kerja di Kabupaten Soppeng tahun 2014 sebesar 65,41%. Angka
ketergantungan (dependency ratio) Kabupaten Soppeng sebesar 53 yang berarti untuk setiap 100
orang penduduk berusia kerja (dianggap produktif) menanggung sebanyak 53 orang yang belum
produktif dan dianggap tidak produktif lagi.Apabila dilihat per kecamatan, pada tahun2014
Marioriwawo menjadi kecamatan dengan penduduk terbanyak di Soppeng mencapai 44.631
jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi justru berada di wilayah Kecamatan Liliriaja yang tercatat
283 jiwa tiap km2. Jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Citta.

Kepadatan penduduk terendah terjadi di Kecamatan Marioriawa, yakni hanya 88 jiwa tiap
km2. Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (sex ratio) untuk tiap kecamatan
diKabupaten Soppeng seluruhnya bernilai di bawah 100. Hal ini berarti jumlah penduduk
perempuan di tiap kecamatan lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki. Angka sex
ratio terbesar berada di Kecamatan Lalabata dan Marioriawa, mencapai 92, dan yang terendah
berada di Kecamatan Citta sebesar 82.
3.2 Substansi

Anda mungkin juga menyukai