APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Medan sebagai Kota Metropolitan merupakan salah satu kota Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, dalam pengembangan
keruangan nasional perlu dipersiapkan untuk mampu memiliki daya saing dan keunggulan
serta mampu mendukung penciptaan penataan ruang dalam kerangka wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan berciri Nusantara.
Penataan ruang Kota Medan sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut,
dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu
ditingkatkan upaya pengelolaanya secara bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna
dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas ruang dapat wilayah
nasional dapat terjaga keberlanjutannya demi terwujudnya kesejahteraan umum dan
keadilan sosial sesuai dengan landasan konstitusional Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
BAB I - Pendahuluan
I-1
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
yang disahkan pada tahun 1979 sudah tidak relevan lagi digunakan sebagai pedoman
pembangunan terutama dalam perizinan mendirikan bangunan.
Selain itu, tahun 2006 telah disusun RTRW Kota Medan dan secara bersamaan
pada tahun 2008 juga dilakukan penyempurnaan berkaitan penyesuaian terhadap Undang-
Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. RTRW tersebut perlu dan harus
ditindaklanjuti oleh rencana lebih rinci sebagai panduan operasional pengendalian
pemanfaatan ruang. Karena itu, perlu dipersiapkan kerangka Rencana Rinci berupa
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Medan. Rencana Detail, merupakan pengaturan
yang memperlihatkan keterkaitan antar blok-blok penggunaan kawasan untuk menjada
keserasian pemanfaatan ruang dengan manajemen transportasi dan pelayanan utilitas kota.
Secara umum, RDTR Kota merupakan pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kota secara
terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujduan ruang dalam rangka pelaksanaan
program-program pembangunan kota. Rencana ini menetapkan blok-blok peruntukan
dalam kawasan fungsional Kota sebagai penjabaran ‘kegiatan’ ke dalam wujud ruang
dengan memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta
lingkungan yang harmonis antar kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.
Produk RDTR tersebut harus dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan daerah dan telah menjadi hasil kesepakatan semua stakeholders di daerah.
Namun dalam kenyataanya, ada kalanya produk RDTR belum sepenuhnya dapat
diimplementasikan dalam pelaksanan pembangunan sektoral dan pembangunan wilayah
karena beberapa faktor seperti :
4. Perumusan muatan rencana tidak sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku;
5. Produk rencana tata ruang belum disyahkan menjadi suatu peraturan yang mengikat
bagi seluruh pelaku pembangunan;
BAB I - Pendahuluan
I-2
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
azas dan tepat sasaran sehingga dapat digunakan sebagai alat operasional penataan ruang
tersebut. Untuk itu penyusunan RDTR ini diarahkan kepada pihak yang mampu menjamin
pemecahan 6 (enam) permasalahan di atas. Jangka waktu Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan perkotaan ini adalah 20 tahun dan dituangkan ke dalam peta rencana dengan
skala 1 : 5.000 atau lebih sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007.
Pada tahun anggaran 2006, Pemerintah Kota Medan telah melakukan penyusunan
kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan untuk masa berlaku tahun 2006-2016.
Namun rencana tersebut disusun masih mengacu kepada UU No. 24 tahun 1992 tentang
Penataan Ruang. Dengan dikeluarkannya UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
yang baru sebagai pengganti UU No. 24 Tahun 1992, maka semua rencana tata ruang yang
telah disusun sebelum undang-undang tersebut dikeluarkan harus dilakukan penyesuaian
kembali. Dengan demikian maka secara bersamaan pada tahun 2008 ini juga dilakukan
penyempurnaan RTRW Kota Medan, yang berkaitan atas penyesuaian terhadap Undang-
undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Pelaksanaan penyempurnaan/penyesuaian RTRW Kota Medan tersebut perlu dan
harus ditindaklanjuti oleh penyusunan rencana lebih rinci sebagai panduan operasional
pengendalian pemanfaatan ruang. Sesuai dengan tingkat kedalaman pembahasan materi,
RTRW Kota dibedakan dalam tiga jenis rencana, yaitu: Rencana Umum, dan Rencana
Rinci yang terdiri Rencana Detail dan Rencana Teknik dan bersipat operasional dan
aplicable. Maka perlu dipersiapkan kerangka Rencana Rinci berupa Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) Kota Medan.
BAB I - Pendahuluan
I-3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
Dengan adanya pengembangan wilayah kota Medan ada beberapa potensi yang bisa
diandalkan diantaranya sebagai berikut:
2. Sebuah Asrama Haji yang besar dan megah dengan pelayanan hajinya
setiap tahun sering mendapat penghargaan secara Nasional.
3. Adanya beberapa jenis terminal, antara lain Terminal Terpadu Amplas dan
Terminal Terpadu Pinang Baris sebagai terminal keluar masuknya mobil angkutan
penumpang antar kota dan antar propinsi ke Kota Medan.
5. Stasiun Kereta Api Medan yang dikenal dengan "Stasiun Besar" sebagai
salah satu sarana transportasi darat antar kota dan antar daerah dari dan ke Kota Medan
dan bengkel khusus kereta api yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia Eksploitasi
Sumatera Utara (PT.KAI-ESU).
BAB I - Pendahuluan
I-4
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
9. Prospek baik dalam jenis usaha agroindustri karena tanahnya yang subur
serta lahan kosongnya yang masih luas serta potensial bagi para investor yang bergerak
dibidang Real Estate, disamping itu juga sangat berpotensi dibidang agrobisnis dan
pendidikan.
12. Bangunan peninggalan sejarah kejayaan Kesultanan Deli masa dahulu, yaitu
Istana Maimun, Mesjid Raya dan Mesjid Labuhan yang terletak di Kelurahan Sukaraja,
Kecamatan Medan Maimun.
13. Objek wisata yang amat langka, yaitu penangkaran Buaya di Kelurahan
Asam Kumbang, Kecamatan Medan Sunggal.
14. Sebuah tempat rekreasi yang sedang dikembangkan, yaitu Danau Siombak,
merupakan Danau buatan yang indah, dengan luas areal 40 Hektare. Jaraknya 15 Km
dari Pusat Kota Medan.
Produk perencanaan meliputi poduk RUTR Kota Medan 1995 – 2005 yang telah
berakhir dan terbitnya UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang serta produk
Rencana Sub-Sub Wilayah yang tidak dapat menampung perkembangan dan
pertumbuhan aktifitas sosial ekonomi yang cepat dan dinamis.
Rendahnya kualitas ini dapat disebabkan karena tidak diikutinya proses teknis dan
prosedur kelembagaan rencana tata ruang.
BAB I - Pendahuluan
I-5
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
Terbatasnya pengertian dan komitmen aparat yang terkait dengan tugas penataan
ruang, fungsi dan kegunaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dalam pelaksanaan
pembangunan.
Adanya perubahan atau pergeseran nilai/norma dan tuntutan hidup yang berlaku
dalam masyarakat.
a. Penyebaran fungsi dan pusat-pusat yang belum merata, belum adanya integrasi
antara sistem transport dan tata guna lahan sehingga pusat-pusat kegiatan tidak
memiliki ruang untuk perpindahan moda transport dan sebaliknya terminal dan
titik-titik moda transport tidak ditetapkan sebagai pusat-pusat kegiatan kota.
c. Kota Medan sebagai kota yang menuju kepada Kota metropolitan memerlukan
transportasi massal, untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di Kota Medan.
Wacana tentang transportasi massal telah cukup lama bergulir. Salah satu studi
terakhir yang dilakukan oleh Depertemen Perhubungan Ditjend. Perkeretaapian
menyimpulkan bahwa kereta api komuter di Kawasan Mebidang layak untuk
dikembangkan. Dengan adanya potensi jalur kereta api yang telah ada dan
intergrasi denganmoda transportasi massal yang lain seperti monorail dan
busway. Selain optimalisasi transportasi massal, untuk penataan jaringan
transportasi juga perlu dilakukan penataan hirarki jalan Kota Medan yang
terintegrasi dengan hirarki jalan kawasan metropolitan Mebidang.
BAB I - Pendahuluan
I-6
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
Krisis energi listrik, untuk itu selain perlu penambahan pembangkit tenaga
listrik juga perlu direncanakan kota yang hemat energi dengan
menumpukan moda pergerakan menggunakan transportasi massal dan
pejalan kaki serta bangunan hemat energi.
RTH Publik seperti taman, lapangan olahraga, hutan kota, taman tempat
bermain, RTH yang bersatu dengan fasilitas (konsep KDB), jalur hijau
(daerah industri, jalur kereta api, gas, kuburan, dll) dan RTH privat;
f. Sistem rencana penyediaan fasilitas yang tidak diikuti oleh pengelolaan dan
pemanfaatan perencanaan. Kebutuhan fasilitas tidak dijadikan acuan dalam
penyediaan di lapangan akibatnya minimnya kualitas dan fasilitas yang ada,
misal sekolah-sekolah negeri baru yang jarang bertambah juga fasilitas
kelengkapan dan mutu pendidikan yang rendah mengakibatkan biaya
pendidikan tinggi karena masyarakat yang mampu beralih ke swasta, bagi yang
tidak mampu sering tidak tertampung di sekolah negeri banyak yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
BAB I - Pendahuluan
I-7
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
j. Tidak adanya acuan arsitektur Kota Medan yang khas yang harus diikuti
sehingga arsitektur yang khas di Kota Medan tidak ditemukan.
Dalam bidang ini, masalah dan tantangan yang dihadapi masih bersifat klasik yaitu
pengangguran dan kemiskinan. Walaupun terjadi penurunan angka pengangguran
terbuka, kemiskinan, perubahan struktur pasar yang lebih modern, dan distribusi
kegiatan sosial ekonomi lebih luas selama lima tahun terakhir, namun hal ini tetap
menjadi masalah dan tantangan pembangunan kota. Oleh sebab itu kebijakan dan
program pembangunan kota pada masa yang akan datang, haruslah merupakan
bagian penting dari upaya menciptakan lapangan kerja, sehingga mampu
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
Dalam bidang ini, masalah dan tantangan pokok yang memerlukan perhatian dan
solusi adalah akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan, serta
secara bersamaan terus memperbaiki manajemen dan meningkatkan mutu
pelayanan dasar yang disediakan. Selain bidang kesehatan dan pendidikan, masalah
dan tantangan di bidang sosial budaya adalah kenakalan remaja, tindak kriminal,
BAB I - Pendahuluan
I-8
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
anak jalanan, kawasan kumuh, dan kurangnya pembinaan kekayaan seni budaya
lokal.
Pada pasal 14 Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
dinyatakan bahwa perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan Rencana Umum
Tata Ruang dan Rencana Rinci Tata Ruang. Rencana Umum, secara hirarkisnya, bisa
berupa:
• Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
• Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi,
• Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten atau Kota.
Sedangkan rencana rinci tata ruang, merupakan penjabaran dari rencana umum tata
ruang di atas, yaitu terdiri dari :
BAB I - Pendahuluan
I-9
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
Rencana Tata Ruang Pulau atau Kepulauan dan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Nasional;
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi;
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Kabupaten/Kota.
Rencana Detail Tata Ruang yang disusun merupakan dasar bagi penyusunan
peraturan zonasi. Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan
peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.
Peraturan zonasi disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona
pemanfaatan ruang. Peraturan zonasi ditetapkan dengan:
b. peraturan daerah provinsi untuk arahan peraturan zonasi sistem provinsi; dan
Untuk lebih jelasnya mengenai kedudukan RDTR dalam hirarki perencanaan tata
ruang kota dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1
Kedudukan RDTR Kota dalam Hirarki Perencanaan Tata Ruang Kota
BAB I - Pendahuluan
I - 10
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
BAB I - Pendahuluan
I - 11
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
pembangunan kota baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam jangka
panjang maupun menengah. Rencana detail tata ruang kota memuat hal-hal berikut:
2. Rencana Struktur Kota, mencakup pelayanan kegiatan kota yang berupa arahan
hubungan tata jenjang antar fungsi pelayanan lingkungan dalam wilayah perencanaan.
3. Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan Kota: mencakup arahan hubungan tata jenjang
antara fungsi-fungsi pelayanan lingkungan dalam wilayah perencanaan.
4. Rencana Sistem Jaringan Pergerakan: Arahan pola jaringan pergerakan seluruh sistem
jariangan jalan atau sistem jaringan jalan primer dan sekunder, maupun alur pelayaran.
5. Rencana Pemanfatan Ruang: Arahan pemanfaatan ruang ditinjau dari peruntukan ruang
dan besaran ruang dalam wilayah perencanaan untuk setiap blok peruntukan.
6. Rencana Sistem Jaringan Utilitas: Identifikasi sumber-sumber daya air dan energi serta
arahan pola jaringan primer, sekunder dan tersier untuk sistem jaringan seperti jaringan
air bersih, telepon, listrik, air limbah dan air hujan serta pengelolaan sampah.
10. Rencana Garis Sempadan: Penetapan garis sempadan bangunan untuk setiap blok
peruntukan, ditetapkan berdasarkan pertimbangan keamanan, keselamatan dan
kesehatan. Garis sempadan ini terbagi dalam garis sempadan muka bangunan samping
bangunan atau belakang bangunan serta garis sempadan pagar.
BAB I - Pendahuluan
I - 12
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
12. Rencana tahapan pelaksanaan pembangunan bagian wilayah kota: mencakup arahan
tahapan pelaksanaan dalam pengendalian peruntukan pelaksanaan program proyek.
BAB I - Pendahuluan
I - 13
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
5. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau budi daya;
6. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan;
7. Kawasan budi daya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan;
8. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung
baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal/ lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan;
9. Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi;
10. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan
dan distribusi jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi;
11. Kawasan tertentu adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai
strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan;
12. Masyarakat adalah orang seorang, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat,
adat atau badan hukum.
13. Peran serta masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas
kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat untuk berminat dan bergerak
dalam penyelenggaraan penataan ruang.
14. Izin Lokasi (IL) adalah izin yang diberikan kepada badan usaha pembangunan
perumahan dan permukiman atau kelompok masyarakat untuk memperoleh dan
memanfaatkan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah.
15. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah penataan bangunan
perumahan dan permukiman yang tepat sesuai dengan peraturan bangunan yang telah
disahkan dan diberikan izin perencanaannya kepada badan usaha pembangunan
BAB I - Pendahuluan
I - 14
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
BAB I - Pendahuluan
I - 15
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
• Produktif : proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu
memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat
sekaligus meningkatkan daya saing.
Adapun tujuan pelaksanaan penyusunan RDTR ini mengacu pada tujuan umum
penataan ruang sebagaimana tercantum dalam UU. No. 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, yaitu :
1. Mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional sesuai karakter dan
kekuatan lokal, dengan:
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
BAB I - Pendahuluan
I - 16
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
Penyusunan rencana teknis ruang kawasan perkotaan atau rencana tata bangunan
dan lingkungan
BAB I - Pendahuluan
I - 17
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
BAB I - Pendahuluan
I - 18
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
- kebutuhan ekstensifikasi;
- kebutuhan intensifikasi;
- perkiraan ketersediaan lahan bagi pengembangan.
Perkiraan kebutuhan prasarana dan sarana perkotaan.
Dalam hal terjadi perubahan fungsi kawasan sebagai akibat dari dinamika
perkembangan perkotaan yang cukup tinggi, maka Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan yang bersangkutan ditetapkan dengan persetujuan DPRD dalam
bentuk Peraturan Daerah. Hal ini selanjutnya menjadi masukan bagi peninjauan
kembali dan penyempurnaan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota/Kabupaten.
Tujuan pelaksanaan penyusunan RDTR ini mengacu pada tujuan umum penataan
ruang sebagaimana tercantum dalam UU. No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
yaitu :
BAB I - Pendahuluan
I - 19
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
3. Sebagai dasar bagi Pemerintah Kota Medan untuk menyusun program dan proyek
pembangunan unsur-unsur kota terutama yang erat kaitannya dengan sistem prasaran
dan sarana yang bersifat strategis. Dengan kata lain, Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) bertujuan menjadi landasan penyusunan Rencana Teknik Ruang Kota
(RTRK).
1. Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Medan yang sesuai prosedur
dan komponen berdasarkan ketentuan yang berlaku.
3. Tersedianya album peta Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Skala 1:5.000 disertai
dengan ketentuan zonasinya.
BAB I - Pendahuluan
I - 20
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
Dasar hukum penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Tuntungan
ditinjau dari aspek hukum legalitas adalah:
7. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan.
8. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 1986 tentang Pelaksanaan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1986 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota di
Seluruh Indonesia.
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (LNRI
Tahun 1980 No.83, tambahan LNRI Nomor 3186). Berisikan nama bagian jalan seperti
garis sempadan jalan, garis sempadan pagar dan garis sempadan bangunan. Pembagian
BAB I - Pendahuluan
I - 21
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
daerah jalan seperti daerah manfaat jalan (Damaja), daerah milik jalan (Damija) dan
daerah pengawasan jalan (Dawasja).
13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043).
14. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi dan
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Pengelolaan (LNRI Tahun 1990 Nomor
49, Tambahan LNRI Nomor 3419).
1.5.1 Lingkup Wilayah mencakup wilayah data, wilayah analisa dan perencanaan
Kecamatan Medan Selayang terdiri dari 9 kelurahan, seperti yang diuraikan pada tabel
berikut.
BAB I - Pendahuluan
I - 22
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
Tabel I.1
Daftar Kelurahan Pada Kecamatan Medan Tuntungan
dan Luas Wilayah
Sumber : Kecamatan Medan Tuntungan Dalam Angka Tahun 2009 dan peta garis Bappeda kota Medan
Penyusunan Rencana Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Tuntungan ini
dikerjakan dalam jangka waktu 4 (empat) bulan terhitung sejak SPMK diterbitkan.
Sedangkan, jangkauan waktu perencanaan dan umur data yang dipergunakan sesuai
dengan standar minimal, yaitu :
1. Waktu perencanaan RDTR adalah kurun waktu proyeksi kondisi penataan ruang
selama 20 (dua puluh) tahun yaitu tahun 2009-2029;
BAB I - Pendahuluan
I - 23
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
Lingkup waktu usia data adalah paling lama data yang digunakan adalah data tahun
2006, sedangkan data yang digunakan selayaknya data time series tiap tahun selama 5
(lima) tahun atau time series berkala selama jangka menengah (>10 tahun), tetapi untuk
data yang tidak memerlukan proyeksi dapat disajikan data satu tahun terakhir yang tersedia
saja.
Ruang lingkup materi substansi pekerjaan RDTR harus mengacu kepada Undang-
undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Keputusan Menteri
Kimpraswil Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Dalam Bidang
Penataan Ruang, serta disesuaikan dengan kebutuhan proses penyusunan seperti yang
dijelaskan pada KAK. Secara umum ruang lingkup materi Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Kecamatan Medan Tuntungan yang harus tertuang , terdiri dari :
BAB I - Pendahuluan
I - 24
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
Untuk mempermudah dan memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap, maka isi
dari laporan ini, disajikan dalam 5 (lima) bab dengan garis besar isi setiap bab dapat
diuraikan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Menguraikan latar belakang, pengertian RDTR, Landasan Hukum,
maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup dan sistematika penulisan
laporan.
BAB I - Pendahuluan
I - 25
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
Medan Tuntungan
BAB I - Pendahuluan
I - 26
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
APBD TA 2009
LAPORAN AKHIR
Diagram 1.1
BAB I - Pendahuluan
I - 27