2010-2030
A.Program RTRW
1) Pengembangan pusat-pusat kegiatan skala besar baik yang telah berkembang di pusat
kota, Pusat Pendidikan tinggi pemerintahan, maupun pusat-pusat kegiatan primer baru
yang akan dikembangkan yaitu kawsan pelabuhan, kawasan industri dan kawasan CBD
(Central Bussines District). Pengembangan pusat primer akan menjadi magnet
pertumbuhan kota yag tersebar di Kota Kendari.
2) Pengembangan Pusat Kota dan CBD
Pusat Kota Kendari yang akan dikembangkanebagai pusat pemerintahan, permukiman,
perdagangan dan jasa akan menyatu dengan kawasan CBD sehingga akan terjadi pusat
kegiatan perkotaan skala besar.
3) Perkembangan Kawasan Penddidikan Tinggi dan Pusat Pemerintahan Provinsi Kawasan
Pendidikan Tinggi dan Pemerintahan Provinsi akan berfungsi sebagai simpul primer di
selatan Kota Kendari dan berkembang sebagai pusat permukiman perkotaan baru dalam
skala besar.
4) Pengembangan kawasan Pelabuhan Bungkutoko dan Kawasan Industri.
Kawasan P. Bungkutoko dikembangkan sebagai kawasan pelabuhan barang dan
penumpang skala regional dan internasional. Fungsi tersebut menjadikan P. Bungkutoko
menjadi pusat primer di kawasan timur kota Kendari. Kawasan Industri sebagai kegiatan
yang akan tumbuh sejalan dengan berfungsinya pelabuhan kontainer P.Bungkutoko, akan
menjadi kawasan yang memilki kesatuan fungsional yang membentuk satu pusat
pertumbuhan skala besar di Kawasan Timur.
5) Pengembangan Kota Lama
Kota lama memilki nilai historis bagi Kota Kendari funsinya tetap di pertahankan dan
dijaga dari kemungkinan terdegradasinya fungsi ekonomi sebagai akibat pengembangan
kawasan pelabuhan di P. Bungkutoko. Dengan tetap mempertahankan fungsinya, kota
Lama tetap akan menjadi simpul pusat kegiatan penting di kawasan timur Kota Kendari
sebelah utara.
6) Kawasan Terminal
Kawasan terminal yan berada di persimpangan Jalur Regional, akan menjadi simpul
pertumbuhan baru di selatan Kota Kendari. Lokasinya yang cukup strategis, dengan
dukungan aksesibilitas kawasn terminal akan menjadi pilihan potensial bagi
pengembangan kawasan permukiman baru di bagian selatan kota.
7) Pengembangan SistemTransportasi.
Sistem transportasi memilki fungsi strategis dalam pembentukan strukur ruang kota.
Hubungan fungsional antar pusat pertumbuhan diwujudkan dengan pengembangan pola
jaringan jalan yang terhirarki dan terstruktur mengikuti hirarki struktur pusat
pertumbuhan yang akan dibentuk. Pengembangan pola jaringan yang tepat berdasarkan
hirarki, menjadi faktor pendorong berfungsinya system pusat pelayanan.
8) Pertimbangan aspek daya dukung lingkungan.
Untuk mempertahankan dan menjaga perkembangan di Kawasan Sekitar Teluk akibat dri
perkembangan yang tidak terkendali, maka perlu dilakukan upaya-upaya preventif
(pencegahan) yaitu melalui pengambangan Kawasan Teluk yang terpola dan terencana.
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan skala besar disekitar kawasan teluk, perlu
memperhatikan aspek lingkungan agar tidak menurunkan kualitas perairan kawasan
teluk.
2. Konsep Pengembangan Struktur Ruang Kota Kendari
Pusat kota akan terintegrasi dengan CBD dan kawasan wisata akan menjadi inti
kota yang terletak dipusat simpul transportasi, dan ditengah-tengah kawasan teluk
sehingga secara lokasi memilki nilai startegis yang akan memudahkan untuk
dijangkau dari seluruh bagian Kota Kendari.
Pusat Primer : Pusat Kota, Kawasan CBD, Pusat Pemerintahan Provinsi Sulawesi
Tenggara, Kawasan Terminal dan Kawasan Pelabuhan.
Pusat Sekunder : Kota Lama, Pusat Kecamatan Abeli, Pusat Kecamatan Poasia,
usat Kecamatan Kambu, Pusat Kecamatan Baruga, Pusat Kecamatan Kadia, Pusat
Kecamatan Wua-wua, Pusat Kecamatan Puuwatu dan Pusat Kecamatan
Mandonga.
Pusat Tersier : Simpul-simpul kegiatan di kawasan permukiman.
Kawasan Pusat Pendidikan Tinggi dan Pusat pemerintahan Provinsi telah tumbuh
sebagai pusat pertumbuhan kawasan permukiman di selatan Kota Kendari.
Bangkitan kegiatan permukiman yang diakibatkan pengembangan kawasan
diperkirakan cukup tinggi sehingga perlu dipersiapkan arahan pengembangan
kawasan permukiman agar tidak terjadi secara sporadis.
Lokasi terminal yang berada pada simpul jaringn jalan primer berdekatan
dengan lokasi kawasan industri, akan membentuk pusat pertumbuhan di selatan
Kota Kendari ke Arah Bandara. Kegiatan penunjang pada kawasan terminal adalah
kegiatan komersial, permukiman dan industri skala terbatas. Pusat utama adalah
terminal yang terintegrasi dengan kegiatan komersial dan pergudangan.
Rencana kawasan strategis yang perlu mendapat prioritas utama dalam mendorong
pertumbuhan, mengendalikan dan kegiatan penanganan adalah :
Kawasan Pusat Kota dan CBD dapat dikatakan sebagai jantung kota Kendari
berada di tengah-tengah Kota Kendari. Kawasan Pusat Kota dan CBD akan
dikembangkan sebagai pusat kegiatan primer sektor pemerintahan, komersial dan jasa
dengan skala kegiatan dan investasi yang tinggi akan membutuhkan penyediaanruang
yang luas. Kegiatan pusat kota dan CBD akan mendorong tumbuhnya kegiatan baru
pada sektor permukiman dan kegiatan ekonomi lainnya dalam skala kegiatan yang
lebih kecil dan tumbuhnya sektor informal perkotaan, yang membutuhkan penyediaan
ruang yang luas dan intensif. Pengembangan fungsi-fungsi bau diharapkan dapat
dijadikan solusi bagi permasalahan-permasalahan keruangan yang telah berkembang
di kawasan perkotaan yang telah terjadi yaitu :
P. Bungkutoko yang memilki luas 162 Ha, memilki keterbatasan daya dukung
fisik lahan untuk pengembangan kegiatan-kegiatan diluar sektor pelabuhan. Kegiatan-
kegiatan yang diperkirakan akan tumbuh diakibatkan oleh kegiatan pelabuhan
diarahkan untuk berlokasi di luar P. Bungkutoko yaitu di Kecamatan Abeli.
Penyiapan masarakat lokal yang akan terpengaruh secara budaya dan kegiatan
ekonomi perlu dipersiapkan agar dapat menerima manfaat secara maksimal dari
kegiatan pelabuhan.
Dampak sosial merupakan dampak langsung yang akan diterima oleh masyarakat,
sehingga penyiapan masyarakat sejak awal perlu dilakukan secara terus-menerus agar
kegiatan industri tidak menimbulkan permasalahn-permasalahan sosial baru.
5.4 Kawasan Kota Lama
Kota lama telah tumbuh sebagai kawasan komersial dan permukiman dengan
kepadatan tinggi, bahkan sudah memberikan tekanan pertumbuhan pada kawasan-
kawasan perbukitan yang berfungsi sebagai kawasan penyangga. Revitalisasi
kawasan komersial kota lama diharapkan mempertahankan nilai ekonomi kawasan
kota lama. Integrasi kegiatan komersial kawasan kota lama dengan kawasan
pariwisata di sepanjang teluk kendari menjadi salah satu pilihan konsep revitalisasi
kawasan komersial. Keterbatasan ruang menjadikan pengembangan kawasan
permukiman kota lama perlu dikendalikan secara ketat agar tidak mengarah ke
kawasan penyangga. Kegiatan pelabuhan penumpang yang akan tetap dipertahankan
untuk melayani angkutan laut dari Kota Kendari ke wilayah-wilayah sekitarnya
merupakan factor pendukung kegiatan masyarakat kota lama.
B. Program RPJMD
Bina Fisik/Lingkungan
Bahwa seluruh langkah dan gerak pembangunan baik dalam pelaksanaan dan
pemanfaatannya harus mempertimbangkan prinsip keadilan yang setara. Bahwa
setiap warga masyarakat berhak mendapatkan pelayanan, penghargaan dan
manfaat yang setara dan proporsional.
Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudanya pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan dan berwawasan keadilan seiring dengan meningkatnya kesejahteraan
masyarakat lokal serta meningkatnya kualitas lingkungan hidup sesuai dengan baku
mutu yang ditetapkan, serta terwujudanya keadilan antargenerasi, antar dunia usaha
dan masyarakat, dalam pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang
optimal.
Sasaran dari prioritas ini adalah meningkatkan fungsi Kota Kendari sebagai kota
pelayanan skala regional khususnya wilayah Sulawesi Tenggara dalam bidang
perdagangan, pendidikan, kesehatan, pemerintahan, pariwisata dan agribisnis, melalui
penguatan infrastruktur di sektor jalan kota, kelistrikan dan air bersih.
Sasaran pada prioritas ini adalah terpenuhinya sasaran angka derajat kesehatan
masyarakat sesuai dengan Visi Indonesia Sehat 2010, meningkatnya kesadaran dan
tanggung jawab masyarakat untuk memelihara lingkungan sehat serta meningkatkan
ketersediaan sarana, prasarana dan dukungan logistik pada sarana pelayanan kesehatan
yang semakin merata, terjangkau dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Dasar dan Menengah
Sasaran pada prioritas ini adalah meningkatnya Angka Partisipasi sekolah SD dan
SLTP, meningkatnya mutu pendidikan serta terwujudanya organisasi sekolah sebagai
unit pelayanan terdepan pendidikan yang profesional, partisipatif, transparan, efisien
dan akuntabel.
Sasaran pada prioritas ini adalah meningkatnya rasa aman bagi seluruh warga
masyarakat, berkurangnya angka kejahatan (dengan kekerasan) dan kriminal lainnya,
meningkatnya sikap hidup yang tertib dan disiplin warga kota utamanya di tempat dan
sarana publik, serta meningkatnya peranserta masyarakat pada semua tahap
pembangunan: perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan evaluasi pembangunan.
Sasaran pada prioritas ini adalah terbentuknya sistem kerja dan struktur organisasi
pemerintah yang efisien dan efektif, meningkatkan kapasitas DPRD sebagai mitra
eksekutif dalam pelaksanaan pembangunan dan peningkatan kompetensi sumberdaya
aparatur.
Program kegiatan Kota Kendari pada tahun 2007 terdapat pada beberapa instansi yakni
pada Dinas Tata Kota, Dinas Perhubungan, Dinas Penyusunan program, Dinas Pekerjaan
umum, Dinas Perindagkop, Dinas Perikanan,Dinas Perizinan, Dinas Pariwisata, Dinas
Perekonomian, Dinas Bappeda, Dinas Bpkad, Dinas Kebersihan, Dinas Pertanian, Dinas
Plh dan Kehutanan, dan Dinas Dispentamben. Adapun perincian nilai anggaran dari
setiap dinas pemerintahan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1
PROGRAM KEGIATAN 2007
PLH DAN
14 KEHUTANAN Program Pelayanan Adm Perkantoran
- Penyediaan Jasa Perkantoran dan
Perizinan Kendaraan 24,005,000.00
Dinas/Operasional
C. Program RP4D
Secara umum target fisik pembangunan perumahan dan permukiman di Kota Kendari
akan mengarah kepada usaha penanganan dan pemecahan permasalahan permukiman
yang ada dan penyediaan perumahan untuk mengatasi Back Log perumahan yang ada
maupun kebutuhan pengembangan dimasa mendatang hingga tahun 2010. Uraian di
bawah ini akan menjelaskan target fisik pembangunan. Sesuai yang diharapkan oleh
RTRW Kota Kendari maupun konsepsi pembangunan dan pengembangan yang telah
dibahas sebelumnya. Jumlah rumah yang ada di Kota Kendari dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel Data Dasar Perumahan dan Permukiman seluruh Kecamatan di Kota Kendari
Tahun 2007
Dalam rangka usaha untuk mengatasi adanya Back Log rumah yang ada di Kota
Kendari. Pada saat ini maupun memenuhi kebutuhan akan rumah dimasa mendatang,
maka target fisik yang perlu dilakukan adalah pembangunan perumahan baru. Untuk
penyediaan dan pembangunan permukiman baru ini tentunya akan mengacu kepada
RTRW Kota Kendari dan ketersediaan lahan kosong untuk menampung
pembangunan perumahan tersebut.
Hasil analisis kebutuhan rumah dan lahan perumahan dapat diketahui sampai tahun
2016 Kota Kendari diperkirakan membutuhkan pembangunan rumah sebanyak
52.484 unit atau sekitar 110 (seratus sepuluh) unit lingkungan permukiman dengan
kebutuhan lahan sekitar 2.310 ha, maka target pembangunan perumahan baru akan
mengarah kepada usaha memenuhi kebutuhan tersebut secara bertahap. Untuk itu
peran serta pihak swasta/developer permukiman perlu ditingkatkan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan tersebut. Pada tabel berikut kita dapat melihat jumlah back
log rumah di Kota Kendari tahun 2006.
Tabel Jumlah dan Back Log Perumahan Seluruh Kecamatan di Kota Kendari Tahun 2006
Total
PENDUDUK RUTA Angt Ruta
Rumah Backlog 2006
2006 2006 2006
2006
NAMA
NO (persen
KECAMATAN
dari
(Jiwa) (KK) (Jiwa/KK) (Unit) (Unit)*
total
rumah)
1 Kendari 22,156 4,453 5 3,945 508 13
2 Kendari Barat 38,590 8,445 5 7,934 511 6
3 Mandonga 32,752 10,810 3 6,696 4,114 61
4 Puwatu 20,677 4,744 4 3,609 1,135 31
5 Baruga 10,933 10,910 1 3,579 7,331 205
6 Kadia 28,303 5,777 5 4,464 1,313 29
7 Wua-Wua 18,194 3,577 5 3,488 89 3
8 Poasia 20,469 10,551 2 3,218 7,333 228
9 Kambu 16,154 3,281 5 3,281 - -
10 Abeli 18,691 4,346 4 3,342 1,004 30
Jumlah 226,919 66,894 39 44,553 23,338 54
Sumber : Analisis Data Dasar RP4D , 2007
Tabel diatas menggambarkan jumlah back log kebutuhan rumah di Kota Kendari berjumlah 23.338 unit
rumah dengan persentase 54 % dari total jumlah rumah di Kota Kendari yakni 43.556 unit rumah.
Selanjutnya Jumlah proyeksi kebutuhan rumah di Kota Kendari tahun 2007-2016 dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel Proyeksi Jumlah Perumahan seluruh Kecamatan di Kota Kendari Tahun 2007-2016
Jumla Tahun
h-
N Kecama
pendu
o tan
duk 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
2006
4,51 4,56 4,60 4,65 4,69 4,74 4,78 4,83 4,88 4,92
1 Kendari 22,156
8 1 6 0 5 1 7 3 0 8
Kendari 7,86 7,94 8,02 8,10 8,17 8,25 8,33 8,41 8,50 8,58
2 38,590
Barat 8 5 2 0 8 8 8 9 0 3
Mandon 6,67 6,74 6,80 6,87 6,94 7,00 7,07 7,14 7,21 7,28
3 32,752
ga 8 3 8 4 1 8 6 5 4 4
4,21 4,25 4,29 4,34 4,38 4,42 4,46 4,51 4,55 4,59
4 Puwatu 20,677
6 7 8 0 2 4 7 1 5 9
2,22 2,25 2,27 2,29 2,31 2,33 2,36 2,38 2,40 2,43
5 Baruga 10,933
9 1 3 5 7 9 2 5 8 2
5,77 5,82 5,88 5,94 5,99 6,05 6,11 6,17 6,23 6,29
6 Kadia 28,303
1 7 3 1 8 6 5 4 4 5
Wua- 3,71 3,74 3,78 3,81 3,85 3,89 3,93 3,96 4,00 4,04
7 18,194
Wua 0 6 2 9 6 3 1 9 8 6
4,17 4,21 4,25 4,29 4,33 4,38 4,42 4,46 4,50 4,55
8 Poasia 20,469
4 4 5 6 8 0 2 5 9 2
3,29 3,32 3,35 3,39 3,42 3,45 3,49 3,52 3,55 3,59
9 Kambu 16,154
4 6 8 1 3 7 0 4 8 3
1 3,81 3,84 3,88 3,92 3,96 4,00 4,03 4,07 4,11 4,15
Abeli 18,691
0 1 8 5 3 1 0 8 7 7 7
226,91 48,2 48,7 49,1 49,6 50,1 50,5 51,0 51,5 51,9 52,4
Jumlah
9 76 25 79 38 01 68 40 17 98 84
Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007
Pada tabel diatas terlihat bahwa jumlah kebutuhan rumah keseluruhan pada tahun 2016 adalah
52.484 unit rumah. Kecamatan Kendari dengan jumlah penduduk yang paling besar berbanding
lurus dengan kebutuhan rumah yang paling banyak yakni 8.583 unit rumah sedangkan
Kecamatan Baruga membutuhkan rumah paling sedikit yakni 2.432 unit rumah.
Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman
Pada kawasan perumahan yang padat dan kumuh dengan penduduk golongan
ekonomi lemah/pra keluarga sejahtera pada umumnya tidak mempunyai sarana
kesehatan sendiri, sehingga sebagian besar penduduk miskin sangat lemah
terhadap akses kesehatan yang memadai.. Oleh sebab itu pengadaan sarana
fasilitas kesehatan yang ideal dengan jumlah rumah dan penduduk merupakan
salah satu target fisik untuk mengatasi permasalahan lingkungan permukiman.
Di kawasan perumahan dan permukiman yang padat dan kumuh masih belum ada
kesadaran dari penduduk untuk melakukan sistim pembuangan sampah yang baik.
Sehingga permasalahan sampah ini semakin menambah permasalahan sanitasi
lingkungan, sebagai akibat pembuangan sampah yang cenderung
dilakukan/dibuang disaluran drainase yang dapat menurunkan kapasitas saluran
tersebut dan menimbulkan kemacetan aliran air.
Permasalahan sampah ini merupakan hal yang perlu dicermati dan direncanakan
sistim pengaturan pembuangannya, agar tidak menambah permasalahan sanitasi
lingkungan permukiman.
Untuk itu target fisik pengaturan sistim pembuangan sampah ini menyangkut
sosialisasi dan penyediaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah di
setiap unit lingkungan permukiman dengan sarana pengangkutan ke lokasi
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berlokasi di Kelurahan Punggolaka
Kecamatan Puwatu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Proyeksi Produksi Sampah Penduduk Kota Kendari Sampai Tahun 2012
4, 4, 4, 4, 4, 4,
22 4 22 5 23 6 23 6 23 6 23 7
Ken ,1 3 ,8 6 ,0 0 ,2 5 ,4 9 ,7 4
1 dari 56 1 16 07 1 16 28 6 16 52 0 16 77 5 16 05 1 17
Ken 7, 7, 4, 8, 8, 8,
dari 38 7 39 9 23 6 40 1 40 1 41 2
Bar ,5 1 ,7 4 ,0 0 ,4 0 ,8 7 ,2 5
2 at 90 8 27 24 5 28 28 6 16 98 0 28 91 8 29 88 8 29
Ma 6, 33 6, 40 8, 34 6, 34 6, 35 7,
3 ndo 32 5 23 ,7 7 24 ,1 0 28 ,3 8 24 ,7 9 24 ,0 0 25
nga ,7 5 14 4 09 2 72 7 05 4 42 0
52 0 3 2 4 1 8
4, 4, 6, 4, 4, 4,
Pu 20 1 21 2 34 8 21 3 21 3 22 4
wat ,6 3 ,2 5 ,0 0 ,6 4 ,9 8 ,1 2
4 u 77 5 14 85 7 15 41 8 24 99 0 15 10 2 15 22 4 15
2, 2, 4, 2, 2, 2,
10 1 11 3 21 2 11 2 11 3 11 3
Bar ,9 8 ,5 0 ,4 9 ,4 9 ,5 1 ,6 3
5 uga 33 7 8 24 5 8 91 8 15 74 5 8 85 7 8 97 9 8
5, 5, 2, 5, 5, 6,
28 6 29 8 11 2 29 9 29 9 30 0
Kad ,3 6 ,1 2 ,3 7 ,7 4 ,9 9 ,2 5
6 ia 03 1 20 35 7 20 63 3 8 03 1 21 91 8 21 82 6 21
Wu 3, 3, 5, 3, 3, 3,
a- 18 6 18 7 29 8 19 8 19 8 19 8
Wu ,1 3 ,7 4 ,4 8 ,0 1 ,2 5 ,4 9
7 a 94 9 13 29 6 13 17 3 21 94 9 13 79 6 13 66 3 14
4, 4, 3, 4, 4, 4,
20 0 21 2 18 7 21 2 21 3 21 3
Poa ,4 9 ,0 1 ,9 8 ,4 9 ,6 3 ,9 8
8 sia 69 4 14 70 4 15 10 2 13 81 6 15 90 8 15 00 0 15
3, 3, 3, 3, 3, 3,
Ka 16 2 16 3 16 3 16 3 17 4 17 4
mb ,1 3 ,6 2 ,7 5 ,9 9 ,1 2 ,2 5
9 u 54 1 11 29 6 12 90 8 12 53 1 12 17 3 12 83 7 12
3, 3, 3, 3, 3, 4,
18 7 19 8 19 8 19 9 19 9 19 0
1 Abe ,6 3 ,2 4 ,4 8 ,6 2 ,8 6 ,9 0
0 li 91 8 13 40 8 13 27 5 14 15 3 14 06 1 14 98 0 14
4 4 4 4 4 4
22 5, 23 6, 23 7, 23 7, 24 8, 24 8,
Jumla
6, 3 3, 7 7, 5 8, 6 0, 0 2, 5
h
91 8 15 85 7 16 60 2 16 14 2 16 45 9 16 78 5 17
9 4 9 7 1 4 4 1 6 1 8 7 1 0 8 3 7 0
Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007
Berdasarkan tabel proyeksi produksi jumlah sampah penduduk Kota Kendari
sampai Tahun 2012 dapat dilihat pada tahun 2007 jumlah penduduk Kota Kendari
sebanyak 226.919 jiwa, sedangkan jumlah KK keseluruhan sebanyak 45.334 KK
dan jumlah produksi sampah perhari sebanyak 159 m3. Dan pada tahun 2012
diproyeksikan jumlah penduduk Kota Kendari sebanyak 242.783 jiwa, jumlah KK
sebanyak 48.557 dan produksi sampah perhari di proyeksikan sebanyak 170 m3.
Untuk Tempat Penampungan Sementara (TPS) diperlukan minimal 64 unit yang
ditempatkan disetiap kelurahan di Kota Kendari.
Guna meningkatkan pelayanan persampahan di Kota Kendari, maka sarana dan
prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang kinerja Sub Dinas Kebersihan Kota
Kendari adalah menggunakan asumsi - asumsi dasar sebagi berikut ;
Sebanyak 60% dari total sampah yang berasal dari pemukiman yang
ditampung dengan tempat pembuangan sementara ( TPS ) berupa bak sampah
kapasitas 1m3
Sisanya sebesar 40% dari total volume sampah yang berasal dari buangan
non domestik ditampung dengan kontainer dengan kapasitas 2 m3
Tong sampah yang ditempatkan di kawasan kawasan pemukiman dan pusat
pusat kegiatan perkotaan dialokasiakan 1 unit per 4 kk
Gerobak yang melayani pemindahan sampah dari sumber ke TPS dan
kontainer berkapasitas 0, 75 m3 dengan frekwensi pengangkutan sebanyak 5
kali / hari/ gerobak
Kendaran truk sampah yang mengangkut sampah dari TPS ke TPA dihitung
berdasarkan kapasitas pengangkutan untuk 1 unit truk melayani 5 TPS per
hari.
Kendaraan Armroll Truck yang mengangkut sampah dari kontainer ke TPA
dihitung berdasarkan kapasitas pengangkutan untuk 1 unit melayani 7
kontainer perhari.
Berdasarkan asumsi-asumsi yang digunakan tersebut di atas, maka kebutuhan sarana dan
prasarana persampahan untuk meningkatkan kinerja Sub Dinas Kebersihan dalam
mejalankan tugas dan tanggung jawabnya memelihara kebersihan dan keindahan Kota
Kendari dapat dilihat pada tabel berikut.
2001
0,1
- 195.340 6.767 44 33 98 1 5,99 20 5 4
0
2002
2003
0,1
- 211.640 10.582 47 36 107 1 6,23 21 5 4
0
2004
2005
0,1
- 231.180 11.559 52 39 117 1 7,09 23 6 5
2
2006
2007
0,1
- 254.700 12.735 57 43 128 1 7,81 25 6 5
3
2008
2009
0,1
- 300.000 15.000 67 50 151 1 9,20 30 7 6
5
2010
Permasalahan lain yang ada di kawasan permukiman padat dan kumuh adalah
prasarana jalan lingkungan, berdasarkan kepada hasil pengamatan lapangan pada
kawasan permukiman padat dan kumuh kondisi jaringan jalan lingkungannya
belum diperkeras, sempit dan berliku-liku. Oleh sebab itu target fisik dari
peningkatan kualitas jalan ini adalah dalam rangka normalisasi jalan lingkungan
dan gorong-gorong saluran drainase beserta perkerasannya
Ke
nda 38, 42,
3 2 2 3 4 2 3
2 ri 59 6 6 8 9 7 0 0 0 91 7 7 0 0 0
9 4 7 1 3 7 5
Bar 0 3
at
Ma 32, 36,
3 2 1 2 3 2 3
3 ndo 75 5 5 6 2 2 6 3 3 42 6 6 9 4 4
3 0 4 7 6 3 0
nga 2 1
Pu 20, 22,
2 1 1 2 1 2
4 wat 67 3 3 3 9 2 2 4 1 1 99 4 4 5 2 2
1 3 8 3 4 0
u 7 3
10, 12,
Bar 1 1
5 93 7 2 2 6 7 4 2 5 0 0 0 15 8 2 2 6 1 0 0
uga 1 2
3 8
Wu
28, 31,
a- 2 1 2 1 3 2 2 1
6 30 5 5 3 6 2 6 3 0 47 5 5 3 0
Wu 8 8 5 2 1 0 8 4
3 4
a
18, 20,
Ka 1 1 1 1 2 1 1
7 19 3 3 8 4 8 1 0 0 23 3 3 3 0 0
dia 8 1 0 0 0 3 2
4 2
Ka 20, 22,
2 1 1 2 1 1 1
8 mb 46 3 3 8 4 2 0 9 1 3 76 4 4 2 4
0 3 2 3 4 5 0
u 9 2
16, 17, 1
9 Poa 1 1 3 3 9 1 1 3 7 0 2 0 1 1 3 3 9 0 2 0
15 96
sia 4 6 0 1 4 8
18, 20,
1 Ab 1 1 2 1 2 1 1
69 3 3 3 4 1 0 0 2 78 3 3 0 0 2
0 eli 9 2 0 6 1 3 8
1 5
22 2 1 1 1 25 2 1 1
3 3 5 3 3 3 1 1 4 4 4 1 1
Total 6,9 2 4 2 6 2,3 5 5 9
8 8 8 5 4 2 0 0 2 2 2 3 3
19 7 2 3 9 40 2 8 4
Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah kekurangan sekolah TK adalah 169 unit, SD
sebanyak 32 unit, SMP sebanyak 10 unit dan SMA sebanyak 10 unit. Untuk Sekolah Dasar di
sejumlah kecamatan memang telah berlebih tetapi pada kecamatan lain masih kekurangan
terutama untuk Kecamatan Kendari Barat yang kekurangan 31 unit SD. Untuk tingkat SMP tidak
terlalu nampak kekurangannya karena hampir diseluruh kecamatan telah memiliki SMP
demikian halnya dengan SMA.
Sementara untuk proyeksi 10 tahun kedepan dengan proyeksi penduduk sekitar 252.340 jiwa
maka dapat dilihat bahwa jumlah kebutuhan sekolah adalah TK sebanyak 252 unit, SD sebanyak
158 unit, SMP sebanyak 42 unit dan SMA sebanyak 42 unit.
5,919.
5 Baruga 10,933 (-) (-) (-) 12,158 7,390 2,156 (-) (-)
60
12,232 14,67
7 Kadia 18,194 4,937 (-) (-) 20,232 9,522 (-) (-)
.80 8
226,91 202,70 116,0 52,0 125,14 252,34 233,2 149,4 62,7 149,2
Total
9 3 89 20 7 0 08 09 38 48
Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007
Ket : (-) = terpenuhi sarana pendidikan
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah kebutuhan lahan untuk pendidikan pada tahun
2006 diketahui jumlah penduduk sebanyak 226.919 jiwa dengan jumlah kebutuhan lahan untuk
TK sebanyak 202.703 m2, untuk SD sebanyak 116.089 m2, SMP sebanyak 52.020 m2 dan SLTA
sebanyak 125.147 m2, sementara untuk proyeksi 10 Tahun kedepan dengan proyeksi penduduk
sebanyak 252.340 Jiwa maka dapat dilihat bahwa jumlah kebutuhan lahan untuk pendidikan
adalah TK sebanyak 233.208 m2, SD sebanyak 149.409 m2, SLTP sebanyak 62.738 m2
sedangkan SLTA sebanyak 149.248 m2.
Dikawasan permukiman padat dan kumuh masih terdapat masyarakat yang belum
merasakan sarana listrik dan masih banyak rumah penduduk menumpang listrik
dengan rumah yang lain, sehingga hal tersebut sangat berbahaya bagi sistem
instalasi listrik yang ada di daerah tersebut dan dapat menimbulkan kebakaran di
akibatkan sistem instalasi listrik yang tidak aman.
Sehingga target fisik dari peningkatan sarana kelistrikan bagi perumahan dan
permukiman adalah sosialisasi sistem instalasi listrik yang aman bagi masyarakat,
dan peningkatan pelayanan kelistrikan sesuai dengan kebutuhan listrik bagi
masyarakat yang ada di daerah tersebut.
Berikut ini Tabel proyeksi kebutuhan listrik yang ada di Kota Kendari hingga
Tahun 2012.
Tabel Proyeksi Kebutuhan Listrik Penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk
Perumahan
2 2 2 2 2 2
4, 3,9 4, 4,1 4, 4,1 4, 4,1 4, 4,2 4, 4,2
2, 2, 3, 3, 3, 3,
Ken 4 88, 5 05, 6 45, 6 85, 6 25, 7 66,
1 1 8 0 2 4 7
dari 3 08 6 26 0 04 5 36 9 86 4 90
5 0 2 5 7 0
1 0 1 0 6 0 0 0 5 0 1 0
6 7 8 2 7 5
3 3 2 4 4 4
Ken 7, 6,9 7, 7,1 4, 4,1 8, 7,2 8, 7,3 8, 7,4
8, 9, 3, 0, 0, 1,
dari 7 46, 9 50, 6 45, 1 89, 1 60, 2 31,
2 5 7 0 4 8 2
Bara 1 20 4 32 0 04 0 64 7 38 5 84
9 2 2 9 9 8
t 8 0 5 0 6 0 0 0 8 0 8 0
0 4 8 8 1 8
3 3 4 3 3 3
6, 5,8 6, 6,0 8, 7,2 6, 6,1 6, 6,2 7, 6,3
Man 2, 3, 0, 4, 4, 5,
5 95, 7 68, 0 19, 8 86, 9 46, 0 07,
3 dong 7 7 1 3 7 0
5 36 4 52 2 62 7 96 4 90 0 56
a 5 1 0 7 0 4
0 0 3 0 2 0 4 0 1 0 8 0
2 4 9 2 5 2
1 1 2 1 1 1
2, 1,9 2, 2,0 4, 3,8 2, 2,0 2, 2,0 2, 2,1
0, 1, 1, 1, 1, 1,
Baru 1 67, 3 74, 2 68, 2 65, 3 85, 3 05,
5 9 5 4 4 5 6
ga 8 94 0 32 9 38 9 32 1 30 3 46
3 2 9 7 8 9
7 0 5 0 8 0 5 0 7 0 9 0
3 4 1 4 5 7
2 2 1 2 2 3
5, 5,0 5, 5,2 2, 2,0 5, 5,3 5, 5,3 6, 5,4
8, 9, 1, 9, 9, 0,
Kadi 6 94, 8 44, 2 45, 9 46, 9 98, 0 50,
6 3 1 3 7 9 2
a 6 54 2 30 7 34 4 54 9 38 5 76
0 3 6 0 9 8
1 0 7 0 3 0 1 0 8 0 6 0
3 5 3 3 1 2
1 1 2 1 1 1
3, 3,2 3, 3,3 5, 5,2 3, 3,4 3, 3,4 3, 3,5
Wua 8, 8, 9, 9, 9, 9,
6 74, 7 71, 8 95, 8 36, 8 70, 8 03,
7 - 1 7 4 0 2 4
3 92 4 22 8 06 1 92 5 22 9 88
Wua 9 2 1 9 7 6
9 0 6 0 3 0 9 0 6 0 3 0
4 9 7 4 9 6
2 2 1 2 2 2
4, 3,6 4, 3,7 3, 3,4 4, 3,8 4, 3,9 4, 3,9
0, 1, 8, 1, 1, 1,
Poas 0 84, 2 92, 7 03, 2 66, 3 04, 3 42,
8 4 0 9 4 6 9
ia 9 42 1 60 8 80 9 58 3 20 8 00
6 7 1 8 9 0
4 0 4 0 2 0 6 0 8 0 0 0
9 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1
3, 3,3 3, 3,4 3, 3,4 3, 3,5 3, 3,5 4, 3,5
8, 9, 9, 9, 9, 9,
1 Abel 7 64, 8 63, 8 96, 9 30, 9 65, 0 99,
6 2 4 6 8 9
0 i 3 38 4 20 8 86 2 70 6 08 0 64
9 4 2 1 0 9
8 0 8 0 5 0 3 0 1 0 0 0
1 0 7 5 6 8
2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4
2 40, 3 42, 3 42, 3 42, 4 43, 4 43,
5, 6, 7, 7, 8, 8,
Jum 6, 84 3, 09 7, 76 8, 86 0, 28 2, 70
3 7 5 6 0 5
lah 9 5,4 8 4,2 6 8,7 1 5,3 4 1,1 7 0,9
8 7 2 2 9 5
1 20 5 60 0 20 4 80 5 80 8 40
4 1 1 8 0 7
9 7 4 1 1 3
Berdasarkan tabel proyeksi kebutuhan listrik penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk
Perumahan, kebutuhan listrik pada Tahun 2007 adalah sebanyak 40.845.420 watt sedangkan
proyeksi kebutuhan listrik pada Tahun 2012 sebanyak 43.700.940 watt.
Berikut Tabel Proyeksi kebutuhan listrik penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk Non
Domestik.
Tabel Kebutuhan Listrik Penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk Non
Domestik
Desa Yg Yg Yg Yg Yg Yg
N
/Kel Ha Ha Ha Ha Ha Ha
o
urah P rus P rus P rus P rus P rus P rus
.
an d K dis d K dis d K dis d K dis d K dis d K dis
d K edi d K edi d K edi d K edi d K edi d K edi
k ak k ak k ak k ak k ak k ak
an an an an an an
2 2 2 2 2 2
4, 2,3 4, 2,4 4, 2,4 4, 2,5 4, 2,5 4, 2,5
2, 2, 3, 3, 3, 3,
Ken 4 92, 5 63, 6 87, 6 11, 6 35, 7 60,
1 1 8 0 2 4 7
dari 3 84 6 15 0 02 5 21 9 51 4 14
5 0 2 5 7 0
1 8 1 6 6 4 0 6 5 6 1 0
6 7 8 2 7 5
3 3 2 4 4 4
Ken 7, 4,1 7, 4,2 4, 2,4 8, 4,3 8, 4,4 8, 4,4
8, 9, 3, 0, 0, 1,
dari 7 67, 9 90, 6 87, 1 73, 1 16, 2 59,
2 5 7 0 4 8 2
Bara 1 72 4 19 0 02 0 78 7 22 5 10
9 2 2 9 9 8
t 8 0 5 2 6 4 0 4 8 8 8 4
0 4 8 8 1 8
3 3 4 3 3 3
6, 3,5 6, 3,6 8, 4,3 6, 3,7 6, 3,7 7, 3,7
Man 2, 3, 0, 4, 4, 5,
5 37, 7 41, 0 31, 8 12, 9 48, 0 84,
3 dong 7 7 1 3 7 0
5 21 4 11 2 77 7 17 4 14 0 53
a 5 1 0 7 0 4
0 6 3 2 2 2 4 6 1 0 8 6
2 4 9 2 5 2
2 2 3 2 2 2
4, 2,2 4, 2,2 6, 3,6 4, 2,3 4, 2,3 4, 2,3
0, 1, 4, 1, 1, 2,
Puw 1 33, 2 98, 8 76, 3 43, 3 66, 4 89,
4 6 2 0 6 9 1
atu 3 11 5 78 0 42 4 49 8 28 2 17
7 8 4 9 1 2
5 6 7 0 8 8 0 2 2 0 4 6
7 5 1 9 0 2
1 1 2 1 1 1
2, 1,1 2, 1,2 4, 2,3 2, 1,2 2, 1,2 2, 1,2
0, 1, 1, 1, 1, 1,
Baru 1 80, 3 44, 2 21, 2 39, 3 51, 3 63,
5 9 5 4 4 5 6
ga 8 76 0 59 9 02 9 19 1 18 3 27
3 2 9 7 8 9
7 4 5 2 8 8 5 2 7 0 9 6
3 4 1 4 5 7
2 2 1 2 2 3
5, 3,0 5, 3,1 2, 1,2 5, 3,2 5, 3,2 6, 3,2
8, 9, 1, 9, 9, 0,
Kadi 6 56, 8 46, 2 27, 9 07, 9 39, 0 70,
6 3 1 3 7 9 2
a 6 72 2 58 7 20 4 92 9 02 5 45
0 3 6 0 9 8
1 4 7 0 3 4 1 4 8 8 6 6
3 5 3 3 1 2
1 1 2 1 1 1
3, 1,9 3, 2,0 5, 3,1 3, 2,0 3, 2,0 3, 2,1
Wua 8, 8, 9, 9, 9, 9,
6 64, 7 22, 8 77, 8 62, 8 82, 8 02,
7 - 1 7 4 0 2 4
3 95 4 73 8 03 1 15 5 13 9 32
Wua 9 2 1 9 7 6
9 2 6 2 3 6 9 2 6 2 3 8
4 9 7 4 9 6
1 1 1 1 1 1
3, 1,7 3, 1,7 3, 1,8 3, 1,8 3, 1,8 3, 1,8
6, 6, 6, 6, 7, 7,
Kam 2 44, 3 95, 3 13, 3 30, 4 48, 4 66,
9 1 6 7 9 1 2
bu 3 63 2 93 5 32 9 92 2 63 5 56
5 2 9 5 1 8
1 2 6 2 8 0 1 4 3 6 7 4
4 9 0 3 7 3
1 1 1 1 1 1
3, 2,0 3, 2,0 3, 2,0 3, 2,1 3, 2,1 4, 2,1
8, 9, 9, 9, 9, 9,
1 Abel 7 18, 8 77, 8 98, 9 18, 9 39, 0 59,
6 2 4 6 8 9
0 i 3 62 4 92 8 11 2 42 6 04 0 78
9 4 2 1 0 9
8 8 8 0 5 6 3 0 1 8 0 4
1 0 7 5 6 8
2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4
2 24, 3 25, 3 25, 3 25, 4 25, 4 26,
5, 6, 7, 7, 8, 8,
Jum 6, 50 3, 25 7, 66 8, 71 0, 96 2, 22
3 7 5 6 0 5
lah 9 7,2 8 6,5 6 1,2 1 9,2 4 8,7 7 0,5
8 7 2 2 9 5
1 52 5 56 0 32 4 28 5 08 8 64
4 1 1 8 0 7
9 7 4 1 1 3
Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007
Berdasarkan tabel proyeksi kebutuhan listrik penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk
Non Domestik, kebutuhan listrik pada Tahun 2007 adalah sebanyak 24.507.252 watt sedangkan
proyeksi kebutuhan listrik pada Tahun 2012 sebanyak 26.220.564 watt.
Berikut Tabel Proyeksi kebutuhan listrik penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk
pelayanan sosial.
Tabel Proyeksi Kebutuhan Listrik Penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk
Pelayanan Sosial
2 2 2 2 2 2
4, 1,5 4, 1,6 4, 1,6 4, 1,6 4, 1,6 4, 1,7
2, 2, 3, 3, 3, 3,
Ken 4 95, 5 42, 6 58, 6 74, 6 90, 7 06,
1 1 8 0 2 4 7
dari 3 23 6 10 0 01 5 14 9 34 4 76
5 0 2 5 7 0
1 2 1 4 6 6 0 4 5 4 1 0
6 7 8 2 7 5
3 3 2 4 4 4
Ken 7, 2,7 7, 2,8 4, 1,6 8, 2,9 8, 2,9 8, 2,9
8, 9, 3, 0, 0, 1,
dari 7 78, 9 60, 6 58, 1 15, 1 44, 2 72,
2 5 7 0 4 8 2
Bara 1 48 4 12 0 01 0 85 7 15 5 73
9 2 2 9 9 8
t 8 0 5 8 6 6 0 6 8 2 8 6
0 4 8 8 1 8
3 3 4 3 3 3
6, 2,3 6, 2,4 8, 2,8 6, 2,4 6, 2,4 7, 2,5
Man 2, 3, 0, 4, 4, 5,
5 58, 7 27, 0 87, 8 74, 9 98, 0 23,
3 dong 7 7 1 3 7 0
5 14 4 40 2 84 7 78 4 76 0 02
a 5 1 0 7 0 4
0 4 3 8 2 8 4 4 1 0 8 4
2 4 9 2 5 2
2 2 3 2 2 2
4, 1,4 4, 1,5 6, 2,4 4, 1,5 4, 1,5 4, 1,5
0, 1, 4, 1, 1, 2,
Puw 1 88, 2 32, 8 50, 3 62, 3 77, 4 92,
4 6 2 0 6 9 1
atu 3 74 5 52 0 95 4 32 8 52 2 78
7 8 4 9 1 2
5 4 7 0 8 2 0 8 2 0 4 4
7 5 1 9 0 2
1 1 2 1 1 1
2, 2, 4, 1,5 2, 2, 2,
0, 78 1, 82 1, 1, 82 1, 83 1, 84
Baru 1 3 2 47, 2 3 3
5 9 7,1 5 9,7 4 4 6,1 5 4,1 6 2,1
ga 8 0 9 35 9 1 3
3 76 2 28 9 7 28 8 20 9 84
7 5 8 2 5 7 9
3 4 1 4 5 7
2 2 1 2 2 3
5, 2,0 5, 2,0 2, 5, 2,1 5, 2,1 6, 2,1
8, 9, 1, 81 9, 9, 0,
Kadi 6 37, 8 97, 2 9 38, 9 59, 0 80,
6 3 1 3 8,1 7 9 2
a 6 81 2 72 7 4 61 9 35 5 30
0 3 6 36 0 9 8
1 6 7 0 3 1 6 8 2 6 4
3 5 3 3 1 2
1 1 2 1 1 1
3, 1,3 3, 1,3 5, 2,1 3, 1,3 3, 1,3 3, 1,4
Wua 8, 8, 9, 9, 9, 9,
6 09, 7 48, 8 18, 8 74, 8 88, 8 01,
7 - 1 7 4 0 2 4
3 96 4 48 8 02 1 76 5 08 9 55
Wua 9 2 1 9 7 6
9 8 6 8 3 4 9 8 6 8 3 2
4 9 7 4 9 6
1 1 1 1 1 1
3, 1,1 3, 1,1 3, 1,2 3, 1,2 3, 1,2 3, 1,2
6, 6, 6, 6, 7, 7,
Kam 2 63, 3 97, 3 08, 3 20, 4 32, 4 44,
9 1 6 7 9 1 2
bu 3 08 2 28 5 88 9 61 2 42 5 37
5 2 9 5 1 8
1 8 6 8 8 0 1 6 3 4 7 6
4 9 0 3 7 3
1 1 1 1 1 1
3, 1,3 3, 1,3 3, 3,4 3, 1,4 3, 1,4 4, 1,4
8, 9, 9, 9, 9, 9,
1 Abel 7 45, 8 85, 8 96, 9 12, 9 26, 0 39,
6 2 4 6 8 9
0 i 3 75 4 28 8 86 2 28 6 03 0 85
9 4 2 1 0 9
8 2 8 0 5 0 3 0 1 2 0 6
1 0 7 5 6 8
2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4
2 16, 3 16, 3 19, 3 17, 4 17, 4 17,
5, 6, 7, 7, 8, 8,
Jum 6, 33 3, 83 7, 20 8, 14 0, 31 2, 48
3 7 5 6 0 5
lah 9 8,1 8 7,7 6 5,6 1 6,1 4 2,4 7 0,3
8 7 2 2 9 5
1 68 5 04 0 04 4 52 5 72 8 76
4 1 1 8 0 7
9 7 4 1 1 3
Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007
Berdasarkan tabel proyeksi kebutuhan listrik penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk
Pelayanan Sosial, kebutuhan listrik pada Tahun 2007 adalah sebanyak 16.338.168 watt
sedangkan proyeksi kebutuhan listrik pada Tahun 2012 sebanyak 17.480.376 watt.
MATRIKS EVALUASI PROGRAM DAN RENCANA AKSI PEMBANGUNAN KOTA
KENDARI TAHUN 2007
Tujuan penentuan struktur ruang kota adalah untuk mengoptimalkan fungsi pelayanan kota,
sesuai dengan fungsi dan hirarki sistem pelayanan kota. Unsur pembentuk struktur ruang kota
diwujudkan pusat-pusat pelayanan utama dan didukung oleh sistem jaringan jalan untuk
menghubungkan pusat-pusat pelayanan yang ada. Penentuan hirarki pusat pelayanan didasarkan
pada skala pelayanan yang dimiliki oleh masing-masing pusat pelayanan
Pengembangan pusat kota yang diarahkan untuk kegiatan perkantoran, perdagangan, jasa,
pemerintahan dan kawasan permukiman.
Pusat pemerintahan provinsi dan kawasan perguruan tinggi sebagai magnet pertumbuhan
baru di bagian selatan Kota Kendari sebagai pusat pengembangan kawasan permukiman
baru di selatan Kota Kendari.
Pengembangan kawasan teluk sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan kegiatan
perdagangan, jasa dan pariwisata sebagai fungsi yang dikembangkan. Pengembangan
kawasan teluk memperhatikan aspek lingkungan yang memiliki tingkat sensitifitas tinggi
terhadap kegiatan perkotaan.
Mempertahankan kawasan di Kecamatan Puuwatu dan Mandonga sebagai pusat kegiatan
pertanian, dan dikembangkan sebagai pusat kegiatan agrowisata dan pusat kegiatan
wisata alam.
Pengembangan dan peningkatan sistem jaringan jalan untuk menghubungkan antar pusat
primer, pusat primer dan sekunder.
Penyediaan dan pengembangan fasilitas pendukung sebagai unsur pengikat pada tiap-tiap
pusat sekunder.
Pengembangan sistem jaringan utilitas air bersih, energi listrik, pengolahan sampah dan
Iimbah yang dapat memenuhi kebutuhan pengembangan.
Penyiapan perangkat lunak dalam wujud perencanaan teknis yang didukung dengan studi-
studi terkait dengan pengembangan fungsi kegiatan yang akan dikembangkan.
Pengembangan struktur ruang Kota Kendari pada 20 tahun mendatang didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
Pengembangan pusat-pusat kegiatan skala besar baik yang telah berkembang di Pusat
Kota, Pusat Pendidikan tinggi dan pemerintahan, maupun pusat-pusat kegiatan primer
baru yang akan dikembangkan yaitu kawasan pelabuhan, kawasan industri dan kawasan
CBD ("Central Bussines District'). Pengembangan pusat primer akan menjadi magnet
pertumbuhan kota yang tersebar di Kota Kendari.
Kawasan Industri sebagai kegiatan yang akan tumbuh sejalan dengan berfungsinya
pelabuhan kontainer P.Bungkutoko, akan menjadi kawasan yang memiliki kesatuan
fungsional yang membentuk satu pusat pertumbuhan skala besar di Kawasan Timur.
Kota lama memiliki nilai historis bagi Kota Kendari, fungsinya tetap dipertahankan
dan dijaga dari kemungkinan terdegradasinya fungsi ekonomi sebagai akibat
pengembangan kawasan pelabuhan di Pulau Bungkutoko. Dengan tetap
mempertahankan fungsinya, Kota Lama tetap akan menjadi simpul pusat kegiatan
penting di kawasan timur Kota Kendari sebelah utara.
Kawasan Terminal
Kawasan terminal yang berada di persimpangan Jalur Regional, akan menjadi simpul
pertumbuhan baru di Selatan Kota Kendari. Lokasinya yang cukup strategis, dengan
dukungan aksesibilitas kawasan terminal akan menjadi pilihan potensial bagi
pengembangan kawasan permukiman baru di bagian selatan kota.
Kota Kendari yang didominasi oleh dataran yang memungkinkan pengembangan kota ke
segala arah, hal ini juga diperkuat oleh sistem jaringan jalan yang telah terbentuk yang
mendorong perkembangan kota secara konsentris sehingga model konsentris menjadi
konsep pengembangan kota yang direkomendasikan. Pengembangan pola konsentris
didukung oleh pengembangan pola jaringan jalan yang membentuk "radial konsentris"
yang akan membuka akses dari pusat kota ke segala arah, dan pusat-pusat primer lainnya
yang akan berfungsi sebagai "satelit" bagi pusat kota, yang akan terhubungkan dengan
jaringan jalan lingkar luar yang berbentuk radial.
Pengembangan jaringan jalan lingkar luar Kota Kendari memperkuat pembentukan pola
konsentris yang akan menghubungkan bagian terluar Kota Kendari yang menyeberangi
Kawasan Timur Teluk dengan akan dibangunnya jembatan penghubung dari Abeli ke
Kota Lama.
Pusat Kota akan terintegrasi dengan CBD dan kawasan wisata akan menjadi inti kota
yang terletak dipusat simpul transportasi, dan ditengah tengah kawasan teluk sehingga
secara lokasi memiliki nilai strategis yang akan memudahkan untuk dijangkau dari
seluruh bagian Kota Kendari.
Jalan arteri primer yang menghubungkan Kabupaten Konawe Selatan Kota Kendari-
Konawe Utara, Pusat Kota-Pantai Nambo-Konawe Selatan, Pusat Kota-Konawe Selatan
melalui jalur barat berfungsi sebagai pembentuk sistem konsentris, sedangkan jalan
lingkar selatan, yang akan menghubungkan pusat-pusat baru di kawasan timur yaitu
kawasan pelabuhan, Kota Lama, Pusat Industri, Terminal A sampai ke Kecamatan
Puuwatu akan berfungsi sebagai pembentuk sistem radial.
Pusat-pusat pertumbuhan baru, yang akan berada pada jalur jalan lingkar yaitu kawasan
terminal, kawasan Pemerintahan Provinsi, Kawasan Industri dan Pelabuhan Kontainer
yang berlokasi pada jalan lingkar luar, akan tumbuh sebagai sebagai kota satelit yang
mengelilingi inti kota yaitu Pusat Kota dan CBD.
Untuk pengembangan pola konsentris perlu didukung oleh pengembangan jaringan jalan
khususnya jalan-jalan Iingkar dalam khususnya di bagian barat pusat kota, yang akan
membentuk kerangka sistem pergerakan di kawasan pusat kota agar tidak terkonsentrasi
pada jalur-jalur jalan utama.
Pusat Pelayanan Kota : Pusat Kota, Kawasan Pusat Bisnis (CBD), Pusat Pemerintahan
Provinsi Sulawesi Tenggara, Kawasan Terminal dan Kawasan Pelabuhan.
Sub-Pusat Pelayanan Kota : Kota Lama, Pusat Kecamatan Abeli, Pusat Kecamatan
Poasia, Pusat Kecamatan Kambu, Pusat Kecamatan Baruga, Pusat Kecamatan Kadia,
Pusat Kecamatan Wuawua, Pusat Kecamatan Puuwatu, dan Pusat Kecamatan
Mandonga.
.Pusat-Pusat Kecamatan
Pusat tersier merupakan pusat pelayanan unit Iingkungan berfungsi sebagai unsur
pengikat Iingkungan dengan fasilitas skala Iingkungan sebagai unsur pengikat.
Untuk transportasi laut, akan dilakukan pengembangan pada pelabuhan laut yang ada.
Mengingat kondisi pelabuhan saat ini, terutama pelabuhan kontainer yang sudah melebihi
daya tampungnya juga dalam rangka sterilisasi kawasan teluk, maka pelabuhan kontainer
akan dipindahkan/dikembangkan ke Pulau Bungkutoko, sedangkan pelabuhan
penumpang saat ini akan tetap dipertahankan guna melayani kebutuhan transportasi yang
bersifat lokal. Sedangkan untuk transportasi darat, pengembangan dilakukan pada
pengembangan terminal serta pengembangan jaringan jalan. Adapun terminal yang akan
dikembangkan adalah terminal tipe A. Pengembangan terminal tipe A ini tidak terbatas
pada terminal penumpang saja, akan tetapi juga akan dikembangkan terminal barang yang
akan berfungsi untuk menunjang pergerakan barang balk dari Kota Kendari maupun
keluar Kota Kendari. Pengembangan jaringan jalan yang dilakukan terutama pada
pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan utama di Kota
Kendari, salah satunya adalah pengembangan jalan lingkar selatan "Ring Road' yang akan
menghubungkan pelabuhan di Pulau Bungkutoko menuju Terminal Tipe A dan sampai
dengan Puuwatu.
Strategi pengembangan sistem transportasi Kota Kendari adalah :
Pengembangan trayek dan jumlah armada angkutan umum dalam kota yang
melayani simpul-simpul pergerakan (sub-terminal) dengan terminal Baruga.
Rencana Pengembangan Terminal Tipe A Baruga, yang berlokasi pada simpul jalan
regional dan jalan lingkar di Kecamatan Baruga.
Pembangunan sub terminal pada pusat-pusat primer yaitu di Pusat Kota, Kota
Lama, Pusat Pemerintahan Provinsi, Pusat Kegiatan Industri dan Pulau
Bungkutoko.
Pengembangan rute dan jumlah armada (kapal kelas kecil dan sedang) angkutan
laut lokal yang melayani pergerakan dari Kota Kendari dengan kota-kota yang
berada sekitar kendari, serta pulaupulau sekitar Kota Kendari.
Rencana pengembangan prasarana air bersih di Kota Kendari akan menggunakan Sistem
Perpipaan dalam melayani kebutuhan air bersih perkotaan. Pelayanan air bersih dengan
menggunakan Sistem Perpipaan ini direncanakan akan melayani seluruh kebutuhan air
bersih di Kota Kendari.
Sistem Perpipaan
Pemanfaatan sumber air tanah dalam sebagai sumber air baku melalui
tahapan tahapan sebagai berikut:
Identifikasi potensi sumber air tanah dalam sebagai sumber air baku,
meliputi kajian kapasitas dan strategi eksploitasi sumber air tanah dalam.
Pemanfaatan air tanah dalam untuk kebutuhan khusus oleh individu & swasta
diatur dalam mekanisme pengendalian pemanfaatan sumber air tanah dalam.
Sistem non perpipaan dapat memanfaatkan sumber air tanah dangkal dan air tanah
dangkal. Penggunaan air tanah dangkal dialokasikan untuk kawasan permukiman
yang tidak terlayani oleh jaringan perpipaan.
Pengelolaan Limbah Kota dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu sistem
pengelolaan Iimbah domestik dan Iimbah non domestik. Kebijakan dasar pengelolaan
Iimbah adalah Iimbah domestik maupun non domestik dilakukan pengelolaan Iebih
dahulu sebelum dibuang ke aliran sungai yang ada dan memenuhi baku mutu untuk air
buangan.
Pengelolaan Iimbah domestik dilakukan dengan dua cara yaitu sistem individu dan
sistem komunal. Sistem individu diterapkan pada kawasan-kawasan permukiman
kepadatan sedang dan rendah, sedangkan sistem komunal diterapkan pada kawasan-
kawasan permukiman kepadatan tinggi.
Pelabuhan Bungkotoko.
Menjamin Iancarnya aliran air hujan dan air buangan rumah tangga.
Pengendalian dan pengawasan air Iimbah buangan rumah tangga dan fungsi-
fungsi tertentu.
Drainase Tersier
Sistem drainase tersier adalah saluran tepi jalan, maupun saluran utama dari
Iingkungan permukiman yang bermuara ke alur-alur sungai, atau bermuara
langsung ke sungai utama. Rencana Pengembangan sistem drainase terseier
adalah sebagai berikut:
Lokasi-lokasi jalur pejalan kaki yang direncanakan di Kota Kendari adalah sebagai
berikut:
Jalur Pejalan Kaki di Pusat Kota yang merupakan pusat kegiatan utama komersial
dan pemerintahan dimana seluruh jaringan jalan yang ada di pusat kota perlu
dilengkapi dengan jalur pejalan kaki berupa trotoar dengan dimensi yang cukup
untuk menampung arus pejalan kaki. Pada beberapa titik yang cukup padat, perlu
dialokasikan jalur penyebrangan berupa jembatan penyeberangan.
Jalur Pejalan Kaki pada Pusat-Pusat Kegiatan Komersial.
Jalur jalur jalan di pusat-pusat komersial selain pusat kota perlu dilengkapi dengan
jalur pejalan kaki berupa penyediaan trotoar dengan kapasitas yang memadai.
Lokasi-lokasi tertentu pada jalur jalan arteri primer, kolektor primer dan kolektor
sekunder perlu disedikan jalur pejalan kaki berupa trotoar pada lokasi yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Jalur-jalur pejalan kaki khusus yaitu untuk kegiatan pariwisata, kepentingan olah
raga di sedikan pada lokasi kawasan CBD dan sekitar kawasan teluk berupa trotoar
dan "Joging Track" untuk kepentingan pejalan kaki dan olah raga.
Rencana sistem prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki di Kota Kendari,
meliputi:
Kawasan CBD ("Central Bussines District") di sekitar muara Sungai Wanggu merupakan
kawasan campuran yang memiliki orientasi pada kegiatan komersial, jasa dan
perkantoran yang dikelola secara kawasan secara terpadu. Pengembangan secara terpadu
diharapkanagar pengembangan CBD dapat sekaligus merupakan solusi jangka panjang
untuk tetap mempertahankan ekosistem kawasan teluk agar tetap terjaga melalui
pengelolaan kawasan yang memiliki fungsi ekonomi tinggi.
Pengembangan Pulau Baru di sekitar delta Sungai Wangu, yang akan dijadikan
"Landmark', bagi Kota Kendari pada masa yang akan datang, diharapkan dapat
mempertinggi nilai jual kawasan CBD dan Kawasan Wisata. Pembuatan pulau baru
diharapkan tidak memberikan dampak negatif pada ekosistem yang ada di sekitar
kawasan Delta Sungai, sehingga didalam pengembangannya harus memperhatikan aspek
kelayakan teknis, dan pertimbangan ekologis.
Penetapan kawasan strategis bertujuan untuk memberikan prioritas pembangunan yang Iebih
besar pada beberapa kawasan yang memiliki dampak besar terhadap perkembangan
Iingkungan sekitarnya. Sehingga pengembangan terhadap suatu kawasan strategis
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pembiayaan pembangunan dan pengembangan
kawasan, selain terbentuknya struktur ruang kota sesuai dengan yang diharapkan.
BKPRD ( Badan Koordinasi Penataan Ruang Derah ) Kabupaten/ Kota adalah Badan bersifat ad-
hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Bupati/Wali Kota
dalam penyelenggaraan koordinasi penataan ruang Kabupaten/Kota.
BKPRD Kabuapten/ Kota dalam melaksanakan koordinasi penataan ruang mempunyai tugas :
Berdasarkan uraian diatas maka kita dapat mengambil kesimpulan begitu pentingnya
peran dari BKPRD terhadap kemajuan pembangunan suatu daerah.Pada wilayah kota kendari,
BKPRD yang seharusnya sudah dibentuk dalam rangka mengkoordinasikan dan merumuskan
kebijakan serta menserasikan dan mensinergikan penataan ruang daerah, khususnya kota kendari
justru sampai saat ini belum terdapat kejelasan mengenai lembaga tersebut,bagaimana struktur
lembaganya dan siapa saja yang diberi kewenangan dalam struktur kelembagaan belum ada
informasi resmi dari PEMDA Kota Kendari terkait hal tersebut.Dampak dari kurangnya
transparasi dalam pembentukan BKPRD ini adalah kinerja yang dilakukan tidak di dukung oleh
semua pihak yang seharusnya memilki peran dalam membantu penyelenggaraan penataan ruang
yang berakibat pada kurang optimalnya penyelenggaraan penataan ruanng khususnya di kota
kendari.Selain itu,tidak berfungsinya lembaga ini sebagaimana mestinya menyebabkan adanya
pelanggaraan pada penyelenggaraan penataan ruang.Sejumlah fakta menunjukan terdapat
penyelewengan penyelenggaran penataan ruang di kota kendari diantaranya berdirinya sejumlah
ruko liar, perumahan dan investasi swasta pada daerah resapan, tidak adanya kejelasan
peruntukan suatu kawasan sehingga pembangunan khsusunya fisik tidak terkendali dan tidak
sesuai daerah peruntukan sebagaimana yang telah diamanahkan undang-undang no.26 tahun
2007 tentang penataan ruang, sehingga tidak ada kejelasan kawasan kota kendari dapat
dikembangkan sebagai kota jasa,kota perekonomian, perdangan atau mungkin kota pendidikan.
Salah satu terkait dampak dari kurang optimalnya kinerja BKPRD Kota Kendari
diantaranya Kawasan pesisir teluk kendari yang bagian didominasi oleh kawasan pesisir teluk
kendari, memiliki potensi pencemaran yang sangat besar. Kondisi ini dipengaruhi oleh bentuk
teluk yang semi tertutup yang seluruh aktivitas daratan akan bermuara kearah pantai teluk
kendari bagian dalam. Tidak adanya basuhan yang mengarah kearah lautan menjadikan daerah
pesisir teluk kendari menyimpan bahan pencemar kedasar sediment pantai. Sumber pencemaran
perairan dapat diidentifikasi dari berbagai sumber diantaranya; industri perikanan, pelabuhan
umum, pelabuhan perikanan, limbah hotel dan ruko, limbah rumah sakit, limbah rumah tangga,
pertambangan dan berbagai aktivitas lainnya. Kondisi ini belum termasuk kegiatan diseluruh
DAS yang bermuara kearah teluk kendari.
Penyebab Pendangkalan dan Pencemaran
dari hasil kajian dan penelitian mengenai pendangkalan dan pencemaran Teluk Kendari maka
dapat uraikan beberapa penyebab pendangkalan dan pencemaran Teluk Kendari antara lain ;
1. Pemanfaatan lahan yang kurang terkendali akibat perambahan hutan (TAHURA, Nanga-
Nanga dan Boro-boro) dan penambangan bahan galian pasir kuarsa bagian utara Teluk
Kendari
2. Banyak lahan-lahan kosong yang belum dimafaatkan secara maksimal di sekitar kawasan
teluk (TAHURA dan Nanga-Nanga)
3. Area dermaga tradisional yang kurang terawat dan tidak efektif penggunaannya
4. Kurangnya pemeliharaan ruang terbuka hijau
5. Kualitas perairan semakin buruk karena sedimentasi, pencemaran limbah rumah tangga
dan aktivitas pelabuhan (kapal)
6. Timbulnya pencemaran akibat aktivitas penduduk kota dan daerah hulu sungai yang
bermuara di Teluk Kendari melalui angkutan sedimen yang yang mengendap di muara
7. Sistem pertanian/pengairan dibagian hulu DAS yang menggunakan pestisida atau obat-
obatan lainnya
8. Aktivitas petambangan yang destruktif seperti pengambilan terumbu karang dan batu
pasir untuk fondasi bangunan dan darmaga
9. Penataan kawasan Teluk Kendari belum tertata menurut tata ruang kota (pembangunan
perumahan dan bangunan lainya kurang memperhatikan sempadan sungai dan terkesan
tampak kumuh dan tidak tertata)
10. Manajemen aktivitas pariwisata di kawasan Teluk Kendari kurang terintegrasi dengan
baik
11. Lembaga yang berwewenang belum memiliki perangkat dan dana yang memadai untuk
melakukan pengendalian pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan
12. Belum adanya kelembagaan masyarakat yang kuat ditingkat masyarakat nelayan/rumput
laut/petambak sehingga menyebabkan pemanfaatan sumber daya semaunya tanpa ada
kesepakatan menjaga sumberdaya pesisr dan laut
13. Lemahnya komitmen dan penegakan aturan menjadikan semua orang bebas melakukan
aktivitas tanpa ada kesepakatan untuk menjaga sumberdaya alam
14. Alih fungsi rawa mangrove menjadi lahan tambak mengakibatkan penurunan kualitas
ekologi karena hilangnya fungsi penahan material endapan pantai
15. Akibat hilangnya pohon mangrove maka proteksi pantai semakin lemah dan memicu
terjadinya aberasi
Kesimpulannya bahwa permaslahan yang menyelimuti teluk kendari banyak berbagai faktor
yaitu faktor internal dan eksternal, permaslahan faktor internal yaitu kurang adanya kesadaran
masyarakat kendari tentang menjaga teluk kendari sebagai urat nadi kota kendari, dan
permasalahan faktor eksternalnya penataan kawasan teluk kendari yang belum tertata rapi di
karenakan kurangnya kinerja dari BKPRD Kota Kendari yang membidangi Penataan Ruang
Kota Kendari.