Anda di halaman 1dari 3

PLTSa TPA Benowo

https://industri.kontan.co.id/news/surabaya-jadi-kota-pertama-yang-operasikan-pembangkit-
listrik-tenaga-sampah

PLTSa Benowo berlokasi di TPA Benowo, Surabaya. TPA Benowo sudah


beroperasi sejak 2001 dengan total volume sampah yang masuk sebesar
1600 ton per hari dengan luas lahan 37,4 Ha. di mana sampah yang masuk
mencapai 1.600 ton per hari, dengan luas laham 37,4 hektare . PLTSa ini
diusulkan dengan skema kemitraan atau badan usaha yang bekerja sama
dengan PT. Sumber Organik untuk pengelolaannya menggunakan metode
kerja sama BOT.

Selain itu, untuk mempercepat proses pemilihan mitra/Badan Usaha


pengelola PLTSa, diusulkan skema alternatif dalam penentuan mitra kerja
melalui lelang terbuka dengan mengacu pada PP No 28/2020 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Permendagri 19/2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.\

Walikota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, TPA Benowo sudah beroperasi


sejak 2001, di mana sampah yang masuk mencapai 1.600 ton per hari,
dengan luas laham 37,4 hektare. 

"Tetapi Pemkot lebih ingin efektif lagi. Kami melakukan kerja sama dengan PT Sumber
Organik dan hasil dari kerja sama itu dapat menghasilkan listrik sebesar 11 MW, yang 2
MW dari landfill gas power plant, dan 9 MW berasal dari gasifikasi power plant," jelas
Eri. Adapun tarif listrik dari PLTSa Landfill Gas adalah Rp 1.250 per kWh, sementara
PLTSa Gasifikasi sebesar US$ 13,35 sen per kWh. Total investasi dari pembangunan
PLTSa Gasifikasi Benowo mencapai US$ 54,2 juta atau Rp 704,4 miliar. Sampah yang
diolah untuk PLTSa Gasifikasisebesar 1.000 ton per hari.

Dua kota sudah melakukan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL), yakni
Kota Solo dan Provinsi DKI Jakarta. Kota Palembang dan Kota Tangerang
sudah ada pengembang dan Provinsi Jawa Barat masih dalam proses lelang.
Sementara Provinsi Bali, Provinsi Sulut, Kota Tangerang Selatan, Kota
Makassar, Kota Semarang, Kota Bekasi masih pada tahapan persiapan lelang,
pre-Feasibility Study, atau penyusunan OBC/FBC.

Variabel yang Diamati

Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi :

 Jenis dan Volume sampah yang ada di lokasi pembuangan sampah.

 Nilai kalor sampah dan

 daya listrik yang dibagkitkan PLTSa dan

 hasil penjualannya.

 Analisa Ekonomi

 Analisis SWOT

1) Teknoologi yang digunakan:


- Landfill Gas Collection (2015): 2 MW
Sistem Landfill Gas Collection ini proses yang pertama yaitu sampah yang terkumpul di TPA
Benowo akan ditumpuk di lokasi tertentu, kemudian akan dipadatkan dan didiamkan kurang
lebih selama tiga minggu hingga satu bulan untuk menghasilkan gas metan yang siap untuk
dipanen dan diolah ke proses selanjutnya. Gunungan sampah tersebut dibentuk terasering
agar tidak terjadi longsor dan tingginya tidak boleh melebihi dari 25 meter. Hal tersebut
dimaksudkan agar tidak membahayakan pekerja. Tahap selanjutnya sampah tersebut akan
ditutup dengan tiga jenis cover yaitu tanah, terpal, dan plastik hitam. Dari proses tersebut
sampah akan menghasilkan gas metan yang akan dialirkan melalui pipa menuju mesin yang
akan dijadikan sebagai pembangkit listrik, kemudian listrik yang dihasilkan akan dialirkan ke
jaringan PLN melalui travo dan yang dapat menghasilkan listrik sebesar 2 Megawatt.
- Gasifikasi (2020): 12 MW
Untuk sistem Gasifikasi sendiri memiliki proses yang berbeda dengan Landfill Gas Collection,
pada sistem ini menggunakan teknologi Gasifikasi Power Plant, adapun prosesnya yaitu
setelah sampah terkumpul maka akan dilakukan pembakaran. Hasil dari pembakaran
tersebut akan berupa arang, kemudian dari arang yang terkumpul tersebut akan dipanaskan
hingga 1000 derajat celcius untuk mendidikan air yang uapnya akan digunakan untuk
menggerakkan mesin pembangkit yang tersambung pada generator hingga menghasilkan
listrik. Proses pengubahan sampah menjadi pembangkit listrik menggunakan teknologi
Gasifikasi Power Plant tersebut juga terdapat beberapa sampah dari bahan tertentu yang
dapat memaksimalkan produksinya yaitu seperti bahan dari plastik, kertas dan limbah. H
2) Sampah yang diolah: 1000 ton/hari
3) Kelembagaan: Pihak Ketiga (PT. Sumber Organik dan PLN)
Metode Perjanjian: BOT (Build Operate Transfer) selama 20 tahun
Pelelangan: 2011 (2 syarat: kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sampah menjadi
energi terbarukan dan perihan sanitas)

Variabel Potensi Penerapan PLTSa


1) Studi Kelayakan
2) Regulasi dan Kebijakan
3) Volume Sampah Tereduksi
4) Potensi Energi Listrik

Dalam penelitian ini penulis menganalisis menggunakan teori atribut inovasi dari Halvorsen yang terdiri
dari Technology Procurement (Pengadaan Teknologi), Technology Development (Pengembangan
Teknologi), Bureaucratic and Organizational Reform (Reformasi Birokrasi dan Organisasi), dan New
Policies (Kebijakan baru).

Data Konversi Energi

Konversi Energi
1 Kg Gas Metana 6,13 x 107 J
1 kWh 3,6 x 106 J
1 m gas metana
3
9,39 kWh
Sumber: Renewable Cobersion, Transmission, And Storage, Bent Sorensen, Juni 2007

Anda mungkin juga menyukai